Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus yang lamanya 280

hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari. Kehamilan terbagi dalam 3

trisemester, dimana trimester pertama berlangsung selama 12 minggu,

trimester kedua selama 15 minggu (minggu ke 13 hingga minggu ke 27), dan

trimester ketiga selama 13 minggu (minggu ke 28 hingga minggu ke 40)

(Praworohardjo, 2014).

Selama kehamilan, terjadi banyak perubahan bagi sepasang suami istri.

Perubahan fisik seperti pembesaran payudara, perubahan perubahan,

pembesaran perineum, leukore, vasokongesti pelvis, morning sickness, mual,

muntah, dan kelelahan. Perubahan psikologis dimasa ini ibu hamil dan

pasangan mungkin mengalami perubahan emosi dan perasaan bebeda-beda,

bahkan tidak jarang menjadi labil. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi

persepsi seksualias dan respon orgasme yang seringkali mengakibatkan

keinginan seksual pada wanita menurun pada kehamilan trimester pertama

(Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005 dalam Permatasari N, 2015). Dan pada

akhir trimester ketiga kehamilan dilaporkan bahwa suami maupun istri

merasa kehilangan seks (Prawiroharjo, 2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari dan Sudarmiati (2011)

menyatakan bahwa hasrat seksual ibu hamil menurun diawal kehamilan

1
2

karena libido ibu hamil menurun dan tubuh belum dapat beradaptasi dengan

perubahan fisik yang dirasakan , meningkat pada trimester kedua karena

libido ibu sudah mulai muncul kembali dan tubuh ibu hamil sudah dapat

beradaptasi dengan perubahan tubuh, dan menurun kembali di trimester

ketiga arena kelelahan akibat perut yang semakin membesar, sedangkan

suami mengalami peningkatan hasrat seksual.

Menurut Prawiharjo (2011) ada lima hal yang mempengaruhi perilaku

seksual diantaranya: keadaan kesehatan tubuh, dorongan seksual, pengalaman

seksual, psikis, dan pengetahuan seksual. Berbagai tanggapan beredar di

masyarakat mengenai boleh tidaknya, atau perlu tidaknya hubungan seksual

dilakukan selama kehamilan. Demikian pula dengan suami istri yang berbeda

pendapat, sehingga terjadi ketegangan dalam pribadi mereka, bahkan sampai

menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan seksual mereka.

Menurut Eisengberg (2006) beberapa pasangan akan mengalami

penurunan kenikmatan dan gairah seksualnya, sekitar 21% yang tidak

mengalami kenikmatan selama kehamilan. Presentase wanita yang tidak

mengalami kenikmatan seksual ini menjadi 41% pada minggu ke 12

kehamilan dan 59% memasuki bulan ke Sembilan. Demikan pula pada

mimggu ke 12 kehamilan, kira-kira satu dari 10 pasangan sama sekali tidak

memerlukan hubungan seksual, memasuki bulan ke Sembilan sepertiga

menjadi pantang seks. Tetapi ada juga wanita yang dapat melakukan

hubungan seksual selama kehamilan tanpa ada masalah (dalam Melia

Pebrina, 2017).
3

Persepsi tentang kehamilan yang dimiliki oleh ibu hamil dan

pasangannya sangat menentukan prilaku pasangan melakukan hubungan

seksual. Persepsi tentang kehamilan ini terbentuk berdasarkan pengetahuan

pasangan suami istri dan kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.

Hubungan seksual pasangan suami istri pada masa kehamilan sampai saat ini

ada yang menganggap sebagai suatu hal yang tabu meskipun kehidupan

seksual merupakan sebuah kebutuhan. Pada umumnya wanita hamil malu

untuk memulai pembicaraan mengenai seks dan bidan pun takut mencampuri

privasi orang lain sehingga ragu untuk mendiskusikannya. Hal ini disebabkan

oleh adanya mitos-mitos, budaya, sosial, dan agama. Beberapa mitos yang

disampaikan oleh suami istri yaitu seksualitas dalam kehamilan dapat

menyebabkan bayi lahir prematur, dan mengganggu kenyamanan bayi

(Rahmawati, 2010).

Perubahan sering muncul dalam kehamilan di mulai ketika seorang

perempuan merasa lelah, merasa mual, adanya perubahan hormonal serta

kehilangan gairah seks, padahal suaminya masih bugar. Hasil penelitian

mengatakan bahwa ibu hamil mengalami penurunan gairah seksual pada

kehamilan trimester pertama dan kedua. Pada masa ini merupakan masa yang

rawan dan konflik. Sering wanita/pasangannya kehilangan ketertarikan

terutama dengan bertambahnya umur/usia kehamilan.

Pengetahuan seksual yang benar dapat memberikan petunjuk pada

seseorang ke arah perilaku seksual yang benar dan bertanggung jawab serta

dapat membantunya dalam membuat keputusan pribadi yang penting terhadap


4

seksualitas. Sebaliknya, jika pengetahuan seksual sangat kurang dapat

mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksualitas, sehingga

menimbulkan tingkah laku yang salah dengan segala akibatnya

(Prawirohardjo, 2011). Ada beberapa kepercayaan budaya yang tidak

memperbolehkan hubungan seksual pada saat hamil, sehingga menimbulkan

kegelisahan, Padahal selama kehamilan wanita tidak perlu menghindari

hubungan seksual kecuali ada riwayat keguguran, dan perdarahan (Indrayani,

2011).

Berdasarkan data yang di dapatkan di Dinas Kesehatan Kota Palopo ibu

jumlah ibu hamil pada tahun 2015 ada 3.011 ibu hamil, tahun 2016

berjumlah 3.048 ibu hamil, dan pada tahun 2017 sebanyak 1.149 ibu hamil

(DINKES) kota Palopo, kemudian data ibu hamil yang di Puskesmas Wara

Kota Palopo pada tahun 2015 berjumlah 459 ibu hamil, tahun 2016 berjumlah

522 ibu hamil, dan tahun 2017 berjumalah 566 ibu hamil.

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan peneliti di PKM

Wara Kota Palopo ibu hamil yang telah memeriksakan kehamilan pada tahun

2015 berjumlah 208 orang ibu hamil, pada tahun 2016 itu berjumlah 243

orang ibu hamil, dan pada tahun 2017 berjumlah 247 orang ibu hamil, dan

pada tahun 2018 ibu hamil trimester 1 berjumlah 50 orang. Di PKM Wara

Kota ini sebelumnya belum pernah di lakukan penelitian mengenai hubungan

seksual selama masa kehamilan. Melalui data yang didapatkan dari bidan

setempat, ibu hamil sering menanyakan masalah hubungan seksual selama

kehamilan. Hasil wawancara yang dilakukan pada 5 orang ibu hamil bahwa
5

didapatkan pengetahuan ibu hamil dan informasi tentang hubungan seksual

selama kehamilan seperti persepsi seksual, pembatasan hubungan seksual,

dan mitos-mitos yang dipercayai saat hamil.

Peneliti sebelumnya dilakukan oleh Darmika tahun 2014 di Rumah

Sakit Sawerigading Palopo tentang Faktor yang berhubungan dengan perilaku

seksual ibu pada ibu hamil yang didapatkan hasil ada hubungan pengetahuan,

umur kehamilan, dan gravid dengan perilaku seksual pada ibu hamil , dan

Permatasari tahun 2015 di wilayah Suka Bantul Yogyakarta tentang

hubungan persepsi dengan prilaku seksual pada ibu hamil didapatkan hasil

ada hubungan antara persepsi seksual dengan prilaku seksual, Berdasarkan

latar belakang peneliti ingin meneliti hubungan persepsi seksual dengan

perilaku seksual masa kehamilan pada ibu hamil trimester 1 di PKM Wara

Kota Palopo tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “adakah hubungan persepsi seksual dengan prilaku

seksual masa kehamilan pada ibu hamil trimester 1 di PKM Wara kota Palopo

tahun 2018?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi seksual

dengan perilaku seksual pada ibu hamil trimester 1 di PKM Wara Kota

Palopo tahun 2018


6

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi persepsi seksual pada ibu hamil trimester 1 di PKM

Wara kota Palopo tahun 2018

b. Mengidentifikasi perilaku seksual pada ibu hamil trimester 1 di PKM

Wara kota Palopo tahun 2018

c. Menganalisis hubungan persepsi seksual dengan perilaku seksual

pada ibu hamil trimester 1 di PKM Wara Kota Palopo tahun 2018

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instistusi

Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumber informasi yang

dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi institusi perguruan tinggi

khususnya di STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan/ Puskesmas

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan masukan bagi

pelayanan kesehatan dalam memberikan pengetahuan bagi ibu hamil

tentang perilaku seksual pada masa kehamilan.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan, serta bahan dalam penarapan

ilmu metode penelitian, dan dapat dijadikan bahan perbandingan

untuk peneliti sebelumnya.


7

E. Keaslian Penelitian

Table 5.1 : Keaslian penelitian

No. Penulis, Judul Variabel Desain Hasil


tahun penelitian penelitian penelitian penelitian
1. Darmika Faktor Yang Independen Cross Ada hubungan
(2014) Berhubungan dan dependen sectional pengetahuan,
Dengan Perilaku umur
Seksual Di RSU kehamilan, dan
Sawerigading Palopo gravid dengan
perilaku
seksual pada
ibu hamil
dengan nilai
p0,003
2. Permatasari Hubungan Persepsi Independen Cross Ada hubungan
(2015) Seksual Dengan dan dependen sectional antara persepsi
Perilaku Seksual seksual dengan
Masa Kehamilan perilaku
Pada Ibu Hamil seksual dengan
Trimester 1 di nilai p0,043
Puskesmas
Banguntapan Bantul
Yogyakarta
8

No. Penulis, Judul penelitian Variabel Desain Hasil


tahun penelitian penelitian penelitian
3. Hariati Hubungan Persepsi Independen Cross -
Seksual Dengan
(2018) dan dependen sectional
Perilaku Seksual
Masa Kehamilan
Pada Ibu Hamil
Trimester 1
Di Pkm Wara Kota
Palopo
Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai