Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat anugerah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Contoh Bahan Ajar Cetak dan Bahan
Ajar Non-Cetak”.Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih terutama kepada Bapak Prof.Dr.Wahidin,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang telah memberikan tugas ini dan
seluruh teman-teman mahasiswa S-2 Program Pendidikan Biologi Universitas
Kuningan Angkatan 2018(2).
Semoga dengan selesainya makalah tentang contoh bahan ajar cetak dan
non-cetak dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang contoh-contoh
bahan ajar cetak dan non-cetak dilihat dari kelebihan dan kekurangannya dari
bahan ajar cetak dan non-cetak tersebut.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak hal yang perlu diperbaiki.
Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca akan sangat membantu penulis.
Akhir kata penulis sampaikan ucapan terimakasih banayak atas kesediannya
meluangkan waktu untuk membaca makalah yang penulis susun. Semoga
memberikan manfaat.
Asep Supriatna
NIM. 20181310015
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 20
B. Saran ....................................................................................................................... 20
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tugas guru sebagai pendidik adalah menyediakan suasana belajar
mengajar yang menyenangkan. Pendidik harus mencari cara untuk membuat
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran yang
menyenangkan adalah dengan mengunakan bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu
bahan ajar yang membuat peserta didik merasa tertarik dan senang mempelajari bahan
ajar tersebut.
Terkait dengan pembelajaran, perlunya pengembangan bahan ajar, agar
ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tuntutan kurikulum,
karakterisitik sasaran dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Penegembangan bahan
ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan
harus sesuai dengan Kurikulum 2013 yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
baik standar isi, standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kemudian karakteristik
sasaran disesuaikan dengan lingkungan kemampuan, minat, dan latar belakang pesereta
didik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja contoh-contoh bahan ajar cetak?
2. Apa saja kelebihan dan kekuarangan bahan ajar cetak ?
3. Apa saja contoh-contoh bahan ajar non- cetak ?
4. Apa saja kelebihan dan kekuarangan bahan ajar non-cetak ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui contoh-contoh bahan ajar cetak
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bahan ajar cetak
3. Untuk mengetahui contoh-contoh bahan ajar non-cetak
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bahan ajar non-cetak
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bentuk Handout
a. Bentuk catatan
Handout ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang
suatu topik yang akan dibahas.
b. Bentuk diagram
Handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang dilukis
secara lengkap maupun yang belum lengkap.
3. Penyusunan Handout
Handout disusun atas dasar kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka penyusunan
handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya
merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya
2
pengetahuan peserta didik dalam belajar untuk mencapai
kompetensinya.
4. Karakteristik
a. Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat
informasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran yang lebih
utuh.
b. Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi
handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan
pembelajaran.
c. Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan
merupakan catatan tambahan bagi peserta didik.
3
b. Disamping dapat mengulang materi, peserta didik dapat mengikuti
urutan pikiran secara logis
c. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta
memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan
d. Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi
4
Format buku ajar yang baik adalah sesuai dengan ketentuan
UNESCO yaitu maksimal ukuran kertas A4 (21 cm x 29.7 cm) dan
minimal menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi adalah ukuran
A5 (14.8 cm x 21 cm). Jumlah halaman minimalnya adalah 49
halaman. Selain itu, buku ajar yang baik harus ber ISBN (International
Standard Book Number). dengan menggunakan gaya bahasa semi
normal.
Maksud dari penggunaan gaya bahasa semi normal adalah,
buku ajar tidak terlalu formal. Karena buku ajar digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga gaya bahasa yang digunakan bisa
menggunakan bahasa lisan seperti mengajar di kelas, namun tetap
mudah dipahami pembaca dengan struktur kalimat SPOK (subjek,
predikat, objek, keterangan)
Buku ajar yang baik juga perlu mencantumkan TIU, TIK dan
Kompetensi yang disusun sesuai dengan rencana pembelajaran.
Sedangkan untuk materi yang diajarkan bisa mengambil beberapa hasil
penelitian untuk menambah referensi pengajaran yang masih relevan
dengan pokok bahasan. Tidak kalah pentingnya adalah menyertakan
catatan kaki (footnote), daftar pustaka, dan index.
5
langsung buku merupakan sarana dalam belajar yang membuat para
pembacanya memahami ilmu yang terdapat dalam buku itu sendiri.
Dalam buku terdapat bahasa - bahasa yang dapat membuat para
pembaca tertarik untuk membacanya. Artinya buku menggunakan
bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami.
b. Kelemahan
6
mengandung dua cacat pokok, yakni terlalu banyak dan kadaluwarsa
dan karena itu menyesatkan, sebab sudah tidak sesuai dengan
penemuan-penemuan mutakhir. Hal ini setidaknya juga bisa dilihat
dari referensi lama yang dipergunakan. Pengakuan para penyusun buku
seperti diungkap Supriadi patut mendapat catatan Para penyusun
bukannya menulis buku baru dengan referensi yang baru pula,
melainkan menata ulang, mengemas kembali, atau merakit kembali
materi-materi yang telah ada dalam buku-buku sebelumnya. Maka
yang terjadi sebenarnya adalah reproduksi ulang kesalahan-kesalahan
sebelumnya dengan kemasan baru.
Dari segi bahasa dan ilustrasi, kelemahan menonjol buku-buku
teks adalah penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif
sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku. Dari segi
metodologi penulisan, dapat dilihat dari tidak adanya nuansa yang bisa
menggugah kesadaran afektif-emosional peserta didik, terutama dalam
buku-buku sosial, moral, dan keagamaan. Pendekatan yang dipakai
terlalu materialistik, kering, dan membosankan sehingga gagal
menyampaikan pesan isi (content provision) sebuah buku.
Dari aspek strategi kemudahan untuk membaca, indexing
hampir tak pernah ada dalam buku-buku teks sekolah anak-anak kita.
Tidak seperti buku-buku teks semisal di Singapura dan Amerika yang
kaya dengan indeks. Buku-buku teks kita miskin inisiatif bahkan untuk
sebagian buku teks di perguruan tinggi. Dalam beberapa studi
disebutkan, ketersediaan indeks dalam buku teks akan menaikkan
tingkat analitis dan daya kritis anak terhadap setiap persoalan. Karena,
dengan indeks seorang anak akan belajar bagaimana melihat kebutuhan
pokok bahasan yang sesuai dengan minat dan keinginannya tanpa perlu
waktu lama dalam memperolehnya.
2.2.3 Modul
1. Arti dan Karakteristik Modul
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket
belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul
peserta didik dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan
belajar secara individual. Peserta didik tidak dapat melanjutkan ke suatu
unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi
belajarnya. Dengan modul peserta didik dapat mengontrol kemampuan dan
intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama
penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan
modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi
7
tertentu. Akan tetapi keleluasaan peserta didik mengelola waktu tersebut
sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan
dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.
Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto,
1985:27) sebagai berikut:
a. Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat
satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan
yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman
belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui
pengalaman dimana siswa terlibat secara aktif belajar.
8
siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh
karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan
dengan media lain seperti radio atau televisi.
2. Komponen-komponen modul
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul,
yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan;
rambu-rambu jawaban latihan,rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban
tes formatif. Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu
dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata Pelajaran
Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan
pokok-pokok isi mata pelajaran yang mencakup:
a. Deskripsi mata pelajaran
b. Kegunaaan mata pelajaran
c. Kompetensi dasar
d. Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
e. Petunjuk Belajar
Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam
kegiatan yang harus dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan
prosedur yang dilakukan.
9
Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di
dalam modul sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan
dalam mata pelajaran. Mungkinsaja satu mata pelajaran terdiri atas
beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak
pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan
mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan
mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak
menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata
pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata
pelajaran.
2. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu
modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-
hal sebagai berikut:
a. Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
b. Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan
modul
c. Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat
pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh
atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari
pembahasan modal itu.
d. Relevansi, yang terdiri atas:
1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu
dengan materi dan kegiatan dalam modul lain dalam satu mata
pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference)
2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam
pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional
e. Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
f. Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar
berhasil dikuasai dengan baik.
Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu
b. Urutan sajian yang logis
c. Mudah dicerna dan enak dibaca
10
Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut
Kegiatan Belajar.Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga
dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan
dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka
perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan
secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh
konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar,
bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan
penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat
pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus
kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh
yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri
pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalarn
sajian materi modul.
a. Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi
pelajaran berupa:fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, nilai, prosedur/metode,keterampilan, hukum, dan masalah.
Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang
berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya
pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar
diupayakan menampilkan variasi proses yang memungkinkan
siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman
pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran,
misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda
dengan yang bersifat pengetahuan
Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat:
1) Materi harus relevan dengan esensi kompetensi.
2) Materi berada dalam cakupan topik inti
3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif,
dan tidak kaku
4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan
menantang
11
b. Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang
mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan
untuk memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data,
konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai,
prosedur/metode, keterampilan dan masalah.
Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya:
a. Relevan dengan isi uraian
b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
c. Jumlah dan jenisnya memadai
d. Logis (masuk akal)
e. Sesuai dengan realitas
f. Bermakna
4. Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan
oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk
memantapkan pengetahuan,keterampilan, nilai, dan sikap tentang
fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan
metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif
dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan
belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan
karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-
sela uraian atau di akhir uraian.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
latihan:
a. Relevan dengan materi yang disajikan
b. Sesuai dengan kemampuan siswa
c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d. Bermakna (bermanfaat)
e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran
12
6. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan
belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan
memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat
mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran
siswa.
Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:
a) Berisi ide pokok yang telah disajikan
b) Disajikan secara berurutan
c) Disajikan secara ringkas
d) Bersifat menyimpulkan
e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
f) Memantapkan pemahaman pembaca
g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan
belajar
h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan
kata-kata yang sulit dipahami.
7. Tes Formatif
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif)
yang biasanya berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur
apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai atau belum. Tes formatif
merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok
bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes
formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil
tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok
bahasan selanjutnya. Tes formatif secara prinsip harus memenuhi
syarat-syarat:
a. Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan
b. Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang
dikemukakan maupun dari pilihan jawaban yang ditawarkan
c. Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
d. Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal
13
mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar
ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa
terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat
dilakukandengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang
ada pada lembar ini.Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat
penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu,
pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai
sendiri pada hasil jawabannya.
Tindak Lanjut
Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut
yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes
formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan,
seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil
dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 %dalam tes
formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan
belajar tersebut bila hasilnya masih di bawah 80 % dari skor
maksimum.
14
Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas
pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
1. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang
berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
2. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
3. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
4. Pendidikan lebih berdaya guna.
15
2. Kelebihan LKS
Menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad (2014: 39), lembar kerja
siswa memiliki kelebihan diantaranya: 1) peserta didik dapat belajar dan
maju sesuai dengan kecepatan masing-masing; 2) peserta didik dapat
mengulang belajar sendiri materi yang sudah disampaikan pada saat teori;
3) perpaduan teks dan gambar bisa menambah daya tarik sehingga
memperlancar penyampaian informasi yang disajikan dalam format verbal
dan visual; 4) peserta didik akan lebih aktif berpartisipasi karena harus
memberikan respon terhadap latihan dan pertanyaan yang disusun; dan 5)
media cetak dapat dicetak ulang dan disebar dengan mudah.
3. Kekurangan LKS
Kekurangan dari lembar kerja siswa yaitu: 1) biaya percetakan mahal jika
akan menampilkan gambar yang berwarna; 2) proses percetakan seringkali
memakan waktu; 3) penyusunan dirancang sedemikian rupa agar tidak
terlalu panjang; 4) membutuhkan perawatan yang lebih baik; dan 5) tidak
bisa menampilkan gerak.
16
saja, serta dapat mengulang-ulang (rewind) atau mempercepat (fast forward)
pemutaran kaset sesuai dengan kebutuhannya. Adapun untuk pembelajaran
massal dan berkelompok, manfaat audio juga sangat signifikan. Sebagai
contoh misalnya digunakan dalam ceramah massal melalui radio,
ataupun pembelajaran yang dikontrol dari pusat kelas.
Karakteristik audio adalah memiliki unsur yang dapat
menghasilkan bunyi atau suara. Adapun jenis-jenis audio adalah :
a. Pita audio (rol atau kaset)
b. Piringan audio
c. Radio (rekaman siaran)
Dalam pembelajaran apapun, program audio memiliki tiga
peran penting, antara lain :
a. Untuk memberi ilustrasi yang lebih “hidup” sehingga dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan tidak
membosankan.
b. Untuk menjadi pemicu belajar dengan teknik tertentu. Misalnya
untuk pengajaran cara berdebat dengan memperdengarkan rekaman
dua orang sedang berdebat, untuk pengajaran cara melakukan kritik
dengan memperdengarkan rekaman suatu diskusi yang bersifat
kritis, dan sebagainya.
c. Sebagai alat pembelajaran utama, yaitu memperdengarkan
uraian/ceramah tentang keseluruhan materi yang diajarkan.
Misalnya pada pengajaran massal yang diberikan melalui siaran
radio ataupun melalui rekaman program audio yang disebarkan
secara luas.
17
Karakteristik media audio visual adalah memiliki unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi dua jenis media yaitu media audio dan visual.
Macam-macam media audio visual dibagi menjadi dua yaitu film suara
dan video/VCD/DVD.
a. Film
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film hendaknya
dapat memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sesuai dengan tema pembelajaran.
b. Dapat menarik minat siswa.
c. Benar dan autentik.
d. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan.
e. Sesuai dengan tigkat kematangan siswa.
f. Perbendaharaan bahasa yang benar.
b. Video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain
film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa
dikemas dalam bentuk VCD.
18
2. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan melalui film tersebut.
3. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar yang diinginkan kecuali film dan video yang
dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak,
dimana semuanya memiliki kelebihan dan keurangannya masing-masing.
Yang termasuk ke dalam bahan cetak diantaranya adalah :
1. Handout
2. Buku Ajar
3. Modul
4. LKS
Sedangkan yang termasuk ke dalam bahan ajar nom-cetak diantaranya adalah :
1. Bahan Ajar Dengar (Audio)
2. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21