Anda di halaman 1dari 11

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.

03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-1. KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
JUDUL Kepatuhan Identifikasi Pasien
TIPE Struktur √ Proses Outcome Proses & outcome
INDIKATOR
TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian petugas rumah sakit dalam melaksanakan
proses identifikasi pasien yang mendukung keselamatan pasien.
DEFINISI Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas pasien menggunakan minimal 2
OPERASIONAL identitas dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label atau bentuk identitas lainnya
sebelum memberikan pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di rumah sakit.
ALASAN DAN Memperbaiki dan meningkatkan ketelitian identifikasi pasien pada saat melaksanakan
IMPLIKASI pelayanan atau pengobatan dan kesesuaian pelayanan atau pengobatan kepada pasien.
Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar di dalam organisasi
kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling serius
terhadap keselamatan pasien.
FORMULA Jumlah proses yang telah dilakukan identifikasi secara benar dalam 1 bulan (pasien):
Jumlah proses pelayanan yang diobservasidalam 1 bulan (pasien) x 100% = %
NUMERATOR Jumlah proses yang telah dilakukan identifikasi secara benar dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah proses pelayanan yang diobservasi yang seharusnya melaksanakan proses
identifikasidalam 1 bulan
TARGET 100%
KRITERIA Semua pasien rawat inap
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilakukan dengan teknik sampling setiap hari, dengan melaksanakansupervisi identitas
pasien oleh kepala ruangan rawat inap untuk setiap pasien baru
REKAPITULASI Setiap bulandilakukan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
UNIT
ANALISA & Setiap tiga bulandilakukan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Kepala Instalasi Rawat Inap
FORMAT
PENCATATAN KEPATUHAN
NO TGL NAMA PASIEN BARU NO RM IDENTIFIKASI PASIEN KET
YA TIDAK
1 2 3 4 5 10
1
2
3
dst
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-2. EMERGENCY RESPON TIME (WAKTU TANGGAP PELAYANAN
GAWATDARURAT ≤ 5 MENIT)
JUDUL Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawatdarurat ≤ 5 Menit)
TIPE Struktur √ Proses Outcome Proses & outcome
INDIKATOR
TUJUAN Tergambarnya kecepatan pelayanan gawatdarurat.
DEFINISI Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah waktu yang dibutuhkan mulai
OPERASIONAL pasien dilakukan Triage di IGD sampai mendapat pelayanan dokter.
Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum ditangani berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan/trauma/penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan
dan sumber daya yang ada.
ALASAN DAN Janji hasil pelayanan gawatdarurat merupakan gambaran manajemen dalam
IMPLIKASI peningkatan kualitas di Instalasi Gawat Darurat. Pelayanan gawatdarurat tentunya harus
dilakukan dalam waktu yang cepat untuk pengobatan dan kesembuhan pasien.
FORMULA Jumlah pasien gawat, darurat dan gawat-darurat yang mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratannya dalam waktu ≤ 5 menitdalam 1 bulan (pasien) : Jumlah seluruh
pasien-pasien gawat, darurat dan gawat-darurat yang mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan di rumah sakit tersebutdalam 1 bulan (pasien) x 100% = %
NUMERATOR Jumlah pasien gawat, darurat dan gawat-darurat yang mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan dalam waktu ≤ 5 menit.
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien gawat, darurat dan gawat-darurat yang mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan di rumah sakit tersebut.
TARGET 100%
KRITERIA Semua pasien gawat, pasien darurat dan pasien gawat darurat.
INKLUSI
KRITERIA Situasi bencana (disaster)/ musibah massal.
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilakukan dengan teknik sampling setiap hari, dengan melaksanakansupervisi waktu
tanggap pelayanan gawatdarurat oleh kepala IGD untuk setiap pasien baru.
REKAPITULASI Setiap bulandilakukan oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat.
UNIT
ANALISA & Setiap tiga bulandilakukan oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat.
PELAPORAN
AREA Instalasi Gawat Darurat.
PIC Kepala Instalasi Gawat Darurat.
FORMAT
PENCATATAN JAM PASIEN JAM PASIEN RENTANG
DILAKUKAN DIPERIKSA WAKTU
NO TGL NAMA NO RM DIAGNOSA
TRIAGE DOKTER KOLOM 6
(PK. . WIB) (PK. . WIB) &7
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
dst
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-3. WAKTU TUNGGU DI RAWAT JALAN
JUDUL Waktu Tunggu di Rawat Jalan
TIPE INDIKATOR Struktur √ Proses Outcome Proses & outcome
TUJUAN Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap rumah
sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien.
DEFINISI Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien kontak dengan petugas
OPERASIONAL pendaftaran sampai dilayani oleh dokter/ dokter spesialis.
ALASAN DAN Janji hasil pelayanan waktu tunggu rawat jalan merupakan gambar manajemen
IMPLIKASI peningkatan kualitas di Instalasi Rawat Jalan.
FORMULA Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey (pasien) : Jumlah
seluruh pasien rawat jalan yang disurvey (pasien) x 100 = %
NUMERATOR Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
TARGET 60 % (≤ 60 menit)
KRITERIA INKLUSI Semua pasien yang berobat di poliklinik
KRITERIA Pasien medical check up/ pasien tidak datang saat dipanggil
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilakukan dengan teknik sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi
waktu tunggu rawat jalan oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan untuk setiap pasien
yang berobat di klinik.
REKAPITULASI Setiap bulandilakukan oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan
UNIT
ANALISA & Setiap tiga bulandilakukan oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan
PELAPORAN
AREA Klinik Rawat Jalan
PIC Kepala Instalasi Rawat Jalan
FORMAT
PENCATATAN Nama Klinik :
Hari/ Tgl :
Jam px
Jam px Rentang
No Klinik Nama Pasien No. RM diperiksa KET
datang Waktu
Dokter
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
dst
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3.IW-4.PENUNDAAN OPERASI ELEKTIF
JUDUL Penundaan Operasi Elektif
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses & outcome
TUJUAN Tergambarnya ketepatan dalam penjadwalan operasi di pelayanan bedah
DEFINISI Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang direncanakan.
OPERASIONAL Operasi Elektif adalah operasi atau tindakan yang dijadwalkan.
Tindakan operasi elektif termasuk mata, paru.
ALASAN DAN Tepat jadwal operasi merupakan gambaran manajemen terhadap kualitas di
IMPLIKASI Ruang Kamar Bedah. Pelayanan yang sesuai dengan jadwal diperlukan untuk
kesembuhan pasien.
FORMULA Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubah (orang) : Jumlah pasien
operasi elektif (orang) x 100% = %
NUMERATOR Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubahdalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien operasi elektifdalam 1 bulan
TARGET 5%
KRITERIA INKLUSI RS Umum dan RS Mata: semua pasien operasi elektif yang dijadwalkkan
RS Ketergantungan Obat dan RS Jiwa: semua pasien yang dilakukan tindakan
(ECT + Psikoterapi dan Tindakan Detoksifikasi + Psikoterapi)
RS Paru: semua pasien yang dilakukan tindakan bronkoskopi elektif.
KRITERIA Penundaan atas indikasi medis.
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan register bedah dilakukan setiap hari di ruang penerimaan pasien (sign
in) dilaksanakan oleh stafKamar Bedah.
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Kepala Ruang Kamar Bedah.
UNIT
ANALISA & Setiap tiga bulan, oleh Kepala Ruang Kamar Bedah.
PELAPORAN
AREA Kamar Bedah
PIC Kepala Kamar Bedah
FORMAT Register kamar bedah (elemen kolom dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan)
PENCATATAN
N NO NAMA UM DIAG
STATUS ALAMAT DPJP HP APS RUJUK DELAY BATAL ALASAN
O RM PASIEN UR NOSA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

3
d
s
t
Verifikasi:
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-5. KEPATUHAN JAM VISITE DOKTER SPESIALIS
JUDUL Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses & outcome
TUJUAN Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian
pelayanan
DEFINISI Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis sebagai DPJP adalah kunjungan dokter
OPERASIONAL spesialis untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
setiap hari sebelum jam 14.00 termasuk hari libur.
ALASAN DAN Jam visite dokter Spesialis yang dilakukan sebelum jam 14.00 merupakan
IMPLIKASI gambaran manajemen dalam peningkatan kualitas pelayanan. Jam visite dokter
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku menjadi tanggung jawab
setiap DPJP, hal tersebut sangat membantu dalam melihat perkembangan
kondisi pasien.
FORMULA Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14.00 pada hari berjalan (visitasi) :
Jumlah visite dokter spesialis pada hari berjalan (visitasi) x 100% = %
NUMERATOR Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14.00 pada hari berjalan
DENOMINATOR Jumlah visite dokter spesialis pada hari berjalan
TARGET 80%
KRITERIA INKLUSI Semua pasien rawat Inap
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Dilakukan dengan teknik sampling setiap hari, dengan melaksanakansupervisi
jam visite dokter spesialis oleh kepala ruangan rawat inap untuk setiap pasien
baru masuk, batasan pukul 14.00 dan hari libur.
REKAPITULASI UNIT Setiap bulandilakukan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
ANALISA & Setiap tiga bulandilakukan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Kepala Instalasi Rawat Inap
FORMAT
PENCATATAN JAM VISITE DOKTER DPJP
NAMA SEBELUM JAM 14:00 PADA
NAMA
NO TGL NO RM DOKTER HARI BERJALAN KET
PASIEN
DPJP
YA TIDAK
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-6. WAKTU LAPOR HASIL TES KRITIS LABORATORIUM
JUDUL Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses &
outcome
TUJUAN Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.
DEFINISI Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium adalah waktu yang diperlukan untuk
OPERASIONAL memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil pemeriksaan
dan mulai dibaca oleh Dokter/ Analis Laboratorium sampai hasilnya diterima oleh
dokter yang mengirim (lisan atau tulisan).
ALASAN DAN Janji hasil pelayanan laboratorium khususnya hasil tes kritis merupakan gambaran
IMPLIKASI manejemen peningkatan kualitas di unit laboratorium. Pelayanan penunjang sangat
diperlukan untuk menegakan diagnosis yang tentunya harus dilakukan dalam waktu
yang cepat.
FORMULA Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan ≤ 30 menit (pemeriksaan) :
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis (pemeriksaan) x 100%= %
NUMERATOR Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan ≤ 30 menit
DENOMINATOR Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis
TARGET 100%
KRITERIA -
INKLUSI
KRITERIA Semua pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium yang bukan Kritis dan tidak
EKSKLUSI termasuk RED Category Condition ; hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik
kritis yang sudah dapat dilihat oleh DPJP/perujuk melalui sistem informasi dan sudah
ditindaklanjuti.
PENCATATAN Setiap hari kerja dengan total sampling dicatat oleh staf Unit Laboratorium setiap ada
pasien yang diperiksa tes kritis laboratorium
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Staf Unit Laboratorium
UNIT
ANALISA & Setiap tiga bulan, Kepala Unit Laboratorium
PELAPORAN
AREA Unit Laboratorium
PIC Kepala Unit Laboratorium
FORMAT
PENCATATAN Jam Lapor
Jam Hasil Rentang
Hasil
Nama No Jenis Diterima Waktu
No Tanggal Pemeriksaan Ket
Pasien RM Pemeriksaan Loket Hasil Kolom 3&4
Lab Kritis
(Pk. . WIB) (menit)
(Pk. . WIB)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
dst
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-7.KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM NASIONAL BAGI RS
PROVIDER BPJS
JUDUL Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS Provider BPJS
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses & outcome
TUJUAN Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
DEFINISI Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah kepatuhan para dokter
OPERASIONAL meresepkan obat kepada pasien sesuai dengan daftar obat-obatan Formularium
Nasional.
Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium nasional.
ALASAN DAN Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah suatu daftar obat baku beserta
IMPLIKASI peraturannya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di suatu
rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat yang sah
dan kebutuhan pasien di rumah sakit.
FORMULA Jumlah resep yang patuh dengan formularium nasional (resep) : Jumlah seluruh
resep (resep) x 100%
NUMERATOR Jumlah resep yang patuh dengan formularium nasional
DENOMINATOR Jumlah seluruh resep
TARGET 80%
KRITERIA INKLUSI Semua resep yang dilayani di RS
KRITERIA EKSKLUSI 1. Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS tetapi dibutuhkan oleh pasien
dan telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Medik dan mendapatkan
persetujuan dari Direktur.
2. Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat nasional
berdasarkan e-katalog habis/kosong.

PENCATATAN Setiap hari kerja, dengan purposive sampling setiap order obat harus diperiksa,
oleh staf Instalasi Farmasi, item obat yang tidak sesuai maka dicatat sebagai
insiden
REKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh StafInstalasi Farmasi
ANALISA&PELAPORA Setiap tiga bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi
N
AREA Instalasi Farmasi
PIC Kepala Instalasi Farmasi
FORMAT
PENCATATAN JAM SELURUH JUMLAH OBAT NAMA OBAT
NAMA NO
NO TGL ITEM OBAT YG YG TIDAK SESUAI YG TIDAK KET
PASIEN RM
DIORDER FORMULARIUM SESUAI
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
dst
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-8. KEPATUHAN CUCI TANGAN
JUDUL Kepatuhan Cuci Tangan
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses & outcome
TUJUAN Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap kebersihan tangan
DEFINISI Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan untuk
OPERASIONAL membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan
mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan
sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol
(handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009)
ALASAN DAN Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah
IMPLIKASI infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk
menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk
keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama
yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia
menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia
memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan
infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen
paling penting dalam pencegahan infeksi.
FORMULA Total kebersihan tangan yang dilakukan(catatan) : Peluang kebersihan tangan
(catatan) x 100%
NUMERATOR Total kebersihan tangan yang dilakukan
DENOMINATOR Peluang kebersihan tangan
TARGET 85%
KRITERIA INKLUSI Semua peluang kebersihan tangan
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan purposive sampling ketika
ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen. Dilakukan oleh PPI RS dengan dimungkinkan
melakukan sampling (quick survey)
REKAPITULASI UNIT Panitia PPI RS setiap bulan
ANALISA&PELAPORAN Panitia PPI RS setiap bulan
AREA Semua Area Klinis
PIC Ketua Panitia PPI RS
FORMAT Checklist dan format observasi kebersihan tangan dengan metode enam
PENCATATAN langkah dan lima momen sesuai format Tim PPI RS
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-9. KEPATUHAN UPAYA PENCEGAHAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN
JATUH PADA PASIEN RAWAT INAP
JUDUL Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh Pada
Pasien Rawat Inap
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses & outcome
TUJUAN Tergambarnya kepedulian petugas terhadap keselamatan pasien
DEFINISI Upaya pencegahan jatuh meliputi :
OPERASIONAL 1. Screening di rawat jalan/ IGD
2. Asesmen awal risiko jatuh
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya pencegahan jatuh pada
pasien yang berisiko sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rs.
ALASAN DAN Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko jatuh
IMPLIKASI dan membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan resiko.
Kekurangan staf, perawat yang tidak berpengalaman, serta tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien beresiko untuk jatuh dan
mengalami perlukaan. Salah satu upaya untuk mengurangi resiko pasien jatuh
adalah dengan menempatkan perawat profesional pada bangsal-bangsal
tempat perawatan pasien.
FORMULA Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien jatuh
(kasus) : Jumlah kasus semua pasien yang berisiko jatuh (kasus) x 100%
NUMERATOR Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien jatuh
DENOMINATOR Jumlah kasus semua pasien yang berisiko jatuh
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI Semua kasus berisiko jatuh
KRITERIA EKSKLUSI Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti
pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan
pasien menolak edukasi.
