Anda di halaman 1dari 15

MODEL LATIHAN TEKNIK LEMPAR TANGKAP CABANG

OLAHRAGA SOFTBALL PADA PEMULA

Oktariyana1) dan Wan Ahmad Rizki Muharrami2)


1), 2)Universitas Nahdlatul Ulama Lampung

e-mail: okta14unulampung@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji keefektifan produk berupa
model latihan teknik lempar tangkap cabang olahraga softball pada pemula. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Reserch & Development dengan desain pengembangan
mengadopsi model dari Borg & Gall yang mencakup 10 tahapan pengembangan yaitu: (1)
Research and information collecting, (2) Planning, (3) Develop preminary form of product, (4)
Preliminary field testing, (5) Main product revision, (6) Main field testing, (7) Operational product
revision, (8) Operational field testing, (9) Final product revision, dan (10) Dissemination and
implementation. Produk awal divalidasi oleh ahli materi dan ahli pelatih softball kemudian
dilakukan revisi. Tahap berikutnya dilakukan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah subjek
ujicoba 6 orang siswa tingkat SMA, dan dilakukan ujicoba kelompok besar dengan jumlah
subjek ujicoba 32 siswa tingkat SMA, selanjutnya dilakukan uji efektifitas dengan subjek
ujicoba 40 orang siswa tingkat SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) produk model
yang dihasilkan adalah berbentuk modul teknik lempar tangkap olahraga softball pada
pemula, (2) produk model teknik lempar tangkap cabang olahraga softball dinyatakan layak
digunakan sebagai referensi atau rujukan bagi guru, siswa maupun pelatih olahraga softball
berdasarkan hasil penilaian ahli materi 3,8 dan ahli pelatih softball 4,3 dengan kategori
“sangat baik”. (3) kefektifan produk dibuktikan melalui peningkatan keterampilan lempar
tangkap olahraga softball denga mecapai angka rata-rata skor pretest sebesar 65,46 dan
posttest sebesar 79,53.

Kata Kunci: model latihan, lempar tangkap, softball

Abstract
This study aims to develop and test the effectiveness of the product in the form of models exercise
technique throwing get sports softball novices. The method used in this study is Research &
Development by design development adopt model of Borg & Gall which includes 10 stages of
development, namely: (1) Research and information collecting, (2) Planning, (3) Develop preliminary
form of product, (4 ) Preliminary field testing, (5) Main product revision, (6) Main field testing, (7)
Operational product revision, (8) Operational field testing, (9) Final product revision, and (10)
Dissemination and implementation. Early products validated by the people of the matter and the
people of the softball coach then it will be revised. The next stage of done the tests of clusters of small
to the total number of the subject of the tests of six of the students senior high schools , and was
conducted the tests of a large group to the total number of the subject of the tests of 32 students senior
high schools , the result of the effectiveness of next with the subject of the tests of 32 people rate of
senior high school students . The research results show that (1) products a model that is produced is
shaped technique module throw get sports softball on a novic , (2) model products technique throw
catch in the sport softball announced eligible used as a reference or used as a reference for teachers ,
students and exercise coach softball based on their own evaluation the expert of the material 3.8 and
the softball coach 4.3 with category “very good” (3) the effectiveness of products evidenced through
the improvement of the skill throw get sports softball with a vanish of aim for an average rate of the
score pretest 65,46 and posttest 79,53.

Keywords: model exercise, catch throw, softball

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|22


PENDAHULUAN dan benar. Selain itu seorang pelatih harus
Olahraga dapat diartikan aktivitas bisa memanipulasi bola softball menjadi
untuk melatih tubuh seseorang agar tubuh lebih sederhana seperti menggunakan bola
menjadi sehat dan bugar yang tujuannya kasti, bola karet ataupun bola plastik. Oleh
adalah untuk mencapai kesejahteraan karena itu rumusan masalah yang akan
(sejahtera jasmani dan sejahtera rohani) diteliti adalah sebagai berikut: (1)
manusia itu sendiri. Dalam dunia olahraga bagaimana mengembangkan model teknik
bayak cabang olahraga salah satunya lempar tangkap cabang olahraga softball
adalah sofball. Sebelum perang pada pemula? (2) apakah model teknik
kemerdekaan sofball sudah ada yang lempar tangkap cabang olahraga softball
memainkan di Indonesia, namun sifatnya pada pemula efektif untuk diterapkan?
masih sangat terbatas. yaitu hanya Mengacu terhadap rumusan
dimainkan di sekolah-sekolah tertentu saja. masalah di atas maka tujuan penelitian ini
Berdasarkan observasi dan adalah sebagai berikut: (1) untuk
pengamatan yang telah dilakukan peneliti mengembangkan dan menghasilkan model
dilapangan, terlihat bahwa latihan di club- teknik lempar tangkap cabang olahraga
club softball yang ada dilampung kurang softball pada memula, (2) untuk menguji
memiliki variasi latihan, latihan cenderung keefektifan produk model teknik lempar
monoton dan membosankan sehingga atlet tangkap cabang olahraga softball pada
merasa januh dan kurang semangat dalam pemula.
menjalani latihan, kurangnya pengetahuan Penelitian dan pengembangan ini
dan kreatifitas pelatih dalam diharapkan dapat bermanfaat bagi para
mengembangkan latihan lempar tangkap pelaku olahraga seperti atlet/peserta
softball, hal ini berdampak pada didik, pelatih maupun guru pendidikan
penampilan pemain khususnya di teknik jasmani. Bagi atlet/peserta didik dapat
lempar tangkap yang cenderung terlihat memudahkan dalam prose latihan dan
tidak efektif dan maksimal dalam pembelajaran cabang olahraga softball.
melakukan lemparan. Serta kurangnya Bagu pelatih dan guru pendidikan jasmani
referensi model-model latihan teknik dapat dijadikan bahan referensi atau
lempar tangkap cabang olahraga softball rujukan dalam proses transfer of knowledge
untuk pemula. khususnya pada cabang olahraga softball.
Mengacu pada masalah yang telah
peneliti kemukakan di atas, sebagai Dalam dunia olahraga terdapat
seorang pelatih olahaga hal yang beberapa cabang olahraga beregu salah
sebaiknya dilakukan adalah satunya yaitu cabang olahraga softball yang
menemukan/mengembangkan model- berorientasi pada bidang pendidikan dan
model yang tepat untuk mendapatkan latihan tingkat siswa maupun tingkat
porsi latihan yang terbaik, sehingga tujuan mahasiswa. Permainan softball merupakan
latihan dapat tercapai. Khususnya dalam cabang olahraga beregu yang dapat
latihan melempar dan menangkap dalam dimainkan oleh berbagai kalangan, putra-
olahraga softball karena lempar tangkap putri, anak-anak maupun orang dewasa.
adalah hal yang paling mendasar dalam Permainan ini diciptakan oleh George
olahraga softball oleh sebab itu diperlukan Hancoc pada tahun 1887 di Amerika
metode latihan lempar tangkap yang baik Serikat dan pertama kali dimainkan di

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|23


Chigago. Sampai tahun 1966 permainan mengembangkan kemampuan manipulatif
softball di Indonesia masih dianggap berarti mengembangkan kemampuan
sebagai olahraga kaum wanita, setelah lokomotor dan kekuatan sekaligus. Ada
Asean Games Bangkok barulah kaum pria beberapa gerakan manipulative yaitu
bermain softball. Permainan softball menjangkau, memegang, melepaskan,
pertama kali dipertandingkan di Indonesia melempar, menangkap, memukul dan
pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke menendang.
VII di Surabaya. Adapun alat-alat yang Melempar adalah salah satu teknik
digunakan dalam teknik melempar dan utama dalam pemainan olahaga softball,
menangkap softball yaitu: a) Glove, yakni menurut (Noren, 2005:4) berikut adalah
sarung tangan untuk menangkap bola rangkaian gerakan dasar teknik melempar
yang terbuat dari kulit, dan b) Bola. pada olahraga softball: Ready to Throw: 1)
Keterampilan melempar bola Weight is on back foot, 2) Glove side is to
masuk dalam gerakan manipulative target, 3) Arms are extended; glove is to target,
fundamental. Gerakan ini dicirikan dengan 4) Wrist is cocked; ball is to rear.Throwing: 1)
kemampuan anak untuk member dan Step toward target with glove-side foot 2) Push
menerima objek diluar dari diri anak. off rear foot, 3) Elbow leads throw; hand trails,
Misalnya, melempar dan menendang. 4) Weight is on front foot, 5) Hips are square,
Kegiatan manipulative objek 6) Forearm rotates through vertical, 7) Ball is
memampukan anak untuk mengeksplorasi high, 8) Glove hand is low, 9) Snap wrist.
hubungan gerakan objek dalam satu Completing the Throw: 1) Wrist is snapped, 2)
ruangan. Kemampuan manipulative ini Weight is forward, 3) Knees are bent, 4)
merupakan kombinasi dari gerakan Throwing hand is low, 5) Throwing shoulder is
forward, 6) Assume balanced position.
lokomotor dan kekuatan. Oleh karena itu

Gambar: 1 Teknik Melempar


(Sumber: Rick Noren, 2005:4)

Secara rinci teknik melempar bola pindahkan berat badan ke depan dan
softball adalah sebagai berikut: (1) Buka lepaskan bola kearah target.
kaki selebar bahu, (2) Kaki dominan Ketika anak mampu melakukan
berada di depan, (3) Berat badan bertumpu sekali gerakan motorik, maka mereka akan
pada kaki belakang, (3) Sisi sarung tangan termotivasi untuk menggerakkan motorik
diarahkan ke arah target, (4) Buka lengan yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis
sejajar bahu untuk siap melempar ke arah meningkat dengan tajam. Anak seakan-
target, (5) Ayunkan kaki dan tangan serta akan tidak mau berhenti melakukan
aktivitas fisik, baik yang melibatkan

