Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Kata Penganta ................................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3

2.1 Definisi Virologi dan Virus ................................................................................................... 3

2.2 Penyakit Virus Pada Hati ...................................................................................................... 3

BAB III ........................................................................................................................................... 9

KESIMPULAN ............................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 9

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 10

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang virus. Virus adalah organisme yang
sangat kecil dan jauh lebih kecil dari bakeri. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik
yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit
obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun
protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag
atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk
hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena
karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia
(misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah
tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

1
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun
tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab
penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau
bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Setelah itu, pada tahun
1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat
melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan
bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.

Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini
dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A.
Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi virology dan virus?
2. Apa saja penyakit virus pada hati?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi virology dan virus
2. Mengetahui apa saja penyakit virus pada hati

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Virologi dan Virus


Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus yaitu suatu mikroba yang lebih
kecil dari kuman , oleh karenanya ia dapat melewati saringan yang bisa dipergunakan untuk
menyaring kuman. Penemu virus pertama kali adalah Aristoteles pada tahun 400 SM yaitu
sebagai penyebab penyakit binatang dikenal sebagai herobies. Selain virus merupakan
mikroba yang terkecil juga berbeda dengan mikroba yang lain sebab bahan genetic virus
terdiri atas RNA atau DNA tetapi tidak terdiri sekaligus dari kedua jenis asam nukleat
tersebut. Begitu kecilnya ukuran virus sehingga untuk melihatnya harus menggunakan
mikroskop electron, sehingga definisi virus sebagai berikut :

Virus adalah agen subselulaer terdiri asam nukleat ( DNA atau RNA ) yang
dikelilingi oleh selubung protein yang dapat digunakan sebagai mesin metabolism, dari inang
yang hidup untuk kepentingan replikasi dan menghasilkan partikel virus lagi (M. Hasyimi
2010)

Virus adalah mikroorganisme yang sedemikian kecilnya sehingga hanya dapat dilihat
pada perbesaran yang di sediakan oleh microskop electron. (Michael J Pelczar 1986)

Virus merupakan parasit yang berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organism
biologis (Dr.Hasdianah HR 2012)

2.2 Penyakit Virus Pada Hati


1. Hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis tipe A dan
menyerang sel-sel hati manusia. Setiap tahunnya di Asia Tenggara, kasus hepatitis A
menyerang sekitar 400.000 orang per tahunnya dengan angka kematian hingga 800 jiwa.
Sebagian besar penderita hepatitis A adalah anak-anak. Gejala awal yang dapat muncul
meliputi demam, mual, muntah, nyeri pada sendi dan otot, serta diare. Ketika organ hati
sudah mulai terserang, ada beberapa gejala lain yang akan muncul, yaitu urine berwarna
gelap, tinja berwarna pucat, sakit kuning dan gatal-gatal. Selain itu, daerah perut bagian
kanan atas juga akan terasa sakit terutama jika ditekan. Namun tidak semua pengidap

3
mengalami gejala hepatitis A. Cara penularan hepatitis A sangat lah cepat. Penularan
dapat melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh pengidap virus
hepatitis A. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan penyebaran virus ini
meliputi:
1) Lingkungan yang buruk.
2) Kontak langsung dengan pengidap.
3) Berbagi jarum suntik.
4) Berhubungan seks dengan pengidap, terutama seks anal.
5) Pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.
6) Bekerja di area yang berhubungan dengan kotoran, misalnya selokan.
Karena penyebaran utamanya adalah melalui konsumsi sesuatu yang terkontaminasi,
langkah utama pencegahan hepatitis adalah dengan menjaga kebersihan. Langkah ini
dapat dilakukan dengan mudah, misalnya selalu mencuci tangan, menghindari konsumsi
makanan mentah atau kurang matang serta menghindari konsumsi air mentah yang tidak
terjamin kebersihannya. Selain itu, vaksinasi hepatitis A juga dapat mencegah penyakit
ini. Terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi seperti orang yang mengidap
penyakit hati kronis, serta pengguna jarum suntik yang tidak steril.
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B
(HBV). Hepatitis B bisa menyebabkan kondisi akut dan kronis pada pasien. Jika sudah
memasuki level kronis, penyakit ini bisa membahayakan nyawa penderitanya. Jika tidak
segera ditangani, pendertia hepatitis B kronis berisiko terkena sirosis, kanker hati, atau
gagal hati.
Hepatitis B sulit di kenali karena gejala-gejalanya tidak langsung terasa dan bahkan
ada yang sama sekali tidak muncul. Karena itulah, banyak orang yang tidak menyadari
bahwa dirinya telah terinfeksi.
Beberapa gejala umum hepatitis B antara lain:
1) Kehilangan nafsu makan.
2) Mual dan muntah.
3) Nyeri di perut bagian bawah.
4) Sakit kuning (dilihat dari kulit dan bagian putih mata yang menguning).

