Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR

IKATAN KIMIA
Tujuan Pembelajaran

3.5.1 Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.


3.5.2 Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan
oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
3.5.3 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
3.5.4 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
3.5.5 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua,
dan rangkap tiga.
3.5.6 Menjelaskan terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa
dengan menggunakan struktur lewis
3.5.7 Menjelaskan terjadinya ikatan logam
3.5.8 Menjelaskan perbedaan sifat fisika senyawa ion dan senyawa kovalen
4.5.1 Menggambar struktur Lewis pada beberapa unsur
4.5.2 Merancang terbentuknya ikatan ion
4.5.3 Menyajikan hasil analisis perbandingan sifat senyawa ion dan senyawa
kovalen
PENDAHULUAN
Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari tentang unsur unsur dalam tabel
periodik, pernahkah anda berpikir bagaimana bentuk unsur-unsur tersebut di
alam? Pada Umumnya unsur-unsur tersebut bergabung satu sama lain dan
membentuk suatu struktur senyawa yang dapat terlihat dan kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagaimana proses terbentuknya semua benda yang ada
disekitar kita? Semua benda yang terlihat oleh mata kita merupakan suatu
kumpulan atau gabungan dari milyaran unsur. Mengapa unsur secara alami
bergabung? Mari kita pahami dan melihat betapa sempurnanya ciptaan Tuhan
yang mengatur alam ini hingga bentuk yang paling kecil (atom). Pada Bab ini
akan dijelaskan mengenai Ikatan kimia yang akan menjawab pertanyaan
diatas.
PETA KONSEP

Ikatan Kimia

Ikatan Ion Ikatan Kovalen Ikatan logam

dengan cara dengan cara


dengan cara

Serah Terima elektron Pemakaian bersama delokalisasi elektron


elektron

terbentuk dari terbentuk dari


terbentuk dari
Logam dan nonlogam logam dan logam
nonlogam dan nonlogam

membentuk membentuk

Ikatan Tunggal Ikatan Rangkap Ikatan Koordinasi

Senyawa Ion Senyawa Logam

membentuk

Senyawa Kovalen
A. IKATAN KIMIA

sumber : http://gizmodo.com
gambar 1. Berlian dan grafit (pensil)

Pernahkan anda mendengar tentang berlian, sebuah batu berharga yang berkilau
dan bernilai jutaan, namun pernahkah anda melihat grafit salah satu contohnya
adalah pensil yang sering kita gunakan dalam kegiatan menulis. Apakah anda
mengetahui bahwa berlian dan grafit terbentuk dari unsur-unsur yang sama
yaitu atom C dan atom H. Bagaimana unsur yang sama dapat membentuk
senyawa yang berbeda? Hal ini dikarenakan ikatan kimia yang berbeda dari
senyawa tersebut.

sumber. google. image.com


Gambar 2. Senyawa kovalen, logam dan ion

Suatu senyawa memiliki sifat yang berbeda-beda, ada yang memiliki wujud
cair, padat, dan gas, ada yang dapat menghantarkan listrik tetapi ada yang tidak
hal ini dikarenakan perbedaan dari ikatan kimia yang mengikat atom-atom
penyusun senyawa tersebut. Ikatan kimia adalah suatu gaya tarik-menarik
antara atom-atom dalam senyawa, Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari
Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman mengemukakan
konsep:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar
membentuk senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki
susunan elektron yang stabil.
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan
elektron yang stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan
elektron atau menangkap elektron.
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai
dengan cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan
elektron, menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara
bersama-sama.
Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsur yang
paling stabil, hal ini dibuktikan dengan sulitnya unsur ini bereaksi, sehingga
ditemukan di alam dalam kondisi monoatomik atau tidak membentuk senyawa.
Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di
kulit terluar (valensi), kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh).
Table 1. konfigurasi elektron gas mulia
Unsur No Atom Kulit
K L M N O P
He 2 2
Ne 10 2 8 8
Ar 18 2 8 18
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8

Unsur-unsur lain membentuk ikatan agar dapat menyamakan konfigurasi


elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan ini
disebut aturan octet dan duplet
Aturan duplet : konfigurasi elektron stabil dengan dua elektron pada kulit
terluar.
Aturan oktet : konfigurasi elektron stabil dengan delapan elektron pada
kulit terluar.

Gambar 3. Struktur atom

A. STRUKTUR LEWIS

Ikatan kimia terbentuk menggunakan elektron valensi atom, yaitu elektron yang
berada pada kulit terluar dari suatu atom. Untuk menggambarkan elektron
valensi digunakan struktur Lewis. Contoh struktur lewis dari belerang S
memiliki konfigurasi elektron [Ne] 3s2 3p4 dan memiliki enam elektron valensi.
Struktur Lewis-nya adalah Titik-titik ditempatkan pada empat sisi simbol atas,
bawah, kiri, dan kanan dan setiap sisi dapat menampung hingga dua elektron.
Keempat sisinya setara, yang berarti tidak ada aturan pada pilihan sisi mana
untuk menempatkan dua elektron atau satu elektron.

Elektron ikatan adalah elektron yang digunakan untuk berikatan. Karena unsur
S memiliki valensi enam maka cenderung untuk membutuhkan dua elektron
untuk membentuk ikatan kimia agar memenuhi aturan oktet. Struktur Lewis
pasangan elektron dan elektron ikatan dapat dilihat dari table berikut.

Table 2. Struktur Lewis pasangan elektron dan elektron ikatan beberapa atom.
B. IKATAN ION

Ikatan ion terbentuk antara dua atom logam dan non logam akibat serah terima
electron (transfer elektron) dari satu atom ke atom yang lain. Atom yang
kehilangan/menyerahkan elektron menjadi kation (ion positif), dan atom yang
menerima elektron menjadi anion (ion negatif). Proses kehilangan dan
menerima elektron pada kedua atom menyebabkan muatan listrik yang
berlawanan sehingga terjadinya gaya tarik elektrostatik antara atom yang
disebut ikatan ion, sehingga Ikatan ion adalah ikatan kimia yang dibentuk
oleh daya tarik elektrostatik antara ion positif dan negatif. Jumlah ion
yang terbentuk berdasarkan golongan unsur, hal ini dikarenakan konfigurasi
elektronnya dapat terlihat pada tabel berikut ini.

Table 3. Jumlah ion yang terbentuk dari beberapa unsur

Unsur unsur Elektron Jenis Unsur Membentuk ion


Golongan Valensi
IA 1 Logam 1+
IIA 2 Logam 2+
IIIA 3 Logam 3+
VA 5 Nonlogam 3-
VIA 6 Nonlogam 2-
VIIA 7 Nonlogam 1-
contohnya pada senyawa NaCl atau garam

Senyawa NaCl terbentuk dari atom logam Natrium (Na) dan atom nonlogam
klorida (Cl)
Proses pembentukan senyawa ion
11Na :2 8 1 melepaskan 1 elektron membentuk Na+ 2 8
17Cl :2 8 7 menerima 1 elektron membentuk Cl- 2 8 8

Agar memenuhi kaidah oktet maka atom Na harus melepaskan 1 elektron


menjadi Na+ dan atom Cl mendapatkan 1 elektron menjadi Cl-

11Na :2 8 1 melepaskan 1 elektron membentuk Na+ 2 8


17Cl :2 8 7 menerima 1 elektron membentuk Cl- 2 8 8

Senyawa NaCl
berbentuk kubus,
dimana setiap atom
Na+ dikelilingi 6 atom
Cl-, dan satu atom Cl-
Atom Na memiliki elektron valensi 1 dan Cl elektron valensinya 7 kemudian dikelilingi 6 atom Na+
atom Na melepaskan 1 elektron sehingga elektron valensinya menjadi 8 begitu
juga terjadi dengan Cl yang menerima 1 elektron sehingga elektron valensinya
menjadi 8. Proses melepaskan dan menerima elektron ini menyebabkan atom
tersebut menjadi ion, oleh karena kedua ion membentuk muatan yang
berlawanan, antara kedua atom terjadi daya elektrostatik atau tarik menarik
sehingga kedua atom bergabung menjadi NaCl.

Senyawa yang terbentuk dari ikatan ionik disebut senyawa ionik yang memiliki
sifat :

a. Dalam bentuk padatan tidak menghantarkan listrik


b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik
c. Umumnya berupa zat kristal yang permukaannya keras dan sukar
digores
d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
e. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar
C. IKATAN KOVALEN

Gambar 5. Langit yang dipenuhi udara

Saat anda memandang langit walaupun terlihat kosong, namun sebenarnya


dipenuhi oleh unsur dan senyawa kimia. Hal sangat penting dan sering
terlupakan adalah nikmat bernafas, pernahkah anda memikirkan sejenak
udara yang ada disekeliling kita, yang sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup, pernahkah anda berterima kasih pada sang pencipta
yang mencipakan senyawa O2 untuk kita bernafas dan O3 (ozon) yang
melindungi bumi. Proses pembentukan senyawa ini berbeda dengan senyawa
ion yang berasal dari unsur logam dan nonlogam, senyawa O2 terbentuk
antara atom nonlogam dengan ikatan kovalen.

Ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi antara atom nonlogam dan atom
logam dengan cara melepaskan dan menangkap elektron, hal ini tidak bisa
terjadi antara atom nonlogam karena atom nonlogam memiliki
keelektronegatifan tinggi yang tidak akan melepaskan elektron valensinya.
Atom nonlogam cenderung menerima elektron sehingga terbentuklah ikatan
kovalen. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara atom nonlogam
dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron..

Pembentukan ikatan kovalen dapat diwakili dengan simbol-simbol Lewis.


Pembentukan molekul H2 dari dua atom H, misalnya, dapat direpresentasikan
sebagai:

Atom hidrogen memiliki no atom satu merupakan atom nonlogam untuk


membentuk molekul H2 atau mencapai kestabilan atom hidrogen tidak
melepaskan elektron jadi kedua atom harus menerima elektron, oleh sebab itu
elektron digunakan bersama antara kedua atom H.

Dalam membentuk ikatan kovalen, setiap atom hidrogen memperoleh elektron


kedua, mencapai konfigurasi elektron helium stabil, dua elektron (duplet).
Proses terjadinya ikatan kovalen terbagi tiga berdasarkan pasangan elektronnya
yaitu ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dan ikatan kovalen
koordinasi yang akan dijelaskan satu persatu berikut ini:

1. IKATAN TUNGGAL

Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama
sepasang elektron. Contohnya pada pembentukan senyawa H2O, dengan
konfigurasi elektron H1 1 dan O16 2 8 6

Senyawa H2O atau disebut air terdiri dari atom hidrogen yang memiliki elektron
valensi 1 dan atom oksigen memiliki elektron valensi 6 kedua atom
menggunakan sepasang elektron secara bersama untuk mencapai elektron
valensi 2 (duplet) bagi H dan elektron valensi 8 (oktet) bagi O. Dalam menulis Sumber: pribadi
struktur Lewis, biasanya menunjukkan setiap pasangan elektron bersama
sebagai garis Air merupakan
contoh senyawa
kovalen yang ada
sangat dibutuhkan
manusia

Ikatan kovalen tunggal

2. IKATAN RANGKAP

Pemakaian bersama pasangan elektron (2 elektron) disebut ikatan kovalen


tunggal atau ikatan tunggal, Namun dalam beberapa molekul, atom mencapai
oktet lengkap dengan berbagi lebih dari satu pasang elektron. Ketika dua pasang
elektron dibagi, dua garis digambar dalam struktur Lewis, mewakili ikatan
ganda. Contoh oksigen, ikatan terjadi antara O2, dengan enam elektron valensi:

Ikatan rangkap tiga berhubungan dengan pembagian tiga pasang elektron,


seperti dalam molekul N2 dengan N memiliki elektron valensi lima

Karena setiap atom nitrogen memiliki lima elektron valensi, tiga pasangan
elektron harus dibagikan untuk mencapai konfigurasi oktet.
3. IKATAN KOORDINASI

Ketika ikatan kovalen terbentuk antara atom keduanya terjadi pemakaian


bersama pasangan elektron, Namun, mungkin bagi kedua elektron berasal dari
atom yang sama. Kovalen Koordinasi adalah ikatan yang terbentuk ketika
kedua elektron dari ikatan yang disumbangkan oleh satu atom,

Contohnya adalah pembentukan ion amonium, di mana pasangan elektron pada


atom N dari NH3 membentuk ikatan dengan H+ yang menghasilkan NH4+ .Pada
molekul NH3, atom N mempunyai 1 pasang elektron bebas. Pasangan elektron Ikatan kovalen
tersebut digunakan untuk mengikat ion H+ sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinat setelah
koordinat. Ikatan ini bisa digambarkan sebagai berikut: terbentuk tidak
berbeda dari ikatan
kovalen lainnya
yaitu melibatkan
pembagian
sepasang elektron
antara dua atom.

Bentuk kepolaran senyawa

3. POLARISASI IKATAN KOVALEN


Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa.
Kepolaran berkaitan dengan kemampuan suatu atom dalam molekul untuk
menarik pasangan elektron ikatan ke arahnya. Kemampuan tersebut
dinyatakan dengan skala keelektronegatifan. Adanya perbedaan
keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih
tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah
yang menyebabkan senyawa menjadi polar. Pada senyawa HCl, pasangan
elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap
elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya
polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal
tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.

Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Sumber : general chemistry
Selisih nilai keelektronegatifan dua buah atom yang berikatan kovalen
memberikan informasi tentang ukuran kepolaran dari ikatan yang
dibentuknya. Jika selisih keelektronegatifan nol atau sangat kecil, ikatan yang
terbentuk cenderung kovalen murni. Jika selisihnya besar, ikatan yang
terbentuk polar. Jika selisihnya sangat besar, berpeluang membentuk ikatan
ion. Selisih keelektronegatifan antara atom H dan H (dalam molekul H2); atom
H dan Cl (dalam HCl); dan atom Na dan Cl (dalam NaCl) berturut-turut adalah
0; 0,9; dan 2,1.
Senyawa yang terbentuk dari ikatan kovalen disebut senyawa kovalen
memiliki beberapa sifat:

1. Wujudnya gas, cairan atau padatan dalam suhu ruang


2. Bersifat luna dan tidak rapuh
3. Umumnya tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut organik
4. Umumnya tidak menghantarkan listrik
( hal ini dikarenakan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron
yang dapat bergerak bebas untuk membawa muatan listrik. Beberapa
senyawa kovalen polar dapat larut dalam air, dapat menghantarkan arus
listrik karena dapat terhidrolisis membentuk ion-ion)

D. IKATAN LOGAM

Gambar 6. Contoh Logam

Ikatan logam dibentuk oleh elektron yang relatif bebas bergerak melalui logam.
Logam memiliki sedikit elektron valensi dan memiliki elektronegativitas yang
rendah. Semua jenis logam cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga
membentuk ion-ion positif /kation logam. Kulit terluar unsur logam relatif
longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron terdelokalisasi,
yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya pada suatu
atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom lainnya.

Gambar 7. Kabel contoh senyawa logam yang menghantarkan arus listrik

Proses terbentuknya ikatan logam terjadi saat elektron-elektron dari atom


logam ditemukan didalam kisis-kisi logam dan bebas bergerak di antara kation
logam, membentuk lautan elektron, gaya tarik menarik antar muatan positif dari
logam dan muatan negatif dari elektron berfungsi sebagai perekat dan mengikat
kation kation logam dan akan menggabungkan kisi-kisi logam.

Elektron yang bebas bergerak pada lautan elektron menyebabkan logam dapat
menghantarkan lisrik, sehingga logam banyak digunakan sebagai penghantar
listrik atau kabel. Senyawa logam tidak rapuh dan dapat di tempa hal ini
dikarenakan pada saat logam dipukul dengan martil maka elektron dan kation
akan bergerak dan menuju posisi baru dalam lautan elektron dan tetap
mempertahankan gaya tarik menarik antar muatan sehingga strukturnya akan Sumber : google
tetap berikatan satu sama lain. pict. com

Golok merupakan
salah satu senyawa
logam yang dapat
ditempa sehingga
bias digunakan
untuk kehidupan
manusia

Gambar 8. Proses delokalisasi elektron pada saat ditempa/dipukul


Catatan

Perbedaan ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam dilihat dari gambar
berikut ini:

Gambar A. Ikatan ionik, atom logam melepaskan elektron kepada atom


nonlogam, membentuk muatan ion yang berlawanan yang menciptakan gaya
tarik menarik untuk membentuk kristal (senyawa ion).

