Anda di halaman 1dari 4

1

Nama : Achmad Nasor


NIM : 140731603248
Offr :A
UAS SOSIOLOGI

1. Sosoilogi merupakan ilmu yang berparadigma ganda, yaitu, ilmu yang memiliki
pandangan atau pola pikir yang disesuaikan dengan kenyataan sebenarnya
dilingkungan masyarakat. paradigma ganda disini dapat diartikan bahwa sosiologi
merupakan ilmu nyang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dalam
memecahkan berbagai masalah. Paradigma tersebutlah yang membedakan
sosiologi dengan ilmu lainnya. sosiologi juga bukan merupakan ilmu bantu untuk
ilmu yang lainnya, melainkan sebagai suplemen atau pelengkap dalam hal ini,
sosiologi dapat digunakan oleh ilmu lain sebagai dasar teori untik memecahkan
sebuah problematika. Misalkan dalam ilmu sejarah, sosiologi bisa digunakan
untuk merekonstruksi bagaimana sistem kehidupan sosial pada masa lalu. Baik itu
strata sosial, tatanan masyarakat dan lain-lain. Oleh sebab itu, sosiologi juga
memiliki korelasi dengan disiplin ilmu lainnya

2. Keterkaitan antara individu dan masyarakat timbul karena adanya interaksi yang
saling membutuhkan dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. satu
individu tidak akan bisa lepas dari sebuah kelompok masyarakat dimana ia
tinggal.begitu pula individu memerlukan individu lain alam memenuhi kebutuhan
dalam aspek apapun sehinnga terbentuk sebuah masyarakat yang saling
melengkapi. seperti yang kita tahu bahwa masyarakat indonesia adalah
mmasyarakat yang multicultural, tidak hanya satu suku yang hidup, melainkan
ribuan suku hidup berdampingan. dalam kaitannya dengan tipologi sosial,yaitu
pembagian budaya menurut suku bangsa, setiap suku tetntunya memliki adat dan
kehidupan yang berbeda. Namun demikian, suku yang hidup berdampingan tetap
tidak akan bisa melepaskan diri dari suku lainnya dalam memenuhi kebutuhan.
contohnya saja, salahsatu suku memilki komoditas yang tidak dimiliki suku lain,
2

begitu juga suku lain yang punya keunggulan terendiri, dalam memenuhi
kebutuhannya, maka akan terjadi interaksi yang berkelanjutan.

3. Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dalam masyarakat dengan perannya


masing-masing sesuai kedudukan. dalam keluarga normal misalnya, terdiri dari
Ayah sebagai kepala keluarga, sekaligus pencari nafkah, Ibu sebagai ibu rumah
tangga, dan seorang anak yang masih sekolah. pada awalnya, ketika peran tersebut
berjalan dengan semestinya, interaksi dalam lingkup tersebut akan baik-baik saja.
akan tetapi, pada suatu ketika terjadi perceraian yang mengakibatkan sang ayah
harus meninggalkan keluarga tsb. akibatnya, terjadi perubahan sosial terhadap
keluarga tsb. sehingga terjadi perubahan terhadap struktur dan fungsi masing-
masing anggota. si Ibu harus berganti menjadi kepala keluarga, sekaligus mencari
nafkah untuk anaknya, dan karna kekurangan biaya(misalnya) si anak putus
sekolah dan membantu ibu mencari penghasilan.

4. Deferensiasi sosial sosial adalah perbedaan atau pengelompokan masyarakat


secara horizontal berdasarkan ciri-ciri tertentu yang didasarkan pada ras, etnis,
dan agama. contohnya, di kampus UM, terdiri dari banyak mahasiswa yang
berasal dari daerah, suku, ras, dan etnis yang berbeda-beda. Diferensiasi sosial ini
terbentuk karena adanya perbedaan ciri fisik, sosial, dan budaya tiap mahasiswa.
sedangkan mobilitas sosial adalah naik turunnya status sosial seseorang dalam
suatu lingkup. contohnya, seseorng yang pada awalnya adalah buru pabrik biasa,
dalam jangka waktu tertentu (karena teladan, bukan karna satu suku dsb.) diangkat
jabatannya oleh si Bos menjadi kepala bidang pemasaran, secara otomatis terjadi
perubahan status dan pangkat individu tersebut. Perbedaan antara diferensiasi
sosial dan mobilitas sosial yaitu terletak pada adanya perbedaan antar suku,
daerah, ras, dan etnik. Diferensiasi sosial terkadang memepermasalahkan hal
tersebut seperti adanya pengecualian terhadap ras-ras khusus namun, dalam
mobilitas sosial tidak mempermasalahkan hal tersebut. Sedangkan persamaannya
yaitu sma-sama ingin meningkatkan prestise kehidupan melalui pekerjaan yang
diperoleh, meningkatkan taraf hidup dan sosial dalam masyarakat.
3

5. Konflik sosial dapat menciptakan integrasi sosial memiliki maksud yaitu, ketika
sebuah konflik dapat membuat perpecahan dimana didalam perpecahan tersebut
menimbulkan semakin banyak masalah, yang tentunya sangat merugikan semua
orang. Sehingga memicu timbulnya integrasi sosial yang membuat persatuan
antara satu dengan yang lain. contohnya, konflik sepakbola Indonesia. setiap
individu maupun pihak-pihak terkait, seperti PSSI dan BOPI sedang bersitegang
untuk mencoret Arema dari kompetisi dengan alasan dualisme di tubuh Arema.
dari konflik panjang tersebut, pihak Arema yang mengalami konflik intern ,
(dualisme) menyadari bahaya Arema akan tercoret, sehingga dua kubu Arema
memilih bersatu ,bekerjasama dan berusaha memecahkan masalah tersebut agar
Arema tidak dicoret dari kompetisi. Dan menurut saya hal ini hal yang positif,
karna pasti ada hikmah di balik sebuah konflik.

6. Belakangan, indonesia sedang gencar-gencarnya berlari mengejar laju


perkembangan Globalisasi, Banyak perubahan yang terjadi mulai dari masyarakat
kalangan atas sampai kalangan bawah. Perubahan yang terjadi meliputi berbagai
hal diantaranya nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga
kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, dan kekuasaan dan wewenang.
Fenomena yang terjadi dalam masyarakat Indonesia yang begitu nampak yaitu
perubahan nilai-nilai sosial. banyaknya budaya barat yang notabene tidak sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut bangsa ini, misalnya saja, dalam hal kehidupan
sehari-hari,kususnya remaja, lebih bangga menerapkan kehidupan yang kebarat-
baratan dari pada melestarikan kebudayaan Indonesia sendiri agar lebih dikenal
oleh pihak luar negeri. Para pemuda-pemudi juga lebih senang menggunakan
Bahasa Inggris dan Korea dari pada melestarikan Bahasa Indonesia. Kondisi ini
yang menyebabkan mulai lunturnya nilai bangsa Indonesia di mata penduduk
asing.

7. Banyak anak usia wajib belajar yang putus sekolah karena harus bekerja. Kondisi
itu harus menjadi perhatian pemerintah karena anak usia wajib belajar mesti
menyelesaikan pendidikan SD,SMP tanpa hambatan, termasuk persoalan biaya.
Berdasarkan data survey anak usia 10-17 tahun yang bekerja, seperti dilaporkan
oleh Badan Pusat Statistik pada 2006,tercatat sebanyak 2,8 juta anak telah menjadi
pekerja. Dari hasil studi tentang pekerja anak,ditemukan bahwa anak-anak usia 9-
4

15 tahun terlibat dengan berbagai jenis pekerjaan yang berakibat buruk terhadap
kesehatan fisik, mental-emosional, dan seksual. Awalnya membantu orangtua,
tetapi kemudian terjebak menjadi pekerja permanen. Mereka sering bolos sekolah
dan akhirnya putus sekolah. Bagi anak-anak miskin, Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) saja belum cukup. Pemerintah dan sekolah juga mesti memikirkan
pemberian beasiswa tambahan

Anda mungkin juga menyukai