Alamat korespondensi: ISSN 2252-6978
Jalan Raya Sekaran Gunungpati 50229 Indonesia
E-mail: purwa.adit@gmail.com
37
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)
PENDAHULUAN
lengkap dengan data posisi geografis titik ukur
Anomali gravitasi citra satelit merupakan dipermukaan bumi. Salah satunya adalah
pengembangan dari metode gravitasi relatif, Geodetic Satellite (GeoSat) dan European Remote
hanya saja pada anomali gravitasi citra satelit Sensing-1 (ERS-1) Satellite. GeoSat merupakan
dalam pengukurannya tidak perlu melakukan satelite observasi bumi milik U. S. Navy,
pengukuran data anomali gravitasi dilapangan, sedangkan satelit ERS-1 adalah satelit observasi
yang perlu dilakukan hanya perlu mengakses bumi pertama yang diluncurkan Badan
halaman website yang sudah disediakan oleh Antariksa Eropa (European Space Agency). Data
pihak terkait. yang diperoleh digunakan untuk memetakan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan anomali medan gravitasi global dipermukaan
pendugaan struktur bawah permukaan tanah bumi, termasuk diatas laut. Berbagai deposit
Kota Semarang berdasarkan data anomali alam seperti batu bara, zinc, bauksit, dan
gravitasi citra satelit. beberapa mineral logam lainnya yang sulit
Data yang didapatkan dari anomali dideteksi menggunakan metode geofisika
gravity citra satelit merupakan percepatan lainnya dan ternyata dapat dengan mudah
gravitasi yang sudah terkoreksi hingga koreksi didetaksi dengan menggunakan metode
udara bebas sehingga untuk analisisnya perlu gravitasi citra satelit. [2].
dilakukan koreksi terrain dan koreksi bouger Anomali yang muncul dari metode
hingga didapatkan anomali bouger untuk dapat merupakan target dalam survei penelitian
diketahui struktur bawah permukaan daerah gravitasi. Anomali ini akan memudahkan para
Kota Semarang. peneliti untuk menafsirkan struktur geologi
Penelitian tetntang gaya berat didasari bumi [4].
oleh hukum Newton tentang gaya berat yang
dipublikasikan oleh Newton pada tahun 1687 METODE EKSPERIMEN
dalam bukunya yang berjudul Philosophiae
Naturalis Principia Mathematica [6]. Penelitian ini tidak perlu terjun ke
Hubungan kedua massa tersebut lapangan untuk pengambilan data anomali gaya
mematuhi persamaan Newton berikut: berat. Anomali gaya berat yang digunakan
Gm1 m 2 adalah anomali gaya berat hasil dari citra satelit
F (1) yang dapat diakses di website:
r2
http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi yang
Dimana G merupakan konstanta graviasi
disediakan oleh Script Intitution of Oceanography,
yang besarnya adalah 6.67 x 10-11 m3kg-1s-2 [1].
University of California San Diego USA. Data
Prinsip dasar dari metode gravitasi
elevasi maupun gaya berat yang diperoleh telah
adalah dengan mengukur nilai medan gravitasi
tersusun secara grid dengan teratur dalam
bumi disuatu tempat di permukaan bumi
format ASCII-XYZ, sesuai dengan batas-batas
dengan ketelitian dalam orde miliGal atau
yang diinputkan. Setelah mendapatkan data
bahkan mikroGal (1 Gal = 1 cm/s2) [3].
gaya berat dari hasil pengukuran satelit, langkah
Dalam pengukuran metode gravitasi
selanjutnya adalah pengolahan data untuk
terdapat dua jenis. Pertama adalah pengukuran
mendapatkan anomali gaya berat atau anomali
absolut yang merupakan nilai gravitasi.
bouger. Peralatan yang digunakan adalah 1 set
Meskipun pengukuran ini sangat akurat dengan
laptop dengan software microsoft excel
keakuratan hingga mencapai 0.01 sampai 0.001
digunakan untuk pengolahan data, Surfer 9.0
mGal tetapi pengukuran tersebut mahal, berat,
digunakan untuk melukiskan kontur anomali,
dan sangat besar. Pengukuran kedua adalah
Oasis Montaj untuk menentukan nilai koreksi
pengukuran relatif dimana pengukuran ini
topografi dan Grav2DC untuk melakukan
adalah pengukuran gravitasi dengan
pemodelan struktur bawah permukaan,
pengukuran gravitasi di dua lokasi berbeda [5].
kemudian diperlukan juga peta geologi untuk
Sekarang ini telah dikembangkan metode
interpretasi daerah penelitian.
pengukuran data medan gravitasi dari satelit,
38
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)
Data anomali gaya berat yang didapatkan dari nilai maksimum 19 mGal dan nilai
dari satelit adalah data anomali gaya berat yang minimum -4 mGal. Dengan nilai densitas rata-
telah terkoreksi hingga koreksi udara bebas, rata batuan permukaan sebesar 2.67 g/cm 3.
sehingga langkah selanjutnya untuk
mendapatkan anomali bouger adalah
mengkoreksi Terrain atau topografi. Koreksi
topografi menggunakan perangkat lunak Oasis
Montaj dan Microsoft excel. Koreksi ini
bertujuan untuk menghilangkan efek massa
batuan dalam kerak bumi yang berada di antara
bidang sferoida dengan titik pengukuran
(Sarkowi, 2009).
Tahap selanjutnya adalah interpretasi
Gambar 2. Peta kontur anomaly bouger
kontur anomali bouger yang dibandingkan
dengan peta geologi untuk menentukan titik slice
atau lintasan yang akan dibuat model 2D.
Setelah ditentukan lintasan yang akan dibuat
permodelan maka proses pemodelan dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak
Grav2DC. Interpretasi pemodelan dilakukan
kembali dengan mempertimbangkan hasil
pemodelan 2D dengan informasi geologi
setempat serta data-data pendukung lainnya.
Desain survei pengukuran dapat dilihat pada
peta desain survei berikut:
Gambar 3. Overlay Peta Anomaly Bouger
dengan Peta Geologi
39
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)
Hasil pemodelan 2D dengan perangkat lunak dengan kontras densitas yang mencapai 2.9
Grav2DC adalah sebagai berikut: g/cm3.
SIMPULAN
40
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)
41