Anda di halaman 1dari 207

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum, pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berfikir, perilaku (akhlak) dan jasmani anak yang sesuai

dengan kondisi lingkungan. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri

bahwa pendidikan sangatlah berguna untuk memperluas wawasan dan

pengetahuan peserta didik. Melalui pendidikan, seseorang dapat

mengetahui informasi yang kelak akan berguna dalam kehidupannya.

Lebih lanjut, dalam proses pendidikan, setiap individu dapat

menemukan dan mempelajari hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui

dan akan memperkaya ilmu dalam diri. Melalui pendidikan, seseorang

juga dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Bahwasanya, pendidikan dapat membuka pikiran seseorang dan

menyadarkan kemampuan yang dimiliki olehnya. Berdasarkan

pernyataan tersebut maka wawasan yang luas dan pikiran yang

terbuka akan melahirkan generasi yang bermutu dan dapat bersaing

secara global.
2

Di Indonesia, untuk meningkatkan kualitas pendidikan,

pemerintah harus dapat memberikan jaminan pemerataan pendidikan,

meningkatkan kualitas, dan kesesuaian serta keefektifan mengelola

pendidikan. Pemerataan pendidikan direalisasikan pada program wajib

belajar sembilan tahun, serta meningkatkan kualitas pendidikan

bertujuan untuk meningkatkan mutu masyarakat Indonesia agar dapat

bersaing dengan masyarakat global.

Selain itu, dalam pelaksanaan proses pembelajaran kompetensi

yang dimiliki pendidik sangat penting. Karena hasil belajar peserta

didik ditentukan dari kompetensi yang terdapat pada diri seorang

pendidik. Apabila kompetensi pada pendidik baik, maka proses

pembelajaran di dalam kelas akan berkualitas. Belajar ialah proses

aktif yang dilakukan seseorang dalam meningkatkan pengetahuan

pada dirinya, bukan proses pasif yang hanya menerima penjelasan

yang diberikan oleh pendidik atau ceramah tentang pengetahuan. Oleh

sebab itu, apabila pembelajaran hanya menekankan pada ceramah

tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan

aktif, maka hal tersebut tidak sesuai dengan hakikat belajar. Lebih

lanjut, apabila peserta didik berperan secara aktif maka hal tersebut

dapat membentuk peserta didik yang kreatif dan dapat bermanfaat

bagi diri sendiri serta orang disekitarnya. Kreatif dalam hal ini

dimaksudkan agar pendidik dapat menciptakan suasana belajar yang

bervariasi (tidak monoton).


3

Berdasarkan paparan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

pendidik harus memiliki kemampuan mengajar agar tujuan dari

pendidikan dapat tercapai. Keterampilan dalam mengajar ialah hal

penting yang termasuk dalam kompetensi seorang pendidik.

Keterampilan tersebut dibutuhkan pendidik guna membuat proses

pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.

Menurut Turney (dalam Majid, 2017: 236) dalam menentukan

keberhasilan belajar, pendidik perlu memperhatikan delapan hal dasar

dalam mengajar yaitu: (1) membuka dan menutup pembelajaran;

bertanya; (2) menjelaskan; (3) memberi penguatan; (4) mengadakan

variasi; (5) membimbing diskusi kelompok kecil; (7) mengajar

kelompok kecil dan perorangan; serta; (8) mengelola kelas.

Menurut Brown dan Edmondson (Anitah, dalam Ningsih, 2015:

4) mengungkapkan dalam kegiatan pembelajaran, seharusnya

kegiatan bertanya haruslah memiliki porsi yang mendominasi di kelas.

Sejak abad 20 banyak penelitian berkaitan dengan kegiatan bertanya,

memperoleh hasil yang hampir serupa yaitu 30% waktu pendidik

digunakan untuk bertanya. Tujuan bertanya dalam proses

pembelajaran adalah untuk menciptakan pembelajaran yang aktif. Aktif

disini dapat dikatakan terjadinya interaksi antara guru dengan peserta

didik maupun peserta didik dengan peserta didik itu sendiri.


4

Peserta didik dalam hal ini ditingkat sekolah dasar (SD) adalah

peserta didik yang masih membutuhkan bimbingan akan minat yang

dimiliki oleh peserta didik. Kondisi tersebut merupakan ladang untuk

mengekspor kemampuan peserta didik dengan mencoba melatihkan

kepada siswa SD dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pada

dasarnya keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diterapkan dalam

berbagai ilmu pengetahuan salah satunya pelajaran matematika.

Keunggulan berpikir tingkat tinggi dapat menunjang prestasi akademik

peserta didik. Ciri utama berpikir tingkat tinggi adalah kritis dan kreatif.

Tujuan dari kurikulum 2013 adalah agar nantinya peserta didik dapat

memiliki pemikiran kreatif dan kritis. Berdasarkan pernyataan tersebut,

keterampilan berpikir tingkat tinggi penting sekali untuk dilatih pada

tingkat sekolah dasar (SD).

Pada matematika, peserta didik dilatih agar terbiasa dalam

berpikir kritis, kreatif, dan dapat memecahkan masalah dari persoalan-

persoalan yang ditemuinya. Hal ini sejalan dengan tujuan keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Oleh sebab itu, dalam mata pelajaran

matematika yang mengarah kepada pengembangan keterampilan

berpikir tingkat tinggi guru dianjurkan untuk memberikan stimulus atau

tuntutan berupa pemberian permasalahan-permasalahan konkrit yang

melatih kemampuan berpikir peserta didik agar nantinya terbiasa untuk

berpikir analitis, kritis, kreatif, dan dapat memecahkan masalah.


5

Berdasarkan pemaparan tersebut maka peneliti akan

melakukan kegiatan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan

Guru Melaksanakan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Mengembangkan Higher Order Thinking Skills

(HOTS)”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, ruang lingkup masalah penelitian

ini difokuskan sebagai berikut:

1. Pentingnya penguasaan kemampuan guru dalam melaksanakan

keterampilan bertanya

2. Pengembangan Higher Order Thinking Skills pada peserta didik

3. Persentase keselarasan pertanyaan yang diberikan guru yang

mengarah kepada pengembangan Higher Order Thinking Skills

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana penguasaan kemampuan guru dalam melaksanakan

keterampilan bertanya?

2. Sejauh mana persiapan guru dalam melaksanakan keterampilan

bertanya untuk mengembangkan Higher Order Thinking Skills

(HOTS) dalam pembelajaran matematika?


6

3. Berapa persen pertanyaan yang diberikan guru yang mengarah

kepada pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS)?

D. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penguasaan kemampuan guru dalam melaksanakan

keterampilan bertanya

2. Mengetahui persiapan guru dalam melaksanakan keterampilan

bertanya untuk mengembangkan Higher Order Thinking Skills

(HOTS) dalam pembelajaran matematika

3. Mengetahui besar persentase keselarasan pertanyaan yang

diberikan guru yang mengarah kepada pengembangan Higher

Order Thinking Skills (HOTS)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, memperluas pengetahuan dan wawasan tentang

kemampuan keterampilan bertanya guru. Serta mengetahui

konsep-konsep pertanyaan yang mengarah kepada

pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang dapat

menambah kemampuan berpikir kritis peserta didik.


7

2. Bagi guru, sebagai pengetahuan dan evaluasi dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Serta dapat meningkatkan

kualitas guru tersebut agar menjadi lebih baik lagi.

3. Bagi peserta didik, menjadi bahan pengembangan bakat yang

dimiliki peserta didik tersebut dan meningkatkan daya berpikir kritis

peserta didik dalam mengolah informasi, pengetahuan, dan hal-hal

yang ia dapatkan di kehidupan sehari-hari dan lingkungan

sekitarnya.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keterampilan Bertanya Guru

a. Pengertian Keterampilan Bertanya

Menurut Djabidi (2016: 10) bertanya merupakan suatu

unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk

dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya

merupakan pertanyaan yang disampaikan guru sebagai

rangsangan untuk mendapatkan jawaban (respons) dari peserta

didik. Firman Allah dalam ayat 103 dalam surat Al-Kahfi

Artinya : “Katakanlah, apakah akan Kami beritahukan

kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi

perbuatannya?”

Ayat tersebut dapat menarik perhatian bagi yang

mendengarnya mengenai perbuatan yang dapat membuat

mereka rugi. Kemudian Allah baru menjelaskan dalam ayat

berikutnya pada surat yang sama, yaitu


9

Artinya : “Mereka adalah orang-orang yang sesat dalam usaha

di dunia ini. namun mereka menyangka bahwa mereka telah

bekerja dengan baik”.

Kedua ayat tersebut selaras dengan hadist yang

bersumber dari HR Muslim di bawah ini yang disampaikan oleh

Umar bin Khatab r.a. bahwa melalui proses bentuk tanya jawab

proses penyampaian agama dilakukan antara malaikat Jibril

terhadap Nabi Muhammad SAW.

Hadits ini menunjukkan cara pembelajaran yang digunakan

antara Malaikat Jibril dengan Nabi dan antara Nabi dengan

sahabat atau guru dengan murid, dan antara murid dengan

murid menggunakan metode tanya jawab atau dilakukan dialog.


10

Keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan

yang harus dikuasai oleh seorang guru untuk menjalankan

fungsinya sebagai pengajar. Oleh karena itu, Callahan dan

Clarke (Sinambela, Manik, Pangaribuan, dalam Zahra,

Kusmayadi, dan Usodo, 2016: 457) berpendapat bahwa yang

paling penting dari semua teknik dalam mengajar adalah

pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam proses

pembelajaran berfungsi untuk melatih peserta didik untuk

mengemukakan gagasan yang dimilikinya. Pertanyaan yang

berkualitas, mudah dimengerti, dan sesuai dengan materi yang

sedang dipelajari akan lebih dapat membawa hasil. Oleh sebab

itu, pertanyaan yang disampaikan guru harus berisi maksud dan

tujuan dari pertanyaan itu sendiri yang sesuai dengan proses

berpikir yang akan dicapai peserta didik nantinya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat McAnninch

(dalam Zahra, Kusmayadi, dan Usodo, 2016: 457) bahwa

pertanyaan itu sendiri akan berkaitan dengan jenis-jenis

pertanyaan yang diajukan guru. Hasil observasi di salah satu

SMA di Probolinggo menunjukkan bahwa pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan guru sebagian besar hanya

pertanyaan yang membutuhkan jawaban singkat atau

pertanyaan retoris yang belum cukup untuk menstimulasi


11

peserta didik dalam membentuk pola pikir. Selain itu, pada

dimensi kognitif guru masih mengajukan pertanyaan hanya

sebatas pada pertanyaan pengetahuan dan pemahaman.

Menurut Supriyadi (dalam Taufik, Rivaie, dan Sulistyarini,

2013: 3) keterampilan dalam bertanya merupakan keterampilan

yang dilakukan untuk mendapat respons atau umpan balik dari

seseorang. Guru dalam proses pembelajaran yang

dilakukannya akan selalu melakukan tanya jawab sehingga

dapat dikatakan bahwa keterampilan bertanya merupakan

pembelajaran itu sendiri. Selain itu menurut Samion dkk. (dalam

Taufik, Rivaie, dan Sulistyarini, 2013: 3) dalam kegiatan proses

pembelajaran, guru selalu memberikan pertanyaan kepada para

peserta didik yang disampaikan baik kepada seluruh peserta

didik yang ada di dalam kelas tersebut, beberapa peserta didik,

atau satu peserta didik. Dalam kegiatan proses pembelajaran

hampir sebagian waktunya digunakan guru untuk

menyampaikan pertanyaan. Melalui bertanya, guru melatih

peserta didik untuk aktif sehingga dapat memberikan pendapat

atau mengemukakan gagasan yang dimilikinya, dan

mendapatkan respons peserta didik.

Keterampilan dalam bertanya dibedakan menjadi

keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.

Menurut Samion dkk. (dalam Taufik, Rivaie, dan Sulistyarini,


12

2013: 3), keterampilan bertanya dasar adalah keterampilan

bertanya yang memiliki beberapa komponen kemampuan dasar

yang perlu diterapkan dalam penyampaian pertanyaan. Berbeda

dengan sebelumnya, keterampilan bertanya lanjut adalah suatu

kegiatan untuk membuat peserta didik berpikir pada tingkat

kognitif yang lebih tinggi. Lebih lanjut, menurut Indriyani, Djahir,

dan Barlian (2015: 133) mengungkapkan keterampilan bertanya

lanjut adalah kemampuan yang dimiliki guru dalam

menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik dengan tujuan

mengembangkan kemampuan berpikir yang dimiliki peserta

didik, membiasakan peserta didik untuk aktif dalam

pembelajaran dan mendorong peserta didik untuk berpikir

kreatif.

Berdasarkan paparan sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa keterampilan bertanya merupakan pertanyaan yang

disampaikan oleh guru sebagai rangsangan untuk mendapat

jawaban (respons) dari peserta didik dan melatih peserta didik

untuk aktif dalam proses pembelajaran.


13

b. Fungsi Pertanyaan

Turney (dalam Majid, 2017: 236), mengidentifikasi 12

fungsi pertanyaan seperti berikut :

1) Menumbuhkan minat dan keingintahuan peserta didik

tentang sebuah topik

2) Memfokuskan perhatian pada masalah tertentu

3) Menciptakan pembelajaran yang aktif

4) Memotivasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan

hasil pemikiran yang dimilikinya

5) Menstruktur kegiatan-kegiatan sehingga proses

pembelajaran berjalan dengan efektif

6) Mencari penyebab kesulitan belajar peserta didik

7) Menyampaikan dan melaksanakan bahwa seluruh

peserta didik diharapkan ikut terlibat aktif dalam proses

pembelajaran

8) Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

mengemukakan gagasan yang dimilikinya atas informasi

yang sudah diberikan

9) Dalam melakukan evaluasi, guru melibatkan peserta didik

sebagai salah satu stimulus dalam mengembangkan

proses berpikir

10) Melakukan pembiasaan untuk menanggapi pernyataan

teman atau pernyataan guru


14

11) Memberikan kesempatan untuk belajar diskusi

12) Menyatakan perasaan dan pikiran murni kepada peserta

didik

c. Tujuan, Jenis, dan Prinsip Bertanya

Menurut Djabidi (2016: 10), guru dalam bertanya

setidaknya mempunyai metode atau cara yang tertulis dalam

kemahiran atau keterampilan setiap kali melontarkan

pertanyaan yang mencakup tujuan, jenis, dan prinsip.

1) Tujuan keterampilan bertanya

a) Memberikan dorongan kepada peserta didik agar

aktif dalam proses pembelajaran

b) Melakukan pembiasaan untuk mengutarakan

pendapat

c) Memberikan dorongan dan meningkatkan proses

berpikir peserta didik

d) Mencapai tujuan belajar

2) Jenis-jenis pertanyaan

a) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang

disampaikan kepada salah satu peserta didik

b) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan

yang disampaikan kepada seluruh kelas


15

c) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak

membutuhkan jawaban

d) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk

mendapatkan fakta dan informasi, pertanyaan yang

diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang

dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan

peserta didik lain

e) Pertanyaan memimpin (Leading Question), yaitu

pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam

pertanyaan itu sendiri

3) Prinsip-prinsip bertanya

a) Pertanyaan hendaknya terfokus kepada satu masalah

saja. Berikan waktu berpikir kepada peserta didik

b) Pertanyaan hendaknya singkat, jelas, dan disusun

dengan bahasa yang mudah dimengerti

c) Pertanyaan dibagikan secara merata kepada para

peserta didik

d) Pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan dan

kesiapan peserta didik

Prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya yang harus

diperhatikan guru antara lain:


16

1) Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias

kepada peserta didik di kelas

2) Berikan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan

3) Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab

terlebih dahulu

4) Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah

diberikan waktu untuk berpikir

5) Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan

d. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya

Menurut Rusman (2014: 83) komponen-komponen

keterampilan bertanya dasar meliputi:

1) Pertanyaan diungkapkan secara jelas dan singkat.

Pertanyaan yang diberikan harus singkat dan jelas,

sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik

2) Pemberian acuan. Guru dapat memberikan jawaban

acuan sebelum masuk pada jawaban yang diinginkan

3) Fokus pertanyaan. Pertanyaan harus terfokus pada

pertanyaan yang diinginkan, apakah dalam bentuk

pertanyaan terbuka, tertutup, pertanyaan luas atau

pertanyaan sempit

4) Pemindahan giliran. Pertanyaan harus diberikan secara

bergiliran (redirecting) agar tidak di dominasi oleh


17

beberapa orang peserta didik saja, hal ini dapat

menyebabkan kecemburuan peserta didik

5) Penyebaran. Idealnya pertanyaan diberikan ke kelas

terlebih dahulu, sehingga semua peserta didik berpikir

(memikirkan jawaban), setelah itu pertanyaan disebar

untuk memberikan kesempatan pada semua peserta

didik

6) Pemberian waktu berpikir. Setelah pertanyaan diberikan,

berilah waktu untuk berpikir kepada peserta didik kurang

lebih satu sampai lima menit, setelah itu guru dapat

memberi kesempatan menjawab bagi yang sudah siap,

atau langsung menunjuk satu per satu kepada peserta

didik

7) Pemberian tuntutan. Bila peserta didik mengalami

kesulitan untuk menjawab, guru dapat memberikan

tuntutan (prompring), sehingga peserta didik memiliki

gambaran jawaban yang diharapkan.

Menurut Taufik, Rivaie, dan Sulistyarini (2013: 4-5)

komponen-komponen keterampilan bertanya lanjutan

meliputi:

1) Pengubahan tuntutan tingkat berpikir kognitif pertanyaan

dalam menjawab pertanyaan; pertanyaan yang

disampaikan guru dapat mengandung tingkatan yang


18

berbeda-beda, dari tingkatan yang rendah sampai

tingkatan yang tinggi.

2) Urutan pertanyaan: yaitu tahapan seperti mengingat, dan

yang berkaitan dengan sifat pemahaman, sintesis,

analisis, penerapan, dan evaluasi dapat diatur guru

melalui urutan pertanyaan yang diajukan kepada peserta

didik. Hal tersebut bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan kognitif.

3) Penggunaan pelacak: jika jawaban yang diberikan oleh

peserta didik sudah dinilai tepat oleh guru, tetapi masih

dapat disempurnakan, guru dapat menyampaikan

pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada peserta didik.

4) Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar

peserta didik: agar peserta didik lebih terlibat secara aktif

dan memiliki tanggung jawab atas keputusan yang

dibuat, guru sebaiknya mengurangi atau menghilangkan

peranannya sebagai penanya sentral dengan cara

mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang peserta

didik.
19

e. Penguasaan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan

Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya sangat penting untuk dipahami

dengan baik oleh guru untuk menciptakan pembelajaran

yang maksimal dan menyenangkan, karena dalam proses

pembelajaran sebagian waktu yang digunakan guru

merupakan kegiatan bertanya dan mutu dari pertanyaan

yang disampaikan guru akan menentukan mutu jawaban

yang diberikan peserta didik (Mulyasa, dalam Indriyani,

Djahir, dan Barlian, 2015: 131).

Guru erat kali tidak dapat mengembangkan proses

pembelajaran karena tidak menguasai keterampilan

bertanya dengan baik. Gulo (dalam Indriyani, Djahir, dan

Barlian, 2015: 132) menyatakan bahwa keterampilan

bertanya yang baik dapat dilakukan melalui keterampilan

bertanya tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat

lanjut yaitu berupa pengungkapan pertanyaan secara jelas

dan singkat, pemberian acuan, pemusatan ke arah jawaban

yang diminta, pemindahan giliran menjawab, penyebaran

pertanyaan, pemberian waktu berpikir, perubahan tingkat

kognitif faktual dari tahap rendah ke tahap lebih tinggi dalam

menyampaikan pertanyaan pelacak untuk membantu

peserta didik menjawab pertanyaan serta memelihara


20

terjadinya interaksi melalui pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan.

Kenyataan di lapangan, semakin rendahnya hasil

evaluasi belajar peserta didik dikarenakan guru belum

secara maksimal memahami keterampilan bertanya dalam

proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih memilih

bermain dengan temannya. Hal ini dilihat dari kebenaran

dalam penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2015) yang

berjudul “Kemampuan Guru Melaksanakan Keterampilan

Bertanya Dalam Pembelajaran Tematik Berbasis KTSP di

SD Kecamatan Mijen Kota Semarang”.

Hasil penelitian menunjukkan guru masih mengalami

kesulitan dalam menyampaikan pertanyaan untuk membuat

peserta didik aktif pada proses pembelajaran. Hal ini

dikarenakan peserta didik lebih memilih bermain bersama

temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan yang

diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, guru tidak dapat

mengetahui sudah sampai sejauh mana pemahaman yang

didapatkan peserta didik akan materi yang sudah

disampaikan. Apabila keterampilan bertanya dilakukan

dengan baik maka respon yang diberikan peserta didik pun

akan baik. Berdasar dengan permasalahan tersebut maka


21

tujuan pembelajaran yang dibuat belum tercapai dengan

optimal.

2. Konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS)

a. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Terdapat banyak pengertian tentang HOTS. Menurut

Thomas dan Thome (dalam Nugroho, 2018: 16), HOTS

merupakan tingkatan berpikir yang lebih tinggi daripada

mengingat, memahami, dan menerapkan suatu konsep yang

ada dalam disiplin ilmu. HOTS mengharuskan kita

melakukan sesuatu berdasarkan fakta. HOTS melatih kita

untuk menganalisis suatu fakta yang ditemukan,

mensintesis, dan mengevaluasinya dengan cara mencari

solusi baru terhadap permasalahan yang ditemui atau

dialami.

Higher Order Thingking Skills (HOTS) atau kemampuan

berpikir tingkat tinggi dijelaskan oleh Gunawan (dalam

Fanani, 2018: 60) adalah proses berpikir yang

mengutamakan agar peserta didik dapat mensintesis

informasi dengan menggunakan konsep yang ada tetapi

diaplikasikan kepada permasalahan yang berbeda.

Rosnawati (dalam Fanani, 2018: 60) mengemukakan

kemampuan berpikir tingkat tinggi terjadi apabila seseorang


22

menganalisis informasi yang baru didapatkan dengan

informasi yang sudah didapatkan kemudian mensintesis

informasi tersebut sampai mendapatkan tujuan atau

penyelesaian dari permasalahan yang ditemui.

Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau keterampilan

berpikir tingkat tinggi merupakan bagian dari taksonomi

Bloom hasil revisi yang berupa kata kerja operasional yang

terdiri dari analyze (C4), evaluate (C5), dan create (C6) yang

dapat digunakan dalam penyusunan soal. (Aydin&Yilmaz,

dalam Iskandar dan Senam, 2015: 66).

Menurut Tomei (dalam Sani, 2019: 2), HOTS mencakup

perubahan informasi dan ide-ide. Perubahan ini terjadi jika

peserta didik menganalisa, mensintesa atau

menggabungkan fakta atau ide, menggeneralisasi,

menjelaskan, atau sampai pada suatu interpretasi.

Manipulasi informasi dan ide-ide melalui proses tersebut

akan memungkinkan peserta didik untuk menyelesaikan

permasalahan, memperoleh pemahaman, dan menemukan

makna baru. HOTS juga disebut kemampuan berpikir

strategis yang merupakan kemampuan menggunakan

informasi untuk menyelesaikan masalah, menganalisa

argumen, negosiasi isu, atau membuat prediksi.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) mencakup


23

berpikir kritis, berpikir kreatif, problem solving, dan membuat

keputusan.

Perlu diperhatikan bahwa keterampilan berpikir tingkat

tinggi (higher order thinking skills) berbeda dengan berpikir

tingkat tinggi (higher order thinking). Jika mengacu pada

taksonomi Bloom yang direvisi, berpikir tingkat tinggi (HOT)

terkait dengan kemampuan kognitif dalam menganalisis,

mengevaluasi, dan mengkreasi. Berbeda dengan hal

tersebut, keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)

berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan

permasalahan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Pada

umumnya, kemampuan analisis komplek dan analisis sistem

merupakan bagian dari problem solving sehingga tidak

dinyatakan secara tersendiri dalam elemen utama HOTS.

Hal tersebut berlaku pada kemampuan berpikir logis

dan evaluasi merupakan bagian dari berpikir kritis, sehingga

elemen utama dari HOTS dapat dibuat lebih sederhana.

Pada dasarnya, keterampilan berpikir tingkat tinggi

mencakup kemampuan berpikir tingkat tinggi. Misalnya,

untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, peserta

didik harus mampu menganalisis permasalahan, memikirkan

alternatif solusi, menerapkan strategi penyelesaian masalah,

serta mengevaluasi metode dan solusi yang diterapkan.


24

Lebih lanjut Brookhart (dalam Nugroho, 2018: 17)

memaparkan jenis HOTS didasarkan pada tujuan

pembelajaran di kelas, yaitu terdiri dari tiga kategori, yaitu

HOTS sebagai transfer (HOTS as transfer), HOTS sebagai

berpikir kritis (HOTS as critical thinking), dan HOTS sebagai

pemecahan masalah (HOTS as problem solving). HOTS

sebagai transfer diartikan sebagai keterampilan untuk

menerapkan konsep pembelajaran yang sudah disampaikan

pada permasalahan yang baru. HOTS sebagai transfer

meliputi keterampilan menganalisis (analyzing),

mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating). HOTS

sebagai berpikir kritis diartikan sebagai keterampilan

memberikan tanggapan dan mengkritisi hal yang ditemui

dengan memberikan dasar yang benar dan sesuai dengan

pengetahuan.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa HOTS merupakan proses menganalisis,

mengevaluasi, menciptakan sesuatu yang baru, dan mencari

solusi dari permasalahan yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari.
25

b. Persiapan Guru Dalam Melaksanakan Keterampilan

Bertanya Untuk Mengembangkan Higher Order Thinking

Skills (HOTS) Dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Hidayati (2017: 148) mengimplementasikan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kelas bukanlah hal

yang mudah, tentunya harus ada usaha yang maksimal

dalam mewujudkannya. Guru tidak dapat menagih peserta

didik dengan pengukuran dan asesmen bertipe HOTS di

akhir pembelajaran tanpa melakukan pembelajaran HOTS

terlebih dahulu. HOTS harus didesain dengan matang

sesuai dengan konteks peserta didik dan materi ajar. Guru

sebaiknya memiliki pandangan jauh ke depan (seolah-olah

hasil sudah ada di genggaman). Guru sudah memiliki

gambaran hasil seperti apa yang diinginkan, kemudian bukti-

bukti penilaian seperti apa yang harus dipenuhi peserta didik

untuk memperoleh hasil tersebut, dan barulah desain

pembelajaran seperti apa yang sesuai.

Dalam Awaliyah (2018: 47-48), upaya peningkatan

kemampuan peserta didik untuk dapat memecahkan

masalah membutuhkan kecakapan untuk menemukan,

menganalisis mencipta, merefleksi, dan berargumen atau

yang sering disebut dengan istilah keterampilan berpikir

tingkat tinggi. pengasahan keterampilan tersebut dapat


26

dilakukan melalui soal-soal obyektif atau subyektif yang

membutuhkan penalaran untuk menjawabnya yang dikenal

dengan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi membutuhkan

kemampuan mulai dari mengingat, merujuk,

mengaplikasikan sampai dengan menganalisis,

mengevaluasi, atau mengkreasi. Dengan demikian, soal

HOTS berada pada tingkatan menganalisis, mengevaluasi,

dan mengkreasi.

Tabel 2.1 Dimensi Proses Berpikir Kognitif dan

Level Soal Menurut Anderson dan Krathwall (2001)

Level Kata Kerja Karakteristik Soal


Kognitif Operasional
LOTS Pengetahuan - Mengingat kembali Mengukur
- Mengingat, kemampuan
mendaftar, faktual, konseptual,
mengulang, dan prosedural
menirukan
MOTS Pemahaman - Menjelaskan
ide/konsep
- Menjelaskan,
mengklasifikasi,
menerima,
melaporkan
Aplikasi - Menggunakan - Menggunakan
informasi pada pengetahuan
domain berbeda faktual, konsep,
- Menggunakan dan prosedural
mendemonstrasikan, tertentu pada
mengilustrasikan, konsep lain
mengoperasikan dalam mata
pelajaran yang
sama atau mata
27

pelajaran lainnya
- Menggunakan
pengetahuan
faktual, konsep,
dan prosedural
tertentu untuk
menyelesaikan
masalah
kontekstual
(situasi lain
unfamilar)
HOTS Analisis - Menspesifikasi Menggunakan
aspek-aspek/elemen
- Membandingkan, penalaran dan
memeriksa,
mengkritisi, menguji logika untuk:

- Mengambil

keputusan

(evaluasi)

- Memprediksi dan
Mengevaluasi - Mengambil
keputusan sendiri refleksi
- Mengevaluasi,
menilai, - Menyusun
menyanggah,
memutuskan, strategi baru
memilih, dan
mendukung untuk
Mengkreasi - Mengkreasi
ide/gagasan sendiri memecahkan
- Mengkonstruksi,
mendesain, masalah
mengkreasi,
mengembangkan,
menulis, dan
memformulasikan
28

Tabel 2.1 memuat tiga level dalam kemampuan berpikir

yang selanjutnya akan diteruskan dengan penyusunan soal

sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Paling dasar adalah

level LOTS atau Lower Order Thinking Skills (Keterampilan

berpikir tingkat rendah) yang meliputi aspek domain

pengetahuan yang terbatas pada aspek mengingat. Level

menengah adalah MOTS atau Middle Order Thinking Skills

(keterampilan berpikir menengah) yang berada pada domain

pemahaman dan pengaplikasian. Level tertinggi adaah

HOTS atau keterampilan berpikir tingkat tinggi yang

membutuhkan penalaran untuk menganalisis, mengevaluasi,

dan mengkreasi.

Kriteria soal HOTS diantaranya: (1) mengukur

kemampuan tingkat tinggi dengan mengukur kemampuan

tingkat tinggi dengan meminimalkan aspek ingatan atau

pengetahuan dengan ciri-ciri memaksimalkan kemampuan

menemukan, menganalisis, menciptakan metode baru,

merefleksi, memprediksi, berargumen, dan mengambil

keputusan yang tepat, (2) berbasis permasalahan

kontekstual, (3) stimulus menarik, dan (4) tidak bersifat rutin

baik pada ilustrasi atau pertanyaannya.


29

Kelas yang mengimplementasikan pembelajaran

dengan menggunakan HOTS selain guru menyediakan atau

memancing pertanyaan-pertanyaan yang menantang, maka

perlu strategi untuk mengembangkan HOTS, berikut ini

adalah beberapa strategi menurut King, Goodson dan

Rohani (dalam Hidayati, 2017: 149) yang dapat digunakan

dalam kelas:

1) Pembelajaran yang memberikan kesempatan

pengulangan, elaborasi, organisasi dan metakognisi

2) Pembelajaran yang secara khusus berpusat kepada

peserta didik

3) Presentasi tidak lebih dari lima belas menit dan

disesuaikan antara proses menggali pengetahuan dan

praktek dalam pembelajaran

4) Guru atau peserta didik menghasilkan pertanyaan,

masalah baru, dan pendekatan baru serta memperoleh

jawaban yang belum dipelajari sebelumnya

5) Pemberian umpan balik secara langsung, spesifik, dan

menginformasikan kemajuan peserta didik

6) Pembelajaran menggunakan diskusi kelompok kecil, tutor

teman sebaya, dan pembelajaran kooperatif

7) Aktivitas dalam pembelajaran melibatkan tugas-tugas

yang menantang keinginan peserta didik, guru


30

memberikan dorongan kepada peserta didik dalam

melakukan kegiatan-kegiatan serta memberikan refleksi

terhadap kegiatan yang dilakukan peserta didik

Tujuan pembelajaran dalam matematika adalah peserta

didik dapat memiliki kemampuan menganalisis, berpikir kritis,

kreatif, dan memecahkan masalah. Oleh sebab itu, stimulus

atau tuntutan yang diberikan guru harus sejalan dengan

tujuan pembelajaran tersebut. Salah satu kegiatan yang

dapat dilakukan adalah dengan membagikan permasalahan-

permasalahan yang dapat mempertinggi kemampuan

peserta didik dalam berpikir keterampilan berpikir tingkat

tinggi dan hal paling penting adalah guru dapat

membedakan soal HOTS dan LOTS.

Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat

diaplikasikan untuk dapat membuat peserta didik berpikir

tingkat tinggi, contohnya dengan metode saintifik yang

dikombinasikan dengan model pembelajaran Problem Based

Learning atau biasa yang disingkat PBL. Menurut Pramukti,

Usodo, dan Subakti (dalam Hidayati, 2017: 153) menyatakan

bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik

yang dikombinasikan dengan PBL prestasi belajar peserta

didik meningkat. Selanjutnya, menurut Saffery dan Duffy

(dalam Hidayati, 2017: 154) menyatakan bahwa PBL dapat


31

membiasakan peserta didik untuk memecahkan

permasalahan-permasalahan yang kompleks dan

mengembangkan jawaban-jawaban alternatif, dan itu semua

merupakan ciri dari berpikir tingkat tinggi.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika

memiliki tujuan untuk mengembangkan pembelajaran ke

arah yang bersifat luas mengenai isi dan konsep matematika

(Atsnan dan Gazali, dalam Hidayati, 2017: 154). Oleh karena

itu, kurikulum 2013 yang digunakan dalam pembelajaran

matematika saat ini penting dalam mendorong peserta didik

untuk bertindak dan berpikir ilmiah.

Dalam memberikan soal, guru selain mengubah soal

tertutup menjadi soal terbuka untuk mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi, guru dapat

mengembangkan dan menggunakan empat kata tanya yang

dikemukakan oleh Krulick & Rudnick dalam Hidayati (2017:

152-153) yaitu: What’s if…? (Bagaimana jika…?), What’s

wrong…? (Adakah yang salah…?), what’s whould you do…?

(Apa yang akan kamu lakukan…?) dan what’s another

ways…? (Adakah cara lain…?). Guru dapat memberikan

beberapa kata kerja operasional seperti: memilih,

membandingkan, memeriksa, menilai, membuat, dan

menyimpulkan dengan mengkombinasikan kata tanya


32

“adakah yang salah..?”, “adakah cara lain..?”, “apa yang

akan kamu lakukan jika..?” dan “bagaimana jika...!” Berikut

adalah contoh-contoh pertanyaannya:

a. Adi ingin membagi rata telur ke dalam kantong plastik,

ada 20 telur dan 5 kantong plastik, bagaimanakah cara

yang sesuai agar setiap kantong berisi sama? Adakah

cara lain dalam membagi supaya adil?

b. Jika Andi membeli 20 telur harga seluruhnya Rp. 50.000,

bagaimana jika Andi ingin membeli 50 butir telur namun

dia membawa uang Rp. 100.000, kira-kira adakah

sisanya?

3. Persentase Pertanyaan yang Diberikan Oleh Guru yang

Mengarah Kepada Pengembangan Higher Order Thinking

Skills (HOTS)

Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh Rapih dan

Sutaryadi (2018: 81) menyebutkan bahwa sebesar 91,43% guru

mengetahui pengertian dari konsep HOTS dan sisanya yaitu

sebesar 8,57% tidak mengetahui pengertian dari HOTS.

Implementasi pembelajaran HOTS yang mencakup pada kegiatan

perencanaan, penerapan, dan evaluasi pembelajaran bahwa

sebesar 82,86% atau sebanyak 29 responden (guru) menjawab

sudah menerapkan pembelajaran yang berbasis HOTS dan


33

sisanya sebesar 17,14% atau sebanyak 6 responden belum

menerapkan pembelajaran berbasis HOTS dalam kegiatan

apapun. Temuan ini sebenarnya memberikan pengertian bahwa

hampir semua guru sudah mengaplikasikan HOTS kedalam

pembelajaran. Akan tetapi, hal ini tidak sejalan dengan temuan

yang didapat di lapangan bahwa masih banyak peserta didik yang

belum memiliki HOTS.

Riset yang dilakukan oleh Iskandar dan Senam (2015: 70)

mengatakan bahwa soal yang dikembangkan guru kimia

mengandung 13,9% unsur higher order thinking skills (HOTS)

dengan sebaran unsur menganalisis (analyze) atau C4 sebesar

13,2% dan mengevaluasi (evaluate) atau C5 sebesar 0,7%. Hasil

ini menunjukkan bahwa guru masih menggunakan soal lower

order thinking skills (LOTS) dalam mengevaluasi pembelajaran.

Oleh sebab itu, diharapkan guru mampu menerapkan soal-soal

atau pertanyaan-pertanyaan yang mengandung unsur HOTS agar

nantinya peserta didik dapat memiliki keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Riset yang dilakukan oleh Shidiq, Masykuri, dan Elfi (2014:

84), menyebutkan bahwa guru dalam membuat soal Ulangan

Tengah Semester masih menggunakan lower order thinking skills

(LOTS). Hal ini dibuktikan dari hasil temuan berupa instrumen

yang digunakan memiliki komposisi jenjang 2,8% C1, 37,2% C2,


34

60% C3, sedangkan untuk sebuah sekolah yang lain memiliki

komposisi C1 sebesar 3,3%, C2 sebesar 56,7%, dan C3 sebesar

40% pada jenjang ranah kognitif Taksonomi Bloom.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, masih banyak guru yang

belum memahami konsep pelaksanaan pembelajaran HOTS. Baik

dari segi bentuk pertanyaan yang mengarah kepada

pengembangan HOTS sampai kepada membuat instrumen

pengembangan penilaian HOTS tersebut.

B. Kerangka Berpikir

Seorang guru yang mempunyai kompetensi baik pasti akan

memikirkan bagaimana proses pembelajaran agar terlaksana secara

maksimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Cara yang

dapat dilakukan adalah dengan mempersiapkan komponen-komponen

yang mendukung proses pembelajaran seperti mengkonsepkan

pertanyaan yang akan disampaikan, strategi dan metode yang akan

diaplikasikan saat pembelajaran, dan hal-hal pendukung lainnya.

Salah satunya harus menguasai keterampilan bertanya. Namun

pada nyatanya, guru masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan

pertanyaan untuk merangsang peserta didik menjadi aktif pada proses

pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik lebih memilih bermain

bersama temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan yang

diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, guru tidak dapat mengetahui
35

sudah sampai sejauh mana pemahaman yang didapatkan peserta

didik akan materi yang sudah disampaikan. Apabila keterampilan

bertanya dilakukan dengan baik maka respon yang diberikan peserta

didik pun akan baik. Berdasar dengan permasalahan tersebut maka

tujuan pembelajaran yang dibuat belum tercapai dengan optimal.

Keterampilan Bertanya Guru

Persentase Pertanyaan Guru


yang Mengarah Kepada
Pengembangan Higher Order
Thinking (HOTS)
Keterampilan Bertanya Guru
untuk Mengembangkan
Higher Order Thinking
(HOTS)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Pondok Betung 01 dengan

menganalisis keterampilan guru dalam bertanya untuk

mengembangkan metode Higher Order Thinking Skills (HOTS)

berbantuan kuisioner, wawancara, dan observasi. Penelitian

berlangsung dari Januari 2019 hingga Juli 2019.

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan

No. Jenis Kegiatan 2019

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1. Pengajuan judul
penelitian
2. Pembuatan
proposal
penelitian
3. Pembuatan dan
validasi
instrument
4. Pelaksanaan
penelitian
5. Pengolahan
data
6. Analisis data

7. Laporan hasil
penelitian
37

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang bersifat

kualitatif dan kuantitatif, atau yang disebut dengan mixed methode.

Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis konsep dan analisis

historis. Analisis konsep sebagai jenis penelitian deskriptif yang

merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang

diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam, sehingga

banyak menimbulkan kebingungan. Lebih lanjut, analisis historis

merupakan menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah

dilaksanakan pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan

kepada menganalisis peristiwa kegiatan, program, kebijakan,

keterkaitan dalam urutan waktu.

Sifat dari penelitian ini kualitatif dan kuantitatif, bertujuan untuk

mengetahui peristiwa-peristiwa sosial, dari perspektif responden yang

diambil melalui berbagai data. responden yang dimaksud merupakan

orang-orang yang dimintai keterangan melalui wawancara dan

observasi untuk dimintai pendapat dan pandangannya akan suatu hal.

Penelitian kualitatif, mengkaji pandangan responden dengan berbagai

strategi, strategi-strategi yang bersifat saling aktif, seperti observasi

secara langsung, wawancara mendalam, dokumen-dokumen

penunjang, dokumentasi pelengkap (rekaman, foto-foto), dan lainnya.

Berbeda dengan sebelumnya, penelitian kuantitatif dilengkapi dengan


38

kuisioner berupa pertanyaan atau pernyataan untuk dijawabnya sesuai

dengan pendapat dan pandangannya.

C. Desain Penelitian

Desain yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah penelitian

jenis kualitatif dan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Jenis penelitian

deskriptif yang digunakan adalah analisis konsep dan analisis historis.

Menurut Sukmadinata dalam Linarwati, Fathoni, dan Minarsih (2016:

1), penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu bentuk

penelitian, dimaksudkan untuk menggambarkan gejala-gejala yang

ada, gejala alamiah ataupun gejala buatan manusia.

Pada proses pemilihan informan atau responden, peneliti

menggunakan teknik purposive sampling, adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini misalnya orang yang dianggapi paling tahu atau memiliki

kemampuan terkait hal-hal yang sedang kita teliti dan dapat

mempermudah kita dalam mendapatkan informasi yang diinginkan.

Penelitian ini, menurut peneliti yang memiliki kemampuan dan

berkenaan dengan keterampilan guru dalam bertanya pada

pembelajaran matematika untuk mengembangkan metode Higher

Order Thinking Skills (HOTS) merupakan guru yang mengajar

matematika kelas V di SDN Pondok Betung 01 yang bersedia di

wawancarai.
39

D. Subjek Data

Penelitian ini mempunyai spesifik yang digunakan sebagai subjek

pertama adalah keterampilan bertanya guru. Berikutnya subjek yang

kedua adalah pemahaman guru akan keterampilan berpikir tingkat

tinggi (HOTS).

E. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian

Teori/Konsep Keterampilan Bertanya Dasar

- Keterampilan bertanya dasar adalah keterampilan bertanya yang

mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan

dalam mengajukan pertanyaan.

- Keterampilan bertanya dasar adalah kecakapan guru dalam

mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dengan cara 1)

mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat, 2)

memberikan acuan pertanyaan berupa pertanyaan yang berisi

informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari

peserta didik, 3) memusatkan pertanyaan ke arah jawaban yang

diminta, 4) melakukan pemindahan giliran menjawab, 5)

memberikan waktu berpikir, 6) memberikan tuntutan kepada

peserta didik agar dapat menemukan jawaban yang benar.


40

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan bertanya dasar adalah keterampilan atau kecakapan

guru dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta didik yang

mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam

mengajukan pertanyaan. Yang mana, ucapan atau pertanyaan yang

dilontarkan oleh guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau

menumbuhkan jawaban (respons) dari peserta didik dan meningkatkan

partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Teori/Konsep Keterampilan Bertanya Lanjut

- Keterampilan bertanya lanjut adalah suatu usaha untuk membuat

peserta didik berpikir pada tingkat kognitif yang lebih tinggi.

- Keterampilan bertanya lanjut adalah kecakapan guru dalam

mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk lebih

mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir

peserta didik, memperbesar partisipasi dan mendorong peserta

didik agar dapat berinisiatif sendiri.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan bertanya lanjut adalah suatu usaha atau kecakapan guru

dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta didik agar berpikir

pada tingkat kognitif yang lebih tinggi seperti proses menganalisis,

merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada

situasi berbeda, menyusun, menciptakan, dan mampu menerapkannya

untuk mencari solusi baru terhadap sebuah permasalahan yang terjadi


41

dalam kehidupan sehari-hari. Yang mana, jenis kemampuan berpikir

tingkat tinggi didasarkan pada tujuan pembelajaran di kelas terdiri dari

tiga kategori yaitu HOTS sebagai transfer, HOTS sebagai berpikir

kritis, dan HOTS sebagai pemecahan masalah.

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Wawancara

No. Aspek/Dimensi Indikator Butir


Keterampilan Bertanya
Dasar
1. Kemampuan dasar - Pengungkapan 1 dan 2
dalam bertanya pertanyaan secara jelas
dan singkat
- Pemberian acuan 3
- Fokus pertanyaan 4 dan 5
- Pemindahan giliran 6, 7, dan 8
- Penyebaran 9 dan 10
- Pemberian waktu 11
berpikir
- Pemberian tuntutan 12 dan 13
Keterampilan Bertanya
Lanjut
2. HOTS sebagai transfer - Menganalisis 14
- Merefleksi 15
- Menerapkan konsep 16
pada situasi yang
berbeda
- Menyusun 17
- Menciptakan 18
3. HOTS sebagai berpikir - Memberikan argumen 19
kritis
4. HOTS sebagai - Mampu menerapkannya 20
pemecahan masalah untuk mencari solusi
baru terhadap sebuah
permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan
sehari-hari
42

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Observasi

No. Aspek/Dimensi Indikator Butir


Keterampilan Bertanya
Dasar
1. Kemampuan dasar - Pengungkapan 1 dan 2
dalam bertanya pertanyaan secara jelas
dan singkat
- Pemberian acuan 3
- Fokus pertanyaan 4 dan 5
- Pemindahan giliran 6, 7, dan 8
- Penyebaran 9 dan 10
- Pemberian waktu 11
berpikir
- Pemberian tuntutan 12 dan 13
Keterampilan Bertanya
Lanjut
2. HOTS sebagai transfer - Menganalisis 14
- Merefleksi 15
- Menerapkan konsep 16
pada situasi yang
berbeda
- Menyusun 17
- Menciptakan 18
3. HOTS sebagai berpikir - Memberikan argumen 19
kritis
4. HOTS sebagai - Mampu menerapkannya 20
pemecahan masalah untuk mencari solusi
baru terhadap sebuah
permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan
sehari-hari

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kuesioner (Angket)

No. Aspek/Dimensi Indikator Butir


1. Keterampilan Bertanya Keterampilan Bertanya 1 dan 2
Dasar
2. Keterampilan Berpikir Keterampilan Berpikir 4, 5, 6, 7, dan 9
Tingkat Rendah (LOTS)
Keterampilan Berpikir 3, 8, dan 10
Tingkat Tinggi (HOTS)
43

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012: 308), untuk mendapatkan data dapat

menggunakan teknik pengumpulan data. Jika tanpa menggunakan

teknik pengumpulan data, dengan demikian peneliti tidak mendapat

data yang memenuhi kriteria sudah ditetapkan.

Beberapa teknik pada pengumpulan data antara lain wawancara,

observasi, dokumentasi, kuisioner, serta triangulasi. Untuk

mendapatkan data dari penelitian, teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti diantaranya adalah:

1. Studi pustaka: mengkaji buku-buku dan sumber lainnya yang

berkaitan dengan objek penelitian yang sedang peneliti kaji pada

penelitian sebagai bahan teoritis.

2. Penelitian langsung: melakukan observasi suasana yang terdapat

pada subjek penelitian.

a. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012: 310), observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu

dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang

sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil

(proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang

angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. Selain itu menurut


44

Faisal dalam Sugiyono (2012: 310), mengklasifikasikan

observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant

observation), observasi yang secara terang-terangan dan

tersamar (overt observation dan covert observation), dan

observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).

Dengan demikian tujuan observasi untuk menjelaskan

aturan yang dipelajari, kegiatan-kegiatan sedang berlangsung,

responden yang terlibat dalam kegiatan tersebut, dan makna

kejadian yang terjadi, ditinjau dari perspektif responden yang

terlibat pada kejadian tersebut. Penilitian ini, peniliti

menggunakan metode observasi partisipasi pasif (passive

participation), jadi dalam hal ini peneliti datang ditempat

kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut.

b. Dokumentasi.

Menurut Sugiyono (2012: 329), dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan, dan

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,


45

film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih

kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah

pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di

masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan

semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis

akademik dan seni yang telah ada.

c. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012: 317),

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari partisipan atau responden yang

lebih mendalam.

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara tak berstruktur (unstructured interview),

yakni wawancara yang bebas di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara


46

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2012: 320).

3. Kuesioner (angket), yaitu dengan menyajikan pertanyaan ataupun

pernyataan tertulis kepada partisipan yang perlu dijawab. Metode

kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner

terbuka dan tertutup. Menurut Sugiyono (2012: 200-201), kuesioner

terbuka adalah kuesioner dimana pertanyaan yang diajukan

mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya

berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sebaliknya, kuesioner

tertutup adalah kuesioner dimana pertanyaan yang diajukan

mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden

untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan

yang telah tersedia.

4. Triangulasi menurut Sugiyono (2012: 330) diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila

peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji

kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai

teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Metode

triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang


47

berbeda-beda untuk mendapatkan hasil data yang beragam dari

sumber data yang sama.

G. Teknik Analisis Data

Langkah yang dilakukan setelah data terkumpul dari hasil

observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner adalah

pengolahan dan analisis data. Analisis data adalah proses penelaahan

dan penguraian data yang dilakukan secara sistematis dari hasil

wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Penelitian

kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan yaitu untuk menjawab

rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya. Karena datanya berupa kuantitatif, maka teknik analisis

data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Berbeda

dengan penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-

macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus hingga

mencapai data jenuh.

Pada proses mengelola dan menganalis data, yang diperoleh dari

penelitian, peneliti menggunakan analisis selama di lapangan model

Miles and Huberman, analisis data pada penelitian kualitatif, dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,

peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang


48

diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis

terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan

lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.

Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012: 337), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga

datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,

dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis adalah

sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah

dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data

akan makin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-

hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang

tidak perlu. Oleh sebab itu, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan


49

peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan

kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Jika dalam penelitian kuantitatif penyajian

data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie chart,

pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka

data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga

akan semakin mudah dipahami. Berbeda dengan penelitian

kuantitatif, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya, dimana yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif.

Melalui penyajian data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya

disarankan, dalam melakukan display data selain dengan teks yang

naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan

chart

.
50

3. Conclusion Drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

and Huberman dalam Sugiyono (2012: 345) adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun instrumen yang diamati. Adapun

instrumen penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data

mengenai kemampuan guru dalam bertanya akan dilakukan dengan

bentuk non tes, yaitu melalui observasi dan wawancara. Selain itu,

pada bentuk lainnya akan dilakukan dengan kuesioner atau angket.

Instrumen non tes pada wawancara ditujukan pada guru bidang studi

matematika pada kelas V. Informasi yang didapatkan mengenai

penggunaan keterampilan guru dalam bertanya dari hasil wawancara

ini, untuk mengembangkan metode Higher Order Thinking Skills


51

(HOTS) pada mata pelajaran matematika. Lebih lanjut, kuesioner akan

digunakan untuk mendapat informasi sampai sejauh mana guru

mengerti atau memahami HOTS bahkan sampai

mengimplementasikannya dalam pembelajaran. Kuesioner disebar

kepada guru kelas V di SDN Pondok Betung 01.


52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,

pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu, dan relevansi serta efisiensi

manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan

diwujudkan dalam program wajib belajar sembilan tahun, serta

peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas

manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan

olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan

global.

Seorang guru hendaknya mampu menciptakan suasana belajar

yang membuat peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan

gagasan yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan belajar merupakan suatu

proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,

bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru

tentang pengetahuan. Oleh sebab itu, jika pembelajaran tidak

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif,

maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Lebih lanjut, peran aktif dari peserta didik sangat penting dalam rangka
53

pembentukan generasi yang kreatif yang mampu menghasilkan

sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif dalam hal ini

dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

beragam.

Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan di atas, maka peneliti

melakukan penelitian berupa wawancara dan observasi. Kegiatan ini

bertujuan untuk memperoleh pengetahuan sejauh mana keterkaitan

antara keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran matematika

dengan pengembangan HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Penelitian ini dilaksanakan selama dua tahap yaitu pada tanggal 8 Mei

2019, 9 Mei 2019, 10 Mei 2019, dan 13 Mei 2019 yang digunakan

untuk melakukan observasi guru kelas lima dalam proses

pembelajaran dengan jumlah dua orang guru dan tanggal 27 Mei 2019

digunakan untuk mewawancara guru kelas lima yang berjumlah dua

orang dan tanggal 5 Juli 2019 untuk penyebaran kuesioner (angket)

kepada guru kelas lima di SDN Pondok Betung 01 yang berjumlah dua

orang

Hasil observasi dan wawancara tersebut peneliti menemukan

temuan-temuan berupa guru tidak mengkonsepkan pertanyaan terlebih

dahulu, pertanyaan yang diberikan lebih mengarah kepada pertanyaan

spontan (melihat situasi dan kondisi kelas) tetapi masih mengarah atau

terfokus kepada materi yang sedang dipelajari. (CW.01.HE.GK.02).


54

Kondisi tersebut tentu bertentangan dengan seharusnya,

dikarenakan pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang

dikonsepkan terlebih dahulu karena pertanyaan tersebut tidak hanya

bersifat retorik tetapi hasil dari beberapa referensi yang ditemukan baik

melalui buku maupun internet. Jika pertanyaan yang dikonsepkan

terlebih dahulu akan lebih tepat sasaran kepada materi yang akan

disampaikan (tidak keluar dari materi yang akan disampaikan) karena

sudah membuat point-point penting pertanyaan yang akan

disampaikan.

Guru lebih banyak menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang

tidak terlalu terkait materi pembelajaran yang sedang dipelajari

sehingga keluar dari fokus pertanyaan yang seharusnya disampaikan

(CP.01.KA.GK.01). Lebih lanjut, pada aspek pemindah giliran dimana

pertanyaan yang hanya diberikan atau disampaikan kepada beberapa

peserta didik saja maka dampak yang terjadi adalah peserta didik akan

lebih memilih bermain dengan temannya, sehingga peserta didik tidak

fokus pada penjelasan yang diberikan guru dan kondisi kelas pun akan

tidak kondusif. (CW.01.KA.GK.01). Guru hanya terfokus kepada

beberapa peserta didik saja sedangkan peserta didik yang lain

bermain dengan temannya sehingga membuat kondisi kelas menjadi

tidak kondusif. (CP.01.KA.GK.01). Pertanyaan harus diberikan secara

bergiliran agar tidak didominasi oleh beberapa peserta didik saja, hal

ini dapat menyebabkan kecemburuan antar peserta didik.


55

Guru hanya memberi pertanyaan-pertanyaan formalitas tanpa

memberi stimulus kepada peserta didik agar dapat menganalisis

pertanyaan atau soal sehingga nantinya dapat memiliki keterampilan

berpikir tingkat tinggi, (CP.01.HE.GK.02). Pada proses pembelajaran

guru memberi stimulus atau rangsangan kepada peserta didik dengan

memberikan pertanyaan atau soal analisis yang dapat meningkatkan

perkembangan pemikiran peserta didik sehingga nantinya peserta

didik terbiasa berpikir analitis dan memiliki keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Respon yang diberikan peserta didik hanya saat pembelajaran

saja tanpa melakukan refleksi atau umpan balik setelahnya.

(CP.01.KA.GK.01). Kondisi ini dapat mengakibatkan kurang

maksimalnya tujuan pembelajaran yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan

pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik

memberikan refleksi atau umpan balik setelah mengikuti pembelajaran.

Hal itu berarti peserta didik telah menemukan nilai-nilai yang terdapat

pada pembelajaran yang sudah dipelajarinya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa guru memberi

stimulus atau tuntutan kepada peserta didik hanya kepada

permasalahan-permasalahan yang sudah ada dalam buku saja atau

contoh lain yang ada di dalam kelas tanpa memberikan stimulus atau

tuntutan kepada permasalahan-permasalahan yang lain dan berbeda

sehingga peserta didik kurang memahami konsepnya dengan baik dan


56

akan bersifat membingungkan jika dihadapkan kepada permasalahan-

permasalahan yang berbeda. (CP.01.HE.GK.02). Evaluasi atau

penyimpulan materi hanya dilakukan oleh guru saja sehingga peserta

didik hanya mendengarkan penuturan yang disampaikan oleh guru dan

terkadang evaluasi atau penyimpulan materi tidak dilakukan karena

kondisi kelas yang sudah tidak kondusif. (CP.01.KA.GK.01).

Guru tidak melakukan pembiasaan-pembiasaan yang

mendorong agar peserta didik dapat memberikan pendapat atau

mengemukakan gagasan yang dimilikinya dari suatu masalah atau

materi yang sedang dipelajarinya karena guru terlalu mendominasi

proses pembelajaran yang sedang berlangsung. (CP.01.KA.GK.01).

Guru memberikan pembiasaan dengan membuka dialog agar peserta

didik dapat memberikan pendapatnya atau mengemukakan gagasan

yang dimilikinya akan sesuatu atau dari permasalahan-permasalahan

yang ditemuinya agar nantinya peserta didik memiliki pemikiran yang

kritis, analitis, dan dapat memecahkan solusi dari permasalahan yang

ada. Guru juga kurang dalam melakukan pembiasaan-pembiasaan

yang tujuannya agar peserta didik dapat mencari solusi dari

permasalahan-permasalahan yang ditemuinya baik dalam

pembelajaran matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari.

(CP.01.HE.GK.02).
57

Dewasa ini, pendidikan Indonesia telah memakai sistem

kurikulum 2013, yang tujuannya membuat para peserta didik Indonesia

lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada pandangan kurikulum

2013, proses pembelajarannya dimaksudkan untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki oleh peserta didik dilihat dari berbagai aspek,

yaitu sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan

(psikomotorik), serta dalam prosesnya berpusat pada peserta didik

atau student center learning, sehingga peserta didik dituntut aktif

dalam mencari dan menemukan sendiri jawaban dari persoalan-

persoalan yang dihadapinya dalam proses pembelajaran tersebut.

Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS)

merupakan program yang dikembangkan sebagai upaya Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan kualitas

pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini

dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi penguatan

pendidikan karakter dan pembelajaran berorientasi pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Pengembangan-pengembangan tersebut ditingkatkan dengan

membuat atau melakukan pelatihan-pelatihan agar guru semakin


58

memahami HOTS dan bagaimana cara penerapannya dalam

pembelajaran.

Berdasarkan kuesioner (angket) yang telah disebar ditemukan

sebuah rata-rata dari keterampilan bertanya yang dimiliki guru dengan

nilai maksimal sebesar 100, diantara lain:

Tabel 4.1 Rata-rata Keterampilan Bertanya Guru Kelas 5

No. Nama Guru Guru Kelas Asal Sekolah Nilai


1. KA 5 SDN Pondok Betung 01 100
2. HE 5 SDN Pondok Betung 01 100
RATA-RATA 100

Jika dilihat dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa rata-

rata nilai keterampilan bertanya guru kelas 5 adalah 100. Nilai tersebut

didapatkan dari hasil pengisian pertanyaan terkait keterampilan

bertanya yang berjumlah dua pertanyaan. Maka dapat disimpulkan

bahwa keterampilan bertanya guru sudah sangat baik.

Aspek untuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi

(HOTS) dengan nilai maksimal 100 ditemukan rata-rata sebagai

berikut.

Tabel 4.3 Rata-rata pengembangan keterampilan berpikir

tingkat tinggi (HOTS) guru kelas 5

No. Nama Guru Guru Kelas Asal Sekolah Nilai


1. KA 5 SDN Pondok Betung 01 62.5
2. HE 5 SDN Pondok Betung 01 87.5
RATA-RATA 79.167
59

Jika dilihat dari tabel di atas, maka dapat diketahui rata-rata

pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) guru kelas

5 adalah 79,167. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan

keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang dilakukan oleh guru

kelas 5 dikategorikan sudah baik. Hal itu ditandai dengan kebenaran

pengisian pertanyaan pada kuesioner (angket) yang dilakukan oleh

guru kelas 5 yang berjumlah 8 pertanyaan dan nilai-nilai yang

diperoleh juga tidak berbeda jauh antar satu guru dengan guru lainnya.

Berikut diagram perbandingan hasil antara guru KA dan guru HE

jika dilihat dari keterampilan bertanya guru dalam pengembangan

HOTS.

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Rata-Rata Guru KA Rata-Rata Guru HE

Gambar 4.1 Histogram rata-rata guru KA dan HE


60

Jika dilihat dari gambar histogram di atas, dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara rata-rata guru

KA dan rata-rata guru HE dengan perbedaan nilai sebesar 20 poin.

Penghitungan tersebut terkait dengan keterampilan bertanya guru

dalam mengembangkan HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Berdasarkan penghitungan tersebut maka bisa dikatakan bahwa guru

HE lebih memahami keterampilan bertanya guru dalam

mengembangkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) dibandingkan

dengan guru KA.

B. Hasil Analisa Data

Keterampilan dalam bertanya merupakan metode yang dapat

digunakan guru, untuk mengajukan pertanyaan pada peserta didik.

Keahlian mengajar juga berpusat pada penggunaan pertanyaan yang

efektif, untuk itu kemampuan dalam bertanya berperan penting untuk

dikuasai oleh guru untuk merangsang jawaban, komentar, dan tolak

ukur pemahaman peserta didik. Keterampilan bertanya yang baik

dapat dilakukan melalui keterampilan baik itu bertanya dasar dan lanjut

yang mengarah kepada pengembangan keterampilan berpikir tingkat

tinggi (HOTS). Keterampilan bertanya dasar dapat dilihat dari

pengungkapan pertanyaan dengan menggunakan bahasa yang jelas

dan singkat, pemberian acuan, penyebaran, pemindah giliran, fokus

pertanyaan, pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntutan.


61

Selain itu, keterampilan bertanya lanjut yang mengarah kepada

pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dapat

dilihat dari pembiasaan untuk analisa, refleksi atau umpan balik,

penerapan konsep, evaluasi, menciptakan sesuatu (creating),

interpretasi, dan analogi. Jika digaris besarkan menjadi HOTS sebagai

transfer, HOTS sebagai berpikir kritis, dan HOTS sebagai pemecahan

atau penyelesaian masalah.

Pada keterampilan bertanya, guru KA dan guru HE memiliki

keterampilan bertanya sangat baik yaitu dengan perolehan nilai 100.

Hal ini berdasar dari pengisian kuesioner (angket) terkait keterampilan

bertanya guru. Data kuesioner (angket) tersebut didukung oleh

wawancara dan observasi dengan hasil yang tidak jauh berbeda.

Dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa keterampilan bertanya

guru sudah sangat baik. Hal yang menjadi kekurangan dalam

mengaplikasikan keterampilan bertanya yaitu kurang konsistennya

guru dalam menerapkan komponen-komponen bertanya dalam

penyampaian pertanyaan itu sendiri.

Pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi

(HOTS), guru KA memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi cukup

baik dengan perolehan nilai 62,5 sedangkan guru HE memiliki

keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat baik dengan perolehan nilai

87,5. Hal yang menjadi kekurangan dalam mengaplikasikan

keterampilan berpikir tingkat tinggi di dalam kelas adalah guru masih


62

kurang memahami konsep dari keterampilan berpikir tingkat tinggi

bagaimana jika diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Alasan tersebut yang membuat guru masih menggunakan konsep

keterampilan berpikir tingkat rendah yang sudah dipelajarinya dan

diterapkannya sejak lama.

