Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 1: TITIK LEBUR ES

Sebagaimana pada diagram /grafik proses mencairnya es -25 °C menjadi air,


terdapat proses di mana suhu es tidak mengalami kenaikan walaupun pemanasan
masih berlangsung. Pada garis 0°C ↔0°C terjadi proses peleburan dengan
energi laten (tersembunyi).

Tujuan
1. menguji bahwa titik lebur es adalah 0°C
2. menguji bahwa titik didih air adalah 100°C
Alat dan bahan
1. Es batu 1 kg 2-3 buah.
2. Thermometer 2 buah.
3. Bejana kaca 2 buah.
4. Pengaduk/sendok kecil 2 buah.
5. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.
6. Kasa 2 buah.
7. Tripot 2 buah.
8. Static 2 buah.
Tahapan Kegiatan
Perhatikan rangkaian gambar dan petunjuk kegiatan di bawah ini:
1. Isilah bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
2. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan aduklah pelan-pelan secara
terus menerus sampai mencapai suhu 100°C.
3. Perhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga perubahan
suhu yang tertera pada termometer.
4. Catat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja.
Hasil pengamatan:
1. Suhu es sebelum dipanaskan adalah -7
2. Kenaikan suhu es
Tabel 5.1
Data kenaikan suhu es
2 menit
N ke 1 Kenaikan suhu Suhu pada Keterangan
o termometer
1 1 0 Co 0o Es melebur (dari padat
C ke cair)
2 2 33o C 40 Proses pencairan
o kemudian mulai
C memanas
3 3 43 O C 83 Suhu air meningkat,
O keluar gelombang air
C
4 4 14 o C 97 Timbul suara air
o mendidih
C
5 5 3oC 10 Titik didih air
0o maksimum
C
. Pembahasan
Kami mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan
kemudian bejana tersebut dipanaskan dengan nyala api dari Bunsen. Setelah itu
diamati setiap perubahan suhu pada bongkahan es dalam bejana kaca tersebut tiap 2
menit sekali. Dan hasil pengamatan tertuang pada tabel 5.1.
Kesimpulan
a. Titik lebur es pada suhu 0o C
b. Titik didih air maksimum 100o C, namun kadang sebelum 100 o C sudah
mendidih.Hal ini karena pengaruh suhu udara lingkungan. Bila semalin tinggi/panas
cuacanya maka akan lebib cepat mendidih.
Jawaban Pertanyaan
1. Memang benar perubahan wujud es menjadi cair disebabkan karena pemanasan.
Hal ini terjadi es menyerap panas maka suhunya naik hingga terjadi proses
peleburan dari padat ke cair.
2. Pada saat thermometer menunjukkan skala 0o C, pemanasan masih terus
berlangsung, pada saat inilah terjadi proses peleburan dengan energi laten
(tersembunyi)
3. Bongkahan es dan air suhunya tetap 0o C walau terjadi pemanasan terus menerus.
Hal ini terjadi karena masih ada bongkahan es yang belum mencair.
4. Suhu air dapat berubah mencapai suhu 100o C terjadi pada 2 menit ke -11 atau 8
menit setelah pemanasan.

Laporan Praktikum IPA Modul 5. 2


PERCOBAAN 2: PERUBAHAN WUJUD PADAT MENJADI GAS DAN SEBALIKNYA
Benda (zat) wujud padat bisa langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar
tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Sebaliknya, gas (uap) dapat Iangsung
didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu.
Tujuan:
1. menguji bahwa benda padat dapat Iangsung menjadi gas;
2. menguji bahwa benda gas dapat Iangsung menjadi cair.
Alat dan Bahan
1. Yodium kristal secukupnya.
2. Kapur barus secukupnya.
3. Parafin secukupnya.
4. Tabung reaksi 3 buah.
5. Penjepit tabung 3 buah.
6. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.
Tahapan Kegiatan
Rangkailah alat dan bahan yang telah disediakan seperti tampak pada gambar di
bawah ini.
1. Masukkan beberapa butir salah sate kristal ke dalam sebuah tabung reaksi.
2. Panasi tabung reaksi tersebut dengan Bunsen atau lampu spiritus.
3. Amati apa yang terjadi dengan kristal yang ada di dasar tabung.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Hasil pengamatan
Tabel 5.2
No Kristal Mencair Langsung Keterangan
dulu Ya menguap
atau Ya atau
tidak tidak
1. Yodium Tidak Tidak Menguap –
mencair
2. Kapur Ya Tidak Mencair –
barus menguap
3. Parafin Tidak Ya Mengkristal
- menguap
Pembahasan
Bahan – bahan berupa kristal seperti yodium, kapur barus, paraffin di masukkan
kedalam tabung reaksi yang berbeda – beda. Lalu msing – masing tabung reaksi
dipanaskan diatas Bunsen. Hasilnya ditulis pada tabel 5.2.
Kesimpulan
 Yodium, kapur barus, dan paraffin termasuk benda padat.
 Yodium bila dipanasi akan mengkristal lalu menguap.
 Kapur barus bila dipanasi akan mencair dulu baru kemudian menguap.
 Parafin jika dipanasi akan mengkristal timbul bau menyengat lalu menguap.
 Benda dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa melalui proses
mencair dulu.
Jawaban Pertanyaan
1. Jika uap atau gas tersebut didinginkan maka akan membeku.
2. Salju yang ada di atmosfer wujudnya tetap salju (kumpulan gas atau awan yang
mencapai titik jenuh dan mengkristal.Bila turun ke bumi akan berupa butiran –
butiran es / bunga salju).
Laporan Praktikum IPA Modul 5. 3
PERCOBAAN 3: PERUBAHAN WUJUD CAIR MENJADI GAS
Benda cair akan menjadi gas bila dipanaskan sampai mencapai lebih dam titik
didih. Sebaliknya, gas akan menjadi cair apabila didinginkan. Untuk memahami
perubahan wujud cair menjadi gas dan sebaliknya daps dilakukan percobaan
penguapan dan pendinginan.
Tujuan
1. Menguji perubahan zat cair menjadi wujud gas.
2. Menguji perubahan zat gas menjadi wujud cair.
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi 2 buah.
2. Gabus penutup 2 buah.
3. Pipa plastik kecil (1/2 inci) 1 meter.
4. Termometer 1 buah.
5. Bunsen/lampu spiritus 1 buah.
6. Bejana 1 buah.
7. Ketel uap 1 buah.
8. Tripot 1 buah.
Tahapan Kegiatan
1. Ambil air secukupnya ke dalam ketel uap atau teko, kemudian tutup rapat dengan
gabus yang telah dilengkapi pipa plastik dan termometer.
2. Hubungkan pipa plastik dengan tabung reaksi sebagai penampung uap air.
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam bejana yang telah diisi dengan air dingin.
4. Panasi air dalam ketel uap sampai mendidih.
5. Amati pergerakan uap air melalui pipa yang mengalir ke tabung reaksi.
6. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini.

Pembahasan
Bahan dan alat distel sedemikian rupa, lalu air dingin dimasukkan dalam ketel,
ditutup rapat dengan gabus yang telah diberi lubang pipa plastic kemudian diberi
plastisin agar tidak ada udara yang masuk dalam ketel. Pipa plastic dihubungkan ke
tabung reaksi dalam bejana kaca yang berisi air dingin. Nyalakan Bunsen untuk
memanaskan ketel kemudian diamati pergerakan uap air melalui pipa plastic yang
mengalir ketabung reaksi serta perubahan suhunya dicatat seperti pada hasil
pengamatan diatas.
Kesimpulan
Benda cir yang dipanaskan akan berubah menjadi gas sampai lebih dari titik didih.
Dan benda akan berubah menjadi cair jika didinginkan.
Jawaban Pertanyaan
1. Pada suhu lebih kurang 90 ketel mulai mengeluarkan uap air.
2. Uap / gas yang mengalir melalui pipa dan masuk ke tabung reaksi berubah
menjadi air karena terjadi perubahan suhu. Suhu diketel lebih panas
disbanding suhu pipa plastik (terjadi proses pengembunan ).
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Konduksi
PERCOBAAN I: KONDUKSI
Sepotong besi dipanaskan pada salah satu ujungnya, dan ujung yang lainnya kita
pegang. Tidak lama kemudian tangan akan merasakan panas. Hal ini disebabkan
kalor atau panas dari api berpindah dari ujung besi yang dipanasi ke ujung besi yang
dipegang. Pada perpindahan kalor ini tidak ada bagian besi yang ikut berpindah.
Tujuan
1. Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi.
2. Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik.
Alat dan Bahan .;
1. Tripot 1 buah.
2. Bunsen/lampu spiritus 1 buah.
3. Cakram konduksi 1 buah.
4. Lilin warna/malam secukupnya.
Tahapan Kegiatan
1. Ambil empat bagian Jilin /malam dan letakkan masing-masing di ujuag logam
pada cakram konduksi.
2. Letakkan cakram konduksi di atas tripot.
3. Panasi cakram konduksi tepat di antara sambungan keempat logam.
4. Perhatikan susunan alat dan bahan pada Gambar 5.9.
Hasil Pengamatan
Tabel 5.3
Pengamatan terhadap lilin
N Jenis Lili Lili Lili Lilin
o bahan n n n men
men men men cair
cair cair cair kee
pert ked keti mpa
ama ua ga t
1 Besi √
2 Temba √
ga
3 Kunin √
gan
4 Alumi √
nium
Pembahasan
Dari hasil percobaan, teryata tembaga lebih cepat menghantarkan panas,
sehingga lilin cepat meleleh. Disusul kemudian kuningan, aluminium dan terakhir
besi.Lilin mudah meleleh karena terkena panas yang dihantarkan oleh logam –
logam tersebut. Peristiwa ini disebut konduksi yaitu perpindahan panas melalui zat
perantara (konduktor)
Jawaban pertanyaan
1. Dari keempat bahan logam (konduktor) yang paling baik menghantarkan
panas adalah tembaga, sebab tembaga yang paling cepat melelehkan lilin tersebut,
dan sifat tembaga yang mudah terurai bila dipanaskan.
2. Antara tembaga dan kayu yang paling baik sebagai konduktor adalah
tembaga, sebab tembaga lebih cepat terurai bila dipanaskan sehingga lebih cepat
pula menghantarkanpanas, sedangkan kayu sangat lambat terurainya dan lebih
bersifat isolator daripada konduktor.
3. Logam-logam dalam percobaan ini dapat menghantarkan panas karena
sifatnya yabg mudah terurai bila terkena panas dan menyerap panas yang
mengenainya, sehingga logam lebih mudah menghantarkan kalor/panas.
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Konveksi
PERCOBAAN 2: KONVEKSI
Kalor atau panas dapat berpindah melalui suatu zat yang disertai perpindahan
partikel zat tersebut. Perpindahan kalor atau panas yang demikian ini dinamakan
konveksi. Konveksi ini terjadi karena pemanasan yang mengakibatkan perbedaan
massa jenis antara bagian zat yang panas dan bagian zat yang dingin.
Tujuan
1. Menguji bahwa udara dapat mengalirkan panas.
2. Menguji peristiwa aliran panas dalam zat cair.
Alat dan bahan Jumlah
1. Kotak konveksi 1 buah.
2. Lilin 2 buah.
3. Kertas karton 2 lembar.
Tahapan Kegiatan
1. Siapkan sebuah kotak karton persegi panjang dengan ukuran panjang 20 cm,
lebar 6 cm, tinggi 15 cm.
2. Buatlah cerobong dari karton dengan diameter 3 cm 2 buah.
3. Usahakan salah satu sisi kotak dibuat dari kaca atau plastik tebal.
4. Perhatikan bentuk kotak konduksi di bawah ini.
5. Buatlah asap dari kertas atau kayu yang dibakar kemudian dimatikan sehingga
ke luar asap.
6. Dekatkan asap tersebut pada lubang tabung 1.
7. Perhatikan gambar di bawah ini.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Saat lilin belum dinyalakan yang terjadi adalah asap masuk ke kotak
konveksi tetapi tidak mengalir ke cerobomg 2, bahkan memgalir balik keluar lewat
cerobong 1.
2. Saat lilin dinyalakan maka asap keluar mengalir melalui cerobong 2. Hal ini
terjadi karena nyala lilin menyebbkan suhu didalam kotak konveksi panas sehingga
tekanan udara meningkat yang mendorong asap mengalir melalui cerobong 2.
Kesimpulan
Konveksi adalah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara namun hanya
karena perbedaan massa jenis antara zat yang panas dan zat yang dingin yang diikuti
perpindahan molekul/partikel zat tersebut.
Jawaban Pertanyaan
1. Pada cerobong pabrik dan cerobong tungku, terjadi peristiwa konveksi
karena proses pembakaran yang terjadi didalam ruangan menyebabkan udara
bertekanan tinggi sehingga mendorong asap keluar melalui cerobong. Hal ini
prosesnya sama seperti percobaan yang yang telah dilakukan yakni ketika asap
dimasukkan melalui cerobong 1, kemudian suhu dalam kotak konveksi menjadi
panas karena nyala lilin sehingga udaranya bertekanan tinggi, maka akan mendorong
/mengalirkan asap keluar melalui cerobong 2.
2. Fungsi lilin dalam kotak konveksi adalah sebagai sumber kalor/panas yang
berguna untuk meningkatkan suhu udara sehingga udara nenjadi bertekanan tinggi
yang mampu mendorong keluar udara yang bertekanan rendah.
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Konveksi dalam Air
PERCOBAAN 3: KONVEKSI DALAM AIR
Peristiwa koneksi dapat ditunjukkan juga pada kegiatan arus konveksi dalam air.
Pemanasan air dalam bejana yang telah dicampur dengan serbuk gergaji akan
menunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam air terjadi.
Tujuan
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair (air).
Alat dan Bahan
1. Bejana kaca 1 buah.
2. Serbuk gergaji secukupnya.
Alat dan Bahan
1. Tripot 1 buah.
2. Busen/lampu spiritus 1 buah.
3. Kasa 1 buah.
Tahapan Kegiatan
1. Isilah bejana dengan air sampai hampir penuh.
2. Campurkan sedikit serbuk gergaji ke dalam bejana air dan aduklah sampai
merata.
3. Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada dalam air.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Hasil Pangamatan dan Pembahasan
Bejana kaca diisi air sampai hamper penuh, kemudian dicampur dangan
sedikit serbuk gergaji, diaduk sampai merata. Bejana dipanaskan dan diamati
pergerakan serbuk gergajinya:
1. Saat bejana belum panas serbuk gergaji yang ada didasar ada pula
yang berada dipermukaan air.
2. saat bejana mulai memnas hingga air didalamnya mendidih, serbuk-
serbuk gergaji tersebut bergerak berputar-putar mengitari aliran air, yang semula
berada diatas berputar kebawah, begitupun sebaliknya secara acak.
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih
terjadi peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis
antara bagian zat yang panas bagian zat yang dingin. Hal ini diperlihatkan oleh
serbuk gergaji dari bawah keatas begitupun sebaliknya mengikuti aliran air secara
acak.
Jawaban Pertanyaan
1. Tak lama setelah bejana dipanasi dan air menjadi panas maka serbuk-serbuk
gergaji didalamnya akan bergerak naik turun mengikuti aliran air yaitu dari bawah
ke atas berputar terus.
2. Serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa
jenis.Dapat digunakan hubungan antara volume, massa, massa jenis dan suhu, yaitu:
Φ = hxAx t
t
Keterangan :
h = Koefisien konveksi
t = Perbedaan suhu
Φ = Massa
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Radiasi
PERCOBAAN 4: RADIASI
Sebagaimana ringkasan teori di atas radiasi panas terjadi sama sekal tidak
memerlukan zat perantara. Radiasi dapat terjadi dalam gas maupua ruang hampa
udara. Bila radiasi datang pada suatu benda, maka benda akan meneruskan,
memantulkan, atau menyerap kalor/panas yang mengenainya.
Tujuan
Membuktikan bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa memerlukan perantara
dengan melakukan percobaan termoskop.
Alat dan Bahan Jumlah
1. Bola lampu pijar yang sudah mati 2 buah.
2. Papan triplek ukuran (15 x 30) cm 1 buah.
3. Skala dari penggaris 30 cm atau kertas skala 1 buah.
4. Cat warna hitam dan cat putih secukup
5. Selang plastik kecil diameter ± 1/2 cm nya.
20-25
6. Zat pewarna merah/biru secukup
cm.
7. Statis/dudukan nya.
1 buah.
Tahapan Kerja
1. Catlah dua buah bola lampu dengan warna hitam dan putih. Namun terlebih dulu
lubangi bagian bawah lampu untuk memasukkan sekat plastik.
2. Masukkan cairan berwarna ke dalam selang plastik sedemikian rupa.
3. Susunlah pada papan triplek untuk membuat sebuah termoskop.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Dibuat rangkaian seperti gambar. Kedua lampu berwarna hitam dan putih
dihubungkan dengan selang yang berisi cairan berwarna lalu dilekatkan pada papan
triplek. Setelah ltu rangkaian dipanaskan dibawah terik matahari agar terkena
pancaran /radiasi sinar matahari.
Selang dipanaskan beberapa saat teryata cairan dalm selang bergerak kearah
lampu berwarna putih. Hal ini terjadi karena lampu berwarna hitam menyerap pamas
lebih banyak dari pada lampu berwarna putih sehingga tekana udaranya meningkat
dan mendorong cairan dalam selamg bergerak kearah lampu berwarna putih
Kesimpulan
Radiasi adalah perpindahan panas dari sinar matahari ke bumi dengan melewati
gelombang hampa sehingga dapat menghantarkan kalor/panas
Jawaban Pertanyaan
1. Pergeseran cairan merah saat termoskop berada pada terik matahari adalah
kearah lampu putih. Hal ini terjadi karena pada lampu hitam suhu dan tekanan
udaranya lebih tinggi dari pada lampu putih
2. Bola lampu hitam berfungsi sebagai penyerap panas untuk menambah atau
meningkatkan tekanan udara, sedangkan bola lampu putih memantulkan panas
sehingga udara didalamnya tidak mengalami pemuaian. hal ini dibuat sedemikian
rupa agar dapat membuktikan bahwa radiasi menghantarkan panas atau
kalor.
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Muai Panjang
PERUBAHAN PANAS PADA SUATU BENDA
KEGIATAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1: PERUBAHAN PANJANG (MUAI PANJANG)
Kalor atau panas mempengaruhi semua jenis benda (zat). Semua jenis benda yang
terkena panas akan memuai. Pemuaian yang terjadi pada benda ada yang
menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Contoh yang merugikan adalah pada
pemasangan rel kereta api harus diberi antara untuk mengatasi pemuaian, sedangkan
yang menguntungkan banyak digunakan dalam teknologi seperti; stop kontak,
termometer bimetal, dan lain-lain.
Alat dan Bahan
1. Kawat tembaga 1 mm 50 cm.
2. Kawat nikelin 1 mm 50 cm.
3. Statis 1 buah.
4. Spiritus secukupnya.
5. Pemberat/anak timbangan 50 gram dan 100 gram 1 buah.
6. Kapas secukupnya.
7. Penggaris 1 buah.
Tahapan Kegiatan
1. Gantungkan kawat tembaga pada statis sedemikian rupa.
2. Ikatkan beban 50 gram atau 100 gram pada salah satu ujung kawat yang lain.
3. Di antara panjang kawat ikatkan kapas sebanyak tiga buah.
4. Berikan batasan pada kawat dengan dasar lantai ± 10 cm.
5. Basahi kapas dengan spiritus, kemudian bakarlah kapas tersebut.
6. Ulangi kegiatan dengan menggunakan jenis kawat yang lain.
7. Ukurlah berapa perubahan panjang dari masing-masing kawat saat
dibakar/dipanasi?
8. Perhatikan gambar di bawah ini.

Catatan
Pemberian beban pada kawat jangan sampai merubah panjang. Artinya beban hanya
berfungsi sebagi pelurus Baja. Namun kalau ada karet dapat digunakan sebagai
pengganti beban dengan cara mengikatkan salah sate ujung kawat. Sehingga pada
saat kawat dibakar karet akan menarik ke bawah dan pertambahan panjang dapat
diukur dari batas.
Panjang mula-mula kawat sebelum dipanasi diberi lambang/notasi dan pertambahan
panjang saat dibakar/dipanasi adalah ∆L dengan memasukkan suatu tetapan α, maka
hubungan pertambahan panjang ∆L adalah:
∆L = α L0 AT
∆T = pertambahan suhu dalam °C
Tabel 5.4
Pengamatan Pertambahan Panjang
No. Jenis Logam Pertambahan Keterangan
Panjang
1. Tembaga 0,2 cm Beban 100
gram
2. Nikelin 0,4 cm Beban 100
gram
3. Kawat 0,1 cm Beban 100
gram
 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa makin elastis jenis
logam, makin panjang pertambahannya ( pemuaiannya ) adalah nikelin.

 Jawaban Pertanyaan
1.
Dari logam-logam tersebut yang mengalami pertambahan panjang paling
besar adalah nikelin, karena nikelin terbuat dari bahan yang paling elastis
diantaranya tembaga dan kawat.
2.
Kawat nikelin mengalami pertambahan panjang lebih besar dibanding
tembaga karena bahan nikelin lebih elastis daripada tembaga sehingga lebih
cepat memuai.

Laporan Praktikum IPA Modul 5. Pemuaian Zat Cair

PERCOBAAN 2:PEMUAIAN ZAT CAIR


Zat cair dapat memuai bila dipanaskan. Pemuaian zat cair ini sering juga dikatakan
sebagai pemuaian volume.
Tujuan
Menguji bahwa zat cair (air) jika dipanasi akan memuai.
Alat dan Bahan
1. botol minuman bekas 1 buah.
2. pewama secukupnya.
3. sedotan minuman 1 buah.
4. baskom/ember 1 buah.
5. Lilin mainan/malam secukupnya.
6. termometer 1 buah.
Tahapan Kegiatan
1. Campurkan pewama (bebas) dengan air secukupnya.
2. Masukan cairan berwarna tersebut ke dalam botol bekas (usahakan bowl
berwama putih bening) sampai penuh.
3. Tutuplah botol tersebut dengan
4. Jangan lupa pada waktu menutup botol dengan Jilin sertakan sedotan minuman
(usahakan sedotan berwarna putih bening).
5. Selanjutnya masukkan botol tersebut ke dalam baskom atau ember yang telah
diisi dengan air panas.
6. Perhatikan gambar di bawah ini.
1. Larutan Merah
Sebelum dimasukan kedalam air panas adalah 270 C.

2. Suhu Air Panas


Suhu air panas dalam baskom aluminium adalah 870 C.
3. Ketinggian Air
Ketinggian air panas dalam baskom 1 : 4,2 cm.
Ketinggian air yang merambat pada pipa dari lilin adalah:
1 menit pertama : 1 cm.
1 menti kedua : 2,5 cm
1 menit ketiga : 2,1 cm
1 menit keempat: 1,5 cm
1 menit kelima : 1,2 cm
4. Ketinggian maximum air yang merambat pada pipa : 2,5 cm, setelah mencapai
waktu 1 menit kedua.
5. Suhu akhir pada pipa setelah mencapai ketinggian akhir adalah 480 C.
6. Suhu akhir dalam ember / baskom saat larutan pada pipa mencapai tinggi
maksimum 610 C.
 Pembahasan
Botol yang telah diisi air berwarna merah dengan suhu 270 C ditutup dengan
plastisin dengan sedotan air minum ditengahnya. Botol tersebut dimasukan dalam
baskom yang berisi air panas ( 870 C ). Dalam waktu 5 menit air merambat pada
pipa dari plastisin dengan ketinggian berubah-ubah. Setelah 5 menit suhu air dalam
baskom menurun menjadi 610 C. Hal ini disebabkan karena ada perpindahan kalor /
panas dari air dibaskom ke air dalam botol lalu ke pipa dan adanya perpindahan
kalor dari air dibaskom keluar ( ke udara bebas ).
 Kesimpulan
Pada percobaan zat cair, terjadi perpindahan kalor yaitu :
1. Dari air di baskom ke air warna dalam botol.
2. Dari air warna di botol ke pipa ( sedotan air minum ).
3. Dari air di baskom ke udara luar.
4. Dari air di baskom ( aluminium ) ke baskom tersebut.
 Jawaban Pertanyaan
1. Pada percobaan pemuaian zat cair, terjadi proses perpindahan kalor
a. Dari air di baskom / ember ke air warna dalam botol.
b. Dari air warna di botol ke pipa ( sedotan air minum )
c. Dari air di baskom / ember ke udara luar.
d. Dari air di baskom ( aluminium ) ke baskom tersebut.
2. Jika air di baskom / ember didinginkan, maka tidak akan terjadi pemuaian.
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Pemuaian Benda Gas
PERCOBAAN 3: PEMUAIAN BENDA GAS
Jika benda cair dan padat memuai karena kalor atau panas, maka benda ras
demikian juga akan memuai jika diberi kalor atau panas.
Tujuan
Menguji pemuaian benda gas.
Alat dan Bahan
1. Botol minuman bekas 1 buah.
2. Lilin 1 buah.
3. Sedotan minuman 1 buah.
4. Baskom/ember 1 buah.
5. Lilin mainan/malam secukupnya.
Tahapan Kegiatan
1. Dengan cara yang sama pada percobaan pemuaian zat cair rakitlah air dan bahan
yang telah disiapkan.
2. Perbedaan pada percobaan ini tidak perlu menggunakan larutan warm yang
dimasukkan dalam botol.
3. Siapkan air dingin (bukan air es) dalam ember atau baskom.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Tabel 5.5
No. Cara Pertama Keterangan
1. Sebelum botol dipanaskan apa yang Air masih
terjadi dalam air. tenang
2. Setelah botol dipanaskan! Apa yang Air tampak
terlihat dalam air. bergelembung
3. Kira-kira berapa lama setelah 8 menit 12 detik
pemanasan timbul gelembung air.
PERCOBAAN PEMUAIAN CARA 2
_
Pada percobaan pemuaian benda gas cara kedua ini hanya menggantikan sedotan
dengan balon dan air dingin dengan air panas.
Tabel 5.6
|lang1053"drr_$rsWidthA3_trpaddft3Üb2drw10 rdrw10 ($
|phain Üwidctlparîd2$rrXtrftsWidvhB3!ddf,3Xtrpaddfr3ows
No. Cara Kedua Keterangan
1. Sebelum botol dimasukan Balon
ke dalam air panas keadaan kempes
balon.
)n02.
Setelah botol arangfe1033Mengeibaog
limasukan ke
dalam air panas
posisa balon.
3.
Lama pemuaian 1.16.60
gas dalam botol
diperkirakan.
4. Suhu maksimum air saat Suhu + 900
botol dimasukan dalam C
ember.
 Pembahasan
Dari percobaan pertama kita dapat buktikan bahwa pemuaian benda gas terlihat pada
gelembung-gelembung air dalam baskom / ember dan pada percobaan kedua terbukti
dengan adanya balon yang semula kemps karena adanya pemuaian benda gas balon
menjadi mengembang.
 Kesimpulan
Benda gas akan memuai jika dipanaskan / diberi panas ( kalor ).
 Jawaban Pertanyaan
1. Dalam percobaan pertama ada 3 proses perpindahan kalor yaitu :
a. Dari lillin ke botol
b. Dari botol ke pipa sedotan
c. Dari pipa ke air baskom
Dalam percobaan kedua ada 2 perpindahan kalor yaitu :
a. Dari air panas di baskom ke botol kosong
b. Dari botol kosong ke balon
2.Pòoses terjadinya ledakan balon dan ban kend!raan :
Volume dalam balon dan ban kendaraan jika mengalami pemanasan maka
udara di dalam balon dan ban kendaraan akan mengembang. Pengembangan udara
didalam balon lan ban kendaraan menekan seiring dengan pemuaian yang terjadi.
Jika pemuaian terjadi terus menerus maka balon dan ban kendaraan tidak akan
mampu menahannya akhirnya balon dcn ban cen$araan akan meletus.

Anda mungkin juga menyukai