Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU FIQH

JINAYAH (HUKUM PIDANA ISLAM)


JARIMAH HUDUD DAN TAZIR

OLEH :
KELOMPOK 10
1. SHOLIHA NURWULAN : 15.1.12.4.108
2. RIZKI SUSANTI 15.1.12.4.113
3. AHMAD MIRZAN ARBI : 15.1.12.4.114

KELAS/SEMESTER : D/III

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MATARAM
2013

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah,

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yg

berjudul ”Jinayah Tentang Jarimah Hudud dan Tazir”, Tak lupa juga kita sampaikan

serta salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw yang telah mengayomi kita

semua dengan cinta, kasihsayang, serta perjuangan beliau sehingga kita bisa mengirup udara

segar ini penuh dengan nokmat yang tak akan mampu kita hitung.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam pembuatan dan penyusunan makalah

ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saran dan kritik yang sifatnya

membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan

umumnya bagi pembaca.

Wasalamualaikum Wr. Wb

Mataram, 28 Desember 2013

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Metode Penulisan Makalah ........................................................... 2
D. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian Jinayah dan Jarimah ........................................................... 3


B. Unsur-Unsur Jarimah .......................................................................... 4
C. Pembagian Jarimah ............................................................................. 4
1. Dilihat dari segi berat-ringannya hukuman .................................... 4
a. Jarimah Hudud ......................................................................... 4
1) Zina .................................................................................... 5
2) Qadzab................................................................................ 8
b. Jarimah Qisas Diyat ................................................................. 9
c. Jarimah Ta’zir .......................................................................... 9
2. Dilihat dari niat si Pembuat(Pelaku) .............................................. 10
a. Jarimah Sengaja ....................................................................... 10
b. Jarimah Tidak Sengaja ............................................................. 10
3. Dilihat dari segi mengerjakannya................................................... 11
a. Jarimah Positif.......................................................................... 11
b. Jarimah Negatf ......................................................................... 11
4. Dilihat dari orang yang menjadi korban akibat perbuatannya ....... 11

BAB III : KESIMPULAN................................................................................ 12

A. Kesimpulan ................................................................................... 12
B. Saran-saran .................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu tebing terjal yang masih harus didaki oleh cendekiawan Islam
adalah masalah penerapan hukum pidana yang sesuai dengan Syariat Islam. Di
dunia Islam Sendiri hanya segelintir negara yang menerapkan hukum Pidana
Islam. Sedangkan lainnya masih menerapkan hukum peninggalan penjajah. Hal
terbesar yang perlu dirubah adalah stereotip negatif terhadap Hukum Pidana Islam
sendiri. Banyak orang yang menganggap hukum Pidana Islam tidak sesuai lagi
dengan era ini. Hukum ini terlalu kejam. Kita tidak tahu apakah anggapan ini
muncul dari orang yang berpendidikan(pernah mempelajari aspek-aspek dalam
Hukum Pidana Islam) atau tidak.
Pada kesempatan kali, penulis sebagai penyaji makalah akan membahas
segelintir kecil dari pengetahuan hukum dalam Hukum Pidana Islam yaitu tentang
Jarimah hudud dan tazir mengenai pengertian, unsur, dan pembagiannya, jarimah
hudud zina, qazaf, dan hukumnya.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat penulis rumuskan agar pembahasan dalam makalah


ini dapat tersusun secara lebih sistematis dan terarah adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan jinayah?
2. Apakah yang dimaksud dengan jarimah?
3. Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam Jarimah?
4. Apa saja bagian-bagian dari jarimah?
5. Apakah yang dimaksud dengan jarimah hudud jina?
6. Bagaimana hukuman dalam islam bagi penzina?
7. Apa yang dimaksud dengan Jarimah Qadzaf?

4
8. Bagaimana hukuman dalam islam bagi pelaku Qadzaf?
9. Apakah yang dimaksud dengan Tazir?

C. Metode Penulisan Makalah


Metode penulisan yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ini
adalah library research, yakni penelitian dari berbagai literatur-literatur baik yang
bersumber dari buku-buku perpustakaan maupun dari jaringan internet ataupun
pemikiran penulis.

D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pemenuhan tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Fiqh pada Fakultas
Tarbiyah (Matematika) Semester III Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Mataram Tahun 2012.
2. Sebagai inisiatif dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan berdasarkan
ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki didukung oleh literatur
relevan dan orang-orang yang kompeten di bidangnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jinayah Dan Jarimah


Fikih Jinayah adalah ilmu tentang hokum syara’ yang berkaitan dengan
masalah perbuatan yang dilarang(jarimah) dan hukumannya(uqubah), yang
diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Definisi tersebut merupakan gabungan
antara pengetian “Fikih” dan “Jinayah”.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa objek pembahasan Fikih
Jinayah itu secara garis besar ada dua, yaitu jarimah atau tindak pidana dan uquah
atau hukumannya.
Pengertian jarimah sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mawardi
yaitu, Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang
diancam oleh Allah dengan hukuman had atau ta’zir.
Dalam istilah lain jarimah disebut juga dengan jinayah. Menurut Abdul
Qadir Audah pengertian jinayah yaitu, jinayah adalah suatu istilah untuk
perbuatan yang dilarang oleh syara’, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa,
harta, atau lainnya.
Adapun pengertian hukuman sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Qadir
Audah yaitu, hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk kemaslahatan
masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan syara’.

6
B. Unsur-Unsur Jarimah1
1. Unsur Formal
Adanya nash, yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu yang
disertai ancaman hukuman atas perbuatan-perbuatan diatas. unsur ini dikenal
dengan (al ruknu al-syar’i).
2. Unsur Moriel
Adanya perbuatan yang membentuk jinayah, baik melakukan
perbuatan yang dilarang atau meniggalkan perbuatan yang diharuskan.
Unsur ini dikenal dengan (al-ruknu al-madi).
3. Unsur Material
Pelaku kejahatan adalah orang yang dapat menerima khithab atau
dapat memahami taklif..unsur ini dikenal dengan (al-ruknu al-adabi).

C. Pembagian Jarimah
Jarimah-jarimah dapat berbeda penggolongannya, menurut perbedaan cara
menninjaunya :
1. Dilihat dari segi berat-ringannya hukuman (uqubah)
Jarimah dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Jarimah Hudud
Jarimah hudud adalah tindak pidana yang diancam hukuman had,
yakni hukuman yang telah ditentukan macam dan jumlah (berat ringan)
sanksinya yang menjadi hak Allah swt melalui dalil naqli2.
Dalam hubungannya dengan hukuman had, maka hak Allah
mempunyai pengertian bahwa hukuman tersebut tidak bisa dihapuskan
oleh perseorangan (orang yang menjadi korban atau keluarganya) atau
oleh masyarakat yang mewakili negara.

1
Mukhalafah ialah suatu tindak pidana yang diancamkan hukuman kurungan tidak lebih dari satu
minggu atau hukuman denda tidak lebih dari seratus piaster (pasal 12 KUHP RPA)
2
Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Kharisma Ilmu, 2007). Hal. 45

7
Ada tujuh macam perbuatan jarimah hudud yaitu, zina, menuduh
orang lain berbuat zina (qadzaf), minum minuman keras, mencuri,
menggangu keamanan (hirabah), murtad, dan pemberontakan (al-Bagyu)3.
Salah satu bentuk contoh dari hukuman hudud yang menyatakan
sebagai hukuman yang di tentukan oleh syara’ adalah jarimah pencurian
yang didasarkan pada firman Allah dalam surah al-Maidah ayat (38):
‘Orang pencuri laki-laki dan pencuri perempuan, hendaklah dipotong
tangan keduanya, sebagai balasan pekejaan keduanya dan sebagai
siksaan dari Allah, Allah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana.’
Penulis disini akan memaparkan secara ringkas tentang Jarimah Hudud
Zina dan Qadzaf.
1) Zina
Zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh orang mukallaf
terhadap farji manusia (kemaluan) yang bukan miliknya secara
disepakati dengan kesengajaan.
Pelaku jarimah zina dapat dikenai sanksi hukuman had apabila
perbuatannya telah dapat di buktikan.
Untuk jarimah Zina ada tiga macam cara pembuktian, yaitu:
a) Dengan saksi,
Para ulama telah sepakat bahwa jarimah zina tidak bisa di
buktikan kecuali dengan empat orang saksi. Apabila saksi itu
kurang dari empat maka persaksian tersebut tidak dapat diterima.
Hal ini apabila pembuktian nya itu hanya berupa saksi semata-
mata dab tidak ada bukti-bukti yang lain. Dasarnya adalah sebagai
berikut:
1. Surah An-Nisa’ ayat 15

3
Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1947). Hal.101

8
Perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi
diantara kamu (yang menyaksikannya). kemudian apabila
mereka telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka
(wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui
ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.
2. Surah An-Nur ayat 4 ;
dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik- baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang
saksi, Maka deralah m ereka (yang menuduh itu) delapan puluh
kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik.
3. Surah An-Nur ayat 13
mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan
empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka
tidak mendatangkan saksi-saksi Maka mereka Itulah pada sisi
Allah orang- orang yang dusta.
Adapun syarat –syarat Umum saksi yakni:
1. Baligh
2. Berakal
3. Kuat ingatan
4. Dapat Berbicara
5. Dapat Melihat
6. Adil
7. Islam
b) Dengan pengakuan
Pengakuan dapat digunakan sebagai alat bukti untuk
jarimah zina, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
 Pengakuan harus dinyatakan sebanyak empat kali, dengan
mengiaskan kepada empat orang saksi.

9
 Pengakuan harus terperinci dan menjelaskan tentang hakikat
perbuatan, sehingga dapat menghilangkan syubhat (ketidak
jelasan) dalam perbuatan zina tersebut.
 Pengakuan harus sah atau benar.
 Pengakuan harus dinyatakan dalam sidang pengadilan.
c) Dengan Qarinah
Qarinah atau tanda yang di anggap sebagai alat pembuktian
dalam jarimah zina ialah timbulnya kehamilan pada seorang
wanita yang tidak bersuami, atau tidak diketahui suaminya.
 Macam-Macam Hukuman Zina
Dapat diketahui bahwa hukuman zina itu ada dua macam,
tergantung keadaan pelakunya apakan ia belum berkeluarga (ghair
muhshan) atau sudah berkeluarga (muhshan).
1. Hukumman untuk zina ghair muhshan.
Zina ghair muhshan adalah zina yang dilakukan oleh
laki-laki dan perempuan yang belum berkeluarga. Hukuman
untuk zina ini ada dua macam, yaitu :
a) Dera seratus kali, dan
b) Pengasingan selama satu tahun
Adapun dalil daripada hukuman untuk jarimah zina ini adalah:
Surah An-Nisa ayat 15-16 :
15. dan (terhadap) Para wanita yang mengerjakan perbuatan
keji [275], hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu
(yang menyaksikannya). kemudian apabila mereka telah
memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita
itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau
sampai Allah memberi jalan lain kepadanya[276].
16. dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di
antara kamu, Maka berilah hukuman kepada keduanya,

10
kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri,
Maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
2. Hukuman untuk zina Muhshan
Zina muhshan adalah zina yang dilakukan oleh laki-laki
dan perempuan yang sudah berkeluarga (bersuami/istsri) .
hukuman untuk pelaku zina ini ada dua macam yakni:
a. Dera seratus kali dan
b. Rajam.
Adapun hukuman rajam adalah hukuman mati dengan jalan
dilempari dengan batu atau sejenisnya.
2) Qadzaf
Qadzaf menurut bahasa yaitu ram’yu syain berarti melempar
sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara’ adalah melempar tuduhan
(wath’i) zina kepada orang lain yang karenanya mewajibkan hukuman
had bagi tertuduh (makdzuf).
Pengertian qadzaf yang diancam dengan hukuman had adalah
menuduh orang yang muhsan dengan tuduhan berbuat zina atau
dengan tuduhan yang menghilangkan nasabnya.
Dalam qadzaf akan hukuman pokok yaitu berupa dera (jilid)
delapan puluh kali dan hukuman tambahan berupa tidak diterimanya
kasaksian yang bersangkutan selama seumur hidup. Hal ini
berdasarkan firman Allah:
Artinya:
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita baik-baik (berbuat
zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka
deralah mereka (yang menuduh itu delapan pulah kali dera, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya.(QS.An-Nuur : 4)

