Anda di halaman 1dari 48

PENILAIAN, PENGENDALIAN,

PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT


No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Suatu prosedur yang mengatur tentang penilaian terhadap pengendalian,penyediaan


dan penggunaan obat agar tidak terjadi kekosongan atau kekurangan obat di UPTD
Puskesmas Meurah Mulia
2. Tujuan Sebagai acuan petugas farrmasi dalam penerapan langkah-langkah untuk
penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 083/SK/NSM/2017 Tentang
Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan menteri kesehatan No.74 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. LPLPO
c. Kartu Stok

2. Langkah-langkah :

A Penilaian Pengendalian obat.

1. Petugas melakukan perencanaan,permintaan kebutuhan obat ke


Dinas Kesehatan Kabupaten.(Instalasi Farmasi Kabupaten)
2. Petugas menerima obat dan melakukan pencatatan obat di Gudang
Farmasi Puskesmas kedalam buku penerimaan obat dan kartu stok
3. Petugas melakukan pencatatan setiap permintaan dan pengeluaran
obat kepada sub unit di Gudang Farmasi Puskesmas
4. Petugas menghitung total pengeluaran obat di Gudang Farmasi
Puskesmas setiap akhir bulannya dan melaporkan ke Instalasi
Farmasi Kabupaten dengan menggunakan LPLPO.
5. Petugas melakukan stok opname obat di Gudang Farmasi
Puskesmas dan sub unit setiap akhir bulan dan melaporkan ke
Instalasi farmasi Kabupaten
B Penilaian Penyediaan Obat.

1. Petugas menghitung stok opname dan total pemakaian obat


puskesmas
2. Petugas membuat usulan kebutuhan obat ke Instalasi Farmasi
Kabupaten dengan menggunakan LPLPO
3. Petugas menerima obat dari Instalasi farmasi kabupaten
4. Petugas mendistribusikan obat ke sub unit sesuai permintaan dan
kebutuhan sub unit
5. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
C Penilaian Penggunaan Obat
1. Sub unit menerima obat dari Gudang Farmasi Puskesmas sesuai
permintaan dan kebutuhan.
2. Penggunaan obat di sub unit dilakukan dengan peresepan.
3. Setiap pemakaian obat dilakukan pencatatan dan pelaporan

6. Bagan Alir A.Pengendalian Obat

Melakukan Menerima obat dan


perencanaan & melakukan pencatatan di
permintaan obat Gudang Farmasi
Puskesmas

Menghitung
pengeluaran obat di
Melakukan pencatatan
Gudang Farmasi dan
pengeluaran obat sub unit
melaporkan ke IFK

Melaporkan stok
Melakukan stok opname
opname ke
setiap akhir bulan
Instalasi Farmasi
Kabupaten

B.Penyediaan Obat

Petugas menghitung
stok opname dan total Membuat usulan
pemakaian obat kebutuhan ke Instalasi
puskesmas farmasi Kabupaten

Menerima obat dari


Instalasi Farmasi
kabupaten

Melakukan
Mendistribusikan obat ke sub unit
pencatatan &
sesuai permintaan & kebutuhan
pelaporan.

C.Penggunaan Obat
Penggunaan obat dengan
Sub Unit peresepan
menerimaa obat
dari Gudang
Farmasi
Puskesmas

Setiap pemakaian
obat dilakukan
pencatatan dan
pelaporan

7. Hal-hal yang perlu Ketersediaan obat di gudang farmasi puskesmas


diperhatihan
8. Unit terkait a. Gudang Farmasi puskesmas
b. Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK)
9. Dokumen terkait a. Laporan
b. LPLPO
c. Kartu stok
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Penyediaan dan penggunaan obat adalah suatu kegiatan yang


merealisasikan kebutuhan obat yang telah direncanakan dan siap untuk
digunakan.

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas farmasi dalam melaksanakan penyediaan dan


penggunaan obat untuk pelayanaan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.083 /SK/NSM/ 2017 Tentang
Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. Buku permintaan obat
c. LPLPO
2. Langkah-langkah :
1. Penyediaan
a. Petugas farmasi membuat usulan permintaan obat ke Instalasi
Farmasi Kabupaten dengan menggunakan LPLPO
b. Petugas menerima obat dari Instalasi farmasi kabupaten dan di
dokumentasikan di Gudang farmasi puskesmas
c. Obat didistribusikan ke ruang pelayanan farmasi serta unit-unit
pelayaanan sesuai kebutuhan
d. Tertib administrasi dalam penyediaan obat
2. Penggunaan
a. Penggunaan obat dilakukan sesuai pengeluaran obat atas resep
serta kebutuhan diunit pelayanan
b. Tertib administrasi dalam penggunaan obat.
6. Bagan Alir 1. Penyediaan Obat.

Permintaan obat Penerimaan dan


ke Instalasi penyimpanan obat
Farmasi

Penggunaan obat
Pendistribusian ke sub
sesuai resep serta
unit
kebutuhan di unit
pelayanan
2.Penggunaan Obat.
Pencatatan
Resep pemakaian
obat di resep

7. Hal-hal yang perlu Kebutuhan obat dan stok obat di puskesmas


diperhatihan
8. Unit terkait 1. Instalasi Farmasi Kabupaten
2. Gudang Farmsi Puskesmas
3. Seluruh Unit Pelayanan.(Ruang Pelayanan Umum, Ruang KIA,
Ruang Anak,Ruang Pelayanan Gigi dan Mulut,Rawat Inap, UGD, Ruang
Bersalin ). Puskesmas Pembantu
9. Dokumen terkait 1. LPLPO
2. Kartu stok
3. Buku permintan obat
4. Resep
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN
KETERSEDIAAN OBAT
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Suatu prosedur yang mengatur tentang penyediaan obat untuk menjamin
tersedianya obat secara optimal

2. Tujuan Sebagai acuan petugas farmasi untuk menjamin kelangsungan ketersediaan


dan keterjangkauan pelayanan obat yang efisien, efektif dan rasional
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 081/SK/NSM/ 2017 Tentang
Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat

4. Referensi Permenkes RI nomor 74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat – alat tulis


langkah 2. Langkah-langkah :
a. Petugas farmasi membuat permintaan obat ke Instalasi Farmasi
sesuai kebutuhan dengan menghitung pemakaian obat dan buffer
stok obat dengan mengisi lembaran LPLPO
b. Petugas farmasi mengirim LPLPO ke Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan kabupaten setelah mengetahui jadwal pengambilan obat
setiap bulannya.
c. Petugas farmasi menerima obat dari Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kabupaten dan menyesuaikan dengan jumlah yang
diberikan sesuai LPLPO
d. Petugas farmasi menyimpan obat dan memasukkan dalam kartu
stok gudang obat puskesmas
e. Petugas farmasi melakukan pendistribusian ke Sub unit Pelayanan
f. Jika persediaan obat menipis petugas farmasi melaporkan kepada
kepala Puskesmas.
g. Kepala Puskesmas menghubungi Instalasi Farmasi melaporkan
kekurangan obat.
h. Petugas Farmasi membuat surat permintaan kembali ditanda tangani
oleh Kepala Puskesmas.
i. Petugas farmasi melakukan pencatatan dan pelaporan atas
penggunaan obat,pengembalian obat rusak/kadaluwarsa
6.Bagan Alir
Mengirim Menerima Menyimpan
Membuat LPLPO ke obat dari obat dan
permintaan Instalasi Instalasi pencatatan
obat dengan farmasi farmasi
LPLPO Kabupaten

Jika stok menipis


Mendistribusikan
melaporkan ke
Kepala
puskesmas
menghubungi
Instalasi farmasi

Petugas farmasi membuat Petugas farmasi


surat permintaan obat ditanda melakukan
tangani Kepala Puskesmas pencatatan dan
pelaporan

7. Hal-hal yang perlu 1. Ketersediaan obat di Gudang Farmasi


diperhatihan 2. Kebutuhan obat masing-masing ruang pelayanan
8. Unit terkait Gudang Farmasi Puskesmas dan Instalasi Farmasi Kabupaten

9. Dokumen terkait 1. Buku Amprahan Sub Unit


2. LPLPO
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT TERHADAP
FORMULARIUM, HASIL EVALUASI DAN
TINDAK LANJUT
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana ketersediaan obat
terhadap formularium telah tercapai.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas farmasi untuk mengetahui kesesuaian ketersediaan


obat dengan kebutuhan obat yang sesuai dengan formularium*

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.083/SK/NSM/2017 Tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis.
4. Referensi Permenkes RI No.74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat dan bahan yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. Obat
c. Formulir Stock Opname
d. Formulir Formularium

2. Langkah-langkah :
a. Petugas Farmasi mengumpulkan data jenis obat yang tersedia dari
stock Opname selama 1 tahun terakhir
b. Petugas farmasi mencatat jumlah jenis obat yang tersedia di
Puskesmas
c. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat yang tersedia di
Puskesmas
d. Petugas Farmasi mengumpulkan data jenis obat di Puskesmas yang
tercantum di Formularium
e. Petugas farmasi mencatat total jenis obat di Puskesmas yang
tercantum di Formularium
f. Petugas farmasi menyampaikan hasil evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium Kepala Puskesmas
g. Kepala Puskesmas menindak lanjuti hasil evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium
6. Bagan Alir
Menghitung
Pengambila jumlah jenis
n data stock Mencatat jumlah jenis
obat
opname obat yang tersedia di
1 tahun puskesmas Yang tersedia
di puskesmas

Menyampaika Mengumpulkan
n hasil Mencatat total jenis obat data jenis obat yg
evaluasi yang tercantum di tercantum dlm
ketersediaan formularium formularium
obat
terhadap
formularium
kepada
Kepala Puskesmas
Kepala
menindak lanjuti
Puskesmas
ketersediaan obat terhadap
formularium

7. Hal-hal yang perlu Kedisiplinan dalam melakukan pencatatan


diperhatihan
8. Unit terkait Ruang Farmasi

9. Dokumen terkait a. Laporan stock Opname


b. Laporan Formularium
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN
DENGAN FORMULARIUM, HASIL EVALUASI
DAN TINDAK LANJUT
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Suatu proses yang sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana
kesesuaian peresepan terhadap formularium yang telah tercapai
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah untuk
mengetahui kesesuaian peresepan terhadap formularium
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 083/SK/NSM/2017 Tentang
Manajemen Penunjang Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan menteri kesehatan No.74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :
langkah a. Alat Tulis
b. Formularium Puskesmas
c. Resep
2. Langkah-langkah :
a. Petugas farmasi menginformasikan kepada petugas medis tentang
formularium
b. Petugas farmasi mengambil sampel resep 7 lembar setiap hari
c. Petugas farmasi mengumpulkan dan merekap data resep setiap 3
bulan sekali
d. Petugas farmasi mencatat dan menghitung jenis dan jumlah obat
diresep yang tidak sesuai dengan formularium (A)
e. Petugas farmasi mencatat dan menghitung jenis dan jumlah obat di
resep yang sesuai dengan formularium ( B )
f. Petugas farmasi menghitung jumlah obat di Puskesmas yang tidak
sesuai dengan Formularium (A)
g. Petugas farmasi menghitung persentase jumlah jenis obat yang tidak
tersedia di formularium dengan yang tercantum di Formularium
dengan rumus A/B X 100% = C%
h. Petugas farmasi melaporkan hasil evaluasi kesesuaian peresepan
dengan Formularium kepada Kepala Puskesmas
i. Kepala Puskesmas menindak lanjuti dari hasil evaluasi kesesuaian
peresepan dengan melaksanakan pertemuan dalam rangka
pembinaan terhadap petugas penulis resep
6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang perlu Kesesuaian peresepan dengan formularium


diperhatihan
8. Unit terkait 1. Ruang Pelayanan Umum
2. Ruang KIA
3. Ruang Anak
4. Ruang Pelayanan gigi
5. UGD
6. Rawat Inap
7. Ruang Bersalin
9. Dokumen terkait Laporan
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PEMESANAN OBAT
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Pemesanan obat adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengelola obat
Puskesmas dalam rangka memenuhi kebutuhan obat.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas farmasi dalam melakukan evaluasi
pemesanan obat
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.08/SK/NSM/2017 Tentang
Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat tulis
langkah 2. Langkah-langkah :
a. Petugas menghitung pemakaian obat periode sebelumnya dengan
menanbahkan buffer stok obat
b. Petugas melakukan stok opname obat di gudang farmasi dan seluruh unit
pelayanan.
c. Petugas merekap total seluruh stok obat yang ada di puskesmas.
d. Petugas membuat usulan kebutuhan obat ke Instalasi Farmasi Kabupaten
dengan menggunakan lembaran LPLPO
e. LPLPO ditandatangani oleh kepala Puskemas
f. LPLPO dikirim ke Instalasi Farmasi Kabupaten.
6.Bagan Alir
Petugas Petugas
Petugas melakukan merekap total
menghitung stok seluruh stok
pemakaian opname obat yang ada
obat obat di puskesmas

Mengirim LPLPO Petugas


LPLPO ditanda
ke Instalasi membuat
tangani oleh
Farmasi usulan
Kepala
Kabupaten kebutuhan
Puskesmas
obat dengan
LPLPO
7. Hal-hal yang perlu Kedisiplinan petugas dalam melakukan pengecekan dan ketepatan dalam
diperhatihan perhitungan obat
8. Unit terkait Gudang Farmasi Puskesmas
9. Dokumen terkait 1. Resep
2. Kartu stok
3. LPLPO
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENGELOLAAN OBAT
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Pengelolaan Obat adalah salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang
dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, serta
pemantauan dan evaluasi.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas farmasi untuk menjamin agar obat tersedia dengan
cukup dan dalam kondisi baik, tidak rusak, dan tidak kadaluwarsa.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.086/SK/NSM/2017 Tentang


Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Kartu Stok
b. LPLPO
2. Langkah-langkah :
1. Perencanaan Kebutuhan
a. Petugas Farmasi menyediakan data pemakaian obat
menggunakan LPLPO
b. Petugas Farmasi Puskesmas melaporkan kepada Instansi
Farmasi Kabupaten terhadap kebutuhan obat Puskesmas
diwilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang
tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat,
buffer stock, serta menghindari stok berlebihan.

2. Permintaan Obat dan BMHP


Petugas Gudang farmasi mengajukan permintaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai kepada Dinas Kesehatan Kabupaten dengan
menggunakan LPLPO atau Surat Permintaan diluar LPLPO yang
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas

3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Petugas melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah jumlah obat, bentuk
obat, dan tanggal kadaluawarsa obat sesuai dengan isi dokumen
(LPLPO), ditandatangani oleh petugas penerimaan, dan diketahui
oleh Kasie Kefarmasian Kabupaten.

4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


a. Petugas Gudang farmasi menyimpan obat sesuai bentuk dan
sediaan dan disusun berdasarkan alfabetis dengan
melaksanakan sisitim FIFO dan FEFO
b. Petugas mendokumentasikan setiap obat yang masuk dan
keluar ke dalam kartu stok obat
5. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Petugas mendistribusikan obat ke sub unit sesuai kebutuhan dengan
menggunakan buku penghubung

6. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Petugas melakukan pengendalian untuk setiap, persediaan,
pemakaian dan obat rusak/ kadaluwarsa

7. Pencatatan,Pelaporan dan Pengarsipan


a. Petugas mencatat setiap obat yang masuk ke dalam kartu stok
b. Petugas mencatat setiap pengeluaran obat di kartu stok
c. Petugas merekap setiap pemakaian dan pengeluaran obat
setiap akhir bulannya

6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang perlu
Kedisiplinan petugs dalam menjalankan prosedur
diperhatihan
8. Unit terkait Gudang Farmasi Puskesmas
9. Dokumen terkait 1. LPLPO
2. Kartu Stok
3. Buku penghubung sub unit
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PERESEPAN OBAT
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Peresepan adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada
apoteker baik dalam bentuk paper atau elektonik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat kepada pasien sesuai peaturan yang berlaku

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam langkah-langkah peresepan

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.086/SK/NSM/2017 Tentang


Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. Resep
2. Langkah-langkah :
a. Dokter atau petugas yang diberikerwenangan mencocokkan tanggal
resep,alamat dan nama pasien dikertas resep sesuai dengan rekam
medis pasien.
b. Dokter atau petugas yang diberikan kewenangan menuliskan terapi
obat yang diperlukan pasien meliputi nama obat,dosis obat,jumlah obat
dan aturan minum obat.
c. Dokter atau petugas yang diberi kewenangan memberikan paraf pada
resep
6. Bagan Alir
dokter atau dokter atau
Dokter atau petugas
petugas petugas
menuliskan memberi paraf
mencocokkan terapi obat
rekam medis pada resep
pasien
pasien
7. Hal-hal yang perlu
Ketelitian petugas dalam membaca resep
diperhatihan
8. Unit terkait Ruang Pelayanan farmasi
9. Dokumen terkait Resep
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
MENJAGA TIDAK TERJADINYA PEMBERIAN OBAT
KADALUWARSA, PELAKSANAAN FIFO DAN FEFO,
KARTU STOK/KENDALI
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluwarsa, pelaksanaan FIFO


dan FEFO, kartu stok merupakan rangkaian proses dalam menyimpan obat
dengan cara mencatat di kartu stok tanggal dan jumlah penerimaan,
mencatat tanggal kadaluwarsa obat dan no.batch, serta melaksanakan
sistem penyimpanan rolling, dimana obat yang datang terlebih dulu
dikeluarkan dahulu dan obat yang kadaluwarsanya lebih awal dikeluarkan
lebih dulu daripada obat dengan tanggal kadaluwarsa yang lebih panjang
atau jauh

2. Tujuan Sebagai acuan petugas untuk penerapan langkah-langkah untuk menjaga


tidak terjadi pemberian obat kadaluwarsa, pelaksanaan FIFO dan FEFO,
kartu stok
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.083/SK/NSM/2017 Tentang
Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan menteri kesehatan No.74 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- a. Alat :


langkah Alat tulis
b. Bahan:
a. Obat
b. Kartu stok
c. Langkah-langkah :
a. Menyiapkan kartu stok di Gudang Farmasi Puskesmas
b. Petugas farmasi mencatat nama obat yang datang, tanggal, dan
sumber obat yang diterima
c. Petugas farmasi mencatat tanggal kadaluwarsa dan no.batch dan
jumlah obat yang diterima
d. Petugas farmasi menata obat secara alfabetis, sesuai bentuk sediaan
e. Petugas farmasi merotasi obat dengan sistem FEFO dan FIFO
f. Petugas farmasi mengeluarkan obat yang lebih awal kadaluwarsa
terlebih dahulu
g. Petugas farmasi mengeluarkan obat yang datang pertama kali terlebih
dahulu dari obat yang datang kemudian, jika tanggal kadaluwarsanya
sama
h. Petugas farmasi meletakkan kartu stok di samping obat
6. Bagan Alir
Menyiapka Mencatat nama, Mencatat tanggal
n kartu tanggal, dan kadaluwarsa dan
stok sumber obat no.batch obat
yang diterima jumlah obat yang
diterima

Merotasi obat Menata obat


Melaksanakan
dengan sistem secara alfabetis,
sistem FEFO
FEFO dan FIFO sesuai bentuk

Melaksanakan sistem
FIFO apabila ED nya Meletakkan kartu stok
sama di samping obat

7. Hal-hal yang perlu a. Tanggal kadaluwarsa obat


diperhatihan b. Penggunaan sistem FEFO dan FIFO pada penyimpanan obat
8. Unit terkait Gudang Obat Puskesmas
9. Dokumen terkait Laporan
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Peresepan psikotropika adalah proses pengambilan keputusan pengobatan


oleh dokter berupa terapi menggunakan obat yang dapat mempengaruhi
susunan syraf pusat dengan memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat,
dosis, kekuatan,rute, waktu dan durasi pengobatan.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas untuk pedoman dalam pengawasan dan


pengendalian penggunaan psikotropika dan narkotika

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 087 /SK/NSM/ 2017 Tentang


Peresepan Obat Psikotropika dan Narkotika

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74Tahun 2016 tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat tulis
langkah 2. Langkah-langkah :
a. Dokter umum atau dokter gigi mencocokkan tanggal resep, nama
pasien, alamat pasien, umur pasien dikertas resep dengan rekam
medis pasien.
b. Dokter umum atau dokter gigi menuliskan terapi obat yang diperlukan
pasien meliputi nama obat, dosis, jumlah obat dan aturan pakai obat
c. Dokter memberikan tanda tangan dan menuliskan nama terang pada
resep yang mengandung psikotropika/ narkotika

6. Bagan Alir

Dokter
Dokter/dokter gigi umum/dokter
memcocokkan tanggal gigi menuliskan
resep,nama,alamat,umur terapi obat
pasien dengan rekam medis

Dokter/dokter gigi
memberikan tanda
tangan dan nama
terang pada resep
7. Hal-hal yang perlu
Ketelitian petugas saat meenulis obat psikotropika dan narkotika
diperhatihan
8. Unit terkait 1. Ruang Pelayanan Umum
2. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Ruang Pelayanan Kesehatan Jiwa
4. Ruang Pelayan KIA
5. Ruang Pelayanan Anak
6. Rawat Inap
7. UGD
8. Ruang Bersalin

9. Dokumen terkait Laporan


10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWA SENDIRI
OLEH PASIEN/KELUARGA
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga adalah


penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga, diluar resep
dokter UPTD Puskesmas Meurah Mulia.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga di UPTD Puskesmas Meurah Mulia
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam Nomor 088/SK/NSM/2017 Tentang
Penggunaan Obat Yang Dibawa Sendiri Oleh Pasien
4. Referensi Permenkes RI Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :
langkah a. Alat tulis
b. Obat

2. Langkah-langkah :
a. Petugas obat menerima resep dari pasien/keluarga
b. Petugas obat memeriksa, membaca dan meneliti resep apakah sesuai
dengan ketentun penulisan resep
c. Petugas obat memastikan obat yang ditulis tidak : overdosis, kontra
indikasi dan ada interaksi obat
d. Petugas obat menyiapkan obat sesuai yang ditulis di dalam lembaran
resep
e. Petugas obat menulis etiket obat, dengan mencantumkan nama
pasien, tanggal dan aturan pakai
f. Asisten Apoteker/Apoteker memanggil nama pasien dengan
memeriksa kembali identitas pasien, umur, berobat dari poli mana?
g. Asisten Apoteker/Apoteker menanyakan pada pasien apakah ada
kemungkinan obat yang dibawa senidri oleh pasien/keluarga untuk
digunakan dalam pengobatan penyakit tertentu
h. Jika ada, Asisten Apoteker/Apoteker memeriksa obat yang digunakan
/dibawa sendiri oleh pasien baik :
- Jenis obat
- Jumlah obat
- Keadaan obat
i. Asisten Apoteker/Apoteker memastikan obat yang dibawa oleh pasien
jika dikonsumsi tidak menimbulkan :
- kontra indikasi
- efek interaksi obat yang merugikan pasien
- efek ganda ( agonis ) dan antagonis terhadap obat yang diberikan
petugas medis /petugas kesehatan lainnya
j. Apabila pasien tidak membawa obatnya, maka apoteker/asisten
apoteker meminta pasien memberhentikan minum obat diluar resep
dokter Puskesmas Kecamatan Nisam.
k. Asisten Apoteker/Apoteker menyerahkan obat jika obat yang dibawa
sendiri tidak menimbulkan efek samping, interaksi obat dan efek
ganda.
6. Bagan Alir
Memastikan obat
Menerima yang ditulis tidak :
Memeriksa, overdosis, konta
resep dari
membaca dan indikasi dan ada
psien/kelu
meneliti resep interaksi obat
arga

Memanggil
nama pasien Menulis etiket
Menyiapkan
dengan obat, dengan
obat sesuai
memeriksa mencantumkan
yang ditulis
kembali nama pasien,
identitas tanggal dan
pasien, umur, aturanpakai Memastikan obat
berobat dari yang dibawa oleh
ruangmana pasien jika
dikonsumsi tidak
menimbulkan :

Jika ada - kontra indikasi


Apakah ada memeriksa
-efek interaksi obat
kemungkinan obat yang
yang merugikan
obat yang digunakan
pasien
dibawa senidri /dibawa
oleh sendiri oleh - efek ganda
pasien/keluarga pasien (agonis) dan
untuk antagonis
digunakan terhadap obat
dalam yang diberikan
pengobatan petugas medis
penyakit /petugas
tertentu kesehatan lainnya

Menyerahkan obat Meminta pasien


jika obat yang memberhentikan
dibawa sendiri tidak minum obat diluar
menimbulkan efek resep dokter
samping

7. Hal-hal yang perlu


Pengawasan terhadap obat yang dibawa sendiri
diperhatihan
8. Unit terkait 1. Petugas Farmasi
2. Ruang Pelayanan
9. Dokumen terkait Laporan
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Suatu prosedur yang mengatur pengawasan dan pengendalian pengunaan


psikotropika dan narkotika guna mencegah terjadinya penyalahgunaan obat
psikotropika dan narkotika
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah dan pedoman
dalam pengwasan dan pengendalian penggunaan psikotropika dan
narkotika
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No. 083/SK/NSM/2017 Tentang
Manajemen Penunjang Layanan Klinis
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.74 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/ 1. Alat yang digunakan :
Langkah-langkah a. Alat tulis
b. Kartu stok

2. Langkah – langkah :
a. Petugas farmasi melakukan pengawasan dan kesesuaian diagnosa
dengan terapi psikotropika dan narkotika
b. Petugas farmasi melakukan penandaan khusus pada resep
psikotropika dan narkotika
c. Petugas farmasi mengidentifikasi pasien penerima resep
psikotropika dan narkotika
d. Petugas farmasi melakukan pengawasaan obat psikotropika dan
narkotika melalui tertib administrasi/pencatatan, dan kartu stok
6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang 1. Ketersedian obat psikotropika dan narkotika di gudang farmasi


perlu diperhatihan 2. Syarat Penyimpanan obat psikotropika dan narkotika
8. Unit terkait a. Petugas farmasi
b. Gudang farmasi

9. Dokumen terkait
Laporan penggunaan psikotropika dan narkotika
10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENYIMPANAN OBAT

No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang
diterima agar aman (tidak hilang) terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas farmasi dalam penerapan langkah-langkah untuk


menjamin agar mutu sediaan farmasi di Puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 083/SK/NSM/2017 Tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
3.
5. Prosedur/ Langkah- a. Alat :
langkah - Alat tulis
- Kartu Stok

b. Bahan:
Obat

c. Langkah-langkah :
1. Pisahkan obat-obat kategori Vital di tempat sendiri, beri tanda khusus,
susun menurut alfabetis
2. Obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya, stabilitas (suhu,
cahaya, kelembaban) dan mudah tidaknya meledak atau terbakar
3. Sediaan farmasi tidak boleh diletakkan langsung di lantai
4. Sediaan farmasi disimpan dalam lemari/rak, atau di atas pallet
5. Periksa apakah ada kerusakan pada kemasan (strip sobek, ampul
retak, warna cairan keruh)
6. Obat disimpan dengan menggunakan sistem FEFO (First Expired First
Out) dan FIFO (First In First Out)
7. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di lemari khusus
8. Obat yang disimpan dalam kardus besar ditulis nama obat, jumlah isi,
tanggal kadaluwarsa

6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang perlu Penyimpanan obat yang benar jauh dari sinar matahari dan mudah
diperhatihan dijangkau petugas

8. Unit terkait Gudang Farmasi Puskesmas


9. Dokumen terkait 1. Buku penerimaan obat
2. Kartu stok obat

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN
PELABELAN
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Pemberian obat kepada pasien dimulai dari ,penyiapan obat yang sesuai
dengan resep,pemberian lebel/etiket obat sampai dengan penyerahan obat
kepada pasien

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah – langkah untuk


menjamin ketepatan pemberian obat kepada pasien dalam dosis dan cara
pemakaian yang benar.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 083/SK/NSM/2017 tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi 4. Peraturan Menteri Kesehatan No.74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/ Langkah- a. Alat :
langkah - Alat tulis
b. Bahan:
- Obat
c. Langkah-langkah :
1. Petugas menerima resep dari pasien
2. Petugas memberi nomor antrian kepada pasien
3. Petugas memeriksa kelengkapan resep
4. Petugas mengkonsultasikan kepada dokter penulis resep bila
didalam resep terdapat obat yang tidak tersedia
5. Petugas meracik/menyiapkan obat
6. Petugas memberi etiket /labei obat
- Warna Putih untuk pemakaian dalam ( oral )
- Warna Biru untuk pemakain luar
7. Petugas menuliskan pada label obat meliputi :no resep,tanggal
pemberian resep ,nama pasien ,frekwensi penggunaan obat,cara
pakai,waktu penggunaan obat
8. Petugas memeriksa kembali kesesuaian obat dengan resep
9. Petugas menyerahkan obat dengan memberikan informasi obat
kepada pasien

6. Bagan Alir
Petugas
Petugas Petugas memeriksa
menerima memberi nomor kelengkapan
resep dari antrian kepada resep
pasien pasien
Petugas Petugas Petugas
memberi etiket menyiapkan mengkonsultasikan
/label obat dan meracik dengan dokter bila
obat didalam resep obat
tidak tersedia

Petugas
memerisa Petugas
kembali menyerah kan
kesesuaian obat kepada
obat dan pasien disertai
resep informasi obat

7. Hal-hal yang perlu a. Ketepatan penulisan etiket/label obat


diperhatihan b. Pemberian informasi obat kepada pasien

8. Unit terkait a. Ruang pelayanan farmasi


b. Ruang pelayanan Umum
c. Ruang pelayanan anak
d. Ruang pelayanan Ibu/Anak
e. Ruang pelayanan gigi
f. Ruang pelayanan Jiwa
g. Unit Gawat Darurat

9. Dokumen terkait Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT

No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Pemberian informasi penggunaan obat adalah kegiatan pelayanan yang


dilakukan oleh petugas farmasi dalam memberikan informasi obat yang
jelas,akurat dan mudah difahami kepada pasien

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas obat dalam memberikan pelayanan informasi


obat.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.083/SK/NSM/2017 Tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1.Alat :


langkah
a. Etiket/Label obat
b. Lembaran ceklis pemberian informasi obat pasien

2.Bahan :

a. Obat

3. Langkah-langkah :

1. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau catatan


pengobatan pasien (patient medication record) baik lisan maupun
tertulis
2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk
memberikan informasi
3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak
bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis
4. Hal-hal yang perlu disampaikan kepada pasien:
a. Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
b. Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi:
bagaimana cara memakai obat, kapan harus
mengkonsumsi/menggunakan obat, seberapa banyak dosis
dikonsumsi, waktu sebelum atau sesudah makan, frekuensi
penggunaan obat/rentang jam penggunaan
c. Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan
d. Peringatan atau efek samping obat
e. Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
f. Tata cara penyimpanan obat
g. Pentingnya kepatuhan penggunaan obat

5. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat


6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang perlu


Kepahaman pasien terhadap informasi yang dijelaskan oleh petugas farmasi
diperhatihan
8. Unit terkait Ruang Pelayanan Farmasi

9. Dokumen terkait Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK
SAMPING OBAT / EFEK YANG TIDAK DIHARAPKAN
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Suatu proses kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah untuk


meminimalisir kemungkinan terjadinya efek yang tidak diharapkan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas NIsam No.83/SK/NSM/2017 tentang
Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat :


langkah a. Pulpen
b. Buku Pelayanan informasi obat
2. Bahan :
a. Obat
3. Langkah-langkah :
a) Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor antrian
b) Petugas menyerahkan obat sesuai resep di sertai dengan informasi
tentang penggunaan obat.
c) Petugas memberi informasi tentang efek samping obat atau efek
yang tidak di harapkan dari penggunaan obat misalnya berkeringat,
mengantuk, kurang waspada, tinja/air kencing berubah warna,
sering buang air kencing dan sebagainya
d) Petugas menginformasikan hal-hal lain yang mungkin timbul akibat
interaksi obat dengan obat lain, makanan tertentu.
e) Petugas menginformasikan kontra indikasi tertentu dengan diet
rendah kalori, kehamilan dan menyusui.
f) Petugas menerima dan menjawab pertanyaan jika ada pertanyaan
dari pasien secara langsung dengan jelas dan mudah mengerti.
g) Petugas mendokumentasikan kegiatan pemberian informasi obat.

6. Bagan Alir
Petugas Petugas member
Petugas menyerahkan
memanggil informasi tentang efek
obat sesuai samping obat dan efek
pasien resep serta yang tidak diharapkan
informasi obat

Petugas Petugas
menginformasika menginformasikan
n kontra indikasi hal-hal yang
kepada pasien mungkin terjadi
Petugas menerima
Petugas
dan menjawab
mendokumentasi
pertanyaan pasien
kan kegiatan
pemberian
informasi obat

7. Hal-hal yang perlu Kejelasan Informasi yang diberikan petugas agar mudah difahami pasien
diperhatihan
8. Unit terkait Ruang Pelayanan Farmasi

9. Dokumen terkait Buku PIO

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PETUNJUK PENYIMPANAN OBAT DIRUMAH

No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Petunjuk penyimpanan obat di rumah adalah informasi yang diberikan


kepada pasien tentang bagaimana cara menyimpan dan memelihara obat
yang diterima dan disimpan di rumah

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas obat dalam pemberian informasi tentang


petunjuk penyimpanan obat dirumah

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.083/SK/NSM/2017 Tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan menteri kesehatan No.30 Tahun 2007 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- a. Alat :


langkah Alat tulis
b. Bahan :
Obat
c. Langkah-langkah :

Petugas obat menyampaikan kepada pasien tentang tata cara


penyimpanan obat dirumah, meliputi:

1. Sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah – pilah obat menurut


jenisnya, jangan dicampur dengan barang lain.
2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
3. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahar
ilangsung atau sesuai yang tertera pada kemasan.
4. Simpan obat di tempat yang tidak panas atau tidak lembab karena
dapat menimbulkan kerusakan.
5. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
6. Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah
kadaluwarsa atau rusak (berubahwarna, rasa, bau, sertalembab,
kerusakan fisik seperti pecah, retak, gripis, dan rapuh, wadah yang
rusak, puyer menggumpal, cairan menjadi keruh, timbul endapan, tidak
bisa dikocok, cairan emulsi memisah, untuk tetes mata penyimpanan
maksimal 1 bulan setelah segel dibuka)
7. Pasien yang memperoleh sirup kering, diberikan informasi untuk
menyimpan sirup kering yang telah dicampurkan dengan air pada suhu
kamar dan menghabiskan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari. Lebih dari
7 hari maka obat tersebut harus dibuang.
8. Jauhkan dari jangkauan anak – anak.
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang perlu Kepahaman pasien tetang informasi yang dijelaskan oleh petugas farmasi
diperhatihan
8. Unit terkait Ruang Pelayanan farmasi

9. Dokumen terkait Buku pemberian informasi obat pasien

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENANGANAN OBAT KADALUWARSA
ATAU RUSAK
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Prosedur penanganan obat-obat yang sudah tidak bisa digunakan lagi
karena sudah habis masa pakainya/rusak
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas obat dalam penanganan obat kadaluarsa atau
rusak.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No. 089 /SK/NSM/2017 Tentang


Penanganan Obat Kadaluwarsa/Rusak

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- a. Alat :


langkah Alat tulis
b. Bahan :
- Obat dan Alat Kesehatan yang telah kadaluwarsa
- Daftar nama-nama obat dan alat kesehatan yang telah kadaluwarsa
c. Langkah-langkah :
a. Petugas pengelola obat mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau
kadaluwarsa
b) Petugas pengelola obat memisahkan obat rusak atau kadaluwarsa
dan disimpan pada tempat terpisah dari penyimpanan obat lainnya
c) Bila ada kerusakan dan atau kadaluwarsa maka petugas pengelola
obat memisahkan obat tersebut dan disimpan pada tempat terpisah
dari penyimpanan obat lainnya
d) Petugas pengelola obat membuat catatan obat kadaluwarsa/rusak
e) Petugas melaporkan kepada kepala Puskesmas tentang jumlah obat
kadaluarsa/Rusak
f) Petugas pengelola obat membuat surat pengembalian obat
kadaluarsa /rusak kepada Instalasi Farmasi Kabupaten

6. Bagan Alir
Petugas Mencatat
Petugas
memisahkan obat obat
mengidentifikasi
kadaluarsa/rusak kadaluarsa/ru
obat
sak
kadaluarsa/rusak

Membuat surat
Melaporkan kepada
pengembalian obat ke
kepala puskesmas
Instalasi Farmasi Kab
7. Hal-hal yang perlu a. Tanggal kadaluwarsa obat
diperhatihan b. Keadaan fisik obat
c. Pencatatan yang akurat

8. Unit terkait a. Ruang Pelayanan Farmasi


b. Gudang Farmasi Puskesmas

9. Dokumen terkait a. Buku catatan obat kadaluwarsa/rusak


b. Laporan pengembalian obat kadaluarsa

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT

No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Suatu proses kegiatan pemantauan setiap respon tubuh terhadap obat yang
merugikan atau yang tidak diharapkan terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,diagnosisi dan terapi atau
memodifikasi terapi obat.

2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas farmasi untuk melakukan pelaporan efek
samping obat

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam Nomor 083/SK/NSM/2017 Tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. Rekam medik pasien
2. Langkah-langkah :
a. Petugas Ruang Farmasi menyampaikan formulir monitoring efek
samping obat (MESO ) kepada petugas kesehatan pemeriksaan
pasien.
b. Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan
timbulnya efek samping obat yang digunakan dalam terapi terhadap
pasien.
c. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping obat kedalam
formulir meso
d. Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas
ruang farmasi
e. Petugas farmasi melakukan kompilasi data hasil monitoring efek
sampng obat yang diterima dari petugas kesehatan.
f. Petugas farmasi membuat laporan monitoring efek samping obat di
puskesmas
g. Kepala puskesmas memeriksa dan mendatangani laporan monitoring
efek samping obat
h. Petugas farmasi mengirim laporan monitoring efek samping obat ke
Dinas Kesehatan Kabupaten
6. Bagan Alir

Petugas
menyampaik
Petugas
an form Petugas mencatat
melakukan
MESO kejadian efek
pemantauan
kepada samping obat
terhadap efek
petugas
samping obat
pemeriksa
pasien

Petugas Petugas farmasi Petugas pemeriksa


farmasi memeriksa hasil menyerahkan
membuat monitoring dari laporan MESO
laporan MESO petugas kepada petugas
di puskesmas
farmasi

Kepala Puskesmas
Petugas farmasi
menandatangani laporan
mengirim laporan
MESO
MESO ke Dinkes

7. Hal-hal yang perlu Kerjasama petugas dalam melakukan pengecekan dan pencatatan riwayat
diperhatihan alergi pasien

8. Unit terkait Ruang Pelayanan farmasi

9. Dokumen terkait Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENCATATAN, PEMANTAUAN,PELAPORAN EFEK
SAMPING OBAT, KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN
(KTD)
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Merupakan kegiatan, pencatatan, pemantauan setiap respon tubuh terhadap


obat yang merugikan atau yang tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis
dan terapi atau memodifikasi terapi obat

Kejadian tidak diinginkan(KTD)adalah insiden yang mengakibatkan cedera


pada pasien akibat melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi
pasien

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan Pencatatan, Pemantauan,


Pelaporan Efek Samping Obat (ESO) dan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam Nomor 083/SK/NSM/2017 Tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. Formulir monitoring efek samping obat
2. Langkah-langkah :
a. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping dan KTD beserta
langkah-langkah tindakan medis dan non medis yang telah dilakukan
b. Petugas kesehatan menyerahkan hasil pencatatn indikasi terjadinya
efek samping obat dan langkah medis yang telah dilakukan kepada
petugas obat
c. Petugas menyerahkan laporan KTD kepada Tim Keselamatan Pasien
Puskesmas
d. Petugas farmasi merekap data indikasi efek samping
e. Petugas membuat laporan efek samping obat menggunakan formulir
MESO
f. Kepala Puskesmas memeriksa dan menandatangani Laporan
Monitoring Efek Samping Obat
g. Petugas farmasi melaporkan Monitoring Efek Samping Obat ke Dinas
Kesehatan Kabupaten
6. Bagan Alir

Petugas
Petugas
Mencatat menyerahkan
menyerahk
ESO dan lap KTD ke
an hasil
KTD dan Tim
pencatatan
langkah2 Keselamatan
Pasien

Petugas farmasi Petugas Petugas


melaporkan membuat lap farmasi
MESO ke ESO merekap
Dinkes menggunakan data
Kabupaten formulir MESO indikasi
ESO

7. Hal-hal yang perlu Kerjasama Petugas dalam melakukan pengecekan dan pencatatan
diperhatihan
8. Unit terkait Ruang Farmasi

9. Dokumen terkait Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
TINDAK LANJUT EFEK SAMPING OBAT
DAN KTD
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Tindak lanjut efek samping obat adalah kegiatan melakukan penanganan
terhadap kejadian efek samping obat serta KTD

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tindak lanjut efek samping
obat.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.083 /SK/NSM/ 2017 Tentang Manajemen


Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. Buku catatan laporan obat
c. Formulir Monitoring Efek Samping Obat
2. Langkah-langkah :
a. Petugas kesehatan melakukan langkah – langkah tindakan untuk
mengatasi kejadian tidak diinginkan dan efek samping obat
b. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping dan KTD beserta
langkah – langkah tindakan yang telah dilakukan
c. Petugas kesehatan menyerahkan hasil pencatatan indikasi terjadinya
efek samping obat dan langkah medis yang telah dilakukan kepada
petugas farmasi
d. Petugas Farmasi merekap data indikasi efek samping obat dan KTD
e. Petugas membuat laporan efek samping obat menggunakan Formulir
MESO
f. Kepala Puskesmas memeriksa dan menandatangani Laporan
Monitoring Efek Samping Obat
g. Petugas Farmasi melaporkan Laporan Monitoring Efek samping Obat
ke Dinas Kesehatan Kabupaten

6. Bagan Alir
Petugas Petugas Petugas
kesehatan kesehatan menyerahkan
melakukan mencatat ESO dan hasil pencatatan
langkah KTD dan langkah kepada petugas
medis/non tindakan farmasi
medis untuk
mengatasi efek
samping obat
dan KTD
Kepala Petugas membuat Petugas farmas
Puskesmas laporan efek merekap data
memeriksa dan samping obat indikasi efek
menandatangani menggunakan samping obat dan
laporan MESO formulir MESO KTD

Petugas farmasi
mengirim laporan
MESO ke Dinkes
Kabupaten

7. Hal-hal yang perlu Kerjasama petugas dalam melakukan pencatatan dan pelaporan
diperhatihan
8. Unit terkait 1. Ruang Pelayanan Gigi dan Mulut
2. Ruang KB/KIA dan IVA
3. UGD
4. Ruang Bersalin

9. Dokumen terkait .Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
IDENTIFIKASI DAN PELAPORAN KESALAHAN
PEMBERIAN OBAT DAN KEJADIAN
NYARIS CEDERA (KNC)
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Identifikasi dan pelaporan kesalahan pemberian obat dan kejadian nyaris
cedera (KNC) adalah suatu kegiatan pemantauan setiap kesalahan
pemberian obat dan kejadian nyaris cedera yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada pasien karena kesalahan tindakan yang
diambil (human eror)

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah untuk


menangani apabila terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan KNC

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.083/SK/NSM/2017 Tentang


Manajemen Penunjang Layanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat tulis
b. Obat
2. Langkah-langkah :
a. Pemberi layanan klinis melakukan pertolongan dan penanganan awal
sesuai kondisi
b. Pemberi layanan klinis melaporkan kondisi tersebut pada tim
keselamatan pasien dan petugas yang berkompeten
c. Pemberi layanan klinis memberikan tindakan medis dan observasi
sesuai kondisi
d. Tim mutu keselamatan pasien melakukan identifikasi dan
mengumpulkan informasi dan bukti yang menyangkut input, proses,
dan output terjadi KNC dan resiko klinis
e. Semua hasil identifikasi dicatat dalam buku KNC dan resiko medis
f. Tim mutu keselamatan pasien mengadakan analisis penyebab dan
tindak lanjut
g. Sosialisasi rencana tindakan dan pelaksanaannya pada rapat rutin
Puskesmas

6. Bagan Alir

Pertolongan Melaporkan Memberikan


dan keondisi pada tindakan medis
penanganan tim keselamatan dan observasi
awal pasien
Melakikan Tim MKP
pencatatan mengidentifikasi
KNC dan dan kumpulkan
resiko medis info KNC

Tim MKP Analisis Sosialisasi


penyebab dan tindak rencana
lanjut lanjut tindakan pada
rapat rutin

7. Hal-hal yang perlu Kerjasama petugas dalam melakukan pengecekan dan pencatatan
diperhatihan
8. Unit terkait Ruang Farmasi

9. Dokumen terkait Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENYEDIAAN OBAT-OBAT EMERGENSI DI UNIT
KERJA
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Penyediaan obat emergensi adalah suatu kegiatan penyediaan obat-obatan


tertentu yang dibutuhkan pasien secara cepat yang dilakukan pada unit
tertentu

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah agar dapat


menjamin ketersediaan dan keamanan obat emergensi yang bermutu
dalam jumlah dan waktu yang tepat

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 089./SK//NSM/2017 Tentang


Penyediaan Obat Emergensi di Unit kerja

4. Referensi Peraturan menteri kesehatan No.74 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat :


langkah - Buku Permintaan Obat
2. Bahan:
- Obat
3. Langkah-langkah :
a. Koordinator unit pelayanan mengajukan permintaan tertulis kepada
petugas farmasi untuk menyediakan obat – obat emergensi yang
dibutuhkan di unit pelayanan.
b. Petugas farmasi menyiapkan obat emergensi yang dibutuhkan di unit
pelayanan.
c. Petugas farmasi mencatat setiap pengambilan obat emergensi pada
kartu stok dan buku bantu.
d. Petugas farmasi menyerahkan obat emergensi ke unit pelayanan
disertai dengan buku bantu yang ditanda tangani oleh pihak penerima
obat emergensi untuk kemudian secara administratif dicatat pada
kolom pengeluaran obat

6. Bagan Alir

Koordinator Petugas farmasi Melakukan


pelayanan menyiapkan pencatatn
mengajukan obat emergenci pengeluaran
permintaan
obat emergensi

Menyerahkan
obat emergenci
ke unit pelayanan
7. Hal-hal yang perlu Ketersediaan obat di Gudang Farmasi
diperhatihan
8. Unit terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Ruang Bersalin
3. Ruang Pelayanan Gigi dan Mulut
4. Ruang KB/ IVA

9. Dokumen terkait Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
PENYIMPANAN OBAT-OBAT EMERGENSI DI UNIT
PELAYANAN
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Penyimpanan obat emergensi adalah kegiatan penyimpanan obat tertentu


yang dibutuhkan pasien secara cepat dan segera yang dilakukan pada unit
tertentu dan disimpan di dalam lemari emergensi

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah agar dapat


menjamin ketersediaan dan keamanan obat emergensi yang bermutu dalam
jumlah dan waktu yang tepat

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No 089/SK/NSM/2017 Tentang


Penyimpanan Obat Emergensi di unit kerja

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang standar


pelayanan kefarmasian puskesmas

5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat yang digunakan :


langkah a. Alat Tulis
b. Buku Catatan
2. Langkah-langkah :
a. Tempat penyimpanan sesuai dengan jenis obat emergensi
b. Obat emergensi disimpan dan dikelompokkan sesuai dengan bentuk
sediaan dan tempat penyimpanan
c. Obat emergensi ditempatkan pada tempat khusus,terlihat jelas dan
mudah terjangkau
d. Obat emergensi jika dikeluarkan harus diganti kembali dengan jumlah
yang sama

6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang perlu Ketelitian dalam penyusunan obat


diperhatihan
8. Unit terkait 5. Unit Gawat Darurat
6. Ruang Bersalin
7. Ruang Pelayanan Gigi dan Mulut
8. Ruang KB/IVA

9. Dokumen terkait Laporan

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
MONITORING PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI

No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian Monitoring penyediaan obat emergensi dalah suatu kegiatan memonitor atau
memeriksa persediaan obat emergensi diruang pelayanan darurat dan
diruang tindakan
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah untuk
pelaksanaan kegiatan pengadaan obat-obatan emergensi di unit pelayanan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nisam No.089/SK/NSM/2018 Tentang
Penyediaan Obat Emergensi di Unit kerja
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/ Langkah- 1. Alat :
langkah - Alat tulis
2. Bahan
- Obat ,
Kartu stok
3. Langkah-langkah :
a. Petugas ruang gawat darurat dan tindakan melaporkan stok obat
emergensi yang telah terpakai di ruang gawat darurat dan tindakan
b. Petugas farmasi memeriksa persediaan obat pelayanan gawat darurat
dan ruang tindakan
c. Petugas farmasi mengganti obat emergensi yang telah terpakai dan
menyerahkan kepada petugas ruang gawat darurat dan tindakan
disertai buku penerimaan obat
d. Petugas ruang gawat darurat dan ruang tindakan menyimpan obat
emergensi ketempat penyimpanan obat emergensi
e. Petugas ruang gawat darurat dan tindakan selalu melaporkan kepada
petugas farmasi jika obat emergensi telah terpakai
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang perlu 1. Ketersediaan obat emergensi di unit pelayanan Emergenci
diperhatihan 2. Kerjasama yang baik antara petugas ruang pelayanan dan Gudang
Farmasi Puskesmas
8. Unit terkait 1. UGD
2. Ruang Bersalin
3. Ruang Pelayanan Gigi dan Mulut
4. Ruang KB/IVA
5. Gudang Farmasi
9. Dokumen terkait 1. Buku Permintaan Obat
2. Buku Pengeluaran Obat Gudang Farmasi
3. Kartu stok
10.Rekaman historis Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
perubahan diberlakukan
No. Dokumen : 440/ /MM/UKP/II/2019
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Nurzahri, SKM
MEURAH MULIA NIP.197712262007012002

1. Pengertian

2. Tujuan
3. Kebijakan

4. Referensi

5. Prosedur/ Langkah-
langkah
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu


diperhatihan
8. Unit terkait

9. Dokumen terkait

10.Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai