Modul 1 Kelompok 7
Modul 1 Kelompok 7
Disusun oleh :
1. Azmi Rahmadhan (180103016)
2. Rivan Agustiansyah (180103066)
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
statistic adalah sebagai suatu kumpulan data yang berbentuk angka dan tersusun rapi
dalam suatu tabel, grafik, gambar, dan lain-lain. Misalnya tabel mengenai keadaan pegawai di
kantor-kantor, grafik perkembangan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, dan lain
sebagainya. Sedangkan pengertian yang lebih luas mengenai statistik adalah merupakan
kumpulan dari teknik mengumpulkan, analisis, dan interpretasi data dalam bentuk angka. Dan
statistik juga merupakan bilangan yang menunjukkan sifat-sifat (karakteristik) data yang
dikumpulkan tersebut.
Statistika dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan cara-cara mengumpulkan fakta/data, pengolahan data, kemudian menganalisis data
tersebut sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan/keputusan. Penggunaan istilah statitika
berakar dari istilah - istilah dalam bahasa latin “modern statisticum collegiums (“dewan
negara”) dan bahasa Italian statista (“negarawan” atau “politikus”). Statistik memegang peran
penting dalam penelitian,baik dalam penyusunan model,perumusan hipotesa dalam
pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data,dalam penyusunan desain penelitian
,dalam penentuan sampel dan dalam analisa data.dalam bayak hal ,pengolahan dan analisa
datya tidak luput dari penerapan tehnik dan metode statistik tertentu ,yang mana kehadiranya
dapat memberikan dasar bertolak dalam menjelaskan hubungan-hubungan yang
terjadi.statistik dapat digunakan sebagai alat untuk memgetahui apakah hu bungan kualitas
antara dua atau lebih variabel benar-benar terkait secara benar dalam suatu kualitas empiris
atau hubungan tersebut hanya bersifat random atau kebetulan saja.
Di dalam statistik deskriptif kita selalu mengusahakan agar data dapat disajikan dalam
bentuk yang lebih berguna, lebih mudah dipahami dan lebih cepat dimengerti. Jika data yang
ada hanya sedikit, kita tidak mengalami kesulitan untuk membaca dan mengerti angka-angka
itu, tetapi apabila data yang tersedia banyak sekali jumlahnya, maka untuk mengerti data
tersebut kita akan mengalami kesulitan. Untuk memudahkannya data harus disusun secara
sistematis atau teratur kedalam distribusi frekuensi
B. Tujuan pratikum
Memahami distribusi frekuensi dan mampu melakukan pengolah dat dalam penentuan
ukuran- ukuran statistik.
Menganalisa data hasil pengolahan software MINITAB.
C. Manfaat pratikum
Sofware MINITAB
BAB II
A. DISTRIBUSI FREKUENSI
Di dalam statistik deskriptif kita selalu mengusahakan agar data dapat disajikan dalam
bentuk yang lebih berguna, lebih mudah dipahami dan lebih cepat dimengerti. Jika data yang
ada hanya sedikit, kita tidak mengalami kesulitan untuk membaca dan mengerti angka-angka
itu, tetapi apabila data yang tersedia banyak sekali jumlahnya, maka untuk mengerti data
tersebut kitaakan mengalami kesulitan. Untuk memudahkannya data harus disusun secara
sistematis atau teratur kedalam distribusi frekuensi.
Contoh: Penjualan agen tiket PT Garuda per hari dalam jutaan rupiah
= 1 + 3,3 Log 80
= 7,28 ———Ø 7
2. Mencari Range
= 37,82 – 5,45
= 32,37 ………..Ø 32
= 32/7
= 4,57 …………….Ø 5
4. Menentukan Kelas
Penjualan
Kelas
(Dalam Jutaan Rp)
Kelas I 5 – 9,99
Kelas II 10 – 14,99
Kelas III 15 – 19,99
Kelas IV 20 – 24,99
Kelas V 25 – 29,99
Kelas VI 30 – 34,99
Kelas VII 35 – 39,99
Distribusi kategorikal
Distribusi frekuensi numerik adalah Distribusi frekuensi yang didasarkan pada data-
data kontinum yaitu data yang berdiri sendiri dan merupakan suatu deret hitung, sedangkan
yang dimaksud dengan Distribusi frekuensi kategorikal adalah Distribusi frekuensi yang
didasarkan pada data-data yang terkelompok. Jika data masih berbentuk kontinum, maka
harus diubah lebih dahulu menjadi data kategorikal dan selanjutnya beru dicari frekuens
masing-masing kelompok.
Contoh:
Penelitian terhadap nilai pembaca S1 Jurusan Teknik Informatika untuk mata kuliah
statistik pada suatu perguruan tinggi. Dari hasil pengambilan sampel secara random(acak)
terambil sampel sebanyak 30 nilai statistik.
Dari sampel tersebut diperoleh data dengan penyebarannya sebagai berikut:
75 80 30 70 20 35 65 65 70 57
55 25 58 70 40 35 36 45 40 25
15 55 35 65 40 15 30 30 45 40
Nilai F
15-25 5
26-36 7
37-47 6
48-58 4
59-69 3
70-80 5
30
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kelas bagi distribusi frekuensi
kategorikal:
1. Jumlah kelas
2. Lembar kelas
3. Batas kelas
1. Jumlah kelas
Tidak ada aturan umum yang menentukan jumlah kelas. H.A. Sturges pada tahun
1926 menulis artikel dengan judul: “The Choice of a Class Interval” dalam Journal of the
American Statistical Association, yang mengemukakan suatu rumus untuk menentukan
banyaknya kelas sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n
Dimana:
K = banyaknya kelas
rumus ini disebut Kriterium Sturges dan merupakan suatu perkiraan tentang
banyaknya kelas. Misalnya data dengan n = 100, maka banyaknya kelas K adalah sebagai
berikut:
Disarankan interval atau lebar kelas adalah sama untuk setiap kelas. Pada umumnya,
untuk menentukan besar kelas (panjang interval) digunakan rimus:
Dimana:
c = lebar kelas
k = banyaknya kelas
nilai F
48-54 1
55-61 2
62-68 7
69-75 12
76-82 7
83-89 3
90-6 2
34
Nilai 48-54 disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun mulai data terkecil
hingga terbesar. Urutan kelas interval pertama adalah 48-54, dan urutan kelas unterval kedua
adalah 55-61, demikian seterusnya. Semua kelas interval berada di kolom sebelah kiri.
Sedangkan nilai yang berada disebelah kanan adalah nilai frekuansi yang disingkat f. f = 1
berarti yang mempunyai nilai antara 48 sampai 58 sebanyak 1. Nilai-nilai dikiri kelas interval
(48,55,62,69,76,83,90) disebut batas bawah kelas. Nilai 48 disebut batas bawah kelas
pertama, nilai 55 disebut batas bawah kelas kedua, dan sterusnya. Sedangkan nilai-nilai yang
di kanan kelas interval (54,61,68,75,82,89,96) disebut batas atas kelas.
Selisih positif antara batas bawah dengan batas atas harus sama yang disebut lebar kelas.
Misalnya kita memiliki data terbesar 95 dan data terkecil 10 dengan jumlah kelas 9, maka di
dapat:
3. Batas kelas
Batas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu kelas.
Sedangkan batas kelas atas mengidentifikasi kemungkinan nilai terbesar dalam suatu kelas.
Contoh:
Jawab
37 37 41 41 42 43 43 45 47 48
48 48 48 48 50 51 51 52 52 53
Langkah 2 tentukan nilai max dan min
Range = 53-37=16 (kelas interval harus mampu menampung semua data observasi)
k = 1 + 3,3 log n
Nilai Frekuensi
37-40 2
41-44 5
45-48 7
49-52 5
53-56 1
X f fr fk* fk**
X1 f1 f1/n*100 f1 f1+f2+…+fi+…+fk
X2 f2 f2/n*100 f1+f2 f2+…+fi+…+fk
. . . . .
. . . . .
. . . . .
Xi fi fi/n*100 f1+f2+…+fi fi+…+fk
. . . . .
. . . . .
. . . . .
Xk fk fk/n*100 f1+f2+…+fi+…+fk fk
Contoh:
Contoh lain:
Data pengukuran tinggi badan atas 100 orang. Setelah dilakukan penyederhanaan
data(tinggi badan dikelompokkan menjadi 7 kelompok/kelas), maka distribusi frekuensi
absolut dan relatif dapat dikihat pada tabel dibawah ini:
Distribusi frekuensi Satuan adalah frekuensi yang menunjukan berapa banyak data
pada kelompok tertentu. Contoh-contoh Distribusi frekuensi diatas menunjukkan Distribusi
frekuensi satuan, baik yang numerik maupun relatif. Yang dimaksud distribusi frekuensi
kumulatif adalah distribusi frekuensi yang menunjukkan jumlah frekuensi pada sekelompok
nilai tertentu mulai dai kelompok sebelumnya sampai kelompok tersebut.
B. UKURAN STATISTIK
statistik adalah bilangan yang diperoleh dari sekumpulan data statistik melalui proses
sritmatik tertentu. Ukuran yang dihitung dari kumpulan data sampel dinamakan
statistic sedangkan apabila dihitung dari kumpulan data populasi dinamakan paramater.
Rumus :
Rumus :
b. Median
Median adalah titik tengah dari keseluruhan satuan data. Oleh karena itu terdapat 50%
data yang berapa dibawah atau sama dengan nilai tersebut dan 50% data yang berada diatas
atau sama dengan data tersebut.
Jenis - jenis median yaitu :
Rumus :
- Median data terkelompok
c. Modus
Umumnya modus dipakai sebagai "nilai rata-rata" bagi data kualitatif yang digunakan
sebagai sebuah kesimpulan. Data observasi yang mempunyai 2 modus disebut bimodus dan
data observasi yang mempunyai lebih dari 2 modus disebut bimodus.
Jenis - jenis modus :
Hubungan antara Mean, Median, dan Modus adalah dapat digunakan mengetahui
kemiringan kurva poligon distribusi frekuensi data observasi.
1. Mean = Median = Modus => Kurvanya simetris
2. Mean < Median < Modus => Bentuk kurvanya miring ke kiri
3. Mean > Median > Modus => Bentuk kurvanya miring ke kanan
d. Kuartil
Untuk menentukan kuartil dengan cara :
1. Susun data menurut urutan nilainya
2. Tentukan letak kuartil
3. Tentukan nilai kuartil
Jenis-jenis kuartil :
- Kuartil data tidak terkelompok
Suatu data yang membagi sekelompok data yang sudah diurutkan menjadi empat
bagian yang sama banyaknya, makan akan K1, K2, K3 atau Q1, Q2, Q3
Jenis-Jenis Desil
f. Persentil
Merupakan ukuran letak yang paling halus karena pembagiannya 1 sampai 9.
Jenis-jenis Persentil :
2. UKURAN PENYEBARAN
Yaitu Memberikan gambaran seberapa besar data menyebar dalam kumpulannya agar
dapat diketahui seberapa jauh data-data menyebar dari titik pemusatnya.
a. Range (Jangkauan)
Digunakan untuk melihat atau menentukan perbedaan antara data yang paling besar
dengan data yang paling kecil. Jika data upah para pekerja, maka jangkauan dapat digunakan
untuk melihat perbedaan upah antara upah tertinggi dengan upah terendah.
Rata – rata simpangan adalah jumlah jarak tiap data dengan mean dibagi banyak data.
c. Simpangan Baku
Merupakan ukuran simpangan yang paling banyak digunakan. baku terbagi menjadi 2
yaitu :