Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN POLIMER LOGAM DAN KACA

KOROSI PADA LEMPENGAN ALUMINIUM

DOSEN PEMBIMBING
Emmidia Djonaedi, MT, MBA

DISUSUN OLEH
Alvin Saddiq (1806311011)

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN

JL.PROF. G.A. SIWABESSY, KAMPUS BAR UI-DEPOK KELURAHAN BEJI TIMUR

KECAMATAN BEJI KOTA DEPOK - 16425

2018/2019

1
Daftar Isi
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 3
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Aluminium .................................................................................................................. 4
2.2 Korosi............................................................................................................................................ 4
2.3 Percobaan pada lempengan aluminium......................................................................................... 5
2.3.1 Larutan ......................................................................................................................................... 5
BAB 3 ........................................................................................................................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................................................. 7
3.3 Prosedur Kerja .............................................................................................................................. 7
3.4 Hasil Percobaan ............................................................................................................................ 8
3.5 Perhitungan ................................................................................................................................. 12
3.6 Analisa ........................................................................................................................................ 12
BAB 4 ......................................................................................................................................................... 14

2
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi.

Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada
dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung
dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi
dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.

Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron
tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau
oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab

1.2 Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :

 Apa itu korosi?


 Apa itu aluminium?
 Bagaimana proses terjadinya korosi?
 Apa factor yang dapat menyebabkan korosi?
 Apa dampak larutan (bedasarkan pH) pada lempengan aluminium?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
 Untuk menambah wawasan mengenai korosi logam
 Untuk menambah wawasan mengenai logam
 Untuk mengetahui cara pengujian korosi pada logam
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Polimer, Logam, dan Kaca

3
BAB 2
ISI
2.1 Pengertian Aluminium
Aluminium adalah logam unsur kimia berlimpah yang secara luas digunakan di seluruh
dunia untuk berbagai produk. Banyak konsumen berinteraksi dengan beberapa bentuk itu setiap
hari, terutama jika mereka aktif di dapur. Unsur ini memiliki nomor atom 13, dan diidentifikasi
dengan simbol Al pada tabel periodik unsur. Hal ini diklasifikasikan dalam logam miskin, berbagi
milik kelenturan ekstrim dengan logam seperti timah dan timah. Standar ejaan internasional
adalah aluminium. Sejarah elemen ini sebenarnya cukup lama. Berbagai bentuk telah digunakan
selama berabad-abad; aluminium oksida, misalnya, muncul dalam tembikar dan glasir dari Mesir
Kuno. Bangsa Romawi juga digunakan, dalam bentuk zat yang mereka sebut tawas. Pada tahun
1800, Hans Christian Oersted terisolasi bentuk tidak murni dari elemen, dan ia diikuti oleh
Friedrich Wohler, yang berhasil mengisolasi bentuk murni pada tahun 1827. Pada awalnya, para
ilmuwan percaya bahwa aluminium sangat langka dan sulit untuk mengekstrak, dan logam itu
pada satu titik yang sangat berharga. Beberapa patung dari tahun 1800-an menggambarkan
keyakinan ini sering diadakan. Pada tahun 1886, bagaimanapun, seorang mahasiswa Amerika
bernama C.M. Hall dan seorang Prancis bernama Paul Herout mengembangkan proses untuk
peleburan bijih untuk mengekstrak aluminium berharga mereka. Metode Hall Heroult sekarang
banyak digunakan di seluruh dunia untuk mengisolasi elemen dari bijih seperti bauksit.
Jauh dari menjadi langka, aluminium sebenarnya unsur paling umum ketiga dalam kerak
bumi, dan itu adalah yang paling umum elemen logam di Bumi. Dalam bentuk murni, aluminium
keperakan putih dan sangat ringan. Unsur ini memadukan mudah untuk membuat ringan tapi
sangat kuat paduan, dan melakukan kedua panas dan listrik yang sangat baik. Selain itu, itu
adalah non-magnetik, yang dapat menjadi properti yang sangat berguna dalam beberapa aplikasi.
Menggunakan segudang untuk logam dan senyawanya termasuk pembuatan mobil, konstruksi,
cat, kemasan, peralatan masak, antasid, antiperspirant, dan astringent. Sementara aluminium itu
sendiri tidak inheren beracun, ada beberapa aspek berisiko untuk elemen. Orang-orang yang
bekerja di sekitar volume tinggi dapat menjadi sakit, terutama jika mereka menghirup elemen.
Anak-anak tampak rentan terhadap unsur ini, terutama jika ginjal mereka tidak berfungsi dengan
baik. Tampaknya bahwa hal itu juga dapat menyebabkan masalah neuromuskular dan rangka,
meskipun ambang bahaya yang tepat tidak diketahui. Studi pada produk aluminium telah
menyarankan bahwa mereka aman untuk kebanyakan konsumen, meskipun beberapa orang
mungkin mengalami dermatitis kontak ketika mereka menangani produk seperti pot,
antiperspirant, dan antasida.
2.2 Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
4
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa
korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih
mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
2.3 Percobaan pada lempengan aluminium

2.3.1 Larutan
Pada percobaan beberapa waktu yang lalu larutan yang digunakan sebagai alat uji proses
korosi antara lain :
1. Larutan asam dengan menggunakan asam cuka (asetat) 400 ml dengan Ph = 2.
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH
lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa.
Adapun sifat - sifat larutan asam yaitu :
 Memiliki rasa masam (Namun jangan mencicipinya)
 Dapat mengubah lakmus biru menjadi merah
 Dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat)
 Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
 Bersifat korosif terhadap logam

5
 Dapat menetralkan basa

2. Larutan basa dengan menggunakan detergen bubuk 5 gr yang dicampurkan dengan air 800ml yang
kemudian memiliki ph = 11.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
memiliki pH lebih besar dari 7. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hidroksil (OH –)
dan ion positif logam (tapi tidak selalu). Oleh karena itu, suatu basa dapat menghantarkan arus
listrik.
Adapun sifat - sifat larutan basa yaitu :
 Terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit, berbahaya)
 Dapat mengubah lakmus merah menjadi biru
 Dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat)
 Apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH–)
 Dapat menetralkan asam

3. Larutan garam dengan menggunakan garam 5 gr yang dicampurkan dengan air 800 ml yang
kemudian memiliki ph = 5.
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga
terbentuk senyawa netral (tidak bermuatan). Hasil reaksi asam dan basa disebut garam. Garam bisa
terbentuk dari senyawa antara ion logam (tidak selalu) dengan ion sisa asam.
Adapun sifat - sifat larutan garam yaitu :
 Mampu menghantarkan arus listrik,
 Tidak mengubah warna lakmus merah maupun biru.
 Jika terbentuk dari asam kuat dan basa lemah, maka garam akan bersifat asam. dan sebaliknya,
jika terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, maka garam akan bersifat basa.
 Bila terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, maka garam akan bersifat netral, misalnya garam
dapur (NaCl).

6
BAB 3
Hasil dan Kesimpulan
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum korosi ini berlangsung pada hari Selasa tanggal 22 Oktober 2019 yang dilakukan
di ruang lab ibg.
3.2 Alat dan Bahan
Alat - alat yang digunakan dalam praktikum tentang korosi ini antara lain :
 Timbangan ohaus
 3 Gelas Kimia
 Universal pH paper
 Alat Tulis
 Alat Pengaduk
 Gelas Arloji

Bahan - bahan yang digunakan dalam praktikum tentang korosi ini antara lain :
 3 buah logam tinplate dengan ukuran 2x2 cm (logam sesuai dengan yang digunakan)
 Isolasi
 Alumunium foil
 Air cuka 400 ml
 Detergen bubuk 5 mg
 Garam 5 mg
 Air
3.3 Prosedur Kerja
1. Colokkan steker timbangan ohaus agar menyala.
2. Kemudian timbang logam yang sudah digunting menggunakan timbangan ohaus.
 Letakkan gelas arloji di dalam timbangan ohaus;
 Setelah itu, nolkan timbangan ohaus dengan menggunakan tombol tare;
 Letakkan logam yang akan diukur kedalam gelas arloji kemudian tutup pintu timbangan
ohaus kemudian lihat berat logam tersebut;
 Ketika sudah diukur dan dicatat, keluarkan logam dengan hati - hati dari timbangan ohaus;
 Lakukan tahapan 2 dan 3 untuk logam kedua dan ketiga.
3. Setelah menimbang logam, masukkan air cuka pada salah satu gelas kimia sampai 400 ml, lalu
hitung pHnya menggunakan universal pH paper lalu berikan label pada gelas tersebut.

7
4. Kemudian timbang detergen bubuk yang akan digunakan yaitu 5 mg dengan menggunakan
timbangan ohaus, setelah menimbang, tuangkan air kedalam gelas kimia kedua sampai 800 ml,
kemudian larutkan detergen bubuk tersebut kedalam air, lalu aduk dengan alat pengaduk hingga
merata.
5. Hitung pH larutan detergen tersebut kemudian berikan label pada gelas kimia tersebut.
6. Timbang kembali garam yang akan digunakan yaitu 5 mg dengan menggunakan timbangan ohaus,
lalu tuangkan air kedalam gelas ketiga sebanyak 800 ml, kemudian larutkan garam tersebut
kedalam air, lalu aduk dengan alat pengaduk hingga merata.
7. Matikan timbangan ohaus tersebut dengan menekan tombol standby, lalu cabut steker timbangan
ohaus.
8. Foto logam sebelum direndam kedalam larutan, dan berikan tanda agar memudahkan logam mana
yang dicelupkan kedalam larutan.
9. Foto larutan kimia tersebut sebelum perendaman.
10. Celupkan logam kedalam larutan, 1 larutan 1 logam.
11. Setelah itu tutup gelas kimia tersebut menggunakan alumunium foil lalu rekatkan dengan isolasi.
12. Biarkan logam tersebut terendam dengan waktu ± 2 minggu
13. Setelah 2 minggu, buka alumunium foil tersebut kemudian foto kembali larutan tersebut untuk
melihat perubahaan warna larutan.
14. Ambil logam - logam yang terendam, kemudian bersihkan dengan air.
15. Setelah itu, timbang kembali logam dengan timbangan ohaus, lihat dan catat hasilnya.(cara sama
dengan no 1,2, dan 7)
16. Foto logam tersebut agar terlihat perbedaannya sebelum direndam dan sesudah direndam.
17. Hitung persentase korosi yang terjadi pada logam tersebut lalu catat hasilnya.

3.4 Hasil Percobaan


 Berat tin plate sebelum direndam dalam larutan adalah:
1. 0,5981 gr (dicelupkan pada larutan asam).
2. 0,5574 gr (dicelupkan pada larutan basa).
3. 0,5775 gr (dicelupkan pada larutan garam).
 Larutan sebelum perendaman:
1. Larutan Asam

8
2. Larutan Basa

3. Larutan Garam

9
 Logam tinplate setelah 2 minggu perendaman

Beratnya berubah menjadi :


1. Dari 0.6328 gr menjadi 0.6249 gr
2. Dari 0.6884 gr menjadi 0.6876 gr
3. Dari 0.6555 gr menjadi 0.6523 gr

10
Larutan Perubahan Lempengan Aluminium Tiap Larutan (gr)
Sebelum Direndam Sesudah Direndam
Asam 0.6328 0.6249
Basa 0.6884 0.6876
Garam 0.6555 0.6523

 Warna larutan setelah 2 minggu perendaman

11
3.5 Perhitungan
Dari data yang didapatkan dari hasil percobaan diatas kita dapat menghitung persentase korosi yang
terjadi pada logam tersebut dengan rumus sebagai berikut :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
Maka dapat dihitung sebagai berikut :

1. Logam yang direndam pada larutan asam


0.6328 𝑔𝑟 − 0.6249 𝑔𝑟
𝑥 100% = 0.01%
0.6328 𝑔𝑟

2. Logam yang direndam pada larutan basa


0.6884 𝑔𝑟 − 0.6876 𝑔𝑟
𝑥 100% = 0.001%
0.6884 𝑔𝑟

3. Logam yang direndam pada larutan garam


0.6555 𝑔𝑟 − 0.6523 𝑔𝑟
𝑥 100% = 0.004%
0.6555 𝑔𝑟

3.6 Analisa
1. Logam pada larutan asam
Perlakuan Pengamatan
1. Gelas diisi dengan 400 ml asam cuka 1. Warna larutan berubah sedikit hitam
(asam asetat), ukur pHnya, lalu berikan 2. Logam terkikis dan terasa kasar pada
label kedua bagian sisinya
2. Ukur logam dengan timbangan ohaus, 3. Ukur kembali logam tersebut dan catat
catat hasilnya dan hitung persentase korosinya
3. Masukkan logam pertama kedalam
gelas kimia tersebut
4. Tutup dengan alumunium foil

12
2. Logam pada larutan basa
Perlakuan Pengamatan
1. Gelas diisi dengan 800 ml air lalu 1. Warna larutan berubah sedikit keruh
berikan 5 gram detergen bubuk, ukur 2. Logam terkikis sedikit dan
pHnya lalu berikan label permukaannya masih terasa halus pada
2. Ukur logam dengan timbangan ohaus, kedua sisinya
catat hasilnya 3. Ukur kembali logam tersebut dan catat
3. Masukkan logam kedua kedalam gelas dan hitung persentase korosinya
kimia tersebut
4. Tutup dengan alumunium foil

3. Logam pada larutan garam


Perlakuan Pengamatan
1. Gelas diisi dengan 800 ml air lalu 1. Warna larutan berubah menjadi keruh
berikan 5 gram garam, ukur pHnya lalu 2. Logam terlihat berkarat tidak seperti
berikan label logam 1 dan 2 logam ini terlihat warna
2. Ukur logam dengan timbangan ohaus, karatnya pada sisi tertentu meskipun
catat hasilnya permukaanya masih terasa halus
3. Masukkan logam ketiga kedalam gelas 3. Ukur kembali logam tersebut dan catat
kimia tersebut dan hitung persentase korosinya
4. Tutup dengan alumunium foil

13
BAB 4
Daftar Pustaka
https://www.dosenpendidikan.co.id/korosi-adalah/
https://www.kompasiana.com/anthonspriyono/54f6e52da3331183558b4ad6/pengertian-tentang-logam-
aluminium
https://www.pelajaran.co.id/2018/06/pengertian-sifat-dan-contoh-larutan-asam-basa-dan-garam-
terlengkap.html.

14

Anda mungkin juga menyukai