4
5) Gejala yang mirip pilek, misalnya lelah, nyeri pada tubuh, dan sakit kepala.
Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, misalnya sperma dan
cairan vagina. Beberapa cara penularan umumnya antara lain:
1) Kontak seksual. Misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat
pengaman.
2) Berbagi jarum suntik. Misalnya menggunakan alat suntik yang sudah terkontaminasi
darah penderita hepatitis B.
3) Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. Misalnya petugas kesehatan
(paramedis) yang sering berurusan dengan darah manusia.
4) Ibu dan bayi. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini pada bayinya saat
persalinan.
Langkah efektif dalam pencegahan hepatitis B adalah dengan melakukan vaksin. Di
Indonesia sendiri, vaksin hepatitis B termasuk vaksin wajib dalam imunisasi. Proses
pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia 1
bulan, dan pada saat anak berusia 3-6 bulan.
3. Hepatitis C
Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi
darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi
berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan
terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan
tato yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.
Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan
dari ibu ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada
hepatitis B, banyak orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari.
Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya
karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV
terus bertahan di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.
Evolusi hepatitis C tidak dapat di prediksi. Infeksi akut sering tanpa
gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk
selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya

5
berkembang sehingga menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat
melindungi kita terhadap hepatitis C.
4. Hepatitis D
Virus hepatitis D atau virus Delta adalah virus yang unik yang tidak lengkap dan
untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularannya melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah, Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan atau amat progresif.
Virus hepatitis D bisa dicegah dengan cara :
1) Berhubungan seks dengan perlindungan
2) Hindari berbagi barang-barang pribadi dengan orang yang terinfeksi
3) Hindari paparan terhadap darah orang yang terinfeksi
4) Hindari penyalahgunaan obat intravena
5) Ibu yang terinfeksi harus diimunisasi terhadap virus tersebut pada waktu kelahiran
6) Jangan berbagi jarum suntik, gunting dan pisau cukur dengan orang lain
7) Pergi untuk melakukan Vaksinasi Hepatitis
5. Hepatitis E
Hepatitis E adalah suatu penyakit yang menyerang hati (liver) yang disebabkan oleh
virus hepatitis E. Hepatitis E mirip dengan Hepatitis A. Penyebarannya melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. Virus ini lebih mudah menyebar pada
daerah yang memiliki kebersihan yang kurang baik. Penderita hepatitis E mungkin tidak
akan merasakan gejala atau tanda-tanda apapun pasca virus ini memasuki tubuhnya untuk
jangka waktu 2 hingga 9 minggu lamanya.
Pencegahannya juga tidak jauh-jauh dari memperbaiki kualitas kebersihan lingkungan
sekitar kita. Perbaikan kebersihan lingkungan tersebut bisa melalui perawatan kebersihan
limbah/kotoran manusia, penyediaan air bersih yang baik, bebas kontaminasi virus
apapun, dan lainnya. Pemberian vaksin khusus yang baru-baru ini dikembangkan juga
perlu diberikan kepada penduduk di area yang kebersihannya buruk sehingga penyebaran
hepatitis E bisa diminimalisir secara sistematis.
6. Demam Kuning
Demam kuning atau yellow fever adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh virus
dan ditularkan melalui perantara nyamuk. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi,

6
serta mata dan kulit yang menguning akibat penurunan fungsi hati. Umumnya, demam
kuning ditemukan di wilayah Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia.
Demam kuning dapat menyerang penduduk yang tinggal di daerah endemik dan para
turis yang sedang mengunjungi daerah tersebut.
Penyebab
Demam kuning disebabkan oleh virus yang berasal dari genus Flavivirus, dan
disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Jenis nyamuk ini berkembang di lingkungan
sekitar manusia. Bahkan, nyamuk Aedes aegypti juga berkembang biak di air bersih.
Nyamuk Aedes aegypti membawa virus demam kuning setelah menggigit manusia
atau monyet yang sedang terinfeksi. Virus kemudian memasuki aliran darah nyamuk dan
menetap di kelenjar air liur (saliva) nyamuk. Ketika nyamuk itu kembali menggigit orang
lain, virus akan memasuki tubuh orang tersebut melalui aliran darah dan menyebar di
dalam tubuh.
Waktu senja hingga fajar merupakan waktu ketika nyamuk Aedes aegypti sedang
aktif, sehingga di waktu tersebut penyebaran virus demam kuning paling banyak terjadi.
Gejala
Gejala demam kuning dapat dilihat berdasarkan tiga fase, yaitu:
1) Fase inkubasi. Pada masa ini, virus yang masuk ke dalam tubuh belum menimbulkan
tanda-tanda atau gejala. Masa inkubasi berlangsung selama 1-3 hari setelah terinfeksi.
2) Fase akut. Fase ini terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 setelah terinfeksi, dan dapat
berlangsung selama 3-4 hari. Pada fase ini, penderita demam kuning mulai merasakan
gejala-gejala yang meliputi:
 Demam.
 Pusing.
 Mata, wajah, atau lidah kemerahan.
 Sakit kepala.
 Silau terhadap cahaya.
 Nafsu makan menurun.
 Nyeri otot.
 Mual dan muntah.

7
Setelah fase akut berakhir, gejala-gejala tersebut akan menghilang. Sebagian
besar orang dapat sembuh dari demam kuning setelah fase ini. Namun, beberapa
orang justru memasuki fase serius dari demam kuning, yaitu fase toksik, setelah 24
jam bebas gejala.
3) Fase toksik. Pada fase ini, gejala demam kuning dirasakan kembali oleh penderita,
dengan gejala yang lebih serius. Gejala-gejala tersebut meliputi:
 Kulit dan sklera (bagian putih mata) menguning.
 Denyut jantung melambat.
 Nyeri perut.
 Muntah yang terkadang disertai muntah darah.
 Mimisan, gusi berdarah, dan perdarahan dari mata.
 Penurunan jumlah urine dan gagal ginjal.
 Gagal hati.
 Penurunan fungsi otak, meliputi delirium, kejang, hingga koma.

8
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus yaitu suatu mikroba yang lebih
kecil dari kuman , oleh karenanya ia dapat melewati saringan yang bisa dipergunakan untuk
menyaring kuman. Virus adalah agen subselulaer terdiri asam nukleat ( DNA atau RNA )
yang dikelilingi oleh selubung protein yang dapat digunakan sebagai mesin metabolism, dari
inang yang hidup untuk kepentingan replikasi dan menghasilkan partikel virus lagi. Penyakit
virus pada hati diantaranya yaitu hepatitis A, B, C, D dan E, dan demam kuning.

9
Daftar Pustaka

Apa Sih Perbedaan Hepatitis A, B, C, D dan E?.http://www.breakthrough-


generation.com/info/berita/Artikel/542. Diakses pada tanggal 22 Mei 2018

Tjin, willy. 2018. Pengertian Demam Kuning. https://www.alodokter.com/demam-kuning.


diakses pada 22 Mei 201

10
11

Anda mungkin juga menyukai