Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DECISION SUPPORT SYSTEM

“BUSINESS INTELLIGENCE”

Dosen Pengampu :

Dekar Urumsah, Drs., S.Si.,M.Com (IS)., Ph.D.

DISUSUN OLEH :

KHULIL FATHRONI 18919034

YASHA AULIA 18919052

PROGAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

PROGAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah

SWT yang dengan ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan

lancar.

Dalam makalah kali ini, kami memaparkan tentang “Business Intelligence”. Makalah ini

diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Berbagai teknik

dan intrik penulis kemas dalam makalah ini, dan juga penulis berharap makalah ini dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin. Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah

Decision Support System.

Dalam penulisan makalah ini penuslis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik

penuliasan maupun materi mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran

dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya,

dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis sehingg tujuan yang diharapkan

dapat tercapai.

Yogyakarta, 21 November 2019

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis yang mengetat menjadikan perusahaan yang terlambat berbenah diri terlibas

pesaingnya. Sebaliknya, perusahaan yang mampu menyuguhkan produk dan layanan sesuai

keinginan pelanggan yang terus berubah, dialah yang akan merajai persaingan. Secara ringkas

Businnes Intelligence dapat diartikan sebagai pengetahuan yang didapat dari hasil analisis data

yang diperoleh dari kegiatan (usaha) suatu organisasi. Business intelligence dapat membantu suatu

perusahaan mendapatkan pengetahuan yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan

serta sekaligus meningkatkan keunggulannya (competitive advantage). Keberadaan Businnes

Intelligence dalam suatu perusahaan haruslah diawali dari pelaku bisnis itu sendiri karena

merekalah yang lebih mengetahui informasi dan analisa apa-apa saja yang dibutuhkan dalam

rangka meningkatkan kinerja bisnis dan mereka jugalah yang membutuhkan Businnes

Intelligence.

Disinilah nilai Businnes Intelligence bisa menjadi besar dan berguna bagi perusahaan.

Menanggapi pentingnya meningkatkan kecerdasan informasi bagi para manajer dan lingkungan

bisnis, hari ini perusahaan telah melakukan investasi yang luar biasa dalam bisnis intelijen (BI)

sistem (Hou, 2012). Sebenarnya, BI dirancang untuk organisasi, memerankan berbagai aset

informasi untuk mengembangkan pemahaman yang akurat tentang dinamika bisnis dan membuat

keputusan yang lebih baik dengan pengumpulan informasi dari berbagai sumber (Aruldoss et al,

2014;.. Li et al, 2008).


BI sebagai istilah generik merupakan seperangkat teknologi seperti data warehouse, data

mining, on-line analisis pengolahan (OLAP), pendukung keputusan (DS) sistem, balanced

scorecard, dan sebagainya, untuk meningkatkan aliran- kerja dan proses pengambilan keputusan

(Chen dan Wang, 2010; Eckerson, 2010). Sebagian besar sistem BI dianggap membekali para

pembuat keputusan dengan informasi yang diperlukan di kedua tingkat taktis dan strategis untuk

dipahami dalam mengelola, dan mengkoordinasikan operasi dan proses dalam organisasi (Tseng

dan Chou, 2006).

Dalam arti yang paling sederhana, semua fungsi-fungsi ini berusaha untuk menyediakan

pengguna dengan bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara yang sama, berbagai

manfaat DS organisasi telah muncul dalam literatur akademik (Turban et al, 2008;. Vercellis,

2009). Atas dasar ini, BI dianggap sebagai salah satu system terkemuka pada teknologi informasi

dan telah ditetapkan pada prioritas utama bagi banyak eksekutif (Evelson, 2011). Saat ini,

spektrum besar teknologi yang digunakan di seluruh perusahaan sebagai bantuan untuk membuat

keputusan.

Namun, mengidentifikasi satu yang paling tepat dalam mempertimbangkan manfaat yang

diperlukan dalam setiap situasi akan membantu dalam mencapai hasil keputusan yang ditetapkan.

