Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 –
8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari. Masa nifas merupakan hal penting
untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di indonesia. Dari
berbagai pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak negara,
para pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan difokuskan pada periode
intrapartum upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan
bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang
mengancam keselamatan jiwa.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang di maksud dengan masa nifas?
b. Bagaimana tahapan dalam masa nifas?
c. Apa tujuan dari asuhan masa nifas?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian masa nifas
b. Untuk mengetahui tahap-tahap masa nifas
c. Untuk mengetahui asuhan masa nifas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masa Nifas


Beberapa pengertian masa nifas menurut beberapa ahli :
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu atau
42 hari. Nifas adalah masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 – 8
minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil yang normal.
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu.

2.2 Tahap-tahap masa Nifas


Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :
1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan –
jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh organ-organ
reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat
sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau
tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. (Mochtar
R, 1998).

2
2.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah
1. Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim )
2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
3. Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayisehari-
hari.
5. Memberikan pelayanan KB.
6. Mendapatkan kesehatan emosi.

2.4 Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Nifas (Involusi Traktus Genetalis)
1. Corpus uterus
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
a. Bayi lahir : Setinggi pusat (1000 gr)
b. Uri lahir: 2 jari di bawah pusat – 750 gr
c. 1 minggu: Pertengahan pusat sympisis – 500 gr
d. 2 minggu: Tak teraba diatas sympisis – 350 gr
e. 6 minggu: Bertambah kecil – 50 gr
f. 8 minggu: Sebesar normal – 30 gr
2. Endometrium
Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis
di tempat inplantasi plasenta.
a. Hari pertama : endometrium setebal 2-5 mm dengan permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin
b. Hari ke dua : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang
mengalami degenerasi.
3. Involusi tempat plasenta

3
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke
dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter
7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24
mm.
4. Perubahan pada pembuluh darah uterus
Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya
ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot berkontraksi,
pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan
darah setelah plasenta lahir.
5. Perubahan servix
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri
yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan
antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam –
hitaman karena pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih
dapat dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke
dalam cavum uteri.
6. Vagina dan pintu keluar panggul
Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang
ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen muncul
beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis
7. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan
dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan
rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. (Mochtar, 1998).

2.5 Adaptasi Psikologis Masa Nifas


1. Masa Taking In ( 1-2 hari post partum )
a. Ibu bersifat pasif dan berorientasi pada diri sendiri
b. Tingkat ketergantungan tinggi
c. Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi
d. Ibu akan mengingat dan mengulang-ulang cerita tentang pengalamannya melahirkan
2. Masa Taking Hold ( 3-4 hari post partum)
a. Ibu khawatir akan kemampuannya merawat bayi

4
b. Lebih fokus pada perubahan fungsi- fungsi tubuh, seperti eliminasi dan daya tahan
tubuh
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan merawat bayi secara mandiri
3. Masa Letting Go ( minggu ke 3-4 post partum )
a. Perhatian pada bayi sebagai individu terpisah
b. Ibu mengambil tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.

2.6 Aspek – Aspek Klinik Masa Nifas


1. Suhu
Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak lebih dari
38°C. Bila terjadi peningkatan melebihi 38°C selama 2 hari berturut-turut, maka
kemungkinan terjadi infeksi. kontraksi uterus yang diikuti HIS pengiring menimbulkan
rasa nyeri-nyeri ikutan (after pain) terutama pada multipara, masa puerperium diikuti
pengeluaran cairan sisa lapisan endomentrium serta sisa dari implantasi plasenta yang
disebut lochea.
2. Pengeluaran lochea
Pengeluaran lochea terdiri dari :
a. Lochea rubra ( hari ke 1 – 2)
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix
caseosa, lanugo, dan mekonium
b. Lochea sanguinolenta (hari ke 3 – 7 )
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
c. Lochea serosa ( hari ke 7 – 14)
Berwarna kekuningan.
d. Lochea alba ( hari ke 14 – selesai masa nifas)
Hanya merupakan cairan putih, lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea
purulent.
3. Payudara
Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix, payudara
mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi supresi payudara
akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap
perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi. Hari kedua post partum sejumlah
colostrums cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari pertama setelah

5
kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums banyak mengandung protein,
yang sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.
4. Traktus Urinarius
Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi antara kepala
dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam
waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone
estrogen yang bersifat menahan air akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan
ini menyebabkan diuresis.
5. System Kardiovarkuler
Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan
hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh di
bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut
kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume
darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa, setelah 2
minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan tidak hamil.

