Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI

MODEL PBM TERHADAP AKTIVITAS


DAN HASIL BELAJAR SISWA

(ARTIKEL)

Oleh
RAISA RAMADHANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI
MODEL PBM TERHADAP AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR SISWA

Raisa Ramadhani1, Darlen Sikumbang2, Rini Rita T. Marpaung 2


Email: chocobearrie_chup@yahoo.com HP: 08980779980

ABSTRAK

This study was an experimental study with a pretest posttest non-equivalent


groups design. The research samples were students in the class X6 and X5 which
selected by cluster random sampling technique. The research data were
quantitative and qualitative. The quantitative data obtained from pretest, posttest
and N-Gain, then there were statically analyzed by t-test. The qualitative data
were learning activities of student and the questionares of student’s response in
using media audio-visual by implementing PBM model that were analyzed
descriptively. The result of research showed that using media audio-visual by
implementing PBM model can not increase student learning as significant with an
average value of N-Gain was 0,41. Learning activities included problem solving
(87,5%) and make an idea (80,5%) were increase, most student (93,5%) gave
positif response to using media audio-visual by means of PBM model.

Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok
non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X6 and X5 yang dipilih
dengan teknik Cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai pretes, postes dan
N-gain, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Data kualitatif
berupa data aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap
penerapan media audio visual melalui model PBM yang dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio-visual
melalui model PBM pada kelas eksperimen tidak dapat meningkatkan hasil
belajar siswa secara signifikan dengan rata-rata nilai N-Gain 0,41. Aktivitas
belajar siswa mencangkup bekerja sama dalam memecahkan masalah (87,5%) dan
menuliskan pendapat/ide (80,5%) meningkat, sebagian besar siswa (93,5%)
memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media audio visual melalui
model PBM.

Kata kunci : aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, media audio-visual,
model pembelajaran berbasis masalah

1
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung
2
Staf Pengajar Pendidikan Biologi Universitas Lampung
PENDAHULUAN memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (BSNP,
Undang-undang No. 20 tahun 2003 2006:iv). Senada dengan itu Takwin
tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Paidi, 2010:11) bahwa siswa
menyatakan pendidikan adalah suatu dilatih untuk aktif dan mampu
usaha sadar dan terencana untuk memecahkan masalah dapat
mewujudkan suasana belajar dan membantu siswa membuat keputusan
proses pembelajaran agar peserta yang tepat, cermat, sistematis, logis
didik dengan aktif mengembangkan dan mempertimbangkan berbagai
potensi dirinya untuk memiliki sudut pandang berguna untuk siswa
kekuatan spiritual agama, memperoleh pengetahuan yang
pengendalian diri, kepribadian, bermakna dan dapat menghadapi
kecerdasan, akhlak mulia, serta masalah di kehidupan nyata.
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan, Pada kenyataanya menurut Trianto

negara (Depdiknas, 2003 :1). (2009:5) bahwa masalah utama


pendidikan formal (sekolah) saat ini
Dalam peningkatkan mutu adalah masih rendahnya hasil belajar
pendidikan, pelajaran ilmu peserta didik yang merupakan hasil
pengetahuan alam memiliki peran kondisi pembelajaran konvensional
yang penting, terutama biologi yang yang dalam proses pembelajaran
memerlukan aktivitas siswa dalam memberikan dominasi guru dan tidak
mempelajari permasalahan yang memberikan akses bagi siswa untuk
berkaitan dengan fenomena alam dan mengembangkan pengetahuannya
berbagai permasalahan yang terkait secara mandiri. Rendahnya hasil
dengan penerapannya untuk belajar yang terjadi di SMA Negeri 8
membangun teknologi guna Bandar Lampung dari hasil
mengatasi permasalahan dalam wawancara pada Desember 2012
kehidupan masyarakat sehingga diketahui bahwa masih rendahnya
diperlukan wahana bagi siswa dalam hasil belajar dan aktivitas siswa pada
mempelajari diri sendiri dan alam mata pelajaran biologi. Hal ini
sekitar, serta prospek pengembangan dibuktikan dengan masih
lebih lanjut pengetahuannya untuk banyaknya siswa (58%) yang belum
mencapai KKM, untuk KKM Oleh karena itu diperlukan suatu
pembelajaran biologi yang dicapai media seperti media audio visual
sebesar 70. Selain ituproses kegiatan yang diterapkan melalui model saat
pembelajaran kurang inovatif , proses pembelajaran yang dapat
pembelajaran masih teacher membuat proses belajar menjadi
centered tanpa menggunakan model efektif dan efisien. Salah satu model
pembelajaran serta multimedia pembelajaran yang diduga dapat
interaktif. Metode yang digunakan mengembangkan kemampuan
adalah metode ceramah dan diskusi, pemecahan masalah oleh siswa
diduga kurang efektif,menyebabkan adalah model PBM. Dengan
siswa diam dan terkadang tidak penggunaan media audio visual.
mendengarkan penjelasan guru. melalui model PBM siswa dituntut
Siswa kurang dilibatkan dalam untuk memecahkan masalah yang
pembelajaran seperti dilatih untuk ada dengan penyajian sumber
memecahkan masalah, sehingga pembelajaran dan masalah yang lebih
pembelajaran yang terjadi kurang menarik dan nyata sehingga siswa
bermakna dan kurang memotivasi akan lebih aktif dalam
siswa untuk belajar. Hal ini bisa mengkontruksi pembelajarannya dan
membuat proses pembelajaran tidak Menurut Sanjaya (2011:220)
maksimal dan kurangnya pembelajaran dengan model PBM
pemanfaatan fasilitas multimedia dapat meningkatkan aktivitas belajar
sebagai media dalam pembelajaran siswa dan memudahkan siswa untuk
juga berpengaruh terhadap kegiatan memahami isi pelajaran.
belajar mengajar seperti yang
Berdasarkan uraian di atas, maka
diungkapkan Asyhar (2011:8)
peneliti tertarik untuk melakukan
dengan adanya fasilitas multimedia
penelitian dengan judul “Pengaruh
yang menyediakan media audio
Media Audio Visual Melalui Model
visual sebagai media pembelajaran
PBM terhadap Aktivitas dan Hasil
dapat menyalurkan pesan dan
Belajar Siswa pada keterkaitan antara
informasi dengan sumber terencana
kegiatan manusia terhadap
yang menyebabkan proses belajar
kerusakan, pencemaran dan
menjadi efektif dan efisien.
pelestarian lingkungan (Kuasi
Eksperimental pada Siswa Kelas X Kelompok Pretes Perlakuan Postes
Semester Genap SMA Negeri 8 I O1 X1 O2
Bandar Lampung Tahun Pelajaran
II O1 X2 O2
2012/2013)”
Ket: I = Kelas eksperimen; II = Kelas
kontrol; O1 = Pretes; .O2 = Post test;
Tujuan dari penelitian ini adalah X1 = Perlakuan media audio-visual
untuk mengetahui pengaruh melalui model pembelajaran berbasis
masalah; X2 = Perlakuan metode
penggunaan media audio visual diskusi); (dimodifikasi dari Riyanto,
2001: 43).
melalui model PBM terhadap Gambar 1. Desain pretes-postes
peningkatan aktivitas dan hasil kelompok non ekuivalen

belajar siswa pada materi pokok


Jenis data pada penelitian ini adalah
keterkaitan antara kegiatan manusia
data kualitatif yaitu data deskriptif
dengan perusakan, pencemaran dan
yang diperoleh dari lembar observasi
pelestarian lingkungan.
aktivitas siswa dan data angket
tanggapan siswa. Data kuantitatif
METODE PENELITIAN
beupa data hasil belajar siswa yang
Penelitian dilaksanakan pada bulan diperoleh dari nilai pretes dan postes
Mei di SMA Negeri 8 Bandar dan kemudian diperoleh N-gain yang
Lampung semester genap tahun dianalisis secara statistik dengan uji-t
pelajaran 2012/2013. Sampel dalam dan Mann whitney-U
penelitian ini adalah siswa kelas X5 .
sebagai kelas kontrol dan siswa kelas HASIL PENELITIAN
X6 sebagai kelas eksperimen yang
dipilih dengan tekhnik Cluster Hasil dari penelitian ini berupa data

Random Sampling. Desain yang aktivitas, hasil belajar, dan tanggapan

digunakan dalam penelitian ini siswa terhadap penerapan media

adalah desain pretest-posttest audio visual melalui model PBM.

equivalen. Sehingga Struktur desain Untuk aktivitas belajar siswa

dalam penelitian ini di gambarkan mengalami peningkatan yang

sebagai berikut : disajikan sebagai berikut


Gambar 3. Rata-rata nilai pretes, postes dan
Gambar 2. Aktivitas belajar siswa pada kelas N-gain siswa kelas kontrol dan
eksperimen dan kontrol eksperimen.
Berdasarkan gambar 2 diketahui
Ket: BS : Berbeda signifikan, BTS : tidak
bahwa rata-rata aktivitas belajar berbeda signifikan
Berdasarkan gambar 3. diketahui
siswa pada kelas eksperimen untuk
bahwa rata-rata nilai pretes, postes
aspek menuliskan pendapat/ide
dan N-gain oleh siswa pada kedua
alternatif solusi dari masalah dan
kelas.. Ketika dilakukan uji
bekerjasama dalam memecahkan
normalitas terhadap nilai pretes dan
masalah berkriteria tinggi.
N-Gain diketahui ternyata data tidak
Sedangkan untuk aspek mencari
berdistribusi normal kemudian
informasi untuk memecahkan
dilanjutkan Uji U (Mann- Whitney
masalah, mempresentasikan hasil
U) dan didapat data berkriteria
diskusi, mengajukan pendapat
berbeda tidak signifikan. Untuk rata-
tergolong sedang. Hasil rata-rata
rata nilai pretes yang dilakukan uji
keseluruhan aktivitas siswa dapat
normalitas dan Uji U (Mann-
dinyatakan bahwa aktivitas pada
Whitney U) didapat data berkriteria
kelas eksperimen lebih tinggi
berbeda signifikan. Hasil analisis
dibanding kelas kontrol. Untuk Hasil
rata-rata N-gain untuk setiap
Belajar oleh siswa diperoleh dari
indikator hasil belajar oleh siswa
hasil pretes, postes, dan N-gain pada
selengkapnya dapat dilihat pada
kelas yang menggunakan media
gambar berikut.
audio visual melalui model PBM.
Data selengkapnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini
Gambar 4. Rata-rata N-gain indikator
kognitif (C2,C4) pada siswa
kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Ket: Kel = Kelompok; E = Eksperimen; K =
Kontrol; BTS = berbeda tidak
signifikan; BS = berbeda signifikan
Gambar 5. Tanggapan siswa terhadap
Gambar 4. menunjukkan bahwa dari penggunaan model PBM.
Hasil uji kesamaan dua rata-rata. Diketahui bahwa semua siswa (95%)
Untuk rata-rata indikator kognitif C2 merasa senang pada materi pokok
pada kelas eksperimen dan kontrol keterkaitan kegiatan manusia
ketika dilakukan uji normalitas dan terhadap perusakan, pencemaran dan
dilanjutkan dengan uji Mann- pelestarian lingkungan dengan model
Whitney U data tidak berdistribusi PBM, sehingga siswa (89%) mudah
normal dan berkriteria berbeda tidak memahami materi dan siswa (95%)
signifikan. Hal serupa terjadi untuk mampu mengembangkan
rata-rata indikator C4 pada kelas kemampuan dalam memecahkan
eksperimen dan kontrol, ketika data masalah. Semua siswa (95%) merasa
diuji dengan uji normalitas dan uji lebih aktif dalam diskusi kelompok
Mann-Whitney U diperoleh data maupun diskusi kelas serta mudah
tidak berdistribusi normal dan berinteraksi dengan teman selama
berbeda tidak signifikan. proses belajar. Siswa (89%)
Data tanggapan siswa terhadap termotivasi untuk mencari
penggunaan model PBM dilakukan data/informasi dari berbagai sumber
melalui penyebaran angket. Pada (buku dan internet) sehingga siswa
gambar di bawah ini dipaparkan (92%) mudah dalam mengerjakan
tentang tanggapan 38 siswa terhadap soal di LKS serta siswa (95%)