Menurut tujuan BI yang mencakup DS di semua tingkatan organisasi, pemahaman tentang apa

manfaat dari konsep DS didorong oleh apa fungsi BI adalah penting (Howson, 2008). Juga, ada

kelangkaan penelitian akademik yang meneliti efek manfaat DS pada manfaat organisasi (Rouhani

et al., 2012a). Meskipun, kita memiliki kekurangan ini dalam sastra, dalam konteks praktek

perusahaan perlu untuk membuktikan hubungan antara fungsi BI dan manfaat yang diinginkan

untuk membenarkan investasi mereka dalam proyek-proyek BI.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Business Intelligence

Saat ini informasi sudah menjadi komponen penting dalam kehidupan sehari – hari terutama

dalam mengambil keputusan, contoh yang paling sederhana adalah kita melihat ramalan cuaca

sebelum kita menjalankan aktivitas agar kita dapat melakukan aktivitas dengan lancar. Saat ini

banyak sekali informasi yang ada namun bagaimana membuat informasi tersebut menjadi tepat

guna (efektif) agar dapat ditangkap dengan cepat, mudah dipahami dan dapat membuat kita dapat

membuat keputusan yang tepat ? salah satu jawaban dari hal tersebut adalah Business Intelligence.

Terdapat berbagai definisi dari Business Intelligence (BI). Menurut Wikipedia, Business

Intelligence adalah sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi

informasi yang berguna dan bermakna untuk tujuan analisis bisnis. Teknologi BI dapat menangani

data yang tak terstruktur dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu mengidentifikasi,

mengembangkan, dan selain itu membuat kesempatan strategi bisnis yang baru. Tujuan dari BI

yaitu untuk memudahkan interpretasi dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi

kesempatan yang baru dan mengimplementasikan suatu strategi yang efektif berdasarkan wawasan

dapat menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas jangka panjang.

BI dapat digunakan untuk mendukung sejumlah besar keputusan bisnis mulai dari operasi

sampai strategis. Keputusan operasi termasuk penempatan dan harga produk. Keputusan strategis

termasuk prioritas, tujuan dan arah pada tingkat yang lebih luas. Pada semua kasus, BI lebih efektif

bila digabungkan dengan data yang didapat dari pasar tempat perusahaan beroperasi (data

eksternal) dengan data dari sumber internal bisnis perusahaan seperti data operasi dan finansial

(data internal). Bila digabungkan, data eksternal dan internal bisa menyediakan gambaran yang
lebih lengkap, yang efeknya, menciptakan “inteligensi” yang tidak dapat diturunkan dari kumpulan

data tunggal manapun.

Pengertian lain dari Business Intelligence yaitu menurut Klepic didefinisikan sebagai kegiatan

pencapaian berkelanjutan dari sekelompok tindakan terkoordinasi yang terukur dan kegiatan

mengidentifikasi kebutuhan kecerdasan yang dibutuhkan, etika dan hukum dari data bisnis dan

informasi mengenai lingkungan eksternal, evaluasi, penyimpanan dan analisis data bisnis dan

informasi, distribusi kecerdasan untuk para pembuat keputusan, dan perlindungan bagi mereka.

Istilah Business Intelligence (BI) pertama kali didengungkan pada tahun 1958 oleh seorang

peneliti dari IBM yang bernama Hans Peter Luhn. Beliau mendefinisikan istilah intelligence

sebagai “Kemampuan dalam mengerti dan memahami suatu hubungan timbal balik antara fakta-

fakta yang disajikan sedemikian rupa menjadi suatu landasan dalam bertindak untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki”.

Pada tahun 1989 dalam sebuah artikel terbitan Gartner, Howard Dresner menggunakan istilah

Business Intelligence (BI) . Dia menggambarkan istilah tersebut sebagai seperangkat konsep dan

metode yang berguna untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan dengan bantuan

sistem yang berbasiskan fakta atau realita yang terjadi.

Menurut Nadia Branon, Business Intelligence merupakan kategori yang umum digunakan

untuk aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, dan menyediakan

akses pada data agar dapat membantu pengguna dari kalangan perusahaan agar dapat mengambil

keputusan dengan lebih baik dan tepat.

Menurut DJ Powers (2002), Business Intellegence menjelaskan tentang suatu konsep dan

metode untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis berdasarkan sistem dan
berbasis data. BI seringkali disamakan dengan briefing books, report dan query tools, dan seistem

informasi eksekutif.

BI merupakan sistem pendukung pengambilan keputusan yang berbasiskan data-data. Menurut

David (2000), Business Intellegence adalah suatu cara untuk mengumpulkan, menyimpan,

mengorganisasikan, membentuk ulang, meringkas data serta menyediakan informasi baik berupa

data aktifitas bisnis internal perusahaan termasuk aktifitas bisnis pesaing yang mudah diakses serta

dianalisis untuk berbagai kegiatan manajemen

Menurut Stefan Adhi Nugroho (2008), Bussiness Intelegence adalah rangkainan aplikasi dan

teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis dan menyuguhkan akses data

untuk membantu petinggi perusahaan dalam mengambil keputusan.