11
b. Jarimah Qisas diyat
Jarimah qisas diyat yaitu perbuatan-perbuatan yang diancamkan
hukuman qisas atau hikuman diyat. Baik qisas maupun diyat adalah
hukuman-hukuman yang telah ditentukan batasnya, dan tidak mempunyai
batas terendah atau batas tertinggi, tetapi menjadi hak perseorangan,
dengan pengertian bahwa si korban bisa memaafkan si pembuat. Dan
apabila dimaafkan, maka hukuman tersebut dihapuskan.4
Jarimah qiyas-diyat adalah tindak pidana yang diancam dengan
hukuman qisas yaitu hukuman setimpal dengan pidana yang dilakukan.
Yang termaksud dalam kategori jarimah qiyas-diyat adalah :
1) Pembunuhan Sengaja (al-qatl al-amd)
2) Pembunuhan semi sengaja (al-qatl sibh al-amd)
3) Pembunuhan keliru (al qatl al-khata’)
4) Penganiyaan sengaja (al-jarh al-amd)
5) Penganiyaan salah (al-jarh al-khata’)
c. Jarimah Ta’zir
Jarimah Ta’zir yaitu ketentuan jarimah yang berdasarkan
kesepakatan dan ketentuan masyarakat muslim;
 Belum diatur atau tidak diatur dalam nash
 Tidak bertentangan dengan Ajaran Nash
Dalam hal ini hakim diberi kebebasan untuk memilih hukuman-
hukuman mana yang sesuai dengan macam jarimah ta’zir serta keadaan si
pembuatnya juga. Jadi hukuman jarimah ta’zir tidak memiliki batas
tertentu.5
Dilihat dari berubah tidaknya sifat jarimah dan jenis hukuman,
para fuqaha membagi jarimah ta’zir ke dalam dua bentuk, yaitu :

4
Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). Hal. 8
5
Ibid. hal 8

12
1) Jarimah Ta’zir yang jenisnya ditentukan oleh syara’, seperti
mu’amalah dengan cara riba, memicu timbangan, mengkhianati
amanat, korupsi, menyuap, manipulasi, nepotisme, dan berbuat
curang. Perbuatan tersebut semua dilarang, akan tetapi sanksinya
sepenuhnya diserahkan kepada penguasa.
2) Jarimah Ta’zir yang ditentukan oleh pihak penguasa atau pemerintah.

2. Dilihat dari niat si pembuat (pelaku)


Jarimah dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Jarimah Sengaja
Menurut Muhammad Abu Zahrah, yang dimaksud dengan jarimah
sengaja adalah suatu jarimah yang dilakukan oleh sesorang dengan
kesengajaan dan atas kehendaknya serta ia mengetahui bahwa perbuatan
tersebut dilarang dan diancam dengan hukuman.6
Artinya, dalam hal ini terdapat 3 unsur, yaitu :
1) Unsur Kesengajaan
2) Unsur Kehendak yang bebas dalam melakukannya
3) Unsur pengetahuan tentang dilarangnya perbuatan.
b. Jarimah Tidak Sengaja
Abdul Qadir Audah mengemukakan pengertian jarimah tidak
sengaja sebagai berikut : Jarimah tidak sengaja adalah jarimah dimana
pelaku tidak sengaja (berniat) untuk melakukab perbuatan yang dilarang
dan perbuatan tersebut terjadi sebagai akibat kelalaiannya (kesalahannya).
Kekeliruan ada 2 macam, yaitu :
1) Kekeliruan dalam perbuatan
Contoh :seseorang yang menembak binatang buruan, tetapi pelurunya
menyimpang mengenai manusia.

