Anda di halaman 1dari 10

e-J.

Agrotekbis 3 (2) : 168 - 177 , April 2015 ISSN : 2338 -3011

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN


JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) PADA APLIKASI
BERBAGAI PUPUK ORGANIK

Growth Response and Yield of Sweet Corn treated with Different Organic Fertilizers

Ikhwana Pasta1), Andi Ette 2), Henry N. Barus2)

1) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu


2) Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
E-mail : w.ikhwana@gmail.com
E-mail : andiete@g.mail.com
E-mail : henbarus@hotmail.com

ABSTRACT

The research was conducted in the Green house the Faculty of Agriculture, University of Tadulako
Palu. Time of the study began in May 2014. This study used completely randomized design with 5
treatments namely A : Without Fertilizer (control), B : Manure Fertilizer (20 ton ha-1), C : Bokasi
Fertilizer (20 ton ha-1), D : Biofertilizer (33,3 ton ha-1), and E : Inorganic Fertilizer (NPK 350 kg ha-
1
). Each treatment was repeated 4 times resulted to 20 experimental units. Treatment which shows
significancy will be further tested with honestly significant difference (HSD) at level of 5%. The
results showed that the growth and yield of corn treated with various organic fertilizers positively
impacted on plant height, number of leaves, flowering time, cob weight (with husk and without
husk) and cob length (with husk and without husk). The application of biofertilizers (microbial
from bamboo grove) resulted to better growth and yield.
Keywords: sweetcorn,organic fertilizer, biofertilizer

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu. Waktu
pelaksanaan dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan Metode
Rancangan Acak Lengkap dengan 5 Perlakuan yaituA: tanpa pupuk (kontrol), B: Pupuk kandang
(20ton/ha), C: Bokasi (20ton/ha), D: Pupuk Hayati (33,3ton /ha),dan E : Pupuk Anorganik (NPK
350kg/ha). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 20 unit percobaan.
Perlakuan yang berpengaruh nyata di uji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) taraf 5%. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada aplikasi berbagai pupuk
organik dapat memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimum yang ditunjukan adalah tinggi
tanaman, jumlah daun, waktu berbunga, berat tongkol (dengan kelobot dan tanpa kelobot) serta
panjang tongkol (dengan kelobot dan tanpa kelobot).Sementara aplikasi pupuk hayati (mikroba
rumpun bambu) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung manis.
Kata Kunci : Tanggap, jagung manis, pupuk organik, pupuk hayati

