Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan tidak subur jika:
Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42
minggu).
(1) Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini
dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem
reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini
dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang ditandai
dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan
lemak di pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause
adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami
menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu
sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun
simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga
kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun
menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun
sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan
cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-
2 atau ke-3.
(2) Lama Ketidaksuburan
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan
masalah ketidaksuburan datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit
pada organ reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai
dengan pasangan tersebut.
(3) Emosi
Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormon
reproduksi.
(4) Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon,
pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan
alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
1. Dengan memperhatikan keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari
(pastikan jari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Pada saat subur, keluarlah cairan
bening seperti putih telur sehingga kelamin terkesan basah. Banyak wanita menganggap
hal itu sebagai keputihan. Di luar saat subur, lendir mulut rahim hanya sedikit dan lebih
kental sehingga kelamin terkesan kering.
2. Dengan mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama beberapa bulan
siklus menstruasi (biasanya sampai tiga bulan). Tanda ovulasi adalah apabila terjadi
sedikit kenaikan suhu tubuh pada pertengahan siklus haid. Suhu tubuh itu disebut sebagai
suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu
tubuh yang jelas, walalupun sedikit (sekitar 0,2-0,5 °C), terjadi karena produksi hormon
progesteron yang muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu
tubuh setiap pagi pada waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa
didapatkan dari dokter). Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:
o Guncang termometer (termometer dapat dibeli di apotek) hingga di bawah 36 °C,
dan siapkan termometer di dekat tempat tidur Anda sebelum tidur.
o Saat terbangun di pagi hari, letakkan termometer di mulut anda (termometer oral)
selama 10 menit. Penting untuk Anda ingat adalah jangan banyak bergerak.
Tetaplah berbaring dan istirahat dengan mata tertutup. Jangan bangun selama 10
menit hingga selesai pengukuran.
o Setelah 10 menit, bacalah dan catat suhu tubuh Anda pada grafik saat tanggal
pemeriksaan itu.
3. Dengan memeriksa lendir rahim di bawah mikroskop. Pada saat subur akan tampak
bentukan seperti daun pakis yang sempurna.
4. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina
dapat dilihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur.
2. Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma. Untuk merangsang
testis menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila
hormon tersebut tidak ada, atau jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah
barang tentu kinerja testis tidak akan sempurna.
3. Varikokel
Adalah terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah Zakar. Hal ini
biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada bagian atas buah zakar dan biasanya
terjadi pada sebelah kiri.
5. Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit
pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa
terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan
terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis
juga bisa menyebabkan impotensi.
6. Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria. Nikotin
membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan lancar, termasuk di pembuluh
darah alat kelamin. Akibatnya, muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak
sempurna, bahkan impotensi.
8. Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas sperma. Selain
itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki gerakan berenang yang kurang baik
yang akan mengurangi kesempatan untuk pembuahan.
9. Pengaruh Obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti
antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal dapat menurunkan tingkat
kesuburan pria.
DAFTAR PUSTAKA
http://bidanku.com/index.php?/Penyebab-Masalah-Kesuburan
http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/ketidaksuburan-pasutri-1.html
http://www.kendaripos.co.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=2440
Kesuburan berkaitan erat dengan asupan nutrisi. Jika tubuh kekurangan nutrisi maka bisa
menurunkan tingkat kesuburan. Salah satunya yaitu kekurangan vitamin D yang bisa
menurunkan tingkat kesuburan pada pria dan juga wanita. Bahkan pada wanita hamil kekurangan
vitamin D bisa menyebabkan keguguran dan juga masalah ovulasi. Sedangkan pada pria akan
menurunkan fungsi dari sperma.
Vitamin D bisa diperoleh dari sumber makanan seperti kuning telur, ikan, daging, hati dan juga
yang paling baik bisa diperoleh dari siner matahari pada pagi hari. Penuhi semua kebutuhan
vitamin D sehari-hari guna menghindari masalah kesuburan.
Radiasi panas yang dikeluarkan oleh laptop dan juga gadget sangat mempengaruhi tingkat
kesuburan pada pria dan wanita. Pastikan jika Anda tidak meletakan laptop atau gadget lainnya
pada bagian paha dan hindari juga kebiasaan menyimpan gadget didalam saku celana.
Bekerja Di Dapur
Bagi orang yang berprofesi sebagai chef yang memasak di dapur sebenarnya sangat rentan
terhadap masalah kesuburan karena sering terpapar panas dari kompor. Terlebih lagi jika setiap
hari harus berinteraksi dengan suhu tinggi.
Bersepeda
Kebiasaan bersepeda dalam jangka waktu yang lama bisa memperngaruhi kesuburan dan
menurunkan kualitas sperma pada laki-laki. Bersepeda santai setiap hari dalam waktu yang
singkat tidak akan mempengaruhi kualitas kesuburan. Yang berbahaya hanyalah bersepeda
dalam jangka waktu panjang seperti untuk keperluan kompetisi.
Penyakit Gusi
Penyakit gigi dan juga infeksi pada gusi akan mempengaruhi kesuburan seseorang. Bahkan jika
infeksi gusi terjadi pada ibu hamil bisa membahayakan tumbuh kembang janin dan risiko
terhadap keguguran. Oleh karena itu penting sekali untuk menjaga kesehatan dan kebersihan gigi
dan gusi.
Melakukan pekerjaan yang mengharuskan duduk seharian di kantor sebenarnya sangat tidak baik
untuk kesuburan. Oleh karena itu bagi karyawan yang bekerja duduk dikantor seharin hendaknya
untuk bergerak secara teratur supaya tidak ada penumpukan racun pada organ reproduksi.
Biasakan olahraga untuk menghilangkan racun yang menumpuk didalam tubuh akibat terlalu
lama duduk.
Obesitas, stress dan juga depresi bisa mempengaruhi tingkat kesuburan seseorang. Adanya
penyakit kronis juga turut mempengaruhi hal tersebut. Mengapa demikian? Hal ini karena
tingkat kesuburan akan dipengaruhi oleh hormone sehingga jika ada masalah kesehatan didalam
tubuh akan mengacaukan fungsi hormone tersebut yang berujung pada penurunan kualitas
sperma dan masalah pada ovulasi.
Demikian beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan guna menjaga kesuburan reproduksi.
Terapkan gaya hidup sehat, rajin olahraga dan konsumsi makanan yang bergizi. Selain itu,
hindari aktivitas yang bisa mempengaruhi kesuburan.