Anda di halaman 1dari 7

Definisi Ketidaksuburan

Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan tidak subur jika:

 Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
 Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
 Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42
minggu).

B. Ketidaksuburan Primer vs Ketidaksuburan Sekunder


Ketidaksuburan sendiri ada dua macam, yaitu ketidaksuburan primer dan ketidaksuburan
sekunder. Pasangan dengan ketidaksuburan primer tidak bisa hamil sedangkan ketidaksuburan
sekunder adalah sulit untuk hamil setelah sudah pernah sekali hamil dan melahirkan secara
normal sebelumnya.
C. Kejadian Kasus Ketidaksuburan
 Secara umum, di dunia diperkirakan 1 dari 7 pasangan bermasalah dalam hal kehamilan.
 Di Indonesia, angka kejadian perempuan infertil 15% pada usia 30-34 tahun, meningkat
30 % pada usia 35-39 tahun dan 64 % pada usia 40-44 tahun.
 Berdasar survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan
(7 juta orang) yang infertil. Mereka disebut infertil karena belum hamil setelah setahun
menikah. Kini, para ahli memastikan angka ketidaksuburan telah meningkat mencapai
15-20 persen dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia.
 Penyebab ketidaksuburan sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari pria
dan wanita, dan 10% tidak diketahui.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidaksuburan


1. Umur.
2. Lama ketidaksuburan.
3. Emosi.
4. Lingkungan.
5. Hubungan seksual.
6. Kondisi sosial dan ekonomi.
7. Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan sel telur.
8. Kondisi reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas.
9. Penyebab lain.

(1) Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini
dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem
reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini
dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang ditandai
dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan
lemak di pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause
adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami
menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu
sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun
simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga
kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun
menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun
sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan
cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-
2 atau ke-3.
(2) Lama Ketidaksuburan
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan
masalah ketidaksuburan datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit
pada organ reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai
dengan pasangan tersebut.
(3) Emosi
Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormon
reproduksi.
(4) Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon,
pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan
alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.

(5) Hubungan Seksual


Penyebab ketidaksuburan ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi,
dan melakukannya pada masa subur.
(6) Frekuensi
Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) yang dilakukan setiap
hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali
seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.
(7) Posisi
Ketidaksuburan dipengaruhi oleh hubungan seksual yang berkualitas, yaitu dilakukan
dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah
masuknya penis ke vagina sehingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel
telur yang “menunggu” di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh
karena itu gangguan ereksi (disebut impotensi) dapat menyebabkan ketidaksuburan. Penetrasi
yang optimal dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di
bawah pantat wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita
menerima sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam bertujuan memberi waktu
pada sperma bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.
(8) Masa Subur
Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubungan seksual wanita
harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila sel telur dan sperma bertemu.
Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel
telur dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur
(tuba falopi) selama kurang-lebih 48 jam. Masa tersebut disebut masa subur.
Cara untuk mengetahui masa subur antara lain:

1. Dengan memperhatikan keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari
(pastikan jari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Pada saat subur, keluarlah cairan
bening seperti putih telur sehingga kelamin terkesan basah. Banyak wanita menganggap
hal itu sebagai keputihan. Di luar saat subur, lendir mulut rahim hanya sedikit dan lebih
kental sehingga kelamin terkesan kering.
2. Dengan mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama beberapa bulan
siklus menstruasi (biasanya sampai tiga bulan). Tanda ovulasi adalah apabila terjadi
sedikit kenaikan suhu tubuh pada pertengahan siklus haid. Suhu tubuh itu disebut sebagai
suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu
tubuh yang jelas, walalupun sedikit (sekitar 0,2-0,5 °C), terjadi karena produksi hormon
progesteron yang muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu
tubuh setiap pagi pada waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa
didapatkan dari dokter). Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:
o Guncang termometer (termometer dapat dibeli di apotek) hingga di bawah 36 °C,
dan siapkan termometer di dekat tempat tidur Anda sebelum tidur.
o Saat terbangun di pagi hari, letakkan termometer di mulut anda (termometer oral)
selama 10 menit. Penting untuk Anda ingat adalah jangan banyak bergerak.
Tetaplah berbaring dan istirahat dengan mata tertutup. Jangan bangun selama 10
menit hingga selesai pengukuran.
o Setelah 10 menit, bacalah dan catat suhu tubuh Anda pada grafik saat tanggal
pemeriksaan itu.
3. Dengan memeriksa lendir rahim di bawah mikroskop. Pada saat subur akan tampak
bentukan seperti daun pakis yang sempurna.
4. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina
dapat dilihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur.

(9) Kondisi Sosial dan Ekonomi


Kondisi Sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan memperbesar kemungkinan
terjadinya ketidaksuburan.
E. Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada Wanita
1. Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran
telur, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat
pertemuan sel telur dengan sperma.
2. Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di
indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ
reproduksi lainnya.
3. Kelainan lendir leher rahim
Lendir leher rahim terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma terlalu
asam, yang dapat mematikan sperma.
4. Berat Badan tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh
memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid.
Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon
estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar
terhadap ketidaksuburan.
5. Faktor Usia
Pada wanita, begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun
drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan.
Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-
kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria
dimana “pabrik sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
6. Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian
ketidaksuburan, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini
rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa
menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan
menurunnya frekuensi hubungan suami istri
7. Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung
dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke
dalam saluran mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim.
Penyimpangan dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang),
bisa menghambat terjadinya kehamilan.
8. Kelainan Rahim
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan
endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa.
Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum
waktunya.
F. Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada Laki-laki
1. Kelainan Genetik
Meskipun amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh kelainan genetik
seperti cystic fibrosis. Gangguan genetik meliputi kelainan pada kromosom seks, yang terjadi
pada sindrom Klinefelter.

2. Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma. Untuk merangsang
testis menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila
hormon tersebut tidak ada, atau jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah
barang tentu kinerja testis tidak akan sempurna.

3. Varikokel
Adalah terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah Zakar. Hal ini
biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada bagian atas buah zakar dan biasanya
terjadi pada sebelah kiri.

4. Sumbatan Saluran Sperma


Biasanya disebabkan bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma.
Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya sumbatan saluran sperma. Infeksi pada
saluran reproduksi dapat disebabkan oleh bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika
memang disebabkan karena infeksi bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat perlekatan dari
saluran reproduksi pria.

5. Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit
pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa
terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan
terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis
juga bisa menyebabkan impotensi.

6. Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria. Nikotin
membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan lancar, termasuk di pembuluh
darah alat kelamin. Akibatnya, muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak
sempurna, bahkan impotensi.

7. Kebiasaan Minum Beralkohol


Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron sehingga
mengganggu produksi sperma.

8. Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas sperma. Selain
itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki gerakan berenang yang kurang baik
yang akan mengurangi kesempatan untuk pembuahan.

9. Pengaruh Obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti
antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal dapat menurunkan tingkat
kesuburan pria.
DAFTAR PUSTAKA
 http://bidanku.com/index.php?/Penyebab-Masalah-Kesuburan
 http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/ketidaksuburan-pasutri-1.html
 http://www.kendaripos.co.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=2440

Berikut Ini Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kesuburan

Kekurangan Asupan Vitamin D

Kesuburan berkaitan erat dengan asupan nutrisi. Jika tubuh kekurangan nutrisi maka bisa
menurunkan tingkat kesuburan. Salah satunya yaitu kekurangan vitamin D yang bisa
menurunkan tingkat kesuburan pada pria dan juga wanita. Bahkan pada wanita hamil kekurangan
vitamin D bisa menyebabkan keguguran dan juga masalah ovulasi. Sedangkan pada pria akan
menurunkan fungsi dari sperma.

Vitamin D bisa diperoleh dari sumber makanan seperti kuning telur, ikan, daging, hati dan juga
yang paling baik bisa diperoleh dari siner matahari pada pagi hari. Penuhi semua kebutuhan
vitamin D sehari-hari guna menghindari masalah kesuburan.

Laptop dan Gadget

Radiasi panas yang dikeluarkan oleh laptop dan juga gadget sangat mempengaruhi tingkat
kesuburan pada pria dan wanita. Pastikan jika Anda tidak meletakan laptop atau gadget lainnya
pada bagian paha dan hindari juga kebiasaan menyimpan gadget didalam saku celana.

Bekerja Di Dapur

Bagi orang yang berprofesi sebagai chef yang memasak di dapur sebenarnya sangat rentan
terhadap masalah kesuburan karena sering terpapar panas dari kompor. Terlebih lagi jika setiap
hari harus berinteraksi dengan suhu tinggi.

Baca Juga: 6 Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Pada Ibu Hamil

Bersepeda

Kebiasaan bersepeda dalam jangka waktu yang lama bisa memperngaruhi kesuburan dan
menurunkan kualitas sperma pada laki-laki. Bersepeda santai setiap hari dalam waktu yang
singkat tidak akan mempengaruhi kualitas kesuburan. Yang berbahaya hanyalah bersepeda
dalam jangka waktu panjang seperti untuk keperluan kompetisi.

Penyakit Gusi

Penyakit gigi dan juga infeksi pada gusi akan mempengaruhi kesuburan seseorang. Bahkan jika
infeksi gusi terjadi pada ibu hamil bisa membahayakan tumbuh kembang janin dan risiko
terhadap keguguran. Oleh karena itu penting sekali untuk menjaga kesehatan dan kebersihan gigi
dan gusi.

Bekerja Seharian Di Kantor

Melakukan pekerjaan yang mengharuskan duduk seharian di kantor sebenarnya sangat tidak baik
untuk kesuburan. Oleh karena itu bagi karyawan yang bekerja duduk dikantor seharin hendaknya
untuk bergerak secara teratur supaya tidak ada penumpukan racun pada organ reproduksi.
Biasakan olahraga untuk menghilangkan racun yang menumpuk didalam tubuh akibat terlalu
lama duduk.

Adanya Penyakit Kronis

Obesitas, stress dan juga depresi bisa mempengaruhi tingkat kesuburan seseorang. Adanya
penyakit kronis juga turut mempengaruhi hal tersebut. Mengapa demikian? Hal ini karena
tingkat kesuburan akan dipengaruhi oleh hormone sehingga jika ada masalah kesehatan didalam
tubuh akan mengacaukan fungsi hormone tersebut yang berujung pada penurunan kualitas
sperma dan masalah pada ovulasi.

Demikian beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan guna menjaga kesuburan reproduksi.
Terapkan gaya hidup sehat, rajin olahraga dan konsumsi makanan yang bergizi. Selain itu,
hindari aktivitas yang bisa mempengaruhi kesuburan.

Anda mungkin juga menyukai