Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang
pertanian, sebab tanah merupakan media tumbuh dan penyedia unsur hara bagi
tanaman. Lahan pertanian di Indonesia didominasi oleh Ultisols. Sebarannya
mencapai 25 % dari total luas daratan di Indonesia. Sumatera memiliki luasan
Ultisols tertinggi kedua setelah Kalimantan (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).
Pemanfaatan Ultisols di Indonesia umumnya untuk mengelola tanaman perkebunan
seperti kelapa sawit, karet, dan hutan tanaman industri, sedangkan untuk tanaman
pangan dan hortikultura belum dapat dikelola secara maksimal, karena karakteristik
dari tanah tersebut yang tidak sesuai.
Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas Ultisols secara fisika, kimia, dan
biologi dapat dilakukan dengan penggunaan bahan pembenah tanah. Bahan yang
digunakan sebagai pembenah tanah sebaiknya berasal dari bahan yang sulit
terdekomposisi, tujuannya agar bahan tersebut dapat bertahan lama di dalam tanah.
Selain itu, bahan yang digunakan sebaiknya adalah bahan yang mudah diperoleh dan
murah seperti bahan-bahan yang berasal limbah pertanian dan kehutanan, seperti
tempurung kelapa, kulit buah kakao, sekam padi, batang kayu, tempurung kelapa
sawit, dan lain-lain. Pemanfaatan pupuk kandang dan hydrogel sebagai pembenah
tanah telah lama dilakukan. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
potensi besar dalam menyediakan bahan baku pupuk kandang dan hydrogel karena
produksi tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa sawit terus meningkat.
Pengelolaan lahan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai hasil
yang optimal dan berkelanjutan.Oleh karena itu, pengelolaan lahan (tanah) harus
diupayakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan maupun menurunkan
kualitas sumber daya lahan, dan sebaiknya diarahkan pada perbaikan struktur fisik,
komposisi kimia, dan aktivitas biota tanah yang optimum bagi tanaman. Dengan
demikian, interaksi antara komponenkomponen biotik dan abiotik tanah pada lahan
memberikan keseimbangan yang optimal bagi ketersediaan hara dalam tanah, yang
selanjutnya menjamin keberlangsungan produktivitas lahan, dan keberhasilan usaha
tani. Melalui sistem tersebut diharapkan akan terbentuk agroekosistem yang stabil
dengan masukan dari luar yang minimum, tetapi dapat meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman tanpa menurunkan kualitas lingkungan.
Prinsip pemanfaatan pembenah tanah, jenis dan klasifikasi pembenah tanah,
fungsi utama dan efek pembenah tanah terhadap kualitas tanah dan produktivitas
tanaman, serta pengembangan pembenah tanah untuk pemulihan lahan pertanian
lainnya, misalnya untuk perbaikan reaksi tanah dan menetralisir unsur atau senyawa
beracun. Dalam hubungannya dengan perbaikan sifat kimia tanah, bahan pembenah
tanah sering dikenal sebagai soil ameliorant.
Bahan organik sebenarnya merupakan bahan pembenah tanah yang sudah relatif
memasyarakat, meskipun umumnya petani memberikan bahan organik lebih
ditujukan sebagai pupuk. Berbeda dengan pupuk yang diberikan untuk menambah
atau melengkapi unsur hara dan umumnya diberikan dalam jumlah relatif kecil,
sebagai bahan pembenah tanah, bahan organik harus diberikan dalam jumlah yang
relatif besar (Suwardi 2007), sehingga didapatkan manfaat yang nyata. Misalnya pada
usahatani sayuran yang umum dilakukan di dataran tinggi dengan tanah yang
mempunyai sifat andik, petani memberikan bahan organik dalam jumlah sangat tinggi
(Rochayati et al. 2012). Sesungguhnya hal ini perlu dilakukan bukan semata untuk
pemenuhan hara tanaman, namun fungsi yang lebih penting lagi adalah sebagai
pembenah tanah, yaitu untuk menanggulangi dampak dari tingginya kandungan
alofan pada tanah-tanah yang bersifat andik.
Bahan organik telah terbukti mempunyai banyak fungsi (multi fungsi), namun
dibutuhkan dosis yang relatif tinggi, yaitu berkisar 5-20 t ha-1 dan seringkali
dibutuhkan pemberian yang kontinyu (Abdurachman et al. 2006, Agus 2007).
Kebanyakan pembenah tanah ditujukan untuk memperbaiki sifat tanah tertentu.
Misalnya kapur terutama ditujukan untuk peningkatan pH, zeolit untuk perbaikan
KTK, hidrogel untuk meningkatkan kemampuan tanah memegang air, dan lain
sebagainya. Selain untuk tanah mineral, pembenah tanah diperlukan pula untuk
perbaikan kualitas tanah atau penanggulangan faktor pembatas pada tanah organik.
Misalnya pada tanah ultisol, bahan pembenah tanah diperlukan untuk menanggulangi
tingginya asam organik terutama yang berbentuk monomer, yang dapat meracuni
tanaman (Subiksa et al. 2011).

1.2. Rumusan Masalah


Adapu rumusan masalah dari praktikum Bahan Pembenah tanah ini adalah
Sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh peningkatan bahan pembenah tanah terhadap kadar air tanah
dan ruang pori total.
2. Apakan hydrogel dapan mempengaruhi kadar air tanah dan ruang pori total
terhadap laha karet dan kelapa sawit.
3. Apakah pupuk kandang dapat mempengaruhi kadar air tanah dan ruang pori total
terhadap lahan karet dan kelapa sawit.
4. Berapakah jumlah dosis hydrogel yang dapat mempengaruhi kadar air dan ruang
pori total yang baik untuk lahan karet dan kelapa sawit.
5. Berapakah dosis pupuk kandang yang dapat mempengaruhi kadar air dan ruang
pori total yang baik untuk lahan karet dan kelapa sawit.

1.3. Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum Bahan Pembenah Tanah ini adalah untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman,
perkembangan biota tanah, serta meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi, kadar
air tanah dan ruang pori total. Sehingga pembenah tanah harus mampu memfasilitasi
tersedianya hara, air, dan udara yang optimal.

1.4. Hipotesis
Adapun hipotesis dari praktikum Bahan Pembenah Tanah ini adalah sebagai
berikut:
1. Diduga perbandingan pemberian dosis hydrogel tertinggi pada lahan kelapa sawit
sebanyak 200 gram yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kadar air tanah
dan ruang pori total.
2. Diduga perbandingan pemberian dosis hydrogel terendah pada lahan karet
sebanyak 50 gram yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kadar air tanah
dan ruang pori total.
3. Diduga perbandingan pemberian dosis pupuk kandang tertinggi pada lahan kelapa
sawit sabanyak 2 kg yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kadar air tanah
dan ruang pori total.
4. Diduga perbandingan pemberian dosis pupuk kandang terendah pada lahan karet
sebanyak 0,5 kg yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kadar air tanah dan
ruang pori total.

1.5. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum Bahan Pembenah Tanah ini adalah sebagaai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh heydrogel terhadap kadar air tanah dan ruang pori
total dengan dosis hydrogel tertinggi sebanyak 200 gram.
2. Untuk mengetahui pengaruh heydrogel terhadap kadar air tanah dan ruang pori
total dengan dosis hydrogel terendah sebanyak 50 gram.
3. Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap kadar air tanah dan ruang
pori total dengan dosis hydrogel tertinggi sebanyak 2 kg.
4. Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap kadar air tanah dan ruang
pori total dengan dosis hydrogel terendah sebanyak 0,5 kg.

Anda mungkin juga menyukai