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|24


motorik kasar maupun motorik halus. seseorang melakukan gerakan melempar
Pada saat mencapai kematangan untuk dengan menggunakan ayunan tangan dan
terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik dorongan badan dari belakang kedepan
yang ditandai dengan kesiapan dan untuk melempar suatu objek kearah target
motivasi yang baik dan seiring dengan hal atau sasaran, disamping itu gerakan
tersebut, orang tua dan guru perlu melempar tersebut memerlukan gerak
memberikan berbagai kesempatan dan koordinasi yang kompleks antara lengan,
pengalaman yangdapat meningkatkan mata, pinggang, dan kaki.
keterampilan motorik anak secara optimal. Dalam menangkap bola kita tidak
Peluang-peluang ini tidak saja dalam bisa mengatur arah datangnya bola namun
bentuk membiarkan anak melakukan kita dapat mengatur posisi kita untuk
kegiatan fisik akan tetapi peru di dukung menangkap bola, dengan cara
dengan berbagai fasilitas yang berguna menempatkan badan diposisi datangnya
bagi pengembangan keterampilan motorik bola, dan mengarahkansarung tangan atau
kasar dan motorik halus. glove kearah bola tersebut, baik itu di atas,
Berdasarkan uraian diatas, maka di depan maupun di bawah seperti gambar
yang dimaksud melempar bola ialah ketika berikut:

Gambar: 2. Menangkap Bola


(Sumber: Rick Noren, 2005:2)

Menurut (Linn, 2007:2) teknik dan sarung tangan sejajar badan dengan
menangkap bola dibagi beberapa teknik posisi mengarah ke arah bola, (3) Dalam
yaitu:Above Waist: (1) Point fingers up,( 2) posisi bola pantul di bawah, posisi kaki di
Focus on ball, (3) Align body to ball. Below tekuk serta badan kebawah mengarah ke
Waist: (1) Point fingers down, (2) Focus on bola yang ada di tanah dan sarung tangan
ball, (3) Align body to ball. At Waist: (1) Point berada di tengah-tengah lutut kaki serta
fingers horizontally, (2) Focus on ball, (3) siap menangkap bola tersebut
Align bodhy to ball. Club merupakan wadah untuk
Dari penjelasan teknik menangkap pembibitan dan pengembangan olahraga
bola softball di atas dapat dijelaskan lagi yang memiliki bakat dan potensi untuk
bahwa menangkap ada 3 tekhnik, yaitu dikembangkan baik bidang akademis
bola lambung, bola datar, dan bola pantul. maupun bidang olahraga. Prestasi tinggi
(1) Dalam bola lambung posisi badan dan dicapai bukan hanya karena faktor bakat
kaki tumpuan kearah bola dan sarung atlet namun faktor eksternal yaitu latihan.
tangan berada di atas kepala, (2) Dalam Latihan merupakan suatu proses yang
bola datar posisi kaki tumpuan kearah bola dilakukan secara teratur guna mencapai

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|25


tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan aktivitas harus disesuaikan dengan
utama latihan dalam olahraga prestasi kemampuan masing masing orang dari
adalah untuk mengembangkan yang mudah ke yang sukar, dari yang
kemampuan biomotorik ke standart yang sederhana ke yang rumit. Harus tetap
paling tinggi, atau dalam arti fisiologis diingat bahwa ketika melaksanakan
atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan latihan kemampuan fisik, seseorang harus
sistem organisme dan fungsinya untuk memperhatikan pengulangan dari setiap
mengoptimalkan prestasi atau penampilan aktivitas yang dilakukan. Hal tersebut
olahraganya. Menurut (Bompa, 2015: vi) dilakukan untuk mencegah hal-hal yang
menjelaskan bahwa: Strength training is tidak diinginkan seperti cedera otot, patah
paramount in the development of athletes, but tulang, luka, dan sebagainya. Selain itu,
it must consist of more than just lifting weights dalam proses latihan baik atlet maupun
without a specific purpose or plan. In fact, the pelatih harus paham prinsip-prinsip
purpose of any strength training method should latihan.
be to prepare athletes for competition the ideal Pengetahuan dasar tentang prinsip-
test of their skills, knowledge, and psychological prinsip latihan adalah langkah awal dalam
readiness. To achieve the best results, athletes menyusun program latihan yang optimal,
need to be exposed to a periodization program, di mana prinsip-prinsip tersebut akan
or sport- and phase-specific variations in efektif jika di aplikasikan. Prinsip latihan
training. adalah pedoman dan peraturan secara
Latihan menurut (Bompa, 2004:2) sistematis berhubungan dengan proses
adalah proses dimana seseorang latihan, hal tersebut merupakan pinsip
dipersiapkan untuk performa yang dasar yang spesifik secara biologis,
tertinggi. Defenisi lain menurut Harsono psikologis dan pedagogis. Menurut (Lubis
dalam buku Santoso (Giriwijoyo dkk, 2005: ,2013:11) tujuan utama dari latihan untuk
43) mengatakan bahwa latihan atau meningkatkan kinerja atlet. Untuk
training adalah proses berlatih yang tercapainya performance yang diharapkan
sistematis yang dilakukan secara berulang- pelatih harus memperhatikan prinsip-
ulang yang kian hari jumlah beban latihan prinsip latihan. (Wiarto, 2013:153-155)
kian bertambah. Sedangkan latihan mengatakan bahawa ada beberapa prinsip
menurut (Tangkudung, 2012:7) latihan latihan diantaranya, (1) Prinsip kesiapan,
merupakan proses yang berulang dan (2) Prinsip individual, (3) Prinsip beban
meningkat guna meningkatkan potensi berlebiha, (4) Prinsip peningkatan, (5)
dalam rangka mencapai prestasi yang Prinsip kekhususan, (6) Prinsip variasi, (7)
maksimal. Atlet mengikuti program Prinsip pemanasan dan pendinginan, (8)
latihan jangka panjang untuk Prinip latihan jangka panjang, (9) Prinsip
meningkatkan kondisi jiwa dan raga untuk multilateral, (10) Prinsip partisiasi aktif
berkompetisi dalam sebuah penampilan. berlatih.
Jadi dapat dismpulkan bahwa Prinsip latihan merupakan hal yang
tujuan akhir latihan dalam bidang harus ditaati agar tujuan latihan dapat
olahraga adalah untuk meningkatkan tercapai sesuai harapan. 10 prinsip tersebut
penampilan olahraga dalam melakukan diatas berperan penting dalam
aktivitas atau latihan harus sistematis. perkembangan latihan. Dengan mentaati
Sistematis yang dimaksud adalah setiap prinsip-prinsip latihan akan mendukung

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|26


upaya meningkatkan kualitas latihan mencari ikan, spine pada saat memutar
selain itu juga akan meminimalisir hal-hal bola bowling), (2) keterampilan kasar
yang tidak diinginkan seperti cidera dan merupakan keterampilan yang melibatkan
lainnya. otot-otot yang lebih besar, lebih sedikit
Dalam dunia olahraga manusia penekanan pada ketepatan dan pada
tidak akan pernah lepas dari gerak, karena umumnya hasil dari gerkan-gerakan
gerak merupakan salah satu ciri dari beberapa anggota tubuh (contoh: berlari,
kehidupan, gerak merupakan kebutuhan berjalan, melempar, meloncat dan
yang mutlak dari setiap manusia. Dalam melompat), yangsecara umum dikenal di
gerak, manusia akan melewati tahapan, dalam pendidikan jasmani sebagai
fase-fase dan periode perkembangan keterampilan-keterampilan gerak dasar.
karena gerakan perlu dipelajari dan Di dalam belajar gerak, materi yang
dilakukan secara terus menerus baik secara dipelajari adalah pola-pola gerak
sadar maupun tidak sadar, serta secara keterampilan tubuh. Proses belajar
langusung maupun tidak langsung. meliputi pengamatan gerakan, menirukan
Menurut (Coker, 2004:3) Proses dan mencoba melakukannya berulang kali,
pendidikan terdapat suatu proses belajar kemudian menerapkan pola-pola gerak
atau pengenalan gerak yang setiap yang dikuasai dalam kondisi-kondisi
individu mempunyai perbedaan- tertentu yang dihadapi yang akhirnya
perbedaan. Belajar gerak adalah perubahan diharapakan dapat menciptakan gerakan
yang realtif permanen dalam kemampuan yang lebih efektif dan efisien untuk
seeoarang untuk melakukan keterampilan menyelesaikan tujuan gerak tersebut.
motorik sebagai hasil dari latihan atau Keterampilan melempar bola
pengalaman. Keterampilan gerak seorang pemain dalam olaharaga softball
merupakan hasil dari proses latihan teknik merupakan salah satu gerakan yang
yang tentunya membutuhkan waktu yang tergolong dalam gerakan yang
dilakukan secara terus menerus dan dikategorikan memiliki tujuan, dalam
berulang-ulang. Proses mancapai tingkat aktivitas melempar bola seorang pemain
keterampilan yang diperolah akan berbeda harus memiliki keseimbangan yang stabil,
tiap individu, ada yang singkat dan ada gunanya agar bola yang dilempar atau
yang memerlukan waktu yang cukup dlepaskan oleh tangan dalam melaju atau
lama. bergerak sesuai dengan yang diharapkan.
(Coker, 2004:5) juga menjabarkan Bola softball sebagai benda yang menjadi
keterampilan motorik dapat dibedakan objek manipulative sehingga laju bola
menjadi dua jenis, yaitu; keterampilan dapat sesuai yang diharapkan agar bola
motorik halus dan keterampilan motorik dapat diterima oleh lawan serta secara
kasar. Pengklasifikasian ini berdasar pada bersamaan dapat pula bola diarahkan agar
unsure ketepatan gerakan dan ukuran otot tidak dapat diterima oleh lawan, sehingga
yang diperlukan dalam melakukan seorang pelempar dapat melakukan
gerakan. Ketarmpilan tersebut adalah gerakan atau teknik lemparan yang bisa
sebagai berikut: (1) Keterampilan halus disesuaikan dengan karakteristik seorang
merupakan keterampilan-keterampilan pemukul.
yang disertai dengan gerakan, dengan Melempar bola softball temasuk
melibatkan otot-otot halus (contoh: dalam keterampilan motorik kasar yang

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|27


melibatkan banyak otot besar untuk dapat m.tendinosis untuk otot dominan bagian
memanipulasi bola dengan baik. Menurut bawah sebagai tumpuan atau kuda-kuda
(Tangkudung, 2006:22) otot-otot besar dalam melempar, sedangkan m. biceps, m.
yang terlibat antara lain, m. quadriceps triceps, m. wrist flexor, m. trapezius, m.
(rectus femoris, vastus lateralis, vastus deltoid, m. flexor capri radialis, untuk
medialis, vastus intermedia/is), m.gracilis, m. dominan otot bagian atas berfungsi pada
biceps femoris, semimembranosus, m.gluteus saat melakukan lemparan.
maximus, m. gastronemeus, m.soleus,