Gambar B . pada ikatan kovalen, dua atom berbagi pasangan elektron yang
berada di antara inti kedua atom. Pada umumnya suatu materi senyawa kovalen
terdiri dari senyawa kovalen yang berdiri sendiri, yang terbentuk dari dua atau
lebih atom.

Gambar C. Pada ikatan logam. Atom logam yang banyak memiliki elektron
valensi yang bebas bergerak di antara lautan elektron dan membentuk gaya
yang menahan ion dan kation logam untuk berikatan

E. PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN


KOVALEN
Oleh karena ikatan ion dan ikatan kovalen berbeda dalam proses
pembentukannya maka senyawa yang dibentuknya juga memiliki sifat- sifat
fisika dan kimia yang berbeda. Berikut ini akan dibahas beberapa perbedaan
sifat fisika senyawa ion dan senyawa kovalen, seperti kemudahan menguap
(volatile), daya hantar listrik, dan kelarutan.
1. KEMUDAHAN MENGUAP
Jika di dapur terdapat tabung gas LPG (senyawa kovalen) dan garam dapur
(senyawa ion), senyawa mana yang akan tercium baunya? Tentu yang tercium
adalah gas LPG. Mengapa garam dapur tidak tercium baunya?. Jika Anda
merasakan bau sesuatu, berarti ada gas atau uap dari suatu zat yang masuk ke
hidung Anda. Uap tersebut tentu berasal dari zat yang ada di sekitar Anda. Jika
suatu zat berwujud padat atau cair tercium baunya, berarti zat tersebut mudah Sumber pribadi
menguap atau memiliki titik didih relatif rendah pada tekanan normal.
LPG (liquified
Kemudahan menguap dari suatu zat berhubungan dengan gaya tarik Petroleum gas, /gas
minyak bumi yang
antarmolekul.
dicairkan). Dengan
menambah tekanan dan
menurunkan suhunya,
PERCOBAAN gas berubah menjadi
cair. Komponennya
didominasi propana
(C3H8) dan butana
(C4H10). Elpiji juga
mengandung
hidrokarbon ringan lain
dalam jumlah kecil,
misalnya etana(C2H6)
dan pentana(C5H12).
Gaya tarik antarmolekul harus dibedakan dengan ikatan antaratom dalam
molekul. Gaya tarik antarmolekul adalah antaraksi antarmolekul yang
berdampak pada wujud zat bersangkutan, sedangkan ikatan antaratom adalah
antaraksi antara atom-atom yang membentuk molekul atau senyawa. Gaya tarik
antarmolekul dalam senyawa kovalen relatif lemah dibandingkan senyawa ion.
Akibatnya, senyawa kovalen pada umumnya mudah menguap dibandingkan
senyawa ion, kecuali senyawa kovalen yang membentuk jaringan raksasa,
seperti intan dan grafit. Gambar struktur
naftalena