2.7 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan
kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas maupun bayinya. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa
nifas.

2.8 Kunjungan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas minimal dilakukan 4 kali selama masa nifas.
1. Kunjungan I ( 6 – 8 jam post partum )
a. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut

6
c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan
yang
disebabkan atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi
g. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan
bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
dalam
keadaan baik
2. Kunjungan ke-2 ( 6 hari post partum )
a. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan
baik, tinggi
fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda
kesulitan menyusui
f. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
3. Kunjungan ke-3 ( 2 minggu post partum )
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan
6 hari post partum.
4. Kunjungan ke-4 ( 6 minggu post partum )
a. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas
b. Memberikan konseling KB secara dini

2.9 Perawatan Masa Nifas


Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :
Rawat gabung ( roming in ). Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama.
Tujuannya agar terbentuk ikatan antara ibu dan bayinya dalam bentuk kasih sayang
( bounding attachment ), sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya,
memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.

7
a. Pemeriksaan umum meliputi kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah
persalinan.
b. Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan fisik, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi,
tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Payudara
Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis
yang secara reflektoris mengakibatkan oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan
lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna.
d. Lochea; lochea rubra, lochea sanguinolenta
e. Luka jahitan
Luka jahitan apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor,
turbor, dan tumor ).
f. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta diperbolehkan untuk
duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan pulang.
g. Diet
Makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
h. Miksi
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak 4 jam setelah
kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi.
i. Defekasi
Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab dan terjadi
obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral atau perektal. Jika belum
biasa dilakukan klisma.
j. Kebersihan diri
Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, membersihkan daerah
kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang
kemudian anus, kemudian mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci
tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin.
k. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40 hari (16
minggu post partum)

8
l. Imunisasi
Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu atau dokter
praktek untuk memperoleh imunisasi.

2.10 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.

2.11 Pendidikan Kesehatan Masa Nifas


1. Gizi
Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500
kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap
hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul
vitamin A (200.000 unit).
2. Kebersihan diri
Pendidikan kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara lain: menganjurkan
kebersihan seluruh tubuh; mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin;
menyarankan ibu untuk mengganti pembalut; menyarankan ibu untuk cuci tangan

9
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi, menyarankan untuk menghindari menyentuh daerah luka.
3. Istirahat / tidur
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam hal istirahat/tidur meliputi: menganjurkan
ibu untuk cukup istirahat; menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah secara
perlahan-lahan; menjelaskan pada ibu bahwa kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam
jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri
sendiri.
4. Pemberian ASI
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam pemberian ASI sangat bermanfaat, karena
pemberian ASI merupakan cara yang terbaik untuk ibu dan bayi. Oleh karena itu,
berikan KIE tentang proses laktasi dan ASI; mengajarkan cara perawatan payudara.
5. Latihan/ senam nifas
Pendidikan kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi: mendiskusikan pentingnya
pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal; menjelaskan bahwa latihan
tertentu beberapa menit setiap hari dapat bantu mempercepat pengembalian otot-otot
perut dan panggul kembali normal.
6. Hubungan seks dan Keluarga Berencana
Pendidikan kesehatan tentang seks dan keluarga berencana yaitu: hubungan seks dan
KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah merasa nyaman;
keputusan untuk segera melakukan hubungan seks dan KB tergantung pada pasangan
yang bersangkutan; berikan KIE tentang alat kontrasepsi KB.
7. Tanda-tanda bahaya masa nifas
Pendidikan kesehatan tanda-tanda bahaya masa nifas meliputi: berikan pendidikan
kesehatan tanda bahaya masa nifas untuk mendeteksi komplikasi selama masa nifas.
Tanda bahaya berupa: perdarahan dan pengeluaran abnormal, sakit daerah
abdomen/punggung, sakit kepala terus menerus/penglihatan kabur/nyeri ulu hati,
bengkak pada ekstremitas, demam/muntah/sakit saat BAK, perubahan pada payudara,
nyeri/kemerahan pada betis, depresi postpartum.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu atau 42 hari. Nifas adalah masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :
1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan
– jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh organ-organ
reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat
sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau
tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi

11

Anda mungkin juga menyukai