Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

J
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KAPAU KABUPATEN AGAM

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
Yuzi Tania,S.Kep
NIM. 1907149010184

PROGRAM STUDI NERS


STIKES YARSI SUMATERA BARAT
BUKITTINGGI
TA 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.J


DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KAPAU KABUPATEN AGAM

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Jiwa

1
Disusun oleh :
Yuzi Tania,S.Kep
NIM. 1907149010184

Mengetahui,

Preseptor Akademik PreseptorKlinik

( )
( )

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

I. Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian

Halisinasi adalah persepsi sensori yang keliru melibatkan panca


indera dalam skizofrenia, halusinasi pendengaran merupakan halusinasi
yang paling banyak terjadi (Isaacs, 2010).
Menurut Maramis (2005) halusinasi adalah pencerapan tanpa
adanya apapun pada panca-indera seorang pasien, yang terjadi dalam
keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional,
psikotik ataupun histerik. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan
manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan

2
eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara
(Kusumawati & Hartono, 2010)

B. Etiologi
Gangguan otak karena kerusakan otak, keracunan, obat
halusiogenik, gangguan jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat
mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi, dan
pengaruh lingkungan sosio-budaya, sosio-budaya yang berbeda
menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-budaya
yang berbeda (Sunaryo, 2004).
Secara pasti yang menyebabkan terjadinya halusinasi belum
diketahui namun ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang
halusinasi (Stuart 2007) antara lain:
a. Teori Interpersonal
Halusinasi berkembang dalam waktu yang lama dimana seseorang
mengalami kecemasan yang berat dan penuh stress.Individu akan
berusaha untuk menurunkan kecemasan itu dengan menggunakan
mekanisme koping yang biasa digunakan, namun bila situasi tidak
dapat ditangani maka individu tersebut akan melanin, berangan-angan
sehingga individu akan lebih sering menyendiri dan merasa senang
dalam dunianya tanpa menghiraukan orang lain dan lingkungan
sekitarnya.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari
luar yang ditekan dan mengancam diri akhirnya muncul dalam alam
sadar.
c. Faktor Genetika
Gen mempengaruhi belum diketahui,tetapi hasil studi menunjukan
bahwa factor keluarga menunjukan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit,ini dibuktikan dengan pemeriksaan

3
kromosom tubuh,indensi sangat tinggi pada anak dengan satu atau
kedua orang tua yang menderita atau anak kembar identik.

C. Proses terjadinya halusinasi


Individu yang mengalami halusinasi sering sekali beranggapan
penyebab halusinasi berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan
tersebut gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan
yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping
dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan, individu cenderung
menghindar dari interaksi agar dirinya terhidar dari stresor-stresor yang
mengancam pada akhirnya individu merasa sangat nyaman dengan kondisi
menyendiri sehingga dapat mengganggu metabolisme neukokimia seperti
Bufotamin dan Dimetyltransferase (DMT), hal ini merangsang timbulnya
halusinasi (Sunaryo 2004).

D. Rentang Respon Neurobiologis


Gangguan sensori persepsi : halusinasi disebabkan oleh fungsi otak
yang terganggu. Respon individu terhadap gangguan orientasi berfokus
sepanjang rentang respon dari adaptif sampai yang maladaptif, dapat
dilihat dalam gambar dibawah ini :
Respon adaptif Respon mal adaptif

Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Gangguan


proses
pikir/delusi/waham
Persepsi akurat Ilusi
Emosi konsisten Reaksi emosional berlebih/kurang Ketidakmampuan untuk
dengan mengatasi emosi
pengalaman
Perilaku sesuai Perilaku ganjil Ketidak teraturan
Hubungan Prlaku yang bisa menyebabkan Isolasi Isolasi sosial
sosial harmonis sosial

4
( Stuart and Laraia, 2005 )
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma
social dan budaya secara umum yang berlaku didalam masyarakat, dimana
individu menyelesaikan masalah dalam batas normal yang meliputi :
1. Pikiran logis adalah segala sesuatu yang diucapkan dan dilaksanakan oleh
individu sesuai dengan kenyataan.
2. Persepsi akurat adalah penerimaan pesan yang disadari oleh indra
perasaan, dimana dapat membedakan objek yang satu dengan yang lain
dan mengenai kualitasnya menurut berbagai sensasi yang dihasilkan.
3. Emosi konsisten dengan pengalaman adalah respon yang diberikan
individual sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Perilaku sesuai dengan cara berskap individu yang sesuai dengan
perannya.
5. Hubungan social harmonis dimana individu dapat berinteraksi dan
berkomunkasi dengan orang lain tanpa adanya rasa curiga, bersalah dan
tidak senang.
Sedangkan mal adaptif adalah suatu respon yang tidak dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya secara umum yang berlaku dimasyarakat,
dimana individu dalam menyelesaikan masalah tidak berdasarkan norma
yang sesuai diantaranya :
1. Gangguan proses pikir/waham adalah ketidakmampuan otak untuk
memproses data secara akurat yang dapat menyebabkan gangguan proses
pikir, seperti ketakutan, merasa hebat, beriman, pikiran terkontrol, pikiran
yang terisi dan lain-lain.
2. Halusinasi adalah gangguan identifikasi stimulus berdasarkan informasi
yang diterima otak dari lima indra seperti suara, raba, bau, dan
pengelihatan
3. Kerusakan proses emosi adalah respon yang diberikan Individu tidak
sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Prilaku yang tidak terorganisir adalah cara bersikap individu yang tidak
sesuai dengan peran.
5. Isolasi social adalah dimana individu yang mengisolasi dirinya dari
lingkungan atau tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.

5
E. Macam-macam Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa macam. Macam-macam halusinasi
seperti halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan dan lain-lain.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya
rangsang (stimulus) eksternal.
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa macam halusinasi
dengan karakteristik tertentu, diantaranya:

1. Halusinasi pendengaran: karakteristik ditandai dengan mendengar


suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara
orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan: karakteristik dengan adanya stimulus
penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik,
gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

3. Halusinasi penghidu: karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk,


amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses.
Kadang – kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang dan dementia.

4. Halusinasi peraba: karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau


tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi
listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

5. Halusinasi pengecap: karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu


yang busuk, amis dan menjijikkan.

6. Halusinasi sinestetik: karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi


tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan
dicerna atau pembentukan urine

F. Manifestasi Klinis

6
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi
adalah sebagai berikut:
1. Bicara sendiri.
2. Senyum sendiri.
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Pergerakan mata yang cepat
6. Respon verbal yang lambat
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa
detik.
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang.
15. Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Agitasi dan kataton.
20. Curiga dan bermusuhan.
21. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
22. Ketakutan.
23. Tidak dapat mengurus diri.
24. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.

Menurut Stuart dan Sundeen (2005), seseorang yang mengalami halusinasi


biasanya memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam.
6. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
7. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
8. Penyempitan kemampuan konsenstrasi.
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.

7
11. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya.
12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
13. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
14. Berkeringat banyak.
15. Tremor.
16. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
17. Perilaku menyerang teror seperti panik.
18. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
19. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan
agitasi.
20. Menarik diri atau katatonik.
21. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks.
22. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang

III.A. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sediri, orang laihn,


dan lingkungan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isoloasi sosial : Menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1. Masalah keperawatan :
a. Resiko menciderai
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Harga diri rendah
2. Data yang Perlu Dikaji
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif :
 Pasien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan.
 Pasien mengatakan mendengar suara yang mengajak bercakap-
cakap.
 Pasien mengatakan mendengar suara menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya.
Data objektif :
 Pasien berbicara atau tertawa sendiri

8
 Psien marah-marah tanpa sebab
 Pasien menyedengkan telinga ke arah tertentu
 Pasien menutup telinga

IV. Diagnosa Keperawatan


Gangguan sensori persepei : halusinasi pendengaran

9
STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN HALUSINASI

DIAGNOSA STRATEGI PELAKSANAAN

Halusinasi Pasien Keluarga


SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi 1. Mendiskusikan
jenis halusinasi masalah yang
pasien dirasakan keluarga
dalam merawat
2. Mengidentifikasi isi pasien
halusinasi pasien
2. Menjelaskan
3. Mengientifikasi pengertian, tanda
waktu halusinasi dan gejala
halusinasi, dan
4. Mengidentifikasi
jenis halusinasi
frekuensi halusinasi
yang dialami
5. Mengidentifikasi pasien beserta
situasi yang proses terjadinya
menimbulkan
3. Menjelaskan cara-
halusinasi
cara merawat
6. Mngidentifikasi pasien halusinasi
respon pasien
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien
menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan
pasien memasukkan
cara menghardik
halusinasi dalam
jadwal kegiatan
harian
SP II k
SP II p
1. Melatih keluarga
1. Mengevaluasi
mempraktekkan
jadwal kegiatan
cara merawat
harian pasien
pasien dengan
2. Melatih pasien halusinasi
mengendalikan
2. Melatih keluarga

10
halusinasi dengan melakukan cara
cara bercakap-cakap merawat langsung
dengan orang lain kepada pasien
halusinasi
3. Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
SP III p SP III k

1. Mengevaluasi 1. Membantu
jadwal kegiatan keluarga membuat
harian pasien jadwal aktivitas di
rumah termasuk
2. Melatih pasien minum obat
mengendalikan (discharge
halusinasi dengan planning)
melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa 2. Menjelaskan
dilakukan pasien) follow up pasien
setelah pulang
3. Menganjurkan
pasien memasukkan
ke jadwal kegiatan
rutin
SP IV p
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
2. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian

11
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Orientasi:
“Selamat pagi. Masih ingat dengan saya? Saya perawat Yuzi. Dengan bapak J ya.
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul?
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih kemarin? Apakah pagi ini
sudah minum obat? Baik. Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Tujuannya agar bapak
minum obat secara teratur baik di rumah sakit maupun di rumah. Kita akan
diskusi selama 15 – 20 menit, bagaimana pak? Dimana kita mau ngobrol-ngobrol?
Disini saja, baik. Sebelum kita mulai, ada yang ingin ditanyakan?”

Kerja:
“bapak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara
berkurang/hilang? Sebelumnya, saya mau bertanya seberapa pentingkah obat bagi
bapak? Berapa macam obat yang bapak minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange namanya Clozapine
diminum 1 kali sehari setelah makan sore gunanya untuk menenangkan pikiran
dan tubuh menjadi rileks. Ini yang putih THP atau trihexyphenidyl 2 kali sehari
setelah makan pagi dan setelah makan sore gunanya untuk rileks dan tidak kaku
serta mengurangi efek samping dari obat lain. Sedangkan yang berwarna orange
kecil ini namanya Persidal atau Risperidine diminum 2 kali sehari jamnya sama
seperti THP tadi dan gunanya untuk pikiran biar lebih tenang.
Dari semua obat-obat ini tentunya ada efek yang tidak diharapkan, kalau
Clozapine efek yang tidak diharapkan adalah lesu, mual, muntah, pusing,
konstipasi. Kalau THP bisa mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi,
hipotensi, mual, muntah, kencing berkurang. Sedangkan untuk Persidal efek
sampingnya yaitu insomnia, cemas, pusing, berat badan naik.
Walalupun ada efek yang tidak diharapkan, tetapi obat ini saling berkaitan antara
satu sama lain. Contohnya obat THP ini, jika ada gejala yang tidak diharapkan
dari kedua obat tersebut, THP bisa sebagai penetralisir dari efek samping obat-
obat lain.

