Anda di halaman 1dari 2

KMNU dan Peran Kesantrian di Di sisi lain, santri tidak hanya dimaknai sebagai seorang

yang belajar di pesantren. Menurut K.H. Musthofa Bisri (Gusmus)


Lingkungan Kampus
Santri bukan yang mondok saja, tetapi siapapun yang berakhlak
Oleh : Musa, S.Pd. (Presidium Nasional V KMNU)
santri, yang tawadhu` kepada Gusti Allah, tawadhu` kepada orang-
Alumni Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
orang alim kalian namanya santri.

Berbicara lebih lanjut tentang santri dan perannya saat ini,


tak bisa dinafikan bahwa peran santri sebagai dinamisator kehidupan
ummat harus berkontribusi pula dalam persaingan global. Langkah
pertama adalah dari perbaikan peran-peran santri di lembaga
pendidikan formal terutama kampus-kampus negeri. Fakta
menunjukan pemimpin-pemimpin Indonesia mayoritas terlahir dari
dunia kampus, terutama kampus umum dan negeri ternama. Tatkala
nilai-nilai kesantrian tidak didakwahkan di dunia kampus, maka
Mondok, ayo mondok, lantangkan bahwa kamu santri
kampus hanya akan melahirkan kaum intelektual yang tidak
nusantara”. Lantunan lirik mars ayo mondok tersebut sering kita
bermoral. Tidak jarang pula, alumni-alumni pesantren yang masuk
dengar saat ini. Mars tersebut menjadi pemacu setiap santri dalam
kampus menjadi mangsa oleh kelompok radikal yang sudah lama
melangkahkan kaki mencari ilmu dan keberkahan kepada Kiai di
bersarang dan menduduki jalan dakwah di sana.
pesantren. Pesantren merupakan tempat bagi santri dididik menjadi
manusia Islam Indonesia yang berakhlak, memiliki semangat Saat ini di sebagian besar kampus umum dan negeri di Jawa,

toleransi, dan selalu mencintai negeri. Sumatera, dan Bali sudah berdiri organisasi Keluarga Mahasiswa
Nahdlatul Ulama atau KMNU. KMNU dalam pengembangannya akademisi. Santri di Indonesia saat ini memiliki SDM yang
berkonsentrasi pada dakwah kesantrian. Melalui misi membentuk berkualitas, sudah selayaknya sumber daya tersebut ditingkatkan
generasi yang rahmatan lil`alamin, KMNU membawa slogan dan dimanfaatkan bersama KMNU baik dalam berupa
memahasiswakan santri dan menyantrikan mahasiswa. Slogan riset/penelitan, menulis, dan pengabdian masyarakat berbasis
tersebut mengisyaratkan bahwa mahasiswa saat ini harus mulai akademisi.
mengedepankan akhlak, tawadhu`, seperti akhlaknya santri, dan
KMNU adalah media yang tepat untuk selalu
santri saat ini harus pula mulai menjadi kaum berjiwa intelektual
mengembangkan jiwa kesantrian di kampus. Data hasil survey
dan kritis terhadap perkembangan zaman seperti jiwa mahasiswa.
depnas litbang KMNU Pusat 2018, Kader KMNU se-Indonesia yang
Berbagai upaya yang dilakukan KMNU untuk menunjukan masuk tahun 2018, sebesar 56 % kader adalah non alumni pesantren
eksistensi santri di dunia kampus adalah melalui empat pilar , adapun 44 % kader adalah alumni pondok pesantren. Hadirnya
dakwah. Melaksanakan dakwah yang berfokus pada amaliyah KMNU sangat mewadahi alumni pesantren dan non alumni
santri, seperti kajian kitab, maulid, istighasah, dan ziaroh kubur. pesantren untuk tetap berjiwa santri di kampusnya masing-masing.
Melaksanakan dakwah berbasis silaturahmi, silaturahmi pada
Sebagai upaya menujukan mahasiswa yang santri, santri
dosen, pejabat kampus, ulama dan habaib sekitar kampus, dan
yang mahasiswa. KMNU senantiasa mengedepankan akhlak dalam
berupaya mendekatkan mahasiswa melalui silaturahmi dan
berjuang dan berdakwah. KMNU berprinsip menyampaikan aspirasi
berkegiatan di pesantren. Pilar dakwah ketiga adalah melaksanakan
dan pendapat dengan baik melalui diskusi dan silaturahmi serta
dakwah berbasis media, diantaraya media sosial baik online
menghindari demonstrasi. Peran KMNU di kampus yang strategis
maupun offline, karena dunia saat ini tak bisa dipisahkan oleh
untuk membekali generasi yang berkualitas guna mengisi peran-
media. Oleh karena itu, dakwah kesantrian harus bersaing di bidang
peran strategis pembangunan bangsa di masa depan.
media. Pilar dakwah yang keempat adalah dakwah berbasis

Anda mungkin juga menyukai