Anda di halaman 1dari 64

RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Surgikal di Ruang 14 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Departemen : Surgikal Persepti : Yurike Olivia Sella


Periode : 4-9 November 2019 Preseptor : Pak Muslik
Ruang : R. 14 Minggu ke :5

A. Target yang Ingin Dicapai


Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Osteosarcoma selama 6
hari (4-9 November ), yaitu:
1. Dapat melakukan pengkajian pada pasien
2. Mampu menganalisis data yang didapat
3. Mampu membuat prioritas masalah pada pasien
4. Mampu menentukan tujuan dan kriteria hasil dari prioritas masalah
5. Mampu membuat rencana intervensi
6. Mampu mengimplementasikan renpra, yaitu:
1) Memasang infus
2) Melakukan tranfusi darah
3) Mengambil darah vena
4) Mengambil darah arteri
5) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic
6) Merawat luka dengan teknik aseptic
7) Merawat luka kronis
8) Merawat luka gangrene
9) Memberikan edukasi preoperative
10) Melatih mobilisasi pasien postoperative
11) Memberikan posisi yang benar pada pasien untuk mencegah rotasi eksternal
decubitus
12) Melakukan monitoring kecukupan nutrisi
13) Menghitung balance cairan dan manajemen cairan
14) Melakukan mobilisasi pasien :
ROM aktif
ROM pasif
15) Mengajarkan teknik relaksasi dengan napas dalam
16) Melakukan injeksi :
SC
IV
IM
17) Melakukan pemeriksaan gula darah dengan GD stick
7. Mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan
B. Rencana Kegiatan
TIK Jenis Kegiatan Waktu Kriteria hasil
1 Melakukan pengkajian pada klien sesuai Hari BHSP dan data yang
dengan kasus, meliputi: 1-2 diperoleh dapat mewakili
a. Komunikasi terapeutik
kondisi klien.
b. Pengkajian fisik
c. Data penunjang
2 Menganalisis data dari hasil pengkajian Hari Data dianalisis menjadi
1-2 diagnosa keperawatan
3 Menetapkan diagnosa dan prioritas Hari Diagnosa sesuai dengan
masalah keperawatan 1-2 kondisi actual klien.
4 Menetapkan tujuan sesuai kriteria hasil Hari Tujuan dan kriteria hasil yang
1-2 sesuai dengan kondisi klien

5 a. Mencari literatur untuk membuat Hari a. Literatur memberikan


intervensi keperawatan 1-2 informasi intervensi
b. Membuat renpra
keperawatan yang tepat
sesuai kondisi klien
b. Renpra disesuaikan
dengan tindakan yang
akan diberikan pada klien
6 Melakukan implementasi Hari ke Dapat melakukan prosedur
Melakukan skill/keterampilan sebagai
1-6 tindakan sesuai dengan SOP
berikut:
1. Memasang infus
2. Melakukan tranfusi darah
3. Mengambil darah vena
4. Mengambil darah arteri
5. Menyiapkan pasien untuk
pemeriksaan diagnostic
6. Merawat luka dengan teknik aseptic
7. Merawat luka kronis
8. Merawat luka gangrene
9. Memberikan edukasi preoperative
10. Melatih mobilisasi pasien
postoperative
11. Memberikan posisi yang benar pada
pasien untuk mencegah rotasi
eksternal decubitus
12. Melakukan monitoring kecukupan
nutrisi
13. Menghitung balance cairan dan
manajemen cairan
14. Melakukan mobilisasi pasien :
ROM aktif
ROM pasif
15. Mengajarkan teknik relaksasi dengan
napas dalam
16. Melakukan injeksi :
SC
IV
IM
17. Melakukan pemeriksaan gula darah
dengan GD stick
7 Mengevaluasi setiap tindakan yang Hari ke Evaluasi berdasarakan tujuan
dilakukan dan evaluasi proses 5-6 dan kriteria hasil yang telah
keperawatan secara keseluruhan ditetapkan

C. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


1. Struktur
- Mahasiswa membuat dan mengumpulkan rencana kegiatan mingguan pada hari
pertama praktek.
- Mahasiswa membuat dan mengumpulkan laporan pendahuluan sesuai kasus
yang diberikan pada hari pertama praktek.
2. Proses
- Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada pasien kelolaan pada hari
pertama.
- Mahasiswa membaca SOP sebelum melakukan tindakan ke pasien.
- Mahasiswa meminta pembimbingan pada tindakan-tindakan yang membutuhkan
pengawasan.
3. Hasil
- Mahasiswa mampu membuat pengkajian keperawatan.
- Mahasiswa mampu membuat analisa data dan intervensi keperawatan.
- Mahasiswa mampu mengimplemantasikan rencana keperawatan yang telah
dibuat.
- Mahasiswa mengetahui obat-obatan pada pasien dengan Osteosarcoma
- Mahasiswa mampu membuat catatan perkembangan dan evaluasi pada pasien
dengan Osteosarcoma

Mengetahui Malang, 4 November 2019


Pembimbing Klinik R. 14 Mahasiswa

( ) Yurike Olivia Sella


NIM. 190070300111028
LAPORAN PENDAHULUAN

“OSTEOSARCOMA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgical

Ruang 14 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :

Yurike Olivia Sella

190070300111028

Kelompok 1A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOSARKOMA

I.KONSEP DASAR PENYAKIT


A. PENGERTIAN
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut (Price, 1998).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor yang muncul dari mesenkim
pembentuk tulang. (Wong, 2003).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang
paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-
laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi padaakhir masa remaja penyakit ini lebih
banyak ditemukan pada anak laki-laki (Smeltzer, 2001).
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur.

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat
meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, Keturunan,
Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan
radiasi ), (Smeltzer. 2001).
Adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarcoma antara lain :
1. Trauma
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya
injuri. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab
utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang
menyebabkan osteosarcoma.

2. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis
juga diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma ini. Salah satu contoh
adalah radium. Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang
aneurismal, fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan
osteosarcoma.
3. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberculosis
mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarcoma.
4. Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarcoma baru dilakukan
pada hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan oncogenik virus pada
osteosarcoma manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan
adanya partikel seperti virus pada sel osteosarcoma dalam kultur jaringan. Bahan
kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan besarnya
ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma selama masa
pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas
bagaimana hormon dapat mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma.
5. Keturunan ( genetik )

C. PATHOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.
Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada
ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara histolgik, tumor
terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring
dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau
kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor
ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya;
garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang penyebab pastinya tidak diketahui.
Ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan osteosarkoma.Sel berdiferensiasi
dengan pertumbuhan yang abnormal dan cepat padatulang panjang akan menyebabkan
munculnya neoplasma (osteosarkoma). Penampakan luar dari osteosarkoma adalah
bervariasi. Bisa berupa:
1. Osteolitik dimana tulang telah mengalami perusakan dan jaringan
lunak diinvasi oleh tumor.
2. Osteoblastik sebagai akibat pembentukan tulang sklerotik yang baru.
Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, dan pada
hasil pemeriksaan radigrafi menunjukkan adanya suatu bangunan yang
berbentuk segitiga. Walaupun gambaran ini juga dapat terlihat pada berbagai
bentuk keganasan tulang yang lain, tetapi bersifat khas untuk osteosarkoma; tumor
itusendiri dapat menghasilkan suatu pertumbuhan tulang yang bersifat abortif.
Gambaran seperti ini pada radiogram akan terlihat sebagai suatu “sunburst”(pancaran
sinar matahari).
Reaksi tulang normal dengan respon osteolitik dapat bermetastase ke paru- paru
dan keadaan ini diketahui ketika pasien pertama kali berobat. Jika belumterjadi
penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%. Tetapi jika sudah
terjadi penyebaran ke paru-paru merupakan angka mortalitastinggi.Tumor bisa
menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut
fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin. Dapat juga terjadi
pembengkakan, dimana pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah
(Smeltzer, Suzanne C,2001).

D. PATHWAY
Terlampir

E. KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut WHO ditetapkan berdasarkan atas criteria histologist, jenis
diferensiasi sel-sel tumor yang diperhatikan dan jenis inter seluler matriks yang di
produksi. Dalam hal ini dipertimbangkan sifat-sifat tumor, asal usul sel serta
pemeriksaan histologist menetapkan jenis tumor bersifat jinak atau ganas.
Sel-sel dari musculoskeletal berasal dari mesoderm tapi kemudian berdiferensiasi
menjadi beberapa sel osteoklas, kondroblas, fibroblas, mieloblas. Oleh karena itu
sebaiknya klasifikasi tumor tulang berdasarkan atas asal sel, yaitu bersifat osteogenik,
kondrogenik atau mielogonik.Meskipun demikian terdapat kelompok yang tidak
termasuk dalam kelompok tumor yaitu kelainan reaktif (reactive bone) atau hamartoma
yang sebenarnya berpotensi menjadi ganas. Beberapa hal yang penting yang
sehubungan dengan penetapan klasifikasi yaitu:
a. Jaringan yang mudah menyebar tidak selalu harus merupakan jaringan asal.
b. Tidak ada hubungan patologis atau klinis dalam kategori khusus.
c. Sering tidak ada hubungan antara kelainan jinak dan ganas dengan unsure-unsur
jaringannya. Misalnya osteoma dan osteosarkoma.
d. Beberapa tumor hanya disebut dalam suatu kelompok yang sederhana, misalnya
osteosarkoma
Asal sel Jinak Ganas
Osteogenik Osteoma Osteosarkoma
Osteoid Osteoma Parosteal Osteosarkoma
Osteoblastoma Osteoblastoma
Kondrogenik Kondroma Kondrosarkoma
Osteokondroma Kondrosarkoma Juksta Kortikal
Fibroma Kondromiksoid Kondroblastoma
Fibroma Kondromiksoid
Giant Cell Tumor Osteoklastoma
Mielojenik Sarkom Ewing
Sarkoma Retikulum
Limfosarkoma
Mieloma
Vaskuler Hemangioma Angiosarkoma
Limfangioma
Intermediate : Tumor Glomus
Hemangio-Endotelioma
Hemangio-Perisitoma
Jaringan Lunak Fibroma Desmo Plastik Fibrosarkoma
Lipoma Liposarkoma
Mesenkimoma Ganas
Sarkoma tak berdeferesiansi
Tumor lain Neurinoma Kondroma
Neurofibroma Adamantinoma
Tumor tanpa klasifikasi Kista Soliter
Kista Aneurisma
Kista Juksta-Artikuler
Defek Metafisis
Granuloma Eosinofil
Displasia Fibrosa
Miositis Osifikans
Tumor Brown
Hiperparatiroidisme

F. BEBERAPA VARIASI DARI OSTEOSARKOMA


a. Parosteal Osteosarkoma
Parosteal osteosarkoma yang tipikal ditandai dengan lesi pada permukaan tulang,
dengan terjadinya diferensiasi derajat rendah dari fibroblast dan membentuk waven
bone atau lamellar bone. Biasanya terjadi pada umur lebih tua dari osteosarkoma
klasik, yaitu pada umur 20 – 40 tahun. Bagian posterior dari distal fermur
merupakan daerah predileksi yang paling sering, selain bisa juga mengenai tulang-
tulang panjang yang lainnya. Tumor dimulai dari daerah korteks tulang dengan dasar
yang lebar, yang makin lama lesi ini bisa invasi kedalam korteks dan masuk ke
endosteal. Pengobatanny adalah dengan cara operasi, melakukan eksisi dari tumor
dan survival ratenya bisa mencapai 80-90%.
b. Periosteral Osteosarkarmo
Periosteral osteosarkoma merupakan osteosarkoma derajat sedang (moderate-grade)
yang merupakan lesi pada permukaan tulang bersifat kondroblastik, dan sering
terdapat pada daerah proksimal tibia. Sering juga dapat pada diafise tulang panjang
seperti pada femur dan bahkan bisa pada tulang pipih seperti mandibula. Terjadi
pada umur yang sama dengan klasik osteosarkoma. Derajat metastasenya lebih
rendah dari osteosarkoma klasik yaitu 20%-35% terutama ke paru-paru.
Pengobatannya adalah dilakukan operasi marginal-wide eksisi (wide-margin
surgical resection), dengan didahului preoperative kemoterapi dan dilanjutkan
sampai post-operasi.
c. Telangiectasis Osteosarkoma
Telangiectasis osteosarkoma pada plain radiografi kelihatan gambaran lesi yang
radiolusen dengan sedikit kalsifikasi atau pembentukan tulang. Dengan gambaran
seperti ini sering dikelirukan dengan lesi binigna pada tulang seperti aneurismal
bone cyst. Terjadi pada umur yang sama dengan klasik osteosarkoma. Tumor ini
mempunyai derajat keganasan yang sangat tinggi dan sangat agresif. Diagnosis
dengan biopsy sangat sulit oleh karena tumor sedikit jaringan yang padat, dan sangat
vaskuler. Pengobatannya sama dengan osteosarkoma klasik, dan sangat reposif
terhadap adjuvant chemotherapy.
d. Osteosarkarmo Sekunder
Osteosarkoma dapat terjadi dari lesi jinak pada tulang, yang mengalami mutasi
sekunder dan biasanya terjadi pada umur yang lebih tua, misalnya bisa berasal dari
paget’s disease, osteblastoma, fibous dysplasia, benign giant cell tumor, Contoh
klasik dari osteosarkoma sekuder adalah yang berasal dari paget’s disease yang
disebut pegetic osteosarcomas. Di Eropa merupakan 3% dari seluruh osteosarkoma
dan terjadi pada umur yang tua. Lokasi yang tersering adalah humerus, kemudian di
daerah pelvis dan femur. Perjalanan penyakit sampai mengalami degenerasi ganas
memakan waktu cukup lama 15-25 tahun dengan mengeluh nyeri pada daerah
inflamasi dari paget’s disease. Selanjutnya rasa nyeri nertambah, disusul oleh
terjadinya destruksi tulang. Prognosis dari pegetic osteosarcomas sangat jelek
dengan five years survival rate rata-rata hanya 8%. Oleh karena terjadi pada orang
tua, maka pengobatan dengan kemoterapi tidak merupakan pilihan karena
toleransinya rendah.
e. Osteosarkarmo Intrameduler derajat Rendah
Tipe ini sangat jarang dan merupakan variasi osseofibrous derajat rendah yang
terletak intrameduler. Secara mikrospik gambarannya mirip parosteal osteosarkoma.
Lokasinya pada daerah metafise tulang dan terbanyak pada daerah lutut. Penderita
biasanya mempunyai umur yang lebih tua yaitu 15-65 tahun, mengenai laki-laki dan
wanita hampir sama. Pada pemeriksaan radiografi, tampak gambaran sklerotik pada
daerah intrameduler metafise tulang panjang. Seperti pada parosteral osteosarkoma,
osteosarkoma tipe ini mempunyai prognosis yang baik dengan hanya melakukan
local eksisi saja.
f. Osteosarkarmo Akibat Radiasi
Osteosarkarmo bisa terjadi setelah mendapatkan radiasi melebihi dari 30Gy.
Onsetnya biasanya sangat lama berkisar antara 3-35 tahun, dan derajat keganasannya
sangat tinggi dengan prognosis jelek dengan angka metastasenya tinggi.
g. Multisentrik Osteosarkarmo
Disebut juga Multifocal Osteosarcoma. Variasi ini sangat jarang yaitu terdapatnya
lesi tumor yang secara bersamaan pada lebih dari satu tempat. Hal ini sangat sulit
membedakan apakah sarcoma memang terjadi bersamaan pada lebih dari satu tempat
lesi tersebut merupakan suatu metastase. Ada dua tipe yaitu: tipe Synchronous
dimana terdapatnya lesi secara bersamaan pada lebih dari satu tulang. Tipe ini sering
terdapat pada anak-anak dan remaja dengan tingkat keganasannya sangat tinggi.
Tipe lainnya adalah tipe Metachronous yang terdapat pada orang dewasa, yaitu
terdapat tumor pada tulang lain setelah beberapa waktu atau setelah pengobatan
tumor pertama. Pada tipe ini tingkat keganasannya lebih rendah.

F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada pasien dengan Osteosarkoma menurut Smeltzer Suzanne
C (2001) adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
2. Pembekakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
3. keterbatasan gerak
4. kehilangan berat badan (dianggap sebagai temuan yang mengerikan).
5. Masa tulang dapat teraba, nyeri tekan, dan tidak bisa di gerakan, dengan
peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
6. Kelelahan, anoreksi dan anemia.
7. Lesi primer dapat mengenai semua tulang, namun tempat yang paling sering
adalah distal femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus
8. Gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
Biasanya gambaran radiogram dapat membantu untuk menentukan keganasan
relatif daritumor tulang. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis meliputi foto sinar-x lokal pada lokasi lesi atau foto survei
seluruh tulang ( bone survey ) apabila ada gambaran klinis yang mendukung
adanya tumor ganas/ metastasis. Foto polos tulang dapat memberikan gambaran
tentang:
a. Lokasi lesi yang lebih akurat, apakah pada daerah epifisis, metafisis, diafisis,
ataupada organ-organ tertentu.
b. Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
c. Jenis tulang yang terkena.
d. Dapat memberikan gambaran sifat tumor, yaitu:
e. Batas, apakah berbatas tegas atau tidak, mengandung kalsifikasi atau tidak.
f. Sifat tumor, apakah bersifat uniform atau bervariasi, apakah memberikanreaksi
pada periosteum, apakah jaringan lunak di sekitarnya terinfiltrasi.
g. Sifat lesi, apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
Pemeriksaan radiologi lain yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pemindaian radionuklida.
Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil seperti osteoma.
b. CT-scan.
Pemeriksaan CT-scan dapat memberikan informasi tentang keberadaantumor,
apakah intraoseus atau ekstraoseus.
c. MRI
MRI dapat memberika informasi tentang apakah tumor berada dalam
tulang,apakah tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke jaringan lunak.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan/ penunjang dalam
membantumenegakkan diagnosis tumor.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi:
a. Darah. Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah,
haemoglobin,fosfatase alkali serum, elektroforesis protein serum, fosfatase
asam serum yangmemberikan nilai diagnostik pada tumor ganas tulang.
b. Urine . Pemeriksaan urine yang penting adalah pemeriksaan protein Bence-
Jones.
3. Biopsi
Tujuan pengambilan biopsi adalah memperoleh material yang cukup untuk
pemeriksaanhistologist, untuk membantu menetapkan diagnosis serta grading
tumor. Waktu pelaksanaanbiopsi sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan radiologi yangdipergunakan pada grading. Apabila pemeriksaan CT-
scan dilakukan setelah biopsi, akan tampak perdarahan pada jaringan lunak yang
memberikan kesan gambaran suatu keganasanpada jaringan lunak.
Ada dua metode pemeriksaan biopsi, yaitu :
a. Biopsi tertutup dengan menggunakan jarum halus ( fine needle aspiration,
FNA) dengan menggunakan sitodiagnosis, merupakan salah satu biopsi untuk
melakukandiagnosis pada tumor.
b. Biopsi terbuka.
Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui tindakan operatif. Keunggulan
biopsi terbuka dibandingkan dengan biopsi tertutup, yaitu dapat mengambil
jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologis dan
pemeriksaanultramikroskopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan,
dan mengurangikecenderungan perbedaan diagnostik tumor jinak dan tunor
ganas (seperti antara enkondroma dan kondrosakroma, osteoblastoma dan
osteosarkoma). Biopsi terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan
kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada reseksi end-block .

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul,antara lain gangguan produksi anti- bodi,infeksi
yang biasa disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang luas dan merupakan juga
efek dari kemoterapi,radioterapi,dan steroid yang dapat menyokong terjadinya
leucopenia dan fraktur patologis,gangguan ginjal dan system hematologis,serta
hilangnya anggota ekstremitas.Komplikasi lebih lanjut adalah adanya tanda – tanda
apatis dan kelemahan.

I. PENATALAKSANAAN
Pengobatan bertujuan untuk menghancurkan atau mengankat jaringan maligna
dengan menggunakan metode yang seefektif mungkin.
Penatalaksanaan yang bisa diberikan:
1. Tindakan Medis
a. Pembedahan secara menyeluruh atau amputasi. Amputasi dapat dilakukan melalui
tulang daerah proksimal tumor atau sendi proksimal dari pada tumor.
b. Kemoterapi.
Merupakan senyawa kimia untuk membunuh sel kanker. Efektif pada kanker yang
sudah metastase. Dapat merusak sel normal.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan osteosarkamo
adalah kemoterapi preoperative (preoperative chemotherapy) yang disebut juga
dengan induction chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi
postoperative (postoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant
chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya,
sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan secara
dini terhadap terjadinya mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu
mempermudah melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus
masih dapat mempertahankan ekstrimnya. Pemberian kemoterapi posperatif paling
baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah operasi.
Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma
adalah : doxorubicin (Andriamycin), cisplatin (Platinol), ifosfamide (Ifex), mesna
(Rheumatrex). Protocol standar yang digunakan adalah doxorubicin dan cisplatin
dengan atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi induksi
(neoadjuvant) atau terai adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah dengan
ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis yang
intensif, terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate 60-80%.
c. Radiasi.
Efek lanjut dari radiasi dosis tinggi adalah timbulnya fibrosis. Apabila fibrosisini
timbul di sekitar pleksus saraf maka bisa timbul nyeri di daerah yang
dipersarafinya. Nyeri di sini sering disertai parestesia. Kadang-kadang akibat
fibrosis ini terjadi pula limfedema di daerah distal dari prosesfibrosis tersebut.
Misalnya fibrosis dari pleksus lumbosakral akan menghasilkan nyeri disertai
perubahan motorik dan sensorik serta limfedema di kedua tungkai.
d. Analgesik atau tranquiser.
Analgesik non narkotik, sedativa, psikoterapi serta bila perlu narkotika.
e. Diet tinggi protein tinggi kalori.

2. Tindakan Keperawatan
a) Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
b) Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan
dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli
psikologi atau rohaniawan.
c) Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.
Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.
Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
d) Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Data pasien yang harus dikaji mencakup beberapa hal yaitu:
1. Identitas Pasien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa/ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan
alamat.
2. Riwayat Penyakit Terdahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang berat/penyakit
tertentu yang memungkinkan berpengaruh pada kesehatan sekarang, kaji adanya
trauma prosedur operatif dan penggunaan obat-obatan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena, Klien mengatakan susah
untuk beraktifitas/keterbatasan gerak, Mengungkapkan akan kecemasan akan
keadaannya
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti
yang dialami klien/gangguan tertentu yang berhubungan secara langsung dengan
gangguan hormonal seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
5. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual yang Mungkin Terganggu
a) Bernapas
Gejala: Napas pendek, dispnea nocturnal paroksismal, batuk dengan atau
tanpa sputum.
Tanda: Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul, batuk produktif.
b) Makan dan Minum
Gejala: Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan
bahan pengawet), Anoreksia, mual/muntah, Intoleransi makanan.
Tanda: Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia,
berkurangnya massa otot, Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema.
c) Eliminasi
Gejala: Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat
defikasi. Perubahan eliminasi urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar
pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen.
d) Aktifitas
Gejala: Kelemahan, malaise.
Tanda: Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak, Pekerjaan
atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi
e) Istirahat Tidur
Gejala : Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari
Tanda : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
f) Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh pasien biasanya meningkat pada infeksi.
g) Kebersihan/Hygiene
Pasien tidak dapat melakukan personal hygiene secara mandiri akibat
kelemahan yang dialami.
h) Nyaman
Gejala: Nyeri tekan/nyeri lokal pada sisi yang sakit, mungkin hebat atau
dangkal.
Tanda : Perilaku hati – hati (distraksi), gelisah, jalan pincang
i) Keamanan
Gejala: Berulangnya infeksi. Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen,
pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda: Fraktur tulang, kalsifikasi metastasik, keterbatasan gerak sendi, Ruam
kulit, ulserasi.
j) Komunikasi dan Sosialisasi
Gejala: Kesulitan menjalankan fungsi peran dalam keluarga.
k) Belajar
Kebanyakan pasien tidak mengetahui penyakit yang dialaminya serta apa
pemicu munculnya stroke tersebut.
l) Rekreasi
Pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur atau pun keluar rumah karena
mengalami kelemahan dan mengikuti prosedur pengobatan
m) Prestasi
n) Spiritual

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik atau inflamasi.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya tumor
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan kerusakan
muskuloskeletal
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status kesehatan
5. Resiko cedera berhubungan dengan tumor
6. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis dan kerusakan jaringan
7. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan hipermetabolik
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi
9. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

C. INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut NOC: NIC:
Pain Manajement
berhubungan dengan 1. Pain level
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Pain control
obstruksi jaringan
3. Comfort level secara komprehensif termasuk
saraf atau inflamasi.
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
1. Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri (tahu penyebab presipitasi.
2. Observasi reaksi non verbal dan
nyeri,mampu
ketidaknyamanan, seperti pasien
menggunakan teknik
tampak meringis, dan
non farmakologi untuk
memegangi bagian tubuh yang
mengurangi nyeri)
sakit.
2. Melaporkan bahwa
3. Gunakan tehnik komunikasi
nyeri berkurang dengan
terapeutik untuk mengetahui
menggunakan
pengalaman nyeri pasien.
manajemen nyeri 4. Kontrol lingkungan yang dapat
3. Mampu mengenali menpengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri ruangan, pencahayaan dan
(skala,intensitas,frekue kebisingan.
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
nsi, dan tanda nyeri)
6. Pilih dan lakukan penanganan
4. Menyatakan rasa
nyeri (farmakologi (analgetik),
nyaman setelah nyeri
dan non – farmakologi (relaksasi
berkurang
nafas dalam)
7. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi.
8. Ajarkan tentang tehnik non –
farmakologi.
9. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
2 Gangguan citra NOC: NIC:
tubuh berhubungan 1. Body Image Body Image Enhancement
2. Self esteem
dengan adanya 1. Diskusikan dengan klien
tumor Kriteria Hasil: tentang perubahan dirinya
1. Body image positif 2. Bantu klien dalam
2. Mampu
memutuskan tingkat actual
mengidentifikasi
perubahan dalam tubuh atau
kekuatan personal
level fungsi tubuh
3. Mendiskripsikan
3. Monitor frekuensi pernyataan
secara faktual
klien
perubahan fungsi 4. Berikan dukungan dan suport
tubuh mental serta spiritual.
4. Mempertahankan 5. Libatkan keluarga untuk
interaksi sosial memberikan dukungan sacara
mental dan spiritual

3 Hambatan NOC : NIC :


Exercise therapy : ambulation
mobilitas fisik 1. Joint Movement :
1. Monitoring vital sign
berhubungan Active
sebelm/sesudah latihan dan lihat
dengan 2. Mobility Level
respon pasien saat latihan
penurunan 3. Self care : ADLs 2. Konsultasikan dengan terapi fisik
kekuatan dan 4. Transfer performance tentang rencana ambulasi sesuai
kerusakan Kriteria hasil: dengan kebutuhan
3. Bantu klien untuk menggunakan
muskuloskeletal 1. Klien meningkat
tongkat saat berjalan dan cegah
dalam aktivitas fisik
terhadap cedera
2. Mengerti tujuan dari
4. Ajarkan pasien atau tenaga
peningkatan mobilitas
kesehatan lain tentang teknik
3. Memverbalisasikan
ambulasi
perasaan dalam 5. Kaji kemampuan pasien dalam
meningkatkan kekuatan mobilisasi
6. Latih pasien dalam pemenuhan
dan kemampuan
kebutuhan ADLs secara mandiri
berpindah
sesuai kemampuan
4. Memperagakan
7. Dampingi dan Bantu pasien saat
penggunaan alat Bantu
mobilisasi dan bantu penuhi
untuk mobilisasi
kebutuhan
(walker) ADLs
1. Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
2. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
4 Ansietas NOC: NIC:
berhubungan dengan  Anxiety self control Penurunan Kecemasan
ancaman kematian  Anxiety level 1. Gunakan pendekan yang
dan perubahan status  Coping menyenangkan
kesehatan Kriteria hasil : 2. Nyatakan dengan jelas harapan

1. Klien mampu terhadap pelaku pasien

mengidentifikasi dan 3. Jelaskan semua prosedur dan

mengungkapkan gejala apa yang dirasakan selama

cemas. prosedur

2. Mengidentifikasi, 4. Temani pasien untuk

mengungkapkan dan memberikan keamanan dan

menunjukkan teknik mengurangi takut

untuk mengontrol cemas. 5. Dengarkan dengan penuh

3. Vital sign dalam batas perhatian

normal 6. Identifikasi tingkat kecemasan

4. Postur tubuh, ekspresi 7. Bantu pasien mengenal situasi

wajah, bahasa tubuh, dan yang menimbulkan kecemasan

tingkat aktivitas 8. Dorong pasien untuk

menunjukkan mengungkapkan perasaan,

berkurangnya ketakutan, persepsi

kecemasan. 9. Intruksikan pasien


menggunakan teknik relaksasi

5 Resiko cedera NOC: NIC :


1. Risk Kontrol Enviroment Management
berhubungan dengan
Kriteria Hasil:
(Manajemen Lingkungan)
tumor 1. Klien terbebas dari
1. Indentifikasi kebutuhan
cidera
keamanan pasien berdasarkan
2. Klien mampu
level fisik dan fungsi koognitif
menjelaskan
serta riwayat kebiasaan
cara/metode untuk
sebelumnya.
mencegah
2. Indentifikasi benda-benda
injury/cidera
beresiko di lingkungan.
3. Klien mampu
menjelaskan faktor 3. Pindahkan benda-benda
resiko dari berbahaya dari lingkungan
lingkungan/perilaku pasien.
4. Modifikasi lingkungan
personal
4. Mampu meminimalisir bahaya dan
menggunakan resiko.
5. Siapkan pasien dengan telfon
fasilitas kesehatan
emergency.
yang ada
6. Beritahu pasien terhadap resiko
individual dan kelompok
mengenai bahaya dan resiko.
7. Kolaborasikan dengan petugas
lain untuk meningkatakan
keamanan lingkungan.
6 Resiko infeksi NOC : NIC :
berhubungan dengan 1. Immune Status Infection Control
2. Knowledge : Infection
penyakit kronis dan 1. Pertahankan teknik aseptif
control 2. Batasi pengunjung bila perlu
kerusakan jaringan
3. Risk control 3. Cuci tangan setiap sebelum dan
Kriteria Hasil : sesudah tindakan keperawatan
4. Gunakan baju, sarung tangan
1. Klien bebas dari tanda
sebagai alat pelindung
dan gejala infeksi
5. Ganti letak IV perifer dan
2. Menunjukkan
dressing sesuai dengan
kemampuan untuk
petunjuk umum
mencegah timbulnya
6. Gunakan kateter intermiten
infeksi
untuk menurunkan infeksi
3. Jumlah leukosit dalam
kandung kencing
batas normal
7. Tingkatkan intake nutrisi
4. Menunjukkan perilaku
Infection Protection
hidup sehat 1. Monitor tanda dan gejala
v infeksi sistemik dan lokal
2. Pertahankan teknik isolasi k/p
3. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
4. Monitor adanya luka
5. Dorong masukan cairan
6. Dorong istirahat
7. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
8. Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam

7 Resiko NOC : NIC :


1. Nutritional Status Nutrision Management
ketidakseimbangan
2. Nutritional Status : food 1. Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
and fluid intake
kebutuhan yang 3. Nutritional Status : menentukan jumlah kalori dan
berhubungan dengan nutrient intake nutrisi yang dibutuhkan pasien
4. Weight control 3. Anjurkan pasien untuk
hipermetabolik
Kriteria Hasil :
meningkatkan intake Fe
1. Adanya peningkatan
4. Anjurkan pasien untuk
berat badan sesuai
meningkatkan protein dan vitamin
dengan tujuan
C
2. Berat badan ideal sesuai
5. Monitor jumlah nutrisi dan
dengan tinggi badan
kandungan kalori
3. Mampu mengidentifikasi
6. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda
7. Kaji kemempuan pasien untuk
malnutrisi
mendapatkan nutrisi yang
5. Menunjukkkan
dibutuhkan
peningkatan fungsi
Nutrition Monitoring
pengecapan dari menelan
Tidak terjadi penurunan 1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat
berat badan yang berarti
badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang bisa dilakukan
4. Monitor lingkungan selama
makan
5. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
6. Monitor mual muntah
7. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor kalori dan intake nutrisi
8 Resiko kerusakan NOC: NIC :
integritas kulit 1. Tissue Integrity : Pressure Management
berhubungan dengan Skin and Mucous 1. Anjurkan pasien untuk
efek radiasi Membranes menggunakan pakaian yang
2. Hemodyalis Akses longgar
Kriteria Hasil : 2. Hindari kerutan padaa tempat
1. Integritas kulit yang tidur
baik bisa 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap
dipertahankan bersih dan kering
2. Melaporkan adanya 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi
gangguan sensasi pasien) setiap dua jam sekali
atau nyeri pada 5. Monitor kulit akan adanya
daerah kulit yang kemerahan
mengalami 6. Oleskan lotion atau
gangguan minyak/baby oil pada derah
3. Menunjukkan yang tertekan
pemahaman dalam 7. Monitor aktivitas dan
proses perbaikan mobilisasi pasien
kulit dan mencegah 8. Monitor status nutrisi pasien
terjadinya sedera 9. Memandikan pasien dengan
berulang sabun dan air hangat
4. Mampu melindungi 10. Inspeksi kulit terutama pada
kulit dan tulang-tulang yang menonjol
mempertahankan dan titik-titik tekanan ketika
kelembaban kulit merubah posisi pasien.
dan perawatan alami 11. Jaga kebersihan alat tenun.
9 Defisit pengetahuan NOC: NIC:
Teaching : Disease Process
berhubungan dengan 1. Kowlwdge : disease
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
kurangnya informasi process
2. Kowledge : health dan keluarga
2. Jelaskan patofisiologi dari
Behavior
penyakit dan bagaimana hal ini
Kriteria hasil: berhubungan dengan anatomi
1. Pasien dan keluarga dan fisiologi, dengan cara yang
menyatakan tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala
pemahaman tentang
yang biasa muncul pada
penyakit, kondisi,
penyakit, dengan cara yang tepat
prognosis dan
4. Gambarkan proses penyakit,
program pengobatan dengan cara yang tepat
2. Pasien dan keluarga 5. Identifikasi kemungkinan
mampu penyebab, dengan cara yang
melaksanakan tepat
6. Sediakan informasi pada pasien
prosedur yang
tentang kondisi, dengan cara
dijelaskan secara
yang tepat
benar
7. Sediakan bagi keluarga informasi
3. Pasien dan keluarga
tentang kemajuan pasien dengan
mampu menjelaskan
cara yang tepat
kembali apa yang
8. Diskusikan pilihan terapi atau
dijelaskan
penanganan
perawat/tim 9. Dukung pasien untuk
kesehatan lainnya mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
10. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat

D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencanca keperawatan yang telah disusun.
Selama implementasi perhatikan respon klien dan dokumentasikan.

E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah NOC yang telah kita rencanakan
telah tercapai atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku / Elizabeth J. Corwin. Jakarta: EGC.
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
keperawatan pasien. Edisi 3 .Jakarta : EGC
Hadaming, Elvi. 2014. Askep Osteosarkoma. http://evyhadaming.blogspot.com/2014/04/askep-
osteosarkoma.html. diakses tanggal 19 Desember 2014. Pukul 20.00 wita
Kurniasih, Amanda. 2013. Laporan Pendahuluan Askep Osteosarkoma.
https://id.scribd.com/doc/168720911/Laporan-Pendahuluan-Osteosarcoma. Diakses
tanggal 19 Desember 2014. Pukul 21.05 wita.
Nanda NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi Revisi
Jilid 1. Jakarta : ECG
Nanda NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi Revisi
Jilid 2. Jakarta : ECG
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4.
Jakarta : EGC
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN OSTEOSARCOMA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgical
Ruang 14 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN


Nama Mahasiswa : Yurike Olivia Sella Tempat Praktik : R. 14 RSSA
NIM : 190070300111028 Tgl. Praktik : 4 - 9 Nov 2019

A. Identitas Klien
Nama : An. S ............................. No. RM : 11406293
Usia : 14 tahun Tgl. Masuk : 23 - 10 - 2019 (19:00)
Jenis kelamin : Perempuan....................... Tgl. Pengkajian : 04 - 10 - 2019
Alamat : Dsn. Mawar, Probolinggo. Sumber informasi : Pasien dan keluarga
No. telepon : -........................................ Nama klg. Dekat yg bisa dihubungi: Ny. S
Status pernikahan : Belum kawin..................... Status : Ibu
Agama : Islam................................. Alamat : Dsn. Mawar, Probolinggo
Suku : Jawa................................. No. telepon : 085232680479
Pendidikan : SMP................................. Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar.............................. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Lama berkerja : -........................................

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : Nyeri
P : Apabila terlalu banyak gerak atau terkena tekanan
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Pada area luka di paha kanan
S : Nyeri berat dengan skala 9
T : Menetap
2. Lama keluhan : Sejak 1 tahun yang lalu dan memberat 1 bulan terakhir
3. Faktor pencetus : Osteosarcoma
4. Faktor pemberat : Apabila terlalu banyak gerak atau terkena tekanan
5. Upaya yg. Telah dilakukan : Pasien langsung dibawa ke RSUD Dr. Moh Saleh
6. Diagnosa medis :
a. Osteosarcoma Femur Dextra.......................................................... Tanggal 2018
b. AKI Stadium Risk............................................................................ Tanggal 23/10/2019
c. Gizi Buruk Marasmus...................................................................... Tanggal 23/10/2019

A. Riwayat Kesehatan Saat Ini


An. S adalah pasien rujukan dari RSUD Dr. Moh Saleh Probolinggo. Pasien datang
dengan keluhan nyeri pada luka di paha kanan yang memberat selama 1 bulan terakhir. Luka
tersebut berukuran 18 x 12 cm. Di RSUD Dr. Moh Saleh Probolinggo pasien mendapatkan
terapi IVFD D5 ½ NS 20 tpm, Pantoprazole 2 x 40 mg, Asam tranexamat 2 x 500 mg dan
Santagesik 3 x 1 gr. Pasien dirujuk karena membutuhkan tindakan operasi dan perawatan lebih
lanjut di RSSA Malang. Sesampainya di RSSA, didapatkan GCS pasien E4V5M6, TD 80/7643
mmHg, Nadi 112 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 37,3oC, SpO2 100% (On Nasal Canule). Setelah
dilakukan pengkajian lebih lanjut, diketahui bahwa pasien sudah terdiagnosa osteosarcoma
sejak 1 tahun yang lalu dan sudah menjalani kemoterapi dan radioterapi selama 5 kali. Pasien
juga mengalami penurunan BB sejak 1 tahun terakhir sebanyak 8 kg (BB awal 43 kg dan BB
saat ini 35 kg). Pada tanggal 29 Oktober, pasien dilakukan tindakan pemasangan CVC pada
area subclavia dextra.
Saat ini pasien masih dalam keadaan lemah dengan TD 100/80 mmHg, Nadi 102
x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 38,2oC, SpO2 100%. Pasien seringkali menangis kesakitan
Pasien juga tampak kurus dan mengatakan terjadi penurunan nafsu makan. Hingga saat ini
pasien masih harus mendapatkan perawatan dan masih belum bisa menjalankan operasi
amputasi karena hasil laboratorium pasien masih belum menunjukkan hasil yang baik sehingga
belum memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila keadaan pasien sudah stabil dan
disertai dengan hasil lab yang baik, maka pasien akan segera dilakukan operasi amputasi.
B. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis&waktu) : Tidak pernah
b. Operasi (jenis&waktu) : Tidak pernah
c. Penyakit:
 Kronis : Osteosarcoma Femur Dextra................................................................
 Akut : Tidak ada
d. Terakhir masuk RS : September 2019...................................................................................
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Tidak ada
3. Imunisasi:
(√) BCG (√) Hepatitis (√) DPT
(√) Polio (√) Campak

4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
- - -
Merokok .................................. ........................................ ........................................
- - -
Kopi .................................. ........................................ ........................................
- - -
Alkohol .................................. ........................................ ........................................
5. Obat-obatan yg digunakan:

Jenis Lamanya Dosis


- - -
.................................................... .............................................. .................................................

C. Riwayat Keluarga

Ayah dan nenek An. S meninggal karena osteosarcoma

GENOGRAM
Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Tinggal dalam
satu rumah
An.S
Meninggal
14 thn

D. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan/Sekolah
Bersih Bersih
 Kebersihan ....................................................... .......................................................
Tidak ada
Tidak ada
 Bahaya kecelakaan ....................................................... .......................................................
Tidak ada
Tidak ada
 Polusi ....................................................... .......................................................
Baik Baik
 Ventilasi ....................................................... .......................................................
Cukup Cukup
 Pencahayaan ....................................................... .......................................................

E. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
0 2 (Dibantu keluarga)
 Makan/minum .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
 Mandi .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
 Berpakaian/berdandan .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
 Toileting .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
 Mobilitas di tempat tidur .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
 Berpindah .................................................... ..................................................s
0 2 (Dibantu keluarga)
 Berjalan .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
 Naik tangga .................................................... ....................................................

PemberianSkor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain lebih dari 1 orang, 4 = tidak
mampu

F. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah Sakit
Segala jenis makanan Diet TKTPRG 3 x 1 porsi dan
 Jenis diit/makanan Nifrisol 4 x 200 cc
.............................................. .................................................
3 kali sehari 3 kali sehari
 Frekuensi/pola .............................................. .................................................
Porsi minimal ½ porsi
 Porsi yg dihabiskan .............................................. .................................................
Nasi, protein, sayur Nasi, sayur, protein, buah, susu
 Komposisi menu .............................................. .................................................
Tidak ada pantangan -
 Pantangan .............................................. .................................................
Kurang baik Kurang baik
 Napsu makan .............................................. .................................................
Turun Turun
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir .............................................. .................................................
Air putih Air putih
 Jenis minuman .............................................. .................................................
6 x 200 cc 5 x 200 cc
 Frekuensi/pola minum .............................................. .................................................
6 gelas/hari 5 gelas/hari
 Gelas yg dihabiskan .............................................. .................................................
Tidak Tidak
 Sukar menelan (padat/cair) .............................................. .................................................
Tidak Tidak
 Pemakaian gigi palsu (area) .............................................. .................................................
Tidak ada Tidak ada
 Riw. Masalah penyembuhan luka .............................................. .................................................

KEBUTUHAN KALORI HARIAN


(655 + (9,6 x 35) + (1,9 x 145)) – (4,7 x 14) = (655 + 336 + 275,5) – 65,8
= 1266,5 – 65,8
= 1200,7 kkal/hari
G. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
 BAB:
1 atau 2 kali sehari 1 kali sehari
- Frekuensi/pola .................................................... .................................................
Padat Padat
- Konsistensi .................................................... .................................................
Coklat dan bau khas Coklat dan bau khas
- Warna & bau .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kesulitan .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi .................................................... .................................................

 BAK:
±5 kali sehari ±3-4 kali sehari
- Frekuensi/pola .................................................... .................................................
Cair Cair
- Konsistensi .................................................... .................................................
Kuning dan bau khas Kuning dan bau khas
- Warna&bau .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kesulitan .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi .................................................... .................................................

Balance Cairan
INPUT
1. Infus : = 500 cc TOTAL INPUT : 1725 cc
2. Injeksi
- Ceftriaxone = 20 cc
- Santagesik = 30 cc
3. Air metabolisme= 175 cc
4. Air Minum = 1000 cc

OUTPUT
1. Urine = 880 cc
TOTAL OUTPUT : 1405 cc
2. IWL = 525 cc
Maka, terjadi kelebihan cairan sebanyak 320cc pada pasien ini

H. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
- 2,5 jam
 Tidur siang: Lamanya .............................................. ....................................................
- 12.00-14.30
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
- Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh.tidur ............................................. ..................................................
8 jam 8 jam
 Tidur malam: Lamanya .............................................. ....................................................
21.00 – 05.00 21.00 - 05.00
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
Nyaman Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan sblm. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Sulit tidur apabila nyeri kambuh
- Kesulitan ............................................. ..................................................
- Teknik relaksasi
- Upaya mengatasi ............................................. ..................................................
I. Pola Kebersihan Diri
Rumah Rumah Sakit
2 kali sehari Seka (2 kali sehari)
 Mandi: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya Ya
- Penggunaan sabun ................................................ ................................................
3 kali seminggu Belum keramas sejak MRS
 Keramas: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya -
- Penggunaan shampoo ................................................ ................................................
2 kali sehari 2 kali sehari
 Gosok gigi: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya Ya
- Penggunaan odol ................................................ ................................................
2 kali sehari 1 kali sehari
 Ganti baju: Frekuensi ................................................. .................................................
1 minggu sekali Belum potong kuku
 Memotong kuku: Frekuensi ................................................. .................................................
Tidak ada Tidak ada
 Kesulitan ................................................. .................................................
- Perawatan kebersihan diri dibantu
 Upaya yg dilakukan keluarga

J. Pola Toleransi – Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri (√) dibantu orang lain, sebutkan ibu
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll):
Tidak ada………………………………………………………………………………………………
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : Bercerita kepada orang tua
4. Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien mengatakan ingin rasa sakit yang dialaminya tidak
timbul lagi setelah dilakukan perawatan atau tindakan operatif
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit : Pasien mudah lelah dan mobilisasi menjadi terhambat
karena luka yang ada di paha kanan

K. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Awalnya An. S adalah sosok yang periang, akan tetapi setelah menderita
osteosarcoma sejak 1 tahun yang lalu, An. S sering murung.
2. Ideal diri : An. S ingin segera sembuh dari penyakitnya agar bisa menjalankan aktifitas
kesehariannya kembali tanpa harus sering ke RS
3. Harga diri : An. S sudah mulai menerima penyakit yang dideritanya meskipun masih belum
sepenuhnya menerima dan masih suka murung atau menyendiri
4. Peran : Peran An. S sebagai pelajar di sebuah sekolah SMP di Probolinggo menjadi terhambat
akibat penyakit yang dideritanya. An. S menjadi jarang sekolah karena harus rutin kontrol, kemo
dan dirawat di RS
5. Identitas diri : An. S selalu diajarkan ibunya untuk selalu berserah diri dengan apapun kondisi yang
diderita

L. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga : Sebagai anak
2. Sistem pendukung : Orang tua
3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub.dengan pasangan
( ) Hub. dengan sanak saudara ( ) Hub.dengan anak

( ) Tidak ada

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : Tidak ada


5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi : Tidak ada

M. Pola Komunikasi

1. Bicara: ( ) Normal ( )Bahasa utama: Indonesia

( ) Tidak jelas ( )Bahasa daerah: Jawa

( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian:............................

( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain( ) Afek: Sadar

2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri

( ) Kos/asrama
( ) Bersama orang lain, yaitu:.........................................................................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut : Tidak ada pantangan, agama Islam

c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta


( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta

N. Pola Seksualitas

1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada

2. Upaya yang dilakukan pasangan:

( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, ............................................................

O. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Sholat berjamaah di
masjid
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: Sholat berjamaah di masjid
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya : Ingin segera pulih agar bisa
menjalankan ibadah seperti sebagaimana mestinya

P. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Pasien terbaring lemah
 GCS : E4 V5 M6
 Tanda-tanda vital: - Tekanan darah : 100/80 mmHg - Suhu : 38,2 oC
- Nadi : 102 x/menit - RR : 20 x/menit
- SpO2 : 100%
 Tinggi badan: 145 cm........................... IMT : 16,6 (Status : Kurang)
 Berat Badan : 35 kg BBI : 39 kg................... BBI..........................................
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Bentuk kepala simetris, tidak terdapat benjolan, A/I/C/D : -/-/-/-, rambut digundul
b. Mata:
Reflek cahaya +/+, pupil 3mm/3mm, konjungtiva anemis +/+, sklera unikterik, tidak terdapat
benjolan maupun hematoma
c. Hidung:
Bentuk simetris, tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat perdarahan
d. Mulut & tenggorokan:
Bibir tidak sumbing, tidak ada lesi, tidak bengkak, tidak terdapat stomatitis, warna lidah
merah muda
e. Telinga:
Bentuk simetris, warna sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi, tidak ada
perdarahan
f. Leher:
Bentuk simetris, warna kulit bagian leher sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi,
tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak terdapat benjolan.
3. Thorak& Dada:
 Dada : Terpasang CVC pada area dextra
 Jantung
- Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa tambahan atau benjolan
Nadi : 102 x/menit
- Perkusi : Dulness, batas jantung normal dimana batasnya yaitu:
 Kanan atas : Intercostae II Linea para sternalis dextra
 Kanan bawah : Inercostae IV Linea para sternalis dextra
 Kiri atas : Intercostae II Linea para sternalis sinistra
 Kiri bawah : Inercostae IV Linea Medio clavicularis sinistra
- Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
 Paru
- Inspeksi : Tidak terdapat retraksi dinding dada, RR : 20x/menit..............................................
- Palpasi : Fremitus vocal dan raba normal
- Perkusi : Suara sonor.............................................................................................................
- Auskultasi: Suara paru vesikuler
Wh : - - Rh : - -

- - - -

- - - -

4. Payudara & Ketiak


Warna kulit sama dengan warna kulit anggota tubuh lainnya, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
atau massa
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak terdapat benjolan atau massa
6. Abdomen
 Inspeksi : Perut flat, tidak ada benjolan, tidak terdapat tanda tanda ascites
 Palpasi : Otot perut supel
 Perkusi : Suara tymphani
 Auskultasi : Bising usus 8 kali/menit
7. Genetalia & Anus
 Tidak ada lesi ataupun benjolan, pasien terpasang pampers
8. Ekstermitas
 Atas : Akral hangat, warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi
 Bawah : Akral hangat, pada paha kanan terdapat benjolan besar yang sudah menjadi luka
dengan panjang 18 cm dan lebar 12 cm, terlihat adanya balutan pada kaki kanan, rembesan
(+), pus (+)
Kekuatan otot : ................................Edema
5 5 - -

1 5 + -

Sistem Neuorologi
- GCS : E4 V5 M6, reflex pupil +/+
- Saraf kranial I (N. Olvaktorius) : Penciuman normal
- Saraf kranial II (N. Optikus) : + I + pupil 3mm I 3 mm, klien dapat bereaksi
iiterhadap cahaya
- Saraf kranial III, IV, VI (N. Okulomotoris, Troklear dan Abdusen) : ukuran pupil 3 mm l 3 mm
- Saraf kranial V (N. Trigeminus) : Klien dapat membuka mulut
- Saraf kranial VII (N. Fasialis) : Wajah simetris, tidak perot
- Saraf kranial VIII (N. Vestibulokoklear) : Klien dapat mendengarkan suara, dan mengikuti
iiperintah suara
- Saraf kranial IX dan X (N. Glosovaringeus dan Vagus) : Tidak ada kesulitan untuk menelan
- Saraf kranial XI(N. Asesoris) : Kedua bahu dapat bergerak bersamaan
- Saraf kranial XII (N. Hipoglosus) : Lidah bergerak secara normal
9. Kulit & Kuku
 Kulit : Kulit cenderung kering
 Kuku : Kuku pendek, kotor, CRT <2 detik

Q. Hasil Pemeriksaan Penunjang


PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI
ANALISA GAS DARAH 4 November 2019
pH 7,33 7,35-7,45 ↓
pCO2 17 mmHg 35-45 mmHg ↓
pO2 89,9 mmHg 80-100 mmHg N
HCO3 9,1 mmol/L 21-28 mmol/L ↓
Kelebihan Basa -17,1 mmol/L (-3)-(+3) mmol/L ↓
Saturasi O2 96,5 % > 95 N
HEMATOLOGI 4 November 2019
Hb 10,3 g/dl 11,4-15,1 g/dL ↓
RBC/ Eritrosit 5,56 106/uL 4,0-5,0 106/uL ↑
6
WBC/ Leukosit 10,71 10 /uL 4,7-11,3 106/uL N
Hematokrit 30,2 % 38-42 % ↓
PLT 347 103/uL 142-424 103/uL N
MCV 54,1 fL 80-93 fL ↓
MCH 18,5 pg 27-31 pg ↓
MCHC 34,2 g/dl 32-36 g/dL N
RDW 15,9 % 11,5-14,5 % ↑
PDW 11 fL 9-13 fL N
MPV 9,4 fL 7,2-11,1 fL N
P-LCR 22,6 % 15,0-25,0 % N
PCT 0,33 % 0,150-0,400 % N
NRBC Absolute 0,00 103/uL
NRBC Percent 0,0 %
Hitung Jenis
 Eosinofil 2,5 % 0-4 % N
 Basofil 0,2 % 0-1 % N
 Neutrofil 70,6 % 51-67 % ↑
 Limfosit 17,5 % 25-33 % ↓
 Monosit 9,2 % 2-5 % ↑
Faal Ginjal
Bilirubin Total 0,6 mg/dL <1 mg/dL N
Bilirubin Direk 0,45 mg/dL <0,25 mg/dL ↑
Bilirubin Indirek 0,15 mg/dL <0,75 mg/dL N
Faal Hati
Albumin 3,28 g/dL 3,5 – 5,5 g/dL ↓
Faal Ginjal
Ureum 66,5 mg/dL 16.6-48.5 mg/dL ↑
Kreatinin 0,77 mg/dL <1.2 mg/dL N
Asam Urat 6,9 mg/dL 2,4-5,7 mg/dL ↑
Kimia Klinik 4 November 2019
Natrium 135 mmol/L 136 – 145 mmol/L ↓

Kalium 3,63 mmol/L 3,5 – 5 mmol/L N

Klorida 108 mmol/L 98 – 106 mmol/L ↑

R. Terapi
- Transfusi PRC (Target Hb : 10) 350 cc (2x selang 24 jam)
- Koreksi Hiponatremi dengan NaCl 3% 290 cc dalam waktu 6 jam
- Koreksi Hipokalemi dengan KCl 7,4% 12 cc diencerkan hingga 40 cc WFI dalam 6 jam (via syringe pump)
- Transfusi albumin 20% 100 cc
- Ceftriaxone 2 x 1 gr
Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri.
Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja dengan cara
menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja pada infeksi virus
seperti pilek dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko terkena infeksi
yang kebal dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi
dokter.

- Santagesik 3x300 mg
Santagesik digunakan untuk mengatasi nyeri akut atau kronik berat seperti sakit kepala, sakit gigi, tumor,
nyeri pasca operasi & nyeri pasca cedera; nyeri berat yang berhubungan dengan spasme otot polos (akut
atau kronik) misalnya spasme otot atau kolik yang mempengaruni GIT, pasase bilier, ginjal, atau saluran
kemih bagian bawah.
- Metamizol 350 gr (k/p)
Metamizole adalah obat untuk mengobati banyak tipe sakit seperti tumor, sakit setelah operasi, atau luka.
Obat ini juga dapat diberikan ketika pengobatan dalam bentuk lain tidak menunjukkan efek apapun.
Metamizole tidak digunakan untuk menangani rasa sakit ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid).

S. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya


Klien mengetahui bahwa penyakit yang dialaminya adalah penyakit yang serius, dan perlahan pasien
sudah mulai bisa menerima kondisi yang terjadi pada dirinya

T. Kesimpulan
An. S adalah pasien dengan diagnosa medis osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk
dan gizi buruk marasmus. Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. S adalah nyeri akut,
ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan dan kerusakan integritas jaringan. Saat ini pasien
masih dalam keadaan lemah dengan TD 100/80 mmHg, Nadi 102 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu
38,2oC, SpO2 100%. Pasien tampak kurus dan mengatakan terjadi penurunan nafsu makan. Pasien
juga seringkali menangis kesakitan. Hingga saat ini pun pasien masih harus mendapatkan perawatan
dan masih belum bisa menjalankan operasi amputasi karena hasil laboratorium pasien masih belum
menunjukkan hasil yang baik sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila
keadaan pasien sudah stabil dan disertai dengan hasil lab yang baik, maka pasien akan segera
dilakukan operasi amputasi.

U. Perencanaan Pulang
 Tujuan pulang : Dsn. Mawar, Probolinggo
 Transportasi pulang : Kendaraan pribadi
 Dukungan keluarga : Orang tua mengatakan bahwa beliau siap membantu An. S dalam
menjalankan perawatan, membantu dalam menjalankan ADL serta memantau status
kesehatannya. Selain itu beliau juga akan men-support pasien secara moral
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : Biaya perawatan dicover oleh BPJS
 Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang : Melakukan KIE kepada keluarga terkait
penyakit yang diderita pasien dan bagaimana perawatan pasien apabila sudah berada di rumah.
 Pengobatan: Pasien disarankan untuk tetap melakukan kontrol di poli bedah sesuai dengan
anjuran dokter.
 Rawat jalan ke : Poli bedah
 Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : Perawatan klien harus dibantu oleh anggota keluarga
lain dan kepatuhan minum obat harus diperhatikan
 Keterangan lain :
Pasien masih harus mendapatkan perawatan dan masih belum bisa menjalankan operasi
amputasi karena hasil laboratorium pasien masih belum menunjukkan hasil yang baik dan belum
memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila keadaan pasien sudah stabil dan disertai dengan
hasil lab yang baik, maka pasien akan segera dilakukan operasi amputasi.
ANALISA DATA

Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : Faktor risiko (genetic) Nyeri Akut
- Pasien mengeluh nyeri ↓
P : Apabila terlalu banyak
Kerusakan gen
gerak atau terkena tekanan
Q : Seperti ditusuk tusuk ↓

R : Pada area luka di paha Proliferasi sel tulang secara


kanan abnormal
S : Nyeri berat dengan ↓
skala 9
Tumor pada tulang
T : Menetap

DO :
Invasi sel tumor ke jaringan
- KU : lemah lunak
- GCS E4V5M6
- Pasien selalu menangis ↓
kesakitan setiap kali
Kalsifikasi jaringan lunak
merasakan nyerinya
- Pasien terdiagnosa

osteosarcoma femur dextra
sejak 1 tahun yang lalu dan Pertumbuhan tulang abnormal
sudah mendapatkan ↓
kemoterapi serta radioterapi Pembengkakan hingga terjadi
sebanyak masing masing 5 luka
kali ↓
- Ayah dan nenek pasien
Pelepasan mediator nyeri
meninggal karena

osteosarcoma
- TD 100/80 mmHg Nyeri Akut
- Nadi 102 x/menit
- RR 20 x/menit

ANALISA DATA

Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
2 DS : Faktor risiko (genetic) Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan nafsu ↓ nutrisi : Kurang dari
makan menurun Kerusakan gen kebutuhan tubuh

DO :
Proliferasi sel tulang secara
- Pasien tampak lemah dan
abnormal
kurus
- Pasien mengalami penurunan ↓
BB sejak 1 tahun terakhir Tumor pada tulang
sebanyak 8 kg ↓
- Tinggi badan: 145 cm
- Berat Badan di RS : 35 kg Invasi sel tumor ke jaringan
- Berat Badan SMRS : 43 kg lunak
- IMT : 16,6 (Status : Kurang)
- BB Ideal : 39 kg ↓
- Terdapat penurunan BB 15%
Kalsifikasi jaringan lunak
dari BB ideal
- Kebutuhan kalori harian : ↓
1200,7 kkal/hari Pertumbuhan tulang abnormal
- Pasien mendapatkan Diet ↓
TKTPRG 3 x 1 porsi dan
Pembengkakan hingga terjadi
Nifrisol 4 x 200 cc dalam
luka
sehari
- Albumin : 3,28 g/dL (N : 3,5 – ↓ ↓
5,5 g/dL) Dilakukan Suplai nutrisi
- Hb : 10,3 g/dl (N : 11,4-15,1
Kemoterapi ke jar. Ca ↑
g/dL)
- Pasien mendapatkan
↓ ↓

transfuse PRC selang setiap Mual Hipermetabolisme


24 jam muntah ke jaringan
dan nafsu ↓
makan menurun Suplai nutrisi
ke jar lain ↓

BB menurun

Ketidakseimbangan nutrisi :
Kurang dari kebutuhan tubuh

ANALISA DATA

Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
3 DS : - Faktor risiko (genetic) Kerusakan
DO :
↓ Integritas
- Pasien terdiagnosa
Kerusakan gen Jaringan
osteosarcoma femur dextra

sejak 1 tahun yang lalu dan
Proliferasi sel tulang secara
sudah mendapatkan
abnormal
kemoterapi serta radioterapi
sebanyak masing masing 5 ↓
kali Tumor pada tulang
- Pada paha kanan terdapat ↓
benjolan besar dan terdapat
Invasi sel tumor ke jaringan
luka dengan panjang 18 cm
lunak
dan lebar 12 cm
- Terlihat adanya balutan pada ↓
kaki kanan Kalsifikasi jaringan lunak
- Rembesan (+)

- Pus (+)
Pertumbuhan tulang
abnormal

Pembengkakan hingga
terjadi luka
↓ ↓
Terdapat Dilakukan
pus dan kemoterapi
rembesan dan radioterapi

Kulit
mengelupas

Kerusakan Integritas
Jaringan

ANALISA DATA

Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
4 DS : Faktor risiko (genetic) Hambatan
- Pasien mengatakan kesulitan ↓ Mobilitas Fisik
untuk melakukan mobilisasi Kerusakan gen
DO : ↓
- KU : lemah Proliferasi sel tulang secara
- Terlihat adanya balutan pada
abnormal
kaki kanan
- Pada paha kanan terdapat ↓
benjolan besar dan terdapat Tumor pada tulang
luka dengan panjang 18 cm ↓
dan lebar 12 cm Invasi sel tumor ke jaringan
- Pasien dibantu keluarga
lunak
dalam melakukan ADL
- Edema ↓
- - Kalsifikasi jaringan lunak
- Kekuatan otot ↓
+ -
5 5 Pertumbuhan tulang

1 5 abnormal

Pembengkakan hingga
terjadi luka

Pasien kesulitan untuk
melakukan mobilisasi

Hambatan Mobilitas Fisik

ANALISA DATA

Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
5 DS : Faktor risiko (genetic) Gangguan Citra
- Keluarga mengatakan bahwa ↓ Tubuh
awalnya An. S adalah sosok Kerusakan gen
yang periang, akan tetapi ↓
setelah menderita
Proliferasi sel tulang secara
osteosarcoma sejak 1 tahun
abnormal
yang lalu, An. S sering

murung.
- An. S mengatakan lebih Tumor pada tulang
sering murung karena malu ↓
dengan kondisi yang diderita Invasi sel tumor ke jaringan
DO : lunak
- Pada paha kanan terdapat ↓
benjolan besar dengan Kalsifikasi jaringan lunak
balutan dan terdapat luka

dengan panjang 18 cm dan
Pertumbuhan tulang
lebar 12 cm
- Terdpat rembesan dan juga abnormal
pus yang berwarna kuning ↓
pada area luka Pembengkakan hingga
- Terdapat perubahan bentuk
terjadi luka
dan fungsiolesa pada paha

bagian kanan
- Edema Pasien malu dengan kondisi

- - yang dialaminya sehingga


cenderung untuk murung
+ -

Gangguan Citra Tubuh

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ruang : R. 14
Nama Pasien : An. S
Diagnosa : Osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk dan gizi buruk marasmus

No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanda


Dx Muncul Teratasi Tangan
1 04-11-2019 Nyeri akut berhubungan dengan infiltrasi
tumor ditandai dengan adanya keluhan
nyeri, gelisah, peningkatan nadi, dan
adanya nyeri tekan
2 04-11-2019 Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan kadar albumin, ditandai dengan
dengan adanya penurunan berat badan dan
kehilangan nafsu makan
3 04-11-2019 Kerusakan integritas jaringan berhubungan
dengan agens cedera biologis
(osteosarcoma) dan agens cedera kimiawi
(kemoterapi dan radioterapi) ditandai
denganadanya benjolan besar dan terdapat
luka dengan panjang 18 cm dan lebar 12
cm serta terdapat pus dan rembesan
4 04-11-2019 Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan adanya gangguan musculoskeletal
(osteosarcoma) ditandai dengan kesulitan
pasien untuk melakukan mobilisasi
5 04-11-2019 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan bentuk dan fungsi tubuh
(osteosarcoma) ditandai dengan
kecenderungan pasien untuk murung

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan No. 1


Nyeri Akut
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri iiipasien
iiiberkurang
Kriteria Hasil : Terjadi kenaikan skor pada masing masing indikator
NOC : Tingkat Nyeri
No. Indikator 1 2 3 4 5

1 Nyeri yang dilaporkan Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada


Berat
(Skala 9-10) (Skala 5-6) (Skala 3-4) (Skala 1-2)
(Skala 7-8)

2 Panjangnya episode >30 menit 15-30 menit 10-15 menit 5-10 menit <5 menit
nyeri

3 Ekspresi nyeri wajah Menangis Meringis Cemberut Wajah datar Tersenyum


kesakitan karena tidak
sakit sama
sekali

4 RR >35 x/ mnt 31-35x/mnt 26-30x/mnt 21-25x/mnt 16-20x/mnt

5 Nadi >160x 140-160x 120-140 100-120 80-100

/mnt /mnt x/mnt x/mnt x/mnt

6 TD Systole Systole: Systole: Sistole: Sistole: 120


100-110
<90 90-100 110-120 Diastole: 80
Diastole:
Diastole Diastole Diastole:
70-80
<60 60-70 80-90

NIC : Manajemen Nyeri


1. Mengukur dan monitoring TTV pasien
2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi sebagai terapi nonfarmakologis
4. Periksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, catat perubahan dalam catatan medis pasien,
informasikan petugas kesehatan lainnya yang merawat pasien.
5. Kolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait pemberian obat analgesik (Santagesik 3 x 300 mg, Ceftriaxone
2 x 1 gr)
Diagnosa Keperawatan No. 2
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, terjadi perbaikan dalam
iiiikeseimbangan nutrisi pasien
Kriteria Hasil : Terjadi kenaikan skor pada masing masing indikator
NOC : Status Nutrisi
No. Indikator 1 2 3 4 5

1 Nafsu makan Nafsu Nafsu Nafsu Nafsu Nafsu


makan makan makan makan makan baik
sangat buruk sedang cukup baik
buruk

2 IMT <15,2 15,2-16,5 16,6 16,7-18,4 18,5

3 Asupan Gizi Sangat Sedikit Cukup Banyak Sangat


sedikit banyak

4. Asupan makanan Sangat Sedikit Cukup Banyak Sangat


sedikit banyak

5. Asupan cairan Sangat Sedikit Cukup Banyak Sangat


sedikit banyak

6 Energi Sangat Lemah Cukup Baik Sangat Baik


Lemah

NIC: Manajemen Nutrisi


1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
2. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien
3. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
4. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan misal bersih, dan bebas dari bau
menyengat
5. Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu yang paling cocok untuk konsumsi
secara optimal
6. Anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit pasien sementara pasien berada di rumah sakit
7. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
8. Monitor kalori dan asupan makanan
9. Kolaborasi dengan ahli gizi terkait kebutuhan asupan makanan dan kalori serta diet yang tepat untuk pasien
(TKTPRG dan Nefrisol 4 x 200cc)

Diagnosa Keperawatan No. 3


Kerusakan Integritas Jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam, integritas jaringan pasien membaik
Kriteria Hasil : Terjadi kenaikan skor pada masing masing indikator
NOC : Wound healing : Primary Intervention
No. Indikator 1 2 3 4 5

1 Kemerahan Kemerahan Kemerahan Kemerahan Hanya Tidak ada


disekitar pada pada disertai pada kulit, pada kulit, kemerahan, kemerahan
luka dengan rasa panas tidak ada rasa tidak ada
edem, nyeri dan nyeri panas dan edem dan
tekan, rasa tekan, tidak nyeri tekan tidak ada
panas ada edem nyeri tekan

2 Bau pada luka Berbau, Luka berbau Luka berbau Luka berbau Tidak
walau luka saat balutan saat dibasahi saat balutan berbau
dibalut rapi rapi untuk dilepas dilepas
dan sudah
dibersihan

3 Drainage pada Pengeluran Cairan Cairan bening Cairan bening Tidak ada
luka luka berwarna kekuningan jerinih pengeluaran
berwarna kuning kental pada luka
kuning
kemerahan
kenta (pus)

4 Rembesan Banyak Rembesan Rembesan Rembesan Tidak ada


rembesan sedang (3/4 sedang (1/2 minimal (1/4 rembesan
kassa kassa kassa
(seluruh pembalut) pembalut) pembalut)
balutan)

NIC : Wound Care ; Infection Control


1. Monitor karakteristik luka, dan kondisi balutan termasuk drainase, warna balutan dan bau
2. Berikan dressing yang sesuai saat perawatan luka
3. Pertahankan teknik steril dalam perawatan luka untuk mencegah infeksi
4. Inspeksi kondisi luka setiap ganti balutan
5. Ganti balutan secara rutin atau jika eksudat sudah jenuh
6. Monitor adanya tanda-tanda infeksi
7. Kolaborasi pemberian antibiotik inj. Ceftriaxon 2x1 gr
IMPLEMENTASI I
Nama Klien : An. S Tanggal : 4 November 2019
Diagnosa Medis : Osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk dan gizi buruk marasmus
No. Dx
Tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien dan Evaluasi
Kep

4-11-19 1 08.00 1. Mengukur dan monitoring TTV pasien S:


2. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, - Pasien mengeluh nyeri
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor P : Apabila terlalu banyak gerak atau terkena tekanan
pencetus
3. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi sebagai Q : Seperti ditusuk tusuk
terapi nonfarmakologis
4. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait R : Pada area luka di paha kanan
pemberian obat analgesik (Santagesik 3 x 300 mg,
S : Nyeri berat dengan skala 9
Ceftriaxone 2 x 1 gr)
5. Memeriksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien,
T : Menetap
catat perubahan dalam catatan medis pasien,
informasikan petugas kesehatan lainnya yang merawat O:
pasien.
- KU : lemah
- GCS E4V5M6
- Pasien selalu menangis kesakitan setiap kali merasakan
nyerinya
- TD 100/80 mmHg
- Nadi 102 x/menit
- RR 20 x/menit
1. Memonitor karakteristik luka, dan kondisi balutan - Pasien mempraktekkan teknik distraksi dan relaksasi

termasuk drainase, warna balutan dan bau dengan baik, sesuai yang diajarkan
2. Memberikan dressing yang sesuai saat
perawatan luka
3. mempertahankan teknik steril dalam perawatan
luka untuk mencegah infeksi S:-
4. Menginspeksi kondisi luka setiap ganti balutan
3 09.00 O:
5. Mengganti balutan secara rutin atau jika eksudat
sudah jenuh - Pada paha kanan terdapat benjolan besar dan terdapat
6. Memonitor adanya tanda-tanda infeksi luka dengan panjang 18 cm dan lebar 12 cm
- Terdapat kemerahan pada kulit sekitar luka dan disertai
7. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait
dengan edema
pemberian antibiotik inj. Ceftriaxon 2x1 gr - Terdapat bau yang menyengat pada saat balutan dibuka
- Terdapat rembesan pada ½ kassa pembalut yang
1. Menentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien berwarna kuning kental (pus)
untuk memenuhi kebutuhan gizi
2. Menentukan apa yang menjadi preferensi makanan
bagi pasien
3. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
4. Menciptakan lingkungan yang optimal pada saat
mengkonsumsi makan misal bersih, dan bebas dari bau S:
menyengat
5. Memastikan makanan disajikan dengan cara yang - Pasien mengatakan nafsu makan menurun
2 12.00 menarik dan pada suhu yang paling cocok untuk O:
konsumsi secara optimal
6. Menganjurkan keluarga untuk membawa makanan - Pasien tampak lemah dan kurus
favorit pasien sementara pasien berada di rumah sakit - IMT : 16,6 (Status : Kurang)
7. Menawarkan makanan ringan yang padat gizi - Pasien mengatakan porsi diet yang diberikan dari RS
8. Memonitor kalori dan asupan makanan hanya dimakan ¼ porsi
9. Berkolaborasi dengan ahli gizi terkait kebutuhan
asupan makanan dan kalori serta diet yang tepat untuk
pasien (TKTPRG dan Nefrisol 4 x 200cc)
IMPLEMENTASI 2

Nama Klien : An. S Tanggal : 5 November 2019


Diagnosa Medis : Osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk dan gizi buruk marasmus
No. Dx
Tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien dan Evaluasi
Kep
5-11-19 1 14.00 1. Mengukur dan monitoring TTV pasien S:
2. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
- Pasien mengeluh nyeri
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
P : Apabila terlalu banyak gerak atau terkena tekanan
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
Q : Seperti ditusuk tusuk
pencetus
3. Menghimbau pasien untuk menerapkan teknik distraksi R : Pada area luka di paha kanan
dan relaksasi sebagai terapi nonfarmakologis seperti S : Nyeri sedikit berkurang dibanding kemarin yaitu
yang diajarkan kemarin dengan skala 8
4. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait
T : Menetap
pemberian obat analgesik (Santagesik 3 x 300 mg,
O:
Ceftriaxone 2 x 1 gr)
5. Memeriksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, - KU : lemah
- GCS E4V5M6
catat perubahan dalam catatan medis pasien,
- Pasien selalu menangis kesakitan setiap kali merasakan
informasikan petugas kesehatan lainnya yang merawat
nyerinya
pasien. - TD 110/70 mmHg
- Nadi 98 x/menit
- RR 20 x/menit

1. Memonitor karakteristik luka, dan kondisi balutan


S:-
termasuk drainase, warna balutan dan bau
O:
2. Memberikan dressing yang sesuai saat
3 15.30
perawatan luka - Pada paha kanan terdapat benjolan besar dan terdapat
3. mempertahankan teknik steril dalam perawatan luka dengan panjang 18 cm dan lebar 12 cm
- Terdapat kemerahan pada kulit sekitar luka dan disertai
luka untuk mencegah infeksi
dengan edema
4. Menginspeksi kondisi luka setiap ganti balutan - Terdapat bau yang menyengat pada saat balutan dibuka
- Rembesan tidak sebanyak kemarin, hanya terdapat
5. Mengganti balutan secara rutin atau jika eksudat
rembesan pada ¼ kassa pembalut yang berwarna kuning
sudah jenuh
(pus)
6. Memonitor adanya tanda-tanda infeksi
7. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait
pemberian antibiotik inj. Ceftriaxon 2x1 gr

1. Memastikan makanan disajikan dengan cara yang


menarik dan pada suhu yang paling cocok untuk S:
konsumsi secara optimal - Pasien mengatakan nafsu makan menurun
2 16.00 2. Menganjurkan keluarga untuk membawa makanan O:
favorit pasien sementara pasien berada di RS
- Pasien tampak lemah dan kurus
3. Menawarkan makanan ringan yang padat gizi
- IMT : 16,6 (Status : Kurang)
4. Memonitor kalori dan asupan makanan
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi terkait kebutuhan - Pasien mengatakan porsi diet yang diberikan dari RS

asupan makanan, kalori serta diet yang tepat untuk hanya dimakan ½ porsi

pasien (TKTPRG dan Nefrisol 4 x 200cc)

IMPLEMENTASI 3
Nama Klien : An. S Tanggal : 6 November 2019
Diagnosa Medis : Osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk dan gizi buruk marasmus
Tgl No. Dx Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien dan Evaluasi
Kep
6-11-19 1 08.00 1. Mengukur dan monitoring TTV pasien S:
2. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
- Pasien mengeluh nyeri
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
P : Apabila terlalu banyak gerak atau terkena tekanan
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
Q : Seperti ditusuk tusuk
pencetus
3. Menghimbau pasien untuk menerapkan teknik distraksi R : Pada area luka di paha kanan
dan relaksasi sebagai terapi nonfarmakologis seperti S : Skala nyeri sama dengan kemarin yaitu skala 8
yang diajarkan kemarin T : Menetap
4. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait
O:
pemberian obat analgesik (Santagesik 3 x 300 mg,
- KU : cukup
Ceftriaxone 2 x 1 gr)
- GCS E4V5M6
5. Memeriksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien,
- Pasien selalu menangis kesakitan setiap kali merasakan
catat perubahan dalam catatan medis pasien,
nyerinya
informasikan petugas kesehatan lainnya yang merawat - TD 110/85 mmHg
- Nadi 100 x/menit
pasien.
- RR 19 x/menit

1. Memonitor karakteristik luka, dan kondisi balutan


termasuk drainase, warna balutan dan bau
S:-
3 09.00 2. Memberikan dressing yang sesuai saat
O:
perawatan luka
- Pada paha kanan terdapat benjolan besar dan terdapat
3. mempertahankan teknik steril dalam perawatan luka dengan panjang 18 cm dan lebar 12 cm
luka untuk mencegah infeksi - Terdapat kemerahan pada kulit sekitar luka dan disertai

4. Menginspeksi kondisi luka setiap ganti balutan dengan edema


- Terdapat bau yang menyengat pada saat balutan dibuka
5. Mengganti balutan secara rutin atau jika eksudat - Rembesan sama seperti kemarin yaitu terdapat rembesan
sudah jenuh pada ¼ kassa pembalut yang berwarna kuning (pus)

6. Memonitor adanya tanda-tanda infeksi


7. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait
pemberian antibiotik inj. Ceftriaxon 2x1 gr

1. Memastikan makanan disajikan dengan cara yang


S:
menarik dan pada suhu yang paling cocok untuk
- Pasien mengatakan nafsu makan masih menurun
konsumsi secara optimal
2 12.00 2. Menganjurkan keluarga untuk membawa makanan O:
favorit pasien sementara pasien berada di RS - Pasien tampak lebih tidak lemas dibandingkan pada saat
3. Menawarkan makanan ringan yang padat gizi pengkajian dan masih terlihat kurus
4. Memonitor kalori dan asupan makanan - IMT : 16,6 (Status : Kurang)
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi terkait kebutuhan
- Pasien mengatakan porsi diet yang diberikan dari RS
asupan makanan, kalori serta diet yang tepat untuk
hanya dimakan ½ porsi
pasien (TKTPRG dan Nefrisol 4 x 200cc)
EVALUASI

Hari/ Tanggal/ No Dx Kep Evaluasi Tanda


Jam Tangan
Rabu, 6 1 S:
November - Pasien mengeluh nyeri
2019 P : Apabila terlalu banyak gerak atau
terkena tekanan
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Pada area luka di paha kanan
S : Skala nyeri sedikit berkurang
dibanding pada saat pengkajian yaitu
skala 8
T : Menetap

O: NOC : Tingkat Nyeri


Score
No Indikator
Awl Tgt Akr
1 Nyeri yang 1 4 2
dilaporkan
2 Panjangnya 1 4 2
episode nyeri
3 Ekspresi nyeri 1 4 1
wajah
4 RR 5 5 5
5 Nadi 4 5 5
6 TD 3 5 4

A: Masalah sesuai dengan NOC teratasi


sebagian
P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan
sesuai NIC Manajemen Nyeri poin 1-5

Rabu, 6 2 S:
November - Pasien mengatakan nafsu makan masih
2019 menurun
O : NOC : Status Nutrisi
No Indikator Score
Awl Tgt Akr
1 Nafsu makan 2 5 3
2 IMT 3 5 3
3 Asupan Gizi 2 4 3
4 Asupan makanan 2 4 3
5 Asupan cairan 2 4 3
6 Energi 2 4 3
A: Masalah sesuai dengan NOC belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan
sesuai NIC Manajemen Nutrisi poin 4-9
Rabu, 6 3 S: -
November O:
NOC : Wound healing : Primary Intervention
2019
Score
No Indikator
Awl Tgt Akr
Kemerahan
1 1 5 1
disekitar pada luka
2 Bau pada luka 4 5 4
3 Drainage pada luka 2 5 3
4 Rembesan 3 5 4
A: Masalah sesuai dengan NOC belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan
sesuai NIC Wound Care : Infection
Control poin 1-7
RESUME KEPERAWATAN 1

Nama : Ny. S Tanggal : 5 November 2019


Dx Medis : Abses Submandibula Ruang : 14 RSSA
S O A P I E
Pasien - Terlihat Risiko Tujuan : 1. Melakukan pemeriksaan TTV dan S:
mengeluh balutan kassa Infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatan status hemodinamik pasien Pasien masih mengeluh badan terasa
2. Melakukan monitoring tanda dan
badan dengan selama 1 x 8 jam, risiko Infeksi pada pasien lemas dan mudah lelah, akan tetapi
gejala infeksi secara lokal maupun
hipafix pada
terasa iiidapat terhindar tidak separah kemarin
sistemik (RR, Nadi, MAP, Suhu,
rahang
lemas dan produksi urin)
bagian kanan Kriteria Hasil :
mudah 3. Melakukan monitoring hasil O:
(balutan post Terdapat kenaikan skor pada masing
pemeriksaan sel darah putih
lelah NOC : Keparahan Infeksi
incisi masing indicator NOC 4. Melakukan monitoring kadar albumin
5. Memberikan pasien APD (masker) Indikator Awal Target Akhir
drainage
NOC : Keparahan Infeksi untuk menghindari adanya pajanan Limfosit 1 4 2
abses
Indikator 1 2 3 4 5 virus atau bakteri dari luar karena Monosit 4 5 4
submandibula Limfosit
sistem imun yang menurun
r) Malaise 3 5 4
6. Memantau adanya perubahan tingkat
- Tidak tampak Monosit
energy atau malaise Rembesan 5 5 5
rembesan Malaise 7. Melakukan kolaborasi dengan dokter
pus atau dan farmasi terkait resep obat yang
Rembesan
darah pada sesuai dengan pasien A : Masalah teratasi sebagian
balutan) 8. Melakukan kolaborasi dengan tim gizi
- TTV
P:
Keterangan: terkait diet yang diberikan (TKTP)
TD: 9. Mengajarkan pasien dan keluarga Intervensi dilanjutkan dan
125/80mmHg Limfosit
terkait pentingnya makan makanan didelegasikan sesuai dengan
S : 37,8oC 1. <14%
RR:20x/menit 2. 14-16% yang bergizi sesuai anjuran tim gizi intervensi NIC Perlindungan Infeksi
N:95x /menit 3. 17-19% 10. Melakukan monitoring efektifitas cara
- Pada poin 1-11
4. 20-24% pemberian obat yang sesuai
pemeriksaan 5. 25-33% 11. Melakukan monitoring pasien
hematologi Monosit mengenai efek terapeutik obat
didapatkan 1. >14%
hasil 2. 12-14%
 Neutrofil : 3. 9-11%
4. 6-8%
78,8 % 5. 2-5%
(N : 51-67 Malaise
%) 1. Sangat lemah dan mudah lelah
 Limfosit : 2. Lemah dan mudah lelah sedang
13,5 % 3. Lemah dan mudah lelah
4. Sedikit lemah dan sedikit mudah lelah
(N : 25-33 5. Tidak lemah dan tidak mudah lelah
%) Rembesan
 Monosit :
1. Rembesan berwarna coklat
6,5 % (N : 2. Rembesan berwarna kehijauan
2-5 %) 3. Rembesan berwarna kekuningan
4. Rembesan bening
5. Tidak ada rembesan

NIC : Perlindungan Infeksi


1. Melakukan pemeriksaan TTV dan status
hemodinamik pasien
2. Monitoring tanda dan gejala infeksi secara
lokal maupun sistemik (RR, Nadi, MAP,
Suhu, produksi urin)
3. Monitoring hasil pemeriksaan sel darah putih
4. Monitor kadar albumin
5. Memberikan pasien APD (masker) untuk
menghindari adanya pajanan virus atau
bakteri dari luar karena sistem imun yang
menurun
6. Pantau adanya perubahan tingkat energy
atau malaise
7. Kolaborasikan dengan dokter dan farmasi
terkait resep obat yang sesuai dengan
pasien
8. Berkolaborasi dengan tim gizi terkait diet
yang diberikan (TKTP)
9. Ajarkan kepada pasien dan keluarga terkait
pentingnya makan makanan yang bergizi
sesuai anjuran tim gizi
10. Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
sesuai
11. Monitor pasien mengenai efek terapeutik
obat

RESUME KEPERAWATAN 2

Nama : Tn. S Tanggal : 6 November 2019


Dx Medis : Burst Abdomen post Exp Laparotomy Ruang : 14 RSSA
S O A P I E
Klien - Area sekitar Kerusakan Tujuan : 1. Melakukan rawat luka S:
mengatakan bekas luka Integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 hari sekali dengan Klien mengatakan lebih nyaman
perih pada jahitan Jaringan 1x8 jam terdapat perbaikan pada integritas teknik steril setelah luka dibersihkan
2. Membuka balutan
tampak merah
luka bekas jaringan pasien O:
luka dan
meradang
jahitan - Keluar feses membersihkan dari Luka tidak berbau
Kriteria Hasil :
dari tepian sisa hypafix yang Setelah 1x8 jam kemerahan
Terdapat kenaikan skor pada masing
luka terpasang berkurang
- Luka bau masing indicator NOC 3. Melakukan Darah disekitar luka minimal
tidak sedap monitoring NOC : Wound Healing : Primary
- TTV NOC : Wound Healing : Primary
karakteristik luka
TD: Indikator Awal Target Akhir
Indikator 1 2 3 4 5 (drainase, warna,
90/60mmHg Perdarahan 4 5 5
Perdarahan
S : 35,9oC bau, ukuran ) di sekitar
RR:22x/menit di sekitar 4. Monitoring tanda dan
N:90x /menit luka
luka gejala infeksi pada
Bau Tidak 3 5 5
Bau Tidak luka
5. Menggunakan teknik sedap pada
sedap pada
steril untuk luka
luka
Kemerahan 3 5 4
Kemerahan membersihkan luka
dengan normal saline sekita luka
sekita luka
Keterangan:
A : Masalah teratasi sebagian
dan mengeringkan
Perdarahan di sekitar luka 6. Mengaplikasikan P:
1. Membasahi 1 balutan kassa penuh dan
dressing pada luka Intervensi dilanjutkan dan
underpad
2. Membahasi 1 balutan kassa dan tutup luka didelegasikan sesuai dengan
3. Membasahi ¾ balutan kassa kembali dengan kasa
4. Membasahi ½ balutan kassa intervensi NIC Wound Care poin 1-5
5. Memabasahi ¼ balutan kassa steril
Bau tidak sedap
1. Bau tercium dari jarak > 1 meter
2. Bau tercium dari jarak 75 cm
3. Bau tercium dari jarak 50 cm
4. Bau tercium dari jarak 25 cm
Tidak tercium bau
Kemerahan Sekitar Luka
1. >10 cm dari luka
2. 10 cm dari luka
3. 5 cm dari luka
4. 2 cm dari luka
5. Tidak ada kemerahan

NIC : Wound Care


1. Membuka balutan luka dan membersihkan
dari sisa hypafix yang terpasang
2. Monitor karakteristik luka (drainase,
warna, bau, ukuran )
3. Monitoring tanda dan gejala infeksi pada
luka
4. Menggunakan teknik steril untuk
membersihkan luka dengan normal saline
dan mengeringkan
5. Aplikasikan dressing pada luka dan tutup
luka kembali dengan kasa steril
RESUME KEPERAWATAN 3

Nama : Ny.N Tanggal : 7 November 2019


Dx Medis : Post Debridement Primary Hecting Femur Ruang : 14 RSSA
S O A P I E
Klien - Terdapat luka Nyeri Tujuan : 1. Melakukan pengkajian S:
mengatakan donor dan Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan ulang nyeri secara Klien mengatakan lebih nyaman
perih pada skin graft 1x8 jam, nyeri yang dirasakan klien komprehensif terkait setelah pemberian analgesik
pada kedua
luka bekas berkurang karakteristik nyeri, skala
femur
debridemen - Klien sedang nyeri, penyebab nyeri O:
Kriteria Hasil :
dalam masa bertambah, durasi nyeri, Ekspresi wajah nyeri di tunjukkan
Terdapat kenaikan skor pada masing
evaluasi Graft onset nyeri, dll dengan skala baker wong face scale
masing indicator NOC
pada hari ke 5 2. Memberikan analgesik 4/10
dan evaluasi NOC : Pain Level
yang sesuai pada NOC : Pain Level
donor pada Indikator 1 2 3 4 5
pasien Indikator Awal Target Akhir
hari ke 14
Melaporkan
(Antrain 1 gr, Ranitidin Melaporkan 3 5 4
- Pengkajian nyeri yang
50 mg) nyeri yang
nyeri : dialami
P : Pada saat 3. Memfasilitasi pasien dialami
Ekspresi
terlalu banyak Ekspresi 3 5 4
Wajah untuk tidur dan istirahat
bergerak atau Wajah
terkait nyeri dalam upaya
terkena terkait nyeri
Episode mengurangi nyeri Episode 4 5 4
tekanan
Q : Perih,
Nyeri 4. Melakukan kontrol Nyeri
seperti lingkungan pasien yang
ditusuk tusuk dapat menyebabkan A : Masalah teratasi sebagian
R : Kedua Melaporkan nyeri yang dialami
rasa ketidaknyamanan P :
femur, pada 1. >3x/hari ( Pencahayaan, Intervensi dilanjutkan dan
2. 3x/hari
area luka temperatur ruangan, didelegasikan sesuai dengan
3. 2x/hari
donor dan 4. 1 x/hari keramaian disekitar intervensi NIC Pain Management poin
5. 0 x/hari
skin graft
ruangan) 1-5
S : Nyeri
Ekspresi Wajah terkait nyeri
sedang 1. Skala 10 5. Menyampaikan
2. Skala 8 informasi kepada pasien
dengan skala
3. Skala 6
6 4. Skala 4 dan keluarga tentang
T : Hilang 5. Skala 2
penyebab nyeri, berapa
timbul
Episode Nyeri lama akan berlangsung,
- Ekspresi
1. >15 menit
wajah nyeri di 2. 15 menit dan tindakan yang
3. 10 menit
tunjukkan
4. 5 menit
dilakukan terhadap nyeri
dengan skala 5. < 5 menit yang dialami
baker wong
face scale
NIC : Pain Management
6/10
- TTV 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
TD: 110/60 komprehensif
mmHg 2. Memberikan analgesik yang sesuai pada
S : 36,9oC
RR : pasien
18x/menit 3. Memfasilitasi pasien untuk tidur dan
N:110x /menit
istirahat dalam upaya mengurangi nyeri
4. Melakukan kontrol lingkungan pasien
yang dapat menyebabkan rasa
ketidaknyamanan ( Pencahayaan,
temperatur ruangan, keramaian
disekitar ruangan)
5. Menyampaikan informasi kepada pasien
dan keluarga tentang penyebab nyeri,
berapa lama akan berlangsung, dan
tindakan yang dilakukan terhadap nyeri
yang dialami

Anda mungkin juga menyukai