Oleh :
ASMA AZIZAH
NIM. 135080301111075
Universitas Brawijaya
Oleh :
ASMA AZIZAH
NIM. 135080301111075
Mengetahui, Menyetujui,
Dr. Ir. Arning Wilujeng E., MS. (Dr. Ir. Kartini Zaelanie., MS)
NIP. 19620805 198603 2 001 NIP. 19550503 198503 2 001
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan ucapan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
banyak mengambil literatur-literatur yang bersumber dari text book, artikel, jurnal,
tentunya ada kekurangan, maka diharapkan kritik dan saran sehingga dapat
menjadi lebih sempurna. Semoga Laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya terutama para Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
1.3 Kegunaan ................................................................................................ 3
1.4 Waktu dan Tempat .................................................................................. 3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mangrove Lindur (Bruguiera gymnorrizha) .............................................. 4
2.1.1 Karakteristik Mangrove Lindur (Bruguiera gymnorrizha) .................. 4
2.1.2 Kandungan Gizi Bruguiera gymnorrizha .......................................... 5
2.1.3 Manfaat Mangrove………………………………………………………. 6
2.2 Beras ...................................................................................................... 7
2.2.1 Definisi Beras ................................................................................. 7
2.2.2 Komposisi Gizi Beras ..................................................................... 8
2.3 Brownies ................................................................................................. 9
2.3.1 Definisi Brownies ............................................................................ 9
2.3.2 Proses Pengolahan …………………………………………………… 10
2.3.2.1 Diagram Alir Pembuatan Brownies ........................................ 11
2.3.3 Bahan Utama ................................................................................ 12
2.3.3.1 Tepung Mangrove ................................................................. 12
2.3.4 Bahan Tambahan ........................................................................ 12
2.3.4.1 Telur ..................................................................................... 12
2.3.4.2 Gula ....................................................................................... 13
2.3.4.3 Coklat Batangan ................................................................... 14
2.3.4.4 Margarin ................................................................................ 15
2.3.4.5 Backing Powder …………………………………………………. 15
2.3.4.6 Coklat Bubuk …………………………………………………….. .16
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi Kimia Bruguiera gymnorrizha ............................................... 5
Tabel 2. Standar Mutu Beras .............................................................................. 9
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bruguiera gymnorrizha ..................................................................... 4
Gambar 2. Struktur Kimia Tanin ......................................................................... 6
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Brownies ................................................. 11
Gambar 4. Struktur Kimia Asam amino …………………………………….......... .13
Gambar 5. Struktur Kimia Sukrosa ................................................................... 14
Gambar 6. Struktur Kimia Flavonoid ................................................................ 14
Gambar 7. Struktur Kimia Lemak ..................................................................... 15
Gambar 8. Struktur Kimia Sodium bikarbonat .................................................. 16
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Praktek Kerja Magang (PKM) .......................... 27
Lampiran 2. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ...................... 35
vi
1. PENDAHULUAN
payau dan berfungsi sebagai pelindung daratan dari gelombang laut yang besar
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang
tergenang, kadar garam yang tinggi serta kondisi tanah yang kurang stabil. Dari
ditemukan antara lain adalah jenis api-api (Avicennia sp.), bakau (Rhizophora
sp.), tanjang/lindur (Bruguiera sp.), dan bogem atau pedada (Sonneratia sp.)
dari sumber karbohidrat utama yaitu beras dan terigu, yang ternyata terigu lebih
adaptif daripada pangan dosmetik seperti gaplek, beras jagung, sagu atau ubi
tradisional tersebut.
sumber bahan pangan potensial selain beras dan juga gandum. Diketahui bahwa
1
menjadi kue. B. gymnorrhiza atau biasa disebut Lindur, dikonsumsi dengan cara
1.2.1. Maksud
didalam setiap tahapan proses pembuatan beras dan brownies berbahan dasar
1.2.2. Tujuan
adalah:
Mangrove Wonorejo.
2
1.3 Kegunaan
Hasil dari Praktek Kerja Magang ini diharapkan dapat berguna bagi :
akan datang.
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
bakau daun besar, yang memiliki akar papan dan lutut serta ketinggiannya dapat
memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari komposisi kimia
4
Tabel 1. Komposisi kimia Bruguiera gymnorrizha
Komponen Kimia Komposisi
Buah lindur memiliki kadar air cukup tinggi yaitu 62,92%. Peranan air
aktivitas enzim, aktivitas mikroba, dan kimiawi yaitu terjadinya ketengikan dan
reaksi-reaksi non enzimatis. Kadar abu dan lemak tergolong rendah yaitu kadar
abu sebesar 1,29% dan lemak sebesar 0,79%. Kadar protein buah lindur
sumber pangan lokal baru karena mengandung karbohidrat yang sangat tinggi,
yaitu 85.1 g/100 g bahan. Bayu (2009) juga menyatakan bahwa kandungan gizi
yang terdapat dalam buah lindur cukup lengkap sehingga dapat diolah menjadi
kue, cake, dicampur dengan nasi atau dimakan langsung dengan bumbu kelapa.
Menurut Wanma (2007) buah lindur cocok untuk diolah menjadi tepung karena
baik dari segi kuantitas area (+ 42.550 km2) maupun jumlah species (+ 45
5
species) (Spalding et al., 2001). Mangrove mempunyai banyak sekali manfaat
manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumber pangan dan obat. Selain itu
steroid, yang larut dalam air dan mempunyai kemampuan membentuk buih
sabun bila dikocok di air. Penggunaan saponin sebagai deterjen alam dan racun
ikan telah dikenal oleh masyarakat tradisional. Sifat farmatikal yang berhubungan
dengan obat Cina ‘ginseng’ merupakan atribut dari senyawa saponin. Saponin
tradisional diolah menjadi kue, cake, dicampur dengan nasi atau dimakan
karbohidrat yang cukup tinggi, bahkan melampaui berbagai jenis pangan sumber
6
karbohidrat yang biasa dikonsumsi masyarakat seperti beras, jagung singkong
atau sagu. Penelitian yang dilakukan oleh IPB bekerjasama dengan Badan
energi buah mangrove ini adalah 371 kalori per 100 gram, lebih tinggi dari beras
(360 kalori per 100 gram), dan jagung (307 kalori per 100 gram). Kandungan
karbohidrat buah bakau sebesar 85.1 gram per 100 gram, lebih tinggi dari beras
(78.9 gram per 100 gram) dan jagung (63.6 gram per 100 gram) (Fortuna, 2005).
2.2. Beras
Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekamnya)
yang menjadi dedak kasar (Sediotama, 1989). Beras adalah gabah yang bagian
kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat
bahan makanan pokok menurut Suparyono dan Agus (1993), beras dapat
tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat mudah digantikan
beras sosoh, yaitu beras sosoh lazimnya dan atau parboling (dikukus pada
tekanan tinggi sebelum digiling). Beras juga dikonsumsi dalam bentuk bihun,
hasil fermentasi beras ketan, dan makanan cemilan yang dibuat dengan cara
7
beberapa keuntungan. Selain rasanya netral, beras setelah dimasak memberikan
volume yang cukup besar dengan kandungan kalori cukup tinggi, serta dapat
memberikan berbagai zat gizi lain yang penting bagi tubuh, seperti protein dan
gizi cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat sebesar 360 kalori, protein sebesar
6,8 gr, dan kandungan mineral seperti kalsium dan zat besi masing-masing 6 dan
0,8 mg.
Bagian gabah yang dapat dimakan adalah kariopsis yang terdiri dari
75% karbohidrat dan 8% protein pada kadar air 14%. Penyusun lainnya adalah
lemak, serat, dan abu yang terdapat dalam jumlah sedikit. Bagian endosperm
atau bagian gabah yang diperoleh setelah penggilingan yang kemudian disebut
sebagian kecil pentosan, selulosa, hemiselulosa, dan gula. Antara 85% hingga
90% dari berat kering beras berupa pati. Kandungan pentosan berkisar 2,0 –
2,5% dan gula 0,6 – 1,4% dari berat beras pecah kulit. Dengan demikian jelaslah
karena penyusun utamanya adalah pati (Haryadi, 2006). Berikut standar mutu
8
Tabel 2. Standar Mutu Beras
2.3. Brownies
coklat kehitaman dan memiliki rasa khas dominan cokelat ( Sari et al., 2012)
Brownies merupakan jenis kue yang berbahan dasar cokelat, dan dapat dibuat
Produk bakeri meliputi roti, cookies dan cake merupakan produk yang paling
banyak dikonsumsi (Bakke and Vickers, 2007). Saat ini banyak dijumpai
brownies yang diperkaya dengan protein dan karbohidrat, namun hingga saat ini
telur, dark chocolate, gula, tepung mangrove, baking powder, dan margarine.
Setelah itu disiapkan juga cetakan yang sudah dialasi kertas roti dan diolesi
9
margarine, kemudian dilakukan penimbangan bahan-bahan, setelah itu dark
chocolate dan margarine dilelehkan setelah itu telur dan gula dikocok. Dark
campuran dark chocolate dan margarine. Setelah itu adonan diaduk, dan dituang
kedalam cetakan. Kemudian adonan dikukus dengan api kecil selama 30 menit
panggang dengan suhu 170°C selama 30 menit. Setelah itu didinginkan dengan
10
2.3.2.1. Diagram Alir Pembuatan Brownies
Penimbangan bahan
Pengadukan adonan
11
2.3.3. Bahan Utama
(2010), dapat diturunkan dengan cara perendaman dalam larutan abu sekam
padi selama waktu tertentu. Namun sejauh ini belum diketahui berapa
konsentrasi abu sekam dan waktu perendaman yang tepat untuk menurunkan
kadar tanin dan HCN pada buah lindur. Buah lindur dengan kadar tanin dan HCN
untuk mengawetkan buah lindur karena dapat memutus rantai metabolisme buah
lindur sehingga menjadi lebih awet. Tepung mempunyai kandungan air yang
rendah dan lebih fleksibel diaplikasikan pada berbagai jenis olahan pangan
pembuatan roti adalah gluten. Selain itu, tepung terigu juga harus memenuhi
air lebih banyak agar gluten yang terbentuk dapat menyimpan gas sebanyak-
tinggi untuk mendapatkan volume yang besar, tetapi ada kemungkinan roti
menjadi alot. Oleh karena itu, dalam pembuatan roti perlu penambahan bahan-
12
bahan lain yang berfungsi untuk mengempukkan roti seperti gula, margarin atau
terigu protein tinggi dengan tepung terigu protein sedang juga dapat dilakukan,
tujuannya agar kadar protein terigu turun sehingga roti yang dihasilkan sesuai
dengan keinginan, seperti tekstur lebih lembut (Mudjajanto & Yuliati, 2004).
Tepung terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan roti dan mie.
kandungan protein dalam roti. Biasanya mutu terigu yang dikehendaki adalah
terigu yang memiliki kadar air 14%, kadar protein 8 - 12%, kadar abu 0,25 –
dengan air. Gluten terbentuk dari dua komplek yang dikenal sebagai gliadin dan
Glutenin mengandung lebih banyak lipida dalam tepung terigu dalam bentuk
13
Gambar 4. Struktur Kimia Gluten
(Sumber: Google Images, 2016)
2.3.4.2. Telur
Salah satu tolak ukur dalam menentukan mutu telur adalah berdasarkan
berat dan ukuran telur. Mutu telur dapat dinilai dari kondisi dan kebersihan kulit,
besar kantong udara, kekompakan putih telur, letak dan bentuk kuning telur.
Telur yang baru dikeluarkan oleh induk ayam merupakan telur yang segar. Telur
yang masih baru kuning telurnya masih rapat, terletak di tengah-tengah putih
telur yang tebal. Dilihat dari segi nutrisi telur baru dan telur lama tidak ada
perbedaan, kecuali rasa dan penampilannya tidak menarik. Telur yang berumur
lebih dari dua minggu hanya baik untuk membuat kue (Wibowo 2009).
Kandungan gizi telur per 100 gram antara lain 163 kalori, protein
12,89%, lemak 11,59%, air 749%, karbohidrat 0,79%, CaS4 mg%, fosfor 180
mg%, Fe 2,7%, vitamin A 900 Si dan vitamin B 0,10 mg% (Sediaoetama, 2000).
14
Gambar 5. Struktur Kimia Asam amino
(Sumber: Google Images, 2016)
2.3.4.3. Gula
kadar air dalam bahan pangan yang bersifat antimikroba, memperbaiki tekstur,
(1987), akan menyebabkan sebagian air dalam bahan makanan akan dapat
biasa dijumpai pada tanaman terutama disebabkan oleh tiga jenis gula, yaitu
fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon
nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Kedua atom tersebut adalah atom
karbon yang mempunyai gugus –OH glikosidik (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
15
2.3.4.4. Margarin
Pigmen ini dikandung oleh tumbuhan kelapa sawit yang menghasilkan minyak
untuk bahan baku pembuatan margarin. Pigmen itu disebut karotenoid yang
adonan cookies merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada variasi
dan fungsi tekstur sehingga cookies menjadi lebih lembut. Selain itu lemak juga
berfungsi sebagai pemberi flavor. Gunakan lemak sebanyak 65-75% dari jumlah
tepung. Prosentase ini akan menghasilkan cookies yang rapuh, kering, gurih dan
cookies akan melebar dan mudah hancur, sedangkan jumlah lemak terlalu sedikit
akan menghasilkan cookies yang bertekstur keras dengan rasa seret di mulut.
2.3.4.5. Mentega
Mentega adalah produk berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak
atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam
16
(NaCl) atau bahan makanan yang diizinkan. Mentega adalah produk olahan susu
yang bersifat plastis, diperoleh melalui proses pengocokan sejumlah krim (SNI,
1995).
pada 80% lemak, dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat
pengemulsi. Mentega terbuat dari lemak susu (terutama lemak susu sapi) yang
manis atau asam. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan
cukup tinggi nilai kilokalorinya yaitu sekitar 9 kilokalori setiap gramnya. Juga
merupakan sumber asam-asam lemak tak jenuh yang esensial yaitu oleat dan
Asam oleat (C18H34O2) adalah asam lemak ditemukan pada hewan dan
minyak nabati disebut juga asam lemak tidak jenuh karena mempunyai ikatan
ganda dalam rantai atom C nya. Hampir seluruh ikatannya berbentuk simetri dan
merupakan isomer ruang, asam oleat tergolong asam yang berbentuk cis dan
yang kecil didalam olein, dimana kandungan asam linoleat berkisar antara 1-2,6
17
%. Asam linoleat mempunyai berat molekul 280,44 gr/mol dengan rumus kimia
2.3.4.5. Susu
Susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan
hewan ternak penghasil susu lainnya baik segar maupun yang dipanaskan
melalui proses pasteurisasi, Ultra High Temperature (UHT) atau sterilisasi (SNI,
1995).
Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung
gula, garam-garam mineral dan protein dalam bentuk suspensi koloidal. Air susu
pada beberapa faktor, seperti faktor keturunan, jenis hewan, makanan yang
meliputi jumlah dan komposisi pakan yang diberikan, iklim, waktu, lokasi,
prosedur pemerahan, serta umur sapi. Komposisi utama susu adalah air, lemak,
protein (kasein dan albumin), laktosa (gula susu), dan abu (Muharastri, 2008).
mammalia yang unik. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa
memasok hampir setengah dari keseluruhan kalori yag terdapat pada susu (35-
18
45%). Selain itu, laktosa juga diperlukan untuk absorbsi kalsium. Hasil hidrolisa
otak. Galaktosa juga dapat dibentuk oleh tubuh dari glukosa di hati. Karena itu
termasuk ASI, merupakan hal yang unik dan penting (Sinuhaji, 2006).
2.3.4.6. Vanili
pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk potong.
Flavor dan aroma unik panili berasal dari senyawa fenolik vanillin (98%
dari total komponen flavor vanili) serta dari senyawa lainnya. Vanillin (4-hidroksi-
3-metoksi benzaldehid) dengan rumus kimia C8H8O3 dan berat molekul 152.14
19
Gambar 11. Struktur Kimia Vanili
(Sumber: Google Images, 2016)
2.3.4.7. Emulsifier
berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini. Aplikasinya yang pertama adalah
pada margarin untuk menstabilkan emulsi air dalam minyak sebagai pengganti
biasa-nya diperoleh dari kedelai dan kuning telur. Lesitin ini merupakan
sebagai komponen utama (Van der Meeren et al. dalam Nollet, 1992).
air, fosfolipida diendapkan sebagai fase kristalin yang dipisahkan dari minyak
mengandung sekitar 65% fosfolipida, sekitar 30% lipida alami dan sejumlah kecil
20
dan es krim, sebagai pengembang kue, dan agen pencegah basi dalam roti dan
2.3.4.8. Air
kesegaran dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan
makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau
molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan kovalen dengan dua
atom hidrogen.
21
3. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG
(PKM) ini adalah proses pembuatan diversifikasi produk (Beras dan Brownies
dimana Praktek Kerja Magang (PKM) ini menjelaskan tentang proses pembuatan
Metode deskriptif menurut Slat (2013), yaitu metode analisis yang dapat
fenomena, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari proses pembuatan beras dan
Dalam Praktek Kerja Magang (PKM) ini hasil dari perolehan data akan
dibentuk data secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data penelitian
yang bukan angka, yang sifatnya tidak dapat dihitung berupa informasi atau
Menurut Musanto (2004) Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka yang
sifatnya dapat dihitung dan diukur jumlahnya untuk diolah menggunakan metode
statistik.
(PKM) ini dilakukan dengan metode pengambilan data primer dan sekunder.
Data kualitatif meliputi mutu bahan baku, asal bahan baku, alur proses
baku, lama waktu produksi, jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi.
22
3.2 Metode Pengambilan Data
(PKM) ini meliputi data primer dan data sekunder. Perolehan data primer
didapat. Data primer dapat meliputi wawancara, observasi dan lain-lain. Data
primer menurut Musanto (2004), adalah data yang berasal langsung dari objek
pelanggan. Dalam hal ini subjek data adalah pemilik UKM itu sendiri.
3.2.1.1 Observasi
23
objek yang diteliti, sehingga di dapat data yang akurat. Observasi ersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis (Ifa, 2013). Metode observasi yang
dimaksud adalah meliputi cara awal penanganan bahan baku sampai pada
secara langsung. Tingkah laku yang diharapkan mungkin akan muncul atau
mungkin juga tidak muncul. Karena tingkah laku dapat dilihat, maka kita dapat
untuk diukur. Di sisi lain observasi bisa memberikan kerugian. Untuk memperoleh
3.2.1.2 Wawancara
24
3. Wawancara Terarah, metode ini biasanya merupakan pelengkap bagi
organisasi, lokasi dan tata letak UKM, jumlah tenaga kerja, serta segala sesuatu
nama dan fungsi peralatan dan bahan yang digunakan, pengolahan data hasil
3.2.1.3 Partisipasi
Partisipasi adalah ikut serta seara aktif dalam suatu kegiatan. Proses
dilakukan.
3.2.1.4 Dokumentasi
informasi. Data yang dikumpulkan ada kemungkinan masih data mentah lalu data
tersebut disimpan. Bisa juga terjadi data yang dikumpulkan sudah diolah lalu
25
tersebut, lalu diklasifikasikan sehingga bisa dijadikan sebagai dokumen yang
wawancara dan partisipasi yang berupa gambar maupun foto hasil kerja lapang.
- Flow chart serta gambar tentang proses pembuatan beras dan brownies
atau melalui media perantara (Deitiana, 2009). Data sekunder diperoleh dari
dinas setempat, perpustakaan, internet, dan koran yang ada hubungan dengan
- Sejarah Berdirinya
- Kegiatan Pokok
26
4. KEADAAN UMUM DAERAH
luas wilayah sebesar 326,36 km2 dengan ibu kota Kabupaten ialah kota
Lintang Selatan dan 112°36’ – 112°36’ – 112°54’ Bujur Timur, merupakan kota
Kota pantai, dataran rendah antara 3-6 m di atas permukaan laut temperature
Kota Surabaya cukup panas, yaitu rata-rata antara 22,60° - 34,1°, dengan
tekanan udara rata-rata antara 1005,2 – 1013,9 milibar dan kelembaban antara
terletak di daerah tepian pantai sebelah utara kota Surabaya dengan luas
ketinggian 9 meter diatas permukaan laut dan terdiri dari 6 kelurahan dengan
3.416.611 Ha dari luas wilayah kota Surabaya mempunyai potensi perikanan dan
kelautan karena wilayah sebelah timur berada di sepanjang pantai selat Madura.
27
4.2 Kondisi Penduduk
Sedangkan pada komunikasi formal dan etnik non jawa Bahasa yang digunakan
berprofesi sebagai nelayan karena kondisi tempat tinggal yang dekat dengan laut
yaitu sekitar 5 km dari laut. Kebanyakan nelayan masih mencari hasil tangkapan
di wilayah sungai jagir Wonokromo. Selain itu masyarakat juga ada yang
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak 104.406 orang yang terdiri
dari 52.120 orang berjenis laki-laki dan 51.926 orang berjenis perempuan. Data
28
Tabel 3. Sensus Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
cukup besar. Usaha perikanan yang dilakukan adalah pertambakan dan nelayan.
Pertambakan yang terletak di daerah wonorejo dengan luas daerah 950 Ha,
terdiri dari tambak bandeng 350 Ha, dengan hasil 58 ton/tahun dan tambak
udang 600 Ha, dengan hasil 6 tahun/ ton, Sedangkan nelayan mencari ikan di
laut sekitar Surabaya (laut jawa) dan ikan ditangkap kemudian dijual kepada
pedagang di pasar, dan sebagian dapat di konsumsi dan dijadikan olahan ikan
29
5. KEADAAN UMUM DAN TEMPAT USAHA
Mangrove ini digagas pertama oleh bapak Soni Mohson bersama warga sekitar
limbah yang berasal dari pabrik dan rumah tangga yang berada disekitar hutan
mangrove. Kawasan ini merupakan daerah yang tercemar oleh limbah tertinggi.
Selain itu adanya penebangan liar kayu kayu pohon mangrove yang digunakan
pemanfaatan buah mangrove ini, hasilnya selalu dimakan oleh fauna fauna yang
berinisiatif untuk mengolah hasil buah buahan mangrove yang awalnya diolah
menjadi sebuah produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dan mempunyai
nilai jual tinggi. Usaha yang dilakukan oleh kelompok Tani Mangrove ini tentu
30
sehingga mempengaruhi kapasitas produksi dari beras lindur dan brownis
lindur. Permodalan yang terus bertambah dapat digunakan untuk pembelian alat
dekat dengan jalan raya dan juga hutan mangrove di daerah Wonerejo (sekitar
baku, distribusi atau pemasaran. Lokasi dan Tata letak Usaha UKM Tani
kediaman bapak soni mohson selaku pendiri UKM Tani Mangrove kediaman
rumah bapak Soni terletak tepat sebelah timur jalan raya dan tidak jauh dari
gardu PLN. Ditinjau dari tata letaknya usaha pengolahan ini dipengaruhi
beberapa faktor yaitu faktor lokasi usaha dekat dengan jalan raya sehingga
31
5.3 Struktur Organisasi Usaha
bersama, adapun strukturnya dapat dilihat pada gambar 2. Commented [H1]: HURUF G BESAR
PIMPINAN
Unit pengolahan milik Bapak Soni dan kelompok tani mangrove yang
pembagian kerja secara khusus, hal ini disebabkan karena usaha ini merupakan
usaha rumah tangga yang tenaga kerjanya berasal dari anggota keluarga yang
kelompok tani mangrove lainnya jika bahan yang akan diolah banyak, sehinnga
bentuk struktur organisasi seperti ini daoat disebut sebagai struktur organisasi
garis.
Tenaga kerja digolongkan menjadi 2 yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga
1. Tenaga kerja tetap yaitu tenaga kerja yang bekerja setiap hari atau dua hari
diproduksi.
32
2. Tenaga kerja tidak tetap, tenaga kerja yang hanya bekerja bila ada pesanan
meningkat, tetapi biasanya bekerja hanya satu hari dalam seminggu yang
1. Sistem waktu
tetap. Kelemahan sistem waktu ini adalah pekerja yang malas pun
unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.
jasa yang lebih besar. Kelemahan sistem hasil ialah kualitas barang yang
dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang mampu balas jasanya
3. Sistem borongan
sistem borongan, pekerja bias mendapatkan balas jasa besar atau kecil,
33
6. PROSES PEMBUATAN BERAS DAN BROWNIS LINDUR
Ruang proses produksi dalam pembuatan beras lindur dan brownis lindur
mempunyai ukuran ± Ruang proses ini di gunakan untuk penerimaan bahan baku
Ruangan ini menjadi satu dengan rumah pemilik. Letak bangunan terletak di
belakang rumah yang letaknya tidak jauh dari jalan raya dan tempat pengambilan
memiliki bagian ruang yang terdari dari 5 bagian ruang dengan lantai beralaskan
pengolahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beras lindur dan brownis lindur
1. Pisau
yang tersedia dan jumlah karyawan yang bekerja. Gambar pisau dapat
34
Gambar 15. Pisau
2. Pisau Kupas
bahan baku yang tersedia dan jumlah karyawan yang bekerja. Gambar
3. Kompor
17.
35
Gambar 17. Kompor Gas
4. Blender
5. Chopper elektrik
36
Gambar 19. Chopper elekrik
6. Glangsi / Karung
pergunakan sebagai tempat beras dan tepung. Wadah yang terbuat dari
plastik dan di anyam dengan rapi dapat dipakai berkali-kali karena wadah
ini tidak mudah rusak. Glangsi atau Karung ini berguna untuk
mengeringkan beras dan bubur buah lindur. Gambar glangsi dapat dilihat
37
7. Timba / Ember plastik
Timba atau ember plastik berfungsi sebagai wadah buah mangrove lindur
8. Baskom
Baskom berfungsi sebagai wadah buah lindur tanpa kulit yang sudah di
Gambar 22.
38
9. Oven
Gambar 23.
10. Panci
11. Talenan
dengan kebutuhan dan jumlah buah yang akan diolah. Gambar talenan
39
Gambar 25. Talenan
12. Ayakan
yang bekuran sedang dengan pori pori yang lembut sehingga didapatkan
tepung yang halus. Gambar ayakan dapat dilihat pada Gambar 26.
13. Gelas
kurang lebih 110 gram tepung mangrove lindur. Gambar gelas dapat
40
Gambar 27. Gelas
14. Mekser
28.
15. Loyang
41
Gambar 29. Loyang
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan beras dan brownies adalah
Buah lindur dapat dipanen jika panjangnya telah mencapai ± 10 cm sehingga 1kg
buah lindur dapat berisi ± 22 – 24 buah lindur. Pada saat ingin produksi bapak
Soni dapat mengambil buah lindur yang telah matang di hutan mangrove dan
42
membeli buah lindur ini di nelayan atau tetangga rumah yang menjual buah
lindur tersebut. Biasanya buah lindur dijual dengan harga ± Rp. 25.000,00 setiap
sebanyak ± 3 kg buah per minggu. Jarak antara rumah bapak soni dengan hutan
mangrove tersebut.
brownis adalah buah mangrove lindur yang awalnya diolah menjadi tepung
mangrove yang kemudian dijadikan produk brownis. Buah mangrove lindur yang
digunakan adalah buah mangrove lindur yang telah matang, yaitu buah
mangrove lindur yang berwarna hijau sedikit kecoklatan, karena apabila buah
mangrove lindur belum matang maka beras dan tepung yang dihasilkan kurang
baik. Untuk lebih jelasnya bentuk dari buah mangrove dapat dilihat pada Gambar
31.
43
6.2.2 Bahan Tambahan
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari biji gandum melalui
dengan protein sedang 10,5% -11,5% merk dagang Segitiga Biru. Gambar terigu
2. Vanili
dapat digunakan menjadi pengharum makanan. Bubuk ini berasal dari buah yang
butiran halus berwarna putih vanili ini mempunya merk dagang vanili cristal Cap
44
3. SP
Gambar 34. SP
TMB ini merupakan merek dagang dari emulsifier yang Berfungsi untuk
memperbaiki tekstur kue menjadi lembut. TBM ini mempunyai kandungan kimia
yaitu mono dan digliserida sedangkan softener kue berfungsi untuk melembutkan
kue dan menghilangkan bau amis dari telur. Mempunyai tekstur lembek berwarna
kuning. Dengan merk dagang TBM Cap Kopoe Kopoe. Gambir TBM dan
45
Gambar 36. Softener Kue
5. Susu
lemak dengan proses penghilangan air dan lemak yang terdapat dalam susu.
merupakan susu bubuk skim dengan merk dagang Dancow. Gambar susu dapat
6. Telur
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang berasal dari ayam
46
Gambar 38. Telur
dibuat dengan mengocok dan mengaduk cream. Berwana kuning lembut tekstur
padat dengan merk dagang blue band. Sedangkan margarin merupakan tiruan
dari mentega yang berasal dari minyak nabati mempunyai tektur agak lembek
margarin mempunyai nama local rum butter dengan merk dagang Orchid Butter.
Gambar mentega dapat dilihat pada gambar 39 , dan gambar margarin dapat
47
Gambar 40. Margarin
8. Gula
Gula juga merupakan bahan tambahan yang dapat menambah cita rasa.
Gula menghasilkan rasa yang manis serta memiliki daya larut yang tinggi. Gula
penambah cita rasa. Gula yang digunakan adalah gula pasir. Gambar gula
9. Air
lindur agar bersih, dan juga untuk merebus serta merendam buah lindur untuk
memaksimalkan pengurangan kadar tannin pada buah lindur. Air yang digunakan
merupakan air yang sudah berstandar air minum. Gambar air dapat dilihat pada
Gambar 39.
48
Gambar 42. Air
Penjemuran
6.3.1.1. Perebusan
perebusan dengan kondisi buah masih terdapat kulit buah. Didihkan air terlebih
dahulu, kemudian buah lindur dimasukkan ke dalam air mendiidih dengan kondisi
49
api masih menyala, perebusan ditunggu hingga ± 30 menit. Setelah perebusan
selama 30 menit buah lindur di tiriskan untuk memisahkan air perebusan dengan
buah lindur. Proses perebusan buah lindur ini dapat dilihat pada Gambar 44.
buah bermanfaat untuk mencegah tannin yang telah keluar pada saat proses
ini harus menggunakan pisau kupas agar proses pemisahan kulit buah dengan
daging buah tidak terlalu tebal. Pemakaian pisau kupas harus pisau yang tajam
dan tidak berkarat hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas pada awal
pengupasan kulit buah. Setelah pisau kupas selesai digunakan, pisau kupas ini
tannin yang masih tersisa di dalam buah lindur ini. Proses pengupasan dapat
50
Gambar 45. Proses Pengupasan
pemotongan. Pemotongan ini dapat menggunakan pisau dan telanan hal ini
memperkecil ukuran menjadi bentuk yang diinginkan. Proses ini dapat dilihat
perendaman didalam air bersih selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi kandungan tannin yang tersisa di dalam buah lindur. Proses ini
51
Gambar 47. Proses Perendaman
buah lindur yang telah dipotong, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan
pengurangan kandungan tannin yang masih tersisa di dalam buah lindur. Proses
buah lindur dijemur dibawah sinar matahari dengan tujuan untuk mengurangi
kadar air yang terdapat didalam buah lindur, sehingga beras lindur yang
dihasilkan berkualitas baik, proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 49.
Setelah dijemur kemudian beras lindur yang sudah kering dikemas kedalam
52
Gambar 49. Proses Penjemuran
53
6.3.2. Proses Pembuatan Tepung Lindur
Penghalusan
Penjemuran
Tepung Lindur
6.3.2.1. Perebusan
perebusan dengan kondisi buah masih terdapat kulit buah. Didihkan air terlebih
dahulu, kemudian buah lindur dimasukkan ke dalam air mendiidih dengan kondisi
selama 30 menit buah lindur di tiriskan untuk memisahkan air perebusan dengan
buah lindur. Proses perebusan buah lindur ini dapat dilihat pada Gambar 52.
54
Gambar 52. Proses Perebusan
buah bermanfaat untuk mencegah tannin yang telah keluar pada saat proses
ini harus menggunakan pisau kupas agar proses pemisahan kulit buah dengan
daging buah tidak terlalu tebal. Pemakaian pisau kupas harus pisau yang tajam
dan tidak berkarat hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas pada awal
pengupasan kulit buah. Setelah pisau kupas selesai digunakan, pisau kupas ini
tannin yang masih tersisa di dalam buah lindur ini. Proses pengupasan dapat
55
Gambar 53. Proses Pengupasan
pemotongan. Pemotongan ini dapat menggunakan pisau dan telanan hal ini
perendaman didalam air bersih selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk
56
Gambar 55. Proses Perendaman
lindur yang telah dipotong, hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan tannin
yang masih tersisa di dalam buah lindur dan agar buah lindur lebih kenyal untuk
air secukupnya ± 400 ml untuk 200 gram buah lindur yang telah dipotong.
Penghalusan dilakukan hingga bubur halus dan kental. Proses tersebut dapat
57
Gambar 57. Proses Penghalusan Buah Lindur
buah lindur dipermukaan karung setipis mungkin dan rata. Penjemuran ini
penjemuran ini menjadi semakin lama. Proses tersebut dapat dilihat pada
Gambar 58.
dengan pelepasan bubur kering dari glangsi, dapat dilihat pada Gambar 59.
Setelah itu dilanjutkan dengan memasukkan bubur kering ke dalam blander kecil
yang khusus untuk menggiling biji bijian dapat dilihat pada Gambar 60. Setelah
bubur lindur kering dihaluskan kemudian diayak agar mendapat tepung lindur
58
Gambar 59. Proses pelepasan bubur kering dari glangsi/karung
59
6.3.3. Proses Pembuatan Brownis Lindur (Bruguierra gymnorrizha)
No Bahan Komposisi
5 Margarin 20 gram
6 Vanili 10 gram
7 SP 10 gram
8 TBM 10 gram
9 Softener Kue 5 ml
10 Susu 27 gram
60
Pembuatan brownis lindur dapat menghasilkan 2 loyang kue brownis
dengan berat ± 400 gram untuk 1 kemasan kue brownis. Proses pembuatan kue
brownis lindur dapat dilihat pada diagram alir Gambar sebagai berikut :
Softener Kue 5 ml
Pencairan
Gula Pasir (150 gram)
(140 gram)
Pencampuran I
Pengocokan adonan
(715 gram) Tepung Lindur
Bruguierra gymnorrizha
(150 gram),
Pencampuran II
Tepung terigu (50 gram),
Pengovenan
61
6.3.3.1 Tahapan Proses Pembuatan Brownis Lindur
mangrove sebanyak 150 gram tepung lindur untuk membuat 2 buah brownis
dengan ukuran 26 X 10 cm, setelah itu lelehkan mentega sebanyak 150 gram
dan 20 gram margarine kemudian dipanaskan di atas apa kecil hingga leleh dan
menimbang gula pasir sebanyak 150 gram dan diletakkan pada wadar baskom
harum pada kue brownis, selanjutnya tambahkan cake emulsifier Sp dan TBM
dapat mengembang pada saat di kocok dengan mekser dan tidak dapat
menyusut kembali. Kemudian tambahkan telur ayam sebanyak 6 butir telur dan
tambahkan softener kue berfungsi untuk memberikan tekstur halus pada roti
sebanyak setengah sendok teh, dapat dilihat pada Gambar 64. Setelah itu
semua bahan dicampur menjadi satu di dalam baskom plastic pada Gambar 65,
mengembang.
62
Gambar 64. Penyiapan bahan baku
sebanyak 1 sachet (27 gram) dan 50 gram tepung terigu serta 150 gram tepung
tercampur rata, dapat dilihat pada Gambar 66. Setelah itu siapkan loyang
dengan mengoleskan dasar bawah Loyang dengan margarine hal ini dilakukan
agar adonan setelah dioven tidak lenget pada Loyang. Setelah itu masukkan
adonan pada Loyang yang telah disiapkan ditakan dengan bntuan solet setalah
itu lakukan proses pengovenan pada adonan yang telah berada di dalam
63
Gambar 66. Pemberian terigu dan tepung mangrove
mengetahui bahwa roti telah matang adalah dengan menusukkan tusuk gigi yang
bersih pada roti kemudian tarik tusuk gigi bila permukaan tusuk gigi mengering
menunjukan roti brownis telah matang pada Gambar 69. Setelah matang brownis
dapat ditambahkan dengan taburan keju dan meses coklat hal ini dilakukan
untuk menarik perhatian konsumen serta menambah cita rasa pada brownis dan
setelah dapat dikemas pada mika tebal khusus untuk brownis pada Gambar 70.
64
Gambar 69. Brownis lindur setelah di oven
65
7. SANITASI DAN HYGIENE
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, mulai dari
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap
Sanitasi yang baik dalam suatu industri pangan tidak hanya terletak pada
kebersihan bahan baku, peralatan yang digunakan, ruangan dan pekerja; tetapi
juga dalam penanganan dan pembuangan limbah. Demikian juga perilaku bersih
kegiatan sanitasi. Tersedianya air bersih (air PAM) dan fasilitas toilet yang
dan mutu pada produk yang dihasilkan. Hal ini dapat meningkatkan mutu hasil
66
7.1. Sanitasi dan Hygiene Bahan Baku
produksi, mutu pada bahan baku juga dapat mempengaruhi kualitas produk yang
akan dihasilkan. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian bahan baku agar
Sanitasi bahan baku dalam pembuatan beras dan brownis yang dilakukan
di UKM Tani Mangrove adalah bahan baku yang diperoleh dari pohon (Bruguiera
ghymnorhiza). Buah lindur di panen langsung dari pohon mangrove lindur dan
pemanenan bahan baku dicuci terlebih dahulu kemudian di rebus dengan air
Sanitasi yang dilakukan pada bahan baku ini sudah ditangani dengan
baik hal ini dapat ditinjau dari perlakuan setelah pemanenan buah lindur yang
telah dipanen langsung dicuci dengan air bersih kemudian direbus dengan air
diusahakan bebas dari cemaran. Untuk itu bahan tersebut tidak boleh ditanam
pestisida yang sudah disetujui oleh pemerintah dan dengan cara yang benar
67
7.2. Sanitasi dan Hygiene Peralatan
diletakkan pada rak. Proses pembersihan ini bertujuan agar peralatan dapat
digunakan dengan baik dan tidak berbau. Tidak ada perlakuan khusus dalam
sanitasi alat dapat dilakukan dengan radiasi atau zat-zat kimia dan panas (uap
air panas, udara panas). Peralatan pembersihan meliputi sikat “Part Washers”,
(Siswati, 2004).
karena sangat berperan dalam proses pembuatan beras dan brownis mangrove.
pengolahan pangan. Air pengolahan pangan suatu industri harus memiliki kriteria
yang meliputi bebas bakteri, bebas senyawa kimia berbahaya, tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak keruh. Bakteri yang terdapat dalam air antara lain
68
hewan, bahan buangan dan kotoran manusia. Bakteri yang sering
mangrove adalah air isi ulang. Pencucian peralatan menggunakan air PDAM.
Penggunaan kedua air yang digunakan sudah memenuhi standart kualitas air
minum, yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Sisa air yang telah
lebih besar.
kualitas produk akhir. Bila mesin dan alat-alat, kaleng/wadah dan bahan baku
tidak bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Oleh karena itu diperlukan
prosedur standart bagi hygiene dan kesehatan karyawan terutama bagi mereka
sarung tangan, penutup kepala agar tidak terjadi kontaminasi silang. Menurut
69
kebiasan sehari-hari pekerja yang tidak bersih. Kontaminasi yang disebakan oleh
karena usaha tersebut masih dalam skala rumah tangga sehingga masih belum
mampu memenuhi syarat sanitasi dan hygiene pekerja yang baik, dan adanya
pada ruangan yang berdinding, beratap genteng yang terbuat dari seng sehingga
cahaya tidak dapat masuk, tidak terdapat ventilasi atau jendela dan lantai
utama pada rumah bapak Soni, terdapat kamar mandi di ruang utama dan
terdapat pembuangan limbah yang terletak pada depan ruangan produksi. Pada
tempat pencucian peralatan bercampur dengan piring kotor yang tidak segera
produksi beras dan brownis dan mangrove kurang memenuhi kelayakan tempat
produksi. Pada proses pengemasan dilakukan di rumah milik bapak Soni yang
makanan menurut Ningsih (2004), antara lain adalah hygiene perorangan yang
70
buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan
Ruangan harus cukup luas untuk orang orang yang terlibat dan untuk kegiatan
kegiatan yang diperlukan serta dilengkapi air yang cukup, saluran pembuangan
yang baik untuk menunjang sanitasi. Prinsip prinsip dasar sanitasi dalam rumag
plastik klep dan kemasan mika tebal. Pengemasan dilakukan dengan tangan
tanpa menggunakan sarung tangan. Pada perlakuan ini produk akhir dapat
produk akhir dilkukan sanitasi pada bahan pengemas dan pemakaian sarung
tangan serta penutup mulut agar selama dilkuakan pengemasan, produk tetap
baik.
yang melewati batas yang dapat diterima oleh indera manusia. Dengan demikian,
bentuk, warna, bau, rasa, tekstur, atau tanda tanda lainnya (Purnawijayanti,
2001).
71
7.7. Sanitasi dan Hygiene Limbah
limbah padat berupa kulit buah mangrove, plastik tidak terpakai, dan limbah cair
limbah padat yang terdiri dari kulit buah dan sampah sampah lainnya hanya
Air limbah adalah cairan atau buangan dari rumah tangga, industri
maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat
dipindahkan dengan peranan serangga, misalnya lalat, nyamuk, dan kecoa, atau
oleh hewan pengerat seperti tikus yang sering kali menggunakan sampah
72
8. ANALISA PROKSIMAT
komposisi kimia dari produk yang dihasilkan yaitu beras dan brownis mangrove.
Adapun parameter dari analisa proksimat yang dilakukan meliputi analisa protein,
menurut Winarno et al., (1980), yaitu air, protein, karbohidrat, dan lemak.
Disamping itu bahan pangan juga mengandung bahan organic dalam bentuk
mineral dan komponen organic lain misalnya vitamin, enzim, asam, antioksidan
berbeda-beda pada bahan pangan tergantung dari sifat alamiah bahan misalnya
makanan dapat dilakukan dengan kaidah kaidah kimiawi, fisis, nutrisi (gizi) atau
dalam bentuk analisa kimiawi atau secara langsung menjadi uji biologis (bio-
dilakukan karena pada Kelompok Tani Mangrove belum memiliki standart mutu
bermaksud untuk mengetahui berapa besar kandungan gizi yang dimiliki oleh
beras dan brownis buah lindur yang telah diolah oleh Kelompok Tani Mangrove
73
Wonerejo. Pengujian Analisa Hasil Proksimat dilakukan atau diuji di Laboratorium
Universitas Brawijaya Malang. Beras dan Brownis Lindur ini memiliki kandungan
Protein adalah zat makanan yang penting bagi tubuh kerena mempunyai
fungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur tubuh. Protein merupakan
oksigen, dan nitrogen. Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia
akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino (Winarno, 2004).
dipandang dari sudut gizi dan menelaah protein sebagai salah satu bahan kimia
misalnya secara biokimiawi, fisiologis dan rheologis, ensimatis dan telaah lain
Metode yang digunakan adalah mikro kjeldhal. Prinsip kerja dari metode
74
berdasarkan pada total N yang kemudian dikalikan dengan faktor pengendali
6,24. Penentuan kadar protein dengan metode ini adalah dengan mencernakan
sampel dengan pelarut pekat, sehingga N dalam protein akan terurai membentuk
garam. Kemudian ditambahkan alkali kuat sehingga akan membentuk NH3 yang
didestilat dan ditampung dalam H3BO3 selanjutnya dititrasi dengan asam standar
protein buah lindur sebesar 2,11 %. Sedangkan setelah diolah menjadi beras
kadar protein yang dihasilkan sebesar 3,87 %. Adanya kenaikan pada produk
beras lindur karena menurut Adawiyah (2007) terjadi karena adanya penurunan
sebesar 6,35 % sedangkan pada brownies tepung terigu dari Fathullah (2013),
pada brownies ini berasal dari tepung buah lindur dan kuning telur yang
manusia. Lemak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif bila
lemak digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan penilaian mutu minyak dan
75
lemak, yang meliputi pengujian kemurnian terutama terhadap pelarut organik,
kadar lemak pada buah lindur yang sudah diolah menjadi beras presentase
kadar lemak yang diperoleh sebesar 0,15 %. Penurunan kadar lemak yang
terjadi dikarenakan nilai kadar lemak pada semua bahan pangan yang direbus
sebesar 18,81 % sedangkan pada brownies tepung terigu dari Fathullah (2013),
buah lindur memiliki rentangan kecil dan mengakibatkan kandungan lemak pada
brownies tepung buah lindur lebih rendah daripada brownies tepung terigu.
Air dalam pangan dapat dinyatakan dalam bentuk kadar air dan aktivitas
air. Kadar air menyatakan jumlah absolute air dalam pangan sebagai komponen
pada suatu reaksi kimia dan biologi dalam pangan tersebut (Kusnandar, 2010).
yang ada didalam bahan dengan cara pemanasan. Kemudian menimbang bahan
sampai berat konstan yang berarti semua sudah diuapkan. Cara ini relative
Berdasarkan analisa kadar air buah lindur menurut Jacob et al., (2011)
diperoleh presentase kadar air sebesar 62,92 %, sedangkan analisa kadar air
76
pada buah lindur yang sudah diolah menjadi beras presentase kadar air yang
sebesar 29,67 % sedangkan pada brownies tepung terigu dari Fathullah (2013),
buah lindur memiliki rentangan besar dan mengakibatkan kadar air pada
brownies tepung buah lindur lebih tinggi daripada brownies tepung terigu. Kadar
air pada tepung buah lindur berasal dari buah lindur yang merupakan jenis buah
96% terdiri dari bahan organic dan air. Sisanya terdiri dari unsur unsur mineral.
Unsur mineral juga dikenal sebagai zat organic atau kadar abu. Dalam proses
Prinsip analisis kadar abu adalah pengabuan secara kering atau pengabuan
secara langsung yaitu dengan cara menimbang sisa mineral hasil pembakaran
bahan organik pada suhu sekitar 550oC dan kemudian melakukan penimbangan
Berdasarkan analisa kadar abu buah lindur menurut Jacob et al., (2011)
diperoleh presentase kadar abu sebesar 1,92 %, sedangkan analisa kadar abu
pada buah lindur yang sudah diolah menjadi beras presentase kadar abu yang
77
diperoleh sebesar 0,80 %. Terjadinya penurunan presentase kadar abu
perebusan ini mempengaruhi penurunan kadar abu karena pada umumnya pada
bahan pangan yang direbus akan terjadi penurunan sedangkan bahan pangan
sebesar 1,08 % sedangkan pada brownies tepung terigu dari Fathullah (2013),
presentase kadar abu yang dihasilkan sebesar 2,03 %. Hal ini menunjukkan
bahwa unsure mineral yang terkandung pada tepung lindur lebih rendah
merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat
(Winarno, 2004).
analisa kadar karbohidrat pada buah lindur yang sudah diolah menjadi beras
78
presentase kadar karbohidrat yang diperoleh sebesar 82,15 %. Kenaikan
rentangan kecil yaitu antara 10%-20% dengan selisih 5%. Penggunaan yang
79
80
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiati. Dr dan Akril Agus . 1981 .Biokimia. FKIE IKIP. Bandung.
Anni Faridah. 2008. Patiseri Jilid 1 Untuk SMK: Jakarta: Directorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejujuran.
Bakke, A dan Z Vickers. 2007. Consumer liking of refined and whole wheat
breads. J. Food Sci., 72: S473–S480.
Bayu A. 2009. Hutan Mangrove sebagai Salah Satu Sumber Produk Alam Laut.
Jurnal Oseana 34 (2) : 15-23.
Correll, D.S., B.G.Schubert, H.S. Gentry and W.D. Hawley. 1955. The search for
plant precursors of cortisone. Economic Botany 52: 307-375.
81
Dewi, Rahayu. 2016. Pengaruh Substitusi Tepung Buah Bogem (Sonneratia
caseolaris) dan Teknik Pemasakan terhadap Sifat Organoleptik
Brownies. E-journal Boga, 5(1): 201 – 210
Fortuna J de. 2005. Ditemukan buah bakau sebagai makanan pokok. Tempo
Interaktif. Jakarta
Hambali, E., Suryani, A Danwadli. 2004. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Haryanti. 2009. Pembuatan Makanan Camilan (Fish stick) dari Ikan Patin
(Pangasius hypophthalmus) Sebagai Salah Satu Upaya Diversifikasi
Produk Hasil Perikanan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
82
Januar, V., dan Putri, D. E. 2007. Citra Tubuh Pada Remaja Putri Menikah dan
Memiliki Anak. Jurnal Psikologi, 1(1): 52-62
Mamoribo. 2003. Salah Satu Manfaat Mangrove (Bakau) Bagi Manusia, Potensi
Buah Mangrove Sebagai Alternatif Sumber Pangan Indonesia.
Kompas,Selasa 5 Oktober 2004.
Moehyi, Sjahmien. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga.
Jakarta:Bhratara.
Sari, R. I. (2012) Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Remaja
Usia 12-15 Tahun di Indonesia Tahun 2007. Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294684SRatna%20Indra%20Sari.p
df. Diakses 27 Mei 2016.
Sediaoetama, A. D. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid 1.Dian
Rakyat. Jakarta.
429.
83
Slat, A. H. 2013. Analisis Harga Pokok Produk dengan Metode Full Costing dan
Penentuan Harga Jual. Jurnal Emba, 1(3): 110-117
Spalding, M.D., C. Ravilious and E.P. Green. 2001. World Atlas of Coral Reefs.
University of California Press. Berkeley. USA.
Van der Meeren, P., J. Vanderdeelen, dan L. Baert. 1992. Phospholipid Analysis
by HPLC. Di dalam. L. M. Nollet. Food Analysis by HPLC. Marcel
Dekker, Inc., New York.
Wibowo, C. Cecep Kusmana, Ani Suryani, Yekti Hartati dan Poppy Oktadiyani.
2009. Pemanfaatan Pohon Mangrove Api-api (Avicennia sp) Sebagai
Bahan Pangan dan Obat. IPB, Bogor. Hlm 160- 165.
84
Lampiran 1
Judul PKM :
Daftar Pertanyaan
c) Bentuk usaha
d) Status UKM
a) Lokasi UKM
c) Jarak unit usaha dengan jalan raya, pusat kota dan sumber bahan
baku
e) Luas bangunan
f) Konstruksi bangunan
g) Bentuk bangunan
85
b) Rata – rata usia pekerja
c) Fasilitas umum
2. SARANA PRODUKSI
dsb)
c) Penataan ruang
2.2. Peralatan
a) Jenis peralatan
b) Fungsi peralatan
c) Kapasitas peralatan
d) Pemeliharaan peralatan
e) Dokumentasi alat
86
f) Kontinuitas ketersediaan bahan baku
2.3.4. Air
b) Fungsi air
87
3. PROSES PEMBUATAN PRODUK
a) Penanganan awal
a) Penanganan awal
e) Kapasitas mesin
88
3.2.2. Brownies Mangrove Lidur
e) Kapasitas mesin
3.3. Pengepakan
89
3.4. Penyimpanan
a) Cara penyimpanan
d) Suhu penyimpanan
a) Cara penyimpanan
d) Suhu penyimpanan
3.5. Pemasaran
b) Sistem transportasi
c) Dokumentasi
90
4. SANITASI DAN HIGIENE
b) Cara penanganan
c) Kebersihan bahan
c) Kebersihan alat
a) Kebersihan pekerja
b) Kesehatan pekerja
91
c) Bahan dan alat yang digunakan
d) Waktu pelaksanaannya
b) Suhu penyimpanan
c) Luas ruangan
92
Lampiran 2
93