Anda di halaman 1dari 5

UPJ 5 (2) (2016)

Unnes Physics Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Kota Semarang Berdasarkan Data Anomali


Gravitasi Citra Satelit
Purwaditya Nugraha , Supriyadi, Ian Yulianti
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung D7 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Diterima April 2014 Pendugaan struktur bawah permukaan kota Semarang dilakukan dengan metode gravitasi
Disetujui Mei 2014 berdasarkan anmoali gravitasi yang dihasilkan dari citra satelit. Pengukuran citra satelit
Dipublikasikan Juni 2014 didapatkan dari hasil pengukuran Geodetic Satellite (GeoSat) dan European Remote Sensing-1 (ERS-1)
*ADA TANGGALNYA yang telah terkoreksi hingga koreksi udara bebas. Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh
Keywords: anomali Bouger lengkap (ABL) yang digunakan sebagai data interpretasi struktur bawah
Anomali Bouger, Stuktur permukaan. Densitas rata-rata yang digunakan adalah 2.67g/cm3. Pemodelan bawah permukaan
Bawah Permukaan, GeoSat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GRAV2DC for Window. Hasilnya
menunjukan pendugaan struktru bawah permukaan dengan terdapat beberapa jenis lapisan
dengan berbagai densitas diantaranya lapisan dasar dengan densitas 2.9g/cm3 kemudian terdapat
dua lapisan kontak batuan yaitu batuan dengan densitas 1 g/cm3 dengan 2.8 g/cm3 dan 0.7
g/cm3 dengan 2.76 g/cm3. Berdasarkan informasi geologi lokasi penelitian terletak pada formasi
aluvium yang merupakan dataran pantai, sungau dan danau yang umumnya terdiri dari lempung
dan pasir.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6978
Jalan Raya Sekaran Gunungpati 50229 Indonesia
E-mail: purwa.adit@gmail.com

37
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)

PENDAHULUAN
lengkap dengan data posisi geografis titik ukur
Anomali gravitasi citra satelit merupakan dipermukaan bumi. Salah satunya adalah
pengembangan dari metode gravitasi relatif, Geodetic Satellite (GeoSat) dan European Remote
hanya saja pada anomali gravitasi citra satelit Sensing-1 (ERS-1) Satellite. GeoSat merupakan
dalam pengukurannya tidak perlu melakukan satelite observasi bumi milik U. S. Navy,
pengukuran data anomali gravitasi dilapangan, sedangkan satelit ERS-1 adalah satelit observasi
yang perlu dilakukan hanya perlu mengakses bumi pertama yang diluncurkan Badan
halaman website yang sudah disediakan oleh Antariksa Eropa (European Space Agency). Data
pihak terkait. yang diperoleh digunakan untuk memetakan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan anomali medan gravitasi global dipermukaan
pendugaan struktur bawah permukaan tanah bumi, termasuk diatas laut. Berbagai deposit
Kota Semarang berdasarkan data anomali alam seperti batu bara, zinc, bauksit, dan
gravitasi citra satelit. beberapa mineral logam lainnya yang sulit
Data yang didapatkan dari anomali dideteksi menggunakan metode geofisika
gravity citra satelit merupakan percepatan lainnya dan ternyata dapat dengan mudah
gravitasi yang sudah terkoreksi hingga koreksi didetaksi dengan menggunakan metode
udara bebas sehingga untuk analisisnya perlu gravitasi citra satelit. [2].
dilakukan koreksi terrain dan koreksi bouger Anomali yang muncul dari metode
hingga didapatkan anomali bouger untuk dapat merupakan target dalam survei penelitian
diketahui struktur bawah permukaan daerah gravitasi. Anomali ini akan memudahkan para
Kota Semarang. peneliti untuk menafsirkan struktur geologi
Penelitian tetntang gaya berat didasari bumi [4].
oleh hukum Newton tentang gaya berat yang
dipublikasikan oleh Newton pada tahun 1687 METODE EKSPERIMEN
dalam bukunya yang berjudul Philosophiae
Naturalis Principia Mathematica [6]. Penelitian ini tidak perlu terjun ke
Hubungan kedua massa tersebut lapangan untuk pengambilan data anomali gaya
mematuhi persamaan Newton berikut: berat. Anomali gaya berat yang digunakan
Gm1 m 2 adalah anomali gaya berat hasil dari citra satelit
F (1) yang dapat diakses di website:
r2
http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi yang
Dimana G merupakan konstanta graviasi
disediakan oleh Script Intitution of Oceanography,
yang besarnya adalah 6.67 x 10-11 m3kg-1s-2 [1].
University of California San Diego USA. Data
Prinsip dasar dari metode gravitasi
elevasi maupun gaya berat yang diperoleh telah
adalah dengan mengukur nilai medan gravitasi
tersusun secara grid dengan teratur dalam
bumi disuatu tempat di permukaan bumi
format ASCII-XYZ, sesuai dengan batas-batas
dengan ketelitian dalam orde miliGal atau
yang diinputkan. Setelah mendapatkan data
bahkan mikroGal (1 Gal = 1 cm/s2) [3].
gaya berat dari hasil pengukuran satelit, langkah
Dalam pengukuran metode gravitasi
selanjutnya adalah pengolahan data untuk
terdapat dua jenis. Pertama adalah pengukuran
mendapatkan anomali gaya berat atau anomali
absolut yang merupakan nilai gravitasi.
bouger. Peralatan yang digunakan adalah 1 set
Meskipun pengukuran ini sangat akurat dengan
laptop dengan software microsoft excel
keakuratan hingga mencapai 0.01 sampai 0.001
digunakan untuk pengolahan data, Surfer 9.0
mGal tetapi pengukuran tersebut mahal, berat,
digunakan untuk melukiskan kontur anomali,
dan sangat besar. Pengukuran kedua adalah
Oasis Montaj untuk menentukan nilai koreksi
pengukuran relatif dimana pengukuran ini
topografi dan Grav2DC untuk melakukan
adalah pengukuran gravitasi dengan
pemodelan struktur bawah permukaan,
pengukuran gravitasi di dua lokasi berbeda [5].
kemudian diperlukan juga peta geologi untuk
Sekarang ini telah dikembangkan metode
interpretasi daerah penelitian.
pengukuran data medan gravitasi dari satelit,

38
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)

Data anomali gaya berat yang didapatkan dari nilai maksimum 19 mGal dan nilai
dari satelit adalah data anomali gaya berat yang minimum -4 mGal. Dengan nilai densitas rata-
telah terkoreksi hingga koreksi udara bebas, rata batuan permukaan sebesar 2.67 g/cm 3.
sehingga langkah selanjutnya untuk
mendapatkan anomali bouger adalah
mengkoreksi Terrain atau topografi. Koreksi
topografi menggunakan perangkat lunak Oasis
Montaj dan Microsoft excel. Koreksi ini
bertujuan untuk menghilangkan efek massa
batuan dalam kerak bumi yang berada di antara
bidang sferoida dengan titik pengukuran
(Sarkowi, 2009).
Tahap selanjutnya adalah interpretasi
Gambar 2. Peta kontur anomaly bouger
kontur anomali bouger yang dibandingkan
dengan peta geologi untuk menentukan titik slice
atau lintasan yang akan dibuat model 2D.
Setelah ditentukan lintasan yang akan dibuat
permodelan maka proses pemodelan dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak
Grav2DC. Interpretasi pemodelan dilakukan
kembali dengan mempertimbangkan hasil
pemodelan 2D dengan informasi geologi
setempat serta data-data pendukung lainnya.
Desain survei pengukuran dapat dilihat pada
peta desain survei berikut:
Gambar 3. Overlay Peta Anomaly Bouger
dengan Peta Geologi

Berdasarkan peta kontur diatas terdapat


kontras anomali bouger yang dapat
diindikasikan sebagai kontak batuan karena jika
dihubungkan dengan densitas batuan maka
daerah dengan warna ungu memiliki densitas
yang lebih rendah dibandungkan dengan daerah
yang berwarna merah. Seprti kita ketahui
bahwa nilai medan gravitasi dipengaruhi oleh
densitas batuan bawah permukaan bumi.
Densitas rendah akan menghasilkan anomali
Gambar 1. Desain Survei penelitian negatif dan densitas tinggi akan menghasilkan
anomali positif. Oleh sebab itu untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui struktur bawah permukaan diantara
daerah tersebut dibuatlah lintasan slice yang
Data anomali gravitasi hasil pengukuran kemudian akan dibuat pemodelan 2D.
satelite harus melalui proses pengolahan data Pemodelan 2D dibaut dengan menggunakn
sebelum dapat diinterpretasikan untuk menduga perangkat lunak Grav2DC dengan cara
struktur bawah permukaan. Setelah dilakukan mencocokan kurva teoritik dengan kurva
pengolahan data didapatkan nilai anomali permodelan. Dalam pemodelan ini hanya
bouger yang kemudian dibuat kontur anomali dibuat satu lintasan slice seperti yang sudah
bouger sehingga dapat dijelaskan bahwa tergambar pada peta kontu anomali gambar 1.
persebaran nilai anomali bouger sangat beragam

