Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transparansi

2.1.1 Definisi Transparansi

Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses

pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak

yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat di

mengerti dan dipantau. Terdapat beberapa pengertian tentang transparansi publik,

yaitu:

Menurut Mursyidi (2009), transparansi adalah sebagai berikut:

“Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat


berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang undangan.”
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (2010), transparansi

adalah sebagai berikut:

“Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur


kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memilik hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyuluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya
dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.”
Berdasarkan pengertian transparansi di atas, kita dapat memahami bahwa

transparansi merupakan suatu keterbukaan pemerintah atas laporan keuangan

8
9

mengenai pengelolaan sumber daya berdasarkan pertimbangan bahwa publik berhak

mendapatkan informasi secara menyeluruh mengenai laporan keuangan pemerintah.

2.1.2 Dimensi Transparansi

Dimensi transparansi merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan

bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah

berupa informasi mengenai kebijakan, proses pembuatan, pelaksanaan, dan hasil yang

dicapai. Menurut Krina (2003) prinsip ini menekankan kepada 2 aspek:

a. Komunikasi publik oleh pemerintah.

b. Hak masyarakat terhadap akses informasi.

2.1.3 Indikator Transparansi

Menurut Krina (2003) indikator dari transparansi adalah sebagai berikut:

a. Penyediaan informasi yang jelas tentang tanggungjawab.

b. Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar

atau permintaan untuk membayar uang suap.

c. Kemudahan akses informasi.

d. Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media masa dan

lembaga non pemerintah.

2.2 Akuntabilitas

2.2.1 Definisi Akuntabilitas

Menurut Mahmudi (2010), akuntabilitas publik adalah sebagai berikut:


10

“Kewajiban agen (pemerintah) untuk mengelola sumber daya, melaporkan,

dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan

penggunaan sumber daya publik kepada pemberi mandat (prinsipal).”

Sedangkan menurut Mardiasmo (2002), akuntabilitas publik adalah sebagai

berikut:

“Kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan


pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
akivitas dan kegiatan yang menjadi tanggujawabnya kepada pihak pemberi
amanah principe yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut.”

Berdasarkan definisi akuntabilitas di atas, kita dapat memahami bahwa

akuntabilitas merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas

seluruh aktivitas penggunaan sumber daya publik dengan melaporkan, menyajikan,

menyampaikan, dan mengungkapkannya kepada publik yang dilaksanakan secara

periodik.

2.2.2 Jenis-Jenis Akuntabilitas

Menurut Mardiasmo (2009), secara umum akuntabilitas publik terdiri dari dua

jenis, yaitu:

1. Akuntabilitas Veritikal (vertical accountability)

Akuntabilitas vertikal (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban

atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya

pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah,

pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan

pemerintah pusat kepada MPR.


11

2. Akuntabilitas Horizontal (horizontal accountability)

Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability) adalah

pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Dalam konteks organisasi

pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure

atas aktivitas kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dengan laporan tersebut. pemerintah, baik pusat maupun

daerah, harus bisa menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemnuhan

hak-hak publik.

2.2.3 Dimensi Akuntabilitas

Akuntabilitas publik yang harsu dilakukan oleh organisasi sektor publik

terdiri atas beberapa dimensi. Menurut Ellwood (1993) menjelaskan terdapat empat

dimensi akuntabilita yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:

1. Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum

Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan,

sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan

smber dana publik.

2. Akuntabilitas Proses

Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang telah digunakan

dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem

informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi.

Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik


12

yang cepat, responsif, dan murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan

terhadap pelaksaan akuntabilitas proses dapat dilakukan, misalnya dengan

memeriksa ada tidaknya mark up dan pungutan-pungutan lain di luar yang

ditetapkan, serta sumber-sumber inefisiensi dan pemborosan yang

menyebabkan mahalnya biaya pelayan publik dan kelambanan dalam

pelayanan. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses juga terkait

dengan pemeriksaan terhadap proses tender untuk melaksanakan proyek-

proyek publik. Yang harus dicermati dalam pemberian kontrak tender adalah

apakah proses tender telah dilakukan secara fair melalui compulsory

competitive tendering (CCT), ataukah dilakukan melalui pola Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

3. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang

ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan apakah telah mempertimbangkan

alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang

minimal.

4. Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik

pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah

terhadap DPR, DPRD dan masyarakat luas.


13

2.2.4 Indikator Akuntabilitas

Dari dimensi akuntabilitas yang telah dijelaskan di atas yang bersumber dari

Ellwood (1993), dimensi tersebut dapat diturunkan menjadi indikator akuntabilitas

sebagai berikut:

1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

a. Kepatuhan terhadap hukum.

b. Penghindaran korupsi dan kolusi.

2. Akuntabilitas Proses

a. Adanya Kepatuhan terhadap prosedur.

b. Adanya pelayanan publik yang responsif.

c. Adanya pelayanan publik yang cermat.

d. Adanya pelayanan publik yang biaya murah.

3. Akuntabilitas Program

a. Alternatif program yang memberikan hasil yang optimal.

b. Mempertanggungjawabkan yang telah dibuat.

4. Akuntabilitas Kebijakan

a. Mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah ditetapkan.

2.3 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kepengurusan

sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas. Laporan keuangan yang

diterbitkan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku agar laporan
14

keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya

atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas yang jelas.

Laporan keuangan yang berkualitas menunjukan bahwa kepala daerah

bertanggungjawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam

pelaksanaan tanggungjawab dalam mengelola organisasi. Sedangkan kualitas

merupakan suatu penilaian terhadap output pusat pertanggungjawaban atas suatu hal

baik itu dilihat dari segi yang berwujud seperti barang maupun segi yang tidak

berwujud (Hermana,2015).

Definisi kualitas menurut Mulyana (2010) adalah sebagai berikut:

“Kualitas diartikan sebagai kesesuaian dengan standar, diukur berbasis kadar

ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan.”

Definisi laporan keuangan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

“Laporan keuangan daerah disusun untuk menyediakan informasi yang

relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

pemerintah daerah selama satu periode pelaporan.”

Definisi laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010, adalah sebagai berikut:

“Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi

keuangan dan transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.”

Berdasarkan definisi laporan keuangan di atas, kita dapat memahami bahwa

laporan keuangan merupakan laporan atas informasi yang terstruktur mengenai posisi
15

keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu

periode pelaporan yang digunakan sebagai alat perbandingan suatu entitas dalam

pengambilan keputusan.

2.3.1 Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Mardiasmo (2004) menyatakan secara garis besar, tujuan umum

penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan

keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti

pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan (stewardship).

2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja

manajerial dan organisasional.

2.3.2 Karakteristik Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah

ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi. Terdapat

empat karakteristik ini merupakan pra-syarat normatif yang diperlukan agar laporan

keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila yang termuat di dalamnya

dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa

depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
16

Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat

dihubungkan dengan maksud penggunannya. Informasi yang relevan:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi

ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi yang akan

datang berdasarakn hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna

dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,

yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan

dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat

diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika penyajiannya tidak

diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat

menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:


17

a. Penyajiannya jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk

disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila

pengujiannya dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,

hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umunya. Perbandingan dilakukan secara

internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu

entintas menerapkan kebijkan akuntansi yang sama dilakukan dari tahun ke

tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang

diperbandingkan menerapkan kebijkan akuntansi yang sama.

4. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
18

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memliki

pengetahuan yang memadai atas kegiatan atau lingkungan operasi entitas

pelaporan, serta kemauan guna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

2.3.3 Dimensi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan karakteristik kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dapat

disimpulkan bahwa dimensi pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

adalah seagai berikut:

1. Relevan.

2. Andal.

3. Dapat dibandingkan.

4. Dapat dipahami.

2.3.4 Indikator Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan dimensi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dapat

disimpulkan bahwa indikator pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

adalah seagai berikut:

1. Relevan

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

c. Tepat waktu

d. Lengkap

2. Andal

a. Penyajiannya jujur
19

b. Dapat diverifikasi (verifiability)

c. Netralitas

3. Dapat dibandingkan

a. Konsisten

b. Dapat dibandingkan

4. Dapat dipahami

a. Dapat dipahami

2.3.5 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP), komponen-komponen yang terdapat dalam satu set

laporan keuangan berbasis akrual terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran

(budgetary reports) dan laporan finansial, yang jika diuraikan adalah sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakai

sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu

periode pelaporan. Unsur yang dicangkup secara langsung oleh laporan

realisasi anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan

pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau entitas pemerintahan lainnya


20

yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah.

b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi saldo anggaran

lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entiras

pelaporan dari/kepala entitas pelaporan lain, termasuk dana

perimbangan dan dana bagi hasil.

d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan atau pengeluaran

yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu

e. Dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,

yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk

menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan

pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.

Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran

kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan

penyertaan modal oleh pemerintah.


21

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan

tahun sebelumnya.

3. Neraca

Neraca menggambarkan posisis keuangan keuangan suatu entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang

mencakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-

masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut ;

a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki

oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah atau masyarakat, serta dapat diukur

dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa untuk masyarakat umum dan

sumber-sumber daya yang diharapkan karena alasan sejarah dan

budaya.

b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesainnya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah.

c. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih

antara aset dan kewajiban pemerintah.


22

4. Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang

menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu

periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan

operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar

biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih.

b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang

nilai kekayaan bersih.

c. Transfer adalah hak pemerintah atau kewajiban pengeluaran uang

dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,

termasuk dan perimbangan dan dana bagi hasil.

d. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa

yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan

operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di

luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

5. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas

operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo

awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintahan


23

pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang mencakup dalam Laporan

Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara

Umum Negara/Daerah.

b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara

Umum Negara/Daerah.

6. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan

ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari

angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, laporan perubahan SAL,

laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, Neraca, dan laporan arus kas.

Catatan atas laporan keuangan juga mencangkup informasi tentang akuntansi

yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan

dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan

penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas laporan keuangan

mengungkapkan menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut :

a. Mengungkapkan informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas

akuntansi.
24

b. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi

makro.

c. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun

pelaporan berikut kendala dan hambatana yang dihadapi dalam

pencapaian target.

d. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijkan-kebijkan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas

transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

e. menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan

pada lembar muka laporan keuangan.

f. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang belum disajikan dalam lembar

muka laporan keuangan.

g. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar, yang disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang sehubungan dengan penelitian ini dapat

diikhtisarkan sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Hermana (2015) yang berjudul “Pengaruh

Transparansi, Akuntabilitas Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi

pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bandung” menunjukan bahwa
25

secara parsial dan simultan transparansi dan akuntabilitas berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Taufan (2015) yang berjudul “Pengaruh

Transparansi Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (Studi survey pada 17 Dinas Kota Bandung)” menunjukan bahwa transparansi

dan akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Dimensi/Variabel Hasil
1 Hermana Pengaruh X1. Transparansi Secara parsial dan
(2015) Transparansi, a. Komunikasi simultan transparansi
(Skripsi) Akuntabilitas publik oleh dan akuntabilitas
Terhadap pemerintah. berpengaruh secara
Kualitas b. Hak masyarakat signifikan terhadap
Laporan terhadap akses kualitas laporan
Keuangan informasi. keuangan.
Daerah X2. Akuntabilitas
a. Akuntabilitas
hukum dan
kejujuran.
b. Akuntabilitas
proses.
c. Akuntabilitas
program.
d. Akuntabilitas
kebijakan.
Y. Kualiatas Laporan
Keuangan Daerah
a. Relevan.
b. Andal.
c. Dapat
dibandingkan.
d. Dapat dipahami.
2 Taufan Pengaruh X1. Transparansi Secara parsial
(2015) Transparansi a. Komunikasi transparansi dan
(Skripsi) Dan publik oleh akuntabilitas
26

Akuntabilitas pemerintah. berpengaruh positif


Terhadap b. Hak masyarakat signifikan terhadap
Kualitas terhadap akses kualitas laporan
Laporan informasi. keuangan daerah.
Keuangan X2. Akuntabilitas Secara simultan
Pemerintah a. Akuntabilitas transparansi dan
Daerah hukum dan akuntabilitas
kejujuran. berpengaruh secara
b. Akuntabilitas signifikan terhadap
proses. kualitas laporan
c. Akuntabilitas keuangan daerah.
program
d. Akuntabilitas
kebijakan.
Y. Kualiatas Laporan
Keuangan Daerah
a. Relevan.
b. Andal.
c. Dapat
dibandingkan.
d. Dapat dipahami.

2.5 Kerangka Pemikiran

2.5.1 Pengaruh Transparansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah
Dengan adanya transparansi kepada publik atas laporan keuangan daerah

maka pemerintah berkewajiban memberikan informasi terkait laporan keuangan

pemerintah daerah kepada publik, hal tersebut akan menciptakan interaksi antara

publik dan pemerintah terkait laporan keuangan pemerintah daerah sebagai bentuk

pertangungjawaban pemerintah terhadap masyarakat. Jadi dengan adanya kewajiban

transparansi pemrintah daerah kepada publik maka akan mewujudkan pengelolaan

laporan keuangan yang baik (Hermana, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Taufan
27

(2016) menyimpulkan bahwa adanya pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah.

2.5.2 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah
Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sangat diperlukan agar semua

proses pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pertangunggjawaban, serta pengawasan dapat dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, dimana kegagalan maupun

keberhasilannya akan terlihat pada kualitas laporan keuangan daerah sebagai bahan

evaluasi tahun berikutnya (Halim, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Hermana

(2015) menyimpulkan bahwa adanya pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas

laporan keuangan.

2.5.3 Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Laporan


Keuangan Pemerintah Daerah
Baik buruknya kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh instansi

pemerintah memiliki keterkaitan dengan transparansi dan akuntabilitas. Dengan

adanya transparansi dan akuntabilitas dalam sebuah laporan keuangan, maka laporan

keuangan tersebut akan semakin relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat

dipahami dengan kata lain kualitas laporan keuangan akan semakin baik. Pembuatan

laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan

syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan pemerintah atas

aktivitas pengelolaan sumber daya publik transparansi informasi terutama informasi

keuangan harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami (Schiavo-
28

Champo and Thomasi, 1999). Tuntutan akuntabilitas sektor publik terkait dengan

perlunya dilakukan transparansi dan pemberian innformasi kepda publik dalam

rangka pemenuhan hak-hak publik (Mardiasmo, 2002). Penelitian yang dilakukan

oleh Hermana (2015) dan Taufan (2016) menyimpulkan bahwa adanya pengaruh

akuntabilitas terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Transparansi
(X1)

Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah (Y)
Akuntabilitas
(X2)

Gambar 2.1
Bagan Paradigma Konseptual Penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis
29

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono,

2014).

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa hipotesis terhadap permasalahan sebagai

berikut:

Hipotesis X1:

H01 : β1 = 0, Transparansi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.

Ha1 : β1 ≠ 0, Transparansi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.

Hipotesis X2:

H02 : β2 = 0, Akuntabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.

Ha2 : β2 ≠ 0, Akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.

Hipotesis Y:

H03 : β1 = β2 = 0, Transparansi dan Akuntabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota

Bandung.

Ha3 : β1 ≠ β2 ≠ 0, Transparansi dan Akuntabilitas berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota

Bandung.

Anda mungkin juga menyukai