Berdasarkan jawaban responden (guru) dari pertanyaan yang

diajukan dalam kuesioner (angket) terkait keterampilan berpikir tingkat

tinggi didapatkan bahwa guru KA memiliki rata-rata nilai sebesar 70

dan guru HE memiliki rata-rata nilai sebesar 90. Perbedaan yang

cukup signifikan. Dapat disimpulkan bahwa guru sudah memahami

keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Guru sudah memahami

keterampilan berpikir tingkat tinggi akan tetapi sebenarnya guru masih

mengalami kesulitan jika harus diterapkan dalam proses pembelajaran

di kelas. Hal ini sangat memerlukan upaya serius guna memberikan

pemahaman kepada guru mengenai konsep penerapan HOTS dalam

proses pembelajaran.

Jika guru tidak dapat menerapkan konsep keterampilan berpikir

tingkat tinggi, maka bagaimana hasil penilaian peserta didik nantinya.

Selain itu, dalam kurikulum 2013 penerapan keterampilan berpikir

tingkat tinggi sangat dianjurkan dan diutamakan karena nantinya

peserta didik akan menghadapi ujian nasional yang sebagian besar

soalnya terdapat konsep HOTS. Jika tidak diberikan pembiasaan-

pembiasaan yang mengacu kepada pengembangan HOTS maka bisa


63

dipastikan hasil penilaian yang diperoleh peserta didik akan tidak baik.

Hal itu dikarenakan peserta didik tidak diberi stimulus-stimulus untuk

mengembangkan kemampuan berpikir yang dimilikinya melalui

konsep-konsep yang terdapat di dalam HOTS.

Padahal seharusnya HOTS sudah mulai diajarkan dan dilatih

sedini mungkin. HOTS merupakan suatu kemampuan berpikir yang

menyesuaikan tingkatan kognitif seseorang. Peserta didik pada usia

sekolah dasar (SD) tentunya wajib untuk dikenalkan dengan HOTS

sesuai dengan perkembangan kognitif diusia tersebut. Oleh karena itu,

HOTS akan terus berkembang seiring dengan perkembangan kognitif

peserta didik.

Faktor yang menyebabkan keterampilan bertanya guru untuk

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi masih kurang

dalam penerapannya.

1. Faktor Internal

Guru masih kurang memahami bagaimana menerapkan

keterampilan bertanya guru untuk mengembangkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi dengan baik. Oleh sebab itu, membuat guru

kurang percaya diri dan takut salah apabila menerapkannya di

dalam kelas. Pemikiran guru seperti itu, membuat guru masih

mempertahankan pembelajaran dengan model lama yang telah

mereka pelajari dan gunakan dari dahulu.


64

2. Faktor Eksternal

Proses administrasi yang banyak dan sulit menjadi salah satu

pengaruh terhadap keterampilan bertanya guru untuk

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Proses

administrasi tersebut membuat guru menjadi kesulitan dalam

mengembangkan proses pembelajaran yang ada. Karena guru

terlalu sibuk mengurus beberapa proses administrasi sehingga

tidak ada waktu untuk yang lainnya. Selain itu, kurangnya pelatihan

yang dilakukan oleh sekolah atau departemen pemerintahan dalam

memberi informasi-informasi terhadap guru terkait penerapan

keterampilan bertanya guru untuk mengembangkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Alasan lainnya adalah karena guru juga

merasa kebingungan bagaimana cara penerapan yang baik dan

komponen-komponen apa saja yang perlu dipenuhi.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisa data ditemukan beberapa dugaan

temuan berupa faktor yang menyebabkan keterampilan bertanya guru

dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi masih

kurang penerapannya dikarenakan adanya faktor internal berupa

kurang percaya dirinya seorang guru dan takut salah dalam

menerapkannya di dalam kelas. Selan itu, terdapat faktor eksternal


65

berupa proses administrasi, kurangnya pelatihan, dan tidak adanya

kontrol dari sekolah.

Hal tersebut sejalan dengan pembahasan yang dikemukakan

oleh Ghufron dan Risnawati dalam Syam dan Amri (2017: 91) terkait

kepercayaan diri yaitu kepercayaan diri merupakan salah satu aspek

kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang

sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai

kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab.

Selain itu, pembahasan yang dikemukakan oleh Syarif dalam Hati

(2013: 37), administrasi pengajaran merupakan cakupan dari

administrasi sekolah yang didalamnya meliputi kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan.

Proses administrasi pengajaran ada beberapa kegiatan yang

harus diperhatikan oleh seorang guru yaitu merencanakan dan

melaksanakan program satu tahun (prota), merencanakan dan

melaksanakan program semester (promes), merencanakan dan

melaksanakan program bulanan, merencanakan dan melaksanakan

program harian yang lebih dikenal dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Terlalu sibuk mengurus administrasi membuat

guru tidak sempat memikirkan dan memperhatikan keterampilan yang

dimilikinya agar terus berkembang.


66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDN Pondok Betung

01 dengan maksud untuk mengetahui sampai sejauh mana

keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran matematika untuk

mengembangkan HOTS (Higher Order Thinking Skills), maka

kesimpulan yang didapatkan oleh peneliti adalah:

1. Keterampilan bertanya guru sebagian besar sudah memenuhi

komponen-komponen bertanya baik komponen bertanya dasar

maupun komponen bertanya lanjut yang mengarah kepada HOTS

(Higher Order Thinking Skills). Namun, keterampilan bertanya

tersebut masih belum sempurna karena kurangnya keaktifan

peserta didik dan guru yang masih mendominasi pembelajaran

sehingga peserta didik tidak dapat mengembangkan pemikirannya

lebih lanjut.

2. Guru sudah mengetahui apa itu HOTS (Higher Order Thinking

Skills), namun jika diaplikasikan atau diterapkan dalam proses

pembelajaran guru belum mampu dan belum memahami

sepenuhnya apa itu HOTS. Oleh sebab itu, dalam penyampaian

pertanyaan guru masih menggunakan pertanyaan LOTS (Lower


67

Order Thinking Skills). Pada kenyataannya, jika dalam kurikulum

2013 guru diharuskan mengembangkan HOTS tersebut dalam

pembelajaran agar nantinya peserta didik dapat memiliki

keterampilan berpikir tingkat tinggi yang sesuai dengan

perkembangan dan kemajuan zaman sekarang ini

B. Saran-saran

1. Bagi departemen pemerintah terkait, berdasarkan hasil penelitian

yang sudah dilakukan bahwa masih banyak guru-guru yang belum

memahami bagaimana penerapan dalam mengembangkan HOTS

(Higher Order Thinking Skills) dalam pembelajaran. Guru-guru

tersebut sedikitnya sudah memenuhi komponen-komponen

keterampilan bertanya walaupun belum sempurna dalam

penerapannya. Maka dengan begitu, sebaiknya departemen

pemerintah terkait lebih banyak melakukan pelatihan-pelatihan

kepada guru bukan hanya lingkup lingkungan besarnya saja tetapi

dengan melakukan pelatihan per sekolah sehingga dengan begitu

guru akan lebih memahami dan terfokus akan tujuan dan materi

dari pelatihan tersebut. Serta pelatihan-pelatihan tersebut dilakukan

secara berkala bukan hanya beberapa kali saja agar keterampilan

yang dimiliki guru juga semakin berkembang. Selain itu, dapat

melalui sertifikasi guru dengan membuat kegiatan atau program

pendidikan profesi guru.


68

2. Bagi sekolah, sebaiknya sekolah lebih serius dalam melakukan

pendampingan kepada guru-guru dalam mengembangkan

keterampilan mengajarnya khususnya keterampilan bertanya

karena jika masalah tersebut tidak didampingi dengan baik dan

serius maka keterampilan-keterampilan yang dimiliki guru tidak

akan berkembang. Salah satu pendampingannya adalah dengan

mendatangkan pemateri-pemateri yang memahami akan dunia

pendidikan khususnya dalam pengembangan HOTS (Higher Order

Thinking Skills) atau dapat bekerja sama dengan departemen-

departemen terkait. Selain itu dengan melakukan kunjungan kelas,

pertemuan pribadi, rapat dewan guru, kunjungan antar sekolah dan

pertemuan dalam kelompok kerja. Sekolah juga harus mengkontrol

pembelajaran yang terjadi di dalam kelas agar setiap akhir

semester atau secara berkala dapat melakukan evaluasi perbaikan

agar keterampilan yang dimiliki guru semakin berkembang.

3. Bagi guru, keterampilan yang dimiliki guru sedikitnya sudah

memenuhi komponen-komponen yang ada akan tetapi lebih baik

guru melakukan pengembangan dalam keterampilan tersebut

dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan atau belajar dari

sumber-sumber terkait dalam dunia pendidikan dan proses

pembelajaran. Atau dengan menerapkan lesson study dimana guru

meningkatkan pembelajaran dengan melakukan kolaborasi dengan


69

guru lain untuk merancang, mengamati, dan melakukan refleksi

terhadap pembelajaran yang dilakukan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan hasil-

hasil penelitian ini lebih mendalam lagi karena banyak sekali

temuan-temuan yang dapat dijadikan pengembangan atau evaluasi

dalam dunia pendidikan dan diharapkan penelitian-penelitian

tersebut dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Selain itu, peneliti lebih detail dalam menggali faktor-faktor yang

ditemukan baik faktor internal maupun eksternal, serta diperlukan

pengembangan buku pegangan guru terhadap soal-soal yang

berkaitan HOTS dalam proses pembelajaran.


70

Daftar Pustaka

Awaliyah, Siti. (2018). Penyusunan Soal HOTS Bagi Guru PPKN dan IPS

Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Praktis dan Dedikasi Sosial.

1(2):46-53

Djabidi, F. (2016). Manajemen Pengelolaan Kelas. Malang: Madani.

Fanani, M. Z. (2018). Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking

Skills (HOTS) Dalam Kurikulum 2013. Journal of Islamic Religious

Education. 2(1): 57-76.

Hati, R. M. (2013). Kompetensi Guru Dalam Melaksanakan Administrasi

Pengajaran di MTs Manba’ul ‘Ulum Desa Silebu Kec. Pancalang

Kab. Kuningan. Skripsi Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah

IAIN Syekh Nurjati Cirebon: Tidak Diterbitkan.

Hidayati, A. U. (2017). Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam

Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 4(2): 144-154.

Indiriyani, D., Djahir, Y., dan Barlian, I. (2015). Analisis Keterampilan

Bertanya Guru Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 27 OKU.

Jurnal Profit. 2(2): 131-143.


71

Iskandar, D., dan Senam. (2015). Studi Kemampuan Guru Kimia SMA

Lulusan UNY Dalam Mengembangkan Soal UAS Berbasis HOTS.

Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. 1(1): 65-72.

Linarwati, M., Fathoni, A., Minarsih, M. (2016). Studi Deskriptif Pelatihan

Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Serta Penggunaan

Metode Behavioral Event Interview Dalam Merekrut Karyawan Baru

di Bank Mega Cabang Kudus. Jornal of Management. 2(2): 1-8.

Majid, A. (2017). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ningsih, F.N. (2015). Kemampuan Guru Melaksanakan Keterampilan

Bertanya Dalam Pembelajaran Tematik Berbasis KTSP di SD

Kecamatan Mijen Kota Semarang. Skripsi PGSD FIP UNS: Tidak

Diterbitkan.

Nugroho, R. (2018). HOTS (Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi): Konsep,

Pembelajaran, Penilaian, dan Soal-Soal. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Rapih, Subroto., dan Sutaryadi. (2018). Perspektif Guru Sekolah Dasar

Terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS): Pemahaman,

Penerapan, dan Hambatan. Premiere Educandum: Jurnal

Pendidikan Dasar dan Pembelajaran. 8(1): 78-87.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


72

Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking

Skills). Tangerang: Tira Smart.

Shidiq, A. S., Masykuri, M., dan Elfi, Susanti. (2014). Pengembangan

Instrumen Penilaian Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengukur

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills)

Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Untuk Siswa

SMA/MA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3(4): 83-92.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Syam, Asrulllah dan Amri. (2017). Pengaruh Kepercayaan Diri (Self

Confidence) Berbasis Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa (Studi Kasus Di Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah ParePare). Jurnal Biotek. 5(1): 91-92.

Taufik, R., Rivaie, W., dan Sulistyarini. (2013). Kemampuan Guru

Menerapkan Keterampilan Bertanya Pada Pelajaran Sosiologi di

Kelas XI SMA Islamiyah Pontianak. Jurnal Pendidikan. 2(4): 1-12.

Zahra, L., Kusmayadi, T. A., dan Usodo, B. (2016). Studi Deskriptif

Keterampilan Bertanya Guru Pada Proses Pembelajaran

Matematika Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar di SMA Taman

Madya Probolinggo Tahun Pelajaran 2016/2017. Prosiding Seminar


73

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta (UNS). Surakarta, 16 November, 2016.


74

Lampiran 1
Surat Permohonan Pembimbing Skripsi
75

Lampiran 2
Surat Permohoman Penelitian
76

Lampiran 3
Surat Permohonan Uji Validasi Materi
77

Lampiran 4
Hasil Uji Validasi Materi
78
79
80
81
82
83

Lampiran 5
Pedoman Wawancara, Observasi, dan Kuesioner (Angket)

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana bahasa yang Ibu/Bapak gunakan dalam mengungkapkan

pertanyaan kepada peserta didik?

2. Bagaimana reaksi atau respon peserta didik apabila terdapat kalimat-

kalimat yang tidak dimengerti?

3. Acuan-acuan apa saja yang Ibu/Bapak berikan agar peserta didik

memberikan jawaban yang sesuai dengan jawaban yang diinginkan?

Bagaimana cara Ibu/Bapak memberikan acuan-acuan tersebut?

4. Bagaimana bentuk pertanyaan yang Ibu/Bapak berikan (contoh bentuk

terbuka, tertutup, luas, atau sempit)?, dan bagaimana contoh

pertanyaan-pertanyaan tersebut?

5. Apakah Ibu/Bapak sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas

membuat atau mengkonsepkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan

disampaikan? Bagaimana konsep yang digunakan?

6. Bagaimana proses bertanya yang Ibu/Bapak lakukan di kelas (contoh

tertuju hanya kepada beberapa peserta didik saja atau melakukan

pemindah giliran)?

7. Dampak apa yang terjadi apabila pertanyaan-pertanyaan diberikan

hanya tertuju kepada beberapa peserta didik saja?

8. Dampak apa yang terjadi apabila pertanyaan-pertanyaan diberikan

secara pemindah giliran?


84

9. Bagaimana metode bertanya Ibu/Bapak pada peserta didik? Apakah

pertanyaan diutarakan secara spontan atau pertanyaan

disebarluaskan terlebih dahulu?

10. Bagaimana bentuk jawaban antara pertanyaan yang disebar terlebih

dahulu dengan pertanyaan yang diberikan secara spontan? Apakah

ada perbedaan atau tidak?

11. Bagaimana Ibu/Bapak memberikan waktu kepada peserta didik untuk

memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan? Berapa lama

waktu yang diberikan untuk peserta didik memikirkan jawaban?

12. Setelah bertanya, bagaimana cara Ibu/Bapak memberikan tuntutan

jawaban agar peserta didik memiliki gambaran jawaban yang

diinginkan?

13. Apabila peserta didik sudah diberikan tuntutan jawaban tetapi peserta

didik masih mengalami kesulitan memahami jawaban yang diinginkan,

solusi atau cara apa yang Ibu/Bapak berikan agar peserta didik

memahaminya?

14. Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melatih atau memberi stimulus agar

peserta didik dapat menganalisis pertanyaan atau soal yang Ibu/Bapak

berikan dengan baik sehingga nantinya dapat memiliki keterampilan

berpikir tingkat tinggi?

15. Refleksi atau umpan balik yang seperti apa yang diberikan peserta

didik kepada Ibu/Bapak terkait pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

atau setelah peserta didik mengikuti pembelajaran matematika?


85

16. Bagaimana cara Ibu/Bapak memberikan stimulus atau tuntutan agar

peserta didik dapat menerapkan konsep sesuatu yang terdapat dalam

pelajaran matematika tetapi diterapkan dalam situasi atau

permasalahan yang berbeda?

17. Bagaimana cara Ibu/Bapak melatih peserta didik konsep menyusun

dalam pembelajaran matematika? Apakah dengan cara meminta

peserta didik menyimpulkan materi yang sudah dipelajari sehingga

peserta didik secara tidak langsung dapat menyusun bahan-bahan

pembelajaran yang sudah dipelajarinya misalnya tentang unsur-unsur

limas dan prisma?

18. Bagaimana cara Ibu/Bapak memberi stimulus atau tuntutan agar

peserta didik dapat menciptakan sesuatu terkait pembelajaran

matematika? Apakah dengan melatih peserta didik menggambar

misalnya menggambar bangun-bangun ruang atau dengan cara yang

lain?

19. Bagaimana pembiasaan-pembiasaan yang Ibu/Bapak lakukan agar

peserta didik dapat memberi pendapat atau mengemukakan gagasan

yang dimilikinya dari suatu masalah atau materi yang sedang

dipelajarinya?

20. Bagaimana pembiasaan-pembiasaan yang Ibu/Bapak lakukan agar

peserta didik mampu mencari solusi dari permasalahan-permasalahan

yang peserta didik temui dalam pembelajaran matematika maupun


86

dalam kehidupan sehari-harinya? Apakah ada strategi tertentu yang

digunakan?
87

Lembar Observasi

Pedoman Observasi:

Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” apabila aspek yang diamati muncul

dan berilah tanda cek pada kolom “Tidak” apabila aspek yang diamati

tidak muncul serta tuliskan deskripsi mengenai aspek yang diamati jika

diperlukan.

Pemunculan
Hasil
No. Aspek-aspek yang diamati Pengamatan Keterangan
Ya Tidak

1. Bahasa yang digunakan guru


dalam mengungkapkan
pertanyaan kepada peserta
didik singkat dan jelas
sehingga peserta didik dapat
memahami dengan baik
2. Reaksi atau respon peserta
didik jika terdapat kalimat guru
yang tidak dimengerti
3. Guru memberi informasi yang
relevan kepada peserta didik
sebagai langkah dalam
memberi acuan terhadap
jawaban yang diinginkan
4. Bentuk pertanyaan yang
diberikan guru terbuka,
88

tertutup, luas, atau sempit


sebagai langkah agar guru
tetap menyampaikan fokus
pertanyaan yang diinginkan
5. Guru mengkonsepkan terlebih
dahulu pertanyaan yang akan
disampaikan sehingga
pertanyaan yang diajukan tidak
keluar dari topik pembelajaran
yang akan dibahas
6. Guru memberikan kesempatan
yang sama dengan melakukan
pemindah giliran dalam
bertanya agar tidak didominasi
oleh beberapa peserta didik
saja
7. Dampak yang diberikan buruk
apabila guru mengungkapkan
pertanyaan hanya kepada
beberapa peserta didik saja
8. Dampak yang diberikan baik
apabila guru mengungkapkan
pertanyaan secara pemindah
giliran
9. Guru memberi pertanyaan
secara spontan atau menyebar
pertanyaan tersebut terlebih
dahulu untuk memberikan
peserta didik kesempatan
dalam memikirkan jawaban
89

10. Bentuk jawaban berbeda


apabila pertanyaan disebar
terlebih dahulu dengan
pertanyaan yang diberikan
secara spontan
11. Guru memberi waktu satu
sampai lima menit kepada
peserta didik untuk memikirkan
jawaban
12. Guru memberi tuntutan
jawaban berupa informasi yang
relevan terkait jawaban yang
diinginkan sebagai salah satu
cara agar peserta didik mudah
memahami apa yang
disampaikan atau yang telah
dipelajari
13. Guru memberikan solusi
apabila peserta didik
mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang
disampaikan
14. Guru melatih atau memberi
stimulus kepada peserta didik
agar dapat menganalisis
pertanyaan atau soal yang
diberikan sehingga nantinya
dapat memiliki keterampilan
berpikir tingkat tinggi
15. Peserta didik memberikan
90

refleksi atau umpan balik


terkait pertanyaan yang
diberikan guru atau setelah
peserta didik mengikuti
pembelajaran matematika
16. Guru memberi stimulus atau
tuntutan kepada peserta didik
agar dapat menerapkan
konsep sesuatu yang terdapat
dalam pembelajaran
matematika tetapi diterapkan
dalam situasi atau
permasalahan yang berbeda
17. Guru melatih peserta didik
konsep menyusun dalam
pembelajaran matematika
salah satunya dengan
menyimpulkan materi sehingga
peserta didik secara tidak
langsung dapat menyusun
bahan-bahan pembelajaran
yang sudah dipelajari
18. Guru memberi stimulus atau
tuntutan agar peserta didik
dapat menciptakan sesuatu
terkait pembelajaran
matematika salah satunya
dengan cara memberi tugas
menggambar bangun ruang
dan bangun datar
91

19. Guru memberikan


pembiasaan-pembiasaan agar
peserta didik dapat memberi
pendapat atau mengemukakan
gagasan yang dimilikinya dari
suatu masalah atau materi
yang sedang dipelajarinya
20. Guru memberikan
pembiasaan-pembiasaan agar
peserta didik mampu mencari
solusi dari permasalahan-
permasalahan yang peserta
didik temui dalam
pembelajaran matematika
maupun dalam kehidupan
sehari-hari
92

Pedoman Kuesioner (Angket)

1. Bagaimana bentuk pertanyaan yang Ibu/Bapak ajukan kepada peserta

didik?

a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat

b. Pemberian acuan

c. Fokus pertanyaan

d. Pemindahan giliran

e. Penyebaran

f. Pemberian waktu berpikir

g. Pemberian tuntutan

h. Pengubahan tuntutan tingkat berpikir kognitif pertanyaan dalam

menjawab pertanyaan

i. Urutan pertanyaan

j. Penggunaan pelacak

k. Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik

l. Penjabaran yang luas

m. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik

n. Mengajukan pertanyaan ganda

o. Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak

2. Berdasarkan komponen-komponen bertanya yang Ibu/Bapak pilih,

berilah penjelasan setiap komponen-komponen bertanya tersebut

sebagaimana terjadi dalam proses pembelajaran.