12
Jadi jika bapak merasa pusing, mual, muntah, banyak keluar air liur, gemetar,
maupun kaku-kaku otot sebaiknya lapor pada perawat jaga atau dokter yang
bertugas.
Obat ini seperti kebutuhan bapak sehari-hari, jangan sampai terlambat walaupun
suara-suara sudah hilang dan bapak merasa tenang obatnya tidak boleh
diberhentikan dan jangan sampai bapak bosan meminum obatnya. Sebab kalau
putus obat, bapak akan kambuh dan masuk kembali ke rumah sakit. Kalau obat
habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar,
artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak
jangan keliru dengan obat milik orang lain. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat pada
jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 6-8 gelas per hari”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Ada yang
belum jelas dan ingin ditanyakan?
Saya mau bertanya, tadi ngobrolin tentang apa pak? nama obat-obatnya tadi apa
saja dan apa manfaatnya pak? Coba sebutkan! Lalu apa saja cara minum obat
yang benar, coba jelaskan! Bagus! (jika jawaban benar).
Jangan lupa jika sudah pada waktunya minum obat minta obat pada perawat
atau pada keluarga kalau di rumah. Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 11.00? terimakasih atas kerjasamanya pak. Sampai
jumpa.”

13
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn.J
JenisKelamin : Laki-laki
TanggalPengkajian : Jum’at, 10 Januari 2020
Umur : 39 tahun
Alamat : Jorong Induriang Kapau
Pendidikan terakhir : SLTP
Informan : Klien, RM, petugas dan pemeriksaan fisik.
No RM : 016213
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jorong Induriang Kapau
Hub. Dengan Klien : Orang Tua Laki-laki

II. Alasan Masuk


Klien mengatakan dibawa berobat ke Puskesmas Kapau karena klien
sering mendengar bisikan-bisikan sejak SMP yang ingin mencelakakan
dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan sampai saat ini masih
sering muncul.
Klien mengatakan pernah mukul temannya karena mengikuti bisikan-
bisikan itu. Klien juga pernah memukul tetangganya karena mengira
tetangganya mencuri ayamnya.
III. Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan pernah dirawat di RSJ HB Saanin Padang tahun 2001,
saat kelas 2 SMA minta dibeliin motor tidak dituruti kemudian klien
marah.
2. Riwayat pengobatan
Klien mengatakan sering kontrol ketika obatnya habis, tetapi karena
kondisi ekonomi dan kesibukan keluarga kemudian klien sering
terlambat kontrol.

3. Riwayat Penganiayaan dan tindakan kriminal


Klien mengatakan pernah mukul temannya saat berumur 14 tahun.
4. Riwayat Keluarga

14
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan
jiwa.
5. Pengalamanmasalalu yang tidakmenyenangkan
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah masalah
dalam pekerjaannya ketika menjadi kernet bus sering dibentak-bentak
dan klien hanya memendam masalah itu.
IV. Faktor Presipitasi
Pasien sering terlambat minum obat dan pasien tinggal dengan kakak,adik
dan kedua orang tuanya.

V. Fisik
1. Tindakan vital TD : 120/70 mmHg
2. Ukur TB : 170 cm BB : 60 kg
3. Keluhanfisik
Klienmengatakansecara fisik dirinya baik-baik saja.

VI. Psikososial
Genogram

: Klien
: Perempuan
: Lai-laki

: Hubungan perkawinan
: Tinggal serumah

1. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan klien tinggal di rumah dengan
keluarga,ayah,ibu,adik dn kakaknya.Klien mengatakan keluarganya tidak
ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
2. Konsepdiri
a. Gambarandiri :Klienmengatakannamanya
adalah J. Bagian
tubuh yang disukai klien adalah panca indra.

15
b. Identitas :Klienmengatakandiri
nyasebagaiseoranglaki-
laki, berpakaian seperti laki-laki.
c. Peran : Klienberperansebagaianak.
Di rumah sering
berkebun dan beternak ayam.
d. Ideal diri :
Klienberharapdapatcepat bisa diterima bekerja seperti orang yang
sehat jiwa dan raganya.
e. Hargadiri : Klien jarang berkumpul
dengan teman-temannya.
Dia kadang merasa malu ataupun minder.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien
adalah orang tuanya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Klien mengatakan sebagai warga di desanya sering mengikuti
kegiatan di desanya seperti kerja bakti dan ronda.
c. Hambatan dalam hubungan sosial
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan
sosial dengan orang lain.
4. Spiritual
a. Nilaidankeyakinan
Klienmengatakandirinyaberagama Islam.
Kegiatanibadah
Klienmengatakansaatiniberusaha menjaga sholat lima waktunya.

VII. Status Mental


1. Penampilan
Klien terlihat rapi.
2. Pembicaraan
Kliendapatberbicaradenganjelasdandapatmenjawabpertanyaandaripraktik
an dengantepat. Dari hasil observasi, klien dapat berbicara dengan baik
dengan teman-temannya.
3. AktivitasMotorik
Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik.
4. Alamperasaan
Klienmengatakansaat ini perasaannya baik-baik saja.
5. Afek

16
Dari hasil observasi, afek klien adalah tumpul. Klien tertawa bila ada
yang melucu dan saat keadaan serius klien juga menampilkan ekspresi
serius.
6. Interaksiselamawawancara
Selamapembicaraanklienkooperatif dan dapat menjawab sesuai
pertanyaan praktikan.
7. Persepsi
Klien mengatakansering mendengar bisikan-bisikan sejak SMP yang
ingin mencelakakan dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul. Klien mengatakan ketika halusinasi
itu muncul klien langsung mandi dan kadang mendengarkan musik untuk
menghilangkan bisikan itu.
8. Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.
9. Isi pikir
Isi pikir klien adalah obsesi.
10. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien baik, composmentis. Ketika ditanya tentang waktu,
tempat dan hari, klien dapat menjawab dengan benar yaitu hari Jumat
tanggal 10 Januari 2019,dan sedang berada dirumah klien di jorong
Induriang Kapau
11. Memori
Klien tidak memiliki masalah dengan memorinya.
12. Tingkat konsentrasidanberhitung
Selama wawancara, klien berkonsentrasi dan tidak mudah terdistraksi
oleh keadaan di sekitar klien. Kemampuan berhitung baik.
13. Kemampuanpenilaian
Kemampuan penilaian klien baik.
14. Dayatilikdiri
Daya tilik diri klien baik. Klien menyadari bahwa dirinya sakit.
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari sesuai. Klien dapat makan secara mandiri. Klien
menghabis satu porsi setiap kali makan, dengan lauk dan sayur yang
bermacam-macam.
2. B.A.B/B.A.K
Klien b.a.b/b.a.k secara mandiri di WC.
3. Mandi

17
Klien mengatakan mandi bisa lebih dari 2x sehari secara mandiri karena
jika bisikan itu datang lagi, klien langsung mandi.
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian secara mandiri. Dalam satu hari, klien berganti
pakaian dua kali habis mandi pagi dan sore atau bila pakaian sudah
kotor/basah.
5. Istirahat/Tidur
Klien mengatakan dirinya tidur malam mulai pukul 21.00 atau lebih dan
bangun pukul 05.00. Klien terkadang tidur siang selama 2 jam.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur. Sering terlambat control karena
keluarga sibuk.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan, dulu setelah dirawat di RS HB Saanin Padang tahun
2001 dan biasanya klien kontrol ke Puskesmas Kapau bila obatnya habis
atau bila sudah waktunya kontrol.
8. Kegiatan di rumah
Klien mengatakan kegiatan klien saat di rumah adalah berkebun dan
berternak ayam.
9. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan kegiatan di luar rumah adalah main bersama teman-
temannya.
IX. Mekanisme Koping
1. Adaptif :
- klien berbicara dengan orang lain
- klien dapat melakukan teknik relaksasi dan aktifitas konstruktif
2. Maladaptif:
- Menghindari masalah
- Mengamuk
- Mencederai orang lain
X. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : -
2. Masalah dengan dukungan lingkungan , spesifik : -
3. Masalah dengan pendidikan , spesifik : klien tidak lulus SMA
hanya sampai kelas 2 SMA.
4. Masalah dengan pekerjaan , spesifik : klien tidak mempunyai
pekerjaan tetap.
5. Masalah dengan perumahan ,spesifik :-
6. Masalah dengan ekonomi spesifik : klien tidak bekerja dan tidak
mempunyai uang untuk membeli obat .

18
7. Masalah dengan pelayanan kesehatanspesifik : -

XI. Pengetahuan Kurang Tentang


Penyakitjiwa Sistempendukung
Faktorpresiptasi Penyakitfisik

Koping Obat-obatan
Lainnya

B. ANALISIS DATA
Data Masalah
DS : Gangguan sensori persepsi :
- Klien mengatakan dibawa brobat ke
Halusinasi pendengaran
Puskesmas Kapau karena sering
mendengar bisikan-bisikan sejak SMP
yang ingin mencelakakan dirinya seperti
menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul.
DO :
- Pasien tampak menutup telinganya
sesekali.
- Pasien sering mencari kegiatan seperti
mengobrol agar teralihkan dengan
halusinasinya.
DS : Risiko perilaku kekerasan
- Klien mengatakan pernah memukul
temannya karena mengikuti bisikan-
bisikan itu. Klien juga pernah memukul
tetangganya karena mengira tetangganya
mencuri ayamnya.
DO : -
DS : Penatalaksanaan regimen
- Klien mengatakan sering terlambat
terapeutik inefektif
kontrol berobat, karena keluarga yang
sibuk.
DO : -

19
XII. ASPEK MEDIK
1. Diagnosis Multiaksial
Axis I : F 20.0
Axis II : cenderung skizoid
Axis III :belum ada diagnosa
Axis IV : tidak ada informasi
Axiz V : jelek
2. TerapiMedik (10 Januari 2020)
NO Nama Obat Dosis Indikasi Efek samping
1 Haloperidol 5 mg 1/2-0- Psikosis akut dan insomnia, eforia, agitasi,
1/2 kronis. pusing, depresi, lelah,
sakit kepala, mengantuk,
Halusinasi pada
bingung, vertigo, kejang.
skizofrenia
2 Clozapine NI 25 mg 1/2-0- Antipsikotik, Mengantuk, berat badan
1/2 menenangkan naik, air liur bertambah,
pikiran dan pusing, konstipasi, mual,
menghilangkan sesak napas, mengompol
halusinasi saat tidur
3 Trihexypenidyl 2 0-0-1 Kaku-kaku tubuh Mengantuk, pusing,
mg dan mengurangi penglihatan kabur,
gemetar disorientasi, hipotensi,
mual, muntah, retensi
urine
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Risiko Perilaku Kekerasan Akibat

Halusinasi Pendengaran Core Problem

Penyebab
Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif
XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif

20
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

INISIAL KLIEN : Tn. J


NO. RM : 01 62 13

DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN


KEPERAWATA
N TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL

21
Halusinasi 10 Januari 2020 Setelah 1x interaksi klien
pendengaran Pukul 11.00 menunjukkan tanda-tanda Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
TUM: Klien dapat percaya kepada perawat dengan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk kelancaran
mengontrol halusinasi dengan kriteria hasil: terapeutik. hubungan interaksi selanjutnya.
TUK 1: - Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan ramah
Klien dapat membina bersahabat baik secara verbal maupun non
hubungan saling - Menunjukkan rasa verbal.
percaya senang b. Perkenalkan diri dengan
- Ada kontak mata sopan.
- Mau berjabat tangan c. Tanyakan nama lengkap
- Mau menyebutkan nama klien dan nama panggilan yang
- Mau menjawab salam disukai klien.
- Mau duduk d. Jelaskan tujuan
berdampingan dengan pertemuan.
perawat e. Jujur dan menepati janji.
- Bersedia f. Tunjukan sikap empati
mengungkapkan masalah dan terima klien apa adanya.
yang dihadapi g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan kebutuan
dasar klien.