39
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)

Hasil pemodelan 2D dengan perangkat lunak dengan kontras densitas yang mencapai 2.9
Grav2DC adalah sebagai berikut: g/cm3.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitan dapat


disimpulkan bahwa struktur bawah permukaan
kota Semarang diduga memiliki berbagai
macam jenis batuan yang ditunjukan oleh
berbagai macamnya nilai kontras densitas pada
hasil peta kontur anomali dan hasil pemodelan.
Gambar 4. Hasil pemodelan pendugaan Nilai kotras densitas tersebut adalah 2.9 g/cm3,
struktur bawah permukaan 2.8 g/cm3, 2.76 g/cm3, 0.7 g/cm3, dan 1 g /cm3.
Berdasarkan interpretasi pemodelan 2D
Berdasarkan hasil pemodelan pendugaan terdapat kontak lapisan batuan dengan
struktur bawah permukaan terdapat beberapa kandungan batuan batuan andesit dan batu
lapisan batuan dengan kontras densitas yang pasir yang jika dihubungkan dengan peta
berbeda-beda. Nilai kontras densitas yang geologi maka struktur tersebut sesuai dengan
berbeda-beda ini merupakan faktor yang peta geologi. Saran untuk penelitian selanjutnya
mempengaruhi nilai medan gravitasi pada saat coba lakukan lebih banyak pemodelan supaya
pengukuran. Nilai kontras densitas batuan hasilnya dapat lebih banyak informasi
dapat dilihat pada tabel berikut: mengenai pendugaan struktur bawah
permukaan daerah kota Semarang kemudian
Tabel 1. Hasil Pemodelan Struktur Bawah coba bandingkan hasil pengukuran satelit
Permukaan dengan hasil pengukuran lapangan dalam
Lapisan Kedalaman Ketebalan Kontras Jenis pendugaan strukur bawah permukaan.
Batuan (meter) lapisan Densitas Batuan
(meter) 
DAFTAR PUSTAKA
(g/cm3)
1 7500- 2500 2.9 Granit
Keare, P., Brooks, M, & Hill, I. 2002. An
10000
Introduction to Geophysical Exploration.
2 5000-7500 2500 1 Batu
London: Blackwell Science.
Pasir
Kurniawan, Fatwa Aji & Sehah. 2012.
3 4000-7500 3500 2.8 Andesit
Pemanfaatan Data Anomali Gravitasi
4 1000-6000 5000 0.7 Batu Citra GEOSAT dan ERS-1 Satellite untuk
Pasir Memodelkan Struktur Geologi Cekungan
5 1000-3000 2000 2.76 Andesit Bentarsari Brebes. Indonesian Journal of
Applied Physics, 2: 10.
Berdasarkan peta kontur anomali bouger Nurwidyanto, M, I & Setiawan, 2011. Ari.
struktur bawah permukaan terdapat beberapa Pemodelan Anomali Gravitasi Sesar
kontak batuan antara batuan yang memiliki Dengan Pendekatan Model Sheet
(Modelling Gravity Anomalies of Fault by
densitas rendah dengan batuan yang memiliki
Sheet Model Apporacoh). Berkala Fisika, 14:
densitas tinggi. Lapisan kontak batuan 129-134.
pertamaadalah kontak batuan dengan kontras Purnomo, J,. Koesuma, S, & Yunianti, 2013.
densitas 1 g/cm3 dengan batuan dengan kontras M. Pemisahan Anomali Regional-Residual
densitas 2.8 g/cm3, kemudian kontak batuan pada Metode Gravitasi Menggunakan
selanjutnya adalah antara kontak batuan Metode Moving Average, Polynomial, dan
Inversion. Indonesian Journal of Applied
dengan kontras densitas 0.7 g/cm3 dengan Physics. 3: 10.
batuan yang memiliki kontras densitas 2.76 Rivas, J. 2009. Gravity And Magnetic Methods.
g/cm3. Lapisan kontak batuan tersebut Presented at “Short Course on Surface
kemudian dilandasi oleh lapisan dasar padat Exploration for Geothermal Resource”,

40
Purwaditya Nugraha et al / Unnes Physics Journal 5 (2) (2016)

organized by UNU-GTP and LaGeo, in


Ahuachapan and Santa, El Salvador.
Sota, I. 2011. Pendugaan Struktur Patahan
Dengan Metode Gayaberat. Positron. 1: 25-
30.
Sarkowi, M. 2014. Eksplorasi Gaya Berat.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

41

Anda mungkin juga menyukai