168
PENDAHULUAN terus menerus dan tidak terkontrol dapat
berdampak negatif terhadap kesuburan
Jagung merupakan makananpokok
kedua setelah padi di Indonesia. Jagung tanah, pertumbuhan tanaman, lingkungan
secara spesifik merupakan tanaman pangan dan kesimbangan mikroorganisme tanah
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan (Rinsema, 1983).
manusiaataupun hewan. Berdasarkan urutan Tanaman jagung tidak akan
bahan makanan pokok di dunia, jagung memberikan hasil maksimal manakala
menduduki urutan ketiga setelah gandum unsur hara yang diperlukan tidak cukup
dan padi. Tanaman jagung hingga kini tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai hasil panen secara kuantitatif maupun
bentuk penyajian, seperti : tepung jagung kualitatif. Lingga dan Marsono (2007)
(maizena), minyak jagung, bahan pangan, menyatakan bahwa, pupuk merupakan
serta sebagai pakan ternak dan lain-lainnya. kunci dari kesuburan tanah karena berisi
Khusus jagung manis (sweet corn), sangat satu atau lebih unsur untuk menggantikan
disukai dalam bentuk jagung rebus atau unsur yang habis diserap tanaman.
bakar (Derna, 2007). Jagung manis (sweet Menurut Suliasih, et al., (2011),
corn) mempunyai rasa manis karena kadar Bahwa belakangan ini sistem pertanian
gulanya 5–6 % yang lebih dari rasa jagung berkelanjutan marak dikembangkan. Salah
biasa dengan kadar gula 2–3 % (Sirajuddin, satu pendekatan yang dilakukan yaitu
2010). Rasa manis ini lebih disukai dengan pemberian bahan organik untuk
masyarakat yang dapat dikonsumsi secara memperbaiki struktur tanah yang semakin
segar atau dikalengkan. Namun oleh lama menurun karena pemberian pupuk
masyarakat Sulawesi Tengah lebih banyak kimia yang berlebihan Bahan organik
dikonsumsi sebagai jagung rebus dan memiliki kandungan unsur hara lengkap
dibakar. yang dibutuhkan oleh tanaman, berdasarkan
Jagung Manis (Zea Mays L. bentuknya bahan organik dikelompokkan
Saccharata) merupakan jenis jagung yang menjadi bahan organik padat dan bahan
belum lama dikenal di Indonesia. Jagung organik cair, serta dapat memperbaiki
manis semakin popular dan banyak struktur tanah (Isroi, 2008).
dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih Pupuk organik adalah pupuk yang
manis dibandingkan jagung biasa. dan umur sebagian besar atau seluhnya terdiri atas
produksinya lebih singkat (genjah), bahan organik yang berasal dari tanaman
sehingga sangat baik untuk dibudidayakan atau hewan yang telah melalui proses dari
(Rahmi dan Jumiati, 2007). rekayasa yang digunakan untuk mensuplai
Propinsi Sulawesi Tengah adalah
bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik,
salah satu sentra produksi jagung di
Indonesia. Perkembangan jagung 5tahun biologi dan kimia tanah (Simanungkalit dan
terakhir menunjukan peningkatan produksi Suriadikarta, 2006).
dengan rata - rata laju pertumbuhan 0,35%. Sumbangan bahan organik terhadap
Pada tahun 2010 tingkat produksi hanya pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya
171.180 ton meningkat menjadi 197.488 ton terhadap sifat- sifat fisik, kimia, dan
pada tahun 2011. Peningkatan produksi biologis tanah. Bahan organik memiliki
tersebut disebabkan oleh peningkatan peranan didalam menyediakan N, P dan S
penggunaan varietas unggul dan luas areal untuk tanaman, peranan biologis dalam
tanam (BPTP Sulawesi Tengah, 2011). mempengaruhi aktivitas organisme mokroflora
Selama ini penggunaan pupuk dan mikrofauna, serta peranan fisik didalam
anorganik pada tanaman jagung sudah mempengaruhi struktur tanah dan lainnya
banyak dilakukan, tetapi penggunaan secara (Stevenson, 1994).
169
Berdasarkan uraian di atas maka percobaan. Perlakuan yang berpengaruh
dilakukan penelitian tentang tanggap nyata di uji lanjut dengan uji beda nyata
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung jujur (BNJ) taraf 5%.
manis pada apliakasi berbagai pupuk Prosedur penelitian dimulai dari
organik sebagai salah satu upaya untuk proses pembuatan pupuk bokasi dan hayati,
meningkatkan produksi tanaman jagung dilanjutkan dengan pengambilan dan
untuk pendayagunaan pupuk organik dalam penyiapan sampel tanah, pelaksanaan
membudidayakan tanaman. percobaan, pemeliharaan dan penanaman,
Penelitian bertujuan untuk mengetahui setelah itu panen.
tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman Variabel pengamatan dalam penelitian
jagung manis pada aplikasi berbagai pupuk meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
organik. diameter batang, waktu berbunga, berat
Manfaat penelitian adalah sebagai tongkol (dengan kelobot dan tanpa kelobot)
bahan masukan tentang jenis dan manfaat serta panjang tongkol (dengan kelobot dan
pupuk organik terhadap pertumbuhan yang tanpa kelobot).
baik dan peningkatan produksi tanaman
jagung serta menambah referensi ilmu HASIL DAN PEMBAHASAN
pengetahuan tentang bahan organik yang
baik dalam menunjangmeningkatnya Pertumbuhan
budidaya tanaman jagung manis. Tinggi Tanaman. Hasil pengamatan tinggi
tanaman jagung manis menunjukan bahwa
BAHAN DAN METODE perlakuan yang diberikan pada umur
15 HST, 30 HST perpengaruh nyata dan
Penelitian dilaksanakan Di Green
45 HST berpengaruh sangat nyata pada
house Fakultas Pertanian Universitas
tinggi tanaman. Adapun rata - rata tinggi
Tadulako Palu. Waktu pelaksanaan
tanaman selama pertumbuhan jagung manis
penelitian dimulai pada bulan Mei 2014
pada aplikasi berbagai pupuk organik
sampai Juli 2014.
disajikan pada Gambar 1
Alat yang digunakan dalam 15HST 30HST 45HST
penelitian yaitu batang bambu (tua), tali 200
Tinggi Tanaman (cm)

atau karet pengikat, kompor, kuali, pisau, 158,1a 158,6a


150 137,7b
ember, toples, cangkul, skop, karung 126,3b
106,2c
penutup, polybag, meteran, timbangan 100
analitik, ayakan, alat dokumentasi, dan alat 55,5c 56,3bc 56,7bc 57,9a 58,0a
tulis lainnya. 50 25,7b 26,1ab 26,5ab 27,2ab 27,4a
Bahan - bahan yang digunakan 0
dalam penelitian adalah benih jagung manis
varietas Talenta,pupuk bokasi (kacang
tanah), pupuk hayati (mikroba dari rumpun
bambu), pupuk kandang (kotoran sapi),
pupuk an - organik (NPK) dan tanah. Gambar 1. Rata - rata Tinggi Tanaman
Penelitian ini menggunakan Metode Jagung Manis (cm) pada Aplikasi Berbagai
Rancangan Acak Lengkap dengan 5 Pupuk Organik
Perlakuan yaitu A: tanpa pupuk (kontrol), Berdasarkan rata-rata tinggi
B: Pupuk kandang (20ton/ha), C: Kompos
tanaman pada Gambar 1 menunjukan
(20ton/ha), D: Pupuk Hayati (33,3ton /ha),
danE: Pupuk Anorganik (NPK 350kg/ha). bahwa tinggi tanaman jagung manis umur
Masing - masing perlakuan di ulang 15–45 HST mengalami pertambahan tinggi
sebanyak 4 kali sehingga terdapat 20 unit tanaman setiap pengamatan.
170
Hasil uji BNJ 5% menunjukan 15HST 30HST 45HST

bahwa umur 15 HST, perlakuan yang 14.0 12,3ab 12,5a


11,0bc 11,0bc
12.0 10,3c
memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi

Jumlah Daun (Helai)


10.0 8.3 8.5
7.3 7.5
adalah perlakuan E (Pupuk Anorganik) 8.0 6.8
6.0 5.0 5.0 4.5 4.8 5.0
sama dengan perlakuan lainnya kecuali 4.0
dengan perlakuan A (Tanpa Pupuk). 2.0
0.0
Disamping itu diketahui bahwa perlakuan
dengan tinggi tanaman lebih rendah adalah
perlakuan A (Tanpa Pupuk) tidak berbeda
dengan perlakuan lainnya kecuali dengan
perlakuan E (Pupuk Anorganik). Pada umur
30 HST, perlakuan yang memiliki tinggi
Gambar 2. Rata - rata Jumlah Daun
tanaman yang lebih tinggi adalah perlakuan
Tanaman Jagung Manis (helai daun) pada
E (Pupuk Anorganik) sama dengan Aplikasi Berbagai Pupuk Organik
perlakuan lainnya kecuali perlakuan A
Berdasarkan rata - rata jumlah daun
(Tanpa Pupuk). Selain itu diketahui bahwa
pada Gambar 2 menunjukan bahwa jumlah
perlakuan dengan tinggi tanaman lebih
daun jagung manis umur15 – 45 HST
rendah adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk)
mengalami pertambahan jumlah daun setiap
tidak berbeda dengan perlakuan lainnya kecuali
pengamatan.
dengan perlakuan E (Pupuk Anorganik)
Hasil taraf uji BNJ 5% menunjukan
dan D (Pupuk Hayati). Sedangkan pada
bahwa umur 45 HST, perlakuan yang
umur 45 HST menunjukan bahwa perlakuan
memiliki jumlah daun lebih tinggi adalah
yang memiliki pertumbuhan tinggi tanaman