penggunaan media audiovisual memperoleh wawasan/pengetahuan
melalui model PBM. baru tentang materi yang dipelajari.
menuliskan pendapat / ide alternatif
PEMBAHASAN solusi dari masalah dan mengajukan
Berdasarkan hasil dan analisis data pertanyaan kelas. Hal ini sejalan
penelitian bahwa pengggunaan dengan pernyataan Sanjaya
media audio visual melalui model (2011:220) bahwa pembelajaran
PBM berpengaruh tidak signifikan dengan model PBM memiliki
untuk meningkatkan hasil belajar beberapa keunggulan bahwa
siswa, hal ini tidak sejalan dengan diantaranya dapat meningkatkan
hasil penelitian Suwandi (2012:60) aktivitas belajar siswa.
yang menunjukkan hasil belajar
Media audio visual yang digunakan
siswa yang menggunakan model
melaui model PBM menjadikan
PBM terjadi peningkatan. Meskipun
pembelajaran menjadi lebih menarik
penggunaan media audio visual
dan membuat siswa bersemangat
melalui PBM diketahui tidak dapat
dalam belajar. Seperti yang
meningkatkan hasil belajar siswa
diungkapkan oleh Arsyad, (2007:8)
secara signifikan Namun data angket
semakin banyak alat indera yang
menunjukkan sebagian besar siswa
digunakan dalam menerima dan
(93,5 %) setuju bahwa penggunaan
mengolah informasi semakin besar
media audio visual melalui model
informasi tersebut dimengerti dan
PBM mempermudah dan membantu
dapat dipertahankan dalam ingatan.
mereka dalam proses pembelajaran,
Hal ini didukung dengan pendapat
sehingga mampu mengingkatkan
sebagian besar siswa (89%) yang
aktivitas belajar siswa dan data dari
merasa lebih mudah dalam
hasil observasi aktivitas belajar siswa
memahami materi yang diberikan
dan analisis data aktivitas belajar
melaui media audio visual. Model
siswa menunjukkan kelas
PBM memiliki sintaks yang
eksperimen yang menggunakan
memfasilitasi siswa untuk
media audio visual melalui model
memahami materi melalui suatu
PBM lebih unggul dibanding dengan
masalah yang disajikan dalam media
kelas kontrol yang menggunakan
audio visual dan siswa juga
diskusi pada aspek bekerjasama
diberikan LKS berbasis masalah,
dalam memecahkan masalah,
sehingga menuntut siswa aktif
mencari informasi dan mengajukan Sedangkan hasil observasi untuk
pertanyaan. Aktivitas mencari kelas kontrol, walaupun berkriteria
informasi dan mengajukan rendah dengan rata-rata persentase
pertanyaan berkriteria sedang, 49, kelas kontrol yang menggunakan
meskipun demikian kualitas metode diskusi memiliki beberapa
pertanyaan yang diberikan oleh siswa aspek yang berkriteria sama dengan
pada kelas eksperimen tergolong kelas eksperimen yaitu mencari
baik. Berikut contoh pertanyaan yang informasi untuk memecahkan
diberikan oleh Pratama masalah dan mempresentasikan hasil
“apakah setiap kegiatan yang kita lakukan diskusi yang sama-sama berkriteria
akan selalu berdampak terhadap lingkungan
?.” sedang, hal ini karena dalam metode
Komentar: Pertanyaan di atas sesuai dengan diskusi pada dasarnya memang ada
materi pembelajaran yaitu keterkaitan antara
kegiatan manusia terhadap perusakan, pembagian kelompok-kelompok dan
pencemaran dan pelestaraian lingkungan presentasi hasil diskusi yang juga ada
pada saat diskusi kelompok berlangsung.
Pertanyaan tersebut sangat baik dalam pada model PBM dan
menunjukkan keingintahuan siswa pada
materi yang sedang dibahas. menyebabkan kelas eksperimen

Siswa juga aktif dalam diskusi kelas hanya mendapat kriteria sedang yaitu

yang berlangsung, selain bertanya, satu tingkat lebih tinggi dibanding

siswa juga dituntut untuk dapat kelas kontrol yang berkriteria rendah.

menjawab pertanyaan. Berikut ini Berdasarkan hasil penelitian untuk

contoh jawaban yang diberikan untuk hasil belajar siswa. Penggunaan

Naafi Pratama H. P kurang lebih media audio visual melalui model

sebagai berikut: PBM berpengaruh tidak signifikan


“menurut kami iya, setiap hal yang kita dalam meningkatkan hasil belajar
kerjakan pastinya akan berkaitan dengan
lingkungan sekitar, entah itu akan
siswa. Hal ini terlihat dengan
berdampak buruk atau baik bagi lingkungan, berbeda tidak signifikannya nilai
contohnya kita membuat aliran air (selokan)
itu baik untuk kita, tapi bagi lingkungan postes dan N-Gain pada kelas
sekitar ? dan jika akhir selokan tersebut
hanya berakhir ke satu lubang dan tidak eksperimen dan kelas kontrol.
dialiran lagi maka bukan saja berdampak
pencemaran tanah, namun bau Berdasarkan hasil kesamaan dua
menyengatnya juga yang akan merugikan
kita “
rata-rata N-Gain indikator kognitif
Komentar: jawaban ini baik, karena siswa C2 dan C4 juga demikian, keduanya
mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan
pertanyaan yang ditujukan saat diskusi berbeda tidak signifikan terhadap
berlangsung.
kedua kelas yaitu kelas eksperimen gambar kurang sesuai dengan soal
dan kelas kontrol. Diduga hal ini yang ada pada pretes-postes dan LKS
disebabkan perbedaan peningkatan sehingga siswa tidak mampu
dalam hasil belajar siswa yang tidak mengaplikasikan materi dipahami
signifikan. Perbedaan peningkatan untuk menjawab soal-soal.
yang tidak signifikan terhadap hasil
Kedua kelas yang terlibat penelitian
belajar dapat disebabkan dari proses
dipilih melalui teknik cluster random
pembelajaran, model, metode, media,
sampling yang ternyata kedua kelas
dan siswa-siswa yang terlibat
ini memiliki kemampuan sama dalam
penelitian.
(homogen) dan memiliki sifat
Proses pembelajaran terbagi atas adaptasi dan kompetisi yang baik
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti terhadap perlakuan diberikan. Ketika
dan kegiatan penutup, dan sebelum kelas eksperimen diberikan media
kegiatan pendahuluan biasanya audio visual melalui model PBM dan
dilaksanakan pretes dan postes yang kelas kontrol hanya diberikan metode
dilakukan pada akhir pembelajaran diskusi ternyata hasil observasi
untuk kedua kelas, kemudian aktivitas belajar siswa kelas
terdapat proses pemaparan materi eksperimen hanya unggul berkriteria
yang biasanya terdapat pada kegiatan sedang, yaitu hanya satu tingkat
inti. Proses pemaparan materi ini diatas kelas kontrol yang berkriteria
merupakan proses yang penting rendah, hal ini dikarenakan kedua
karena merupakan sumber kelas sama-sama dibagi dalam
pemahaman siswa yang kemudian kelompok-kelompok diskusi yang
akan mereka aplikasikan untuk menyebabkan adanya sifat kerja
menjawab soal yang ada dalam sama, mengajukan pendapat mencari
pretes-postes dan LKS yang informasi dan akhirnya akan
diberikan. Dalam penelitian ini mempresentasikan hasil diskusinya.
diduga adanya kesenjangan dalam Untuk mengerjakan permasalahan
proses pemaparan materi, yaitu yang disajikan di LKS kelas
materi yang diberikan seperti eksperimen menggunakan media
penjelasan untuk materi pokok, audio visual, sedangkan LKS kelas
media audio visual dan gambar- kontrol menggunakan gambar,
dengan sama-sama terlibatnya indera Sedangkan untuk peningkatan
penglihatan di kedua media tersebut indikator kognitif pemahaman (C2)
maka informasi yang di dapat oleh siswa memiliki kriteria sedang, hal
kedua kelas akan sama. ini dikarenakan siswa dilatih untuk
dapat memahami suatu masalah.
Selain beberapa penjelasan
Berikut ini merupakan contoh LKS
sebelumnya, keanehan nilai rata-rata
yang mendukung C2:
N-Gain dan rata-rata indikator
kognitif juga dipengaruhi oleh nilai
pretes dan postes, tidak ada
peningkatan dan minimnya nilai
pretes postes menyebabkan nilai rata- Gambar 7. Contoh jawaban siswa untuk
indikator C2 (pada LKS kelas
rata N-Gain dan rata-rata indikator eksperimen)
Komentar: Jawaban di atas untuk indikator
kognitif juga rendah. Meskipun C2 dengan skor tiga menunjukkan bahwa
begitu analisis butir soal untuk soal siswa telah mampu menjelaskan dampak
antara kegiatan manusia dengan lingkungan
tipe C4 dengan rata-rata skor Setelah dilakukan análisis butir soal
jawaban siswa sudah mampu terlihat bahwa banyak siswa yang
mendekati atau mencapai nilai mengalami kesulitan pada soal
maksimal. Berikut ini merupakan nomor dua mengenai tujuan dan
contoh LKS yang mendukung C4: manfaat dari kegiatan penambangan
tersebut terhadap lingkungan. Diduga
karena kurang cermatnya siswa
dalam mengamati video dan
memahami soal. Berikut contoh
Gambar 6. Contoh jawaban siswa untuk jawaban mengenai tujuan dan
indikator C4 ( pada LKS
kelas eksperimen pertemuan 1) manfaat dari kegiatan penambangan
Komentar: Berdasarkan jawaban siswa pada
LKS di atas, terlihat bahwa siswa telah terhadap lingkungan :
mampu menjawab soal dengan cukup baik.
Sehingga siswa mendapat skor 3
Kemampuan siswa menjelaskan antara
kegiatan manusia dengan apa yang terjadi
pada sungai gendol yang terjadi pada
wacanamedia audio visual menunjukkan
bahwa siswa memiliki kemampuan
menganalisis.
Gambar 8. Contoh jawaban siswa untuk Berdasarkan hasil analisis data dan
indikator C2 (mengenai
dampak sungai yang tercemar pembahasan, maka dapat
limbah pabrik)
Komentar : Jawaban siswa di atas disimpulkan bahwa penggunaan
memperoleh nilai satu karena siswa belum
mampu menguraikan tujuan dan manfaat
media audio visual melalui model
penambangan yang terjadi) PBM berpengaruh terhadap
peningkatan aktivitas belajar siswa,
Berdasarkan beberapa uraian di atas
namun berpengaruh tidak sigfnifikan
terhadap beberapa analisis soal
terhadap peningkatan hasil belajar
sebagian sudah ada yang yang
siswa pada materi pokok keterkaitan
mampu mendekati dan mencapai
kegiatan manusia terhadap
nilai maksimal dan sebagian lagi
perusakan, pencemaran dan
kesulitan dengan ini berarti belum
pelestarian lingkungan.
sepenuhnya siswa paham dan
Saran yang dapat disampaikan untuk
mendapat makna dari proses
kepentingan penelitian antara lain
pembelajaran yang berlangsung.
disarankan menggunakan media
Ketidak hadiran siswa juga
audio visual melalui model pbm
berpengaruh terhadap nilai N-Gain
sebagai salah satu alternatif model
karena apabila ada yang tidak
pembelajaran yang dapat
mengikuti pretes dan postes salah
meningkatkan aktivitas dan hasil
satunya maka akan menghasilkan
karena dapat melibatkan murid
nilai minus. Dengan beberapa uraian
secara tidak langsung dalam masalah
dan penjelasan diatas mewakili hasil
yang terjadi dalam kehidupan sehari-
pembelajaran yang berbeda tidak
hari, dan karena penerapan model
signifikan dan juga berarti adanya
pembelajaran pbm membutuhkan
adanya pengaruh peningkatan
waktu yang cukup lama dan
aktivitas tidak selalu berpengaruh
disarankan agar pembentukan
terhadap peningkatan hasil belajar
kelompok dilakukan pada waktu
juga, yang tidak sejalan dengan
sebelum jam dimulainya proses
Hamalik (2003:12) yaitu adanya
pembelajaran, agar lebih
peningkatan aktivitas belajar siswa
mengefisienkan waktu. selain itu
akan meningkatkan hasil belajar.
pemilihan kelas dilakukan dengan
purposive random cluster yaitu
SIMPULAN DAN SARAN
sesuai dengan kebutuhan peneliti, Standar Proses
Pendidikan.Kencana. Jakarta.
untuk menghindari kelas-kelas
Sanjaya, M.Pd, Dr. Wina. 2011.
dengan siswa yang jarang masuk Strategi Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
agar penelitianpun berjalan dengan
baik karena siswa hadir semua saat Suwandi, Tri. 2012. Pengaruh
Pembelajaran Berbasis
penelitian .
Masalah Open-Ended Terhadap
Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Oleh
DAFTAR PUSTAKA
Siswa Pada Materi Pokok
Keanekaragaman Hayati
(2010/2011). (Skripsi).
Arsyad, A. 2000. Media Pengajaran.
Universitas Lampung. Bandar
Pt Raja Grafindo Persada.
Lampung.
Jakarta
Asyhar, R. 2011. Kreatif
Trianto. 2009. Mendesain Model
Mengembangkan Media
Pembelajaran Inovatif-
Pembelajaran. Gaung Persada
Progresif. Kencana. Jakarta
Pers. Jakarta.
BSNP. 2006. Standar dan
Kompetensi DasarUntuk
SMA/MA Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta
Depdiknas. 2003. Undang-undang
Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar
Mengajar. Bumi Aksara.
Bandung
Paidi. 2010. Model Pemecahan
Masalah dalam Pembelajaran
Biologi di SMA. Artikel
Semnas FMIPA 2010 UNY.
Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/defau
lt/files/132048519/Artikel%20
Semnas%20FMIPA2010%20U
NY.pdf pada Selasa, 18
Oktober 2011 4.37 a.m.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi
Pendidikan. SIC. Jakarta
Sanjaya, W. 2009. Strategi
Pembelajaran Berorientasi

Anda mungkin juga menyukai