22
Setelah 2x interaksi klien 1. Identifikasi bersama klien cara 1. merupakan upaya untuk
TUK 2 : dapat mengontrol yang dilakukan jika terjadi memutus siklus halusinasi.
Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan halusinasi. 2. reinforcement positif dapat
halusinasi kriteria hasil : 2. Diskusikan manfaat cara yang meningkatkan harga diri klien.
a. Klien dapat digunakan klien, jika 3. memberi alternative pikiran bagi
menyebutkan tindakan bermanfaat beri pujian. klien
yang dapat dilakukan 3. Diskusikan cara baru untuk 4. Memotivasi dapat
untuk mengendalikan mengontrol timbulnya meningkatkankeinginan klien
halusinasinya. halusinasi. untuk mencoba memilih salah
b. Klien dapat 4. Bantu klien melatih dan satu cara pengendalian
menyebutkan cara baru. memutus halusinasi secara halusinasi.
c. Klien dapat memilih cara bertahap
yang telah dipilih untuk
mengendalikan
halusinasi.
d. Klien dapat mengikuti
terapi aktivitas
kelompok.

23
1. Anjurkan klien untuk memberi 1. untuk mendapatkan bantuan
TUK 3 Setelah 3x klien mendapat tahu keluarga sedang keluarga dalam mengontrol
dukungan keluarga dalam halusinasi. halusinasi.
Klien mendapat mengontrol halusinasinya
dukungan keluarga dengan kriteria hasil: 2. Diskusikan dengan keluarga 2. Untuk meningkatkan
dalam mengontrol a. Klien dapat menjalin tentang pengetahuan tentang
halusinasinya a. Gejala halusinasi yang halusinasi.
hubungan saling percaya dialami klien.
dengan perawat b. Cara yang dapat dilakukan
b. Keluarga dapat klien dan keluarag untuk
menyebutkan pengertian, memutus halusinasi.
tanda dan tindakan untuk c. Cara merawat anggota
mengendalikan keluarga yang halusinasi di
halusinasi rumah, beri kegiatan jangan
biarkan sendiri.
d. Beri informasi tentang
kapan pasien memerluakn
bantuan.

24
1. Diskusikan dengan klien 1. dengan mengetahui efek
TUK 4 Setelah 3x interaksi klien dan keluarga tentang dosis, samping obat klien tahu apa
dapat memanfaatkan obat frekuensi dan manfaat obat. yang harus dilakukan setelah
Klien memanfaatkan dengan kriteria hasil :
obat dengan baik 2. Diskusikan bahayanya minum obat.
1. Klien dan keluarga obat tanpa konsultasi. 2. Bantu klien menggunakan
mampu menyebutkan 3. Bantu klien prinsip lama benar.
manfaat, dosis dan efek menggunakan prinsip lama 3. dengan mengetahui prinsip
samping benar. maka kemandirian klien
2. Klien dapat tentang pengobatan dapat
menginformasikan ditingkatkan secara bertahap.
manfaat dan efek
samping obat
3. Klien dapat memahami
akibat pemakaina obat
tanpa konsultasi
4. Klien dapat
menyebutkan prinsip 5
benar pengunaan obat.
Pentalaksanaan 11 Januari 2020 Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan 1. Hubungan
Regimen Pukul 10.00 WIB keluarga mengenal masalah saling percayadengan keluarga saling percaya merupakan
Terapeutik tidak klien dengan kriteria hasil: a. Sapa keluarga dengan dasar untuk kelancaran
Efektif TUM : dapatmengidentifikasi ramah. hubungan interaksi
Keluarga dapat merawat masalah pencetus klien b. Jelaskan tujuan perawatan selanjutnya.
klien yang mengalami kambuh, yang dipengaruhi dan perannya selama 2. Mengetahui
gangguan jiwa sehingga oleh sikap keluarga, bersama klien. pengetahuan pasien tentang
penatalaksanaan masyarakat dan klien c. Dorong keluarga untuk perilaku pasien
regimen terapeutik sendiri. untuk pertemuan mengungkapkan masalah. 3. Mngetahui
efektif. selanjutnya 2. Kaji persepsi perhatian keluarga terhadap

25
keluarga tentang perilaku klien pasien gangguan jiwa
TUK 1 : yang maladaptive 4. Memberikan
Keluarga dapat 3. Diskusikan pengetahuan tentang cara
mengenal masalah yang dengan keluarga beberapa merawat pasien
dapat menyebabkan masalah yang dapat menjadi 5. Keluarga
klien kambuh. faktor penyebab klien kambuh, dapat menentukan tindakan
seperti : jika pasien kambuh
a. Tidak menghargai klien.
b. Mengisolasi klien.
c. Tidak memperhatikan
klien/tidak memberi
kegiatan selama dirumah.
4. Diskusikan dengan
keluarga tentang sikap yang
harus dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan individu
terhadap perilaku maladaptif
dari klien.
5. Bantu keluarga mengenal
sikap dan perilakunya yang
dapat memicu dan dapat
menyebabkan klien kambuh.
TUK 2 : Setelah 1x pertemuan 1. Diskusika 1. Kelua
Keluarga dapat keluarga dapat n dengan keluarga bahwa rga merupakan faktor utama
mengambil keputusan mengambilkeputusan yang keluarga merupakan dalam perawatan pasien
dalam melakukan tepat dalam merawat klien penanggung jawab utama 2. Penga
perawatan terhadap dengan kriteria hasil: dalam merawat klien di rumah mbilan keputusan diserahkan
klien 2. Jelaskan pada keluarga seutuhnya

26
Keluarga dapat kepada keluarga bahwa 3. Masal
menyebutkan akibat bila keluarga merupakan ah yang bertambah menyebabkan
klien tidak dirawat dengan pengambil keputusan dalam sulitnya penanganan
tepat. keperawatan keluarga. 4. Keput
3. Jelaskan usan yang menguntungkan dapat
pada keluarga akibat bila mempercapat kesembuhan pasien
masalah tidak ditangani
dengan cepat
4. Motivasi
keluarga untuk memutuskan
hal yang menguntungkan
klien.
TUK 3 : Selama 1x interaksi 1. 1. Menambah
Keluarga dapat merawat keluarga dapat merawat Diskusikan dengankeluarga cara pengetahuan keluarga tentang
klien di rumah klien dirumh dengan merawat klien di rumah dan cara perawatan pasien gangguan
kriteria hasil: demonstrasikan seperti : jiwa
Keluarga dapat a. Bantu klien dalam 2. Minum obat scara
menyebutkan cara merawat memenuhi kebutuhan teratur dapat mencegah
klien di rumah sehari-hari kekambuhan pasien
b. Libatkan klien
dalamkegiatan sehari-hari
yang dilakukan keluarga
c. Dengarkan keluhan yang
dirasakan klien.
d. Berikan jalan keluar setiap
klien mengalami masalah.
e. Beri reinforcemen positif
bila klien dapat

27
melakukan tugasnya.
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang pentingnya
klien minum obat secara
teratur.
TUK 4 : Selama 1x pertemuan 1. Id 1.. mengetahui faktor pendukung
Keluarga dapat keluarga entifikasi dengan keluarga yang ada pada keluarga
mengidentifikasi mampumenjelaskan tentang support sistem yang 2.. Support sistem yang baik dapat
support sistem yang ada support sistem yang ada di ada di dalam keluarga. meningkatkan kesembuhan pasien
di dalam keluarga dalam keluarga, misalnya : 2. Di 3.. Dengan menghargai nilai positif
- Sikap keluarga skusikan dengan keluarga klien keluarga dapat dengan mudah
yang positif tentang pentingnya partisipasi mengatur keseharian pasien
- Do’a aktif dari support sistem dalam 4.. keluarga tidak menjelek-
perawatan klien. jelekkan pasien
3. Di
skusikan dengan keluarga
pentingnya keluarga dalam
menghargai nilai positif klien
4. An
jurkan keluarga untuk
menerima apa adanya
(kelemahan dan kekurangan
yang klien dimiliki klien tidak
ditampilkan).
a. Identifikasi bersama
keluarga tentang kondisi
dan lingkungan keluarga

28
yang dapat mendukung
kesehatan klien
b. Ciptakan suasana keluarga
yang tenang dan nyaman
bagi klien
TUK 5 : Selama 2x interaksi 1. 1. Reinformen yang baik dapat
Keluarga dapat keluarga Beri reinforcement positifpada mendukung semangat keluarga
memodifikasi dapatmenyediakan keluarga tentang fasilitas dalam merawat pasien
lingkungan yang lingkungan yang terapeutik kesehatan yang ada di 2. Fasilitas yang ada
terapeutik dalam dalam mendukung proses masyarakat dan dapat membantu keluarga dalam
merawat klien. keperawatan klien. digunakan keluarga sebelum perawatan
klien dibawa ke rumah sakit 3. Fasilitas membantu sebagai
jiwa bila kambuh. pemecahan masalah yang baik
2.
Diskusikan dengan keluarga
pentingnya pemanfaatan
fasilitas tersebut serta tahu
prosedur yang harus dilakukan
keluarga
3. Anjurkan keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada
di dekat rumah, sebagai
alternatif pemecahan masalah
bila klien kambuh.

TUK 6 : Selama 2x interaksi 1. Kaji pandangan 1. Mengetahui fungsi


Keluarga dapat keluarga dapat keluargatentang keberadaan prasarana kesehatan yang ada
memanfaatkan fasilitas mengunjungi fasilitas puskes-mas dalam perawatan 2. Puskesmas sebagai sarana

29
kesehatan yang ada di kesehatan yang ada di klien pertama sebelum ke rumah
masyarakat untuk masyarakat dalam 2. Dorong keluarga untuk sakit jiwa
merawat kesehatan mengoptimalkan perawatan memanfaatkan Puskesmas dalam
klien. klien di rumah seperti : perawatan klien.
- Tempat yang dapat
dikunjungi keluarga bila
klien kambuh atau
kontrol kesehatan.
- Keluarga tahu waktu
pelaksanaan-nya
- Keluarga mengerti cara
serta prosedur yang
dilakukan

30
Risiko Perilaku 12 Januari 2020 Setelah 1x interaksi klien Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
Kekerasan Pukul 10.00 WIB menunjukkan tanda-tanda dengan: merupakan dasar untuk kelancaran
percaya kepada perawat a. Beri salam setiap berinteraksi hubungan interaksi selanjutnya.
TUM: dengan kriteria hasil: b. Perkenalkan nama, nama
Klien dapat mengontrol a. Wajah cerah panggilan perawat, dan tujuan
perilaku kekerasan b. Mau berkenalan perawat berkenalan
TUK: c. Ada kontak mata c. Tanyakan dan panggil nama
1. Klien dapat d. Bersedia menceritakan kesukaan klien
membina perasaan d. Tunjukkan sikap jujur dan
hubungan saling e. Bersedia menepati janji setiap kali
percaya mengungkapkan berinteraksi
masalah e. Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontrak interaksi yang
jelas
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien
2. Klien dapat Setelah 2x interaksi klien Bantu klien mengungkapkan Mengetahui respon dari marahnya
mengidentifikasi dapt menceritakan perasaan marahnya: pasien
penyebab penyebab perilaku a. Motivasi klien untuk
perilaku kekerasan yang dilakukan menceritakan penyebab rasa
kekerasan yang dengan menceritakan jengkel dan marahnya
dilakukan penyebab perasaan jengkel b. Dengarkan tanpa menyela
setiap ungkapan klien