93

3. Kamu berada dalam sebuah ruangan dan sedang memanaskan panci

berisi sup di atas kompor gas. Pada saat sup telah mendidih, bayi di

kamar menangis dan telepon berdering. Tindakan apa yang harus

kamu lakukan terlebih dahulu?

Soal tersebut merupakan kategori soal:

 LOTS

 HOTS

4. FPB dari 72, 84, dan 96 adalah….

a. 12 c. 32

b. 24 d. 36

Soal tersebut merupakan kategori soal:

 LOTS

 HOTS

5. Banyak balon berwarna merah 24. Jumlah seluruh balon 40.

Perbandingan balon yang tidak berwarna merah dengan balon

berwarna merah adalah….

a. 2:3 c. 3:2

b. 2:5 d. 3:5

Soal tersebut merupakan kategori soal:

 LOTS

 HOTS
94

6. Gunung Fuji hanya dibuka untuk pendakian mulai tanggal 1 Juli

sampai tanggan 27 Agustus pada setiap tahun. Pada saat ini, sekitar

200.000 orang mendaki gunung Fuji. Secara rata-rata, berapa orang

yang mendaki gunung Fuji pada setiap hari?

a. 340 c. 3.400

b. 710 d. 7.100

Soal tersebut merupakan kategori soal:

 LOTS

 HOTS

7. Sebuah kardus berbetuk kubus dengan panjang rusuk 72 cm. kardus

tersebut mampu memuat 648 balok satuan yang berukuran sama.

Panjang balok satuan 12 cm dan lebar 6 cm. Banyak tumpukan balok

satuan dalam kardus ada….

a. 12 c. 6

b. 9 d. 4

Soal tersebut merupakan kategori soal:

 LOTS

 HOTS

8. Ibu membeli sebuah martabak berbentuk persegi dan membagi

separuh martabak kepada ketiga orang anaknya. Tidak berapa lama

Ayah datang, Ibu membagi sisa separuh martabak tersebut, sehingga


95

Ayah dan ketiga anak pada akhirnya akan mendapatkan bagian

martabak yang sama. Jika bagian berwarna kuning pada diagram

berikut adalah ilustrasi separuh martabak yang telah dibagi tiga,

gambarkan pembagian yang Ibu lakukan terhadap separuh martabak

sisanya.

Soal tersebut merupakan kategori soal:

 LOTS

 HOTS

9. Berilah contoh soal Lower Order Thinking Skills (LOTS) yang biasa

Ibu/Bapak berikan kepada peserta didik di dalam kelas!

10. Berilah contoh soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang biasa

Ibu/Bapak berikan kepada peserta didik di dalam kelas!


96

Lampiran 6
Hasil Wawancara, Observasi, Kuesioner (Angket)

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Kode : CW.01.KA.GK.01

Identitas Informan

Nama : Guru KA

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 27 Mei 2019

Keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran matematika untuk


mengembangkan Higher Order Thinking Skills (HOTS)

No Realita Data Code Kategori Tema

1. VS: Bagaimana bahasa KA menggunakan KA menggunakan Transfer-Bahasa


yang Ibu/Bapak gunakan bahasa yang bahasa yang jelas jelas dan singkat
dalam mengungkapkan mudah dipahami
pertanyaan kepada oleh peserta didik
peserta didik? dan bahasa yang
KA: bahasa yang digunakan jelas
digunakan yang mudah
dipahami peserta didik
dan mereka mengerti apa
maksud pertanyaan yang
disampaikan
2. VS: Bagaimana reaksi Peserta didik Peserta didik akan Transfer-
atau respon peserta didik akan bertanya bertanya kembali pemberian acuan
97

apabila terdapat kalimat- kembali apabila pada KA


kalimat yang tidak terdapat
dimengerti? pertanyaan KA
KA: otomatis mereka yang kurang
akan bertanya kembali dimengerti
jika peserta didik itu
pintar (aktif) tetapi jika
peserta didik yang diam
(tidak aktif) ya tidak
bertanya
3. VS: Acuan-acuan apa KA memberi KA memberi Transfer-
saja yang Ibu/Bapak acuan berupa acuan berupa Pemberian acuan
berikan agar peserta informasi informasi
didik memberikan tambahan terkait tambahan terkait
jawaban yang sesuai materi yang materi yang
dengan jawaban yang disampaikan dan disampaikan
diinginkan? Bagaimana memberi stimulus
cara Ibu/Bapak agar peserta didik
memberikan acuan- mudah
acuan tersebut? memahaminya
KA: biasanya saya akan
memberikan informasi-
informasi tambahan
dengan melihat buku,
internet agar sumber
jawaban yang didapatkan
akan semakin banyak
dengan begitu secara
otomatis kita
mengarahkan kepada
jawaban yang diinginkan
98

4. VS: Bagaimana bentuk KA memberikan KA memberikan Transfer-Fokus


pertanyaan yang pertanyaan luas pertanyaan luas pertanyaan
Ibu/Bapak berikan karena kelas
(contoh bentuk terbuka, tinggi sudah
tertutup, luas, atau mengerti
sempit)?, dan bagaimana pertanyaan yang
contoh pertanyaan- lebih sulit
pertanyaan tersebut?
KA: bentuk pertanyaan
yang saya berikan luas
karena mereka sudah
kelas tinggi otomatis
sudah memahami bentuk
pertanyaan yang lebih
sulit. Contoh
pertanyaannya, jika
sebuah data seperti ini
bagaimana solusi yang
tepat agar perusahaan
tidak merugi
5. VS: Apakah Ibu/Bapak Pertanyaan yang Pertanyaan yang Transfer-Fokus
sebelum melaksanakan disampaikan disampaikan KA pertanyaan
pembelajaran di kelas dikonsepkan dikonsepkan
membuat atau terlebih dahulu terlebih dahulu
mengkonsepkan terlebih oleh KA dengan
dahulu pertanyaan yang membaca buku
akan disampaikan? yang ada
Bagaimana konsep yang
digunakan?
KA: kita konsepkan
terlebih dahulu dengan
99

membaca buku biar anak


ketika disampaikan
mudah mengerti. Konsep
yang digunakan dengan
membuat point-point
penting apa yang akan
dipertanyakan kepada
peserta didik
6. VS: Bagaimana proses KA memberikan KA melakukan Transfer-
bertanya yang Ibu/Bapak pertanyaan pemindah giliran Pemindah giliran
lakukan di kelas (contoh dengan
tertuju hanya kepada melakukan
beberapa peserta didik pemindah giliran
saja atau melakukan
pemindah giliran)?
KA: iya pertanyaan akan
disebar bergantian
(pemindah giliran) karena
kan kurikulum 2013
berkelompok, kadang-
kadang pertanyaan
disebar ke masing-
masing peserta didik
7. VS: Dampak apa yang Peserta didik Pembelajaran Transfer-
terjadi apabila akan bercanda akan tidak efektif Pemindah giliran
pertanyaan-pertanyaan dengan temannya
diberikan hanya tertuju apabila
kepada beberapa peserta pertanyaan hanya
didik saja? diberikan hanya
KA: yang lain pasti main, tertuju kepada
100

bercanda dengan satu orang saja


temannya karena kan dan pembelajaran
pertanyaan hanya berjalan tidak
berfokus pada satu orang efektif
jadi kelas berisik (tidak
kondusif) dan
pembelajaran pun sudah
tidak berjalan efektif
8. VS: Dampak apa yang Peserta didik Pembelajaran Transfer-
terjadi apabila akan lebih aktif akan berjalan Pemindah giliran
pertanyaan-pertanyaan dan pembelajaran efektif
diberikan secara akan berjalan
pemindah giliran? efektif
KA: mereka akan jauh
lebih aktif karena tidak
berpaku hanya pada satu
peserta didik saja, jadi
KA bisa melihat peserta
didik mana saja yang
masih fokus terhadap
pembelajaran
9. KA: Bagaimana cara KA memberikan KA memberikan Transfer-
bertanya Ibu/Bapak pada pertanyaan pertanyaan Penyebaran
peserta didik? Apakah spontan tetapi spontan dan
pertanyaan diutarakan terkadang juga disebarluaskan
secara spontan atau memberikan terlebih dahulu
pertanyaan pertanyaan yang
disebarluaskan terlebih disebarluaskan
dahulu? terlebih dahulu
KA: terkadang secara
101

spontan tetapi di lain


waktu juga
disebarluaskan terlebih
dahulu. Disebarluaskan
terlebih dahulu jika
pertanyaan tersebut
terdapat di buku tetapi
jika spontan ya KA hanya
menyangkut-pautkan
dengan materi yang ada
10. VS: Bagaimana bentuk Bentuk jawaban Bentuk jawaban Transfer-
jawaban antara akan berbeda berbeda antara Penyebaran
pertanyaan yang disebar antara pertanyaan
terlebih dahulu dengan pertanyaan yang disebar terlebih
pertanyaan yang disebar terlebih dahulu dengan
diberikan secara dahulu pertanyaan yang
spontan? Apakah ada dibandingkan diberikan secara
perbedaan atau tidak? dengan spontan
KA: jika pertanyaan pertanyaan yang
disebar terlebih dahulu diberikan secara
mereka akan mengerti spontan karena
maksud pertanyaannya jawaban dari
dan jawaban mereka pertanyaan yang
otomatis akan benar disebar dahulu
tetapi jika pertanyaan akan jauh lebih
disampaikan secara benar
spontan kebanyakan
jawaban mereka ya
sekenanya saja
11. VS: Bagaimana KA memberikan KA memberikan Transfer-
102

Ibu/Bapak memberikan waktu kepada waktu berpikir Pemberian waktu


waktu kepada peserta peserta didik kepada peserta berpikir
didik untuk memikirkan untuk memikirkan didik
jawaban atas pertanyaan jawaban. Waktu
yang diberikan? Berapa yang diberikan
lama waktu yang biasanya 5-10
diberikan untuk peserta menit tergantung
didik memikirkan seberapa banyak
jawaban? dan sulitnya
KA: tergantung pertanyaan yang
pertanyaannya ya, paling diberikan
antara 5-10 menit.
Tergantung
pertanyaannya gampang
atau susah

12. VS: Setelah bertanya, KA memberikan KA memberikan Transfer-


bagaimana cara informasi tuntutan jawaban Pemberian
Ibu/Bapak memberikan tambahan tuntutan
tuntutan jawaban agar sebagai salah
peserta didik memiliki satu cara dalam
gambaran jawaban yang memberi tuntutan
diinginkan? jawaban agar
KA: dengan memberikan peserta didik
informasi-informasi secara tidak
tambahan, KA langsung akan
menerangkan kembali memiliki
materi yang sudah gambaran
disampaikan. Kadang jawaban yang
peserta didik kurang diinginkan
tepat ya jawabnya
103

kadang KA tambahin
jawaban yang benarnya
seperti apa sehingga
secara tidak langsung
peserta didik memiliki
gambaran jawaban yang
diinginkan
13. VS: Apabila peserta didik KA menerangkan KA menerangkan Transfer-
sudah diberikan tuntutan kembali materi kembali dan Pemberian
jawaban tetapi peserta yang sudah meminta peserta tuntutan
didik masih mengalami disampaikan dan didik untuk
kesulitan memahami akan meminta mempelajarinya
jawaban yang diinginkan, peserta didik kembali di rumah
solusi, atau cara apa untuk
yang Ibu/Bapak berikan mempelajarinya
agar peserta didik kembali di rumah
memahaminya?
HE: dengan
menerangkan kembali
materi yang sudah
disampaikan dan
meminta peserta didik
untuk membaca lagi di
rumah materi yang sudah
disampaikan oleh KA
14. VS: Bagaimana cara KA melakukan KA melakukan Transfer-
Ibu/Bapak dalam melatih pembiasaan pembiasaan pembiasaan
atau memberi stimulus kepada peserta dengan meminta analisis
soal analisa agar peserta didik dengan peserta didik
didik dapat menganalisis meminta mereka mengerjakan soal
104

pertanyaan atau soal mengerjakan soal analisa


yang Ibu/Bapak berikan latihan agar
dengan baik sehingga peserta didik
nantinya dapat memiliki nantinya memiliki
keterampilan berpikir keterampilan
tingkat tinggi? berpikir tingkat
KA: dengan memberi tinggi
rangsangan terlebih
dahulu kepada peserta
didik dan dengan
meminta mereka
mengerjakan soal-soal
latihan dengan harapan
agar nantinya mereka
memiliki keterampilan
berpikir tingkat tinggi
15. VS: Umpan balik yang Peserta didik Umpan balik yang Transfer-Umpan
seperti apa yang akan memberikan diberikan dengan balik
diberikan peserta didik umpan balik bertanya kembali
kepada Ibu/Bapak terkait berupa bertanya kepada KA
pertanyaan-pertanyaan kembali ke KA
yang diberikan atau apabila ada yang
setelah peserta didik belum dimengerti
mengikuti pembelajaran
matematika?
KA: kadang-kadang kalau
anak yang suka ya
langsung bertanya, ya
kalau tidak ya tidak
bertanya lebih memilih
bermain. Beda-beda lah
105

setiap peserta didik itu


16. VS: Bagaimana cara KA memberikan KA memberikan Transfer-
Ibu/Bapak memberikan contoh lain agar contoh Penerapan konsep
stimulus atau tuntutan peserta didik lain/permasalahan dalam matematika
agar peserta didik dapat mengerti apabila lain dari sebuah
menerapkan konsep konsep tersebut konsep
sesuatu yang terdapat diterapkan dalam matematika
dalam pembelajaran permasalahan
matematika tetapi yang berbeda
diterapkan dalam situasi
atau permasalahan yang
berbeda?
KA: dengan memberikan
contoh lain dan
penyelesaian pada setiap
permasalahannya
dengan maksud agar
peserta didik mengerti
bagaimana penerapan
konsepnya jika
dihadapkan pada
permasalahan yang
berbeda
17. VS: Bagaimana cara KA melibatkan KA melibatkan Transfer-evaluasi
Ibu/Bapak melatih peserta didik peserta didik
peserta didik konsep secara langsung dalam
menyusun dalam dalam menyimpulkan
pembelajaran menyimpulkan materi dan
matematika? Apakah materi dan meminta peserta
dengan cara meminta meminta peserta didik untuk
106

peserta didik didik untuk menggambar


menyimpulkan materi menggambar diagram
yang sudah dipelajari diagram sebagai
sehingga peserta didik salah satu cara
secara tidak langsung penerapan
dapat menyusun bahan- konsep
bahan pembelajaran menyusun
yang sudah dipelajarinya
misalnya dengan
membuat diagram dari
sebuah data yang sudah
disajikan?
KA: melibatkan mereka
secara langsung dalam
menyimpulkan materi
yang dipelajari dengan
cara membaca buku
yang ada dan meminta
mereka menggambar
diagram-diagram yang
sudah ditentukan dari
sebuah data yang sudah
tersedia
18. VS: Bagaimana cara KA memberikan KA meminta Transfer-
Ibu/Bapak memberi contoh dari peserta didik Menciptakan
stimulus atau tuntutan sebuah gambar menggambar sesuatu (creating)
agar peserta didik dapat diagram yang diagram
menciptakan sesuatu benar dan
terkait pembelajaran meminta peserta
matematika? Apakah didik untuk
dengan melatih peserta menggambar
107

didik menggambar diagram dari data


misalnya menggambar yang sudah
diagram atau dengan tersedia
cara lain?
KA: memberi mereka
contoh dari sebuah
gambar diagram yang
beragam itu dengan cara
KA mencontohkan cara
menggambar diagram
yang benar (sesuai
bentuknya) setelah itu
meminta mereka
membuat atau
menggambar diagram
dari data yang sudah
tersedia sebagai salah
satu cara penerapan
menciptakan sesuatu
dalam pembelajaran
matematika
19. VS: Bagaimana KA melibatkan KA memberi Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan peserta didik kesempatan interpretasi
yang Ibu/Bapak lakukan secara langsung peserta didik untuk
agar peserta didik dapat dengan memberi mengeluarkan
memberi pendapat atau mereka pendapatnya
mengemukakan gagasan kesempatan
yang dimilikinya dari untuk
suatu masalah atau mengeluarkan
materi yang sedang pendapatnya
dipelajarinya?
108

KA: meminta mereka


untuk membaca materi
yang ada di buku atau
materi-materi yang sudah
dijelaskan oleh KA lalu
kemudian KA memberi
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengungkapkan
pendapatnya bagaimana
pembelajaran yang
sudah disampaikan, apa
kesulitan yang mereka
hadapi dan solusinya
seperti apa
20. VS: Bagaimana KA memberi KA memberi Pemecahan
pembiasaan-pembiasaan contoh konkrit contoh konkrit masalah-analogi
yang Ibu/Bapak lakukan permasalahan permasalahan
agar peserta didik yang ada di yang ada dan
mampu mencari solusi lingkungan sekitar menjelaskan cara
dari permasalahan- dan bagaimana penyelesaian yang
permasalahan yang penyelesaiannya tepat
peserta didik temui dalam yang tepat
pembelajaran
matematika maupun
dalam kehidupan sehari-
harinya? Apakah ada
strategi tertentu yang
digunakan?
KA: dengan memberi
contoh konkrit
109

permasalahan yang ada


di sekitarnya dan
bagaimana penyelesaian
yang tepat. Strategi yang
digunakan dengan
melihat kondisi yang ada
di dalam kelas dari situ
KA dapat
menggunakannya
sebagai contoh lain
dalam pembelajaran
110

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Kode : CW.01.HE.GK.02

Identitas Informan

Nama : Guru HE

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 27 Mei 2019

Keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran matematika untuk


mengembangkan Higher Order Thinking Skills (HOTS)

No Realita Data Code Kategori Tema

1. VS: Bagaimana bahasa HE menggunakan HE menggunakan Transfer-Bahasa


yang Ibu/Bapak gunakan bahasa yang bahasa yang jelas jelas dan singkat
dalam mengungkapkan mudah dipahami
pertanyaan kepada oleh peserta didik
peserta didik? dan bahasa yang
HE: bahasa yang saya digunakan jelas
gunakan tentu yang
mampu dipahami oleh
peserta didik dan
pertanyaan tersebut
harus jelas apa
maksudnya
2. VS: Bagaimana reaksi Peserta didik Peserta didik akan Transfer-
atau respon peserta didik akan bertanya bertanya kembali Pemberian acuan
apabila terdapat kalimat- kembali apabila pada HE
111

kalimat yang tidak terdapat


dimengerti? pertanyaan HE
HE: mereka akan yang kurang
bertanya kembali dan jika dimengerti
masih belum mengerti
juga biasanya mereka
akan bertanya dengan
temannya
3. VS: Acuan-acuan apa HE memberi HE memberi Transfer-
saja yang Ibu/Bapak acuan berupa acuan berupa Pemberian acuan
berikan agar peserta contoh atau contoh atau
didik memberikan informasi terkait informasi terkait
jawaban yang sesuai materi yang materi yang
dengan jawaban yang disampaikan dan disampaikan
diinginkan? Bagaimana memberi stimulus
cara Ibu/Bapak agar peserta didik
memberikan acuan- mudah
acuan tersebut? memahaminya
HE: biasanya saya akan
memberikan informasi-
informasi yang mendekati
jawaban yang
sebenarnya dan
informasi-informasi
tersebut berasal dari
buku. Dengan
memberikan contoh-
contoh atau informasi-
informasi terkait materi
yang disampaikan dan
memberi stimulus yang
112

memudahkan peserta
didik untuk
memahaminya
4. VS: Bagaimana bentuk HE memberikan HE memberikan Transfer-Fokus
pertanyaan yang pertanyaan pertanyaan pertanyaan
Ibu/Bapak berikan tertutup dan tertutup dan
(contoh bentuk terbuka, sempit agar sempit
tertutup, luas, atau jawaban yang
sempit)?, dan bagaimana diberikan peserta
contoh pertanyaan- didik tidak terlalu
pertanyaan tersebut? keluar dari materi
HE: bentuk pertanyaan yang diajarkan
yang saya berikan
biasanya tertutup dan
sempit agar jawaban
peserta didik tidak terlalu
keluar dari materi yang
diajarkan. Contoh
pertanyaannya seperti
bangun datar yang dapat
disusun untuk
membentuk jaring-jaring
kubus adalah
5. VS: Apakah Ibu/Bapak HE tidak HE tidak Transfer-Fokus
sebelum melaksanakan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pembelajaran di kelas pertanyaan pertanyaan
membuat atau terlebih dahulu, terlebih dahulu
mengkonsepkan terlebih HE lebih melihat
dahulu pertanyaan yang kepada situasi
akan disampaikan? yang ada di
113

Bagaimana konsep yang dalam kelas


digunakan? (pertanyaan
HE: saya tidak spontan)
mengkonsepkan
pertanyaan terlebih
dahulu, lebih melihat
kepada situasi yang ada
di dalam kelas
(pertanyaan spontan)
tetapi pertanyaan yang
disampaikan tidak keluar
dari materi yang
diajarkan.
Saya tidak menggunakan
konsep, pertanyaan yang
saya ajukan hanya yang
terdapat dalam buku
saja.
6. VS: Bagaimana proses HE memberikan HE melakukan Transfer-
bertanya yang Ibu/Bapak pertanyaan pemindah giliran Pemindah giliran
lakukan di kelas (contoh dengan
tertuju hanya kepada melakukan
beberapa peserta didik pemindah giliran
saja atau melakukan
pemindah giliran)?
HE: saya memberikan
pertanyaan dengan
melakukan pemindah
giliran agar saya dapat
mengetahui peserta didik
mana saja yang fokus
114

dalam pembelajaran dan


peserta didik mana yang
tidak fokus dalam
pembelajaran
7. VS: Dampak apa yang Peserta didik Pembelajaran Transfer-
terjadi apabila akan bercanda akan tidak efektif Pemindah giliran
pertanyaan-pertanyaan dengan temannya
diberikan hanya tertuju apabila
kepada beberapa peserta pertanyaan hanya
didik saja? diberikan hanya
HE: pembelajaran akan tertuju kepada
tidak efektif karena beberapa peserta
peserta didik yang tidak didik saja dan
diberikan pertanyaan pembelajaran
hanya bercanda dengan tidak efektif
temannya dan saya tidak
mengetahui peserta didik
mana saja yang
mengalami kesulitan
dalam pembelajaran
8. VS: Dampak apa yang Peserta didik Pembelajaran Transfer-
terjadi apabila akan lebih fokus akan berjalan Pemindah giliran
pertanyaan-pertanyaan dan pembelajaran efektif
diberikan secara akan berjalan
pemindah giliran? efektif
HE: pembelajaran akan
berjalan efektif dan
peserta didik akan lebih
fokus kepada
pembelajaran atau materi
115

yang disampaikan
9. VS: Bagaimana cara HE memberikan HE memberikan Transfer-
bertanya Ibu/Bapak pada pertanyaan pertanyaan Penyebaran
peserta didik? Apakah spontan tetapi spontan dan
pertanyaan diutarakan terkadang juga disebarluaskan
secara spontan atau memberikan terlebih dahulu
pertanyaan pertanyaan yang
disebarluaskan terlebih disebarluaskan
dahulu? terlebih dahulu
HE: pertanyaan yang
saya sampaikan adalah
pertanyaan spontan
tetapi terkadang saya
juga memberikan
pertanyaan yang
disebarluaskan terlebih
dahulu agar peserta didik
dapat memikirkan
jawabannya terlebih
dahulu
10. VS: Bagaimana bentuk Bentuk jawaban Bentuk jawaban Transfer-
jawaban antara akan berbeda berbeda antara Penyebaran
pertanyaan yang disebar antara pertanyaan
terlebih dahulu dengan pertanyaan yang disebar terlebih
pertanyaan yang disebar terlebih dahulu dengan
diberikan secara dahulu pertanyaan yang
spontan? Apakah ada dibandingkan diberikan secara
perbedaan atau tidak? dengan spontan
HE: jika pertanyaan yang pertanyaan yang
disebar terlebih dahulu diberikan secara
116

akan memiliki jawaban spontan karena


yang jauh lebih benar jawaban dari
dan tepat dibandingkan pertanyaan yang
dengan jawaban dari disebar dahulu
pertanyaan yang akan jauh lebih
diberikan secara spontan. benar
Pasti memiliki perbedaan,
apalagi pemikiran
masing-masing peserta
didik berbeda-beda
11. VS: Bagaimana HE memberikan HE memberikan Tranfer-Pemberian
Ibu/Bapak memberikan waktu kepada waktu berpikir waktu berpikir
waktu kepada peserta peserta didik kepada peserta
didik untuk memikirkan untuk memikirkan didik
jawaban atas pertanyaan jawaban. Waktu
yang diberikan? Berapa yang diberikan
lama waktu yang biasanya 5-10
diberikan untuk peserta menit tergantung
didik memikirkan seberapa banyak
jawaban? dan sulitnya
HE: setelah saya pertanyaan yang
memberikan pertanyaan diberikan
kepada peserta didik,
saya akan memberikan
waktu mereka untuk
memikirkan jawabannya.
Jawaban tersebut dapat
mereka dapatkan atau
cari dari buku atau
informasi-informasi yang
sudah saya berikan
117

ketika materi sedang


disampaikan.
Biasanya saya akan
memberikan waktu 5-10
menit tetapi tergantung
dari seberapa banyak
dan sulitnya pertanyaan
yang saya berikan
kepada mereka
12. VS: Setelah bertanya, HE memberikan HE memberikan Transfer-
bagaimana cara informasi tuntutan jawaban Pemberian
Ibu/Bapak memberikan tambahan tuntutan
tuntutan jawaban agar sebagai salah
peserta didik memiliki satu cara dalam
gambaran jawaban yang memberi tuntutan
diinginkan? jawaban agar
HE: dengan memberikan peserta didik
informasi-informasi secara tidak
tambahan agar peserta langsung akan
didik memiliki memiliki
pemahaman garis besar gambaran
materi yang disampaikan jawaban yang
dengan begitu secara diinginkan
tidak langsung mereka
akan mendekati jawaban
yang diinginkan
13. VS: Apabila peserta didik HE menerangkan HE menerangkan Transfer-
sudah diberikan tuntutan kembali materi kembali dan Pemberian
jawaban tetapi peserta yang sudah meminta peserta tuntutan
didik masih mengalami disampaikan dan didik untuk
118

kesulitan memahami akan meminta mempelajarinya


jawaban yang diinginkan, peserta didik kembali di rumah
solusi, atau cara apa untuk
yang Ibu/Bapak berikan mempelajarinya
agar peserta didik kembali di rumah
memahaminya?
HE: dengan
menerangkan kembali
materi yang sudah
disampaikan dan jika
mereka tetap tidak
mengerti saya meminta
mereka untuk
mempelajarinya lagi di
rumah bersama orang
tua
14. VS: Bagaimana cara HE melakukan HE melakukan Transfer-
Ibu/Bapak dalam melatih pembiasaan pembiasaan pembiasaan
atau memberi stimulus kepada peserta dengan meminta analisis
soal analisa agar peserta didik dengan peserta didik
didik dapat menganalisis meminta mereka mengerjakan soal
pertanyaan atau soal mengerjakan soal analisa
yang Ibu/Bapak berikan analisa secara
dengan baik sehingga sendiri agar
nantinya dapat memiliki peserta didik
keterampilan berpikir nantinya memiliki
tingkat tinggi? keterampilan
HE: dengan berpikir tingkat
membiasakan mereka tinggi
untuk mengerjakan soal-
soal seperti itu dan
119

berusaha untuk
mengerjakan sendiri
terlebih dahulu baru
kalau tidak bisa saya
akan menjelaskannya
15. VS: Umpan balik yang Peserta didik Umpan balik yang Transfer-Umpan
seperti apa yang akan memberikan diberikan dengan balik
diberikan peserta didik umpan balik bertanya kembali
kepada Ibu/Bapak terkait berupa bertanya kepada HE
pertanyaan-pertanyaan kembali ke HE
yang diberikan atau apabila ada yang
setelah peserta didik belum dimengerti
mengikuti pembelajaran
matematika?
HE: umpan balik yang
diberikan, mereka akan
bertanya apa yang belum
dimengerti dan
bagaimana cara
menyelesaikannya
secara benar
16. VS: Bagaimana cara HE memberikan HE memberikan Transfer-
Ibu/Bapak memberikan contoh-contoh contoh Penerapan konsep
stimulus atau tuntutan lain agar peserta lain/permasalahan dalam matematika
agar peserta didik dapat didik mengerti lain dari sebuah
menerapkan konsep apabila konsep konsep
sesuatu yang terdapat tersebut matematika
dalam pembelajaran diterapkan dalam
matematika tetapi permasalahan
diterapkan dalam situasi yang berbeda
120

atau permasalahan yang


berbeda?
HE: dengan memberikan
contoh-contoh lain agar
mereka lebih mengerti
bagaimana jika konsep
tersebut diterapkan
dalam permasalahan
yang berbeda
17. VS: Bagaimana cara HE melibatkan HE meminta Transfer-evaluasi
Ibu/Bapak melatih peserta didik peserta didik
peserta didik konsep secara langsung menggambar
menyusun dalam dengan cara diagram sebagai
pembelajaran menggambar salah satu cara
matematika? Apakah diagram sebagai penerapan konsep
dengan cara meminta salah satu cara menyusun
peserta didik penerapan
menyimpulkan materi konsep
yang sudah dipelajari menyusun
sehingga peserta didik
secara tidak langsung
dapat menyusun bahan-
bahan pembelajaran
yang sudah dipelajarinya
misalnya dengan
membuat diagram dari
sebuah data yang sudah
disajikan?
HE: melibatkan mereka
secara langsung dalam
pembelajaran seperti
121

dengan meminta mereka


untuk membuat diagram-
diagram yang sudah
ditentukan dari sebuah
data yang sudah tersedia
18. VS: Bagaimana cara HE meminta HE meminta Transfer-
Ibu/Bapak memberi peserta didik peserta didik Menciptakan
stimulus atau tuntutan menggambar menggambar sesuatu (creating)
agar peserta didik dapat diagram dari data diagram
menciptakan sesuatu yang sudah
terkait pembelajaran tersedia
matematika? Apakah
dengan melatih peserta
didik menggambar
misalnya menggambar
diagram atau dengan
cara lain?
HE: dengan meminta
mereka membuat atau
menggambar diagram
dari data yang sudah
tersedia sebagai salah
satu cara penerapan
menciptakan sesuatu
dalam pembelajaran
matematika
19. VS: Bagaimana HE melibatkan HE memberi Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan peserta didik kesempatan interpretasi
yang Ibu/Bapak lakukan secara langsung peserta didik untuk
agar peserta didik dapat dengan memberi mengeluarkan
122

memberi pendapat atau mereka pendapatnya


mengemukakan gagasan kesempatan
yang dimilikinya dari untuk
suatu masalah atau mengeluarkan
materi yang sedang pendapatnya
dipelajarinya?
HE: melibatkan mereka
secara langsung dengan
begitu pembelajaran
akan berjalan aktif dan
efektif. Dengan memberi
kesempatan kepada
mereka untuk
mengeluarkan
pendapatnya materi
mana saja yang kurang
dipahaminya
20. VS: Bagaimana HE meminta HE melakukan Penyelesaian
pembiasaan-pembiasaan peserta didik pembiasaan masalah-analogi
yang Ibu/Bapak lakukan mengerjakan soal mencari solusi
agar peserta didik secara sendiri berupa pengerjaan
mampu mencari solusi sebagai salah soal secara sendiri
dari permasalahan- satu cara
permasalahan yang pembiasaan
peserta didik temui dalam mencari solusi
pembelajaran dari
matematika maupun permasalahan
dalam kehidupan sehari- yang ada
harinya? Apakah ada
strategi tertentu yang
digunakan?
123

HE: meminta mereka


untuk mengerjakan soal-
soal yang diberikan
secara sendiri tanpa
bertanya dengan teman
atau saya sehingga
dengan begitu mereka
akan terbiasa mencari
solusi sendiri dari suatu
permasalahan yang ada
contohnya permasalahan
dari soal tersebut
bagaimana cara
penyelesaiannya
124

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.HE.GK.02

Identitas Informan

Nama : Guru HE

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Rabu, 08 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. HE: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan guru dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
guru sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. HE: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh guru tidak dimengerti
3. HE : peserta didik diberi HE memberi HE memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh guru terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
125

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari guru jawaban yang
diinginkan
4. HE: peserta didik HE memberikan HE memberikan Transfer-Fokus
memahami apa yang fokus pertanyaan fokus pertanyaan
disampaikan oleh guru agar peserta pertanyaan
karena pertanyaan yang didik mudah
diberikan guru merupakan memahami
fokus pertanyaan (langsung materi yang
kepada inti/maksud disampaikan
pertanyaan)
5. HE: guru tidak HE tidak HE tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
HE lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) tetapi masih disampaikan HE
mengarah atau terfokus merupakan
kepada materi yang sedang pertanyaan
dipelajari spontan
6. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Transfer-
pemindah giliran dalam pemindah giliran pemindah giliran Pemindah
bertanya dengan dalam bertanya dalam bertanya giliran
mendengarkan atau sehingga
menanyakan jawaban pembelajaran
peserta didik secara atau pertanyaan
menyeluruh (walaupun tidak tidak didominasi
semua peserta didik karena beberapa
keterbatasan waktu) peserta didik
126

sehingga pembelajaran saja


atau pertanyaan tidak
terpaku kepada beberapa
peserta didik saja
7. HE: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak berjalan apabila beberapa
dengan efektif karena pertanyaan peserta didik
peserta didik yang tidak hanya diberikan saja
ditanya akan bercanda kepada
dengan temannya atau beberapa
tidak fokus dengan peserta didik
pembelajaran yang sedang saja
berlangsung
8. HE: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan pemindah berjalan dengan dilakukan Pemindah
giliran, pembelajaran akan efektif dan secara giliran
berjalan dengan efektif peserta didik pemindah giliran
karena peserta didik aktif aktif apabila HE
dalam pembelajaran mengungkapkan
pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. HE: terkadang HE Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan HE berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di lain berupa pertanyaan
waktu HE akan menyebar pertanyaan spontan dan
pertanyaan tersebut kepada spontan dan disebar terlebih
peserta didik terlebih dahulu pertanyaan yang dahulu
127

sehingga peserta didik disebar terlebih


dapat memikirkan dahulu
jawabannya
10. HE: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-
disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran dibandingkan disebar terlebih yang diberikan
dengan pertanyaan yang dahulu secara spontan
diberikan secara spontan dibandingkan
maka jawaban yang dengan
diberikan pun sesuai pertanyaan yang
dengan apa yang terlintas di diberikan
dalam pikiran peserta didik spontan
pada saat pertanyaan
disampaikan
11. HE: HE memberikan waktu HE memberikan HE memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum HE untuk
menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. HE: HE memberi informasi- HE memberi HE memberi Transfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah HE memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
128

peserta didik mudah agar peserta


memahami materi yang didik mudah
sedang disampaikan atau memahami
yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. HE: HE memberi tuntutan HE memberi HE memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik untuk sudah
mempelajarinya lagi di disampaikan dan
rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. HE: HE hanya memberi HE hanya HE tidak Transfer –
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga nantinya peserta didik
dapat memiliki keterampilan agar dapat
berpikir tingkat tinggi menganalisis
pertanyaan atau
soal
129

15. HE: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik
berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan HE
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. HE: HE memberi stimulus HE memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya kepada tuntutan kepada diberikan HE konsep dalam
permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain dan
berbeda sehingga peserta
didik kurang memahami
konsepnya dengan baik dan
akan bersifat
membingungkan jika
130

dihadapkan kepada
permasalahan-
permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
HE)
17. HE: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh HE sehingga materi hanya materi hanya
peserta didik hanya dilakukan HE dilakukan HE
mendengarkan penuturan saja tidak
yang disampaikan oleh HE melibatkan
peserta didik
secara langsung
18. HE: HE memberi stimulus HE memberi HE memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau menggambar peserta didik menciptakan (creating)
diagram, dengan dalam membuat sesuatu
memberikan langkah- atau
langkah pembuatannya menggambar
agar peserta didik dapat diagram
menciptakan sesuatu terkait
pembelajaran matematika
dengan baik
19. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan pembiasaan- pembiasaan interpretasi
dengan membangun dialog pembiasaan agar peserta
kepada peserta didik dengan didik dapat
permasalahan- melakukan memberi
permasalahan apa saja dialog kepada pendapat dan
131

yang dihadapinya dalam peserta terkait mengemukakan


pembelajaran sehingga permasalahan gagasan
dengan cara tersebut yang dihadapi
peserta didik dapat terbiasa selama
untuk memberi pendapat mengikuti
atau mengemukakan pembelajaran
gagasan yang dimilikinya
dari suatu masalah atau
materi yang sedang
dipelajarinya
20. HE: dalam hal ini HE masih HE masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat mencari agar peserta yang ditemui
solusi dari permasalahan- didik mampu
permasalahan yang mencari solusi
ditemuinya dalam dari
pembelajaran matematika permasalahan
maupun dalam kehidupan yang ditemui
sehari-harinya dalam
pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
132

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.HE.GK.02

Identitas Informan

Nama : Guru HE

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Kamis, 09 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. HE: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan guru dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
guru sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. HE: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh guru tidak dimengerti
3. HE : peserta didik diberi HE memberi HE memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh guru terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
133

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari guru jawaban yang
diinginkan
4. HE: peserta didik HE memberikan HE memberikan Transfer-Fokus
memahami apa yang fokus pertanyaan fokus pertanyaan
disampaikan oleh guru agar peserta pertanyaan
karena pertanyaan yang didik mudah
diberikan guru merupakan memahami
fokus pertanyaan (langsung materi yang
kepada inti/maksud disampaikan
pertanyaan)
5. HE: guru tidak HE tidak HE tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
HE lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) tetapi masih disampaikan HE
mengarah atau terfokus merupakan
kepada materi yang sedang pertanyaan
dipelajari spontan
6. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Transfer-
pemindah giliran dalam pemindah giliran pemindah giliran Pemindah
bertanya dengan dalam bertanya dalam bertanya giliran
mendengarkan atau sehingga
menanyakan jawaban pembelajaran
peserta didik secara atau pertanyaan
menyeluruh (walaupun tidak tidak didominasi
semua peserta didik karena beberapa
keterbatasan waktu) peserta didik
134

sehingga pembelajaran saja


atau pertanyaan tidak
terpaku kepada beberapa
peserta didik saja
7. HE: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak berjalan apabila beberapa
dengan efektif karena pertanyaan peserta didik
peserta didik yang tidak hanya diberikan saja
ditanya akan bercanda kepada
dengan temannya atau beberapa
tidak fokus dengan peserta didik
pembelajaran yang sedang saja
berlangsung
8. HE: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan pemindah berjalan dengan dilakukan Pemindah
giliran, pembelajaran akan efektif dan secara giliran
berjalan dengan efektif peserta didik pemindah giliran
karena peserta didik aktif aktif apabila HE
dalam pembelajaran mengungkapkan
pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. HE: terkadang HE Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan HE berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di lain berupa pertanyaan
waktu HE akan menyebar pertanyaan spontan dan
pertanyaan tersebut kepada spontan dan disebar terlebih
peserta didik terlebih dahulu pertanyaan yang dahulu
135

sehingga peserta didik disebar terlebih


dapat memikirkan dahulu
jawabannya
10. HE: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-
disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran dibandingkan disebar terlebih yang diberikan
dengan pertanyaan yang dahulu secara spontan
diberikan secara spontan dibandingkan
maka jawaban yang dengan
diberikan pun sesuai pertanyaan yang
dengan apa yang terlintas di diberikan
dalam pikiran peserta didik spontan
pada saat pertanyaan
disampaikan
11. HE: HE memberikan waktu HE memberikan HE memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum HE untuk
menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. HE: HE memberi informasi- HE memberi HE memberi Trasnfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah HE memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
136

peserta didik mudah agar peserta


memahami materi yang didik mudah
sedang disampaikan atau memahami
yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. HE: HE memberi tuntutan HE memberi HE memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik untuk sudah
mempelajarinya lagi di disampaikan dan
rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. HE: HE hanya memberi HE hanya HE tidak Transfer-
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga nantinya peserta didik
dapat memiliki keterampilan agar dapat
berpikir tingkat tinggi menganalisis
pertanyaan atau
soal
137