Gambar 3. Otot Lengan


(Sumber: Tangkudung, 2006:22)

Menurut (Margil, 2011:266) ada siswa selama tahap ini direlokasikan


dua model tentang tahapan pembelajaran kepada pengambilan keputusan yang
gerak yaitu model Fitts and Possner (Fitts strategis yaitu berkaiatan dengan waktu
and Possners thee stage model) dan model dan tempat penggunaan keterampilan.
gentile (gentiles two stage model). Model ini Proses awal sebelum siswa
dipopulerkan oleh Fitts and Posner, mengenal suatu gerakan, memory siswa
meliputi: (1) Tahap kognitif: pada tahap ini harus didisi bentuk dan mekanisme
awal pemberian informasi dan gerakan tersebut sehingga siswa dapat
pengetahuan untuk dapat melaksanakan mengetahui dan menggambarkan bentuk
gerak. Tingkat kognitif ditandai oleh usaha mekanisme gerakan yang benar. Proses ini
pelaku untuk menguasai keterampilan berkaiatan dengan kondisi internal dan
baru masih lambat dan tidak tetap. eksternal atlet sendiri, mulai dari
Pelaksanaan tugas gerak ini diawali mengingat bagian-bagian gerakan sampai
dengan pemberian serta penerimaan meningat urutan rangkaian gerak.
informasi dan pembentukan pengertian Pemberian penjelasan, contoh, instruksi
gerak. (2) Tahap Asosiatif: permulaan dari dan umpan balik akan memudahkan siswa
tahap ini ditandai oleh proses memperoleh gerakan dengan sempurna.
pengulangan gerakan yang semakin efektif Siswa atau atlet pemula terkadang hanya
oleh anak dalam melaksanakan tugas sekedar melakukan gerkan tanpa
gerak, dan mulai mampu menyesuaikan mengetahui bentuk gerakan secara benar
dari dengan keterampilan yang dilakukan. dari awal hingga akhir gerakan.
(3) Tahap Otomatiasi: tahapan ini anak Berdasarkan teori serta
emerlukan proses pengulangan atau penjelasan para ahli tersebut diatas dapat
latihan dengan jangka waktu yang lama. disimpulkan bahwa belajar gerak
Sebenarnya pada tahap akhir ini tidak merupakan proses kegiatan atau
semua anak akan mencapainya. Perhatian perubahan gerak yang terjadi apabila

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|28


seseorang berlatih terus-menrus untuk Development adalah suatu proses atau
mendapatkan hasil perubahan rencana langkah-langkah untuk mengembangkan
permanen dalam jangka waktu tertentu suatu produk baru atau menyempurnakan
untuk mencapai tujuan gerka secaar produk yang telah ada, yang dapat
efektid dan efesien. dipertanggung jawabkan. Definisi tersebut
mengandung arti bahwa dalam proses
METODE PENELITIAN pengembangan akan menghasilkan sebuah
Metode penelitian yang digunakan produk dalam bentuk fisik dimana
adalah Penelitian dan Pengembangan atau sebelumnya proses pembuatan produk
Research and Development (R&D) yang tersebut diawali dengan mengikuti
mengadopsi dari teori Borg & Gall. langkah-langkah yang telah ditentukan
R&D digunakan dalam berbagai agar produk yang dihasilkan nantinya
bidang pengetahuan untuk penelitian. dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut (Putra, 2011:67) R&D bisa Sedangkan (Richey dan Klien,
didefinisikan sebagai metode penelitian 2007:1) menyebut penelitian dan
yang secara sengaja, sistematis, dan pengembangan sebagai penelitian desain
bertujuan/diarahkan untuk mencari- dan pengembangan (Design And
temukan, merumuskan, memper-baiki, Development Research). Adapun definisi
mengembangkan, menghasilkan, menguji tersebut adalah sebagai berikut: The
keefektifan produk, model, metode/ systematic study of design, development and
strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang evaluation processes with the aim of
lebih unggul, baru, efektif, efisien, establishing an empirical basic for the creation
produktif dan bermakna. R&D diarahkan of instructional and non-introctional products
untuk menemukan pembaruan dan and toll and new or enhanced models that
keunggulan dalam rangka efektivitas, govern their development.
efisien, dan produktivitas. Sedangkan Dari beberapa defenisi penelitian
(Borg & Gall, 2007:589) mendefinisikan pengembangan diatas dapat disimpulkan
penelitian pengembangan (R&D) sebagai bahwa penelitian dan pengembangan
berikut: Research and development is an (Research and Development) lebih
industry-based development model in which the menekankan pada produk yang dihasilkan
findings of research are used to design new yang dapat berguna atau bermanfaat
products and procedures, which then are dalam berbagai bentuk sebagai perluasan,
systematically field-tested, evaluated, and tambahan, dan inovasi dari bentuk-bentuk
refined until they meet specified criteria of yang sudah ada.
effectiveness, quality, or similar standars. Desain model dalam penelitian
Sejalan dengan beberapa pengembangan model latihan teknik
pengertian di atas definisi R&D menurut lempar tangkap cabang olahraga softball
(Sugiyono, 2007:407), adalah metode mengadopsi model (Borg & Gall, 1983:775)
penelitian yang digunakan untuk yang memiliki 10 langkah sebagai berikut:
menghasilkan prodak tertentu, dan (1) Research and information collecting, (2)
menguji kefektifan produk tersebut. Lebih Planning, (3) Develop preminary form of
jelas lagi (Sukmadinata, 2010:164), product, (4) Preliminary field testing, (5) Main
mendefiniskan penelitian dan product revision, (6) Main field testing, (7)
pengembangan atau Research and Operational product revision, (8) Operational

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|29


field testing, (9) Final product revision, dan skema tahapan pengembangan seperti
(10) Dissemination and implementation. gambar dibawah ini:
Dapat juga digambarkan dalam bentuk

Research Planning Develop Preminary


and preminary field
information form of testing
Collecting product

Operatinal Operatio Main field Main


field testing nal testing product
product revision
revision

Final Disseminat
product ion and
revision implement
ation

Gambar 4. Skema Prosedur Pengembangan Hasil Adaptasi dan Prosedur Pengembang


(Sumber Borg & Gall, 1983)

Tempat dan Waktu Penelitian Langkah-Langkah Pengembangan Model


Penelitian ini di laksanakan di 2 Langkah-langkah pengembangan
(dua) tempat Club yang ada di Lampung model mencakup beberapa langkah yaitu:
yaitu: (1) Club dolphin, (2) Club smanda. (1) penelitian pendahuluan, yang
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dengan studi literatur, studi
tersebut dilaksanakan pada Bulan Januari pengumpulan data lapangan, pengamatan
sampai dengan bulan Maret 2016. proses belajar mengajar, identifikasi
permasalahan, dan temuan lapangan. (2)
Sasaran dan Subjek Peneltian perencanaan pengembangan model, yaitu
Adapun sasaran dalam penelitian pertama dilakukan dengan mendesain
yang peneliti lakukan ini adalah produk awal, menentukan expert judgment,
diperuntukkan untuk pemula yaitu siswa menentukan subjek ujicoba baik skala
pada tingkat SMA yang baru mengenal kecil, skala besar dan ujiefektifitas. (3)
permainan softball, berusia 14-15 tahun dan Implementasi model, diharapkan hasil
belum pernah mengikuti kejuaran softball produk pengambangan dapat digunakan
atau yang baru mengikuti latihan softball sebagai rujukan atau referensi dalam
selama satu semester. Subjek ujicoba pada proses latihan/pembelajaran setelah
penelitian ini untuk ujicoba kelompok kecil kelayakan dan kefeektifan model tersebut
dengan jumlah subjek ujicoba berjumlah 6 fiketahui.
orang siswa tingkat SMA, jumlah subjek
ujicoba kelompok besar berjumlah 32 siswa Teknik Analisa Data
tingkat SMA, dan subjek ujiefektifitas Data yang diproleh dari instrument
berjumlah 40 orang siswa tingkat SMA. penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitaf. Teknik analisa data yng
digunakan dalam memperoleh data pada

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|30


penelitian ini menggunakan teknik analisa teknik lempar tangkap cabang olahraga
kualitatif, analisa data deskriptif kualitatif softball pada pemula. Konversi yang
untuk hasil produk yang dikembangkan, dilakukan terhadap data kuantitatif
sedangkan kuantitatif dianalisis dengan mengacu pada rumus konversi dengan
cara mengubah skor rata-rata menjadi nilai skala lima (Sukarjo, 2006:53) yang dapat
kuantitatif dengan criteria penialain untuk dilihat pada table berikut:
menilai kelayakan produk berupa modul

Tabel 1. Koversi Data Kuantitatf ke Kualitatif dengan Skala Lima


Nilai Interval Kategori
Skor
5 X > 4,21 Sangat Baik
4 3,40 < X < Baik
4,21
3 2,60 < X < Cukup
3,40
2 1,79 < X < Kurang
2,60
1 X < 1,79 Sangat
Kurang

Pada penelitian pengembangan ini, sedangkan tes akhir dilaksanakan setelah


instrument penelitian yang digunakan diterapkannya produk model
adalah instrumen berupa angket kelayakan pengembangan. Dengan tujuan untuk
produk pengembangan, dan instrumen tes melhat peningkatan atau perkembangan
keterampilan (psikomotor) gerakan lempar hasil keterampilan belajar siswa serta
tangkap bola softball, dengan tujuan untuk ketuntasan belajar siswa.
mendapatkan data berupa saran dan
masukan para ahli dan untuk mengukur HASIL DAN PEMBAHASAN
peningkatan keterampilan gerakan lempar Hasil pengembangan dalam penelitian
tangkap bola softball yang telah ini yaitu berupa produk modul yang berisi
dikembangkan oleh peneliti. model teknik lempar tangkap cabang
olahraga softball pada pemula. Produk ini
Teknik Pengumpul Data terdiri dari halaman sampul/cover modul,
Teknik pengumpulan data pada kata pengantar, daftar isi, halaman
penelitian ini adalah dengan metode tes pendahuluan modul, halaman materi inti
untuk mengetahui hasil keterampilan modul yaitu berisi model-model
siswa, yaitu dengan cara pengumpulan pengembangan teknik lempar tangkap
data menggunakan tes objektif yang terdiri cabang olahraga softball pada pemula.
dari dua macam tes yaitu, tes awal (pres- Kemudian berisi halaman penutup, dan
test) dan tes akhir (post-test). Tes awal terakhir halaman rujukan atau refernsi
dilakukan sebelum penerapan produk teori. Serta halaman tentang
model pengembangan. Tujuannya untuk pengembang/peneliti.
mengetahui kemampuan awal siswa.

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|31


Gambar 5. Halaman Sampul/ Cover Modul

Gambar 6. Salah Satu Pengembangan Model Teknik Lempar Tngkap


Cabang Olahraga Softball Pada Pemula

Produk pengembangan berupa modul Setelah produk selesai dikembangkan


teknik lempar tangkap cabang olahraga kemudian divalidasi oleh ahli materi dan
softball pada pemula ini sesuai dengan ahli pelatih cabang olahraga softball.
tahapan-tahapan pengembangan model Tujuan proses validasi ahli materi adalah
(Borg & Gall,1983:775) yang meliputi 10 untuk mengukur dan menilai aspek isi
tahapan pengembangan yang memiliki 10 materi yang dikemas dalam bentuk
langkah sebagai berikut: (1) Research and produk modul. Hal tersebut bertujuan
information collecting, (2) Planning, (3) untuk menghasilkan produk yang baik
Develop preminary form of product, (4) dan layak dari segi isi materinya.
Preliminary field testing, (5) Main product Sedangkan validasi dari ahli pelatih
revision, (6) Main field testing, (7) Operational cabang olahraga softball adalah untuk
product revision, (8) Operational field testing, megkur tingkat kelayakan model latihan
(9) Final product revision, dan (10) teknik dasar lempar tangkap cabang
Dissemination and implementation. Kecuali olaharag softball pada pemula.
tahap ke-10 yaitu Dissemination and Adapun hasil validasi dari kedua ahli
implementation tidak peneliti lakukan, materi dapat dilihat seperti gambar
karena disesuaikan dengan analisis berikut:
kebutuhan dilapangan.

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|32


Gambar 7. Diagram Validasi Ahli Materi

Berdasarkan gambar diagram dari dengan rata-rata 3,6 dan termasuk kategori
validasi uji ahli materi menunjukkan sangat baik. Selanjutnya validasi ahli
bahwa secara keseluruhan hasil validasi materi 2 dari setiap aspek yakni aspek
ahli materi masuk kategori sangat baik hal pembelajaran 4,4 dan aspek isi materi 4,6
tersbut berdasarkan rata-rata skor dari dan termsuk kategori sangat baik.
kedua validator materi menunjukkan Selanjutnya hasil validasi ahli
angka 4,1. Skor tersebut berdasarkan hasil pelatih softball dapat dilihat seperti gambar
rata-rata skor validasi ahli materi 1 dari berikut:
setiap aspek yakni aspek pembelajaran

Gambar 8. Diagram Validasi Ahli Pelatih Softball

Berdasarkan gambar diagram dari ahli diantaranya aspek teknik lempar softball
palatih softball menunjukkan bahwa secara mencapai skor 4,2 dan teknik tangkap
keseluruhan hasil validasi dari kedua ahli softball mencapai 3,8 dengan kriteria baik.
pelatih softball yaitu 4,1 masuk kategori Pada uji skala kecil dapat dilihat seprti
baik. Rerata skor dijabarkan dalam gambar berikut:
pencapaian rerata skor setiap aspek

Gambar 9. Diagram Uji Kelompok Kecil

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|33


Berdasarkan gambar tersebut uji menilai kualitas produk pengembangan
kelompok kecil ditinjau berjumlah 6 orang berupa modul teknik lempar tangkap
siswa tingkat SMA. Hal tersebut ditinjau cabang olaharaga softball yang terdiri dari
dari aspek tujuan, prosedur pelaksanaan, aspek tujuan, mencapai skor 4,2, aspek
dan kegiatan pelaksanaan. Produk berupa prosedur pelaksanaan mencapai skor 4,4,
modul teknik latihan lempar tangkap dan aspek kegiatan pelaksanaan mencapai
cabang olahraga softball yang 4.3. rata-rata skor yang diproleh dari ketiga
dikembangkan mencapai rata-rata skor 4,5 aspek mencapai 4,3 dan termasuk dalam
dan masuk dalam kriteria sangat baik. kategori sangat baik.
Pada uji kelompok besar dengan Pretest dan posttest dilakukan pada
jumlah subjek uji coba 32 siswa tingkat subjek ujicoba berjumlah 40 siswa tingkat
SMA dengan cara memebrikan produk SMA. Data hasil pretest dan posttest dapat
modul dan instrument berskla likert untuk dilihat pada tabel berikut:

Table 2. Hasil pretest dan posttest


No Variabel Pretest Posttest
1 Nilai tertinggi 85 95
2 Nilai terendah 55 75
Rata-rata 65,46 79,53
Gain 14,07

Berdasarkan tebel di atas dapat dilihat kelebihan, yaitu (1) sangat mudah
perubahan teradi. Rata-rata skor pretest dimengerti dan mudah untuk diterapkan,
sebesar 65,46 dan posttest seebsar 79,53. (2) model-model yang dikembangkan
Peningkatan hasil tes keterampilan teknik bervariasi sehingga tidak membosankan
lempar tangkap cabang olahraga softball jika dilakukan bagi pengguna, (3) teknik
terjadi dengan skor gain sebsar 14,07. Dari gerakannya dilakukan dari yang
hasil test keterampilan subjek ujicoba sederhana ke yang kompleks, (4) dapat
tersebut dapat dinyatakan adanya meningkatkan minat dan semangat atlet
peningkatan nilai sehingga produk modul dan pelatih dalam latihan olahraga softball
yang telah dikembangakan layak (sebagai referensi atau rujukan bagi atlet,
digunakan. Presentase kelulusan siswa pelatih serta penggemar olahraga softball,
pada saat pelaksanaan test pretest 11,7% memudahkan pelatih dalam mengoreksi
yaitu hanya 5 siswa dan pada saat gerakan dalam latihan)
pelaksanaan posttest 100% yaitu semua Selain memiliki beberapa
siswa mencapai nilai tersbut. Berdasarkan kelebihan, produk ini juga memiliki
ujicoba tersebut produk berupa modul beberapa kekurangan. Namun, setelah
teknik lempar tangkap cabang olaharaga dilakukan beberapa perbaikan dan revisi,
softball pada peula yang telah diharapkan dapat meminimalisir
dikembangkan efektif dalam kekurangan yang terdapat dalam produk
meningkatkan keterampilan teknik lempar model teknik lempar tangkap olaraga
tangkap cabang olahraga softball. softball. Berikut adalah beberapa
Produk berupa modul teknik kelemahan/kekurangan produk model
lempar tangkap cabang olahraga softball tersebut sejauh yang teridentifikasi oleh
pada pemula ini memiliki beberapa peneliti: (1) kurangnya penguasaan pelatih

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|34


dalam menerapkan model-model tersebut, dan pada saat pelaksanaan posttest sebesar
(2) terbatasnya peralatan, saran dan 100%.
prasarana dalam penerapan model teknik
lempar tangkap olahraga softball. Implikasi
Implikasi hasil penelitian ini adalah
PENUTUP (1) model teknik lempar tangkap cabang
Kesimpulan olahraga softball yang dapat digunakan
Penelitian ini menghasilkan produk sebagai rujukan oleh pelatih, guru, atlet
brupa modul teknik lempar tangkap maupun siswa. Dalam memanfaatkannya
cabang olaharga softball pada pemula. sangat perlu dipertimbangkan situasi,
Produk modul yang telah dikembangkan kondisi dan sarana prasarana, (2)
ini dinilai sangat baik digunakan penggunaan model teknik lempar tangkap
berdasarkan hasil ujicoba dengan rata-rata cabang olahraga softball ini akan
skor dari ahli materi sebsar 4,15 dan rata- berdampak pada peran guru/pelatih
rata skor ahli pelatih softball sebesar 4,1 sebagai fasilitator, (3) model teknik lempar
serta bedasarkan ujicoba kelompok kecil tangkap olahraga softball yang
memperoleh rata-rata 4,5 hasil, hasil dikembangkan ini menjadikan siswa/atlet
ujicoba kelompok besar memperoleh rata- lebih aktif dan mandiri dalam mengikuti
rata 4,3, sedangkan persentase kelulusan latihan.
siswa pada saat pelaksanaan pretest 11,7%

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|35


DAFTAR PUSTAKA

Airasian, Gay dan Mills dalam Emzir. Metodologi Peneltiian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2012.

Bompa, Tudor dan Haff, Gregory. Periodization Teory and Methodology Of Training. Fifh
Edition. 2004.

Bompa, Tudor O dan Buzzichelli, Carlo. PeriodizationTraining for Sports. Champaighn:


Humn Kinetics. 2015.

Coker, Cheryl A. Motor Learning and Control for Practitioners. New Mexico: McGraw Hill.
2004.
Gall, Meridith D., Gall, Joyce P, dan Borg, Walter R. Education Research. New York: Pearson
Education, Inc. 2007.

Klien, James D dan Richey, Rita C. Design and Development Research Method, strategies, and
Issue. London: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publisher. 2007.

Linn V. Johnson. Softball Steps To Success Third Edition. USA: Human Kinetics, Inc. 2007.

Lubis, Johansyah. Panduan Praktis Penyusunan Program Latihan. Depok: PT Rajagrafindo


Persada. 2013.

Margil, Richard A. Motor Learning And Control: Concepts And Applications. New York:
McGraw-Hill. 2011.

Noren, Rick. Softball Fundamentals Series. USA: Human Kinetic, Inc. 2005.

Putra, Nusa. Research & Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar .Jakarta:
Rajawali Pers. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Afabeta. 2010.

Sukarjo. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran (Jurusan Teknologi PEmbelajaran


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta). 2006.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


2010.

Tangkudung, James dan Wahyuningtyas. Kepelatihan Olahraga. Jakarta: Cerdas Jaya. 2012.

---------------.Ilmu Faal . Jakarta: Cerdas Jaya. 2006.

Jurnal Penjaskesrek Vol. 5, No1, April 2018|36

Anda mungkin juga menyukai