Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat anugerah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Contoh Bahan Ajar Cetak dan Bahan
Ajar Non-Cetak”.Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih terutama kepada Bapak Prof.Dr.Wahidin,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang telah memberikan tugas ini dan
seluruh teman-teman mahasiswa S-2 Program Pendidikan Biologi Universitas
Kuningan Angkatan 2018(2).
Semoga dengan selesainya makalah tentang contoh bahan ajar cetak dan
non-cetak dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang contoh-contoh
bahan ajar cetak dan non-cetak dilihat dari kelebihan dan kekurangannya dari
bahan ajar cetak dan non-cetak tersebut.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak hal yang perlu diperbaiki.
Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca akan sangat membantu penulis.
Akhir kata penulis sampaikan ucapan terimakasih banayak atas kesediannya
meluangkan waktu untuk membaca makalah yang penulis susun. Semoga
memberikan manfaat.

Kuningan, Maret 2019


Penulis

Asep Supriatna
NIM. 20181310015

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2


2.1 Jenis-Jenis Bahan Ajar Cetak ...................................................................................... 2
2.1.1 Handout ............................................................................................................. 2
2.1.2 Buku Ajar .......................................................................................................... 4
2.1.3 Modul ................................................................................................................ 7
2.1.4 Lembar Kerja Siswa .......................................................................................... 15

2.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar Non Cetak ................................................................................ 16


2.2.1 Bahan Ajar Dengar (Audio) .............................................................................. 16
2.2.2 Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual) .................................................... 17

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 20

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 20
B. Saran ....................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tugas guru sebagai pendidik adalah menyediakan suasana belajar
mengajar yang menyenangkan. Pendidik harus mencari cara untuk membuat
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran yang
menyenangkan adalah dengan mengunakan bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu
bahan ajar yang membuat peserta didik merasa tertarik dan senang mempelajari bahan
ajar tersebut.
Terkait dengan pembelajaran, perlunya pengembangan bahan ajar, agar
ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tuntutan kurikulum,
karakterisitik sasaran dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Penegembangan bahan
ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan
harus sesuai dengan Kurikulum 2013 yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
baik standar isi, standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kemudian karakteristik
sasaran disesuaikan dengan lingkungan kemampuan, minat, dan latar belakang pesereta
didik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja contoh-contoh bahan ajar cetak?
2. Apa saja kelebihan dan kekuarangan bahan ajar cetak ?
3. Apa saja contoh-contoh bahan ajar non- cetak ?
4. Apa saja kelebihan dan kekuarangan bahan ajar non-cetak ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui contoh-contoh bahan ajar cetak
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bahan ajar cetak
3. Untuk mengetahui contoh-contoh bahan ajar non-cetak
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bahan ajar non-cetak

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Bahan Ajar Cetak


Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak.
Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul,
brosur, dan lembar kerja peserta didik. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan
terkait jenis-jenis bahan ajar.
2.1.1 Handout
1. Pengertian Handout
Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi,
berita atau surat lembaran. Handout termasuk media cetak yang
meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran
dan informasi belajar. Biasanya diambil dari beberapa literatur yang
memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan
materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Istilah Handout memang belum ada padanannya dalam bahasa
Indonesia. Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang
diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari
guru.
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik.

2. Bentuk Handout
a. Bentuk catatan
Handout ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang
suatu topik yang akan dibahas.

b. Bentuk diagram
Handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang dilukis
secara lengkap maupun yang belum lengkap.

c. Bentuk catatan dan diagram


Handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua.

3. Penyusunan Handout
Handout disusun atas dasar kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka penyusunan
handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya
merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya

2
pengetahuan peserta didik dalam belajar untuk mencapai
kompetensinya.

Langkah-langkah menyusun Handout adalah sebagai berikut:


a. Melakukan analisis kurikulum
b. Menentukan judul Handout, disesuaikan dengan kompetensi dasar
dan materi pokok yang akan dipelajari
c. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan
d. Menulis Handout dengan kalimat yang singkat, padat, jelas
e. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk
menemukan kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan
f. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya
materi Handout misalnya buku, internet, majalah, dan jurnal hasil
penelitian.

4. Karakteristik
a. Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat
informasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran yang lebih
utuh.
b. Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi
handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan
pembelajaran.
c. Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan
merupakan catatan tambahan bagi peserta didik.

5. Kelebihan dan Kekurangan Handout


Kelebihan media Handout dalam kegiatan belajar mengajar
diantaranya adalah:
a. Dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran
b. Meningkatkan kreativitas peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar
c. Memelihara kekonsistenan penyampaian materi pelajaran dikelas
oleh guru sesuai dengan perancangan pengajaran
d. Dapat memperkenalkan informasi atau teknologi baru
e. Dapat memeriksa hasil pembelajaran peserta didik
f. Mendorong keberanian peserta didik untuk berprestasi
g. Dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.
Beberapa kelebihan handout (Arsyad, 2000: 38):
a. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing –
masing

3
b. Disamping dapat mengulang materi, peserta didik dapat mengikuti
urutan pikiran secara logis
c. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta
memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan
d. Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi

Kelemahan handout sebagai media cetak (Arsyad, 2000: 38-39)


adalah:
a. Sulit menampilkan gerak dan suara
b. Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa
c. Cepat rusak atau hilang
d. Umumnya keberhasilannya hanya ditingkat kognitif

6. Fungsi dan Manfaat Handout


a. Fungsi handout sebagai pelengkap materi ajar. Meskipun
pelengkap, tidak berarti handout dapat dikembangkan begitu saja.
Ada rambu-rambu yang harus diikuti jika kita ingin
mendapatkan handout yang baik.
b. Manfaat utama handout adalah melengkapi kekurangan materi,
baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang
diberikan secara lisan. Handout dapat berisi penjelasan singkat dan
atau elaborasi tentang suatu materi bahasan, menjelaskan kaitan
antartopik, memberi pertanyaan dan kegiatan pada para
pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan balik dan langkah
tindak lanjut.

2.1.2 Buku Ajar


Buku Ajar masih belum sepopuler buku refrensi di dunia
pendidikan, terutama di dunia pendidikan tinggi. Para dosen masih merasa
bahwa menulis buku ajar itu sulit, lebih sulit dibanding menulis buku
cerita, buku motivasi atau buku populer. Padahal, jika Anda berprofesi
sebagai pengajar, membuat buku ajar itu sebenarnya mudah.
Sebagai buku instrusional buku ajar ditulis untuk kepentingan
belajar mengajar. oleh sebab itulah mengapa sebenarnya menulis buku
ajar itu bisa dibilang cukup mudah bagi para pengajar. Karena proses
mengajar sudah menjadi makanan sehari-hari, tinggal menuangkannya
dalam sebuah buku saja.
Pembuatan buku ajar bisa mengikuti panduan berikut, agar menulis
buku ajar jadi lebih mudah dan cepat:
1. Panduan format menulis buku ajar

4
Format buku ajar yang baik adalah sesuai dengan ketentuan
UNESCO yaitu maksimal ukuran kertas A4 (21 cm x 29.7 cm) dan
minimal menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi adalah ukuran
A5 (14.8 cm x 21 cm). Jumlah halaman minimalnya adalah 49
halaman. Selain itu, buku ajar yang baik harus ber ISBN (International
Standard Book Number). dengan menggunakan gaya bahasa semi
normal.
Maksud dari penggunaan gaya bahasa semi normal adalah,
buku ajar tidak terlalu formal. Karena buku ajar digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga gaya bahasa yang digunakan bisa
menggunakan bahasa lisan seperti mengajar di kelas, namun tetap
mudah dipahami pembaca dengan struktur kalimat SPOK (subjek,
predikat, objek, keterangan)
Buku ajar yang baik juga perlu mencantumkan TIU, TIK dan
Kompetensi yang disusun sesuai dengan rencana pembelajaran.
Sedangkan untuk materi yang diajarkan bisa mengambil beberapa hasil
penelitian untuk menambah referensi pengajaran yang masih relevan
dengan pokok bahasan. Tidak kalah pentingnya adalah menyertakan
catatan kaki (footnote), daftar pustaka, dan index.

2. Struktur isi buku ajar


Struktur isi sebuah buku ajar sebaiknya tersusun secara runtut
dan rapi sesuai dengan GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran)
atau biasa disebut silabus. Karena satu mata pelajaran diajarkan dalam
satu atau dua semester maka buku ajar diharapkan bisa dipakai hanya
dalam satu atau dua semster saja. Dalam satu bab disampaikan dalam
satu sampai empat pertemuan, sehingga rata-rata sebuah buku ajar
memiliki 6 sampai 12 bab tergantung dari kompleksitas materi yang
diajarkan.

3. Kelebihan dan Kelemahan Buku Ajar


a. Kelebihan
Sebagai sebuah media pembelajaran buku memiliki berbagai
macam kelebihan-kelebihan yang dapat dirasakan oleh para pembaca
buku. Buku dianggap sebagai media yang bersifat efisien dan memiliki
isi yang sangat komplit, ini terbukti masih banyaknya orang yang
mempergunakan buku dalam proses pembelajaran.
Menurut beberapa pakar penguasaan sebuah materi banyak
menggunakan indera penglihatan yaitu mata. Jadi secara tidak

5
langsung buku merupakan sarana dalam belajar yang membuat para
pembacanya memahami ilmu yang terdapat dalam buku itu sendiri.
Dalam buku terdapat bahasa - bahasa yang dapat membuat para
pembaca tertarik untuk membacanya. Artinya buku menggunakan
bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami.

b. Kelemahan

Kelemahan yang ada pada sebuah buku biasanya terdapat pada


isi buku itu sendiri. Sebuah riset yang dilakukan oleh Sri Redjeki
(1997), misalnya, menunjukkan bahwa buku-buku pelajaran yang
dikonsumsi pelajar Indonesia tertinggal 50 tahun dari perkembangan
terbaru sains modern.
Adapun beberapa kelemahan isi buku:
1. Bahasanya kurang bagus dan terlalu tinggi, sehingga sulit untuk
bisa diterima atau dipahami oleh anak usia sekolah dasar maupun
guru mata pelajaran.
2. Materinya terlalu banyak. Dalam penyampaiannya sering loncat-
loncat.
3. Banyak buku merupakan terjemahan buku asing, yang tak sesuai
dengan kondisi lingkungan masyarakat Indonesia.
4. Pembahasan materi hanya menyangkut yang pokok. Tak ada
penjelasan lebih lanjut sehingga materi pelajarannya tidak bisa
mudah dipahami oleh para peserta didik.

Selain itu buku juga terkadang cenderung membosankan


sehingga para pembaca malas untuk membacanya. Walaupun
terkadang sudah membacanya, para pembaca susah untuk memahami
isi buku tersebut. Sebuah studi dilakukan oleh Kathy Chekley (1997),
buku teks sekolah Amerika dipenuhi oleh halaman-halaman tanpa
makna dan terlalu detail terhadap konsep-konsep kecil sehingga
peserta didik Amerika susah untuk memahami. Berbeda pada buku
yang ada di Jepang dengan sedikit topik bahasan namun memiliki
tampilan yang sangat menarik sehingga peserta didik dapat mudah
memahaminya. Buku yang memiliki banyak halaman terlalu berbelit
belit dalam konsep yang dijelaskan terlalu detail dapat menghambat
proses pemahaman pembelajaran melalui media buku.
Kelemahan buku-buku teks yang banyak beredar setidaknya
mencakup lima hal, yaitu isi, bahasa, desain grafis, metodologi
penulisan, dan strategi indexing. Seperti disinggung di atas, masalah isi

6
mengandung dua cacat pokok, yakni terlalu banyak dan kadaluwarsa
dan karena itu menyesatkan, sebab sudah tidak sesuai dengan
penemuan-penemuan mutakhir. Hal ini setidaknya juga bisa dilihat
dari referensi lama yang dipergunakan. Pengakuan para penyusun buku
seperti diungkap Supriadi patut mendapat catatan Para penyusun
bukannya menulis buku baru dengan referensi yang baru pula,
melainkan menata ulang, mengemas kembali, atau merakit kembali
materi-materi yang telah ada dalam buku-buku sebelumnya. Maka
yang terjadi sebenarnya adalah reproduksi ulang kesalahan-kesalahan
sebelumnya dengan kemasan baru.
Dari segi bahasa dan ilustrasi, kelemahan menonjol buku-buku
teks adalah penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif
sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku. Dari segi
metodologi penulisan, dapat dilihat dari tidak adanya nuansa yang bisa
menggugah kesadaran afektif-emosional peserta didik, terutama dalam
buku-buku sosial, moral, dan keagamaan. Pendekatan yang dipakai
terlalu materialistik, kering, dan membosankan sehingga gagal
menyampaikan pesan isi (content provision) sebuah buku.
Dari aspek strategi kemudahan untuk membaca, indexing
hampir tak pernah ada dalam buku-buku teks sekolah anak-anak kita.
Tidak seperti buku-buku teks semisal di Singapura dan Amerika yang
kaya dengan indeks. Buku-buku teks kita miskin inisiatif bahkan untuk
sebagian buku teks di perguruan tinggi. Dalam beberapa studi
disebutkan, ketersediaan indeks dalam buku teks akan menaikkan
tingkat analitis dan daya kritis anak terhadap setiap persoalan. Karena,
dengan indeks seorang anak akan belajar bagaimana melihat kebutuhan
pokok bahasan yang sesuai dengan minat dan keinginannya tanpa perlu
waktu lama dalam memperolehnya.

2.2.3 Modul
1. Arti dan Karakteristik Modul
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket
belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul
peserta didik dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan
belajar secara individual. Peserta didik tidak dapat melanjutkan ke suatu
unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi
belajarnya. Dengan modul peserta didik dapat mengontrol kemampuan dan
intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama
penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan
modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi

7
tertentu. Akan tetapi keleluasaan peserta didik mengelola waktu tersebut
sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan
dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.
Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto,
1985:27) sebagai berikut:
a. Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat
satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan
yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman
belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui
pengalaman dimana siswa terlibat secara aktif belajar.

b. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual


Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi
perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun
untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu
pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai
irama dan kecepatan masing-masing.

c. Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara


eksplisit
Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan
pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit. Hal ini
sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru,
dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna
untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk
memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan
mereka tentang apa yang diharapkan.

d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan


Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat
membaca teks dan melihat diagram-diagram dan buku modulnya.
Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu
dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan
demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur.

e. Penggunaan berbagai macam media (multi media)


Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya
berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik

8
siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh
karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan
dengan media lain seperti radio atau televisi.

f. Partisfasi aktif dari siswa


Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan
pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self
instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.

g. Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa


Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas
jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan
jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan
hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.

h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya


Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya
kegiatan evaluasi,sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana,
dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan
patokannya.

2. Komponen-komponen modul
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul,
yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan;
rambu-rambu jawaban latihan,rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban
tes formatif. Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu
dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata Pelajaran
Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan
pokok-pokok isi mata pelajaran yang mencakup:
a. Deskripsi mata pelajaran
b. Kegunaaan mata pelajaran
c. Kompetensi dasar
d. Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
e. Petunjuk Belajar
Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam
kegiatan yang harus dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan
prosedur yang dilakukan.

9
Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di
dalam modul sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan
dalam mata pelajaran. Mungkinsaja satu mata pelajaran terdiri atas
beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak
pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan
mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan
mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak
menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata
pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata
pelajaran.

2. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu
modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-
hal sebagai berikut:
a. Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
b. Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan
modul
c. Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat
pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh
atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari
pembahasan modal itu.
d. Relevansi, yang terdiri atas:
1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu
dengan materi dan kegiatan dalam modul lain dalam satu mata
pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference)
2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam
pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional
e. Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
f. Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar
berhasil dikuasai dengan baik.
Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu
b. Urutan sajian yang logis
c. Mudah dicerna dan enak dibaca

3. Kegiatan Belajar Mengajar


Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi
pelajaran.

10
Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut
Kegiatan Belajar.Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga
dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan
dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka
perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan
secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh
konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar,
bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan
penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat
pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus
kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh
yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri
pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalarn
sajian materi modul.
a. Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi
pelajaran berupa:fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, nilai, prosedur/metode,keterampilan, hukum, dan masalah.
Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang
berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya
pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar
diupayakan menampilkan variasi proses yang memungkinkan
siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman
pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran,
misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda
dengan yang bersifat pengetahuan
Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat:
1) Materi harus relevan dengan esensi kompetensi.
2) Materi berada dalam cakupan topik inti
3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif,
dan tidak kaku
4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan
menantang

11
b. Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang
mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan
untuk memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data,
konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai,
prosedur/metode, keterampilan dan masalah.
Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya:
a. Relevan dengan isi uraian
b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
c. Jumlah dan jenisnya memadai
d. Logis (masuk akal)
e. Sesuai dengan realitas
f. Bermakna

4. Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan
oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk
memantapkan pengetahuan,keterampilan, nilai, dan sikap tentang
fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan
metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif
dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan
belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan
karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-
sela uraian atau di akhir uraian.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
latihan:
a. Relevan dengan materi yang disajikan
b. Sesuai dengan kemampuan siswa
c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d. Bermakna (bermanfaat)
e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran

5. Rambu-rambu Jawaban latihan


Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus
diperhatikan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan.
Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan
pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan daripertanyaan
atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi
Pembelajaran.

12
6. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan
belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan
memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat
mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran
siswa.
Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:
a) Berisi ide pokok yang telah disajikan
b) Disajikan secara berurutan
c) Disajikan secara ringkas
d) Bersifat menyimpulkan
e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
f) Memantapkan pemahaman pembaca
g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan
belajar
h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan
kata-kata yang sulit dipahami.

7. Tes Formatif
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif)
yang biasanya berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur
apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai atau belum. Tes formatif
merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok
bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes
formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil
tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok
bahasan selanjutnya. Tes formatif secara prinsip harus memenuhi
syarat-syarat:
a. Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan
b. Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang
dikemukakan maupun dari pilihan jawaban yang ditawarkan
c. Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
d. Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal

8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut


Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling
akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci
jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2,
dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha

13
mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar
ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa
terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat
dilakukandengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang
ada pada lembar ini.Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat
penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu,
pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai
sendiri pada hasil jawabannya.
Tindak Lanjut
Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut
yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes
formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan,
seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil
dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 %dalam tes
formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan
belajar tersebut bila hasilnya masih di bawah 80 % dari skor
maksimum.

3. Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas


Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada
dasarnya menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula
digunakan pada system pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat
individual maka siswa akan belajar dari modul satu ke modul berikutnya
sesuai dengan kecepatannya masing-masing.Mengingat kecepatan masing-
masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan belajarnya dari hari ke
hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin
lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya
sedikit,namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan
juga mata pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka
pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit.

4. Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul


Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat
bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran
dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa
dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran
semakin efektif dan efisien.

Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh


jika belajar menggunakan modul, antara lain :

14
Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas
pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
1. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang
berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
2. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
3. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
4. Pendidikan lebih berdaya guna.

Selain itu Santyasa (Suryaningsih, 2010:31), juga menyebutkan beberapa


keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui
benar,pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian
modul yang mana mereka belum berhasil.
3. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
4. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun
menurut jenjang akademik.

5. Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul


Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut dengan belajar
mandiri. Menurut Suparman (1993:197), menyatakan bahwa bentuk
kegiatan belajar mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai
berikut :
1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki
oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada
khususnya.
3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus
menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan
konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.

2.2.4 Lembar Kerja Siswa


1. Definisi LKS
LKS merupakan materi ajar cetak yang dikemas sedemikian rupa
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik sehingga siswa
dapat belajar secara mandiri.

15
2. Kelebihan LKS
Menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad (2014: 39), lembar kerja
siswa memiliki kelebihan diantaranya: 1) peserta didik dapat belajar dan
maju sesuai dengan kecepatan masing-masing; 2) peserta didik dapat
mengulang belajar sendiri materi yang sudah disampaikan pada saat teori;
3) perpaduan teks dan gambar bisa menambah daya tarik sehingga
memperlancar penyampaian informasi yang disajikan dalam format verbal
dan visual; 4) peserta didik akan lebih aktif berpartisipasi karena harus
memberikan respon terhadap latihan dan pertanyaan yang disusun; dan 5)
media cetak dapat dicetak ulang dan disebar dengan mudah.

3. Kekurangan LKS
Kekurangan dari lembar kerja siswa yaitu: 1) biaya percetakan mahal jika
akan menampilkan gambar yang berwarna; 2) proses percetakan seringkali
memakan waktu; 3) penyusunan dirancang sedemikian rupa agar tidak
terlalu panjang; 4) membutuhkan perawatan yang lebih baik; dan 5) tidak
bisa menampilkan gerak.

2.2 Jenis-jenis Bahan Ajar Non-Cetak


2.2.1 Bahan Ajar Dengar (Audio)
Audio adalah sesuatu yang berkaitan dengan indra pendengar,
dimana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang
auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non
verbal (musik, instrumen, dsb). Program audio dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran individual, berkelompok, maupun massal. Tetapi
pembelajaran yang menggunakan bahan ajar dengar akan kurang
efektif jika didalam sekolah tersebut dihadapkan dengan peserta didik
yang mengalami gangguan pada pendengarannya. Karena peserta didik
yang mengalami gangguan tersebut akan sangat merasa kesulitan
dalam mengikuti pelajaran dengan cara mendengar dan memahami.
Beda halnya dengan peserta didik yang normal atau tidak mengalami
gangguan dalam pendengarannya, maka peserta didik tersebut bisa
mengikuti pelajaran dengan mudah khususnya ketika guru
menggunakan bahan ajar dengar.
Dalam pembelajaran individual misalnya dimanfaatkan pada mata
pelajaran Bahasa Inggris dimana sekarang banyak dijual program belajar
bahasa secara mandiri melalui program audio (yang umumnya dilengkapi
dengan bahan cetak seperti buku). Penggunaan program audio untuk
pembelajaran individual sangat ideal karena pengguna atau siswa dapat
mengatur kecepatan belajarnya sendiri. Seperti halnya jika kita
mendengarakan lagu dari suatu kaset, siswa dapat memutar kasetnya kapan

16
saja, serta dapat mengulang-ulang (rewind) atau mempercepat (fast forward)
pemutaran kaset sesuai dengan kebutuhannya. Adapun untuk pembelajaran
massal dan berkelompok, manfaat audio juga sangat signifikan. Sebagai
contoh misalnya digunakan dalam ceramah massal melalui radio,
ataupun pembelajaran yang dikontrol dari pusat kelas.
Karakteristik audio adalah memiliki unsur yang dapat
menghasilkan bunyi atau suara. Adapun jenis-jenis audio adalah :
a. Pita audio (rol atau kaset)
b. Piringan audio
c. Radio (rekaman siaran)
Dalam pembelajaran apapun, program audio memiliki tiga
peran penting, antara lain :
a. Untuk memberi ilustrasi yang lebih “hidup” sehingga dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan tidak
membosankan.
b. Untuk menjadi pemicu belajar dengan teknik tertentu. Misalnya
untuk pengajaran cara berdebat dengan memperdengarkan rekaman
dua orang sedang berdebat, untuk pengajaran cara melakukan kritik
dengan memperdengarkan rekaman suatu diskusi yang bersifat
kritis, dan sebagainya.
c. Sebagai alat pembelajaran utama, yaitu memperdengarkan
uraian/ceramah tentang keseluruhan materi yang diajarkan.
Misalnya pada pengajaran massal yang diberikan melalui siaran
radio ataupun melalui rekaman program audio yang disebarkan
secara luas.

2.2.2 Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)


Alat-alat audio visual adalah alat-alat “audible” artinya dapat
didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat
audio visual gunanya untuk membuat komunikasi menjadi lebih
efektif. Diantara alat-alat audio visual itu termasuk video, film
bersuara, televisi dll. Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan
dan pengajaran, media audio visual mempunyai sifat sebagai berikut :
1) Kemampuan untuk meningkatkan persepsi.
2) Kemampuan untuk meningkatkan pengertian.
3) Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
4) Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau
pengetahuan hasil yang dicapai.
5) Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).

17
Karakteristik media audio visual adalah memiliki unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi dua jenis media yaitu media audio dan visual.
Macam-macam media audio visual dibagi menjadi dua yaitu film suara
dan video/VCD/DVD.
a. Film
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film hendaknya
dapat memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sesuai dengan tema pembelajaran.
b. Dapat menarik minat siswa.
c. Benar dan autentik.
d. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan.
e. Sesuai dengan tigkat kematangan siswa.
f. Perbendaharaan bahasa yang benar.

b. Video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain
film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa
dikemas dalam bentuk VCD.

Beberapa keuntungan yang di dapat jika bahan ajar disajikan dalam


bentuk video/film, antara lain:
1. Dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri.
2. Sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang
komunikatif dan dapat diulang-ulang.
3. Dapat menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak,
kompleks, yang sulit dilihat dengan mata.
4. Video dapat dipercepat maupun di perlambat, dapat di ulang pada
bagian tertentu yang perlu lebih jelas, dan bahkan dapat diperbesar.
5. Memungkinkan pula untuk membandingkan antara dua adegan
berbeda diputar dalam waktu bersamaan.
6. Video juga dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu
adegan, mengangkat suatu situasi diskusi, dokumentasi, promosi
suatu produk, interview, dan menampilkan satu percobaan yang
berproses.

Kelemahan bahan ajar video dan film :


1. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan
waktu yang banyak.

18
2. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan melalui film tersebut.
3. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar yang diinginkan kecuali film dan video yang
dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak,
dimana semuanya memiliki kelebihan dan keurangannya masing-masing.
Yang termasuk ke dalam bahan cetak diantaranya adalah :
1. Handout
2. Buku Ajar
3. Modul
4. LKS
Sedangkan yang termasuk ke dalam bahan ajar nom-cetak diantaranya adalah :
1. Bahan Ajar Dengar (Audio)
2. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)

B. Saran

Untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar yang baik di kelas guru harus


mampu membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tuntutan
kurikulum, karakterisitik sasaran dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.


Suryaningsih, Nunik Setiyo. 2010. Pengembangan media cetak modul sebagai
media pembelajaran mandiri pada mata pelajaran teknologi Informasi dan
Komunikasi kelas VII semester 1 di SMPN 4 Jombang. Surabaya: Skripsi yang
tidak dipublikasikan.
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.
Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT
Utomo, Tjipto. 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan


Pendidikan Paramita.
https://belajartpsekarang.blogspot.com/p/media-handout.html
https://khoirawatidempo.wordpress.com/2012/03/13/tentang-buku-ajar/
https://www.youtube.com/watch?v=imA_3-ixtJQ
https://penerbitdeepublish.com/panduan-cara-menulis-buku-ajar-g100/
http://rizki-koto.blogspot.com/2010/05/media-pembelajaran-buku_1357.html
https://penerbitdeepublish.com/panduan-cara-menulis-buku-ajar-g100/
http://rizki-koto.blogspot.com/2010/05/media-pembelajaran-buku_1357.html

21

Anda mungkin juga menyukai