Dari devenisi para ahli diatas dapat kita simpulkan secara singkat bahwa, Business Intelligence

atau lebih sering disingkat BI adalah seperangkat solusi sistem informasi yang dapat menuntun

kepada percepatan pengambilan keputusan dalam tingkat akurasi yang tinggi (valid).

2.2 Konsep Business Intelligence

Konsep dari business intelligence menekankan pada 5 pendayagunaan informasi yang

digunakan untuk kerperluan bisnis. 5 Pendayagunaan tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Data Sourcing
Dalam hal ini Business intelligence memiliki kemampuan untuk dapat
mengakses berbagai sumber data dan informasi yang berada pada sejumlah sumber
yang berbeda dimana pada setiap sumber memliki format penyimpanan data yang
berbeda pula.
2. Data Analysis
Dalam hal ini intelligence memiliki kemampuan untuk dapat menganalisis data
yang didapatkan dari aktivitas perusahaan dan informasi dari perusahaan sehingga
dapat dijadikan sebuah pengetahuan yang kelak dapat digunakan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Situation Awareness
Dalam hal ini Business Intelligence memiliki kemampuan untuk dapat
menyediakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mencari dan memberikan
data serta informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan ketika perusahaan menghadapi
kejadian darurat atau terdesak.
4. Risk Analysis
Dalam hal ini Business Intelligence memiliki kemampuan untuk dapat
memberikan perhitungan resiko yang akan dihadapi perusahaan terhadap berbagai
kemungkinan yang terjadi akibat dari pilihan-pilihan tertentu yang diambil oleh
perusahaan.
5. Decision Support
Dalam hal ini Business Intelligence memiliki kemampuan untuk dapat
memberikan pertimbangan- pertimbangan yang dapat digunakan untuk membantu
perusahaan dalam pengambilan keputusan yang dapat menghasilkan keputusan-
keputusan yang berkualitas yang diambil berdasarkan berbagai perhitungan dan
pengolahan terhadap data atau informasi baik internal maupun eksternal yang
dimiliki oleh perusahaan.
2.3 Fungsi dari Business Intelligence

IB dapat digunakan untuk mendukung sejumlah besar keputusan bisnis mulai dari operasi

sampai strategis. Keputusan operasi termasuk penempatan dan harga produk. serta Keputusan

strategis termasuk prioritas, tujuan dan arah pada tingkat yang lebih luas. Untuk meningkatkan

orientasi strategis dan daya saing organisasi, manajer perlu memanfaatkan beberapa alat khusus

untuk mendukung keputusan mereka di seluruh proses pengambilan keputusan. Dari sudut

pandang yang berbeda, BI dapat berguna dengan menyediakan hasil khusus untuk meningkatkan
kem kemampuan pengambilan keputusan DM's (Isik et al., 2013). Alat-alat ini mencakup berbagai

teknik dan teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyediakan akses dan menganalisis

data dari sumber yang berbeda untuk bantuan DM's dalam mengambil keputusan manajerial yang

lebih efektif (Cheung dan Li, 2011; Delen dan Demirkan, 2013). Beberapa teknik varian dan

teknologi dengan peran DS dinyatakan dalam beberapa tahun terakhir. Kou et al. (2011)

menyatakan bahwa integrasi beberapa kriteria pengambilan keputusan (MCDM) alat dan

hubungan kabur dengan sistem DS bisa lebih menguntungkan dan cukup bagi manajer untuk

memfasilitasi proses pengambilan keputusan.

Selanjutnya, berbagai jenis saluran termasuk saluran mobile, saluran web, dan saluran e-mail

dianggap sebagai alat yang mendukung dalam tema pengambilan keputusan organisasi (Gao dan

Xu, 2009). Juga, Elbashir et al. (2008) database diperkenalkan (gudang data dan data mart) sebagai

salah satu fungsi utama BI. Khususnya, penggunaan strategis dari BI dalam organisasi peringkat

di tiga bidang penting sebagai berikut: manajemen kinerja, pemantauan kegiatan usaha, pelaporan

(Negash, 2004). Dengan cara yang sama, Petrini dan Pozzebon (2009) dikelompokkan fungsi BI

dalam tiga kategori inti termasuk analisis (data mining dan OLAP), pemantauan (dashboard,

scorecard, sistem peringatan), dan pelaporan.

2.4 Faktor Pendorong Penggunaan Business Intelligence

1. BI merupakan sistem dasar bagi hampir seluruh kondisi yang melibatkan pembuatan

keputusan bisnis dan formulasi strategi. Secara lebih mendetail,

BI memungkinkan perusahaan lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan, yaitu:

pertama, tantangan bisnis tanpa henti, yakni penurunan keuntungan, merosotnya pangsa pasar,

ancaman pencaplokan bisnis oleh pesaing, atau lainnya. Memang BI tak secara langsung

menyelesaikan tantangan tersebut. Namun, BI andal dalam mengidentifikasi suatu solusi dan
langkah maju. Caranya dengan menyediakan informasi yang relevan dan mudah digabungkan

dengan pengambilan keputusan dan proses formulasi strategi. Hal inilah yang tidak mampu

dilakukan oleh sistem komputer lainnya. Kedua, fakta bahwa bisnis terus berubah. Di sinilah BI

mengambil peran agar bisnis luwes beradaptasi terhadap segala perubahan. Dengan BI,

pengumpulan informasi dari beragam sumber lebih terjamin sebagai antisipasi perubahan, baik di

dalam maupun luar perusahaan.

2. Pengambilan keputusan memerlukan data dari sistem BI yang berasal dari kumpulan :

 data factual

 data perencanaan

 maupun data prediksi

yang diolah menjadi informasi yang komprehensif - dan biasanya komparatif - dapat

memberikan gambaran besar bahkan menyeluruh akan kondisi bisnis dan organisasi pada :

 masa lalu.

 masa kini. dan

 tren ke masa depan.

Dari tuntunan informasi yang dihasilkan ini, diharapkan pengguna sistem BI dapat

mengambil keputusan dengan cepat dan tegas - serta tingkat resiko yang lebih kecil. Konsekuensi

pengambilan keputusan yang cepat tentu sangat besar, antara lain dapat memenangkan persaingan

dimana kita sudah mengambil langkah antisipatif setelah mengetahui informasi satu atau beberapa

langkah ke depan dibanding pesaing kita.

3. Idealnya, solusi business intelligence diharapkan:

 Dapat menyiapkan ramalan persediaan menggunakan alat estimasi yang sempurna.


 Menyediakan akses historis seperti halnya akses pada data saat sekarang.

 Menyediakan analisis on-the-fly untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis.

 Memiliki kemampuan yang multi dimensi dengan fasilitas untuk analisis dengan fungsi

fungsinya yang saling berhubungan.

 Mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam penyebaran dan pelaporan

 Memenuhi kebutuhan laporan untuk IMF atau pemerintah.

2.5 Manfaat menggunakan system business intelligence bagi organisasi

Pengambilan keputusan strategis sebagai kegiatan kritis memiliki manusia yang mendalam,

keuangan, dan dampak organisasi ke perusahaan. Oleh karena itu, manajer's kebutuhan untuk

mempekerjakan beberapa sistem dukungan khusus manajerial untuk membantu mereka dalam

jalur pengambilan keputusan dengan hasil yang bermanfaat yang jelas untuk perusahaan. Namun,

berbagai manfaat telah menggunakan BI (Oliveira et al., 2012). Sementara beberapa berpendapat

bahwa sistem BI dapat membawa peluang yang menguntungkan, meningkatkan hubungan

pemegang saham, dan dapat menempatkan sebuah perusahaan di depan pesaingnya (Evelson dan

Norman, 2008;. Lin et al, 2009), yang lain menyatakan bahwa tujuan utama BI adalah untuk

mempersiapkan lingkungan dukungan untuk membuat keputusan yang lebih efektif (Alter, 2004).

Umumnya, menerapkan prosedur manajerial untuk meningkatkan produktivitas organisasi yang

berharga ketika mereka mampu untuk membangun beberapa manfaat nyata di seluruh perusahaan.

Dalam nada yang sama, menggunakan sistem BI dapat ditemukan menguntungkan dengan

mendukung dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam perusahaan. Di sini, kita

fokus pada manfaat paling penting dari sudut pandang organisasi dan diabaikan manfaat tidak

langsung seperti peningkatan kerja mengalir, dll Oleh karena itu, kami mengidentifikasi manfaat
organisasi menjadi tiga konstruk utama (Ghazanfari et al, 2011;. Holsapple dan Sena 2005 ; Power,

2002) yang mungkin terkena dampak oleh manfaat DS.

2.5.1 keputusan yang efektif.

BI sebagai serangkaian proses bermaksud untuk meningkatkan keputusan bisnis di

kedua tingkat strategis dan taktis (Hill dan Scott, 2004). Bahkan, struktur ini berubah

peran ilmu komputer di perusahaan dari teknologi untuk menyimpan data ke enabler

untuk memecahkan masalah putusan strategis secara efektif (Golfarelli et al., 2012).

Menurut Shang et al. (2008), sistem ini mengusulkan pendekatan yang lebih metodis

untuk membuat lebih baik dan keputusan yang efektif. Hung et al. (2007) menyatakan

bahwa keputusan yang efektif adalah manfaat biasanya diharapkan dari setiap sistem

dukungan organisasi. Bahkan, BI bermaksud untuk meningkatkan keputusan bisnis

dalam mode yang efektif yang memberikan informasi seluruh organisasi di kedua

tingkat strategis dan taktis (Li et al., 2008). Dengan menggunakan BI, DM's bisa

membuat keputusan yang lebih efektif dari sebelumnya dengan menganalisis kedua

kondisi tidak terstruktur atau semi-terstruktur (Castellanos et al, 2011;. Turban et al,

2008.). Dalam penelitian saat ini“keputusan yang efektif” dianggap sebagai manfaat

organisasi yang berarti: BI fungsi dan bisnis analisis dampak pada keputusan organisasi

yang memungkinkan organisasi untuk arsip tujuan dan sasaran strategis.

2.5.2 Keunggulan kompetitif.

penerapan BI dalam hasil lingkungan bisnis di perusahaan-perusahaan mendapatkan

keunggulan kompetitif. Menurut Phillips-Wren et al. (2004), ini dapat ditampilkan

sebagai manfaat strategis sistem DS. Dalam beberapa studi kasus, menerapkan sistem

DS disediakan keunggulan kompetitif (Shang et al., 2008). Selanjutnya, pengalaman


masa lalu menunjukkan bahwa penerapan BI oleh perusahaan adalah potensi sumber

keunggulan kompetitif dan menyediakan senjata kompetitif tertentu dalam industri atau

industri (Elbashir et al, 2008;. Kiron dan Shockley, 2011; Shang et al, 2008;. Williams

dan Williams, 2010). Dengan BI yang sesuai (alat atau fungsi), memungkinkan

perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di seluruh industri dengan

membuat keputusan yang efektif (Li et al, 2008;. Tseng dan Chou, 2006). Organisasi

dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan teknologi data

warehouse untuk inisiatif BI (Ramamurthy et al., 2008). memungkinkan perusahaan

untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di seluruh industri dengan membuat

keputusan yang efektif (Li et al, 2008;. Tseng dan Chou, 2006). Organisasi dapat

memperoleh keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan teknologi data warehouse

untuk inisiatif BI (Ramamurthy et al., 2008). Stakeholders kepuasan.

Istilah Stakeholders termasuk investor, pemilik, direksi dan karyawan secara

keseluruhan dengan kepentingan yang berbeda dan nilai-nilai dalam kegiatan

perusahaan tertentu (Vercellis, 2009). Oleh karena itu, mencapai tingkat yang lebih

tinggi dari kepuasan adalah tujuan penting bagi setiap perusahaan. Menurut

Jarupathirun dan Zahedi (2007), berarti kepuasan merasa puas, dan senang tentang hasil

keputusan dan teknologi. Dengan demikian, organisasi mencari untuk mengadopsi alat

khusus seperti sistem dukungan organisasi untuk membantu manajer's keputusan, dan

akibatnya meningkatkan stakeholder'kepuasan. Secara umum, tujuan di balik semua

jenis sistem DS adalah untuk meningkatkan tingkat memuaskan stakeholders (Clark et

al., 2007). Dalam penelitian saat ini, Pemangku Kepentingan'kepuasan menyiratkan

persetujuan dari investor dan pemilik tentang pengambilan keputusan hasil dalam
organisasi. Pentingnya stakeholder' kepuasan sebagai keunggulan kritis, juga telah

dipertimbangkan dalam (Evers, 2008; Holsapple dan Sena, 2005; Turban et al, 2005.).

2.5.3 Stakeholders'kepuasan.

Istilah Stakeholders termasuk investor, pemilik, direksi dan karyawan secara

keseluruhan dengan kepentingan yang berbeda dan nilai-nilai dalam kegiatan

perusahaan tertentu (Vercellis, 2009). Oleh karena itu, mencapai tingkat yang

lebih tinggi dari kepuasan adalah tujuan penting bagi setiap perusahaan.

Menurut Jarupathirun dan Zahedi (2007), berarti kepuasan merasa puas,

senang, puas, dan senang tentang hasil keputusan dan teknologi. Dengan

demikian, organisasi mencari untuk mengadopsi alat khusus seperti sistem

dukungan organisasi untuk membantu manajer's keputusan, dan akibatnya

meningkatkan stakeholder'kepuasan. Secara umum, tujuan di balik semua jenis

sistem DS adalah untuk meningkatkan tingkat memuaskan stakeholders (Clark

et al., 2007). Dalam penelitian saat ini, Pemangku Kepentingan'kepuasan

menyiratkan persetujuan dari investor dan pemilik tentang pengambilan

keputusan hasil dalam organisasi. Pentingnya stakeholder' kepuasan sebagai

keunggulan kritis, juga telah dipertimbangkan dalam (Evers, 2008; Holsapple

dan Sena, 2005; Turban et al, 2005.).

2.6 Penerapan Business Intelligence

Business Inteligence dapat diterapkan penggunaannya pada bidang bisnis seperti tersebut di

bawah yang biasa disingkat MARCKM untuk mendorong nilai bisnis :


1. Measurement (Pengukuran) – program yang menciptakan hirarki metrik Kinerja dan

benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan ke arah tujuan

bisnis.

2. Analytics – program yang membangun proses kuantitatif untuk sebuah bisnis untuk

sampai pada keputusan optimal dan untuk melakukan Bisnis Knowledge Discovery. Yang

meliputi: data mining, analisis statistik, analisis prediktif, pemodelan prediktif dan

pemodelan proses bisnis

3. Reporting (Pelaporan perusahaan) – program yang membangun infrastruktur Strategis

Pelaporan untuk melayani pengelolaan strategis bisnis, (BUKAN pelaporan operasional).

Meliputi : Visualisasi data, Sistem informasi eksekutif serta OLAP

4. Collaboration (Kolaborasi platform) – program yang mendapat area yang berbeda (baik

di dalam dan di luar bisnis) untuk bekerja bersama melalui data sharing dan Electronic

Data Interchange.

5. Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan) – program untuk membuat data

perusahaan diarahkan melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan,

menampilkan, mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman

menjadi pengetahuan bisnis yang benar. Manajemen Pengetahuan mengarah pada

kepatuhan Learning Management dan Peraturan / Kepatuhan.


2.7 Keuntungan business intelligence terhadap Decision Making (Pengambilan Keputusan)

serta Karakteristik BI .

a. Keuntungan mengimplementasikan Business Intelligence

1. Meningkatkan Profit

Mengapa dapat meningkatkan profit? Bagi perusahaan atau organisasi yang

mengimplementasikan Business Intelligence, dapat membantu pebisnis dalam mengevaluasi

para pelanggannya. Dengan Business Intelligence, perusahaan dapat mengetahui

pelanggannya, berapa pelanggan yang kita punyai, apakah pelanggan dapat menghasilkan

keuntungan secara jangka panjang atau pelanggan tersebut hanya menguntungkan dalam

jangka pendek saja. Dengan Business Intelligence pebisnis memanfaatkan keuntungan ini,

pebisnis dapat meningkatkan layanannya untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan dari

pelanggan. Maka dengan demikian pelanggan pun akan puas akan pelayanan yang diberikan

dan menjadikan nilai lebih bagi perusahaan yang mengimplementasikan Business Intelligence,

secara otomatis juga profit perusahaan semakin meningkat.

2. Menurunkan Biaya

Dalam mengimplementasikan Business Intelligence dalam suatu perusahaan atau

organisasi, secara tidak langsung akan menurunkan beberapa biaya yang juga menjadi beban

bagi organisasi tersebut. Seperti menurunkan biaya operasional yang berlebih, biaya pencarian

pelanggan baru, karena dengan Business Intelligence perusahaan dapat mengetahui informasi

pelanggan lama yang berpotensial dalam perusahaan, cukup meningkatkan pelayanan kepada

tersebut, dibandingkan kita harus mengeluarkan biaya untuk pelanggan baru yang kita belum

mengenal potensi pelanggan baru. Business Intelligence dapat membantu mengevaluiasi biaya

organisasi yang dikeluarkan.


3. Meningkatkan Pemasaran

Di dalam persaingan bisnis yang semakin memanas, banyak perusahaan besar menerapkan

Business Intelligence untuk bertahan dalam persaingan bisnis karena dapat dimanfaatkan

untuk mengevaluasi, menganalisis pelanggan. Dengan demikian pula perusahaan dapat

mengetahui pangsa pasar yang produktif serta menguntungkan bagi perusahaan, sehingga

perusahaan dapat tetap bartahan dalam mempertahankan pasarnya bahkan memperluas

pemasarannya. Ini menjadikan suatu strategi bagi perusahaan tersebut.

4. Mempermudah Pengambilan Keputusan

Business Intelligence sering kali digunakan untuk membantu dalam pengambilan

keputusan. Business Intelligence memanfaatkan dan menganalisis data, informasi dan

pengetahuan untuk memberikan nilai tersendiri bagi perusahaan serta membantunya dalam

pengambilan keputusan. Business Intelligence mampu memberikan solusi melalui informasi

yang diperoleh dari perusahaan itu sendiri. Suatu data yang pada awalnya tidak dapat

membantu dalam pengambilan keputusan, dengan Business Intelligence data atau informasi

yang ada dapat di terintegrasikan dan mudah dimengerti. Dengan demikian, Business

Intelligence membantu perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat karena

pemanfaatan informasi yang baik

b. Karakteristik Business Intelligence

Sistem Business Intelligence yang baik mempunyai berbagai karakteristik (Stevans,2008),

diantaranya :
1. Tujuan utama

Seluruh sistem komputer mempunyai tujuan utama bagi seluruh pengguna sesuai dengan

kebutuhan penguna masing-masing.

2. Ketersediaan data yang relevan

Masalah ketersediaan data merupakan poin yang paling penting dalam sistem business

intelligence yang efektif. Dalam proses pembuat keputusan sering terjadi penyampaian

informasi yang tidak lengkap atau bahkan yang tidak sebenarnya. Namun dengan dukungan

BI, ketersediaan data yang relevan dapat diatasis ehingga dapat menyuguhkan data-data yang

relevan.

3. Kemampuan

Dalam hal ini terdapat kemampuan BI yang paling utama yaitu dapat memberikan

kemudahan akses untuk informasi terbaru dari bisnis yang berjalan serta peluang yang

diproyeksikan, selain itu Bi dapat memenuhi kapabilitas untuk melakukan analisis dan

memenuhi permintaan pengguna.

4. Struktur Pendukung

Dalam BI, sistem pendukung didalamnya tidak hanya terdiri dari hardware dan software,

namun juga terdiri dari suatu proses yang dibuat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik

serta untuk menentukan strategi untuk misi dan tujuan kedepan.


2.8 Tantangan dan Kerugian penerapan business intelligence terhadap pengambilan

keputusan

1. Membutuhkan banyak data

Biasanya implementasi Business Intelligence diterapkan pada perusahaan besar, dalam

artian perusahaan yang memiliki data transaksi yang banyak, dengan demikian untuk

mendapatkan data yang besar maka dibutuhkan pula waktu yang cukup lama, biasanya

perusahaan sudah berdiri 5-10tahun lebih sehingga memiliki data yang cukup banyak. Ini

menjadi suatu tantangan bagi perusahaan yang memiliki data transaksi kecil, karena jika ingin

mendapatkan data yang besar harus menunggu waktu yang cukup lama menjadikannya tidak

efektif untuk meningkatkan perusahaan kecil.

2. Perubahan Budaya Perusahaan

Banyak perusahaan yang tidak bisa menerima perubahan budaya yang terjadi pada

perusahaanya. Maka ini menjadi suatu tantangan bagi perusahaan dalam mengubah budaya

lama pada perusahaan menjadi budaya baru yakni dalam mengimplementasikan Business

Intelligence. Perusahaan yang pada awalnya memiliki data, informasi yang tidak di olah

dengan baik, dengan Business Intelligence data tersebut diolah sebaik mungkin agar memiliki

nilai bagi perusahaanya. Dibutuhkan juga pekerja yang intelektual untuk dapat mengolah data

dan informasi dengan baik.

3. Resiko Kegagalan

Dalam mengimplementasi apapun pasti memiliki resiko, resiko ini menjadi suatu tantangan

maupun kerugian bagi suatu perusahaan. Business Intelligence dibutuhkan untuk mengolah

data, informasi dan pengetahuan agar menjadi bermanfaat bagi perusahaan. Memiliki resiko
kegagalan yang cukup riskan dalam mengolah data dan informasi, mengapa? Karena data dan

informasi yang diolah itu cukup banyak dan akibat data yang sangat banyak maka

pengumpulan datanya pun tidak teratur, cukup rumit untuk diolah. Sehingga dapat

menyebabkan adanya resiko kegagalan yang akan terjadi jika tidak dikelola dengan sebaik

mungkin.
BAB III

PENUTUP

Business intelligence adalah sebuah istilah manajemen bisnis yang berkenaan dengan

aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengambil, menyediakan dan menganalisa data

daninformasi mengenai operasi perusahaan.Sistem business intelligence dapat membantu

perusahaan untuk memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi bisnis mereka, misalnya penjualan, produksi, operasi internal dan juga dalam pen

gambilan keputusan. Business intelligence dapat membantu suatu perusahaan mendapatkan

pengetahuan yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga

dapat membantu perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan sekaligus meningkatkan

keunggulannya (competitive edvantage).

Secara lebih mendetail, BI memungkinkan perusahaan lebih percaya diri dalam

menghadapi berbagai tantangan, seperti, tantangan bisnis tanpa henti, yakni penurunan

keuntungan, merosotnya pangsa pasar, ancaman penduplikasian produk bisnis oleh pesaing, serta

yang lainnya. Memang BI tak secara langsung menyelesaikan tantangan tersebut. Namun, BI

handal dalam mengidentifikasi suatu solusi dan langkah maju. caranya dengan menyediakan

informasi yang relevan dan mudah digabungkan dengan pengambilan keputusan dan proses

formulasi strategi.

Perkembangan BI yang semakin dirasakan manfaatnya akan semakin lanyak

diterapkandalam perusahaan, karena membantu mereka mencapai tujuan serta dapat lebih fokus

memberikan visi yang lengkap untuk belajar dari masa lalu, memantau dan berkomunikasi pada

kondisi saat ini, serta dapat menambah wawasan ke masa depan dalam pengambilan keputusan-

keputusan.
Jurnal 1.

Judul: The impact model of business intelligence on decision support and organizational

benefits

Metodologi penelitian: metodologi / pendekatan -Penelitian ini melakukan studi berbasis survei

kuantitatif untuk melihat hubungan antara kemampuan BI, manfaat dukungan keputusan, dan

manfaat organisasi dalam konteks lingkungan keputusan.

Hasil Penelitian: Dalam jurnal ini, model untuk menguji hubungan antara fungsi BI dan manfaat

keputusan dan organisasi yang inginkan disajikan. Studi ini memberikan kerangka kerja

konseptual yang terdiri dari tiga lapisan utama: "fungsi BI," "manfaat DS," dan "manfaat

organisasi" untuk menentukan dampak langsung fungsi BI pada manfaat DS dan organisasi dan

juga menjelaskan untuk mengadopsi fungsi yang lebih tepat. sehubungan dengan persyaratan

perusahaan. Berdasarkan literatur, 11 komponen seperti AIDS, EDMT, penalaran, menyediakan

eksperimen dan lingkungan lingkungan, ORM, pemrosesan pengetahuan yang lebih baik,

mengurangi waktu keputusan, mengurangi biaya keputusan, keputusan yang efektif, keunggulan

kompetitif, dan kepuasan pemangku kepentingan diidentifikasi sebagai bagian dari dari lapisan

model tersebut. Setelah menyelesaikan komponen model konseptual. hasil dari penelitian ini,

menunjukkan bahwa di antara 16 hipotesis hanya hubungan antara pemrosesan pengetahuan yang

lebih baik dan pengurangan waktu keputusan yang tidak didukung.


Jurnal 2

Judul: The effects of personality traits on business intelligence usage: A decision-making


perspective

Metodologi penelitian: Dengan mengumpulkan data dari 354 manajer dari Cina dan Taiwan,

secara empiris menguji model yang diusulkan. Decision making; Business intelligence;

Personality trait; Five-factor model; BDB model; Behavioral intention

Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan terhadap pengalaman dan

kesadaran efektif dalam memprediksi niat penggunaan pada Personality traits (Matzler et al. 2008;

Svendsen et al. 2013) tidak berdampak efektif pada yang lain (Wang et al. 2012). Dengan kata

lain, hasil ini berbeda bahkan jika sifat kepribadian yang sama teliti

Anda mungkin juga menyukai