31
3. Klien dapat Setelah 2x interaksi pasien 1. Bantu klien mengungkapkan 1. Mengetahui seberapa
mengidentifikasi dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku pengetahuan pasien tentang
tanda-tanda, perilaku kekerasan dengan kekerasan yang dialami: perilaku kekerasan
jenis, akibat kriteria hasil: 2. Motivasi klien menceritakan 2. Dengan menceritakan
perilaku c. Klien dapat kondisi fisik saat perilaku kondisi yang dialami pasien
kekerasan, dan menjelaskan tanda- kekerasan terjadi menjadikn pasien lebih tahu
cara konstruktif tanda perilaku 3. Motivasi klien menceritakan tentang dirinya sendiri
dalam kekerasan kondisi emosinya 3. Pasien lebih tahu tentang
mengungkapkan d. Klien dapat 4. Motivasi klien menceritakan dirinya sendiri
kemarahan menjelaskan jenis kondisi hubungan dengan 4. Mengetahui kondisi
ekspresi marah, orang lain saaat terjadi hubungan ketika perilaku
perasaan saat perilaku kekerasaan terjadi
melakukan kekerasan, 5. Diskusikan dengan klien 5. Mengetahui apa saja
dan efektifitas cara perilaku kekerasan yang perilaku kekerasan yang
dalam menyesuaikan dilakukan selama ini: sudah dilakukan
masalah a. Motivasi untuk 6. Mengetahui seberapa baik
e. Klien dapat menceritakan jenis koping yang dimiliki pasien
menjelaskan akibat perilaku kekerasan yang dalam menghadapi masalah
perilaku kekerasan bagi pernah dilakukan 7. Seberapa baik koping dalam
diri sendiri, orang lain b. Motivasi menceritakan menghadapi masalah
dan lingkungan perasaan setelah tindakan
f. Klien menjelaskan cara- perilakuk kekerasan
cara sehat c. Diskusikan apakah
mengungkapkan marah perilaku kekerasan dapat
menyelesaikan masalah
6. Diskusikan akibat negatif
perilakuk kekerasan pada
diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan

32
4. Klien dapat Setelah 2x pertemuan klien 1. Diskusikan cara yang 1. Pasien dapat memilih cara
mendemonstrasi dapat memperagakan cara mungkin dipilih, anjurkan sendiri untuk mengatasi
kan cara mengontrol perilaku klien untuk memilih masalah
mengontrolperil kekerasan baik secara fisik, 2. Latih klien memperagakan 2. Latihan yag baik dapat
aku kekerasan verbal, maupun spiritual cara yang dipilih: menjadikan masalah teratasi
a. Peragakan cara yang dipilih dengan baik
b. Jelaskan manfaat cara 3. Memperagakan dan
c. Anjurkan klien untuk menggunakan lembali untuk
menirukan maslah yang dihadapi pasien
d. Beri penguatan dan perbaiki
cara yang belum sempurna
3. Anjurkan klien menggunakan
cara yang sudah dilatih pada
saat jengkel atau marah
5. Klien Setelah 3x pertemuan klien 1. Diskusikan dengan klien 1. dengan mengetahui efek
menggunakan menjelaskan tentang dan keluarga tentang dosis, samping obat klien tahu apa
obat sesuai manfaat obat, kerugian frekuensi dan manfaat obat. yang harus dilakukan setelah
program tidak minum obat, nama 2. Diskusikan bahayanya minum obat.
obat, bentuk dan warna, obat tanpa konsultasi. 2. Bantu klien menggunakan
dosis dan waktu pemberian 3. Bantu klien prinsip lama benar.
dan cara pemberian, serta menggunakan prinsip lama 3. dengan mengetahui prinsip
klien mampu benar. maka kemandirian klien
menggunakan obat sesuai tentang pengobatan dapat
program ditingkatkan secara bertahap.

D. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN

33
Hari,
Implementasi Evaluasi
Dx tanggal TTD
Keperawatan Keperawatan
jam
Halusinasi : Jum’at, 10 Jum’at, 10 Januari 2020
Membina hubungan saling percaya dengan Pukul 13.00
pendengaran Januari 2020
Pukul 11.00 prinsip komunikasi terapeutik. S:
a. Sapa klien dengan ramah baik  klien
secara verbal maupun non verbal. mengatakan bersedia diajak mengobrol
b. Perkenalkan diri dengan sopan. oleh perawat.
h. Tanyakan nama lengkap klien dan  Pasien mau
nama panggilan yang disukai klien. menyebutkan namanya :Teguh
i. Jelaskan tujuan pertemuan.  Pasien
j. Jujur dan menepati janji.
mengatakan kalau ada suara-suara yang
k. Tunjukan sikap empati dan terima
sering mengganggunya.
klien apa adanya.
l. Beri perhatian kepada klien dan O:
perhatikan kebutuan dasar klien.  Pasien
tampak sering menggigit ujung bolpoin
 Pasien
tampak kurang tenang saat wawancara.
A: BHSP tujuan tercapai.
 Mengidentifi P:
Pukul 12.15 kasi bersama klien cara yang dilakukan
 Identifikasi
jika terjadi halusinasi.
 Mendiskusik perilaku halusinasi
 Observasi
an manfaat cara yang digunakan klien,

34
jika bermanfaat beri pujian. perilaku halusinasi
 Mendiskusik  Ajarkan cara
an cara baru untuk mengontrol mengatasi halusinasi dengan cara
timbulnya halusinasi. menghardik
 Membantukli
enmelatihdanmemutushalusinasisecarab S:
ertahap
 Klien
mengatakan jika selama ini untuk
mengatasi halusinasinya klien mandi
dan mendengarkan musik
 Klien
mengatakan sudah mengetahui cara
mengontrol halusinanya dengan cara
menghardik. Nurul
O:

 Pasien
tampak sering menggigit ujung bolpoin
 Mendiskusik  Pasien
an dengan klien tentang dosis, frekuensi tampak kurang tenang saat wawancara.
dan manfaat obat. A : Mengidentifikasi cara klien
 Mendiskusik mengendalikan halusinasinya tujuan
Pukul 13.45 an bahayanya obat tanpa konsultasi. tercapai.
 Membantu P : perawat : ajarkan cara mengontrol
klien menggunakan prinsip lima benar. halusinasi dengan cara bercakap-cakap

35
Pasien : buat jadwal kegiatan dan
masukkan cara menghardik ke dalam
jadwal
S:

 Klien
mengatakan pernah putus obat karena
tidak punya uang untuk berobat.
 Klien
mengatakan belum mengetahui
indikasi, efek samping tentang obat
yang dikonsumsi.
 Klien
mengatakan paham dengan apa yang
dijelaskan perawat.

O:

 Klien mampu
mengulang kembali apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat.
 klien tampak
kurang tenang saat diwawancara.
A: mendiskusikan tentang dosis, frekuensi
dan manfaat obat tujuan tercapai.

P : perawat : motivasi klien untuk rutin

36
minum obat
Pasien : masukkan jadwal minum obat
sebagai kegiatan sehari-hari
Risiko Sabtu, 11 Membantu klien mengungkapkan perasaan Sabtu, 11 Januari 2020
Perilaku Januari 2020 marahnya: Pukul 11.00
kekerasan Pukul 10.00
a. Memotivasi klien untuk menceritakan S: - klien mengatakan marah karena
penyebab rasa jengkel dan marahnya ayamnya diambil oleh tetangganya.
b. Mendengarkan tanpa menyela setiap O : - klien tampak kooperatif
ungkapan klien A: membantu klien mengungkapkan
perasaan marah teujuan tercapai.
P : Lanjutkan BHSP

Membantu klien mengungkapkan tanda-


10.30 tanda perilaku kekerasan yang dialami: S: - klien mengatakan pasien tanganya
gemetaran saat marah.
a. Memotivasi klien menceritakan kondisi - klien mengatakan memukul
fisik saat perilaku kekerasan terjadi tetangganya karena ayamnya diambil.
b. Memotivasi klien menceritakan kondisi - klien mengatakan menyesal setelah
emosinya memukul.
c. Memotivasi klien menceritakan kondisi O :
hubungan dengan orang lain saaat
terjadi perilaku kekerasaan - klien mau menceritakan perasaan
d. Mendiskusikan dengan klien perilaku marahnya
kekerasan yang dilakukan selama ini: - klien tampak tidak tenang
e. Memotivasi untuk menceritakan jenis - klien kooperatif
perilaku kekerasan yang pernah A: membantu mengungkapkan tanda-tanda

37
dilakukan perilaku kekerasan tujuan tercapai
f. Memotivasi menceritakan perasaan P: perawat : ajarkan cara mengontrol
setelah tindakan perilaku kekerasan marah yang baik dan benar.
g. Mendiskusikan apakah perilaku Pasien : motivasi klien untuk mengikuti
kekerasan dapat menyelesaikan Terapi Aktivitas Kelompok
masalah
h. Mendiskusikan akibat negatif perilakuk
kekerasan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan

Sabtu, 11 Sabtu, 11 Januari 2020


Januari 2020 Pukul 12.30
Pukul 12.00 Melakukan terapi aktivitas kelompok:
perilaku kekerasan sesi I: mengidentifikasi S: pasien mengatakan:
perilaku kekerasan - marah karena bosan
- tanda saat marah yaitu gelisah
- akibat dari marah adalah menyesal
- belum mengetahui cara mengontrol
marah
O:
- pasien kooperatif
- pasien tampak antusias
- pasien tampak bersemangat
- pasien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan
A: resiko perilaku kekerasan teratasi
Melakukan terapi aktivitas kelompok sesi sebagian: pasien belum mengetahui cara

38
II: cara mengontrol marah secara fisik mengontrol marah
yaitu napas dalam dan pukul bantal P:
Perawat: lakukan TAK sesi II: cara
mengontrol marah secara fisik
Pasien: buat jadwal kegiatan
S: pasien mengatakan:
Pukul 12.00
- sudah pernah diajari cara napas dalam
- perilaku ketika marah adalah jalan-
jalan
O:

- pasien kooperatif
- pasien tampak antusias
- pasien tampak sangat bersemangat
- pasien dapat melakukan napas dalam
- pasien dapat melakukan kembali pukul
bantal
A: perilaku kekerasan teratasi sebagian:
pasien baru mengetahui cara secara fisik
P:
Perawat: lakukan TAK sesi III: cara
mengontrol marah secara sosial
Pasien: masukkan ke dalam jadwal
kegiatan

Penatalaksana Minggu, 12 Minggu, 12 Januari 2020


1. Mend Pukul 10.30

39
an Regimen Januari 2020 iskusikan dengan klien tentang obat, S:
terapeutik Pukul 10.00 indikasi,dosis dan efek samping. - Klien mengatakan pengerti dengan apa
inefektif 2. Mend yang sudah dijelaskan perawat.
iskusikan keuntungan dan akibat jika - Klien mengatakan sadar akan
tidak minum obat. pentingnya obat namun karena tidak
3. Mem punya uang maka klien putus obat
otivasi klien untuk rutin minum obat O:

- Klien mampu mengulang kembali apa


yang sudah dijelaskan oleh perawat.
- Klien kooperatif
A: mendiskusikan tentang obat tujuan
tercapai
P: perawat : terus motivasi klien untuk rutin
minum obat.
Pasien : buat jadwal kegiatan minum obat

40
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi
Gail W, Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing
Edition 8. Missouri : Mosby Years Book
Isaacs, A. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC
Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart & Sunden. 2005. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
salemba Medika

41

Anda mungkin juga menyukai