15. HE: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik
berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan HE
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. HE: HE memberi stimulus HE memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya kepada tuntutan kepada diberikan HE konsep dalam
permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain dan
berbeda sehingga peserta
didik kurang memahami
konsepnya dengan baik dan
akan bersifat
membingungkan jika
138

dihadapkan kepada
permasalahan-
permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
HE)
17. HE: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh HE sehingga materi hanya materi hanya
peserta didik hanya dilakukan HE dilakukan HE
mendengarkan penuturan saja tidak
yang disampaikan oleh HE melibatkan
peserta didik
secara langsung
18. HE: HE memberi stimulus HE memberi HE memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau menggambar peserta didik menciptakan (creating)
diagram, dengan dalam membuat sesuatu
memberikan langkah- atau
langkah pembuatannya menggambar
agar peserta didik dapat diagram
menciptakan sesuatu terkait
pembelajaran matematika
dengan baik
19. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan pembiasaan- pembiasaan interpretasi
dengan membangun dialog pembiasaan agar peserta
kepada peserta didik dengan didik dapat
permasalahan- melakukan memberi
permasalahan apa saja dialog kepada pendapat dan
139

yang dihadapinya dalam peserta terkait mengemukakan


pembelajaran sehingga permasalahan gagasan
dengan cara tersebut yang dihadapi
peserta didik dapat terbiasa selama
untuk memberi pendapat mengikuti
atau mengemukakan pembelajaran
gagasan yang dimilikinya
dari suatu masalah atau
materi yang sedang
dipelajarinya
20. HE: dalam hal ini HE masih HE masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat mencari agar peserta yang ditemui
solusi dari permasalahan- didik mampu
permasalahan yang mencari solusi
ditemuinya dalam dari
pembelajaran matematika permasalahan
maupun dalam kehidupan yang ditemui
sehari-harinya dalam
pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
140

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.HE.GK.02

Identitas Informan

Nama : Guru HE

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Jumat, 10 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. HE: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan guru dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
guru sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. HE: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh guru tidak dimengerti
3. HE : peserta didik diberi HE memberi HE memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh guru terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
141

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari guru jawaban yang
diinginkan
4. HE: peserta didik HE memberikan HE memberikan Transfer-Fokus
memahami apa yang fokus pertanyaan fokus pertanyaan
disampaikan oleh guru agar peserta pertanyaan
karena pertanyaan yang didik mudah
diberikan guru merupakan memahami
fokus pertanyaan (langsung materi yang
kepada inti/maksud disampaikan
pertanyaan)
5. HE: guru tidak HE tidak HE tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
HE lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) tetapi masih disampaikan HE
mengarah atau terfokus merupakan
kepada materi yang sedang pertanyaan
dipelajari spontan
6. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Transfer-
pemindah giliran dalam pemindah giliran pemindah giliran Pemindah
bertanya dengan dalam bertanya dalam bertanya giliran
mendengarkan atau sehingga
menanyakan jawaban pembelajaran
peserta didik secara atau pertanyaan
menyeluruh (walaupun tidak tidak didominasi
semua peserta didik karena beberapa
keterbatasan waktu) peserta didik
142

sehingga pembelajaran saja


atau pertanyaan tidak
terpaku kepada beberapa
peserta didik saja
7. HE: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak berjalan apabila beberapa
dengan efektif karena pertanyaan peserta didik
peserta didik yang tidak hanya diberikan saja
ditanya akan bercanda kepada
dengan temannya atau beberapa
tidak fokus dengan peserta didik
pembelajaran yang sedang saja
berlangsung
8. HE: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan pemindah berjalan dengan dilakukan Pemindah
giliran, pembelajaran akan efektif dan secara giliran
berjalan dengan efektif peserta didik pemindah giliran
karena peserta didik aktif aktif apabila HE
dalam pembelajaran mengungkapkan
pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. HE: terkadang HE Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan HE berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di lain berupa pertanyaan
waktu HE akan menyebar pertanyaan spontan dan
pertanyaan tersebut kepada spontan dan disebar terlebih
peserta didik terlebih dahulu pertanyaan yang dahulu
143

sehingga peserta didik disebar terlebih


dapat memikirkan dahulu
jawabannya
10. HE: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-
disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran dibandingkan disebar terlebih yang diberikan
dengan pertanyaan yang dahulu secara spontan
diberikan secara spontan dibandingkan
maka jawaban yang dengan
diberikan pun sesuai pertanyaan yang
dengan apa yang terlintas di diberikan
dalam pikiran peserta didik spontan
pada saat pertanyaan
disampaikan
11. HE: HE memberikan waktu HE memberikan HE memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum HE untuk
menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. HE: HE memberi informasi- HE memberi HE memberi Transfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah HE memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
144

peserta didik mudah agar peserta


memahami materi yang didik mudah
sedang disampaikan atau memahami
yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. HE: HE memberi tuntutan HE memberi HE memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik untuk sudah
mempelajarinya lagi di disampaikan dan
rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. HE: HE hanya memberi HE hanya HE tidak Transfer-
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga nantinya peserta didik
dapat memiliki keterampilan agar dapat
berpikir tingkat tinggi menganalisis
pertanyaan atau
soal
145

15. HE: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik
berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan HE
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. HE: HE memberi stimulus HE memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya kepada tuntutan kepada diberikan HE konsep dalam
permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain dan
berbeda sehingga peserta
didik kurang memahami
konsepnya dengan baik dan
akan bersifat
membingungkan jika
146

dihadapkan kepada
permasalahan-
permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
HE)
17. HE: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh HE sehingga materi hanya materi hanya
peserta didik hanya dilakukan HE dilakukan HE
mendengarkan penuturan saja tidak
yang disampaikan oleh HE melibatkan
peserta didik
secara langsung
18. HE: HE memberi stimulus HE memberi HE memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau menggambar peserta didik menciptakan (creating)
diagram, dengan dalam membuat sesuatu
memberikan langkah- atau
langkah pembuatannya menggambar
agar peserta didik dapat diagram
menciptakan sesuatu terkait
pembelajaran matematika
dengan baik
19. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan pembiasaan- pembiasaan interpretasi
dengan membangun dialog pembiasaan agar peserta
kepada peserta didik dengan didik dapat
permasalahan- melakukan memberi
permasalahan apa saja dialog kepada pendapat dan
147

yang dihadapinya dalam peserta terkait mengemukakan


pembelajaran sehingga permasalahan gagasan
dengan cara tersebut yang dihadapi
peserta didik dapat terbiasa selama
untuk memberi pendapat mengikuti
atau mengemukakan pembelajaran
gagasan yang dimilikinya
dari suatu masalah atau
materi yang sedang
dipelajarinya
20. HE: dalam hal ini HE masih HE masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat mencari agar peserta yang ditemui
solusi dari permasalahan- didik mampu
permasalahan yang mencari solusi
ditemuinya dalam dari
pembelajaran matematika permasalahan
maupun dalam kehidupan yang ditemui
sehari-harinya dalam
pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
148

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.HE.GK.02

Identitas Informan

Nama : Guru HE

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 13 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. HE: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan guru dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
guru sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. HE: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh guru tidak dimengerti
3. HE : peserta didik diberi HE memberi HE memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh guru terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
149

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari guru jawaban yang
diinginkan
4. HE: peserta didik HE memberikan HE memberikan Transfer-Fokus
memahami apa yang fokus pertanyaan fokus pertanyaan
disampaikan oleh guru agar peserta pertanyaan
karena pertanyaan yang didik mudah
diberikan guru merupakan memahami
fokus pertanyaan (langsung materi yang
kepada inti/maksud disampaikan
pertanyaan)
5. HE: guru tidak HE tidak HE tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
HE lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) tetapi masih disampaikan HE
mengarah atau terfokus merupakan
kepada materi yang sedang pertanyaan
dipelajari spontan
6. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Transfer-
pemindah giliran dalam pemindah giliran pemindah giliran Pemindah
bertanya dengan dalam bertanya dalam bertanya giliran
mendengarkan atau sehingga
menanyakan jawaban pembelajaran
peserta didik secara atau pertanyaan
menyeluruh (walaupun tidak tidak didominasi
semua peserta didik karena beberapa
keterbatasan waktu) peserta didik
150

sehingga pembelajaran saja


atau pertanyaan tidak
terpaku kepada beberapa
peserta didik saja
7. HE: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak berjalan apabila beberapa
dengan efektif karena pertanyaan peserta didik
peserta didik yang tidak hanya diberikan saja
ditanya akan bercanda kepada
dengan temannya atau beberapa
tidak fokus dengan peserta didik
pembelajaran yang sedang saja
berlangsung
8. HE: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan pemindah berjalan dengan dilakukan Pemindah
giliran, pembelajaran akan efektif dan secara giliran
berjalan dengan efektif peserta didik pemindah giliran
karena peserta didik aktif aktif apabila HE
dalam pembelajaran mengungkapkan
pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. HE: terkadang HE Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan HE berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di lain berupa pertanyaan
waktu HE akan menyebar pertanyaan spontan dan
pertanyaan tersebut kepada spontan dan disebar terlebih
peserta didik terlebih dahulu pertanyaan yang dahulu
151

sehingga peserta didik disebar terlebih


dapat memikirkan dahulu
jawabannya
10. HE: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-
disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran dibandingkan disebar terlebih yang diberikan
dengan pertanyaan yang dahulu secara spontan
diberikan secara spontan dibandingkan
maka jawaban yang dengan
diberikan pun sesuai pertanyaan yang
dengan apa yang terlintas di diberikan
dalam pikiran peserta didik spontan
pada saat pertanyaan
disampaikan
11. HE: HE memberikan waktu HE memberikan HE memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum HE untuk
menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. HE: HE memberi informasi- HE memberi HE memberi Transfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah HE memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
152

peserta didik mudah agar peserta


memahami materi yang didik mudah
sedang disampaikan atau memahami
yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. HE: HE memberi tuntutan HE memberi HE memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik untuk sudah
mempelajarinya lagi di disampaikan dan
rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. HE: HE hanya memberi HE hanya HE tidak Transfer-
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga nantinya peserta didik
dapat memiliki keterampilan agar dapat
berpikir tingkat tinggi menganalisis
pertanyaan atau
soal
153

15. HE: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik
berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan HE
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. HE: HE memberi stimulus HE memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya kepada tuntutan kepada diberikan HE konsep dalam
permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain dan
berbeda sehingga peserta
didik kurang memahami
konsepnya dengan baik dan
akan bersifat
membingungkan jika
154

dihadapkan kepada
permasalahan-
permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
HE)
17. HE: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh HE sehingga materi hanya materi hanya
peserta didik hanya dilakukan HE dilakukan HE
mendengarkan penuturan saja tidak
yang disampaikan oleh HE melibatkan
peserta didik
secara langsung
18. HE: HE memberi stimulus HE memberi HE memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau menggambar peserta didik menciptakan (creating)
diagram, dengan dalam membuat sesuatu
memberikan langkah- atau
langkah pembuatannya menggambar
agar peserta didik dapat diagram
menciptakan sesuatu terkait
pembelajaran matematika
dengan baik
19. HE: HE melakukan HE melakukan HE melakukan Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan pembiasaan- pembiasaan interpretasi
dengan membangun dialog pembiasaan agar peserta
kepada peserta didik dengan didik dapat
permasalahan- melakukan memberi
permasalahan apa saja dialog kepada pendapat dan
155

yang dihadapinya dalam peserta terkait mengemukakan


pembelajaran sehingga permasalahan gagasan
dengan cara tersebut yang dihadapi
peserta didik dapat terbiasa selama
untuk memberi pendapat mengikuti
atau mengemukakan pembelajaran
gagasan yang dimilikinya
dari suatu masalah atau
materi yang sedang
dipelajarinya
20. HE: dalam hal ini HE masih HE masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat mencari agar peserta yang ditemui
solusi dari permasalahan- didik mampu
permasalahan yang mencari solusi
ditemuinya dalam dari
pembelajaran matematika permasalahan
maupun dalam kehidupan yang ditemui
sehari-harinya dalam
pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
156

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.KA.GK.01

Identitas Informan

Nama : Guru KA

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Rabu, 08 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. KA: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan KA dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
KA sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. KA: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh KA tidak dimengerti
3. KA: peserta didik diberi KA memberi KA memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh KA terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
157

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari KA jawaban yang
diinginkan
4. KA: KA lebih banyak Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-Fokus
menyampaikan disampaikan KA bukan pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan bukan merupakan
yang tidak terlalu terkait merupakan fokus fokus
materi pembelajaran yang pertanyaan pertanyaan
sedang dipelajari sehingga
keluar dari fokus
pertanyaan yang
seharusnya disampaikan
5. KA: KA tidak KA tidak KA tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
KA lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) disampaikan KA
merupakan
pertanyaan
spontan
6. KA: KA hanya terfokus KA tidak KA tidak Transfer-
pada beberapa peserta melakukan melakukan Pemindah
didik saja sedangkan pemindah giliran pemindah giliran giliran
peserta didik yang lain tetapi hanya
bercanda dengan berfokus kepada
temannya sehingga beberapa
membuat kondisi kelas peserta didik
tidak kondusif saja
158

7. KA: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-


diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak apabila beberapa
berjalan dengan efektif pertanyaan peserta didik
karena peserta didik yang hanya diberikan saja
tidak ditanya akan kepada
bercanda dengan beberapa
temannya atau tidak fokus peserta didik
dengan pembelajaran yang saja
sedang berlangsung
8. KA: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan berjalan dengan diberikan secara Pemindah
pemindah giliran, efektif dan pemindah giliran giliran
pembelajaran akan peserta didik
berjalan dengan efektif aktif apabila KA
karena peserta didik aktif mengungkapkan
dalam pembelajaran pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. KA: terkadang KA Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan KA berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di merupakan pertanyaan
lain waktu KA akan pertanyaan spontan dan
menyebar pertanyaan spontan dan disebar terlebih
tersebut kepada peserta pertanyaan yang dahulu
didik terlebih dahulu disebar terlebih
sehingga peserta didik dahulu
dapat memikirkan
jawabannya
159

10. KA: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-


disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran disebar terlebih yang diberikan
dibandingkan dengan dahulu secara spontan
pertanyaan yang diberikan dibandingkan
secara spontan maka dengan
jawaban yang diberikan pertanyaan yang
pun sesuai dengan apa diberikan
yang terlintas di dalam spontan
pikiran peserta didik pada
saat pertanyaan
disampaikan
11. KA: KA memberikan waktu KA memberikan KA memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum untuk
KA menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. KA: KA memberi informasi- KA memberi KA memberi Transfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah KA memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
peserta didik mudah agar peserta
memahami materi yang didik mudah
160

sedang disampaikan atau memahami


yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. KA: KA memberi tuntutan KA memberi KA memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik sudah
untuk mempelajarinya lagi disampaikan dan
di rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. KA: KA hanya memberi KA hanya KA tidak Transfer-
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga peserta didik
nantinya dapat memiliki agar dapat
keterampilan berpikir menganalisis
tingkat tinggi pertanyaan atau
soal
15. KA: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
161

pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik


berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan KA
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. KA: KA memberi stimulus KA memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya tuntutan kepada diberikan KA konsep dalam
kepada permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain
dan berbeda sehingga
peserta didik kurang
memahami konsepnya
dengan baik dan akan
bersifat membingungkan
jika dihadapkan kepada
permasalahan-
162

permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
KA)
17. KA: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh KA materi hanya materi hanya
sehingga peserta didik dilakukan KA dilakukan KA
hanya mendengarkan saja tidak
penuturan yang melibatkan
disampaikan oleh KA dan peserta didik
terkadang evaluasi atau secara langsung
penyimpulan materi tidak
dilakukan karena kondisi
kelas yang sudah tidak
kondusif
18. KA: KA memberi stimulus KA memberi KA memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau peserta didik menciptakan (creating)
menggambar diagram, dalam membuat sesuatu
dengan memberikan atau
langkah-langkah menggambar
pembuatannya agar diagram
peserta didik dapat
menciptakan sesuatu
terkait pembelajaran
matematika dengan baik
19. KA: KA tidak melakukan KA terlalu KA terlalu Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan mendominasi mendominasi interpretasi
yang mendorong agar dalam pembelajaran
163

peserta didik dapat pembelajaran


memberi pendapat atau sehingga tidak
mengemukakan gagasan memberikan
yang dimilikinya dari suatu pembiasaan
masalah atau materi yang yang bertujuan
sedang dipelajarinya agar peserta
karena KA terlalu didik dapat
mendominasi proses memberi
pembelajaran yang sedang pendapat atau
berlangsung mengemukakan
gagasan
20. KA: dalam hal ini KA masih KA masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat agar peserta yang ditemui
mencari solusi dari didik mampu
permasalahan- mencari solusi
permasalahan yang dari
ditemuinya dalam permasalahan
pembelajaran matematika yang ditemui
maupun dalam kehidupan dalam
sehari-harinya pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
164

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.KA.GK.01

Identitas Informan

Nama : Guru KA

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Kamis, 09 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. KA: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan KA dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
KA sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. KA: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh KA tidak dimengerti
3. KA: peserta didik diberi KA memberi KA memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh KA terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
165

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari KA jawaban yang
diinginkan
4. KA: KA lebih banyak Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-Fokus
menyampaikan disampaikan KA bukan pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan bukan merupakan
yang tidak terlalu terkait merupakan fokus fokus
materi pembelajaran yang pertanyaan pertanyaan
sedang dipelajari sehingga
keluar dari fokus
pertanyaan yang
seharusnya disampaikan
5. KA: KA tidak KA tidak KA tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
KA lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) disampaikan KA
merupakan
pertanyaan
spontan
6. KA: KA hanya terfokus KA tidak KA tidak Transfer-
pada beberapa peserta melakukan melakukan Pemindah
didik saja sedangkan pemindah giliran pemindah giliran giliran
peserta didik yang lain tetapi hanya
bercanda dengan berfokus kepada
temannya sehingga beberapa
membuat kondisi kelas peserta didik
tidak kondusif saja
166

7. KA: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-


diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak apabila beberapa
berjalan dengan efektif pertanyaan peserta didik
karena peserta didik yang hanya diberikan saja
tidak ditanya akan kepada
bercanda dengan beberapa
temannya atau tidak fokus peserta didik
dengan pembelajaran yang saja
sedang berlangsung
8. KA: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan berjalan dengan diberikan secara Pemindah
pemindah giliran, efektif dan pemindah giliran giliran
pembelajaran akan peserta didik
berjalan dengan efektif aktif apabila KA
karena peserta didik aktif mengungkapkan
dalam pembelajaran pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. KA: terkadang KA Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan KA berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di merupakan pertanyaan
lain waktu KA akan pertanyaan spontan dan
menyebar pertanyaan spontan dan disebar terlebih
tersebut kepada peserta pertanyaan yang dahulu
didik terlebih dahulu disebar terlebih
sehingga peserta didik dahulu
dapat memikirkan
jawabannya
167

10. KA: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-


disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran disebar terlebih yang diberikan
dibandingkan dengan dahulu secara spontan
pertanyaan yang diberikan dibandingkan
secara spontan maka dengan
jawaban yang diberikan pertanyaan yang
pun sesuai dengan apa diberikan
yang terlintas di dalam spontan
pikiran peserta didik pada
saat pertanyaan
disampaikan
11. KA: KA memberikan waktu KA memberikan KA memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum untuk
KA menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. KA: KA memberi informasi- KA memberi KA memberi Transfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah KA memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
peserta didik mudah agar peserta
memahami materi yang didik mudah
168

sedang disampaikan atau memahami


yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. KA: KA memberi tuntutan KA memberi KA memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik sudah
untuk mempelajarinya lagi disampaikan dan
di rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. KA: KA hanya memberi KA hanya KA tidak Transfer-
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga peserta didik
nantinya dapat memiliki agar dapat
keterampilan berpikir menganalisis
tingkat tinggi pertanyaan atau
soal
15. KA: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
169

pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik


berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan KA
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. KA: KA memberi stimulus KA memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya tuntutan kepada diberikan KA konsep dalam
kepada permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain
dan berbeda sehingga
peserta didik kurang
memahami konsepnya
dengan baik dan akan
bersifat membingungkan
jika dihadapkan kepada
permasalahan-
170

permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
KA)
17. KA: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh KA materi hanya materi hanya
sehingga peserta didik dilakukan KA dilakukan KA
hanya mendengarkan saja tidak
penuturan yang melibatkan
disampaikan oleh KA dan peserta didik
terkadang evaluasi atau secara langsung
penyimpulan materi tidak
dilakukan karena kondisi
kelas yang sudah tidak
kondusif
18. KA: KA memberi stimulus KA memberi KA memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau peserta didik menciptakan (creating)
menggambar diagram, dalam membuat sesuatu
dengan memberikan atau
langkah-langkah menggambar
pembuatannya agar diagram
peserta didik dapat
menciptakan sesuatu
terkait pembelajaran
matematika dengan baik
19. KA: KA tidak melakukan KA terlalu KA terlalu Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan mendominasi mendominasi interpretasi
yang mendorong agar dalam pembelajaran
171

peserta didik dapat pembelajaran


memberi pendapat atau sehingga tidak
mengemukakan gagasan memberikan
yang dimilikinya dari suatu pembiasaan
masalah atau materi yang yang bertujuan
sedang dipelajarinya agar peserta
karena KA terlalu didik dapat
mendominasi proses memberi
pembelajaran yang sedang pendapat atau
berlangsung mengemukakan
gagasan
20. KA: dalam hal ini KA masih KA masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat agar peserta yang ditemui
mencari solusi dari didik mampu
permasalahan- mencari solusi
permasalahan yang dari
ditemuinya dalam permasalahan
pembelajaran matematika yang ditemui
maupun dalam kehidupan dalam
sehari-harinya pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
172

