Anda di halaman 1dari 34

PERATURAN TERBARU TENTANG

JAMINAN PRODUK HALAL

Prof. Ir. Sukoso, M.Sc, Ph.D


Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
(BPJPH)
SEJARAH SINGKAT HALAL DI
INDONESIA
• 1988: Prof. Dr. Tri Susanto, M.App.Sc dari Universitas Brawijaya menemukan produk
turunan dari babi seperti gelatin maupun lemak babi dalam makanan dan minuman
yang menjadi masalah nasional, penjualan produk mengalami penurunan sebesar 20-
30%
• 1989: Majelis Ulama Indonesia (MUI) memecahkan masalah tersebut dengan
mendirikan lembaga untuk studi tentang makanan dan obat-obatan yang dikenal
LPPOM-MUI
• 1989: Sertifikasi halal bersifat sukarela.
• 2001: Skandal Ajinomoto.
• 2014: 17 Oktober, UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal di sahkan oleh
Presiden RI
• 2019: PP No 31 Tahun 2019 disahkan, kemudian diikuti oleh PMA No. 26 Tahun 2019
• 2019: 17 Oktober Wajib untuk Sertifikasi Halal (Pasal 4, UU No 33 Tahun 2014)
2

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


PERHATIAN INDONESIA TERHADAP
HALAL
1. Halal
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)
UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
PP No. 31 Tahun 2019 tentang Implementasi Jaminan Produk Halal
PMA No. 26 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal
2. Thoyyibah
Badan Pengawasan Obat Dan Makanan (B-POM)
Peraturan BPOM No. 26 Tahun 2017
3. Keuangan Syariah
Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)
UU No. 21 Tahun 2008
3

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


MENGENAL BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL (BPJPH)
• Merupakan Lembaga Negara dibawah Kementerian Agama.
• Lembaga Esselon 1/Dirjen dan dipimpin oleh Kepala Badan JPH/Kepala
BPJPH pada 02 Agustus 2017
• Resmi launching 11 Oktober 2017.
• Bertugas mempersiapkan kesiapan 17 Oktober 2019 sebagai Wajib
bersertifikat HALAL bagai produk yang masuk dan
beredar/diperdagangkan di Indonesia.
• Sebelumnya sertifikasi halal adalah sukarela/voluntary.

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


DASAR HUKUM LAHIRNYA BPJPH
• Terbitnya Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Agama, pasal 45 s.d. 48 Tentang BPJPH
• Terbitnya Peraturan Menteri Agama No 42 Tahun 2016 yang Memuat
Struktur BPJPH
• Amanat UU No. 33 Tahun 2014 tentang JPH

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


6
MENTERI AGAMA
REPUBLIK INDONESIA

Badan Penyelenggara Direktorat Jenderal


Jaminan Produk Halal Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Dst..
Pendidikan Islam
STRUKTUR (KEPALA) Islam

ORGANISASI
Sekretariat Badan
KEMENTERIAN (SEKRETARIS BADAN)
Eselon 2 Eselon 2 Eselon 2
AGAMA
REPUBLIK Pusat Registrasi dan
Sertifikasi Halal
INDONESIA (KEPALA PUSAT)

Pusat Pembinaan dan


Pengawasan Jaminan
Produk Halal
(KEPALA PUSAT)

Pusat Kerjasama dan


Standardisasi Halal
(KEPALA PUSAT)

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


7
Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal
(KEPALA)

Pusat Pembinaan dan


Pusat Registrasi dan Pusat Kerjasama dan
Sekretariat Badan Pengawasan Jaminan
Sertifikasi Halal Standardisasi Halal
Peraturan (SEKRETARIS BADAN)
(KEPALA PUSAT)
Produk Halal
(KEPALA PUSAT)
(KEPALA PUSAT)

Menteri Agama
Nomor 42 Bagian Perencanaan Bidang Bina Auditor Bidang Kerjasama
Bidang Registrasi Halal
Tahun 2016 dan Sistem Informasi Halal dan Pelaku Usaha Jaminan Produk Halal

tentang Organisasi
dan Tata Kerja Bagian Keuangan dan Bidang Pengawasan Bidang Standardisasi
Kementerian Umum
Bidang Sertifikasi Halal
Jaminan Produk Halal Halal

Agama
Bagian Organisasi, Bidang Verifikasi
Kepegawaian, dan Pemeriksaan dan
Hukum Penilaian Produk Halal

Catatan : BPJPH Mengelola Keuangan BLU (UU No. 33 Tahun 2014 Pasal 45)

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


HASIL KERJA BPJPH 2018 - 2019
1. PP No 31 Tahun 2019 tanggal 3 Mei 2019 Tentang Implementasi JPH
2. SK Kemenkeu No. 3/KMK.05/2019 tanggal 2 Januari 2019 Tentang Status BLU BPJPH
3. PMA No. 26 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal
4. Pelatihan Calon Auditor sudah mencapai 180 Orang dan Sudah Siap Uji Kompetensi.
5. Calon LPH sudah ada sekitar 60an
(MoU dengan PTN dan Yayasan Islam sebanyak 70 MoU per Oktober 2019)
6. Dukungan Lainnya dari Kementrian/Lembaga Terkait.
7. SK Mahkamah Konstitusi setelah di gugat sebanyak 3 kali dan keluar 2 SK antara lain dengan nomor:
a. Nomor 8/PUU-XVII/2019 tanggal 18 Februari 2019
b. Nomor 49/PUU-XVII/2019 tanggal 25 September 2019
8. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 266 Tahun 2019 Tentang SKKNI Auditor Halal
8

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


DASAR HUKUM PELAKSANAAN JAMINAN
PRODUK HALAL (UU NO 33 TAHUN 2014)
Pasal 1
Produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan, minuman,
obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta
barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pasal 4
Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib
bersertifikat halal.
Pasal 26
1. Pelaku Usaha yang memproduksi Produk dari Bahan yang berasal dari Bahan
yang diharamkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal 20
dikecualikan dari mengajukan permohonan Sertifikat Halal.
2. Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan
keterangan tidak halal pada Produk.
9

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


KETENTUAN UMUM TERKAIT JAMINAN
PRODUK HALAL (PASAL 1 UU 33 TAHUN 2014)
• Produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan,
minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk
rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau
dimanfaatkan oleh masyarakat.
• Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan
syariat Islam.
• Proses Produk Halal (PPH) adalah rangkaian kegiatan untuk menjamin
kehalalan Produk mencakup penyediaan bahan, pengolahan,
penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian
Produk.
• Bahan adalah unsur yang digunakan untuk membuat atau menghasilkan
Produk.
10

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


BARANG DAN JASA
• Barang : makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk
biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. (Pasal 1 ayat 2, PP)

• Jasa : usaha yang terkait dengan barang dan mata rantainya.


(penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian). (Pasal 68 ayat 3, PP)

11

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


WEWENANG BPJPH
(UU NO. 33 TAHUN 2014 PASAL 6)
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH;
2. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria JPH;
3. Menerbitkan dan mencabut sertifikat halal dan label halal pada produk;
4. Melakukan registrasi sertifikat halal pada produk luar negeri;
5. Melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi produk halal;
6. Melakukan akreditasi terhadap LPH;
7. Melakukan registrasi auditor halal;
8. Melakukan pengawasan terhadap JPH;
9. Melakukan pembinaan auditor halal; dan
10. Melakukan kerjasama dengan lembaga dalam dan luar negeri di bidang
penyelenggaraan JPH. 12

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


13

ERA BARU PROSES SERTIFIKASI HALAL


BPJPH

LPH dapat dilakukan oleh


Instansi pemerintah,
Universitas atau Yayasan
Islam.

MUI LPH
Sertifikasi Halal menganut sistem Telusur (Tracebility) dan bukan "End Product Analysis"

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


UNIT YANG TERLIBAT SERTIFIKASI HALAL
A. BPJPH
Menerbitkan dan Mencabut sertifikat halal
(Kewenangan Pasal 4 ayat 3, PP)
B. Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)
C. MUI (Pasal 21, PP)

14

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


ORANG/PROFESI YANG TERLIBAT
1. BPJPH (ASN)
2. LPH (Auditor Halal)
3. MUI (Ulama, Zuama, Cendekiawan Muslim)
4. Penyelia Halal
5. Pelaku Usaha (Orang atau Badan Hukum)

15

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


PRINSIP DASAR SERTIFIKASI HALAL
• Tracebility (telusur).
• Grey Area (karena intervensi teknologi yang merubah tampilan barang).
• Yang Halal itu jelas.
• Yang Haram itu jelas (Pasal 18 dan 20 UU JPH).

16

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


PROSES SERTIFIKASI HALAL
Produsen /Perusahaan Besar:
-PENYELIA HALAL

Sertifikat Halal
Badan Penyelenggara
MUI Label Halal
Jaminan Produk Halal
(FATWA) 7 Hari Berlaku 4 Tahun
(BPJPH)
30 Hari
10 Hari

Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)


-Auditor Halal
- Laboratorium
Sumber : UU No. 33 Tahun 2014 *hari dinyatakan dalam hari kerja 17

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


MODEL SERTIFIKASI HALAL UMKM
Halal Center
(Pendamping) UMKM
Layak Halal

7 Hari Sertifikat Halal


MUI Badan Penyelenggara Jaminan
(FATWA) Label Halal
Produk Halal (BPJPH) Berlaku 4 Thn
30 Hari 10 Hari

Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)


-Auditor Halal
- Laboratorium
*hari dinyatakan dalam hari kerja 18

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


TAHAPAN
• Makanan dan minuman harus bersertifikat halal, 5 tahun setelah
dimulainya wajib halal sejak 17 Oktober 2019.
• Selain makanan dan minuman, masih dalam tahap diskusi dengan
Kementerian Kesehatan dan BPOM.
• Pemerintah membantu UKM dalam waktu 5 tahun untuk memenuhi
standar halal
• UKM yang memenuhi standar halal harus segera mendapatkan sertifikasi
halal.

19

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


TAHAPAN
a) Produk yang sudah bersertifikasi halal hingga saat 17 Oktober dan masih
berlaku sertifikasinya dihimbau meregristrasi ke BPJPH dengan mengirim
copy sertifikat.
b) Produk yang sedang proses sertifikasi halal hingga 17 Oktober 2019
dipersilahkan melanjutkan prosesnya hingga didapat sertifikat dan
diregristrasi ke BPJPH sesuai a).
c) Produk yang saat 17 Oktober 2019 belum melakukan sertifikasi halal dan
memenuhi serta berkeinginan sertifikasi halal, proses aplikasinya ke
BPJPH dengan ketentuan yang ada di BPJPH.
d) Registrasi dimaksudkan untuk mempermudah pendataan dan memberi
tahukan masa perpanjangan (UU No. 33 Tahun 2014 Pasal 42 b).
20

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


PENAHAPAN SESUAI DENGAN PMA NO. 26 TAHUN 2019
MAKANAN Dimulai sejak 17 Okt 2019
DAN 5 TAHUN (s.d. 17 Okt 2024)
MINUMAN
NON OBAT, NON PRODUK BIOLOGI,
7 TAHUN (s.d. 17 Okt 2026)
NON ALKES & NON PKRT
OBAT TRADISIONAL 7 TAHUN (s.d. 17 Okt 2026)
PRODUK

SUPLEMEN KESEHATAN 7 TAHUN (s.d. 17 Okt 2026)


OBAT
Dimulai sejak 17 Okt 2021

OBAT BEBAS DAN


10 TAHUN (s.d. 17 Okt 2029)
OBAT BEBAS TERBATAS
OBAT KERAS DIKECUALIKAN
NON 15 TAHUN (s.d. 17 Okt 2034)
PSIKOTROPIK
MAKANAN PRODUK BIOLOGI
DAN DIATUR DALAM PERPRES
MINUMAN (TERMASUK VAKSIN)
KELAS RISIKO A 7 TAHUN (s.d. 17 Okt 2026)

KELAS RISIKO B 10 TAHUN (s.d. 17 Okt 2029)


ALAT KESEHATAN
KELAS RISIKO C 15 TAHUN (s.d. 17 Okt 2034)

KELAS RISIKO D DIATUR DALAM PERPRES

PKRT 7 TAHUN (s.d. 17 Okt 2026) 21

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


HAL YANG PERLU DICERMATI
1. Biaya Sertifikasi Halal (Pasal 61 - 63, PP)
2. Pentahapan Jenis Produk yang Bersertifikasi Halal (Pasal 68, PP)
3. Pengawasan (Pasal 49, UU dan Pasal 75, PP)
4. Peran serta Masyarakat (Pasal 53 - 55, UU)
5. Ketentuan Pidana (Pasal 56, UU).

22

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


PEMBIAYAAN (UU NO. 33 TAHUN
2014 PASAL 44)
1. Biaya Sertifikasi Halal dibebankan kepada Pelaku Usaha yang
mengajukan permohonan Sertifikat Halal.
2. Dalam hal Pelaku Usaha merupakan usaha mikro dan kecil, biaya
Sertifikasi Halal dapat difasilitasi oleh pihak lain.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya sertifikasi halal diatur dalam
Peraturan Pemerintah

23

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


PERAN UMMAT DAN JAMINAN
PRODUK HALAL:
Sesuai dalam Pasal 53, 54, 55 UU No. 33 Tahun 2014 tentang JPH
- Penyelenggara JPH
- Bentuk kegiatannya antara lain:
a) Sosialisasi JPH
b) Mengawasi produk yang beredar.
- Peran pengaduan dan pelaporan ke BPJPH.
- Berhak mendapat penghargaan.
- Diatur dalam PMA

24

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


STAKEHOLDER HALAL INDONESIA
• BPJPH • Konsumen
• MUI • Industri Keuangan Syariah
• Kementerian / Lembaga pusat • Masyarakat / Organisasi Islam
maupun daerah • Universitas / Halal Center
• Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) • Lembaga Halal Luar Negeri
• BSN/KAN (LHLN)
• Pelaku Usaha / Perusahaan / • Dan lain-lain
UKM

25

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


KERJASAMA INTERNASIONAL
• Kerjasama internasional antara BPJPH dengan Lembaga Halal Luar Negeri
(LHLN) pada dasarnya berlandaskan G to G.
• PP No. 31 Tahun 2019 pada Pasal 11 kerjasama antara BPJPH dengan
Kementerian Luar Negeri meliputi
a.fasilitasi kerjasama internasional;
b.promosi produk halal di luar negeri;
c.penyediaan informasi mengenai lembaga halal luar negeri;

26

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


DEMOGRAFI KUNJUNGAN KONSULTASI
PELAYANAN SERTIFIKASI HALAL No.

1
Tanggal

17 Oktober
Jumlah Kunjungan

20
2 18 Oktober 66
3 19 Oktober 63
4 22 Oktober 75
5 23 Oktober 98
6 24 Oktober 62
7 25 Oktober 50
8 28 Oktober 56
9 29 Oktober 66
10 30 Oktober 63
11 31 Oktober 50
12 1 November 52
13 4 November 57
Total 778
Rata-Rata 60
27

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


DEMOGRAFI KUNJUNGAN KONSULTASI
PELAYANAN SERTIFIKASI HALAL

Periode Tanggal 17 Oktober – 4 November 2019 28

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


DEMOGRAFI KUNJUNGAN KONSULTASI
PELAYANAN SERTIFIKASI HALAL

29
Periode Tanggal 17 Oktober – 4 November 2019
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL
DEMOGRAFI KUNJUNGAN KONSULTASI
PELAYANAN SERTIFIKASI HALAL

Periode Tanggal 17 Oktober – 4 November 2019 30

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


Kontribusi UMKM :
1. PDB : 62,57%
2. Tenaga Kerja : 96,50%
3. Ekspor Non Migas : 16,45%
(Data BPS 2016)
KONDISI EXISTING UMKM
Usaha Mikro dan Kecil
Usaha Besar Adalah Pondasi Perekonomian Nasional
ATAP :
Omzet per tahun lebih dari Rp. 50 Miliar USAHA BESAR
Asset lebih dari Rp. 10 Miliar ± 5.460 Unit (0,01 %)
Total : 62.928.077 Unit
Usaha Menengah
Omzet per tahun Rp. 2,5 Miliar s.d. Rp. 50 Miliar PELAKU
Asset Rp. 500 Juta s.d. 10 Miliar USAHA
PILAR :
USAHA MENENGAH
Usaha Kecil ± 58.627 Unit (0,09 %)
Omzet per tahun Rp. 300 Juta s.d. Rp. 2,5 Miliar
Asset Rp. 50 Juta s.d. Rp. 500 Juta

PONDASI :
Usaha Mikro USAHA KECIL : 757.090 Unit (1,20 %)
Omzet per tahun kurang dari Rp. 300 Juta USAHA MIKRO : 62,106,900 Unit
(98,70 %)
Asset kurang dari Rp. 50 Juta 31

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


TREND MASYARAKAT DUNIA
TENTANG PRODUK HALAL
"Muslims are the fastest growing
consumer segment in the world. Any
company that is not considering how
to serve them is missing a significant
opportunity to affect both its top and
bottom line growth"

Muslim adalah segmen konsumen dengan


pertumbuhan tercepat di dunia. Setiap
perusahaan yang tidak mempertimbangkan
bagaimana melayani mereka akan kehilangan
Sumber : A.T. Kearney, Addressing the Muslim
Market: Can You Afford Not To? (2008) kesempatan yang signifikan dari hulu sampai ke
hilir.

32

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


INDUSTRI HALAL GLOBAL
RANKING 15 BESAR
(INDIKATOR GIE 2018/2019)
TOP 10 TOP 10 TOP 10 TOP 10
1. Malaysia 127
MAKANAN HALAL KEUANGAN SYARIAH WISATA HALAL BUSANA MUSLIM
2. UAE 89
1. UEA 1. Malaysia 1. UEA 1. UEA
3. Bahrain 65 2. Malaysia 2. Bahrain 2. Malaysia 2. Indonesia
4. Saudi Arabia 54 3. Brazil 3. UEA 3. Turki 3. Singapura
5. Oman 51 4. Oman 4. Saudi Arabia 4. Indonesia 4. Malaysia
6. Yordania 49 5. Yordania 5. Kuwait 5. Maladewa 5. Turki
6. Australia 6. Qatar 6. Thailand 6. Tiongkok
7. Qatar 49
7. Brunei 7. Pakistan 7. Tunisia 7. Italia
8. Pakistan 49
8. Pakistan 8. Oman 8. Azerbaijan 8. Perancis
9. Kuwait 46 9. Sudan 9. Yordania 9. Yordania 9. Bangladesh
10. Indonesia 45 10. Qatar 10. Indonesia 10. Albania 10. Sri Lanka
11. Brunei 45
12. Sudan 37
13. Iran 34 TOP 10 TOP 10
32 MEDIA DAN REKREASI HALAL KOSMETIK DAN OBAT-OBATAN HALAL
14. Bangladesh
31 1. UEA 6. Bahrain 1. UEA 6. Brunei
15. Turki
2. Singapura 7. Britania Raya 2. Malaysia 7. Mesir
Indonesia naik satu 3. Qatar 8. Jerman 3. Singapura 8. Saudi Arabia
peringkat dari tahun 4. Malaysia 9. Perancis 4. Yordania 9. Bahrain
sebelumnya 5. Lebanon 10. Brunei 5. Pakistan 10. Azerbaijan

Sumber : Global State Islamic Economy, 2018-19

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
Kementerian Agama Republik Indonesia 34

Anda mungkin juga menyukai