PENCATATAN Dilakukan dengan teknik sampling setiap hari, dengan melaksanakansupervisi
upaya pencegahan risiko pasien jatuh oleh kepala ruangan rawat inap untuk
setiap pasien baru
REKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
ANALISA&PELAPORAN Setiap tiga bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Kepala Bidang Pelaporan Insiden dan Pembelajaran PMKP
FORMAT
PENCATATAN PEMASANGAN PEMASANGAN
PEMASANGAN
NAMA GELANG LABEL RESIKO
NO NO RM BEDRAIL KET
PASIEN RESIKO JATUH JATUH

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-10.KEPATUHAN TERHADAP CLINICAL PATHWAY
JUDUL Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses & outcome
TUJUAN Tergambarnya kepedulian petugas medis terhadap pelayanan pasien
DEFINISI Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para staf medis/ DPJP
OPERASIONAL dalam menggunakan clinical pathway untuk memberikan asuhan klinis pasien
secara terstandarisasi dan terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya
variasi proses asuhan klinis.
ALASAN DAN Petugas medis bertanggung jawab dalam memberikan asuhan klinis pasien
IMPLIKASI secara terstandarisasi dan terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya
variasi proses asuhan klinis. Asuhan klinis harus dilakukan dengan tepat waktu
sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi.
FORMULA Jumlah kasus yang penanganannya patuh dengan kriteria 5 Clinical Pathway
(kasus) : Jumlah total kasus yang masuk dalam kriteria 5 clinical pathways
yang ditetapkan (kasus) x 100%
NUMERATOR Jumlah kasus yang penanganannya patuh dengan kriteria 5 Clinical Pathway
DENOMINATOR Jumlah kasus semua pasien yang berisiko jatuhJumlah total kasus yang
masuk dalam kriteria 5 clinical pathways yang ditetapkan
TARGET 80%
KRITERIA INKLUSI Semua pasien yg menderita penyakit yg ditetapkan dalam CP
KRITERIA EKSKLUSI Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama perawatan.
Pasien yang meninggal
PENCATATAN Dilakukan dengan teknik sampling setiap hari, dengan melaksanakansupervisi
clinical pathway oleh kepala ruangan rawat inap untuk setiap pasien baru
REKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
ANALISA&PELAPORAN Setiap tiga bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Kepala Bidang Mutu, Kepala Instalasi Rawat Inap
FORMAT
PENCATATAN KEPATUHAN TERHADAP
NO NAMA PASIEN NO RM CLINICAL PATHWAY KET
YA TIDAK
1 2 3 4 5 10
1
2
3
dst
Verifikasi :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TK III 03.06.01 CIREMAI

INDIKATOR PMKP WAJIB


STANDAR PMKP 3. IW-11.KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA
JUDUL Kepuasan Pasien dan Keluarga
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses & outcome
TUJUAN Terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
DEFINISI Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa
OPERASIONAL pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan pelanggan dapat
dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan
pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan
pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu
pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
ALASAN DAN Kepuasan pasien menggambarkan kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas
IMPLIKASI harus dimulai dari kebutuhan pasiendan berakhir pada presepsi pasien (Kotler,
1994). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan
sudut pandang atau persepsi pihak Rumah Sakit, melainkanberdasarkan sudut
pandang atau presepsi pasien. Persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan
Rumah Sakit merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu
pelayanan Rumah Sakit.
FORMULA Hasil Penilaian IKM. Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei (dalam prosen): Skala Maksimal Penilaian IKM. Jumlah total
pasien yang disurvei x 100%
NUMERATOR Hasil Penilaian IKM. Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei (dalam prosen)
DENOMINATOR Skala Maksimal Penilaian IKM. Jumlah total pasien yang disurvei
(n minimal 50)
TARGET 80%
KRITERIA INKLUSI Semua pasien, keluarga, pengunjung
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Dilakukan dengan teknik sampling setiap hari, dengan melaksanakansupervisi
kepuasan pasien dan keluarga oleh kepala ruangan rawat inap untuk setiap
pasien baru
REKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
ANALISA&PELAPORAN Setiap tiga bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Kepala Bidang Mutu, Kepala Instalasi Rawat Inap
FORMAT
PENCATATAN KEPATUHAN TERHADAP
NO NAMA PASIEN NO RM CLINICAL PATHWAY KET
YA TIDAK
1 2 3 4 5 10
1
2
3
dst
Verifikasi :

Anda mungkin juga menyukai