Anda di halaman 1dari 18

MATERIAL MAGNETIK

TUGAS MA

PUTU RUSDI ARIAWAN


NIM. 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN-BALI
2010
ABSTRAK

Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat


digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti
ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri). Parameter–parameter dari bahan
magnetik tersebut adalah permeabilitas dan susceptibilitas magneti, momen
magnetik, dan magnetasi.

Ada beberapa cara untuk mengubah bahan magnetik lunak untuk menjadi
baja kelistrikan, namun cara yang paling praktis adalah dengan menambah silikon
ke dalam komposisinya. Cara ini akan mengurangi rugi histeris dan arus pusar
dengan tajam karena relativitasnya bertambah. Bahan magnetik lunak lain yang
banyak digunakan adalah paduan anatara besi dan nikel. Pada saat sebuah bahan
ferromagnetik diamagnetisasi, umumnya secara fisik akan terjadi perubahan
dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi. Namun pengaruh dari
magnetostriksi sangatlah terbatas yaitu pada penggunaan bahan-bahan yang
relatif tinggi magnetotriksinya harus rendah.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah Paper Bahan-bahan Magnetik ini dapat
diselesaikan. Dengan karunia kesehatan dan kesempatan dari-Nya pula, laporan
ini pun dapat rampung tepat pada waktunya.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah material
elektroteknik. Disamping itu juga untuk memberikan informasi kepada para
pembaca mengenai materi Bahan-bahan Magnetik.
Kami menyadari sepenuhnya laporan ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kami sebagai penyusun mengharapkan berbagai saran dan kritik yang
bersifat membangun, agar nantinya dapat dijadikan pedoman bagi kami dalam
penyusunan laporan berikutnya.

Medan, desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................. 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
2.1 Bahan Magnetik ................................................................................ 4
2.2 Bahan-bahan Ferromagnetik ............................................................. 5

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................


4.1 Penggolongan Bahan-bahan Magnetik. ............................................
4.2 Bahan Magnetik lunak Lain ................................................................
4.3 Bahan Magnet Permanen ....................................................................
4.3 Magnetotriksi ......................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................
5.2 Saran-saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Magnet tentu saja bukan merupakan suatu kata yang baru untuk kita dengar,
melainkan suatu kata yang sangat lumrah dan tak asing di telinga kita. Magnet
bahkan telah sangat banyak berperan di dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh
penggunaan bahan magnetik adalah inti transformator, magnet pada pengeras suara
dan masih banyak lagi contoh penggunaan ahan magnetik yang lain.
Bahan listrik khususnya bahan magnetik sudah sering digunakan oleh
masyarakat luas untuk berbagai macam aplikasi peralatan listrik seperti yang telah
disebutkan di ats. Dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan peralatan
serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk itu pengguna harus mengetahui
bahan magnetik yang ada dan diperhatikan dalam ketepatan pemilihan bahan oleh
para pengguna.
Bahan-bahan dibagi menjadi 5 berdasarkan sifatnya terhadap kemagnetannya,
yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan
ferrimagnetik (ferri).
Untuk itu diperlukan suatu informasi bagi pengguna agar dapat
menentukan bahan-bahan magnetik yang dapat digunakan pada peralatan listrik
khususnya mengenai bahan-bahan magnetik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yaitu:
1 Bagaimana penggolongan bahan-bahan magnetik dan parameter-parameter
magnetik tersebut?
2 Apa saja bahan-bahan magnetik lunak yang lain dan bahan magnet permanen?

3 Bagaimana pengertian dan jenis-jenis magnetostriksi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :


1. Mengetahui penggolongan bahan-bahan magnetik dan parameter-parameter
magnetik.
2. Mengetahui bahan-bahan magnetik lunak yang lain dan bahan magnet
permanen.
3. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis magnetostriksi

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari pembuatan laporan ini adalah:.


1. Sebagai referensi dalam pengembangan lebih lanjut mengenai bahan
magnetik.
2. Sebagai acuan ataupun menjadi pertimbangan bagi industri kelistrikan di dalam
merencanakan pemakaian bahan magnetik sebagai bahan listrik atau bahan lain.
3. Menambah pengetahuan mengenai bahan magnetik sebagai bahan listrik baik
bagi mahasiswa atau mahasiswi maupun bagi masyarakat umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Magnetik


Bahan magnetik adalah suatu bahan yang memiliki sifat kemagnetan dalam
komponen pembentuknya. Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan,
bahan dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik,
anti ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri). Bahan diamagnetik adalah bahan yang
sulit menyalurkan garis gaya magnet (ggm). Bahan paramagnetik adalah bahan yang
dapat menyalurkan ggm tetapi tidak banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari
1, susunan dwikutubnya tidak beraturan. Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan
ggm. Permeabilitasnya jauh di atas 1. Bahan anti ferromagnetik mempunyai
suscepbilitas positif yang kecil pada segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas
karena suhu adalah keadaan yang sangat khusus. Susunan dwikutubnya adalah sejajar
tetapi berlawanan arah. Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih
tinggi dibanding bahan ferromagnet.
Resisitivitas bahan ferromagnet adalah rendah. Hal ini yang menyebabkan
pemakaian ferromagnet terbatas pada frekuensi rendah. Sedangkan pada bahan
ferrimagnetik resisitivitasnya jauh lebih tinggi dibanding bahan ferromagnet. Karena
itu ferrimagnet (ferrit) layak digunakan pada peralatan yang menggunakan frekuensi
tinggi disamping arus-eddy yang terjadi padanya kecil.

Gambaran dwikutub bahan-bahan magnet seperti gambar 2.1.

(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.1. Susunan dwikutub bahan-bahan magnetik
a. paramagnetik b. ferromagnetik
c. antiferromagnetik d. ferrimagnetik

2.2 Bahan-bahan Ferromagnetik


Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
1. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik lunak.
Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau generator,
rele, peralatan sonar atau radar.
2. Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi magnet
tidak mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik keras, bahan ini
digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.
Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik.
Momen atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama
dengan momen dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet
seperti halnya polarisasi pada bahan dielektrik.
Setiap bahan magnetik memiliki parameter-parameter magnetik di antaranya
Permeabilitas dan susceptibilitas magnetik, momen magnetik, magnetisasi.
Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu
untuk Xm negatif 10-5 adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10-3 pada suhu
kamar (karena Xm berbanding terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik , untuk
Xm yang besar adalah ferromagnetik .
BAB IV
PEMBAHASAN

Penggolongan Bahan-bahan Magnetik


Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat
digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti
ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).
1. Bahan diamagnetik adalah bahan yang sulit menyalurkan garis gaya magnet
(ggm). Permeabilitasnya sedikit lebih kecil dari 1 dan tidak mempunyai
dwikutub yang permanen. Bahan-bahan diamagnetik antara lain: Bi, Cu, Au,
Al2O3, Ni SO4.
2. Bahan paramagnetik adalah bahan yang dapat menyalurkan ggm tetapi tidak
banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari 1, susunan dwikutubnya tidak
beraturan. Bahan-bahan paramagnetik antara lain: Al, Pb, Fe2SO4, FeSO4,
FeCl2, Mo, W, Ta, Pt, dan Ag.
3. Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan ggm. Permeabilitasnya jauh di atas 1.
Bahan ferromagnetik antara lain: Fe, Co, Ni, Gd, Dy. Resisitivitas bahan
ferromagnet adalah rendah. Hal ini yang menyebabkan pemakaian ferromagnet
terbatas pada frekuensi rendah.
4. Teori anti ferromagnetik dikembangkan oleh Neel seorang ilmuwan Perancis.
Bahan anti ferromagnetik mempunyai suscepbilitas positif yang kecil pada
segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas karena suhu adalah keadaan yang
sangat khusus. Susunan dwikutubnya adalah sejajar tetapi berlawanan arah.
Bahan anti ferromagnetik antara lain: MnO2, MnO, FeO, dan CoO.
5. Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding
bahan ferromagnet. Karena itu ferrimagnet (ferrit) layak digunakan pada
peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi disamping arus-eddy yang terjadi
padanya kecil. Rumus bahan ferrimagnetik adalah MO. Fe2O3 (M adalah logam
bervalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd). Contoh: ferrit, seng, nikel
rumusnya adalah αNiO, βZnO, Fe2O3 dimana α+β =1. Gambaran dwikutub
bahan-bahan magnet seperti gambar 4.1.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4.1. Susunan dwikutub bahan-bahan magnetik
a. paramagnetik b. ferromagnetik
c. antiferromagnetik d. ferrimagnetik

Istilah bahan magnetik untuk umum yang digunakan hanyalah bahan


ferromagnetik. Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
3. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik lunak.
Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau generator,
rele, peralatan sonar atau radar.
4. Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi magnet
tidak mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik keras, bahan ini
digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.
Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik.
Momen atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama
dengan momen dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet
seperti halnya polarisasi pada bahan dielektrik.
4.1.1 Parameter – Parameter Magnetik
1. Permeabilitas dan susceptibilitas magnetik
Pada perhitungan – perhitungan tentang magnet, terdapat hubungan antara
fluxi (B) dengan satuan Wb/m2 atau tesla dengan kuat medan (H) dengan satuan A
lilit/ m sebagai berikut :
B=μ H
μ = μr . μo
sehingga :
B = μr . μo . H
μ adalah permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian permeabilitas
absolut (μo) dengan permeabilitas relatif (μr) . Besarnya μo = 4. π . 10 -7 H/m.
Kuantitas yang diekspresikan (μr – 1) disebut magnetisasi per unit dari intensitas
maka demikian pula dengan μr- 1. Besarnya μ untuk bahan ferromagnetik adalah
tidak konstan. Jika arus I dialirkan melalui kumparan dengan inti adalah bertambah
dari nol bertahap sehingga medan magnet dan rapat fluksi bertambah. Pada gambar
4.2 kurva OP mula – mula naik dengan tajam , kemudian setelah mencapai tahapan
tertentu kurvanya mendatar, hal ini karena B telah mencapai kejenuhan (saturasi).
Pada gambar 4.2 setelah titik P dicapai , kemudian I diturunkan secara bertahap,
maka diperoleh kurva PQ yaitu pada saat I sama dengan nol, masih terdapat sisa
kemagnetan (Br) . Daya Koersip (coersive force) yaitu apabila besar H akan
bertambah sehingga B menjadi nol dititik R dan diperoleh Hc . Selanjutnya prosedur
diatas diulang maka didapat kurva PQRSCTP yang disebut Jerat Histerisis magnetik
yang luasnya sebanding dengan volume bahan magnetic yang dimagnetisasi , dan
kalau inti diberi arus bolak – balik akan menimbulkan eddy current yang disebut arus
pusar atau arus focoult.
+B

P
Q

Br
R
-H +H
0 T
He

C
q
S

-B

Gambar. Jerat histerisis bahan ferro

2. Momen magnetik
Jika sebuah yang dilewati arus (I) diletakan pada rapat fluksi yang merata
akan menimbulkan torsi , besar torsi akan tergantung pada : Luas kumparan , arus dan
rapat fluksi yang terpotong bidang kumparan.
Momen dwikutub magnetik hubungan dengan torsi adalah :
pm = I . A kumparan
Pm dengan satuan A/m2 adalah merupakan vektor yang arahnya tegak lurus
terhadap kumparan. Apabila batang magnet permanen diletakan didalam medan yang
merata akan menyebabkan torsi . Jika magnet mendapatkan kutub – kutub bebas yang
berlawanan, dikatakan sebagai momen dwikutub sebagai produk dari kuat kutub dan
jarak antara kutub-kutub.

3 Magnetisasi
Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetik , dari itu
secara eksperimental untuk menimbulkan momem magnetik. Besar momen ini per
unit volume disebut magnetisasi dari madium (M) dengan satuan C/m.dt atau A/m .
Induksi magnetik (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari effek pada keadaan fakem
suatu bahan, besar rapat fluksi (B) menjadi :
B = μo . H + μo . M
M =( μ – 1) . H
= Xm . H
Xm adalah susceptifitas magnetik . Magnetisasi (M) dari bahan dapat diekspresikan
sebagai momen dwikutub magnetik (pm) dengan satuan C. m2 / dt atau A/m2 dimana
:
M = N . pm

N adalah jumlah dwikutub magnetic per unit volume.


Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan
yaitu untuk Xm negatif 10-5 adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10-3 pada
suhu kamar (karena Xm berbanding terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik ,
untuk Xm yang besar adalah ferromagnetik .

3. Magnetostriksi
Pada saat sebuah bahan ferromagnetik diamagnetisasi, umumnya secara fisik
akan terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi.
Terdapat tiga jenis magnetostriksi, yaitu :
4.1.2 Magnetostriksi longitudinal, yaitu perubahan panjang searah dengan
magnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah panjang atau berkurang.
4.1.3 Magnetostriksi transversal, yaitu perubahan dimensi tegak lurus dengan arah
magnetisasi.
4.1.4 Magnetostriksi volume, yaitu perubahan volume sebagai akibat dari kedua efek
diatas.
Perubahan panjang atau ( ∆ℓl) searah induksi magnetisasi disebut Efek joule.
Magnetostriksi joule (τ ) adalah perbandingan antara perubahan panjang (∆ℓ) dengan
panjang semula (ℓ). Umumnya harga tidak lebih dari 30.10-6. magnetostriksi beberapa
bahan ditunjukan pada gambar

+Ve
36% Ni + 64% Fe

0
H

Fe

Co

Ni
-Ve

Gambar. Magnetostriksi joule sebagai fungsi dari medan magnet (H)

Perubahan searah panjang juga menyebabkan perubahan permeabilitas kearah


perubahan panjang tersebut. Hal ini disebut Efek Villari. Secara umum dapat
dikatakan bahwa permeabilitas akan naik karena penurunan perubahan atau kenaikan
tegangan tarik. Sebaliknya untuk bahan dengan τ negatif, tekanan yang digunakan
akan mengurangi permeabilitas.
Secara praktis pengaruh dari penggunaan magnetostriksi adalah sangat
terbatas. Beberapa pemakaian yang memperhatikan magnetostriksi antara lain :
Oscilator frekuensi tinggi dan Generator super sound, Proyektor suara bawah air,
Detektor-detektor suara. Karena permeabilitas adalah berhubungan dengan
magnetostriksi, maka untuk penggunaan bahan-bahan yang permeabilitasnya tinggi
harus diusahakan megnetostriksinya serendah mungkin.
BAB V
SIMPULAN

5.1 Simpulan
Dari pemabahasan materi bahan-bahan magnetik di atas dapat ditarik
kesimpulan antara lain:
1. Bahan magnetik dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik,
paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).
2. Parameter – Parameter magnetik antara lain : Permeabilitas dan susceptibilitas
magnetik, momen magnetik, magnetisasi
3. Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel yang
digunakan dibidang kelistrikan misalnya ferrit digunakan sebagai bahan
semikonduktor.
4. Magnetostriksi adalah gejala perubahan ukuran secara fisik dari bahan-bahan
magetik. Ada 3 jenis magnetostriksi yaitu : magnetostriksi longitudinal,
magnetostriksi transversal, magnetostriksi volume
5.2 Saran
Bahan magnetik merupakan salah satu bahan listrik yang sering digunakan
oleh masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat mulai
sekarang ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai bahan magnetik dan
melestarikan bahan-bahan anorganik maupun organik sebagai bahan dasar
pembuat bahan magnetik ini.
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT Pradnya


Paramita.
Sumanto, MA.Drs. 1944. Pengetahuan Bahan Untuk Mesin Dan Listrik.
Yogyakarta: Andi Offset.
_ _ _ . 2007. Http;//www. wikipedia.org/wiki.com

Anda mungkin juga menyukai