Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Putu Ayu Intan Sukmadewi

Kelas : 1C D3 Teknik Sipil


No. Absen : 05
NIM :1815113015

Dinamika Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945


Undang undang dasar mempunyai peranan penting sebab merupakan landasan struktural
dalam pelaksanaan pemerintahan Negara. Sebagai landasan struktural dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara yang berisi aturan untuk ketentuan pokok atau dasar ketatanegaraan,
bahkan lebih dari itu, yaitu untuk menjamin suatu sistem atau bentuk Negara serta cara
penyelenggaraan beserta hak-hak dan kewajiban rakyatnya , maka undang-undang dasar harus
diberikan sifat yang kekal dan leluhur.
Adapun dinamika pelaksanaan UUD 1945 sebagai berikut;
1. Pelaksanan UUD 1945 pada masa awal kemerdekaan (17 Agustus 1945 – 29 Desember 1949)
Pada awal kemerdekaan Indonesia, KNIP mengusung gagasan pemerintahan parlementer
karena khawatir dengan pemberian kekuasaan yang begitu besar pada presiden oleh UUD.
Karena itu pada tanggal 7 oktober 1945, KNIP mengeluarkan momerandum yang meminta
presiden untuk segera membentuk MPR, menanggapi hal itu, presiden mengeluarkan maklumat
wakil presiden pada tanggal 16 oktober 1945 yang berisi “bahwa komite nasional pusat, sebelum
terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislative dan ikut menetapkan GBHN, serta
membentuk badan pekerjaan”, dan pada tanggal 3 november 1945, wakil presiden mengeluarkan
maklumat lagi tentang kebebasan membentuk banyak partai. Terbentuknya cabinet pertama
berdasarkan sistem parlementer dengan perdana menteri syahrir pada tanggal 14 november 1945.
Hal itu berakibat pada kestabilan Indonesia di bidang ekonomi, politik maupun pemerintahan.
Pada tanggal 27 desember 1949, dibentuklah negara federal yaitu Negara kesatuan republik
Indonesia Serikat yang berdasar pada RIS. Dalam Negara RIS tersebut masih terdapat Negara
bagian republic Indonesia yang ber ibukota di Yogyakarta. Pada tanggal 17 agustus 1950, terjadi
kesepakatan antara Negara RI yogyakarata dengan Negara RIS untuk kembali membentuk
Negara kesatuan berdasarkan pada undang-undang dasar.

2. Pelaksanaan UUD pada masa orde lama (demokrasi terpimpin) (5 juli 1959 – 11 maret 1966.
Pada tanggal 5 juli 1959 presiden menganggap NKRI dalam bahaya, karena itu presiden
mengeluarkan dekrit presiden yang isinya :
a) Menetapkan pembubaran konstituante.
b) Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali bagi seluruh rakyat Indonesia, dan terhitung
mulai dari dikeluarkannya dekrit ini, UUD 1950 tidak diberlakukan lagi.
c) Pembentukan MPR sementara yang beranggotakan DPR, perwakilan daerah- daerah dan
dewan agung sementara.
Sejak dikeluarkannya dekrit presiden tersebut, mulai berkuasa kekuasaan orde lama yang secara
ideologis banyak dipengaruhi oleh faham komunisme. Penyimpanagan ideologis tersebut
berakibat pada penyimpangan konstitusional seperti Indonesia diarahkan menjadi demokrasi
terpimpin dan bersifat otoriter yang jelas menyimpang dari apa yang tercantum dalam UUD
1945. Puncaknya adalah adanya pemberontakan G30S.PKI yang berhasil dihentikan oleh
generasi muda Indonesia dengan menyampaikan Tritula (Tri tuntutan Rakyat) yang isisnya:
1. Bubarkan PKI.
2. Bersihkan cabinet dari unsure-unsur KPI.
3. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.
Gelombang gerakan rakyat semakin besar, sehingga mengakibatkan dikeluarkannya surat
perintah 11 maret 1966 yang memberiaka kekuasan pada Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengambil langkah-langkah dalam mengembalikan keamanan Negara.

3. Pelaksanaan UUD 1945 masa orde baru (11 maret 1966 – 22 mei 1998)
Masa orde baru berada dibawah kepemimpinan Soeharto dalam misi mengembalikan
keadaan setelah pemberontakan PKI, masa orde baru juga mempelopori pembangunan nasional
sehingga sering dikenal sebagai orde pembangunan.
MPRS mengeluarkan berbagai macam keputusan penting, antara lain :
1. Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966 tentang kabinet Ampera yang menyatakan agar
presiden menugasi pengemban Super Semar, Jenderal Soeharto untuk segera membentuk
kabinet Ampera.
2. Tap MPRS No. XVII/MPRS/1966 yang dengan permintaan maaf, menarik kembali
pengangkatan pemimpin Besar Revolusi menjadi presiden seumur hidup.
3. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPRGR mengenai sumber tertib
hukum republik Indonesia dan tata urutan perundang -undangan.
4. Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966 mengenai penyederhanaan kepartaian, keormasan dan
kekaryaan.
5. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran partai komunis Indonesia dan
pernyataan tentang partai tersebut sebagai partai terlarang diseluruh wilayah Indonesia,
dan larangan pada setiap kegiatan untuk menyebar luaskan atau mengembangkan faham
ajaran komunisme/Marxisme, Leninisme.
Pada saat itu bangsa Indonesia dalam keadaan yang tidak menentu baik di bidang politik,
ekonomi maupun keamanan. Oleh karena itu, pada bulan februari 1967, GDRGR mengeluarkan
suatu resolusi yaitu meminta MPR agar mengadakan siding istimewa pada bulan maret 1967.
Keputusan yang diperoleh dari sidang istimewa tersebut sebagai berikut.
 Sidang menetapkan berlakunya Tap No. XV/MPRS/1966 tentang pemilihan/penunjukan
wakil presiden dan tata cara pengangkatan pejabat presiden dan mengangkat Jenderal
Soeharto.
 Pengembangan Tap. No. 6 IX/MPRS/1966, sebagai pejabat presiden berdasarkan pasal 8
Undang-Undang Dasar 1945 hingga dipilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan
umum. Dalam kaitan dengan itu di bidang politik dilaksanakanlah pemilu yang
dituangkan dalam Undang-Undang No.15 tahun 1969 tentang pemilu umum, Undang-
Undang No.16 tentang susunan dan kedudukan majelis permusyawaratan rakyat. Dewan
perwakilan rakyat dan dewan rakyat daerah.Atas dasar ketentuan undang-undang tersebut
kemudian pemerintah OrdeBaru berhasil mengadakan pemilu pertama. Dengan hasil
pemilu pertama tersebut pemerintah bertekat untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia.

4. Pelaksanaan UUD 1945 masa Reformasi ( 22 Mei 1998 – sekarang)


Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto sampai tahun 1998 membuat
pemerintahan Indonesia tidak mengamanatkan nilai-nilai demokrasi seperti yang tercantum
dalam Pancasila, bahkan juga tidak mencerminkan pelaksanaan demokrasi atas dasar norma-
norma dan pasal-pasal UUD 1945. Pemerintahan dicemari korupsi, kolusi dan nepotisme(KKN).
Keadaan tersebut membuat rakyat Indonesia semakin menderita.Terutama karena adanya krisis
moneter yang melanda Indonesia yang membuat perekonomian Indonesia hancur. Hal itu
menyebabkan munculnya berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh generasi muda
Indonesia terutama mahasiswa sebagai gerakan moral yang menuntut adanya reformasi disegala
bidang Negara. Keberhasilan reformasi tersebut ditandai dengan turunnya presiden Soeharto dari
jabatannya sebagai presiden dan diganti oleh Prof. B.J Habibie pada tanggal 21 mei 1998.
Kemudian bangsa Indonesia menyadari bahwa UUD 45 yang berlaku pada jaman orde baru
masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu diadakan amandemen lagi. Berbagai macam
produk peraturan perundang-undangan yang dihasilkan dalam reformasi hukum antara lain UU.
Politik Tahun 1999, yaitu UU. No.2tahun 1999, tentang partai politik, UU. No.3 tahun 1999,
tentang pemilihan umumdan UU. No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR,
dan DPRD; UUotonomi daerah, yaitu meliputi UU. No.25 tahun 1999. Tentang
pemerintahandaerah, UU. No.25 tahun 1999, tentang perimbangan keuangan antar
pemerintahanpusat dan daerah dan UU. No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara
yangbersih dan bebas dari KKN. Berdasarkan reformasi tersebut bangsa Indonesia sudah mampu
melaksanakan pemilu pada tahun 1999 dan menghasilkan MPR, DPR dan DPRD hasil aspirasi
rakyat secara demokratis.

Anda mungkin juga menyukai