22 - Satuan Acara Penyuluhan Relaksasi Otot Progresif
22 - Satuan Acara Penyuluhan Relaksasi Otot Progresif
1. Pengertian
Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan
mengencangkan dan melemaskan otot–otot pada satu bagian tubuh pada satu
waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan
mengencangkan dan melemaskan secara progresif kelompok otot ini
dilakukan secara berturut-turut (Synder & Lindquist, 2002). Pada latihan
relaksasi ini perhatian individu diarahkan untuk membedakan perasaan yang
dialami saat kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot-otot
dalam kondisi tegang. Dengan mengetahui lokasi dan merasakan otot yang
tegang, maka kita dapat merasakan hilangnya ketegangan sebagai salah satu
respon kecemasan dengan lebih jelas (Chalesworth & Nathan, 1996).
Terapi ini didasarkan pada keyakinan bahwa tubuh berespon pada
kecemasan yang merangsang pikiran dan kejadian dengan ketegangan otot,
oleh karena itu dengan adanya relaksasi otot progresif yang bekerja melawan
ketegangan fisiologis yang terjadi sehingga kecemasan bisa teratasi ( Davis
dkk, 1995). Terapi relaksasi merupakan sarana psikoterapi efektif sejenis
terapi perilaku yang dikembangkan oleh Jacobson dan Wolpe untuk
mengurangi kecemasan dan ketegangan otot-otot, syaraf yang bersumber pada
objek-objek tertentu (Goldfried dan Davidson, 1976 dalam Subandi, 2002).
Relaksasi Otot Progresif ini termasuk jenis olahraga kebugaran yang
ringan yang bisa dilakukan oleh siapapun termasuk kaum lansia. Gerakan
merupakan gerakan mengencangkan otot-otot progresif untuk menyehatkan
sendi-sendi dan menghilangkan rasa kaku. Dengan melakukan gerakan
relaksasi otot progresif, suplai darah, oksigen, dan energi serta otot-otot dalam
rongga tulang akan terbiasa terlatih untuk lebih kuat dalam melakukan
gerakan, hal tersebut dapat melancarkan peredaran darah sampai ke jantung
serta bisa memenuhi kebutuhan otak terutama oksigen yang dialirkan lewat
peredaran darah sehingga secara jangka panjang baik struktur jantung, otot-
otot dalam tubuh dan struktur tulang dapat terpelihara secara optimal.
Di dalam sistem saraf manusia terdapat sistem saraf pusat dan sistem
saraf otonom. Sistem saraf pusat berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan
yang dikehendaki, misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari-jari. Sistem
saraf otonom berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis,
misalnya fungsi digestif, proses kardiovaskuler dan gairah seksual. Sistem
saraf otonom ini terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatetis dan
sistem saraf parasimpatetis yang kerjanya saling berlawanan. Jika sistem saraf
simpatetis meningkatkan rangsangan atau memacu organorgan tubuh, memacu
meningkatnya denyut jantung dan pernafasan, serta menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tepi (peripheral) dan pembesaran pembuluh
darah pusat, maka sebaliknya sistem saraf parasimpatetis menstimulasi
turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem saraf simpatetis dan
menaikkan semua fungsi yang diturunkan oleh sistem saraf simpatetis
(Subandi, 2002).
Relaksasi otot progresif teknik manajemen stres cukup sering digunakan
untuk mereduksi stres. Relaksasi otot progresif menurut Jacobson adalah suatu
keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa tergantung
pada hal/subjek diluar dirinya. Relaksasi otot progresif ini digunakan untuk
melawan rasa cemas, stres, atau tegang. Dengan menegangkan dan
melemaskan beberapa kelompok otot dan membedakan sensasi tegang dan
rileks, seseorang bisa menghilangkan kontraksi otot dan mengalami rasa rileks
(Soewondo, 2009). Hal ini dikarenakan relaksasi otot progresif merupakan
jenis relaksasi termurah, mudah untuk dilakukan secara mandiri. Tujuan
pokok teknik relaksasi adalah untuk menahan terbentuknya respon stres
terutama dalam sistem saraf dan hormon. Pada akhirnya teknik relaksasi dapat
membantu mencegah atau meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh
bekerja berlebihan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari (National safety
council, 2004).
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam terapi Relaksasi Otot Progressif,
berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan
terapi relaksasi otot progresif
a. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri
sendiri.
b. Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks.
c. Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari
dengan posisi berdiri.
d. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
e. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua
kali.
f. Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.
g. Terus-menerus memberikan instruksi
Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
Dilakukan dengan Cara :
1. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2. Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang dan regang
Gerakan 4 : Latihan Otot-otot Bahu
Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyantuh
kedua telinga.
2. Fokuskan atas, dan leher.
Gerakan 5 dan 6 : Latihan Otot Dahi dan Mata