Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A
“OSTEOSARCOMA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgical
Oleh :
190070300111028
Kelompok 1A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOSARKOMA
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat
meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, Keturunan,
Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan
radiasi ), (Smeltzer. 2001).
Adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarcoma antara lain :
1. Trauma
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya
injuri. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab
utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang
menyebabkan osteosarcoma.
2. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis
juga diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma ini. Salah satu contoh
adalah radium. Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang
aneurismal, fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan
osteosarcoma.
3. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberculosis
mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarcoma.
4. Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarcoma baru dilakukan
pada hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan oncogenik virus pada
osteosarcoma manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan
adanya partikel seperti virus pada sel osteosarcoma dalam kultur jaringan. Bahan
kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan besarnya
ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma selama masa
pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas
bagaimana hormon dapat mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma.
5. Keturunan ( genetik )
C. PATHOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.
Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada
ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara histolgik, tumor
terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring
dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau
kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor
ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya;
garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang penyebab pastinya tidak diketahui.
Ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan osteosarkoma.Sel berdiferensiasi
dengan pertumbuhan yang abnormal dan cepat padatulang panjang akan menyebabkan
munculnya neoplasma (osteosarkoma). Penampakan luar dari osteosarkoma adalah
bervariasi. Bisa berupa:
1. Osteolitik dimana tulang telah mengalami perusakan dan jaringan
lunak diinvasi oleh tumor.
2. Osteoblastik sebagai akibat pembentukan tulang sklerotik yang baru.
Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, dan pada
hasil pemeriksaan radigrafi menunjukkan adanya suatu bangunan yang
berbentuk segitiga. Walaupun gambaran ini juga dapat terlihat pada berbagai
bentuk keganasan tulang yang lain, tetapi bersifat khas untuk osteosarkoma; tumor
itusendiri dapat menghasilkan suatu pertumbuhan tulang yang bersifat abortif.
Gambaran seperti ini pada radiogram akan terlihat sebagai suatu “sunburst”(pancaran
sinar matahari).
Reaksi tulang normal dengan respon osteolitik dapat bermetastase ke paru- paru
dan keadaan ini diketahui ketika pasien pertama kali berobat. Jika belumterjadi
penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%. Tetapi jika sudah
terjadi penyebaran ke paru-paru merupakan angka mortalitastinggi.Tumor bisa
menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut
fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin. Dapat juga terjadi
pembengkakan, dimana pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah
(Smeltzer, Suzanne C,2001).
D. PATHWAY
Terlampir
E. KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut WHO ditetapkan berdasarkan atas criteria histologist, jenis
diferensiasi sel-sel tumor yang diperhatikan dan jenis inter seluler matriks yang di
produksi. Dalam hal ini dipertimbangkan sifat-sifat tumor, asal usul sel serta
pemeriksaan histologist menetapkan jenis tumor bersifat jinak atau ganas.
Sel-sel dari musculoskeletal berasal dari mesoderm tapi kemudian berdiferensiasi
menjadi beberapa sel osteoklas, kondroblas, fibroblas, mieloblas. Oleh karena itu
sebaiknya klasifikasi tumor tulang berdasarkan atas asal sel, yaitu bersifat osteogenik,
kondrogenik atau mielogonik.Meskipun demikian terdapat kelompok yang tidak
termasuk dalam kelompok tumor yaitu kelainan reaktif (reactive bone) atau hamartoma
yang sebenarnya berpotensi menjadi ganas. Beberapa hal yang penting yang
sehubungan dengan penetapan klasifikasi yaitu:
a. Jaringan yang mudah menyebar tidak selalu harus merupakan jaringan asal.
b. Tidak ada hubungan patologis atau klinis dalam kategori khusus.
c. Sering tidak ada hubungan antara kelainan jinak dan ganas dengan unsure-unsur
jaringannya. Misalnya osteoma dan osteosarkoma.
d. Beberapa tumor hanya disebut dalam suatu kelompok yang sederhana, misalnya
osteosarkoma
Asal sel Jinak Ganas
Osteogenik Osteoma Osteosarkoma
Osteoid Osteoma Parosteal Osteosarkoma
Osteoblastoma Osteoblastoma
Kondrogenik Kondroma Kondrosarkoma
Osteokondroma Kondrosarkoma Juksta Kortikal
Fibroma Kondromiksoid Kondroblastoma
Fibroma Kondromiksoid
Giant Cell Tumor Osteoklastoma
Mielojenik Sarkom Ewing
Sarkoma Retikulum
Limfosarkoma
Mieloma
Vaskuler Hemangioma Angiosarkoma
Limfangioma
Intermediate : Tumor Glomus
Hemangio-Endotelioma
Hemangio-Perisitoma
Jaringan Lunak Fibroma Desmo Plastik Fibrosarkoma
Lipoma Liposarkoma
Mesenkimoma Ganas
Sarkoma tak berdeferesiansi
Tumor lain Neurinoma Kondroma
Neurofibroma Adamantinoma
Tumor tanpa klasifikasi Kista Soliter
Kista Aneurisma
Kista Juksta-Artikuler
Defek Metafisis
Granuloma Eosinofil
Displasia Fibrosa
Miositis Osifikans
Tumor Brown
Hiperparatiroidisme
F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada pasien dengan Osteosarkoma menurut Smeltzer Suzanne
C (2001) adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
2. Pembekakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
3. keterbatasan gerak
4. kehilangan berat badan (dianggap sebagai temuan yang mengerikan).
5. Masa tulang dapat teraba, nyeri tekan, dan tidak bisa di gerakan, dengan
peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
6. Kelelahan, anoreksi dan anemia.
7. Lesi primer dapat mengenai semua tulang, namun tempat yang paling sering
adalah distal femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus
8. Gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
Biasanya gambaran radiogram dapat membantu untuk menentukan keganasan
relatif daritumor tulang. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis meliputi foto sinar-x lokal pada lokasi lesi atau foto survei
seluruh tulang ( bone survey ) apabila ada gambaran klinis yang mendukung
adanya tumor ganas/ metastasis. Foto polos tulang dapat memberikan gambaran
tentang:
a. Lokasi lesi yang lebih akurat, apakah pada daerah epifisis, metafisis, diafisis,
ataupada organ-organ tertentu.
b. Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
c. Jenis tulang yang terkena.
d. Dapat memberikan gambaran sifat tumor, yaitu:
e. Batas, apakah berbatas tegas atau tidak, mengandung kalsifikasi atau tidak.
f. Sifat tumor, apakah bersifat uniform atau bervariasi, apakah memberikanreaksi
pada periosteum, apakah jaringan lunak di sekitarnya terinfiltrasi.
g. Sifat lesi, apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
Pemeriksaan radiologi lain yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pemindaian radionuklida.
Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil seperti osteoma.
b. CT-scan.
Pemeriksaan CT-scan dapat memberikan informasi tentang keberadaantumor,
apakah intraoseus atau ekstraoseus.
c. MRI
MRI dapat memberika informasi tentang apakah tumor berada dalam
tulang,apakah tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke jaringan lunak.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan/ penunjang dalam
membantumenegakkan diagnosis tumor.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi:
a. Darah. Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah,
haemoglobin,fosfatase alkali serum, elektroforesis protein serum, fosfatase
asam serum yangmemberikan nilai diagnostik pada tumor ganas tulang.
b. Urine . Pemeriksaan urine yang penting adalah pemeriksaan protein Bence-
Jones.
3. Biopsi
Tujuan pengambilan biopsi adalah memperoleh material yang cukup untuk
pemeriksaanhistologist, untuk membantu menetapkan diagnosis serta grading
tumor. Waktu pelaksanaanbiopsi sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan radiologi yangdipergunakan pada grading. Apabila pemeriksaan CT-
scan dilakukan setelah biopsi, akan tampak perdarahan pada jaringan lunak yang
memberikan kesan gambaran suatu keganasanpada jaringan lunak.
Ada dua metode pemeriksaan biopsi, yaitu :
a. Biopsi tertutup dengan menggunakan jarum halus ( fine needle aspiration,
FNA) dengan menggunakan sitodiagnosis, merupakan salah satu biopsi untuk
melakukandiagnosis pada tumor.
b. Biopsi terbuka.
Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui tindakan operatif. Keunggulan
biopsi terbuka dibandingkan dengan biopsi tertutup, yaitu dapat mengambil
jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologis dan
pemeriksaanultramikroskopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan,
dan mengurangikecenderungan perbedaan diagnostik tumor jinak dan tunor
ganas (seperti antara enkondroma dan kondrosakroma, osteoblastoma dan
osteosarkoma). Biopsi terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan
kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada reseksi end-block .
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul,antara lain gangguan produksi anti- bodi,infeksi
yang biasa disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang luas dan merupakan juga
efek dari kemoterapi,radioterapi,dan steroid yang dapat menyokong terjadinya
leucopenia dan fraktur patologis,gangguan ginjal dan system hematologis,serta
hilangnya anggota ekstremitas.Komplikasi lebih lanjut adalah adanya tanda – tanda
apatis dan kelemahan.
I. PENATALAKSANAAN
Pengobatan bertujuan untuk menghancurkan atau mengankat jaringan maligna
dengan menggunakan metode yang seefektif mungkin.
Penatalaksanaan yang bisa diberikan:
1. Tindakan Medis
a. Pembedahan secara menyeluruh atau amputasi. Amputasi dapat dilakukan melalui
tulang daerah proksimal tumor atau sendi proksimal dari pada tumor.
b. Kemoterapi.
Merupakan senyawa kimia untuk membunuh sel kanker. Efektif pada kanker yang
sudah metastase. Dapat merusak sel normal.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan osteosarkamo
adalah kemoterapi preoperative (preoperative chemotherapy) yang disebut juga
dengan induction chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi
postoperative (postoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant
chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya,
sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan secara
dini terhadap terjadinya mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu
mempermudah melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus
masih dapat mempertahankan ekstrimnya. Pemberian kemoterapi posperatif paling
baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah operasi.
Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma
adalah : doxorubicin (Andriamycin), cisplatin (Platinol), ifosfamide (Ifex), mesna
(Rheumatrex). Protocol standar yang digunakan adalah doxorubicin dan cisplatin
dengan atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi induksi
(neoadjuvant) atau terai adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah dengan
ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis yang
intensif, terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate 60-80%.
c. Radiasi.
Efek lanjut dari radiasi dosis tinggi adalah timbulnya fibrosis. Apabila fibrosisini
timbul di sekitar pleksus saraf maka bisa timbul nyeri di daerah yang
dipersarafinya. Nyeri di sini sering disertai parestesia. Kadang-kadang akibat
fibrosis ini terjadi pula limfedema di daerah distal dari prosesfibrosis tersebut.
Misalnya fibrosis dari pleksus lumbosakral akan menghasilkan nyeri disertai
perubahan motorik dan sensorik serta limfedema di kedua tungkai.
d. Analgesik atau tranquiser.
Analgesik non narkotik, sedativa, psikoterapi serta bila perlu narkotika.
e. Diet tinggi protein tinggi kalori.
2. Tindakan Keperawatan
a) Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
b) Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan
dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli
psikologi atau rohaniawan.
c) Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.
Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.
Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
d) Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik atau inflamasi.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya tumor
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan kerusakan
muskuloskeletal
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status kesehatan
5. Resiko cedera berhubungan dengan tumor
6. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis dan kerusakan jaringan
7. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan hipermetabolik
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi
9. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
C. INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut NOC: NIC:
Pain Manajement
berhubungan dengan 1. Pain level
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Pain control
obstruksi jaringan
3. Comfort level secara komprehensif termasuk
saraf atau inflamasi.
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
1. Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri (tahu penyebab presipitasi.
2. Observasi reaksi non verbal dan
nyeri,mampu
ketidaknyamanan, seperti pasien
menggunakan teknik
tampak meringis, dan
non farmakologi untuk
memegangi bagian tubuh yang
mengurangi nyeri)
sakit.
2. Melaporkan bahwa
3. Gunakan tehnik komunikasi
nyeri berkurang dengan
terapeutik untuk mengetahui
menggunakan
pengalaman nyeri pasien.
manajemen nyeri 4. Kontrol lingkungan yang dapat
3. Mampu mengenali menpengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri ruangan, pencahayaan dan
(skala,intensitas,frekue kebisingan.
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
nsi, dan tanda nyeri)
6. Pilih dan lakukan penanganan
4. Menyatakan rasa
nyeri (farmakologi (analgetik),
nyaman setelah nyeri
dan non – farmakologi (relaksasi
berkurang
nafas dalam)
7. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi.
8. Ajarkan tentang tehnik non –
farmakologi.
9. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
2 Gangguan citra NOC: NIC:
tubuh berhubungan 1. Body Image Body Image Enhancement
2. Self esteem
dengan adanya 1. Diskusikan dengan klien
tumor Kriteria Hasil: tentang perubahan dirinya
1. Body image positif 2. Bantu klien dalam
2. Mampu
memutuskan tingkat actual
mengidentifikasi
perubahan dalam tubuh atau
kekuatan personal
level fungsi tubuh
3. Mendiskripsikan
3. Monitor frekuensi pernyataan
secara faktual
klien
perubahan fungsi 4. Berikan dukungan dan suport
tubuh mental serta spiritual.
4. Mempertahankan 5. Libatkan keluarga untuk
interaksi sosial memberikan dukungan sacara
mental dan spiritual
cemas. prosedur
D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencanca keperawatan yang telah disusun.
Selama implementasi perhatikan respon klien dan dokumentasikan.
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah NOC yang telah kita rencanakan
telah tercapai atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku / Elizabeth J. Corwin. Jakarta: EGC.
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
keperawatan pasien. Edisi 3 .Jakarta : EGC
Hadaming, Elvi. 2014. Askep Osteosarkoma. http://evyhadaming.blogspot.com/2014/04/askep-
osteosarkoma.html. diakses tanggal 19 Desember 2014. Pukul 20.00 wita
Kurniasih, Amanda. 2013. Laporan Pendahuluan Askep Osteosarkoma.
https://id.scribd.com/doc/168720911/Laporan-Pendahuluan-Osteosarcoma. Diakses
tanggal 19 Desember 2014. Pukul 21.05 wita.
Nanda NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi Revisi
Jilid 1. Jakarta : ECG
Nanda NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi Revisi
Jilid 2. Jakarta : ECG
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4.
Jakarta : EGC
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN OSTEOSARCOMA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgical
Ruang 14 RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Oleh :
Yurike Olivia Sella
190070300111028
Kelompok 1A
A. Identitas Klien
Nama : An. S ............................. No. RM : 11406293
Usia : 14 tahun Tgl. Masuk : 23 - 10 - 2019 (19:00)
Jenis kelamin : Perempuan....................... Tgl. Pengkajian : 04 - 10 - 2019
Alamat : Dsn. Mawar, Probolinggo. Sumber informasi : Pasien dan keluarga
No. telepon : -........................................ Nama klg. Dekat yg bisa dihubungi: Ny. S
Status pernikahan : Belum kawin..................... Status : Ibu
Agama : Islam................................. Alamat : Dsn. Mawar, Probolinggo
Suku : Jawa................................. No. telepon : 085232680479
Pendidikan : SMP................................. Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar.............................. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Lama berkerja : -........................................
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
- - -
Merokok .................................. ........................................ ........................................
- - -
Kopi .................................. ........................................ ........................................
- - -
Alkohol .................................. ........................................ ........................................
5. Obat-obatan yg digunakan:
C. Riwayat Keluarga
GENOGRAM
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Tinggal dalam
satu rumah
An.S
Meninggal
14 thn
D. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan/Sekolah
Bersih Bersih
Kebersihan ....................................................... .......................................................
Tidak ada
Tidak ada
Bahaya kecelakaan ....................................................... .......................................................
Tidak ada
Tidak ada
Polusi ....................................................... .......................................................
Baik Baik
Ventilasi ....................................................... .......................................................
Cukup Cukup
Pencahayaan ....................................................... .......................................................
E. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
0 2 (Dibantu keluarga)
Makan/minum .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
Mandi .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
Berpakaian/berdandan .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
Toileting .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
Mobilitas di tempat tidur .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
Berpindah .................................................... ..................................................s
0 2 (Dibantu keluarga)
Berjalan .................................................... ....................................................
0 2 (Dibantu keluarga)
Naik tangga .................................................... ....................................................
PemberianSkor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain lebih dari 1 orang, 4 = tidak
mampu
BAK:
±5 kali sehari ±3-4 kali sehari
- Frekuensi/pola .................................................... .................................................
Cair Cair
- Konsistensi .................................................... .................................................
Kuning dan bau khas Kuning dan bau khas
- Warna&bau .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kesulitan .................................................... .................................................
Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi .................................................... .................................................
Balance Cairan
INPUT
1. Infus : = 500 cc TOTAL INPUT : 1725 cc
2. Injeksi
- Ceftriaxone = 20 cc
- Santagesik = 30 cc
3. Air metabolisme= 175 cc
4. Air Minum = 1000 cc
OUTPUT
1. Urine = 880 cc
TOTAL OUTPUT : 1405 cc
2. IWL = 525 cc
Maka, terjadi kelebihan cairan sebanyak 320cc pada pasien ini
H. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
- 2,5 jam
Tidur siang: Lamanya .............................................. ....................................................
- 12.00-14.30
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
- Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh.tidur ............................................. ..................................................
8 jam 8 jam
Tidur malam: Lamanya .............................................. ....................................................
21.00 – 05.00 21.00 - 05.00
- Jam …s/d… ............................................. ..................................................
Nyaman Kurang nyaman
- Kenyamanan stlh. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan sblm. tidur ............................................. ..................................................
Tidak ada Sulit tidur apabila nyeri kambuh
- Kesulitan ............................................. ..................................................
- Teknik relaksasi
- Upaya mengatasi ............................................. ..................................................
I. Pola Kebersihan Diri
Rumah Rumah Sakit
2 kali sehari Seka (2 kali sehari)
Mandi: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya Ya
- Penggunaan sabun ................................................ ................................................
3 kali seminggu Belum keramas sejak MRS
Keramas: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya -
- Penggunaan shampoo ................................................ ................................................
2 kali sehari 2 kali sehari
Gosok gigi: Frekuensi ................................................. .................................................
Ya Ya
- Penggunaan odol ................................................ ................................................
2 kali sehari 1 kali sehari
Ganti baju: Frekuensi ................................................. .................................................
1 minggu sekali Belum potong kuku
Memotong kuku: Frekuensi ................................................. .................................................
Tidak ada Tidak ada
Kesulitan ................................................. .................................................
- Perawatan kebersihan diri dibantu
Upaya yg dilakukan keluarga
K. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Awalnya An. S adalah sosok yang periang, akan tetapi setelah menderita
osteosarcoma sejak 1 tahun yang lalu, An. S sering murung.
2. Ideal diri : An. S ingin segera sembuh dari penyakitnya agar bisa menjalankan aktifitas
kesehariannya kembali tanpa harus sering ke RS
3. Harga diri : An. S sudah mulai menerima penyakit yang dideritanya meskipun masih belum
sepenuhnya menerima dan masih suka murung atau menyendiri
4. Peran : Peran An. S sebagai pelajar di sebuah sekolah SMP di Probolinggo menjadi terhambat
akibat penyakit yang dideritanya. An. S menjadi jarang sekolah karena harus rutin kontrol, kemo
dan dirawat di RS
5. Identitas diri : An. S selalu diajarkan ibunya untuk selalu berserah diri dengan apapun kondisi yang
diderita
( ) Tidak ada
M. Pola Komunikasi
( ) Kos/asrama
( ) Bersama orang lain, yaitu:.........................................................................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut : Tidak ada pantangan, agama Islam
N. Pola Seksualitas
P. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Pasien terbaring lemah
GCS : E4 V5 M6
Tanda-tanda vital: - Tekanan darah : 100/80 mmHg - Suhu : 38,2 oC
- Nadi : 102 x/menit - RR : 20 x/menit
- SpO2 : 100%
Tinggi badan: 145 cm........................... IMT : 16,6 (Status : Kurang)
Berat Badan : 35 kg BBI : 39 kg................... BBI..........................................
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Bentuk kepala simetris, tidak terdapat benjolan, A/I/C/D : -/-/-/-, rambut digundul
b. Mata:
Reflek cahaya +/+, pupil 3mm/3mm, konjungtiva anemis +/+, sklera unikterik, tidak terdapat
benjolan maupun hematoma
c. Hidung:
Bentuk simetris, tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat perdarahan
d. Mulut & tenggorokan:
Bibir tidak sumbing, tidak ada lesi, tidak bengkak, tidak terdapat stomatitis, warna lidah
merah muda
e. Telinga:
Bentuk simetris, warna sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi, tidak ada
perdarahan
f. Leher:
Bentuk simetris, warna kulit bagian leher sama dengan anggota tubuh yang lain, tidak ada lesi,
tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak terdapat benjolan.
3. Thorak& Dada:
Dada : Terpasang CVC pada area dextra
Jantung
- Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa tambahan atau benjolan
Nadi : 102 x/menit
- Perkusi : Dulness, batas jantung normal dimana batasnya yaitu:
Kanan atas : Intercostae II Linea para sternalis dextra
Kanan bawah : Inercostae IV Linea para sternalis dextra
Kiri atas : Intercostae II Linea para sternalis sinistra
Kiri bawah : Inercostae IV Linea Medio clavicularis sinistra
- Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
- Inspeksi : Tidak terdapat retraksi dinding dada, RR : 20x/menit..............................................
- Palpasi : Fremitus vocal dan raba normal
- Perkusi : Suara sonor.............................................................................................................
- Auskultasi: Suara paru vesikuler
Wh : - - Rh : - -
- - - -
- - - -
1 5 + -
Sistem Neuorologi
- GCS : E4 V5 M6, reflex pupil +/+
- Saraf kranial I (N. Olvaktorius) : Penciuman normal
- Saraf kranial II (N. Optikus) : + I + pupil 3mm I 3 mm, klien dapat bereaksi
iiterhadap cahaya
- Saraf kranial III, IV, VI (N. Okulomotoris, Troklear dan Abdusen) : ukuran pupil 3 mm l 3 mm
- Saraf kranial V (N. Trigeminus) : Klien dapat membuka mulut
- Saraf kranial VII (N. Fasialis) : Wajah simetris, tidak perot
- Saraf kranial VIII (N. Vestibulokoklear) : Klien dapat mendengarkan suara, dan mengikuti
iiperintah suara
- Saraf kranial IX dan X (N. Glosovaringeus dan Vagus) : Tidak ada kesulitan untuk menelan
- Saraf kranial XI(N. Asesoris) : Kedua bahu dapat bergerak bersamaan
- Saraf kranial XII (N. Hipoglosus) : Lidah bergerak secara normal
9. Kulit & Kuku
Kulit : Kulit cenderung kering
Kuku : Kuku pendek, kotor, CRT <2 detik
R. Terapi
- Transfusi PRC (Target Hb : 10) 350 cc (2x selang 24 jam)
- Koreksi Hiponatremi dengan NaCl 3% 290 cc dalam waktu 6 jam
- Koreksi Hipokalemi dengan KCl 7,4% 12 cc diencerkan hingga 40 cc WFI dalam 6 jam (via syringe pump)
- Transfusi albumin 20% 100 cc
- Ceftriaxone 2 x 1 gr
Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri.
Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja dengan cara
menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja pada infeksi virus
seperti pilek dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko terkena infeksi
yang kebal dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi
dokter.
- Santagesik 3x300 mg
Santagesik digunakan untuk mengatasi nyeri akut atau kronik berat seperti sakit kepala, sakit gigi, tumor,
nyeri pasca operasi & nyeri pasca cedera; nyeri berat yang berhubungan dengan spasme otot polos (akut
atau kronik) misalnya spasme otot atau kolik yang mempengaruni GIT, pasase bilier, ginjal, atau saluran
kemih bagian bawah.
- Metamizol 350 gr (k/p)
Metamizole adalah obat untuk mengobati banyak tipe sakit seperti tumor, sakit setelah operasi, atau luka.
Obat ini juga dapat diberikan ketika pengobatan dalam bentuk lain tidak menunjukkan efek apapun.
Metamizole tidak digunakan untuk menangani rasa sakit ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid).
T. Kesimpulan
An. S adalah pasien dengan diagnosa medis osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk
dan gizi buruk marasmus. Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. S adalah nyeri akut,
ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan dan kerusakan integritas jaringan. Saat ini pasien
masih dalam keadaan lemah dengan TD 100/80 mmHg, Nadi 102 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu
38,2oC, SpO2 100%. Pasien tampak kurus dan mengatakan terjadi penurunan nafsu makan. Pasien
juga seringkali menangis kesakitan. Hingga saat ini pun pasien masih harus mendapatkan perawatan
dan masih belum bisa menjalankan operasi amputasi karena hasil laboratorium pasien masih belum
menunjukkan hasil yang baik sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila
keadaan pasien sudah stabil dan disertai dengan hasil lab yang baik, maka pasien akan segera
dilakukan operasi amputasi.
U. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang : Dsn. Mawar, Probolinggo
Transportasi pulang : Kendaraan pribadi
Dukungan keluarga : Orang tua mengatakan bahwa beliau siap membantu An. S dalam
menjalankan perawatan, membantu dalam menjalankan ADL serta memantau status
kesehatannya. Selain itu beliau juga akan men-support pasien secara moral
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : Biaya perawatan dicover oleh BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang : Melakukan KIE kepada keluarga terkait
penyakit yang diderita pasien dan bagaimana perawatan pasien apabila sudah berada di rumah.
Pengobatan: Pasien disarankan untuk tetap melakukan kontrol di poli bedah sesuai dengan
anjuran dokter.
Rawat jalan ke : Poli bedah
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : Perawatan klien harus dibantu oleh anggota keluarga
lain dan kepatuhan minum obat harus diperhatikan
Keterangan lain :
Pasien masih harus mendapatkan perawatan dan masih belum bisa menjalankan operasi
amputasi karena hasil laboratorium pasien masih belum menunjukkan hasil yang baik dan belum
memungkinkan untuk dilakukan operasi. Apabila keadaan pasien sudah stabil dan disertai dengan
hasil lab yang baik, maka pasien akan segera dilakukan operasi amputasi.
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : Faktor risiko (genetic) Nyeri Akut
- Pasien mengeluh nyeri ↓
P : Apabila terlalu banyak
Kerusakan gen
gerak atau terkena tekanan
Q : Seperti ditusuk tusuk ↓
ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
2 DS : Faktor risiko (genetic) Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan nafsu ↓ nutrisi : Kurang dari
makan menurun Kerusakan gen kebutuhan tubuh
↓
DO :
Proliferasi sel tulang secara
- Pasien tampak lemah dan
abnormal
kurus
- Pasien mengalami penurunan ↓
BB sejak 1 tahun terakhir Tumor pada tulang
sebanyak 8 kg ↓
- Tinggi badan: 145 cm
- Berat Badan di RS : 35 kg Invasi sel tumor ke jaringan
- Berat Badan SMRS : 43 kg lunak
- IMT : 16,6 (Status : Kurang)
- BB Ideal : 39 kg ↓
- Terdapat penurunan BB 15%
Kalsifikasi jaringan lunak
dari BB ideal
- Kebutuhan kalori harian : ↓
1200,7 kkal/hari Pertumbuhan tulang abnormal
- Pasien mendapatkan Diet ↓
TKTPRG 3 x 1 porsi dan
Pembengkakan hingga terjadi
Nifrisol 4 x 200 cc dalam
luka
sehari
- Albumin : 3,28 g/dL (N : 3,5 – ↓ ↓
5,5 g/dL) Dilakukan Suplai nutrisi
- Hb : 10,3 g/dl (N : 11,4-15,1
Kemoterapi ke jar. Ca ↑
g/dL)
- Pasien mendapatkan
↓ ↓
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
3 DS : - Faktor risiko (genetic) Kerusakan
DO :
↓ Integritas
- Pasien terdiagnosa
Kerusakan gen Jaringan
osteosarcoma femur dextra
↓
sejak 1 tahun yang lalu dan
Proliferasi sel tulang secara
sudah mendapatkan
abnormal
kemoterapi serta radioterapi
sebanyak masing masing 5 ↓
kali Tumor pada tulang
- Pada paha kanan terdapat ↓
benjolan besar dan terdapat
Invasi sel tumor ke jaringan
luka dengan panjang 18 cm
lunak
dan lebar 12 cm
- Terlihat adanya balutan pada ↓
kaki kanan Kalsifikasi jaringan lunak
- Rembesan (+)
↓
- Pus (+)
Pertumbuhan tulang
abnormal
↓
Pembengkakan hingga
terjadi luka
↓ ↓
Terdapat Dilakukan
pus dan kemoterapi
rembesan dan radioterapi
↓
Kulit
mengelupas
↓
Kerusakan Integritas
Jaringan
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
4 DS : Faktor risiko (genetic) Hambatan
- Pasien mengatakan kesulitan ↓ Mobilitas Fisik
untuk melakukan mobilisasi Kerusakan gen
DO : ↓
- KU : lemah Proliferasi sel tulang secara
- Terlihat adanya balutan pada
abnormal
kaki kanan
- Pada paha kanan terdapat ↓
benjolan besar dan terdapat Tumor pada tulang
luka dengan panjang 18 cm ↓
dan lebar 12 cm Invasi sel tumor ke jaringan
- Pasien dibantu keluarga
lunak
dalam melakukan ADL
- Edema ↓
- - Kalsifikasi jaringan lunak
- Kekuatan otot ↓
+ -
5 5 Pertumbuhan tulang
1 5 abnormal
↓
Pembengkakan hingga
terjadi luka
↓
Pasien kesulitan untuk
melakukan mobilisasi
↓
Hambatan Mobilitas Fisik
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
5 DS : Faktor risiko (genetic) Gangguan Citra
- Keluarga mengatakan bahwa ↓ Tubuh
awalnya An. S adalah sosok Kerusakan gen
yang periang, akan tetapi ↓
setelah menderita
Proliferasi sel tulang secara
osteosarcoma sejak 1 tahun
abnormal
yang lalu, An. S sering
↓
murung.
- An. S mengatakan lebih Tumor pada tulang
sering murung karena malu ↓
dengan kondisi yang diderita Invasi sel tumor ke jaringan
DO : lunak
- Pada paha kanan terdapat ↓
benjolan besar dengan Kalsifikasi jaringan lunak
balutan dan terdapat luka
↓
dengan panjang 18 cm dan
Pertumbuhan tulang
lebar 12 cm
- Terdpat rembesan dan juga abnormal
pus yang berwarna kuning ↓
pada area luka Pembengkakan hingga
- Terdapat perubahan bentuk
terjadi luka
dan fungsiolesa pada paha
↓
bagian kanan
- Edema Pasien malu dengan kondisi
Ruang : R. 14
Nama Pasien : An. S
Diagnosa : Osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk dan gizi buruk marasmus
2 Panjangnya episode >30 menit 15-30 menit 10-15 menit 5-10 menit <5 menit
nyeri
2 Bau pada luka Berbau, Luka berbau Luka berbau Luka berbau Tidak
walau luka saat balutan saat dibasahi saat balutan berbau
dibalut rapi rapi untuk dilepas dilepas
dan sudah
dibersihan
3 Drainage pada Pengeluran Cairan Cairan bening Cairan bening Tidak ada
luka luka berwarna kekuningan jerinih pengeluaran
berwarna kuning kental pada luka
kuning
kemerahan
kenta (pus)
termasuk drainase, warna balutan dan bau dengan baik, sesuai yang diajarkan
2. Memberikan dressing yang sesuai saat
perawatan luka
3. mempertahankan teknik steril dalam perawatan
luka untuk mencegah infeksi S:-
4. Menginspeksi kondisi luka setiap ganti balutan
3 09.00 O:
5. Mengganti balutan secara rutin atau jika eksudat
sudah jenuh - Pada paha kanan terdapat benjolan besar dan terdapat
6. Memonitor adanya tanda-tanda infeksi luka dengan panjang 18 cm dan lebar 12 cm
- Terdapat kemerahan pada kulit sekitar luka dan disertai
7. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait
dengan edema
pemberian antibiotik inj. Ceftriaxon 2x1 gr - Terdapat bau yang menyengat pada saat balutan dibuka
- Terdapat rembesan pada ½ kassa pembalut yang
1. Menentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien berwarna kuning kental (pus)
untuk memenuhi kebutuhan gizi
2. Menentukan apa yang menjadi preferensi makanan
bagi pasien
3. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
4. Menciptakan lingkungan yang optimal pada saat
mengkonsumsi makan misal bersih, dan bebas dari bau S:
menyengat
5. Memastikan makanan disajikan dengan cara yang - Pasien mengatakan nafsu makan menurun
2 12.00 menarik dan pada suhu yang paling cocok untuk O:
konsumsi secara optimal
6. Menganjurkan keluarga untuk membawa makanan - Pasien tampak lemah dan kurus
favorit pasien sementara pasien berada di rumah sakit - IMT : 16,6 (Status : Kurang)
7. Menawarkan makanan ringan yang padat gizi - Pasien mengatakan porsi diet yang diberikan dari RS
8. Memonitor kalori dan asupan makanan hanya dimakan ¼ porsi
9. Berkolaborasi dengan ahli gizi terkait kebutuhan
asupan makanan dan kalori serta diet yang tepat untuk
pasien (TKTPRG dan Nefrisol 4 x 200cc)
IMPLEMENTASI 2
asupan makanan, kalori serta diet yang tepat untuk hanya dimakan ½ porsi
IMPLEMENTASI 3
Nama Klien : An. S Tanggal : 6 November 2019
Diagnosa Medis : Osteosarcoma femur dextra, AKI stadium risk dan gizi buruk marasmus
Tgl No. Dx Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien dan Evaluasi
Kep
6-11-19 1 08.00 1. Mengukur dan monitoring TTV pasien S:
2. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
- Pasien mengeluh nyeri
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
P : Apabila terlalu banyak gerak atau terkena tekanan
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
Q : Seperti ditusuk tusuk
pencetus
3. Menghimbau pasien untuk menerapkan teknik distraksi R : Pada area luka di paha kanan
dan relaksasi sebagai terapi nonfarmakologis seperti S : Skala nyeri sama dengan kemarin yaitu skala 8
yang diajarkan kemarin T : Menetap
4. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi terkait
O:
pemberian obat analgesik (Santagesik 3 x 300 mg,
- KU : cukup
Ceftriaxone 2 x 1 gr)
- GCS E4V5M6
5. Memeriksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien,
- Pasien selalu menangis kesakitan setiap kali merasakan
catat perubahan dalam catatan medis pasien,
nyerinya
informasikan petugas kesehatan lainnya yang merawat - TD 110/85 mmHg
- Nadi 100 x/menit
pasien.
- RR 19 x/menit
Rabu, 6 2 S:
November - Pasien mengatakan nafsu makan masih
2019 menurun
O : NOC : Status Nutrisi
No Indikator Score
Awl Tgt Akr
1 Nafsu makan 2 5 3
2 IMT 3 5 3
3 Asupan Gizi 2 4 3
4 Asupan makanan 2 4 3
5 Asupan cairan 2 4 3
6 Energi 2 4 3
A: Masalah sesuai dengan NOC belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan
sesuai NIC Manajemen Nutrisi poin 4-9
Rabu, 6 3 S: -
November O:
NOC : Wound healing : Primary Intervention
2019
Score
No Indikator
Awl Tgt Akr
Kemerahan
1 1 5 1
disekitar pada luka
2 Bau pada luka 4 5 4
3 Drainage pada luka 2 5 3
4 Rembesan 3 5 4
A: Masalah sesuai dengan NOC belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan
sesuai NIC Wound Care : Infection
Control poin 1-7
RESUME KEPERAWATAN 1
RESUME KEPERAWATAN 2