Anda di halaman 1dari 3

Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pada masa orde lama yang berlangsung dari tahun 1945 hingga 1965 berdasarkan data terlampir,
tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar terjadi pada tahun 1961 yaitu sebesar 6,1% sedangkan
terjadi kemerosotan perekonomian yang sangat besar di tahun 1963 yaitu sebesar -2,3%.

Secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa orde lama ini sangat buruk, hal ini
disebabkan oleh beberapa hal antara lain: nasionalisasi perusahaan asing, kekurangan capital,
kebijakan anti investasi asing, hilangnya pangsa pasar sejumlah komoditas perdagangan
internasional, serta gejolak politik di dalam negeri (termasuk sejumlah pemberontakan di daerah),
ditambah lagi dengan manajemen ekonomi makro yang sangat jelek selama rezim tersebut.
Sehingga dengan kondisi politik dan sosial dalam negeri seperti ini sangat sulit sekali bagi
pemerintah untuk mengatur roda perekonomian dengan baik.

Pada masa orde baru yang berlangsung sejak tahun 1966 hingga 1998 pertumbuhan ekonomi
Indonesia mengalami gejolak fluktuasi yang tajam. Pada masa ini terdapat 2 periode pertumbuhan
ekonomi yang berbanding terbalik. Sejak kemerdekaan hingga sekarang tingkat pertumbuhan
ekonomi Indonesia berada pada masa kejayaan pembangunan ekonomi yaitu pada periode tahun
1968 dengan persentase sebesar 12%. Hal ini disebabkan karena program ekonomi jangka pendek
yaitu pada tahap stabilisasi antara bulan januari hingga juni tahun 1968. Sedangkan tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada masa krisis ekonomi pada priode tahun 1998 dengan
persentase sebesar -13,1%. Hal ini disebabkan karena Krisis rupiah yang akhirnya menjelma menjadi
krisis ekonomi memunculkan suatu krisis politik.

Tingkat Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang.Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat
tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-
menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Inflasi pada masa Orde Lama, mencapai kurang lebih 300% pertahun. Inflasi pada masa Orde
lama terjadi karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Saat itu untuk
sementara waktu pemerintah RI menyatakan 3 mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata
uang De Javashe Bank, lalu uang NICA dan uang kertas baru yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia).
Usaha-usaha yang dijalankan pemerintah pada masa orde lama yaitu : melakukan pinjaman
nasional, upaya menebus blockade, melakukan Konferensi Ekonomi Februari 1946, pembentukan
Planning Board dan Kasino Plan. Dan Pada sekitar tahun 1959-1967 Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin, yang segala sesuatu baik stuktur ekonomi indonesia diatur sepenuhnya oleh
pemerintah namun kebijakan ini belum dapat memperbaiki keadaan kondisi di negara ini. Hal ini di
lihat ketika pemerintah menjadikan uang Rp 1.000 menjadi Rp. 1 Sehingga uang rupiah baru
mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya
dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah
meningkatkan angka inflasi.

Pada masa orde baru, Ketika Soeharto menjabat menjadi presiden RI saat ini kondisi
perekonomian di indonesia masih sangat buruk, tingkat inflasi yang terjadi pada negara kita
mencapai 1.195,4% pada tahun 1966. Presiden Soeharto saat itu menambahkan langkah yang telah
di lakukan sebelumnya oleh Soekarno, dan ternyata Soeharto berhasil menekan inflasi dari 1.195,4 %
menjadi dibawah 3% dalam waktu kurang dari lima tahun. Soeharto melakukan hal yang jauh
berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau membuat anggaran, menerbitkan sektor perbankan,
mengembalikan sektor ekonomi dan merangkul negara-negara barat untuk menarik modal. Tingkat
inflasi mencapai 46,5% pada tahun 1974, tapi berhasil ditekan jadi selama periode 1970-1992
mencapai tingkatan rata-rata 12,7%, lalu 1988 angka inflasi selalu dibawah 10% sampai pada tahun
1997. Setelah itu pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang dimana tingkat inflasi pada saat itu
naik menjadi 75,3% yang kemudian menyebabkan lengsernya presiden Soeharto.

Tingkat Pegangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Pada masa orde lama, tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 4,5 juta jiwa. Tingkat
pengangguran pada masa ini disebabkan karena adanya blockade ekonomi dan eksploitasi besar-
besar pada masa penjajahan.

Pada masa orde baru, tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 6,73 juta jiwa dengan persentase
rata-rata 3% dari jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1966 hingga tahun 1998. Hal ini
disebabkan karena kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia, sebagai salah satu faktor
produksi, tidak disiapkan untuk mendukung proses industrialisasi. Selain itu barang – barang impor
(berasal dari luar negeri) lebih banyak digunakan sebagai bahan baku dalam proses industri sehingga
industri Indonesia sangat bergantung pada barang impor tersebut.

Balance of Payment

Neraca Pembayaran adalah catatan statistik tentang transaksi ekonomi Internasional yang dilakukan
oleh penduduk suatu negara (Perekonomian) dengan penduduk negara lainnya. BoP merupakan
laporan rugi laba yang merupakan ringkasan arus keluar masuk barang, jasa dan asset-asset dalam
suatu perekonomian selama kurun waktu/periode tertentu.

Pada masa orde lama, neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit yaitu sebesar US$ 2,7milyar.
Besarnya jumlah defisit ini diakibatkan oleh adanya blockade ekonomi yang dilakukan belanda untuk
menutup pintu perdagangan luar negeri Republik Indonesia.

Pada masa orde baru, neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus yaitu sebesar US$ 6,7milyar.
Besarnya jumlah surplus ini dikarenakan suksesnya program REPELITA yang menyebabkan
tercukupinya bahan pangan sehingga produksi dalam negeri yang dapat diekspor keluar negeri.

Nilai Tukar

Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar
mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-
masing negara atau wilayah.

Pada masa orde lama belum terdapat besaran nilai tukar, hal ini disebabkan karena Indonesia
masih menggunakan mata uang dollar. Namun, mulai sejak masuknya orde baru tepatnya pada
tahun 1966 indonesia memiliki mata uangnya sendiri yaitu Rupiah dengan nilai tukar terhadap dolar
sebesar 149,6 rupiah per dolar. Nilai tukar ini terus meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata 8%.
Pada tahun 1972 hingga 1977 nilai tukar Indonesia terhadap dolar tidak mengalami perubahan yaitu
tetap pada posisi 415 rupiah per dolar. Sedangkan pada masa reformasi hingga sekarang, nilai tukar
rupiah fluktuasi setiap harinya.

Anda mungkin juga menyukai