6
Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam-Fiqih Jinayah, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006). Hal. 22

13
2) Keliru dalam dugaan
Contoh : seseorang yang menembak orang lain yang disangkanya
adalah penjahat yang sedang dikejarnya, tetapi ternyata ia penduduk
biasa.

3. Dilihat dari segi mengerjakannya


Jarimah dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Jarimah Positif
Terjadi karena mengerjakan suatu perbuatan yang dilarang, seperti
mencuri, zina, memukul, dan sebagainya.7
b. Jarimah Negatif
Terjadi karena tidak melakukan sesuatu perbuatan yang diperintahkan,
seperti tidak mengeluarkan zakat.8

4. Dilihat dari orang yang menjadi korban (yang terkena) akibat perbuatan
Jarimah dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Jarimah Perseorangan
Jarimah dimana hukuman terhadapnya dijatuhkan untuk melindungi
kepentingannya perseorang, meskipun sebenarnya apa yang menyinggung
perseorangan juga menyinggung masyarakat.9
b. Jarimah Masyarakat
Jarimah dimana hukuman terhadapnya dijatuhkan untuk menjaga
kepentingan masyarakat, baik jarimah tersebut mengenai perseorangan
atau mengenai ketentraman masyarakat dan keamanannya.10

7
Ibid. hal.14
8
Ibid.
9
Ibid
10
Ibid. hal.17

14
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Jinayah dan Jarimah adalah dua istilah yang memiliki kesamaan dan
perbedaannya secara etimologis, kedua istilah tersebut bermakna tunggal,
mempunyai arti yang sama serta ditujukan bagi perbuatan yang berkonotasi
negative, salah atau dosa. Adapun perbedaannya terletak pada pemakaian, arah
pembicaraan, serta dalam rangkaian apa kedua kata itu digunakan.
Adapun unsur-unsur jarimah adalah :
1. Unsur Formal
2. Unsur Moriel
3. Unsur Material
Jarimah Terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
A. Dilihat dari berat-ringannya hukuman :
a. Jarimah Hudud
1) Jarimah Zina
2) Jarimah Qadzaf
b. Jarimah Qisas Diyat
c. Jarimah Ta’zir
B. Dilihat dari niat si pelaku
a. Jarimah sengaja
b. Jarimah tidak sengaja
C. Dilihat dari segi mengerjakannya
a. Jarimah Positif
b. Jarimah Negatif
D. Dilihat dari orang yang menjadi korban atas perbuatannya
a. Jarimah perseorangan
b. Jarimah Masyarakat

15
B. Saran-saran
Sebagai mahasiswa perguruan tinggi Agama Islam, maka sepantasnyalah kita
menggali lebih dalam lagi tentang berbagai ilmu pengetahuan tentang agama dan tidak
pernah merasa cukup apalagi puas dengan hasil yang diperoleh, juga tidak berhenti hanya
setelah berhasil menggali, tapi berusaha mendakwahkannya dan membimbing umat ke
arah kemajuan dan kebenaran hakiki. Sebab, masa kini adalah masa dimana umat Islam
mengalami kemunduran di bidang ilmu pengetahuan, bahkan umat Islam sendiri
mengalami pengikisan keilmuan tentang agama mereka sendiri, dan parahnya lagi
kemerosotan tersebut diindikasi sudah merambat ke berbagai sisi kehidupan umat Islam.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kemerosotan akhlak, penurunan tensi kegiatan-kegiatan
keagamaan di berbagai tempat, beralih fungsinya tujuan ibadah menjadi tujuan duniawi,
dan sebagainya. Maka kita menjadi tonggak yang harusnya paling kuat dalam menahan
arus kemunduran umat ini. Tentu tidak bisa berdiam diri dengan berkutat dengan
ketidakpedulian terhadap kondisi umat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Kharisma Ilmu,
2007).

Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), (Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 1947).

Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005).
Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam-Fiqih Jinayah,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2006).

http://www.ziddu.com/doownload/14636310/01.fiqhjinayah.docx.html. diakses tanggal 22


desember 2013

17

Anda mungkin juga menyukai