Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS XI DI KECAMATAN

INDRALAYA UTARA BERDASARKAN KATEGORI LITERASI SAINS

Feni Kurnia1, Zulherman2, Apit Fathurohman3


Alumini Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Dosen Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
email : fenikurniaasr@yahoo.com

Abtract: The aim of this research is to analyze whether high school physics teaching materials
which used in grade XI in the District of North Indralaya already represent the Scientific Literacy
themes , as well as obtain information on the scope of science of teaching materials in the form of
books used in schools in the district of North Indralaya. This research was done using physics
teaching materials in the form of books used in grade XI in the District of North Indralaya,
namely in SMAN 1 North Indralaya and SMA PGRI. The research found out that the books used
in high schools in the District of North Indralaya already represent scientific literacy themes with
an average emergence percentage of 59.62 % for the themes of scientific literacy as a knowledge
of science, 33.57 % for the themes of literacy sciences as a way of investigating , 5.73 % for the
themes of scientific literacy sciences as a way of thinking, and 1.08 % for the themes of the
interaction of science, technology with society. From the research, it is advisable to conduct
further research on the level of scientific literacy of high schools’ students in the district of North
Inderalaya that learning with books that have been analyzed .

Keywords : teaching materials, scientific literacy themes.

PENDAHULUAN yang berpartisipasi didalamnya, dan


diselenggarakan terhadap anak-anak usia 15
Kemampuan seorang siswa dalam tahun. Hasil studi ini dapat dijadikan rujukan
penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan dan sains mengenai rendahnya kemampuan sains anak-
di dalam suatu proses pembelajaran sering anak Indonesia dibandingkan dengan negara
diistilahkan sebagai kemampuan literasi sains. lain. Dalam laporan hasil PISA 2012 (OECD,
Kemampuan siswa dalam menguasai dan 2013) dituliskan bahwa rata-rata nilai sains
mempelajari ilmu pengetahuan ini berkaitan siswa Indonesia adalah 382, dimana Indonesia
erat dengan perkembangan sains dan menempati peringkat 64 dari 65 negara
teknologi yang saat ini semakin pesat peserta, atau dengan kata lain menempati
sehingga siswa dituntut agar memiliki peringkat kedua terbawah dari seluruh negara
kemampuan literasi sains yang baik. Literasi peserta PISA.
sains merupakan suatu hal yang sangat Rendahnya kemampuan literasi sains
penting untuk dikuasai setiap individu karena siswa Indonesia ini dipengaruhi oleh banyak
hal ini berkaitan erat dengan bagaimana hal, antara lain kurikulum dan sistem
seseorang dapat memahami lingkungan hidup pendidikan, pemilihan metode dan model
dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh pengajaran oleh guru, sarana dan fasilitas
masyarakat modern yang sangat bergantung belajar, sumber belajar, bahan ajar, dan lain
pada perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya. Salah satu faktor yang secara
teknologi, termasuk juga masalah sosial langsung bersinggungan dengan kegiatan
kemasyarakatan. pembelajaran siswa dan mempengaruhi
Berdasarkan hasil studi PISA tahun rendahnya kemampuan literasi sains siswa
2012, diketahui bahwa kemampuan sains Indonesia adalah keberadaan sumber belajar
siswa Indonesia masih rendah. PISA atau siswa, dalam hal ini bahan ajar berbentuk
Programme for International Student buku, yang selama ini masih merupakan
Assessment sendiri merupakan sebuah sumber utama pembelajaran siswa disekolah.
program penilaian internasional yang Dari hasil survei pra-penelitian yang
dikembangkan dan diikuti oleh negara-negara dilakukan oleh peneliti di sekolah-sekolah di
43
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
Kecamatan Indralaya Utara, sebagian besar kompetensi dasar yang berlaku pada kelas XI
guru masih berpedoman pada penggunaan semester ganjil yang telah ditetapkan BSNP.
buku dalam menyampaikan materi pelajaran.
Menurut Stake dan Easley dalam jurnal Teknik Analisis Data
penelitian yang ditulis oleh Adisendjaja
(2009:2), 90% guru sains masih Data yang dianalisis lebih lanjut adalah materi
menggunakan buku dalam proses belajar dan yang dibahas dalam buku teks Fisika SMA
mengajar. Mengingat pentingnya peranan kelas XI. Pengolahan data dilakukan dengan
buku dalam pembelajaran, maka perlu analisis kualitatif. Data yang diperoleh
dikembangkan penelitian-penelitian tentang dianalisis secara deskriptif dengan cara
bahan ajar berbentuk buku yang saat ini mengelompokkan data sesuai dengan
masih sangat terbatas. permasalahan penelitian dan diterjemahkan
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah dengan kata-kata. Selain itu, untuk
apakah bahan ajar Fisika SMA kelas XI yang mengetahui persentase kemunculan kategori
digunakan di Kecamatan Indralaya Utara literasi sains dalam buku teks Fisika,
sudah merepresentasikan kategori-kategori dilakukan juga teknik analisis data sebagai
literasi sains dan bagaimana ruang lingkup berikut :
kategori literasi sains yang ditemukan pada 1. Menjumlahkan kemunculan indikator
bahan ajar yang di analisis? literasi sains untuk setiap kategori pada
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis setiap buku yang dianalisis.
apakah bahan ajar Fisika SMA kelas XI yang 2. Menghitung persentase kemunculan
digunakan di Kecamatan Indralaya Utara indikator literasi sains untuk setiap
sudah merepresentasikan kategori-kategori kategori pada setiap buku yang dianalisis.
Literasi Sains, serta memperoleh informasi
mengenai ruang lingkup sains pada bahan ajar Persentase kategori literasi sains =
berbentuk buku Fisika yang digunakan di
sekolah se-kecamatan Indralaya Utara

METODE 3. Pembahasan
4. Penarikan Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan metode Hasil dan Pembahasan
deskriptif. Penelitian ini diadakan di seluruh
sekolah menengah atas di Kecamatan Hasil dari penelitian yang dilakukan
Indralaya Utara pada semester genap tahun merupakan persentase kemunculan kategori
ajaran 2012/2013.. Sekolah yang terdapat di literasi sains pada buku, serta halaman dimana
Kecamatan Indralaya Utara adalah sebagai kategori literasi sains ditemukan pada buku.
berikut : Hasil dari penelitian analisis kategori literasi
1. SMAN 1 Unggulan Indralaya Utara sains yang dilakukan terhadap buku utama
2. SMA PGRI yang digunakan oleh guru mata pelajaran
Objek penelitian dalam penelitian ini fisika di SMA N 1 Unggulan Indralaya Utara
adalah seluruh bahan ajar fisika yang dan SMA PGRI Indralaya dapat dilihat pada
berbentuk buku dan memenuhi kriteria dan tabel yang disajikan berikut ini :
dianalisis didasarkan pada kompetensi-

44
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
Tabel 1. Data Hasil Analisis Kategori Literasi Sains Pada Kedua Buku
No Kategori Literasi Buku Rata-
. Sains SMA N 1 Indralaya SMA PGRI rata
Utara (A) Indralaya (%)
(B)
Jlh ∑ % Jlh ∑ %
Hal Perny Hal Pern
ama ataan am yataa
n an n
1 Pengetahuan sains 60 231 85,24 310 547 34,00 59.62
2 Sains sebagai cara 36 13,30 867 53,88 33.60
untuk menyelidiki
3 Sains sebagai cara 2 0,73 172 10,69 5.70
berpikir
4 Interaksi sains, 2 0,73 23 1.43 1.08
teknologi dengan
masyarakat
Jumlah 271 100 1609 100 100

Hasil analisis kategori literasi sains


terhadap kedua buku yang digunakan si
sekolah di kecamatan indralaya utara dapat
digambarkan pada diagram di bawah ini :

1 2 3 4

1 2 3 4
Gambar 3. Diagram yang Menunjukkan
Persentase Rata-rata Kemunculan Kategori
Gambar 1. Diagram yang Menunjukkan Literasi Sains Pada Kedua Buku
Persentase Kemunculan Kategori Literasi
Sains Pada Buku A Berdasarkan hasil analisis yang tergambar
pada diagram diatas, dapat diketahui bahwa
kedua buku yang dianalisis telah memuat
seluruh kategori-kategori literasi sains.
Kategori-kategori literasi sains yang muncul
pada kedua buku memiliki persentase
kemunculan yang berbeda-beda. Rata-rata
kemunculan kategori literasi sains yang
terbesar adalah kategori literasi sains yang
1 2 3 4
pertama yaitu pengetahuan sains dengan rata-
rata kemunculan sebesar 59.62%. Secara
Gambar 2. Diagram yang Menunjukkan umum, hal ini menggambarkan bahwa kedua
Persentase Kemunculan Kategori Literasi buku cenderung lebih menekankan penyajian
Sains Pada Buku B materi yang berupa pengetahuan sains.
Namun, walaupun persentase rata-rata kedua
buku menunjukkan hal yang demikian, perlu
diperhatikan juga bahwa persentase
kemunculan untuk kategori literasi sains pada
kedua buku menunjukkan persentase

45
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
kemunculan yang berbeda. Buku A yang aspek konten, aspek kompetensi serta aspek
dipakai di SMA Negeri 1 Unggulan Indralaya sikap. Hasil penelitian menemukan belum
Utara lebih dominan pada penekanan materi adanya aspek konteks pada kedua buku.
mengenai pengetahuan sains (batang tubuh Seperti yang dikemukakan oleh OECD, aspek
pengetahuan), yakni sebesar 85,24% konteks meliputi bidang-bidang aplikasi sains
sedangkan untuk kategori yang sama pada yaitu bidang kesehatan, sumber daya alam,
buku B yang digunakan di SMA PGRI mutu lingkungan, bahaya, dan perkembangan
Indralaya Utara menunjukkan persentase mutakhir sains dan teknologi.namun
sebesar 33,98%. Sementara itu, buku B lebih keseluruhan bidang aplikasi sains yang
menekankan kategori sains sebagai cara termasuk kedalam aspek konteks tersebut
menyelidiki sebagai kategori yang lebih tidak ditemukan dalam kedua buku yang
dominan dalam penyajian bukunya, yakni dianalisis. Dimensi selanjutnya yang
sebesar 53,85%, sementara untuk kategori ini, ditetapkan oleh OECD adalah aspek konten
buku A menunjukkan persentase sebesar yang meliputi konsep-konsep kunci dari sains
13,30%. Sedangkan untuk dua kategori yang diperlukan untuk memahami fenomena
lainnya, kedua buku hamper sama dalam alam dan perubahan yang dilakukan terhadap
penyajiannya. Buku A memunculkan 173 alam melalui aktifitas manusia. Aspek ini,
pernyataan atau 10,74% untuk kategori sains bersama dengan aspek kompetensi dan aspek
sebagai cara berpikir, dan 23 pernyataan atau sikap merupakan aspek-aspek yang
1,43% untuk kategori interaksi sains. Buku B ditemukan dalam kedua buku, walau hanya
sendiri memunculkan kedua kategori ini dalam porsi kecil. Aspek kompetensi dapat
dalam porsi yang sama, yakni 0,73% atau ditemukan pada buku B, terutama aspek
hanya terdapat dua pernyataan untuk masing- mengidentifikasi pertanyaan ilmiah,
masing kategori. menjelaskan fenonema secara ilmiah, serta
Penyebab utama berbedanya jumlah menggunakan bukti ilmiah yang pada buku
kemunculan kategori literasi sains pertama tergambar dari adanya kegiatan-kegiatan
dan kedua pada kedua buku yang dianalisis praktik dan kegiatan-kegiatan diskusi yang
ini adalah buku A tidak memberikan soal-soal dianjurkan untuk dilakukan oleh siswa. Dari
tugas dan latihan serta soal ujian akhir pada kegiatan menemukan dan kegiatan diskusi
setiap babnya, sementara buku B memberikan yang dilakukan siswa, diharapkan dapat
soal latihan serta soal ujian akhir yang jumlah membangkitkan minat siswa dalam sains serta
soal per-babnya berkisar antara 55 sampai mendukung penyelidikan ilmiah.
dengan 80 soal. Jenis-jenis soal yang tercakup
dalam buku B ini merupakan soal-soal yang PENUTUP
termasuk dalam indikator-indikator kategori
sains sebagai cara menyelidiki, sebab setiap Berdasarkan analisis hasil penelitian
soal yang termasuk dalam salah satu indikator mengenai kategori literasi sains pada kedua
kategori sains sebagai cara menyelidiki buku yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa
dihitung sebagai satu kemunculan indikator. buku-buku yang digunakan di sekolah
Berdasarkan wawancara yang dilakukan menengah atas di Kecamatan Indralaya Utara
peneliti terhadap guru yang mengajarkan mata sudah merepresentasikan kategori literasi
pelajaran fisika dengan menggunakan buku sains dengan persentase kemunculan rata-rata
tersebut, kedua guru mengakui untuk sebesar 59,62% untuk kategori literasi sains
mengajarkan mata pelajaran fisika, mereka sebagai batang tubuh pengetahuan, 33,57%
juga memiliki sumber lain sebagai tambahan untuk kategori literasi sains sebagai cara
saat mengajar. menyelidiki, 5,73% untuk kategori literasi
Penelitian ini juga menemukan bahwa sains sebagai cara berpikir, dan 1,08% untuk
kedua buku yang dipakai sudah memuat kategori interaksi sains, teknologi dengan
kategori literasi sains dalam penyajian masyarakat.
materinya, namun belum mencakup dimensi Dari hasil penelitian ini penulis mengajukan
literasi sains yang ditetapkan oleh OECD saran sebagai berikut :
secara keseluruhan, yaitu aspek konteks, 1. Bagi peneliti lanjutan, hasil
penelitian ini dapat digunakan

46
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
sebagai dasar untuk penelitian
tentang tingkat literasi sains pada OECD. 2009. PISA 2009 Assessment
siswa-siswa sekolah menengah atas Framework – key Competencies in
di kecamatan Inderalaya Utara yang Reading, Mathematics, and Science.
belajar dengan menggunakan buku http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/
yang telah dianalisis. 44455820.pdf diakses pada 22 Maret
2. Bagi guru pada kedua sekolah agar 2013
menambahkan sumber-sumber
belajar lain untuk lebih menekankan OECD. 2010. PISA 2009 Result : Executive
pembelajaran yang terkait dalam Summary.
kategori literasi sains yang http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/
kemunculannya kurang pada buku 46619703.pdf Diakses pada 10 Maret
yang dianalisis. 2013
3. Bagi guru yang ingin menyusun atau OECD. 2013. PISA 2012 Results in Focus
membuat bahan ajar berbentuk buku What 15-year-olds know and what they
agar sebaiknya memperhatikan can do with what they know.
kategori-kategori literasi sains yang http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/p
ada agar ruang lingkup isa-2012-results-overview.pdf diakses
kemunculannya di dalam buku pada 27 Januari 2014
memiliki porsi yang berimbang.
OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and
DAFTAR PUSTAKA Analytical Framework Mathematics,
Raading, Science, Problem Solving and
Adisendjaja, Y.H. 2009. Analisis Buku Ajar Financial Literacy.
Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/
Berdasarkan Literasi Sains. Jurusan PISA%202012%20framework%20e-
Pendidikan Biologi FMIPA UPI. book_final.pdf diakses pada 27 Januari
Bandung : Tidak Diterbitkan 2014
Echols, John M. dan Shadily, Hassan. 2002. Udeani, Uchenna. 2013. Quantitative
Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : PT Analysis of Secondary School Biology
Gramedia Textbooks for Scientific Literacy
Themes. Research Journal in
Gormally, Cara dkk. 2012. Developing a Test organizational Psychology &
of Scientific literacy Skills (TOSLS) : Educational Studies 2 (1) 39-43.
Measuring Undergraduates’ Evaluations http://s3.amazonaws.com/academia.edu
of Scientific Literacy. CBE—Life .documents/30449542/30_melek_nur_er
Sciences Education Vol. 11, 364– dogan.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIR6
377,Winter 2012 FSIMDFXPEERSA&Expires=1363961
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl 304&Signature=lL9ljkJYRpRtL%2FejQ
es/PMC3516792/pdf/364.pdf diakses QJyrq0l3Pg%3D diakses pada 22 Maret
pada 16 Maret 2013 2013
Holbrook, Jack dan Rannikmae, Miia. 2009. Widyatiningtyas, Reviandari. 2009.
The Meaning of Scientific Literacy. Pembentukan Pengetahuan Sains,
International Journal of Environmental Teknologi dan Masyarakat dalam
& Science Education Vol. 4, No. 3, July Pandangan Pendidikan IPA.
2009, 275-288 EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan
http://www.ut.ee/BG/miia_rannikmae/P Budaya. http://educare.e-fkipunla.net.
ublications/The_Meaning_of_Scientific Diakses 22 Maret 2009
_Literacy.pdf diakses pada 17 Maret
2013

47
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109

Anda mungkin juga menyukai