2. DAYA HANTAR LISTRIK

Logam dapat menghantarkan arus listrik disebabkan oleh elektron yang


bergerak bebas di seluruh kisi logam. Bagaimana dengan senyawa ion dan
senyawa kovalen?. Berdasarkan penyelidikan Serbuk NaCl dimasukkan ke
dalam cawan pijar dan dihubungkan dengan alat uji hantaran listrik, diperoleh
data sebagai berikut.
1. Dalam wujud padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik,
tetapi dalam wujud cair (meleleh) dapat menghantarkan arus listrik.
2. Senyawa kovalen, baik dalam keadaan padat maupun cairan tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Mengapa terjadi gejala seperti itu?
Dalam bentuk padatan, senyawa ion membentuk kisi-kisi kristal yang kaku.
Dalam hal ini, kation dan anion berantaraksi sangat kuat satu dan lainnya
sehingga tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena kation dan anion tidak dapat
bergerak melainkan hanya bergetar di tempat, akibatnya tidak ada spesi yang
dapat menghantarkan arus listrik.
Ketika senyawa ion dilelehkan, antaraksi antara kation dan anion melemah dan
dapat bergerak lebih leluasa. Akibatnya, jika arus listrik dilewatkan, ion-ion
tersebut dapat menghantarkan arus listrik dari potensial tinggi ke potensial
rendah.
Pada senyawa kovalen, baik bentuk padatan maupun cairannya bersifat netral.
Artinya, tidak terjadi pemisahan atom-atom membentuk ion yang bermuatan
listrik, melainkan tetap sebagai molekul kovalen. Oleh karena dalam senyawa
kovalen tidak ada spesi yang bermuatan listrik maka arus listrik yang dikenakan
pada senyawa kovalen tidak dapat dialirkan.
3. KELARUTAN
Pada umumnya, senyawa ion tidak larut dalam pelarut organik, tetapi larut
dalam air walaupun ada juga yang kurang bahkan tidak larut dalam air.
Mengapa gula pasir (C12H22O11) larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut
dalam benzena, sedangkan naftalena larut dalam benzena, tetapi tidak larut
dalam air maupun alkohol? Gula pasir dan naftalena, keduanya senyawa
kovalen. Bedanya, gula pasir merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan
naftalena kovalen murni (nonpolar). Selain itu, air dan alkohol juga polar,
sedangkan benzena nonpolar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pada umumnya senyawa kovalen polar akan larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa kovalen nonpolar akan larut dalam pelarut
yang juga nonpolar. Alkohol yang bersifat kovalen polar akan larut dalam air
yang juga bersifat polar dan alkohol tidak akan larut dalam pelarut benzene
Gambar struktur
benzena

Table 4. sifat-sifat fisika senyawa ion dan kovalen


No Sifat-sifat Fisika Senyawa Ion Senyawa Kovalen
1 Titik Didih dan Titik Tinggi Rendah
Leleh
2 Menghantarkan Listrik Tdak menghantarkan Tidak menghantarkan listrik
listrik dalam bentuk
padatan
Menghantarkan listrik
dalam bentuk lelehan dan
larutan

3 Kelarutan dalam air Umumnya Larut Senyawa kovalen polar


Kelarutan dalam pelarut Tidak larut umumnya larut dalam air dan
polar pelarut polar
Kelarutan dalam pelarut Tidak larut Senyawa kovalen nonpolar
nonpolar umumnya larut
RANGKUMAN

 Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik yang kuat antar atom-atom tertentu
dalam suatu materi
 Hukum Duplet : Atom cenderung mendapatkan, melepaskan, atau berbagi
elektron sampai mereka dikelilingi oleh dua elektron valensi.
 Hukum Oktet : Atom cenderung mendapatkan, melepaskan, atau berbagi
elektron sampai mereka dikelilingi oleh delapan elektron valensi.
 Ikatan ion adalah ikatan kimia yang dibentuk oleh daya tarik elektrostatik antara
ion positif dan negatif.
 Senyawa yang terbentuk dari ikatan ionik disebut senyawa ionik yang memiliki
sifat :
a. Dalam bentuk padatan tidak menghantarkan listrik
b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik
c. Umumnya berupa zat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores
d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
e. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar
 Ikatan kovalen terjadi ketika dua atom berbagi dua atau lebih elektron untuk
berpasangan, dua atom berbagi elektron valensi (elektron terluar), yang tertarik
ke inti atom yang bermuatan positif, dan menghubungkannya.
 Proses terjadinya ikatan kovalen terbagi tiga berdasarkan pasangan elektronnya
yaitu ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dan ikatan kovalen
koordinasi
 Senyawa yang terbentuk dari ikatan kovalen disebut senyawa kovalen memiliki
beberapa sifat:
1. Wujudnya gas, cairan atau padatan dalam suhu ruang
2. Bersifat luna dan tidak rapuh
3. Umumnya tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut organik
4. Umumnya tidak menghantarkan listrik
( hal ini dikarenakan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang dapat
bergerak bebas untuk membawa muatan listrik. Beberapa senyawa kovalen polar
dapat larut dalam air, dapat menghantarkan arus listrik karena dapat terhidrolisis
membentuk ion-ion)
 Ikatan logam dibentuk oleh elektron yang relatif bebas bergerak melalui logam.
 Senyawa logam memiliki wujud padat, menghantarkan arus listrik (konduktor)
dan dapat ditempa
Uji Kompetensi
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E di depan jawaban yang tepat!

