Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan jurnal pertama yang berjudul “Olfactory Training in

Patients with Parkinson’s Disease” yang ditulis oleh Antje Haehner, dkk yang
dipublikasikan pada bulan April tahun 2013, diperoleh hasil bahwa terdapat
adanya perubahan atau peningkatan sensitivitas penciuman yang signifikan
setelah dilakukan pelatihan penciuman dengan menggunakan alat sniffin sticks
dengan bau sitronelal (sereh), eucalyptol (kayu putih) dan eugenol (cengkeh)
sebelum dan sesudah pelatihan penciuman. Pada pelatihan sitronelal, eucalyptol
dan eugenol secara berurutan nilai p<0.001, p=0,004 dan p<0,001. Masing-
masing pelatihan bernilai signifikan atau p< 0,005.

Hal tersebut di dukung dengan hasil jurnal kedua yang berjudul


“Diagnostic Value of the Impairment of Olfaction in Parkinson’s Disease” yang
ditulis oleh Swaantje Casjens, dkk yang dipublikasikan pada bulan Mei 2013,
menunjukkan bahwa terdapat tes yang tersedia untuk mendeteksi hilangnya
penciuman, tes yang digunakan adalah University of Pennsylvania Smell
Identification Test (UPSIT) dan Sniffin 'Stick test (SST). Hasil jurnal SST
diperoleh hasil yang signifikan yaitu dengan p<0,001. Penelitian tersebut
menggunakan metode acak dengan 148 pasien parkinson dan 148 pasien kontrol
sehat. Metode ini bertujuan untuk membedakan pasien parkinson dan non
parkinson. Pasien Parkinson jarang mengalami normosmik dibandingkan pasien
non parkinson dengan presentasi 16,8 % dibanding 31,1 %. Faktor umur
mempengaruhi penyakit parkinson, semakin tua semakin berisiko terkena
penyakit parkinson.
Jurnal 3 yang berjudul “Olfactory function and Parkinson’s disease in
Southern Brazil” yang ditulis oleh Ricardo Santin dkk, yang dipublikasikan pada
9 November 2009 menunjukkan bahwa hasil Sniffin 'Stick test (SST) signifikan,
dibuktikan dengan nilai p <0,001. Penelitian ini menggunakan metode dua
kelompok yang berbeda yaitu studi kasus kontrol dan tes bau terhadap 140 subjek
didistribusikan dalam dua kelompok yang berbeda. Group 1 terdiri dari 70 subjek
dengan diagnosis klinis berbasis IPD pada kriteria Parkinson's UK Society Brain
Bank5, dinilai dari gangguan pergerakan pasien rawat jalan Klinik di
Universidade Federal de Ciências da Saúde de Porto Alegre (UFCSPA), Rumah
Sakit de Clínicas de Porto Alegre (HCPA), dan klinik swasta. Kelompok ini
selanjutnya dipisahkan dalam dua subkelompok yaitu pasien dengan gejala
dimulai sebelum 45 tahun (early-onset PD - EOPD, N = 19); dan pasien yang
gejalanya dimulai setelah 45 Tahun (onset akhir PD-LOPD, n = 51). Semua
pasien IPD diberi tes bau selama periode tersebut diklasifikasikan melalui skala
penilaian Hoehn dan Yahr (H & Y) dan motor bagian (III) dari Unified Parkinson
Disease Rating Skala (UPDRS III). Data disajikan sebagai mean ± SD atau mean
± SE (dalam model yang disesuaikan) dan jumlah (persentase). SST: Sniffin
'Sticks test; EOPD: penyakit parkinson awitan dini; LOPD: penyakit parkinson
awitan dini; P: signifikansi statistik; [1] ANOVA; [2] Chi-kuadrat; [3] Model
ANCOVA menyesuaikan usia, jenis kelamin, durasi penyakit dan tahun sekolah.
* Beberapa kontras: kontrol vs. EOPD: p <0,001, kontrol vs LOPD: p <0,001;
EOPD vs LOPD: p = 0,032.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terapi pembauan dengan


menggunakan alat Sniffin 'Stick test (SST) terbukti dapat meningkatkan
sensitivitas pembauan pada gangguan penciuman pasien parkinson.

Anda mungkin juga menyukai