Anda di halaman 1dari 4

JUDUL

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

AGUSTINA PIGOME

P1337420616053

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting, dimana generasi yang akan
datang diharapkan lebih baik dari pada generasi sekarang. Diera era ini sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor penting bagi suatu bangsa dan negara untuk berpeluang menjadi bangsa
yang maju dan memegang peranan dalam pencaturan dunia.

Anak yang sehat merupakan modal sosial ekonomi suatu bangsa yang akan menjadi pewaris, penerus,
dan calon pembaharu bangsa. Status gizi yang merupakan salah satu penentu status kesehatan anak, tak
dapat dipungkiri lagi menjadi dasar utama upaya perbaikan status kesehatan anak. Kekurangan dan
kelebihan gizi harus menjadi program utama perbaikan status gizi anak, terutama berkaitan dengan efek
jangka panjang terhadap status kesehatan mereka kelak di kemudian hari.

Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, gizi memegang peranan penting. Kesehatan,
kemampuan, kondisi fisik dan mental serta konsentrasi belajar antara lain dipengaruhi oleh makanan
yang dimakan atau masukan zat gizi. Masukan zat gizi yang cukup diperlukan agar seseorang mampu
menyelesaikan tugas-tugasnya secara baik dan tepat.

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak
dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah
gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai
sektor yang terkait.

Masalah gizi sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan namun pemecahannya tidak selalu
berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu misalnya dalam keadaan
krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat
masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh
makanan untuk semua anggotanya. Peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang
menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya.
Dengan menyadari hal itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah
kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.

Peningkatan status gizi diprioritaskan pada kelompok masyarakat yang berisiko tinggi. Salah satu
diantaranya adalah kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk yang berada dalam masa
pertumbuhan yang cepat dan aktif. Pada tahun 2002, data dari Gizi Puslitbang Bogor terdapat 27,3%
balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk. Disamping gizi kurang, sebanyak 50% balita
mengalami kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko terjadinya

kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan tubuh. Masalah gizi lain adalah anemia
gizi yang ditemukan pada sekitar 48,1% balita. Beberapa penelitian menyimpulkan 54% kematian bayi
dan balita dilatarbelakangi oleh faktor gizi.

Memasuki usia sekolah lebih dari sepertiga (36%) anak tergolong pendek sebagai indikasi kekurangan
gizi menahun. Pada tahun 2003, 11% anak sekolah menderita GAKY. Secara keseluruhan gangguan gizi
pada anak usia sekolah mempengaruhi prestasi belajar yang sangat merugikan generasi mendatang.

Pengukuran dengan cara antropometri pada anak usia sekolah dianggap penting sebagai salah satu
indikator derajat gizi dan kesehatan masyarakat. Anak-anak yang kekurangan gizi akan mengalami
gangguan pertumbuhan fisik, mental, dan intelektual. Gangguan tersebut dapat menurunkan potensi
belajar, daya tahan tubuh, dan produktivitas kerja, oleh karena itu agar prestasi belajar anak dapat
tercapai secara maksimal maka anak harus mendapat asupan atau intake gizi dalam kualitas dan
kuantitas yang tepat agar dapat mendukung proses belajar anak. Namun pada kenyataannya di
Indonesia masih dijumpai anak sekolah yang berada dalam keadaan gizi kurang.

Pendidikanpun tidak luput dari berbagai masalah seperti keterbatasan pemahaman masyarakat akan
arti pentingnya pendidikan bagi anaknya, masalah kesehatan, dan gizi keluarga yang dapat berpengaruh
terhadap intelegensi dan prestasi belajar siswa. Untuk itu

pemerintah memerlukan langkah operasional untuk mendukung upaya pengembangan sumber daya
manusia yang berkualitas.

Berdasarkan hal tersebut, sehingga mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang hubungan
status gizi dengan prestasi belajar pada siswa di Sekolah Dasar
C.Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum.

Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan prestasi belajar di SD

2.Tujuan Khusus.

a.Untuk mengetahui status gizi siswa Sekolah Dasar

b.Untuk mengetahui prestasi belajar siswa Sekolah Dasar

c.Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai