Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim.

Alhamdulillahirabil ‘alamin, rasa syukur penyusun panjatkan


kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas dari Dr. Rina Marina Masri, M.P. dan Dr. Ir. H.
Iskandar muda P, M.T. pada mata kuliah kajian teknologi dan vokasi.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca dan juga bagi penyusun.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Rina


Marina Masri, M.P. dan Bapak Dr. Ir. H. Iskandar Muda P, M.T.
selaku dosen dari mata kuliah kajian teknologi dan vokasi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Bandung, 3 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara sederhana dapat dikatakan geomatika adalah ilmu


dan teknologi yang mengumpulkan, menganalisis, interpretasi,
distribusi dan meggunakan informasi geografis. Dalam
pelaksanaannya, geomatika mengikutsertakan berbagai disiplin
dan membawanya untuk membangun suatu gambaran detail yang
dimengerti mengenai fisik bumi.

Kecanggihan teknologi informasi memroses dan


memanipulasi data tersebut dengan bantuan perangkat keras dan
peranti lunak komputer. Penerapan geomatika digunakan dalam
semua disiplin yang memerlukan data spasial termasuk studi
lingkungan, perencanaan engineering, navigasi, geologi dan
geofisika, oseanografi, pengembangan lahan dan kepemilikan
lahan, serta pariwisata.

Oleh sebab itu, disiplin ilmu yang tergabung dalam


geomatika adalah ilmu pemetaan, seperti survei dan pemetaan,
geodesi, fotogrammetri, inderaja, sistem informasi geografis dan
penentuan posisi global, pengelolaan lahan, visualisasi
lingkungan, pemantauan lingkungan, sumberdaya kelautan,
transaksi pemukiman

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat di


identifikasikan beberapa masalah pembelajaran yang terkait
dengan :
1. Diperlukannya gambar detail bentuk fisik bumi
dengan mengkuti prosedur ilmu geomatika.
2. Dibutuhkan pengetahuan penerapan geomatika
dalam semua disiplin yang memerlukan data spasial.
3. Dibutuhkannya macam-macam kajian disiplin ilmu
geomatika.

1
1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan pembahasan yang dimaksud,


batasan masalah dari makalah ini adalah:

1. Peran Geomatika
2. Keterkaitan Geomatika dalam teknologi dan vokasi
3. Pengaplikasian Geomatika dalam kehidupan
1.4. Rumusan Masalah

a. Bagaimana peran Geomatika dalam dunia teknik sipil?


b. Bagaimana keterkaitan Geomatika dalam teknologi dan
vokasi?
c. Bagaimana pengaplikasian Geomatika dalam kehidupan?
1.5. Tujuan
 Untuk mengetahui peran Geomatika dalam dunia teknik
sipil.
 Untuk mengetahui keterkaitan Geomatika dalam
teknologi dan vokasi.
 Untuk mengetahui pengaplikasian Geomatika dalam
kehidupan.
1.6. Sistematika penyusunan

Untuk memahami lebih jelas makalah ini, maka materi-


materi yang tertera pada makalah ini dikelompokan menjadi
beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, identifikasi masalah,


batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisikan daftar referensi dari semua jenis referensi


seperti buku jurnal, artikel dan karya ilmiah lainnya.

BAB III METODOLOGI

Berisikan tentang sekumpulan prosedur yang merupakan


analisis teoritis mengenai perkembangan perencanaan tahan gempa
struktur beton.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang hasil dari makalah yang telah disusun


dan pembahasan mengenai perkembangan perencaan tahan gempa
struktur beton.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Berisikan simpulan, implikasi, dan rekomendasi yang


berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Keterkaitan Ilmu Geomatika dalam Teknologi dan Vokasi


Keterkaitan Geodesi dan Geomatika dalam Teknologi dan Vokasi

Bahwa dapat dikaitkan Geomatika dan Geodesi merupakan sebuah bidang


kegiatan yang menggunakan pendekatan sistem,memadukan semua yang terkait
untuk mendapatkan dan mengelola data spesial yang diperlukan sebagai bagian
dari operasi keilmuan .

Oleh karena itu keterkaitan ilmu teknolgi informasi dapat memproses dan
memanipulasi data yang dikumpulkan,dianalisis,diinterpretasi,distribusi, dan
menggunakan informasi geografis tersebut dengan bantuan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer dalam rangka mempermudah

Selain itu keterkaitan ilmu vokasi dimana tidak bisa dipungkiri lagi
diperlukannya ilmu Geomatika dan Geodesi ini yang bersangkutan dalam
berbagai bidang. Seperti hal nya dalam bidang kontruksi dimana saat perencanaan
pembangunan tititk acuannya diukur menggunakan kaidah geodesi dan geomatika
yang berarti dimana ilmu geodesi dan geomatika dapat menjadi penunjang dalam
menyelesaikan masalah tersebut.

2.2 Pengaplikasian Geomatika

Penggunaan Teknologi ini merambat hampir disemua aspek kehidupan manusia.


Keinginan untuk mengelola sumber daya secara efisien. Seperti hal nya dalam
geomatika dan geodesi pengaplikasiannya seperti dalam :

1.Survey dan Pemetaan


2. Pematokan
3. Pengolahan data
4. Penyajian data
5. Memberikan informasi Geografis

2.3 Peran Geomatika dalam Teknik Sipil

-Tahap Desain

Informasi spasial bisa menggambarkan bagaimana kondisi keadaan lapangan


yang akan dibangun sebuah proyek. Misal,banyak sedikitnya pemukiman di dekat
lokasi proyek tersebut. Dengan diketahui data informasi special itu bisa diketahui
keuntungan dan kerugian terhadap lingkungan sekitarnya apabila proyek tetap
berjalan di lokasi tersebut.
Selain itu pada tahap desain jalan misalnya seorang GG dapat merancang
anggaran pembuatan jalan tersebut. Karena dengan peta bisa diketahui panjang
dan lebar suatu jalan yang akan dibangun, berapa volume galian dan timbunan.
Sehingga seorang GG dapat mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan proyek
tersebut.

- Tahap Monitoring

Setelah sebuah proyek tersebut terbangun, untuk keberlanjutan dan keamanan


proyek itu harus dilakukan monitoring supaya dapat mengetahui hal apa yang
terjadi. Misal monitoring terhadap sebuah jembatan, monitoring ini dilakukakan
agar bisa mengetahui gerakan dan simpangan jembatan tersebut. Hal ini bisa
dilakukan seorang GG dengan menggunakan GPS. Dengan GPS dapat diketahui
gerakan gerakan perubahan tiap waktu.

3
BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudi No. 229.

3.2 Waktu
Makalah ini dibuat pada Bulan September - Oktober 2019.

3.3 Metode
Sugiyono (2014 : 6) menyatakan “metode penelitian
dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentusehingga dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah”.
Pada pembuatan makalah ini, digunakan metode
kuantitatif atau pembuatan yang sistematis terhadap bagian –
bagian dan fenomena serta hubungan – hubungannya.

3.4 Populasi, Sampel, Sampling technicue


Nawawi (2004 : 24) menyatakan bahwa “populasi adalah
keseluruhan objek penelitian, digunakan sebagai sumber data
yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak menggunakan
populasi untuk penelitian.
Menurut Bailey (2006 : 119) “sampel merupakan bagian
dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus
dilihat sebagai suatu gambaran populasi dan bukan merupakan
populasi itu sendiri”. Penulis juga tidak menggunakan sampel
untuk membuat makalah ini.
Penarikan sampel yang digunakan untuk pembuatan
makalah ini yaitu menggunakan purposive sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya memilah milah
sumber mana yang terpercaya untuk diangkat dalam pembuatan
makalah tersebut.
3.5 Data Primer dan Data Sekunder

Menurut Hasan (2002 : 82) data primer adalah data yang


diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
membutuhkannya. Data primer tersebut didapat dari sumber
informan yaitu individu atau perseorangan seperti catatan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti, hasil observasi
di lapangan, dan data – data mengenai informan.
Sedangkan data sekunder, adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber – sumber yang telah ada. Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh, yaitu dari
bahan pustaka literatur, penelitian terdahulu, buku dan lain
sbagainya.
Pembuatan makalah ini sendiri menggunakan data
sekunder yang didapat oleh penulis dari internet dan materi
fotokopian yang dijadikan acuan sebagai sumber.

3.6 Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian adalah


alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Dalam pembuatan makalah ini, instrument yang
digunakan adalah alat elektronik sepeti handphone dan laptop,
selain itu jugam
enggunakan penulisan harga ilmiah UPI.

3.7 Teknik Analisis


Berikut merupakan tahapan analisa yang penulis
lakukan dalam pembuatan makalah ini.
a. Membaca atau mempelajari data, menandai gagasan –
gagasan yang ada dalam data, yaitu meliputi data – data
yang telah ada sebelumnya.
b. Mempelajari gagasan – gagasan tersebut dan berupaya
menemukan tema – tema atas gagasan yang berasal dari
data.
c. Mengemukakan ide yang sesuai dengan fakta – fakta dan
rasional.
d. Menarik kesimpulan sendiri atas teori, rasional, dan data
– data yang telah dikumpulkan.

3.8 Kerangka Berpikir

Kecanggihan Teknologi Informasi Memperoses


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan beban gemparencana

Perhitungan beban gempa statik ekivalen dilakukan untuk mengetahui


besarnya beban gempa yang bekerja pada struktur. Perhitungan beban
gempa mengacu pada Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung SNI-03-1727-2002 yang dihitung
berdasarkan lokasi bangunan pada suatu wilayah gempa, jenis tanah,
faktor keutaman bangunan dan nilai faktor reduksi.Besarnya beban
gravitasi dan gaya gempa yang bekerja pada tiap lantai struktur
bangunan untuk masing–masing gedung sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi beban gravitasi dan gaya gempa bangunan

A.

Tabel 2. Distribusi beban gravitasi dan gaya gempa bangunan


B.

Tabel 3. Distribusi beban gravitasi dan gaya gempa bangunan C


Tabel 4. Distribusi beban gravitasi dan gaya gempa bangunan D

Bangunan gedung baru kampus I Universitas Teknologi


Yogyakarta terletak di Sleman, Yogyakarta yang diketahui
termasuk pada wilayah gempa 4. Penentuan jenis tanah di
tentukan berdasarkan data uji Sondir yang diperoleh dari data
proyek pengembangan kampus Universitas Teknologi
Yogyakarta, sehingga diperoleh jenis tanah yaitu tanah sedang.
Faktor keutamaan bangunan diambil 1,00 yaitu bangunan
gedung umum, sedangkan untuk nilai faktor reduksi diambil
5,50 (Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah).Beban
gempa hasil perhitungan kemudian dimasukan kedalam
analisis program SAP 2000 V. 11yang diasumsikan sebagai
beban titik arah x dan arah y pada join balok dan kolom struktur
bangunan gedung.

4.2 Tinjauan hasil analisis struktur terhadap perhitungan balok

Dari hasil analisis struktur dengan menggunakan bantuan


program SAP 2000 V. 11diperolehgaya-gaya dalam berupa
Momen Ultimit (Mu) dan Gaya geser ultimit (Vu).Untuk
perencanaan balok, dilakukan perhitungan akibat momen positif
(M+) pada daerah lapangan balok dan momen negatif (M-)
pada daerah tumpuan balok, yang kemudian diperoleh tulangan
tarik dan tulangan tekan. Analisis perhitungan balok mengacu
pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton bertulang untuk
Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002. Perhitungan balok
tersebut dilakukan pada elemen balok dengan niai momen
ultimut dan gaya geser ultimit terbesar pada masing-masing
tipe balok yang sama, sedangkan untuk elemen balok lain
dengan tipe yang sama dianggap sudah terwakili karena
momen ultimit dan gaya geser ultimit yang dihasilkan lebih
kecil. Perhitungan balok terdiri dari 8 tipe balok yang
didasarkan pada dimensi penampang dan jumlah tulangan
yang bervariasi pada masing-masing tipe balok. Spesifikasi
bahan bangunan yang digunakan yaitu untuk mutu beton (f’c) =
25 Mpa, sedangkan untuk tulangan baja diameter ≤ 12 mm
dipakai mutu baja (fy) = 240 Mpa dan untuk diameter ≥ 12 mm
dipakai mutu baja (fy) = 400 Mpa. Spesifikasi tersebut
berdasarkan data yang diperoleh dari data proyek
pengembangan kampus Universitas Teknologi Yogyakarta.Dari
hasil perencanaan penulangan balok, detail penulangan tipe
balokB1, B3, dan B5sebagai berikut :
Gambar 5. Detail Balok B1

Gambar 6. Detail Balok B3


Gambar 6. Detail Balok B5

4.3 Tinjauan hasil analisis struktur terhadap perhitungan


kolom

Dari hasil analisis struktur dengan menggunakan bantuan


program SAP 2000 V. 11 diperoleh gaya-gaya dalam berupa
Momen Ultimit (Mu) dan Gaya aksial ultimit (Pu), sedangkan
untuk gaya geser ultimit (Vu) tidak menggunakan data dari hasil
analisis program SAP 2000 V. 11, namun dihitung dengan
menggunakan persamaan yang terdapat pada pasal 23.10 SNI
03-2847-2002 tentang ketentuan-ketentuan untuk Sistem
Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM).Analisis
perhitungan kolom mengacu pada Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton bertulang untuk Bangunan Gedung SNI 03-
2847-2002. Perhitungan kolom tersebut dilakukan pada elemen
kolom dengan niai momen ultimut dan gaya aksial ultimit
terbesar pada masing–masing tipe kolom yang
sama.Penentuan elemen kolom yang akan dianalisis diambil
berdasarkan posisi kolom pada struktur bangunan yaitu: kolom
tepi, kolom tengah, dan kolom tepi. Spesifikasi bahan
bangunan yang digunakan yaitu untuk mutu beton (f’c) = 25
Mpa, sedangkan untuk tulangan baja diameter ≤ 12 mm dipakai
mutu baja (fy) = 240 Mpa dan untuk diameter ≥ 12 mm dipakai
mutu baja (fy) = 400 Mpa. Spesifikasi tersebut berdasarkan
data yang diperoleh dari data proyek pengembangan kampus
Universitas Teknologi Yogyakarta.Dari hasil perencanaan
penulangankolom, detail penulangan masing-masing tipe kolom
sebagai berikut:

Gambar 7. Detail kolom K1


Gambar 8. Detail kolom K2

Gambar 9. Detail kolom K3


Tabel . perbandingan hasil analisis dengan hasil di lapangan

4.4 Perbedaan penulangan hasil analisis dengan hasil di


lapangan

Perencanaan ulang analisis struktur beton bertulang


balok dan kolom yang telah dilakukan menggunakan metode
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
menunjukkan hasil yang berbeda dengan kondisi yang ada di
lapangan, dengan persentase penyimpangan sebesar
10,00%.Kemungkinan besar hal ini terjadi karena beberapa
faktor diantaranya adalah perbedaan penggunaan metode
analisis perhitungan, beban atap yang diasumsikan sebagai
atap dak (plat beton) karena keterbatasan data, dan pemilihan
komponen kombinasi yang lebih kompleks dengan
pertimbangan perkiraan gempa yang paling
ekstrim.Perbandingan penulangan hasil analisis terhadap hasil
di lapangan dapat dilihat pada Tabel 5.
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1. kesimpulan

a. sekilas tentang acmc


Latar belakang sejarah sangat mewarnai konsep dasar dan pendekatan yang dipakai
dalam standar tata cara perencanaan bangunan berbagai negara di kawasan Asia.
Beberapa berkiblat ke Amerika Serikat dan sebagian lagi mengadopsi standar negara-
negara Eropa, seperti misalnya British Standards atau standar Belanda. Bertolak dari
keinginan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang standar perencanaan
bangunan yang berlaku di berbagai negara di kawasan Asia, Japan Concrete Institute
(JCI) pada tahun 1992 memprakarsai pembentukan sebuah research committee untuk
mulai perumusan Asian Concrete Model Code (ACMC).

Diharapkan keberadaan ACMC ini akan memudahkan terjalinnya hubungan bisnis dan
kerjasama teknologi yang semakin intens di bidang industri dan jasa konstruksi di
kawasan Asia. Selain itu ACMC diharapkan pula mampu mendorong tercapainya kinerja
struktur beton yang optimal, baik dari segi kekuatan, kelayakan maupun keawetannya.

Sejak tahun 1994 telah dibentuk sebuah komite internasional yang independen dari JCI.
Walaupun demikian JCI bersama beberapa organisasi lain, seperti The Ministry of
Education and Culture Japan (Monbusho), The Overseas Contractors of Japan (OCAJ),
tetap bertindak sebagai penyandang dana.

Penyusunan dokumen ACMC dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :

• Tahap I : Menghasilkan dokumen yang memaparkan kerangka dan


konsep dasar Model Code ini, yaitu sebuah standar dengan pendekatan
performance-based.

• Tahap II : Menghasilkan dokumen yang memuat spesifikasi tentang kinerja


struktur (dinyatakan dalam performance index) serta ketentuan-ketentuan yang
diperlukan guna mencapai kinerja sruktur yang optimal.

• Tahap III : Menghasilkan dokumen yang di dalamnya terdapat berbagai


pedoman praktis untuk keperluan perencanaan (design manual) yang
memperhatikan kondisi lokal saat ini maupun kondisi ideal yang diharapkan di
masa mendatang pada suatu negara di kawasan Asia di mana ACMC diterapkan.

Dokumen ACMC terdiri atas 3 bagian utama, yaitu :

1. Perencanaan (design)
 Perencanaan untuk aksi beban normal (umum)

 Perencanaan untuk aksi beban angin

 Perencanaan untuk aksi beban gempa

 Perencanaan untuk aksi pengaruh lingkungan

2. Bahan dan Pelaksanaan Bangunan (material and construction)

3. Pemeliharaan (maintenance)
DAFTAR PUSTAKA

American Society of Civil Engineers. (2010). Minimum Design


Loads for Buildings and Other Structures. ASCE 7-10.

Badan Standarisasi Nasional.(1987). Pedoman Perencanaan


Pembebanan untuk Rumah dan Gedung. SKBI-1.3.53.1987.

Badan Standarisasi Nasional.(2002). Standar Perencanaan


Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. SNI-
1726-2002.

Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perencanaan


Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002.

Dipohusodo&Istimawan. (1994). Struktur Beton Bertulang.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Imran, I. & Fajar, H. (2010). Perencanaan Struktur Beton


Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa. Bandung: ITB.

Novianto, A.(2009). Perencanaan Struktur Gedung Perkuliahan


dan Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Teknologi Yogyakarta, Program Studi Teknik Sipil. Universitas
Teknologi Yogyakarta.

Tavio & Kusuma, B. (2009). Desain Sistem Rangka Pemikul


Momen dan Dinding Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa.
Surabaya: ITS Press.

Anda mungkin juga menyukai