perlakuan E (Pupuk anorganik) sama
tertinggi adalah perlakuan E (Pupuk
dengan perlakuan D (Pupuk Hayati) kecuali
Anorganik) berbeda dengan perlakuan
dengan perlakuan lainnya. Sedangkan
lainnya kecuali dengan perlakuan perlakuan D (Pupuk Hayati) sama dengan
D (Pupuk Hayati). Perlakuan dengan perlakuan lainnya kecuali perlakuan A
pertumbuhan tinggi tanaman terendah (Tanpa Pupuk). Disamping itu perlakuan
adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk) tidak dengan jumlah daun lebih rendah adalah
sama dengan perlakuan lainnya. perlakuan A (Tanpa Pupuk) sama dengan
Jumlah Daun. Hasil pengamatan jumlah perlakuan B (Pupuk Kandang) dan perlakuan
daun tanaman jagung manis menunjukan C (Pupuk Bokasi) kecuali perlakuan
bahwa perlakuan yang diberikan pada umur lainnya.
15 HST dan 30 HST tidak berpengaruh
Diameter Batang. Hasil pengamatan
nyata terhadap jumlah daun tanaman.
diameter batang jagung manis menunjukan
Sedangkan pada umur 45 HST berpengaruh
bahwa perlakuan yang diberikan pada umur
sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman.
Adapun rata-rata jumlah daun selama 15, 30, dan 45 HST tidak berpengaruh nyata
pertumbuhan jagung manis pada aplikasi terhadap diameter batang tanaman. Rata-
berbagai pupuk organik disajikan pada rata diameter batang tanaman disajikan
Gambar 2. pada Tabel 1.
171
Tabel 1. Rata - rata Diameter Batang waktu berbunga lebih lambat adalah
Tanaman Jagung manis (cm) perlakuan A (Tanpa Pupuk) sama dengan
pada Aplikasi Berbagai Pupuk perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan
Organik D (Pupuk Hayati) danE (Pupuk Anorganik).
Waktu
Komponen Hasil
Perlakuan 15 30 45
HST HST HST Berat Tongkol (dengan Kelobot dan Tanpa
A 0,9 1,1 1,7 Kelobot). Hasil pengamatan berat tongkol
B 0,9 1,3 1,9 dengan kelobot dan tanpa kelobot jagung
C 0,9 1,3 1,8 manismenunjukan bahwa perlakuan yang
D 1,0 1,3 2,1 diberikan pada hasil tanaman jagung manis
E 1,0 1,5 2,1 berpengaruh sangat nyata terhadap berat
tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot.
Waktu Berbunga. Hasil pengamatan waktu
Rata-rata berat tongkol dengan kelobot dan
berbunga tanaman jagung manis menunjukan
tanpa kelobot pada komponen hasil
bahwa perlakuan yang diberikan sangat
tanaman jagung manis pada aplikasi
berpengaruh nyata pada waktu berbunga
berbagai pupuk organik disajikan pada
tanaman jagung manis. Adapun rata - rata
Gambar 4.
waktu berbunga selama pertumbuhan
jagung manis pada aplikasi berbagai pupuk Dengan Kelobot Tanpa Kelobot
organik disajikan pada Gambar 3. 300
239,7a
258,1a
250
Berat Tongkol Jagung (g)

188,5b 185,0b 192,2a


200
55 141,1b 147,0b
Waktu Berbunga (hari)

50,5b 150 112,3c 130,0b


49,0b 48,3b
50 100 75,6c

44,5a 50
45 42,8a
0
40

35

Gambar 4. Rata - rata Berat Tongkol


dengan Kelobot dan Tanpa Kelobot Jagung
Manis (g) pada Aplikasi Berbagai Pupuk
Gambar 3. Rata - rata Waktu Berbunga Organik
Tanaman Jagung Manis (hari) pada Berdasarkan rata - rata berat jagung
Aplikasi Berbagai Pupuk Organik dengan kelobot dan tanpa kelobot pada
Berdasarkan rata-rata kecepatan Gambar 4 menunjukan bahwa hasil berat
berbunga pada Gambar 3 menunjukan jagung dengan kelobot dan tanpa kelobot
bahwa perlakuan yang memiliki waktu dengan berat lebih tinggi adalah hasil
berbunga lebih cepat adalah perlakuanD perlakuan E (Pupuk Anorganik) sedangkan
(Pupuk Hayati) dan perlakuan yang hasil jagung dengan kelobot dan tanpa
memiliki waktu berbunga lebih lambat kelobot dengan berat lebih rendah adalah
adalah perlakuanA (Tanpa Pupuk). hasil perlakuan A (Tanpa Pupuk).
Hasil taraf uji BNJ 5% bahwa Hasil taraf uji BNJ 5% menunjukan
perlakuan yang memiliki waktu berbunga bahwa berat jagung dengan kelobot pada
lebih cepat adalah perlakuan D (Pupuk setiapperlakuan memilikiberat jagung yang
Hayati) sama dengan perlakuan E (Pupuk berbeda, namun perlakuan dengan berat
Anorganik) kecuali dengan perlakuan jagung lebih tinggi adalah perlakuan E
lainnya. Disamping itu perlakuan dengan (Pupuk Anorganik) dan berat jagung lebih
172
rendah adalah Perlakuan A (Tanpa Pupuk) dengan kelobot dan tanpa kelobot terendah
berbeda dengan perlakuan lainnya. Disamping adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk).
itu berat jagung tanpa kelobot yang Hasil taraf uji BNJ 5% menunjukan
memiliki berat jagung lebih tinggi adalah bahwa panjang tongkol jagung dengan
perlakuan E (Pupuk Anorganik) berbeda kelobot, perlakuan yang memberikan
dengan perlakuan lainnya kecuali dengan panjang tongkol yang lebih tinggi adalah
perlakuan D (Pupuk Hayati). Sedangkan perlakuan E (Pupuk Anorganik) sama
perlakuan dengan berat jagung tanpa dengan lainnya, kecuali dengan perlakuan A
kelobot yang memiliki berat lebih rendah (Tanpa Pupuk). Perlakuan dengan hasil
panjang tongkol lebih rendah adalah
adalah perlakuan A (Tanpa Pupuk) berbeda
perlakuan A (Tanpa Pupuk) sama dengan
dengan perlakuan lainnya.
perlakuan lainnya kecuali perlakuan E
Panjang Tongkol (dengan kelobot dan (Pupuk Anorganik). Sedangkan panjang
tanpa kelobot). Hasil pengamatan panjang tongkol tanpa kelobot, perlakuan yang
tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot memberikan panjang tongkol lebih tinggi
jagung manis menunjukan bahwa perlakuan adalah perlakuan E (Pupuk Anorganik)
yang diberikan pada hasil tanaman jagung sama dengan perlakuan D (Pupuk Hayati)
manis berpengaruh nyata terhadap panjang kecuali dengan perlakuan lainnya. Namun
tongkol dengan kelobot dan berpengaruh perlakuan B(Pupuk Kandang) sama dengan
sangat nyata terhadap panjang tongkol perlakuan C (pupuk bokasi) berbeda dengan
tanpa kelobot. Rata - rata panjang tongkol perlakuan lainnya. Disamping itu perlakuan
dengan kelobot dan panjang tongkol tanpa dengan panjang tongkol lebih rendah adalah
kelobot jagung manis pada aplikasi perlakuan A (Tanpa Pupuk) berbeda dengan
berbagai pupuk organik disajikan pada perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan
Gambar 5. B (pupuk kandang).
Dengan Kelobot Tanpa Kelobot Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis.
30.0 Tersedianya unsur hara yang
20,3ab 20,8ab 21,0ab 21,8a
merupakan elemen esensial yang dibutuhkan
Panjang Tongkol Jagung (cm)

18,6b 18,2a 18,9a


20.0 14,8bc 15,5b
13,4c tanaman, karena apabila salah satu unsur
10.0 tidak ada maka proses metabolisme dan
pertumbuhan tanaman terganggu bahkan
0.0 mengakibatkan kematian. Kandungan hara
yang cukup didalam tanah akan menyebabkan
pertumbuhan vegetatif tanaman jagung
menjadi baik (Retno dan Darminanti, 2009).
Berkaitan dengan hal ini Poulton et al,
(1989), menyatakan bahwa tanaman dalam
Gambar 5. Rata-rata Panjang Tongkol proses metabolismenya sangat ditentukan
dengan Kelobot dan tanpa Kelobot oleh ketersediaan unsur hara terutama unsur
JagungManis (cm) pada Aplikasi Berbagai hara makro primer yaitu N, P, dan K dalam
Pupuk Organik jumlah yang cukup dan seimbang, baik
Berdasarkan rata - rata panjang pada fase pertumbuhan vegetatif, maupun
tongkol jagung dengan kelobot dan tanpa fase generatif.
kelobot pada Gambar 5 menunjukan bahwa Nitrogen yang cukup tersedia bagi
perlakuan yang memilki panjang jagung tanaman karena merupakan hara utama
manis dengan kelobot dan tanpa kelobot pada umumnya sangat diperlukan tanaman
tertinggi adalah perlakuan E (pupuk karena mampu mendorong untuk
anorganik) sedangkan panjang jagung pertumbuhan bagian-bagian vegetatif

173
tanaman seperti daun, batang, dan akar. Hal Tanaman jagung membutuhkan
ini sesuai dengan pernyataan Lakitan nitrogen sepanjang hidupnya dan sangat
(1996), bahwa nitrogen merupakan efektif dalam penggunaan amonium
penyusun dari banyak senyawa seperti asam meskipun sebagian besar diambil dalam
bentuk nitrat (Sudjana dkk., 1991).Novriani
amino yang diperlukan dalam pembentukan
(2010), menambahkan bahwa P pada masa
atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif
generatif dialokasikan pada proses
seperti batang, daun, dan akar. Jadi dengan pembentukan biji atau buah tanaman. Lebih
cukup tersedianya nitrogen pada tanaman lanjut Mapegau (2010), menyatakan bahwa
jagung, semua aktifitas sel berjalan normal P berfungsi sebagai sumber energi dalam
seperti pemanjangan batang oleh aktivitas berbagai reaksi metabolisme tanaman
sinyal dari hormon giberelin. Selain itu, berperan penting dalam peningkatan hasil
yang lebih penting lagi hormon auksin serta memberikan banyak fotosintat yang
yakni hormon pertumbuhan tanaman didistribusikan ke dalam biji sehingga hasil
tersusun dari nitrogen (Wijaya, 2008). biji tanaman jagung meningkat. karena di
antara fungsi fosfor yang dikemukakan
Tersedianya nitrogen dalam jumlah yang
Isnaini (2006) bahwa mempercepat
tergolong tinggi mempengaruhi penyerapan pembentukan buah dan biji serta
fosfor yang berperan dalam proses meningkatkan produksi. Ukuran buah dan
pembentukan bunga (Handiyono dan kualitas buah pada vase generatif akan
Zulkarnain, 1992). dipengaruhi oleh ketersediaan unsur K,
Dari uraian diatas menunjukan sedangkan P berperan dalam pembentukan
bahwa pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah buah dan bunga (Novizan, 2002).
daun dan kecepatan berbunga pada aplikasi Dari uraian diatas menunjukan
berbagai pupuk organik memiliki bahwa hasil tanaman jagung pada aplikasi
pertumbuhan yang baik, karena tersedianya berbagai pupuk organik dapat memberikan
unsur hara yang cukup dan seimbang bagi hasil yang maksimum karena apabila
tanaman. kebutuhan unsur hara dapat terpenuhi, baik
unsur hara makro maupun unsur hara
Komponen Hasil Tanaman Jagung
mikro.
Manis.Tanaman jagung memberikan hasil
yang maksimum manakala tersedianya Tanggap Pertumbuhan dan Hasil
unsur hara yang cukup dan tersedia bagi Tanaman Jagung Manis Dengan
tanaman, karena pada fase generatif juga Aplikasi Berbagai Pupuk Organik dalam
membutuhkan unsur hara tidak berbeda Penelitian. Dalam penelitian ini bahwa
pemberian pupuk organik dapat memberikan
dengan fase generatif. Hasil tanaman akan
pertumbuhan dan hasil yang baik tidak
dapat optimal apabila syaratnya terpenuhi
berbeda dengan pemberian pupuk anorganik
seperti tersedianya unsur hara yang cukup
karena pupuk organik juga kaya akan unsur
dan faktor lingkungan yang sesuai. Hal ini
hara yang dapat menyuburkan tanah dan
sesuai dengan pernyataan Rismunandar tanaman. Pupuk organik umumnya berasal
(1992), bahwa dengan cukupnya kebutuhan dari tumbuhan dan hewan dan secara
hara tanaman baik unsur makro maupun spesifik sebagai sumber hara (Sutanto,
mikro, maka pertumbuhan dan produktifitas 2002). Hal ini sesuai dengan pernyataan
tanaman akan berjalan lancar. Pairunan Sutoro (2003), bahwa Bahan organik
et al. (1997) menambahkan bahwa jika berperan dalam meningkatkan kesuburan
kekurangan atau kelebihan salah satu unsur tanah, dan akan menentukan produktivitas
hara dapat mengurangi efisiensi unsur hara tanah, penyediaan hara bagi tanaman, dan
lainnya. memperbaiki sifat fisik, biologi dan sifat
174
kimia tanah lainnya seperti terhadap pH bahwa tanpa dipupuk tanaman tidak mampu
tanah, kapasiatas pertukaran kation dan memberikan hasil seperti yang diharapkan
anion tanah, daya sangga tanah dan (Raihan, 2000). Pertumbuhan, produksi dan
netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn mutu hasil jagung manis dipengaruhi oleh
dan logam berat lainnya termasuk dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor
netralisasi terhadap insektisida. Pupuk lingkungan seperti kesuburan tanah (Hayati,
organik juga mengandung sejumlah zat 2006).
tumbuh dan vitamin yang dibutuhkan untuk
merangsang pertumbuhan tanaman dan KESIMPULAN DAN SARAN
mikro organisme (Arifin., dkk, 2008). Oleh
Kesimpulan
karena itu penggunaan pupuk organik yang Berdasarkan hasil penelitain yang
tepat dapat menggantikan atau mengurangi dicobakan dan uraian-uraian yang ada maka
penggunaan pupuk kimia serta memberikan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
hasil dan produksi yang optimun hasil tanaman jagung manis pada aplikasi
(Wididana, 1993). berbagai pupuk organik dapat memberikan
Adanya perbedaan pertumbuhan dan pertumbuhan dan hasil yang optimum yang
hasil tanaman pada perlakuan dengan ditunjukan oleh tinggi tanaman, jumlah
pemberian berbagai pupuk organik diduga daun, berat tongkol (dengan kelobot dan
karena pemberian dosis pupuk yang tanpa kelobot) serta panjang tongkol
diberikan berbeda. Seperti halnya (dengan kelobot dan tanpa kelobot).
dikemukakan oleh Subandi, dkk (1988), Sementara aplikasi pupuk hayati (mikroba
dosis, cara dan waktu pemberian yang tepat rumpu bambu) memberikan pengaruh yang
dan disertai dengan pengolahan tanah yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil
baik dapat membantu meningkatkan tanaman jagung.
ketersediaan unsur hara yang diperlukan Saran
tanaman. jika suatu tanaman kekurangan Berdasarkan hasil diatas perlu
kandungan unsur hara pupuk, laju dilakukan penggunaan pupuk organik sesuai
pertumbuhan tanaman tersebut akan lambat dosis yang dicobakan dalam penelitian
dan tidak optimal dalam produksi suatu inipada sistem teknik budidaya pertanian
tanaman (Dwidjosaputro, 1997). karena dapat meningkatkan pertumbuhan
Pemberian pupuk organik dapat dan hasil tanaman jagung manis lebih
menggantikan atau mengurangi penggunaan tinggi. Hal tersebut dapat mengurangi
pupuk anorganik secara terus menerus bahkan menggantikan penggunaan pupuk
karena dapat merusak sifat fisik, kimia dan anorganik secara terus menerus.
biologi tanah. Seperti yang dikemukakan
Rima, et al, (2012), bahwa bahan organik
dalam tanah berperan penting dalam DAFTAR PUSTAKA
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis
tanah sehingga dapat menjaga dan Arifin, Z,. dan Krismawati, A. 2008. Pertanian
meningkatkan kesuburan tanah, serta Organik, Menuju pertanian Berkelanjutan.
mengurangi ketergantungan pada pupuk
Bayumedia Publishng. Malang.
anorganik.
Tanggap Pertumbuhan dan Hasil BPTP, 2011. Produksi jagung. Balai pengkajian
Tanaman Tanpa Pemberian Pupuk. Teknologi Pertanian Sulawesi tengah.
Pemupukan tanaman yang dibudidayakan
saat ini umumnya membutuhkan unsur hara Derna, H. 2007. Jagung manis. http:// www. scribd.
dari berbagai jenis dan dalam jumlah relatif com/doc/38158723/jagung manis - no4.pdf,
banyak, sehingga hampir dapat dipastikan Diakses Tanggal 20 September 2013.

175
Dwidjoseputro, 2003. Pengantar Fisiologi Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan
Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Hasil Jagung Manis. Jurnal Agritrop, 26 (3).
Jakarta. Hal : 105 – 109.
Handiyono dan Zulkarnain. 1992. Tanggap
Raihan, H.S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi
Pertumbuhan dan Produksi Melon
lahan pasang surut sulfat masam
(Cucumis melo) Terhadap Takaran Pupuk
berdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman
N, P, K. Majalah Ilmiah Universitas Jambi.
jagung. J. Ilmu Pertanian 9 (1) : 20 - 28.
Jambi. 28:53 - 64.
Retno dan Darminanti. S., 2009. Pengaruh Dosis
Hayati. N., 2006. Pertumbuhan dan Hasil Jagung
Kompos Dengan Stimulator Tricoderma
Manis Pada Berbagai Waktu Aplikasi
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Bokashi Limbah Kulit Buah Kakao dan
Tanaman Jagung (Zea Mas L.).Varietas
Pupuk Anorganik. J. Agroland, vol 13. No.3
pioner – 11 Pada Lahan Kering. Jurnal
: 256 – 259.
BIOMA. Vol . 11. No 2. Hal 69 -75.
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik, Untuk
Rima. P,. Busyra. BS,. Hendri. P., dan Syafri. E.,
Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian
2012. Kajian Pemanfaatan Kompos Tandan
Bumi. Kreasi Wacana. Yogyakarta.
Kosong Kelapa Sawit Sebagai Subsitusi
Pupuk Kalium Mendukung Pertanian
Isroi. 2008. pupuk organik, pupuk hayati, pupuk
Sayuran Organik di Provinsi Jambi.
kimia. http://isroi.wordpress.com. Diakses
Kementrian Riset dan Teknologi. Lapoaran
25 Oktober 2013.
Akhir Insentif Peningkatan Peneliti Dan
Perekayasa. 29 hal.
Lakitan. 1996. Fisiologi Tumbuahan dan
Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo
Rinsema, W.T, 1983. Pupuk dan cara pemupukan.
Persada. Jakarta.
Bhatara karya aksar. Jakarta.
Lingga., P. dan Marsono. 2007. Petunjuk
Rismunandar. 1992. Tanah dan Seluk-beluknya Bagi
Penggunaan Pupuk. Cet. Ke-12. Penebar
Pertanian. Sinar Baru. Bandung. 107 hal.
Swadaya. Jakarta. 150 hal.
Simanungkalit, dan Suriadikarta. 2006. Pupuk
Mapegau. 2010. Pengaruh Pemupukan N dan P
Organik dan Pupuk Hayati organic (vertilizer
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
and biofertilizer). Bogor: Balai Besar
Jagung. Fakultas Pertanian Universitas
Penelitian danPengembangan Sumberdaya
Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi
Lahan Pertanian.
Seri Sains. Hal 33 – 36.
Http//balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses
11 november 2013.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.
Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hal.
Sirajudin, M. 2010. Komponen Hasil dan Kadar
Gula Jagung Manis (Zea mays saccharata)
Novriani, 2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara
Terhadap Pemberian Nitrogen dan Zat
P (Fosfor) Pada Budidaya Jagung. Jurnal
Tumbuh Hidrasil. Penelitian Mandiri.
agronobis, vol. 2. Hal 42 – 49.
Fakultas Pertanian. UNTAD, Palu.
Pairunan, J. L. Nanere, S. S. R. Samosir, R.
Stevenson. F. J. 1994. Humus Chemistry : Genesis.
Tangkaisari, J. R. Lalopua, B. Ibrahim, dan
Composition and Reactions. Department Of
H. Asmadi. 1997. Dasar - Dasar Ilmu
Agronomy University Of Illinois. Amerika.
Tanah. Cetakan IV. Badan Kerjasama antar
Perguruan Tinggi se Indonesia Timur.
Subandi, M. Syam, dan A. Widjono. 1988. Jagung.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant
Pangan. 422 hlm.
Nitrogen Metabolism. Recent Advances in
Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Sudjana, A., A. Rifin, dan M. Sudjadi. 1991. Jagung.
Press. Buletin Teknik No. 3. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Balai Penelitian
Rahmi, A., dan Jumiati. 2007. Pengaruh Konsentrasi Tanaman Pangan Bogor. Jl. Tentara Pelajar 3
dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik A Bogor.

176
Sutoro. W. A. 2003. Peranan Bahan Organik Dalam
Suliasih., Widawati, S., dan Muharam, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya.
Aktivitas Pupuk Organik dan Bakteri Pelarut Universitas sebelas Maret Surakarta. 36 hal.
Fosfor untuk Meningkatkan Pertumbuhan Wididana., G.N, 1993. Peranan effektivitas
Tanaman Tomat dan Aktivitas Mikroba mikroorganisme 4 dalam meningkatakan
Tanah. Jurnal. J, hort. 20 (3). Hal : 241-246. kesuburan dan produktivitas tanah.
Jurnal Agrivigor. (2)1 : 42-46. 2009.
Sutanto, 2002. Penerapan Pertanian Organik;
Pemasyarakatan Dan Pengembangannya. Wijaya , 2008. Wijaya, Ka. 2008. Nutrisi Tanaman
Penebar swadaya. Jakarta. 150 hal. Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka.
Jakarta.

177

Anda mungkin juga menyukai