Anda di halaman 1dari 2

Enam Penambang Ilegal Ditangkap Polisi

MERANGIN, BE-Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) hingga kini masih marak di
Merangin. Selasa (07/01) kemarin, sekitar pukul 14.00 WIB, anggota Satreskrim Polres
Merangin menangkap enam penambang emas ilegal itu di Desa Sungai Kapas, Kecamatan
Bangko.

Keenam penambang emas jenis dompeng yang berhasil diamankan tersebut yakni Dadan bin
Salim, Nunuk bin Tong, Nofian Efendi dan Nasril Simanjuntak. Mereka berempat merupakan
warga Desa Tanjung Benuang, Dusun 5, Kecamatan Pamenang Selatan.

Selanjutnya, Kikin bin Emang warga Desa Sungai Kapas, RT 02 Kecamatan Bangko dan Arif
Usman bin Jejen warga RT 22, Desa Sungai Kapas, Kecamatan Bangko.

Kasat Reskrim Polres Merangin Iptu Khoirunnas kepada dikonfirmasi membenarkan


penangkapan terhadap keenam pendompeng tersebut. Menurut Kasat, penangkapan ini
berdasar dari laporan masyarakat.

“Benar, kita amankan barang bukti (BB) satu buah alat dulang, dua engkol mesin diesel, 3
botol air raksa, 2 potong selang, satu selang cangkang dan alat untuk mendompeng lainnya.”
katanya Rabu (08/01).

Kasat menegaskan, saat ini keenam tersangka sudah mendekam di Mapolres Merangin untuk
dimintai keterangan lebih lanjut. (don)

Merangin Gelar Apel Siaga Bansor 2020


MERANGIN, BE-Kabupaten Merangin ternyata hingga saat ini masih berstatus siaga
bencana. Hal ini karena kondisi alam yang belum stabil dan dibarengi cuaca ekstrim.
Siaga bencana tersebut, telah ditetapkan bupati sejak 10 Desember 2019 lalu. “Kita lihat
kondisi cuaca sekarang ini musim hujan yang luar biasa dan masih ekstrim. Untuk itu perlu
penanganan bencana yang cepat dan tepat,” ujar Bupati.
Guna tindakan penanggulangan bencana yang cepat dan tepat tersebut, bupati pada
Rabu (8/1), menggelar Apel gelar pasukan dan kesiapan peralatan siaga darurat bencana
banjir dan longsor (Bansor) Kabupaten Merangin 2020.
Apel siaga di halaman depan Kantor Bupati Merangin tersebut, diikuti berisan TNI,
Brimob, Polisi, BPBD, Satpol PP, Tagana, Senkom, Dishub, Damkar dan Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat.
Pada apel yang diawali dengan penyematan tanda peserta pasukan penanggulangan
bencana oleh bupati itu, Al Haris menegaskan pentingnya dilakukan koordinasi dalam
bekerja, sehingga tidak saling menyalahkan.
Diakui bupati, penanganan kasus tertimbunnya enam orang yang diduga pelaku
Penambangan Emas Tanpa Izin (PRTI) beberapa waktu lalu, tergolong lamban dan kurang
cekatan.
Hal ini sambung bupati, dipengaruhi ketakutan pihak keluarga yang merasa bersalah,
untuk melapor. “Namun kita tetap mengedepankan rasa kemanusiaan. Semoga peristiwa
semacam itu tidak terulang,” ucap Bupati.
Ditegaskan bupati, perlu langkah-langkah cepat dalam siaga darurat bencana Bansor.
Melakukan pemantauan dan tindakan pada daerah rawan bencana Bansor, melalui operasi
darat, pemetaan daerah rawan Bansor dan sosialisasi Bansor.
Selain itu, mengaktifkan Posko Crisis Centere, membuka Posko Lapangan,
mensiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan mengambil langkah-langkah cepat yang
diperlukan.
Tidak hanya itu, lanjut bupati instansi terkait juga harus bergerak cepat, sesuai dengan
fungsinya meyampaikan asistensi teknis, supervisi, bantuan teknis administrasi, dukungan
fasilitas dan pengerahan sumberdaya manusia serta mem-beck-up keselamatan petugas dan
masyarakat di lokasi terjadinya bencana.(don)

Anda mungkin juga menyukai