1. Untuk memperoleh susunan elektron 5. Senyawa kovalen dapat terbentuk antara


yang stabil dapat dilakukan dengan cara: unsur-unsur dengan nomor atom ....
i. menangkap elektron menjadi ion positif A. 11 dengan 3
ii. serah terima elektron B. 8 dengan 11
iii. melepas elektron menjadi ion negatif C 8 dengan 16
iv. penggunaan bersama pasangan D. 11 dengan 17
elektron E. 12 dengan 8
Cara yang benar adalah ....
A. i dan ii D. ii dan iv 6. Pasangan senyawa-senyawa berikut
B. i dan iii E. iii dan iv yang berikatan kovalen adalah ....
C. ii dan iii A. Na2O dan MgCl2
B. Na2O dan H2O
2. Atom Na dengan nomor atom 11 dapat C. H2O dan MgCl2
membentuk ion.... D. NH3 dan MgCl2
A. +1 D. –1 E. NH3 dan H2O
B. +2 E. –2
C. +3 7. Diketahui konfigurasi beberapa unsur
sebagai berikut:
3. Unsur X dengan konfigurasi elektron P:2
2,8, 8, 1 dapat membentuk ikatan ion Q : 2, 4
dengan unsur yang konfigurasi R : 2, 8, 2
elektronnya .... S : 2, 8, 7
A. 2, 8, 1 D. 2, 8 T : 2, 8, 8, 1
B. 2, 8, 2 E. 2 Ikatan kovalen dapat terbentuk antara....
C. 2, 8, 7 A. P dan Q D. Q dan S
B. P dan R E. S dan T
4. Berikut sifat-sifat senyawa ionik, C. Q dan R
kecuali....
A. larut dalam air 8. Senyawa berikut yang mempunyai
B. lunak dan rapuh ikatan kovalen koordinasi adalah ....
C. larutannya dapat menghantarkan A. NH3 D. N2H4
listrik B. CO2 E. HNO3
D. lelehannya dapat menghantarkan C. CH4
listrik
E. titik leleh tinggi 9. Yang berperan dalam ikatan logam
adalah....
A. proton D. nukleon
B. neutron C. elektron
E. elektron terdelokalisasi
10. Sifat-sifat logam berikut yang benar
adalah .... 13. Ion M2+ akan terbentuk jika atom M ....
A. semua logam keras A. menerima dua proton
B. pada suhu kamar berwujud cair B. menerima dua elektron
C. mempunyai titik leleh tinggi C. menerima dua neutron
D. semua dapat ditarik medan magnet D. melepas dua proton
E. semua logam pada suhu kamar E. melepas dua elektron
berwujud padat
14. Diketahui senyawa:
11. Ikatan kovalen terdapat dalam 1) KCl 3) NaO2
senyawa.... 2) NH3 4) CH4
A. NaCl D. BaCl2 Pasangan yang mempunyai ikatan
B. KCl E. AlCl2 kovalen adalah
C. HCl senyawa nomor ....
12. Dalam 1 molekul N2 jumlah pasangan A. 1, 2, dan 3 D. 1 dan 3
elektron yang digunakan adalah ... B. 1, 2, dan 4 E. 2, 3, dan 4
pasangan elektron. C. 2 dan 4
A. enam D. tiga
B. lima E. dua 15. Berikut ini yang bukan senyawa ion
C. satu adalah ....
A. NaCl D. HCl
B. Kl E. MgO
C. MgC

B. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan tepat!

1. Bagaimanakah unsur-unsur berikut mencapai kestabilan?


a. 19K c. 8O
b. 12 Mg d. 17 Cl
2. Unsur 19 X dan 35 Y membentuk senyawa. Tentukan:
a. jenis ikatan yang terjadi;
b. rumus senyawa yang terbentuk!
3. Tuliskan rumus Lewis untuk senyawa berikut:
a. PBr3, c. NF3
b. SiF4 d. PH3
4. Buatlah struktur Lewis dari:
a. H2SO4;
b. HNO3!
5. Jelaskan dampak ikatan logam terhadap sifat fisis logam!

Anda mungkin juga menyukai