Anda di halaman 1dari 4

Seorang wanita usia 50 tahun dating ke rumah sakit dengan keluhan utama bintil – bintil di wajah sejak 1

tahun yang lalu. Bintil – bintil tidak disertai rasa gatal dan nyeri. Pasien ssering terpapar sinar matahari
dan tidak menggunakan tabir surya. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Anggota keluarga
maupun teman tidak ada yang sakit seperti ini. Pemeriksaan fisik pada lesi kulit tampak adanya papul
dan plakat, diameter 1 -2 cm, warna coklat muda, coklat tua, maupun kehitaman, lokasi di wajah.
Gambaran histopatologik dari lesi kulit tampak akantosis, papilomatosis, pseudohorn cyst,
hyperkeratosis. Dokter memerlukan beberapa pameriksaan penunjang lebih lanjut untuk disgnosis dan
factor – factor yang berkaitan.

I. Terminologi

1. Papul dan plakat

Papul : lesi padat menonjol pada pemeriksaan kulit berukuran kecil dengan massa zat padat berbatas
tegas < 1 cm

Plakat : lesi peninggian pada kulit menyerupai permukaan bidang relative luas disbanding ketebalan
kulitnya

2. Papillomatosis

Hyperplasia dan pembesaran papilla dermis

3. Akantosis

Penebalan stratum spinosum

4. pseuohorn cyst

Pertumbuhan keratin ke bawah dan ke dalam massa tumor

5. hyperkeratosis

Penebalan salah satu lapisan kulit berwarna hitam pada pertumbuhan kulit

II. Rumusan Masalah

1. Apa hubungan antara penggunaan tabir surya dengan paparan sinar matahari

2. mengapa pasien tidak merasakan gatal dan nyeri

3. bagaimana interpretasi gambaran histopatologi pada lesi kulit pasien?

4. Adakah hubungan usoia dan lesi yang dialami pasien?

5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik lesi kulit pada pasien?

III. Analisis Masalah


1. Sinar UV pada dasarnya memiliki manfaat dalam pembentukan vitamin D3 (Cholecalciferol) yang
digunakan untuk metabolisme pembentukan tulang dan sistem imun. Selain itu, radiasi sinar UV juga
dapat digunakan untuk terapi penyakit tbc, psoriasis, dan vitiligo (Cefali dkk., 2016). Akan tetapi,
paparan sinar UV secara terus-menerus justru dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan

UV B dapat menetrasi lapisan permukaan kulit yang paling atas, dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan DNA dan terbakar surya, dan sinar UV A yang dapat menetrasi lapisan kulit lebih dalam
sampai lapisan dermis, dapat menyebabkan terjadinya penuaan, pigmentasi, eritema, tanning, dan
kerusakan DNA akibat adanya senyawa oksigen reaktif atau ROS (Reactive Oxcygen Species). Efek buruk
jika terpapar sinar UV terlalu lama dapat menyebabkan terjadinya kanker kulit, terbakar surya,
kerusakan mata seperti katarak dan melanoma, penuaan kulit secara prematur, pigmentasi, eritema,
dan kerusakan sistem imun.

Kulit manusia pada dasarnya memiliki mekanisme tersendiri untuk melindungi dari bahaya sinar UV,
yaitu dengan melakukan pembentukan butirbutir pigmen (melanin) yang akan memantulkan kembali
sinar UV. Jika kulit terpapar sinar matahari, maka akan timbul dua tipe reaksi melanin, seperti
penambahan melanin secara cepat ke permukaan kulit dan pembentukan tambahan melanin baru. Akan
tetapi, apabila kulit terpapar sinar UV secara terusmenerus dapat mengakibatkan hiperpigmentasi yang
dapat memicu timbulnya noda hitam pada kulit dan kerusakan kulit lainnya, seperti penuaan dini dan
kanker kulit.

Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang digunakan dengan maksud memantulkan atau menyerap
secara aktif cahaya matahari terutama pada daerah dengan emisi gelombang ultraviolet dan inframerah,
sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena sinar UV (Draelos dan Thaman, 2006).
Berdasarkan kandungan zat aktifnya, sediaan tabir surya dibedakan menjadi 2 yaitu sunblock dan
sunscreen. Sunblock merupakan sediaan tabir surya yang mekanisme kerjanya secara fisik memantulkan
sinar UV, sedangkan sunscreen secara kimia menyerap sinar UV agar tidak menyerang sel kulit

Tabir surya dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu tabir surya fisik dan tabir surya kimia.
Tabir surya fisik memiliki mekanisme kerja dengan memantulkan dan menghamburkan radiasi
sinar ultraviolet, sedangkan tabir surya kimia memiliki mekanisme kerja mengabsorbsi radiasi
sinar ultraviolet

4. hub usia dengan lesi pasien


bertambah usia seseorang maka keterpaparan atau kontak langsung dengan sinar matahari juga akan semakin
banyak.

Sinar matahari merupakan factor utama penyebab terjadinya proses menua kulit. Penuaan dini yang
terjadi akibat paparan sinar matahari disebut dengan photo aging (demaroheliasis). Paparan sinar
matahari kronik akan menghasilkan raikal bebas yang menyebabkan berbagai kerusakana struktur kulit
serta menurunkan respon imun.

3.

Anda mungkin juga menyukai