Makalah
Makalah
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan Hakekat Teori Konstruktivistik.
2. Mendeskripsikan Komponen-Komponen Pendekatan Kontruktivistik.
3. Mendeskripsikan Implikasi Teori Konstruktivistik dalam Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam proses pembelajaran, konsep ini menghendaki agar anak didik dapat
dibandingkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan
dari ilmu pengetauan dan teknologi. Dalam penyesuaian seperti ini, anak didik akan tetap
berada dalam suasana aman dan bebas.
Tujuan pembelajaran konstruktivistik ini ditentukan pada bagaiman belajar, yaitu
menciptakan pemaaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata
yang mendorong si belajar untuk berpikir dan berpikir ulang lalu mendemonstrasikan. Dalam
teori ini, peran guru iala menyediakan suasana di mana siswa mendesain dan mengarakan
kegiatan belajar itu lebi banyak daripada menginginkan bagi siswa agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, maka harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri, berusaa dengan ide-ide.
Riyanto, Yatim (2012:145) menarik kesimpulan sebagai berikut:
Menurut teori ini, satu prinsip penting dalam psikologi pendidikan adalah guru
tidak dapat anya memberikan pengetauan kepada siswa, tetapi siswa arus
membangun sendiri pengetauan dalam benaknya. Guru dapat memberikan
kemudahan dalam proses ini dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa
untuk menyampaikan ide-idenya sendiri dalam belajar. Guru dapat memberi
pemahaman teradap siswa, namun dengan syarat siswa tersebut harus berusaha
mendapatkan informasi dengan sendiri.
Dari uraian di atas, ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan dalam penerapan teori
konstruktivistik, antara lain:
a. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
sendiri jawabannya.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara
lengkap.ma
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Hal yang lebih penting, bagaimana guru bisa mendorong dan menerima otonomi
siswa, investigasi bertolak dari data mentah dan sumbersumber primer (bukan hanya buku
teks), menghargai pikiran siswa, dialog, pencarian dan teka-teki sebagai pengarah
pembelajaran. Untuk menginternalisasi, membentuk kembali atau mentransformasi informasi
baru serta dapat menerapkan pembelajaran menurut paradigm konstruktivistik. Guru
konstruktivistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Menghargai otonomi dan inisiatif siswa.
2. Menggunakan data primer dan baan manipulative dengan penekanan pada
keterampilan berpikir.
3. Mengutamakan kinerja siswa berupa mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi,
dan mengkreasi dalam mengerjakan tugas.
4. Menyertakan respon siswa dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran.
5. Menggali pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang akan dibelajarkan sebelum
sharing pemahamanya tentang konsep-konsep tersebut.
6. Menyediakan peluang peluang kepada siswa untuk berdiskusi baik dengan dirinya
maupu dengan siswa yang lain.
7. Mendorong sikap inquiry siswa dengan pertanyaan terbuka yang menuntut mereka
untuk berpikir kritis dan berdiskusi antar temanya.
8. Mengelaborasi respon awal sisiwa.
9. Menyertakan siswa dalam pengalaman-pengalaman yang dapat menimbulkan
kontradiktif terhadap ipotesis awal mereka dan kemudian mendorong diskusi.
10. Menyediakan kesempatan yang cukup kepada siswa dalam memikirkan dan
mengerjakan tugas-tugas.
11. Menumbuhkan sikap ingin tau siswa melalui penggunaan model pembelajaran yang
beragam.
Dalam belajar sesuatu peserta didik sudah mempunyai gambaran berdasarkan
pengalaman belajar yang mereka dapatkan sebelumnya. Untuk itu, guru harus mecermati dan
menanamkan konsep cara belajar yang baru supaya wawasan dan pengetahuan siswa
bertambah luas.
Kesimpulan
Konstruktivistik berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan,
konstruktivistik/konstrutivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata
susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Konstruktivis berupaya membina suatu
konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam keidupan umat
manusia
Teori belajar konstruktivistik memiliki komponen-komponen yang saling terkait baik
dari pendidik maupun peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran perlu diperhatikan
beberapa komponen penting sebagai berikut : siswa terlibat dalam aktif pembelajaran yag
bersifat otentik dan situasional, aktifitas belajar harus menarik dan menantang
siswa harus dapat mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki
sebelumnya , dan guru harus banyak berperan sebagai fasilitator yang dapat membantu siswa
dalam melakukan konstruksi pengetahuan
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Priadi, Benny A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.