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.KA.GK.01

Identitas Informan

Nama : Guru KA

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Jumat, 10 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. KA: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan KA dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
KA sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. KA: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh KA tidak dimengerti
3. KA: peserta didik diberi KA memberi KA memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh KA terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
173

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari KA jawaban yang
diinginkan
4. KA: KA lebih banyak Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-Fokus
menyampaikan disampaikan KA bukan pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan bukan merupakan
yang tidak terlalu terkait merupakan fokus fokus
materi pembelajaran yang pertanyaan pertanyaan
sedang dipelajari sehingga
keluar dari fokus
pertanyaan yang
seharusnya disampaikan
5. KA: KA tidak KA tidak KA tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
KA lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) disampaikan KA
merupakan
pertanyaan
spontan
6. KA: KA hanya terfokus KA tidak KA tidak Transfer-
pada beberapa peserta melakukan melakukan Pemindah
didik saja sedangkan pemindah giliran pemindah giliran giliran
peserta didik yang lain tetapi hanya
bercanda dengan berfokus kepada
temannya sehingga beberapa
membuat kondisi kelas peserta didik
tidak kondusif saja
174

7. KA: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-


diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak apabila beberapa
berjalan dengan efektif pertanyaan peserta didik
karena peserta didik yang hanya diberikan saja
tidak ditanya akan kepada
bercanda dengan beberapa
temannya atau tidak fokus peserta didik
dengan pembelajaran yang saja
sedang berlangsung
8. KA: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan berjalan dengan diberikan secara Pemindah
pemindah giliran, efektif dan pemindah giliran giliran
pembelajaran akan peserta didik
berjalan dengan efektif aktif apabila KA
karena peserta didik aktif mengungkapkan
dalam pembelajaran pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. KA: terkadang KA Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan KA berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di merupakan pertanyaan
lain waktu KA akan pertanyaan spontan dan
menyebar pertanyaan spontan dan disebar terlebih
tersebut kepada peserta pertanyaan yang dahulu
didik terlebih dahulu disebar terlebih
sehingga peserta didik dahulu
dapat memikirkan
jawabannya
175

10. KA: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-


disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran disebar terlebih yang diberikan
dibandingkan dengan dahulu secara spontan
pertanyaan yang diberikan dibandingkan
secara spontan maka dengan
jawaban yang diberikan pertanyaan yang
pun sesuai dengan apa diberikan
yang terlintas di dalam spontan
pikiran peserta didik pada
saat pertanyaan
disampaikan
11. KA: KA memberikan waktu KA memberikan KA memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum untuk
KA menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. KA: KA memberi informasi- KA memberi KA memberi Transfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah KA memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
peserta didik mudah agar peserta
memahami materi yang didik mudah
176

sedang disampaikan atau memahami


yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. KA: KA memberi tuntutan KA memberi KA memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik sudah
untuk mempelajarinya lagi disampaikan dan
di rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. KA: KA hanya memberi KA hanya KA tidak Transfer-
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga peserta didik
nantinya dapat memiliki agar dapat
keterampilan berpikir menganalisis
tingkat tinggi pertanyaan atau
soal
15. KA: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
177

pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik


berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan KA
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. KA: KA memberi stimulus KA memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya tuntutan kepada diberikan KA konsep dalam
kepada permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain
dan berbeda sehingga
peserta didik kurang
memahami konsepnya
dengan baik dan akan
bersifat membingungkan
jika dihadapkan kepada
permasalahan-
178

permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
KA)
17. KA: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh KA materi hanya materi hanya
sehingga peserta didik dilakukan KA dilakukan KA
hanya mendengarkan saja tidak
penuturan yang melibatkan
disampaikan oleh KA dan peserta didik
terkadang evaluasi atau secara langsung
penyimpulan materi tidak
dilakukan karena kondisi
kelas yang sudah tidak
kondusif
18. KA: KA memberi stimulus KA memberi KA memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau peserta didik menciptakan (creating)
menggambar diagram, dalam membuat sesuatu
dengan memberikan atau
langkah-langkah menggambar
pembuatannya agar diagram
peserta didik dapat
menciptakan sesuatu
terkait pembelajaran
matematika dengan baik
19. KA: KA tidak melakukan KA terlalu KA terlalu Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan mendominasi mendominasi interpretasi
yang mendorong agar dalam pembelajaran
179

peserta didik dapat pembelajaran


memberi pendapat atau sehingga tidak
mengemukakan gagasan memberikan
yang dimilikinya dari suatu pembiasaan
masalah atau materi yang yang bertujuan
sedang dipelajarinya agar peserta
karena KA terlalu didik dapat
mendominasi proses memberi
pembelajaran yang sedang pendapat atau
berlangsung mengemukakan
gagasan
20. KA: dalam hal ini KA masih KA masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat agar peserta yang ditemui
mencari solusi dari didik mampu
permasalahan- mencari solusi
permasalahan yang dari
ditemuinya dalam permasalahan
pembelajaran matematika yang ditemui
maupun dalam kehidupan dalam
sehari-harinya pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
180

HASIL OBSERVASI DENGAN GURU

Kode : CP.01.KA.GK.01

Identitas Informan

Nama : Guru KA

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 13 Mei 2019

No. Aspek Yang Diamati Code Kategori Tema


1. KA: peserta didik Bahasa yang Bahasa yang Transfer-
memahami materi yang digunakan dalam digunakan Bahasa singkat
disampaikan KA dengan mengungkapkan dalam dan jelas
baik, karena bahasa yang pertanyaan mengungkapkan
KA sampaikan mudah singkat dan jelas pertanyaan
dimengerti, singkat, dan sehingga peserta singkat dan
jelas (langsung kepada inti didik dapat jelas
pertanyaan) memahami
dengan baik
2. KA: peserta didik bertanya Peserta didik Peserta didik Transfer-
kembali apa maksud bertanya kembali bertanya pemberian
pertanyaan yang pertanyaan yang kembali acuan
disampaikan oleh KA tidak dimengerti
3. KA: peserta didik diberi KA memberi KA memberi Transfer-
beberapa informasi informasi yang acuan terhadap Pemberian
tambahan oleh KA terkait relevan sebagai jawaban yang acuan
materi yang disampaikan langkah dalam diinginkan
sehingga materi selain memberi acuan
181

bersumber dari buku juga terhadap


bersumber dari KA jawaban yang
diinginkan
4. KA: KA lebih banyak Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-Fokus
menyampaikan disampaikan KA bukan pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan bukan merupakan
yang tidak terlalu terkait merupakan fokus fokus
materi pembelajaran yang pertanyaan pertanyaan
sedang dipelajari sehingga
keluar dari fokus
pertanyaan yang
seharusnya disampaikan
5. KA: KA tidak KA tidak KA tidak Transfer-Fokus
mengkonsepkan mengkonsepkan mengkonsepkan pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu. pertanyaan pertanyaan
KA lebih mengarah kepada terlebih dahulu terlebih dahulu
pertanyaan spontan karena
(melihat situasi/keadaan pertanyaan yang
kelas) disampaikan KA
merupakan
pertanyaan
spontan
6. KA: KA hanya terfokus KA tidak KA tidak Transfer-
pada beberapa peserta melakukan melakukan Pemindah
didik saja sedangkan pemindah giliran pemindah giliran giliran
peserta didik yang lain tetapi hanya
bercanda dengan berfokus kepada
temannya sehingga beberapa
membuat kondisi kelas peserta didik
tidak kondusif saja
182

7. KA: jika pertanyaan hanya Pembelajaran Pertanyaan Transfer-


diberikan kepada beberapa akan berjalan hanya diberikan Pemindah
peserta didik saja, tidak efektif kepada giliran
pembelajaran tidak apabila beberapa
berjalan dengan efektif pertanyaan peserta didik
karena peserta didik yang hanya diberikan saja
tidak ditanya akan kepada
bercanda dengan beberapa
temannya atau tidak fokus peserta didik
dengan pembelajaran yang saja
sedang berlangsung
8. KA: jika pertanyaan Pembelajaran Pertanyaan Transfer-
dilakukan dengan berjalan dengan diberikan secara Pemindah
pemindah giliran, efektif dan pemindah giliran giliran
pembelajaran akan peserta didik
berjalan dengan efektif aktif apabila KA
karena peserta didik aktif mengungkapkan
dalam pembelajaran pertanyaan
secara pemindah
giliran
9. KA: terkadang KA Pertanyaan yang Pertanyaan Transfer-
menyampaikan pertanyaan diberikan KA berupa Penyebaran
secara spontan tetapi di merupakan pertanyaan
lain waktu KA akan pertanyaan spontan dan
menyebar pertanyaan spontan dan disebar terlebih
tersebut kepada peserta pertanyaan yang dahulu
didik terlebih dahulu disebar terlebih
sehingga peserta didik dahulu
dapat memikirkan
jawabannya
183

10. KA: apabila pertanyaan Jawaban yang Bentuk jawaban Transfer-


disebar terlebih dahulu, disampaikan berbeda apabila Penyebaran
jawaban yang disampaikan peserta didik pertanyaan
peserta didik akan lebih akan lebih benar disebar terlebih
benar dan tepat sesuai dan tepat apabila dahulu dengan
dengan materi pertanyaan pertanyaan
pembelajaran disebar terlebih yang diberikan
dibandingkan dengan dahulu secara spontan
pertanyaan yang diberikan dibandingkan
secara spontan maka dengan
jawaban yang diberikan pertanyaan yang
pun sesuai dengan apa diberikan
yang terlintas di dalam spontan
pikiran peserta didik pada
saat pertanyaan
disampaikan
11. KA: KA memberikan waktu KA memberikan KA memberikan Transfer-
kepada peserta didik untuk waktu kepada waktu berpikir Pemberian
memikirkan jawaban peserta didik waktu berpikir
terlebih dahulu sebelum untuk
KA menanyakan jawaban memikirkan
peserta didik jawaban
12. KA: KA memberi informasi- KA memberi KA memberi Transfer-
informasi yang relevan tuntutan jawaban tuntutan Pemberian
terkait materi yang berupa informasi jawaban berupa tuntutan
disampaikan sebagai yang relevan informasi yang
langkah KA memberi terkait jawaban relevan
tuntutan jawaban agar yang diinginkan
peserta didik mudah agar peserta
memahami materi yang didik mudah
184

sedang disampaikan atau memahami


yang telah dipelajari materi yang
disampaikan
atau yang telah
dipelajari
13. KA: KA memberi tuntutan KA memberi KA memberi Transfer-
kepada peserta didik tuntutan dengan tuntutan kepada Pemberian
dengan cara menerangkan cara peserta didik tuntutan
kembali materi menerangkan
pembelajaran yang sudah kembali materi
disampaikan dan akan pelajaran yang
meminta peserta didik sudah
untuk mempelajarinya lagi disampaikan dan
di rumah agar peserta didik meminta peserta
dapat lebih memahami didik untuk
materi pembelajaran mempelajarinya
lagi di rumah
14. KA: KA hanya memberi KA hanya KA tidak Transfer-
pertanyaan-pertanyaan memberi memberikan pembiasaan
formalitas tanpa memberi pertanyaan stimulus analisis
stimulus kepada peserta formalitas tanpa
didik agar dapat memberi
menganalisis pertanyaan stimulus kepada
atau soal sehingga peserta didik
nantinya dapat memiliki agar dapat
keterampilan berpikir menganalisis
tingkat tinggi pertanyaan atau
soal
15. KA: respon yang diberikan Peserta didik Peserta didik Transfer-
peserta didik hanya saat tidak tidak Refleksi atau
185

pada pembelajaran memberikan memberikan umpan balik


berlangsung saja tanpa refleksi atau refleksi atau
melakukan refleksi atau umpan balik umpan balik
umpan balik setelahnya terkait
pertanyaan yang
diberikan KA
karena respon
yang diberikan
peserta didik
hanya saat
pembelajaran
berlangsung
16. KA: KA memberi stimulus KA memberi Stimulus atau Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau tuntutan yang Penerapan
peserta didik hanya tuntutan kepada diberikan KA konsep dalam
kepada permasalahan- peserta didik hanya matematika
permasalahan yang sudah hanya kepada bersumber dari
ada dalam buku saja atau permasalahan- permasalahan
contoh lain yang ada di permasalahan yang ada di
dalam kelas tanpa yang ada di buku buku atau di
memberikan stimulus atau atau di dalam dalam kelas
tuntutan kepada kelas saja
permasalahan-
permasalahan yang lain
dan berbeda sehingga
peserta didik kurang
memahami konsepnya
dengan baik dan akan
bersifat membingungkan
jika dihadapkan kepada
permasalahan-
186

permasalahan berbeda
(masih butuh bimbingan
KA)
17. KA: evaluasi atau Evaluasi atau Evaluasi atau Transfer-
penyimpulan materi hanya penyimpulan penyimpulan evaluasi
dilakukan oleh KA materi hanya materi hanya
sehingga peserta didik dilakukan KA dilakukan KA
hanya mendengarkan saja tidak
penuturan yang melibatkan
disampaikan oleh KA dan peserta didik
terkadang evaluasi atau secara langsung
penyimpulan materi tidak
dilakukan karena kondisi
kelas yang sudah tidak
kondusif
18. KA: KA memberi stimulus KA memberi KA memberi Transfer-
atau tuntutan kepada stimulus atau stimulus atau Menciptakan
peserta didik dalam tuntutan kepada tuntutan dalam sesuatu
membuat atau peserta didik menciptakan (creating)
menggambar diagram, dalam membuat sesuatu
dengan memberikan atau
langkah-langkah menggambar
pembuatannya agar diagram
peserta didik dapat
menciptakan sesuatu
terkait pembelajaran
matematika dengan baik
19. KA: KA tidak melakukan KA terlalu KA terlalu Berpikir kritis-
pembiasaan-pembiasaan mendominasi mendominasi interpretasi
yang mendorong agar dalam pembelajaran
187

peserta didik dapat pembelajaran


memberi pendapat atau sehingga tidak
mengemukakan gagasan memberikan
yang dimilikinya dari suatu pembiasaan
masalah atau materi yang yang bertujuan
sedang dipelajarinya agar peserta
karena KA terlalu didik dapat
mendominasi proses memberi
pembelajaran yang sedang pendapat atau
berlangsung mengemukakan
gagasan
20. KA: dalam hal ini KA masih KA masih kurang Peserta didik Penyelesaian
kurang dalam melakukan dalam mencari solusi masalah-
pembiasaan-pembiasaan melakukan dari analogi
yang tujuannya agar pembiasaan permasalahan
peserta didik dapat agar peserta yang ditemui
mencari solusi dari didik mampu
permasalahan- mencari solusi
permasalahan yang dari
ditemuinya dalam permasalahan
pembelajaran matematika yang ditemui
maupun dalam kehidupan dalam
sehari-harinya pembelajaran
matematika
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
188

Hasil Kuesioner (Angket) Dengan Guru


189
190
191
192
193
194
195
196

Lampiran 7
Uji Referensi

No. Daftar Referensi Halaman Halaman Paraf

Referensi Skripsi

1. Awaliyah, Siti. 2018. 47-48 25-28

Penyusunan Soal HOTS Bagi

Guru PPKN dan IPS Sekolah

Menengah Pertama. Jurnal

Praktis dan Dedikasi Sosial.

1(1): 46-53

2. Djabidi, F. 2016. Manajemen 10 8

Pengelolaan Kelas. Malang: 10 14

Madani

3. Fanani, M. Z. 2018. Strategi 60 21

Pengembangan Soal Higher 60 22

Order Thinking Skills (HOTS)

Dalam Kurikulum 2013. Journal

of Islamic Religious Education.

Volume 2. Nomor 1. pp: 57-76

4. Hati, R. M. 2013. Kompetensi 37 65

Guru Dalam Melaksanakan

Administrasi Pengajaran di
197

MTs Manba’ul ‘Ulum Desa

Silebu Kec. Pancalang Kab.

Kuningan. Skripsi Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas

Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati

Cirebon: Tidak Diterbitkan.

5. Hidayati, A. U. 2017. Melatih 148 25

Keterampilan Berpikir Tingkat 149 26

Tinggi Dalam Pembelajaran 153 27

Matematika Pada Siswa 154 27-28

Sekolah Dasar. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran

Dasar. Volume 4. Nomor 2.

pp: 144-154.

6. Indiriyani, D., Djahir, Y., dan 133 12

Barlian, I. 2015. Analisis 131-132 19

Keterampilan Bertanya Guru

Ilmu Pengetahuan Sosial di

SMP Negeri 27 OKU. Jurnal

Profit. Volume 2. Nomor 2.

pp: 131-143.

7. Iskandar, D., dan Senam. 66 22

2015. Studi Kemampuan Guru 70 29


198

Kimia SMA Lulusan UNY

Dalam Mengembangkan Soal

UAS Berbasis HOTS. Jurnal

Inovasi Pendidikan IPA.

Volume 1. Nomor 1. pp: 65-72.

8. Linarwati, M., Fathoni, A., 1 34

Minarsih, M. 2016. Studi

Deskriptif Pelatihan Dan

Pengembangan Sumber Daya

Manusia Serta Penggunaan

Metode Behavioral Event

Interview Dalam Merekrut

Karyawan Baru di Bank Mega

Cabang Kudus. Jornal of

Management. Volume 2.

Nomor 2. pp:1-8.

9. Majid, A. 2017. Strategi 233 3

Pembelajaran. Bandung: PT 236 13

Remaja Rosdakarya.

.10. Ningsih, F.N. 2015. 4 3

Kemampuan Guru

Melaksanakan Keterampilan

Bertanya Dalam Pembelajaran


199

Tematik Berbasis KTSP di SD

Kecamatan Mijen Kota

Semarang. Skripsi PGSD FIP

UNS: Tidak Diterbitkan.

11. Nugroho, R. 2018. HOTS 16 21

(Kemampuan Berpikir Tingkat 17 24

Tinggi): Konsep, Pembelajaran,

Penilaian, dan Soal-Soal.

Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

12. Rapih, Subroto., dan Sutaryadi. 81 28

2018. Perspektif Guru Sekolah

Dasar Terhadap Higher Order

Thinking Skills (HOTS):

Pemahaman, Penerapan, dan

Hambatan. Premiere

Educandum: Jurnal Pendidikan

Dasar dan Pembelajaran.

Volume 8. Nomor 1. pp: 78-87.

13. Rusman. 2014. Model-Model 83 16-17

Pembelajaran

Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta:


200

PT Raja Grafindo Persada.

14. Sani, R. A. 2019. Pembelajaran 2 22

Berbasis HOTS (Higher Order

Thinking Skills). Tangerang:

Tira Smart.

15. Shidiq, A. S., Masykuri, M., dan 84 29

Elfi, Susanti. 2014.

Pengembangan Instrumen

Penilaian Two-Tier Multiple

Choice Untuk Mengukur

Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi (Higher Order Thinking

Skills) Pada Materi Kelarutan

dan Hasil Kali Kelarutan Untuk

Siswa SMA/MA Kelas XI.

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).

Volume 3. Nomor 4. pp: 83-92.

16. Sugiyono. 2012. Metode 308 40

Penelitian Pendidikan 310 41

(Pendekatan Kuantitatif, 329 42

Kualitatif, dan R&D). Bandung: 317 42

Alfabeta. 320 43

200-201 43
201

330 44

337 45

345 47

17. Syam, Asrulllah dan Amri. 91 65

2017. Pengaruh Kepercayaan

Diri (Self Confidence) Berbasis

Kaderisasi IMM Terhadap

Prestasi Belajar Mahasiswa

(Studi Kasus Di Program Studi

Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah

ParePare). Jurnal Biotek.

Volume 5. Nomor 1. pp: 91-92.

18. Taufik, R., Rivaie, W., dan 3 11

Sulistyarini. 2013. Kemampuan 3 12

Guru Menerapkan 4-5 18

Keterampilan Bertanya Pada

Pelajaran Sosiologi di Kelas XI

SMA Islamiyah Pontianak.

Jurnal Pendidikan. Volume 2.

Nomor 4. pp: 1-12.

19. Zahra, L., Kusmayadi, T. A., 457 10


202

dan Usodo, B. 2016. Studi

Deskriptif Keterampilan

Bertanya Guru Pada Proses

Pembelajaran Matematika

Ditinjau Dari Pengalaman

Mengajar di SMA Taman

Madya Probolinggo Tahun

Pelajaran 2016/2017. Prosiding

Seminar Nasional Matematika

dan Pendidikan Matematika,

FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta (UNS).

Surakarta, 16 November, 2016.


203

Lampiran 8
Kartu Bimbingan
204
205

Lampiran 9
Kartu Menyaksikan Ujian Skripsi
206

Lampiran 10
Dokumentasi
207

Lampiran 11
Riwayat Hidup Penulis

Data Pribadi
Nama : Via Septiyanti
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 13 September 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl. Amal Bakti No.13 Rt. 03 Rw.02
Kel. Rengas, Kec. Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan
No. Telp : 089669701116
Email : via.septiyanti13@gmail.com
Riwayat Keluarga
Orang Tua : a. Ayah : Ahmad Saalih
b. Ibu : Siti Apriani
Riwayat Pendidikan
2003-2009 : SDN Pondok Betung 01
2009-2012 : SMPN 10 Tangerang Selatan
2012-2015 : SMAS Yadika 6 Pondok Aren
2015 : Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai