Pendamping :
dr. Suryadi
NIP. 19630608 200701 1 007
Disusun Oleh :
dr. Vina Ratnasari
PUSKESMAS KAJEN 1
KABUPATEN PEKALONGAN
2019
LAPORAN KEGIATAN
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENULAR (P2M) (F5)
“OSTEOARTHRITIS”
A. Nama Kegiatan
Pengobatan Osteoarthitis
B. Latar Belakang
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat, ditandai
dengan adanya degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi pada tepian tulang,
sklerosis tulang subkondral, serta perubahan membran sinovial, yang disertai rasa
nyeri, biasanya setelah aktivitas berkepanjangan, serta kekakuan, khususnya pada
pagi hari atau setelah inaktivitas. Osteoarthritis disebut juga degenerative arthritis,
hypertrophic arthritis, atau degenerative joint disease.
Osteoarthritis diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yaitu OA primer dan OA
sekunder. Osteoartritis primer atau OA idiopatik belum diketahui penyebabnya dan
tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada
sendi. Meski demikian, osteoarthritis primer banyak dihubungkan pada penuaan.
OA primer ini dapat meliputi sendi interphalang, sendi besar (panggul, lutut), sendi
kecil (carpometacarpal, metacarpophalangeal), serta sendi intervertebral pada tulang
belakang. Sedangkan osteoarthritis sekunder adalah OA yang disebabkan oleh
penyakit atau kondisi lainnya, seperti post-traumatik, kelainan kongenital, penyakit
akibat deposit kalsium, kelainan endokrin, metabolik, inflamasi, serta imobilitas
yang terlalu lama.
Diagnosa OA secara klinis menurut American College of Rheumatology (ACR)
yaitu terdapat nyeri dan minimal 3 dari 6 kriteria berikut: umur > 50 tahun, kaku
pagi < 30 menit, krepitus, nyeri tekan, pembesaran tulang, tidak panas pada
perabaan. Penatalaksanaan OA bertujuan mengontrol nyeri, memperbaiki fungsi
sendi yang terserang, menghambat progresifitas penyakit, serta edukasi pasien.
Terapi OA terdiri dari non farmakologis dan farmakologis. Terapi non farmakologis
OA antara lain berpartisipasi dalam aerobic dan atau latihan resistensi, olahraga air,
serta menurunkan berat badan (untuk individu dengan berat badan berlebih).
Sedangkan terapi farmakologis dapat menggunakan analgesik topikal, Obat Anti
Inflamasi Non Steroid (OAINS) oral non selektif (Diklofenak, Ibuprofen,
Piroksikam, Mefenamat, Metampiron) maupun OAINS oral selektif (Meloksikam).
Faktor risiko OA berupa nutrisi, obesitas, aktivitas fisik, serta kebiasaan olah
raga dapat dimodifikasi melalui kebiasaan dan gaya hidup sehari – hari yang
dibentuk di keluarga. Sebagai unit terkecil di masyarakat, di dalam keluarga terjadi
proses peniruan kebiasaan antar anggota, terutama dari orang tua ke anggota
keluarga lainnya. Melalui pendekatan holistik, selain meminimalisir faktor risiko
sebagai upaya preventif, dilakukan pula upaya kuratif oleh tenaga kesehatan di unit
keluarga.
C. Tujuan Kegiatan
1. Menilai kondisi pasien OA
2. Memberikan edukasi dan pengetahuan, promotif, preventif, kuratif serta
rehabilitatif pada pasien OA
D. Bentuk Kegiatan
1. Melakukan anamnesis pada pasien
2. Mengobati dan mengedukasi Osteoarthritis pada pasien
E. Waktu Kegiatan
22 April 2019
F. Tempat Kegiatan
Poli Umum Puskesmas Kajen 1
G. Peserta Kegiatan
Pasien OA
H. Pelaksana Kegiatan
dr. Vina Ratnasari
I. Hasil Kegiatan
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. P
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Desa Kajen, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan
Tanggal Pemeriksaan : 22 April 2019
J. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kedua lututnya sering sakit.
M. Sosial Ekonomi
Ekonomi pasien termasuk menengah kebawah
O. Diagnosis Banding :
Osteoarthritis
Gout
P. Terapi
Non Medikamentosa :
Menganjurkan menurunkan berat badan, mengurangi aktivitas berat,
olahraga sesuai usia & kebutuhan
Medikamentosa :
Na Diclofenac 3x1 pc
Omeprazole 2x1 ac
Vitamin Bcomplex 2x1