PEDOMAN
PENGORGANISASIAN BAGIAN FARMASI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga pedoman ini dapat terselesaikan dengan baik.
ii
PANGKALAN UTAMA TNI AL XIII
RUMKITAL ILYAS TARAKAN
tentang
iii
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
983/MENKES/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
Umum Daerah;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
129/MENKES /SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Tarakan
Pada Tanggal 18 Februari 2019
iv
1
Lampiran Keputusan Karumkital Ilyas Tarakan
PANGKALAN UTAMA TNI AL XIII
RUMKITAL ILYAS TARAKAN Nomor Kep/01/II/2019
Tanggal 18 Februari 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan
upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan
di Indonesia termasuk rumah sakit. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari
sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi
pasien.
Pelayanan kefarmasian merupakan sub sistem pelayanan kesehatan
terhadap pasien yang meliputi kegiatan yang meliputi seluruh aspek pelayanan
kefarmasian mulai dari penyediaan obat yang bermutu dan pelayanan farmasi klinik
sesuai Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes
Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan farmasi rumah
sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah
sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Pada perkembanganya tuntutan pasien dan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kefarmasian mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma
lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi
Pharmaceutical Care (pelayanan kefarmasian). Praktek pelayanan kefarmasian
merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah
dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan.
2
C. LANDASAN HUKUM
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Permenkes Nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit;
d. Permenkes Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1087/MENKES/SK/VII/2008 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
983/MENKES/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah;
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
129/MENKES /SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Angkatan Laut Ilyas Tarakan, atau Rumkital Ilyas Tarakan
merupakan rumah sakit militer milik TNI Angkatan Laut yang terletak di JL. RE.
Martadinata. No.29 Kel. Pamusian. Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Provinsi
Kalimantan Utara.
Rumah sakit TNI-AL Ilyas Tarakan adalah, Rumah Sakit Tingkat III
berdasarkan Kep Kasal No. 2595 / XII /2016 Tentang Klasifikasi dan Gelar Fasilitas
Kesehatan TNI Angkatan Laut, dan kelas D berdasarkan Skep Wali kota Tarakan
Nomor: 440/ Hk – VII / 224 / 2016. Tentang : Ijin Operasional Rumah Sakit Umum
Angkatan Laut Ilyas Tarakan Sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D yang di Pimpin
oleh seorang Kepala Rumah Sakit yang berpangkat Letkol Laut (K). Rumah Sakit ini
berkedudukan di wilayah Armada Kawasan Timur / Lantamal XIII / tepatnya di pulau
Tarakan Kalimantan Utara.
B. DASAR HUKUM
1. Kep. Kasal No.471/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Daftar susunan
personel pada Organisasi Rumkital dr.Ramelan, Rumkital dr. Mintoharjo,Rumkital
Tk.III, Rumkital TK IV, Balai Kesehatan (BK), dan Balai Pengobatan (BP), beserta
perubahannya.
2. Kep Pang TNI No. 846/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 Tentang petunjuk Induk
Kesehatan TNI.
3. Perpang TNI Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Standarisasi Rumah Sakit di
Lingkungan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
4. Kep Kasal No.1781/XII/2013 tanggal 27 Desember 2013 Tentang Buku petunjuk
Teknis penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di Lingkungan TNI Angkatan Laut
(PUM-6.06.072)
5. Kep. Pang TNI Nomor: Kep/881/X/2016 tentang Rumah Sakit Sandaran Operasi
Tentara Nasional Indonesia.
6. RS TK III Kep Kasal No. 2595 / XII /2016 Tentang Klasifikasi dan Gelar Fasilitas
Kesehatan TNI Angkatan Laut.
5
BAB III
VISI DAN MISI
G. TUJUAN
Tujuan pelayanan farmasi ialah :
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, teladan evaluasi
pelayanan
f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan
g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda
H. SASARAN
1. Meningkatnya kualitas pelayanan yang didukung oleh ketersediaan sarana
prasarana dan peralatan serta sumber daya manusia.
2. Terwujudnya pelayanan yang terstandar akreditasi sesuai dengan kelasnya.
3. Meningkatnya kepuasan pelanggan.
4. Dukungan penganggaran yang efektif dan efisien.
I. STRATEGI
1. Peningkatan performance.
2. Optimalisasi layanan.
3. Inovasi tiada henti.
4. Pengembangan pendidikan dan penelitian.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
KARUMKIT
KOMITE
KA UR KOMITE
MEDIK KA.SPI KEPERAWA-
MINKU TAN
Ka.TU Ka.Minmed
Bin Wat
Dokter Ahli
Muda
KSB. KEB. KSB. KES
KSB.Far
KAND ANAK
KSB. KITLAM
Kaur Poli Perawat Kaur Dal
Keb Kand Pelaksana
Perawat
Pelaksana Kaur Apotik
Kaur Poli
KB
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN FARMASI
A. STRUKTUR ORGANISASI
KARUMKIT
KASUBBAG FAR
ADM. APOTEK
BAB VI
URAIAN JABATAN
2) Tugas
a) Menyiapkan perangkat lunak kebijakan tentang pelayanan bidang farmasi
b) Menentukan kebijakan dan arah manajemen farmasi rumah sakit
c) Merencanakan dan mengadaptasi perkembangan teknologi bidang farmasi
rumah sakit
d) Merumuskan, menyusun dan menyiapkan kebijaksanaan dalam kegiatan
farmasi rumah sakit
e) Mengarahkan perencanaan, menentukan pengadaan dan penyimpanan
material kesehatan
f) Mengatur pendistribusian material kesehatan
g) Melakukan pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan
h) Merencanakan dan mengatur biaya operasional bidang farmasi
i) Koordinasi dengan instansi luar, dalam hal kesehatan dan pendidikan
j) Membuat formulasi dasar untuk sediaan rumah sakit
k) Mengadakan evaluasi pelayanan dan mengkaji perkembangan teknologi
bidang farmasi
3) Wewenang
a) Menentukan prioritas pelayanan bidang farmasi
b) Mengelola material farmasi
4) Tanggung jawab
Menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan bidang farmasi secara
menyeluruh
12
d. Kaur Distribusi
1) Kriteria
a. Pendidikan Umum Akademi Farmasi / Tenaga Teknis Kefarmasian
b. Pangkat Sersan Satu
c. Korps APM
2) Tugas
a) Menyusun dan menyiapkan petunjuk kerja pendistribusian perbekalan farmasi
b) Membuat perencanaan pendistribusian perbekalan farmasi secara berkala
c) Membuat prosedur evaluasi perbekalan farmasi
d) Membuat prosedur alur pelayananperbekalan dan pendistribusian perbekalan
farmasi
1. Wewenang
a) Menentukan perbekalan farmasi yang akan didistribusikan berdasar atas
permintaan tertulis dari ruangan-ruangan
b) Menentukan kelayakan perbekalan farmasi untuk didistribusikan.
4) Tanggung jawab
a) Menjamin terselenggaranya distribusi perbekalan farmasi ke ruangan-ruangan
b) Menjamin ketersediaan perbekalan farmasi
e. Kaur Apotek
1) Kriteria
a. Profesi Apoteker
b. Pangkat Letda sd Kapten
c. Korps Kes
d. Dik Mil Dikspespa
2) Tugas
a) Menyelenggarakan dukungan obat bagi kegiatan operasi dan latihan
b) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan obat pada pasien rawat jalan, rawat
mondok, UGD dan unit-unit pendukungnya
c) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi obat
3) Wewenang
a. Mendistribusikan obat-obatan pada pasien rawat inap dan rawat jalan
b. Memilih dan mengelola obat-obatan
4) Tanggung jawab
14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. POLA KETENAGAAN
a. Jenis Ketenagaan
1) Untuk pekerjaan kefarmasian terdapat tenaga :
Apoteker (S-1, S-2 Farmasi Klinik / Farmasi Rumah Sakit) , Tenaga
Teknis Kefarmasian (AMF, SMF)
C. KUALIFIKASI PERSONIL
Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit telah memenuhi persyaratan
dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit berupa:
Terdaftar di Departeman Kesehatan
Terdaftar di Asosiasi Profesi
Mempunyai izin kerja.
Mempunyai SK penempatan
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi
profesional yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi persyaratan
baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan
jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan
pelanggan.Kualitas dan rasio kuantitas telah disesuaikan dengan beban kerja dan
keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit.
a. Kompetensi Apoteker :
1) Sebagai Pimpinan
a) Mempunyai kemampuan untuk memimpin
b) Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan
pelayanan farmasi
c) Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri
d) Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain
e) Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan
memecahkan masalah
2) Sebagai Tenaga Fungsional
a) Mampu memberikan pelayanan kefarmasian
b) Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian
c) Mampu mengelola manajemen praktis farmasi
d) Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian
e) Mampumelaksanakan pendidikan, penelitian danpengembangan
f) Dapat mengoperasionalkan komputer
g) Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang farmasi klinik.
Setiap posisi yang tercantum dalam bagan organisasi telah dijabarkan secara
jelas fungsi ruang lingkup, wewenang, tanggungjawab, hubungan koordinasi,
fungsional, dan uraian tugas serta persyaratan/kualifikasi sumber daya manusia untuk
dapat menduduki posisi.
19
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
B. TATA LAKSANA
1. Perencanaan
a. Penyesuaian dengan ketersediaan anggaran
b. Penyusunan TOR berdasarkan Program Orientasi Pegawai Baru.
2. Kegiatan
a. Orientasi secara umum berupa pengenalan tentang Rumkital Ilyas Tarakan oleh
Bagian Diklat dan unit terkait di rumah sakit.
b. Orientasi secara khusus berupa :
1. Sosialisasi mengenai Bagian Farmasi, diberikan oleh Ka. Subbag Farmasi
yang mencakup :
Visi, misi, tujuan umum dan tujuan khusus.
Sruktur organisasi
Tugas Pokok dan Fungsi di masing-masing jabatan
Jenis dan alur pelayanan yang tercakup di Bagian Farmasi.
Hak dan kewajiban karyawan.
2. Pelaksanaan praktek orientasi di lingkungan Bagian Farmasi yang mencakup
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
(BMHP) dan pelayanan kefarmasian.
3. Pelaksanaan tugas terstruktur yang meliputi tugas terstruktur di unit perbekalan
farmasi, unit pelayanan farmasi dan manajemen mutu.
c. Jadwal pelaksanaan menyesuaikan dengan pelaksanaan orientasi pegawai baru
oleh Bagian Diklat.
3. Monitoring dan evaluasi.
Dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kelengkapan daftar hadir, hasil tugas
terstruktur dan kompetensinya dalam melaksanakan kegiatan kefarmasian.
4. Pelaporan
Laporan penilaian dilakukan di akhir pelaksanaan orientasi pegawai baru dan
disampaikan kepada Badian Diklat.
21
BAB X
PERTEMUAN
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan
suatu masalah tertentu.
Bagian Farmasi menyelenggarakan rapat teratur untuk membicarakan
masalah-masalah pelayanan farmasi maupun lainnya. Hasil pertemuan tersebut
dicatat pada buku notulen.
Rapat Bagian Farmasi terdiri dari:
1. Rapat rutin : dipimpin oleh Kasubbag Farmasi yang dihadiri semua anggota
Bagian Farmasi dan dilaksanakan sekali sebulan
2. Rapat staf : dipimpin oleh Kasubbag Farmasi yang dihadiri oleh Kaur di Bagian
Farmasi dan dilaksanakan dua kali sebulan.
3. Rapat koordinasi : dipimpin oleh salah satu Kaur yang dihadiri oleh para Kaur
lainnya. Dilaksanakan dua kali sebulan
B. Tujuan
1. Umum : Dapat membantu terselenggaranya pelayanan farmasi yang profesional
di Bagian Farmasi
2. Khusus :
1) Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan
farmasi
2) Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait
dengan pelayanan farmasi
3. Kegiatan Rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Bagian Framasi yang dipimpin oleh
Kasubbag Farmasi 2 macam yaitu :
1) Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Bagian Farmasi
setiap bulan 1 kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun
dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh Kapala Bagian Farmasi.
22
BAB XI
PELAPORAN
f. Laporan pengeluaran sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai (BMHP) rutin.
g. Laporan kegiatan supervisi di ruang perawatan
4. Laporan tahunan.
a. Laporan tahunan hasil kegiatan pelayanan farmasi selama 1 (satu) tahun.
b. Laporan stok opname atau hasil persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai (BMHP) di akhir tahun berjalan.
B. Tujuan
1. Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi
2. Tersedianya informasi yang akurat
3. Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
4. Mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan
5. Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan bekal kesehatan dapat dikelola
secara efisien dan efektif.