Anda di halaman 1dari 41

M

LAPORAN ASESMEN PEMBELAJARAN


FISIKA

Kelompok 4
Dwi Setyowati/ 1705035031
Nurfitri/1705035032
Santi/1705035033
Eva Widianti/1705035036
Tita Tanggira/1705035040
Hikmah/1705045044
LAPORAN ASESMEN PEMBELAJARAN FISIKA
Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Fisika

Dosen Pengampu : Dr. H. Riskan Qadar, M.Si

Disusun Oleh :
Dwi Setyowati (1705035031)
Nurfitri (1705035032)
Santi (1705035033)
Eva Widianti (1705035036)
Tita Tanggira (1705035040)
Hikmah (1705045044)

Kelas :
Fisika Reguler B 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Senantiasa kami ucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan kenikmatan iman dan kesehatan, dan melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya serta karunia yang di berikan-Nya, sehingga Laporan Asesment
Pembelajaran Fisika ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa ucapan
terima kasih kami ucapkan kepada Dr. H. Riskan Qadar M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Asesment Pembelajaran Fisika serta Kepala Sekolah, Bapak
dan Ibu Guru serta seluruh staf Tata Usaha (TU) SMPN 4 Samarinda, SMPN 7
Samarinda, dan SMPN 22 Samarinda, yang telah membimbing dan membantu
dalam menyelesaiankan laporan ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada
orang tua yang telah memberikan dukungan serta do’a dan perhatian yang luar biasa
sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Menyadari bahwa laporan yang telah disusun ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, maka hal itu semua tidak lepas dari ketidaksempurnaan dan
kekhilafan yang telah diperbuat. Oleh karena itu, dengan seluruh kerendahan hati,
penulis memohon kesediaan pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang
membangun mengenai Laporan Asesment Pembelajaran Fisika ini, untuk
kemudian akan direvisi kembali di waktu berikutnya.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat ke depannya dan dapat
menjadi acuan serta koreksi untuk lebih baik lagi.

Samarinda, 25 November 2019

Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHUUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Evaluasi ................................................................................................ 3
B. Asesmen .............................................................................................. 12
C. Anates .................................................................................................. 16
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 19
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 19
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 19
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 20
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 21
B. Pembahasan ......................................................................................... 27
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 36
B. Saran ................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tes menurut Anne Anastasia adalah suatu pengukuran yang objektif


dan standar pada sampel perilaku, sedangkan tes prestasi belajar merupakan
tes yang dalam bidang pendidikan atau pembelajaran, sesuai dengan
pendapat Benjamin Bloom bahwa belajar merupakan tujuan dari pendidikan
yang menjadi 3 bagian yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Akan tetapi terdapat batasan yang lebih diutamakan pada kawasan kognitif
yaitu dengan mrenekankan pada yang tertulis.

Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar


tidak dapat diragukan lagi. Agar diperoleh sebuah alat ukur yang valid dan
reliable, dibutuhkan adanya berbagai macam kecakapan yang harus
dipenuhi agar diperoleh sebuah alat tes yang baik. Karena dengan
menggunakan alat tes yang baik dan didukung oleh keterampilan dari yang
memakainya, maka dapat diperoleh informasi yang tepat mengenai hasil
dari kegiatan proses belajar berlangsung.

Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh


untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Baik tes secara keseluruhan
maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Dalam penilaian
hasil belajar, tes diharapkan dapat menggambarkan sampel perilaku dan
menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Jika tes yang digunakan
kurang baik maka hasil tes yang diperoleh tentunya kurang baik. Dalam
artian hasil yang diperoleh peserta didik menjadi tidak objektif dan tidak
adil.

Oleh sebab itu, tes yang digunakan harus memiliki kualitas yang
lebih baik dilihat dari berbagai segi. Tes hendaknya disusun sesuai dengan
prinsip dan prosedur penyusunan tes. Setelah digunakan perlu diketahui
apakah tes tersebut berkualitas baik atau kurang baik. Untuk mengetahui

1
apakah suatu tes yang digunakan termasuk baik atau kurang baik maka perlu
dilakukan analisis kualitas tes.

Dalam menilai dan menganalisis tes ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yang berkaitan dengan analisis hasil tes tersebut. Dalam
laporan ini akan diuraikan tentang analisis tes, yaitu realibilitas butir soal,
kelompok unggul dan asor, daya pembeda, tingkat kesukaran, korelasi skor,
kualitas pengecoh dan rekap analisis butir yang ada dalam software anates
ini.

B. Rumusan Masalah
Berapa banyak soal yang layak untuk digunakan berdasarkan hasil
pengujian?

C. Tujuan Penelitian
Mengetahui mana saja soal–soal yang termasuk ke dalam instrumen
penilaian hasil belajar tertulis yang baik dan sesuai dengan pengolahan data
aplikasi anates.

D. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui cara pengujian soal secara empiris.
2. Mengetahui kelayakan suatu soal dengan pembacaan hasil perhitungan
pada aplikasi anates.
3. Memperoleh soal – soal Ujian Akhir mata pelajaran IPA Terpadu tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang layak untuk dijadikan sebagai
salah satu instrumen penilaian pada tes tertulis .

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education
yang dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara
harfiah evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan. Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila
definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) digunakan untuk
memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi
pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau
kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses
(yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu
dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan
dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya
evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai
pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. Menurut
Guba dan Lincoln evaluasi merupakan suatu proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan.
Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan
atau keadaan tertentu. dari konsep diatas ada dua hal yang menjadi
karakteristik evaluasi.Pertama evaluasi merupakan suatu proses.
Artinya, dalam suatu pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari
beberapa macam tindakan yang harus dilakukan. Kedua, evaluasi
berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya, evaluasi dapat
menunjukan kualitas yang dinilai.

3
2. Fungsi Evaluasi
Evaluasi dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki program
pengajaran, maka evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam
penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat
tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri, atau dilakukan
pada akhir program untuk memberi informasi kepada konsumen yang
potensial tentang manfaat atau kegunaan program.
Menurut Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah evaluasi yang
dilaksankan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program
pelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik "telah terbentuk" sesuai
dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Dalam keadaan pengambilan keputusan proses pembelajaran,
evaluasi sangat penting karena telah memberikan informasi mengenai
keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi
sebagai pembantu dan pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar.
Di samping itu, fungsi evaluasi proses adalah memberikan informasi
tentang hasil yang dicapai, maupun kelemahan-kelemahan dan
kebutuhan tehadap perbaikan program lebih lanjut yang selanjutnya
informasi ini sebagai umpan balik (feedback) bagi guru dalam
mengarahkan kembali penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaan rencana dari rencana semula menuju tujuan yang akan
dicapai.
Menurut Sukardi, dilihat dari segi aspeknya, fungsi evaluasi
pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar pada
prinsipnya dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu:
a. Membantu guru dalam menentukan derajat tujuan pengajaran agar
dapat dicapai.

4
b. Membantu guru untuk mengetahui keadaan yang benar pada
siswanya.

Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan


sungguhsungguh agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai
sasaran. Hal ini didasarkan karena hampir setiap saat guru
melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar
siswa serta program pengajaran.
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, secara garis besar
evaluasi mempunyai beberapa fungsi penting, yaitu:
a. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan atau ketrampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru.
b. Untuk mengetahui kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan beajar.
c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
d. Sebagai sarana umpan balik bagi guru, yang bersumber dari siswa.
e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
f. Sebagai laporan hasil belajar kepada para orang tua wali siswa.

3. Tujuan Evaluasi
Secara umum, dalam bidang pendidikan evaluasi bertujuan untuk:
a. Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai
dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik
dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan
metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan
oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan adalah:

5
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat
dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan
pengambilan keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau
tidaknya suatu pendekatan, metode, atau teknik. Tujuan utama
dilakukan evaluasi proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan
dalam proses pembelajaran.
b. Mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan.
c. Mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.

4. Prosedur Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi harus mengacu pada prosedur yang
ada. Prosedur evaluasi pembelajaran adalah tahap-tahap didalam
melakukan kegiatan evaluasi pada pembelajaran. Arikunto dalam
Dimyati dan Mudjiono (2006:227-231) membagi prosedur evaluasi
pembelajaran menjadi lima tahapan yakni ; a. Penyusunan Rancangan
Untuk memperjelas penyusunan rancangan evaluasi
pembelajaran, akan diuraikan secara singkat tiap-tiap langkah
kegiatannya :
1) Menyusun latar belakang yang berisikan dasar pemikiran
dan/atau rasional penyelenggaraan evaluasi.
2) Problematika berisikan rumusan permasalahan/problematika
yang akan dicari jawabannya baik secara umum maupun
terinci.

6
3) Tujuan evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan
problematika evaluasi pembelajaran, yakni perumusan tujuan
umum dan tujuan khusus.
4) Populasi dan sample, yakni sejumlah komponen pembelajaran
yang dikenai evaluasi pembelajaran dan/atau yang dimintai
informasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran.
5) Instrumen adalah semua jenis alat pengumpulan informasi
yang diperlukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang
diterapkan dalam evaluasi pembelajaran. Sumber data adalah
dokumen, kegiatan, atau orang yang dapat memberikan
informasi atau data yang diperlukan.
6) Teknik analisis data, yakni cara/teknik yang digunakan untuk
menganalisis data yang disesuaikan dengan bentuk
problematika dan jenis data.

b. Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang
akan disusun.
2) Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian
variabel dan jenis instrument yang akan digunakan untuk
mengukur bagian variabel yang bersangkutan.
3) Membuat butir-butir instrument evaluasi pembelajaran yang
dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan
4) Menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang meliputi:
mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki
evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan
petunjuk pengisian dan indentitas serta yang lain, dan
membuat pengantar pengisian instrument.

7
c. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik
pengumpulan data diantaranya :
1) Kuesioner,
2) Wawancara,
3) Pengamatan,
4) 4) Studi Kasus.

d. Analisis Data dan Informasi


Dalam kegiatan evaluasi pemebelajaran, analisis data yang
paling banyak dilaksanakan adalah analisis deskriptif kualitatif
yang ditunjang oleh data-data kuantitatif hingga menghasilkan
informasi yang berguna.

e. Penyusunan Laporan
Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokokpokok
berikut:
1) Tujuan evaluasi,
2) Problematika,
3) Lingkup dan Metodologi evaluasi pembelajaran,
4) Pelaksanaan evaluasi pembelajaran, 5) Hasil evaluasi
Pembelajaran.

5. Alat Evaluasi
a. Teknik Non-Tes a.
1) Angket (Questionaire)
Ada beberapa pengertian angket seperti berikut ini :
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa
serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk

8
mendapat jawaban (Depdikbud:1975) Angket dapat
digolongkan sebagai berikut :
a) Angket langsung yaitu menjawab atau mengisi angket itu
adalah subjek yang diselidiki sendiri
b) Angket tak langsung yaitu menjawab atau mengisi angket
itu adalah bukan subjek yang diselidiki sendiri
Berdasarkan bentuknya, angket dibedakan menjadi dua
yaitu
Angket terbuka
Angket tertutup

2) Wawancara (Interview)
Interview atau sering disebut juga wawancara mempunyai
definisi suatu proses komunikasi interaksional antara dua
pihak. Cara pertukaran yang digunakan adalah cara verbal dan
nonverbal dan mempunyai tujuan tertentu yang spesifik. Ada
dua macam tipe tujuan interview. Pada konseling untuk
mengetahui lebih terkait pada adanya permasalahan dan
mencari penyelesaiannya. Sedangkan pada kualitatif untuk
memperoleh data penelitian.

3) Pengamatan (Observation)
Observasi adalah metode atau cara-cara yang
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku melihat atau mengamati individuatau
kelompok secara langsung.

4) Inventori (inventory)
Inventori pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan
angket. Inventori mengandung sejumlah pertanyaan yang
tersusun dalam rangka mengetahui sikap, pendapat dan

9
perasaan siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Data sebagai
informasi umumnya telah disediakan dalam bentuk pilihan
ganda, yang harus dipilih siswa.

5) Daftar cek (checklist)


Bila kita melakukan tes secara tertulis dan secara lisan,
maka kita hanya mengukur kemampuan siswa dalam daerah
kognitif saja. Sistem tes tertulis (pencil and paper test) seperti
itu tidaklah mungkin dapat mengungkapkan kemampuan
siswa dalam hal keterampilan. Perubahan tingkah laku dalam
hal sikap, minat, dan penyesuaian diri perlu mendapat
perhatian yang tak dapat diungkapkan hanya dengan tes lisan
dan tulisan. Oleh karena itu perlu tes lain, yaitu tes perbuatan.
Yang dimaksud dengan daftar cek adalah sederetan pertanyaan
atau pernyataan yang dijawab responden dengan
membubuhkan tanda cek (√) pada tempat yang telah
disediakan. Adapun skala bertingkat adalah sejenis daftar cek
dengan kemungkinan jawaban terurut menurut tingkatan atau
hierarki.

b. Teknis tes
1) Tertulis (written tes)
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan
objektif untuk memperoleh data-data atau
keteranganketerangan yang diinginkan tentang seseorang,
dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat
(Indrakusuma, 1993:21). Bentuk Tes Tulis :
a) Tes subyektif ada dua jenis yaitu :
• Tes uraian bentuk bebas atau terbuka
• Tes uraian bentuk terbatas
b) Tes Obyektif

10
Tes obyektif ada lima macam yaitu :
• Bentuk benar salah
• Bentuk menjodohkan
• Bentuk isian
• Bentuk pilihan ganda

2) Lisan (oral test)


Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara
pendidik dan peserta didik. Thoha (2003:61) menjelaskan
bahwa tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan
jawabannya menggunakan bahasa lisan. Dari segi persiapan
dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua
yakni: a. Tes lisan bebas
Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta
didik tanpa menggunakan pedoman yang
dipersiapkan secara tertulis
b. Tes lisan berpedoman
Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa
yang akan ditanyakan kepada peserta didik.

3) Perbuatan (performance test)


Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan
dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya
dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes
perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan,
melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang
dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya
diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat
sedemikian rupa sehingga tutor dapat menuliskan angka-angka

11
yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk
formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes
perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan
format pengamatan individual.

B. Assessment
1. Pengertian Assessment
Assesmen yang dalam bahasa Inggris disebut dengan
”Assesment” mengandung makna taksiran/penaksiran, penilaian,
penilaian keadaan, beban, pembebanan atau pemikulan. Menurut H.A.R
Tilaar assesment adalah alat tes untuk mengukur performan siswa
dalam proses belajar. Lebih lanjut menurut Lefrancois (1982:336)
mengemukakan bahwa assesmen adalah alat ukur/evaluasi, bagi
guru/dosen untuk mengetahui, memonitor, merekam, mendorong, dan
meningkatkan atau memotivasi prestasi siswa yang akan menjadi
umpan balik bagi diri siswa sendiri untuk mengukur kelemahan dan
kekuatannya dalam mengukur diri.
Dalam pendidikan assessmen sering dirangkai dengan kata
pembelajaran (Assesment Of Learning). Pembelajaran menurut
Reigeluth dan Degeng adalah ”Upaya untuk membelajarkan siswa”.
Morton & Macbeth seperti yang dikutip Beard & Senior (1980:76)
mengungkapkan bahwa assesment of learning adalah evaluasi pada
landasan psikologis yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh
mana siswa mampu mengevaluasi diri, dimana guru dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa dengan tahapan : a. Menjadikan alat
evaluasi sebagai umpan balik.
b. Memilih alat evaluasi yang objektif dan adil, dengan
menginformasikannya kepada siswa.
c. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi diri.
d. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi teman.

12
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa assesmen
dalam pembelajaran secara istilah adalah upaya penilaian untuk
mengukur (keberhasilan atau kegagalan) suatu proses pembelajaran
sekaligus sebagai umpan balik bagi guru dan siswa. Bagi siswa
assessmen dapat dijadikan evaluasi dirinya sejauhmana mereka
memiliki kompetensi setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi guru
assessmen dapat dijadikan alat evaluasi yang objektif untuk mengukur
sejauhmana kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.

2. Kawasan Assesment dalam Pembelajaran


Assesment sebagai alat evaluasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), pada tataran silabus, memiliki kompetensi dasar
yang terfokus pada tiga kawasan/kategori ranah (domain), yaitu kognitif
( hal yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa) , psikomotor (hal
yang dapat dilakukan oleh siswa setelah memiliki pengetahuan) dan
afektif (”sikap”siswa setelah proses pembelajaran diberikan). Proses
evaluasi dalam pembelajaran sebagaimana yang diklasifikasikan oleh
Bloom dan teman temannya (1956) melalui tahapan yang dimulai dari
jenjang yang mudah ke jenjang yang sulit. Artinya evaluasi sudah
berlangsung sejak awal (pre test) proses pembelajaran hingga akhir
pembelajaran (post test) dan jenjang tahapan dalam klasifikasi Bloom
adalah dimulai dari :
a. Pengetahuan (penyajian informasi,dimana siswa mampu
mengulang apa yang diuraikan guru/dosen).
b. Pemahaman (siswa menguraikan pesan / pengetahuan yang
diterima dari guru dan menguraikannya berdasarkan
pemehamnnya/menambahkan atau mengkritisi).
c. Aplikasi (Siswa mampu membuat diagram / pola atas informasi /
pesan / pengetahuan yang diterima dari guru berdasarkan

13
pemahamnnya sendiri,yang tentunya tidak keluar dari tujuan pesan
tersebut).
d. Analisis (memecahkan pesan/ide/pengetahuan menjadi bagian
kecil dan menunjukan hubungannya(keterkaitannya).
e. Sintesis,menyatukan bagian bagian kecil pesan/ide/pengetahuan
menjadi satu kesatuan.
f. Evaluasi menjadi assesmen penilaian yang berdasarkan pada
kriteria tertentu sesuai kondisi pembelajaran yang ada.

3. Tujuan Assesment
Tujuan assesment dalam pembelajaran menurut Muhibbin,
menjelaskan bahwa tujuan dari assesment adalah
a. untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
dan guru sebagai pembimbing dalam suatu kurun waktu proses
belajar yang sudah ditentukan;untuk mengetahui posisi siswa
dalam kelompok di kelasnya,sehingga guru dapat memberi test
sesuai dengan kemampuan siswa;
b. untuk mengetahui tingkat usaha siswa dalam upaya
pembelajarannya;
c. untuk mengetahui sejauhmana siswa mengeksplorasi tingkat
kecerdasannya dalam memahami pelajaran;
d. untuk mengetahui ukuran daya guna dan hasilguna metode yang
diterapkan oleh guru selaku pembimbing.untuk mengetahui apakah
metode yang diterapkan sudah sesuai dengan kondisi pembelajaran
dan kondisi siswa yang ada dalam proses pembelajarannya.

4. Fungsi Assesment
a. Fungsi assesment dalam pembelajaran adalah
b. Fungsi administratif dalam penyusunan nilai dan buku raport;
c. Fungsi promosi,untuk menetapkan tingkat kelulusan siswa;

14
d. Fungsi diagnostik,untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam
belajar;
e. Fungsi data bagi BP(Bimbingan Penyuluhan);
f. Fungsi Pertimbangan , bagi pengembangan kurikulum di masa
yang akan datang.

5. Jenis Assessment
Assessment memiliki beberapa bentuk dan jenis. Dari jenis
Assessment itulah yang kemudian menjadi alat ukur dari objek
penilaian yang dilakukan. jenis Assessment, yaitu: a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik
soal maupun jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak
selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda,
menggambar grafik, diagram dan sebagainya.

b. Performance Assessment
Performance Assessment merupakan penilaian dengan
berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk
mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasikan pengetahuan
yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam
konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa
Performance Assessment adalah suatu penilaian yang meminta
peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
criteria yang diinginkan.

c. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang
dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.

15
d. Penilaian Proyek
Penilaian Proyek. Adalah tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/ waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga
penyajian data. Karena dalam pelaksanaannya proyek bersumber
pada data primer/ sekunder, evaluasi hasil dan kerjasama dengan
pihak lain, proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk
menilai kemampuan umum dalam semua bidang.

e. Product Assessment
Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap
keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu
dan kualitas produk tersebut. Penilaian sikap. Manusia mempunyai
sifat bawaan, misalnya: kecerdasan, temperamen, dan sebagainya.
Faktor-faktor ini memberi pengaruh terhadap pembentukan sikap.

C. Anates
1. Pengertian Anates
Anates adalah program aplikasi yang khusus digunakan untuk
menganalisa tes pilihan ganda dan uraian yang dikembangkan oleh Drs.
Karnoto, M.Pd dan Yudi Wibisono, ST. Anates versi memiliki
kemampuan untuk menganalisa soal tes seperti: a. Menghitung skor
(asli maupun dibobot)
b. Menghitung reliabilitas tes
c. Mengelompokan subjek kedalam kelompok atas atau bawah
d. Menghitung daya pembeda
e. Menghitung tingkat kesukaran soal.
f. Menghitung korelasi skor butir dengan skor total.
g. Menentukan kualitas pengecoh (disktaktor)

2. Keunggulan Anates

16
Pada awalnya aplikasi anates yang dikembangkan adalah versi 4
diluncurkan berbasis operating sistem Windows.Karena keterbatasan
dan belum mantapnya teori tentang analisis bentuk uraian, maka
pengembang membuat program aplikasi Anates versi 4 hanya dapat
digunakan untuk menganalisa bentuk soal pilihan ganda saja. Baru pada
Anates versi 4.0.9 yang diluncurkan pada tanggal 13 Februari 2004
pengembang berhasil membuat Anates yang dapat menganalisis bentuk
soal uraian.
Program ini mampu menganalisis butir soal multiple choice dan
uraian dengan mudah dan cepat. Kelebihan lainnya adalah program
anates sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia. Anates Versi 4
adalah perangkat lunak yang khusus dikembangkan untuk menganalis
tes pilihan ganda dan uraian. tetapi seperti yang sudah disampaika
anates versi 4 belum sepenuhnya maksimal dalam penggunaannya,
masih ada beberapa yang masih di anggap kurag baik, yaitu dalam hal
pegolahan data soal uraian. Anates dirancang agar mudah dipelajari dan
mudah digunakan. Dengan menggunakan Anates, proses analisis tes
akan menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat.

3. Manfaat Anates
Pada dasarnya anatest kegunaannya sama dengan item pengolah
data lainnya, namun secara pengoperasian lebih mudah. Selain itu, hasil
sudah langsung dianalisa oleh program.jadi, kita tidak perlu lagi
bersusah payah menganalisanya kembali dengan kriteria yang ada.
Dengan anates ini kita bisa melakukan penyekoran dan npemberian
bobot untuk jawaban butir soal yang benar dan butir soal yang salah.
Selain itu, data soal akan langsung diolah sehingga kita bisa langsung
mengetahui:
a. ( Untuk soal piliha ganda) Uji
Reliabilitas.

17
1) Pengelompokan Unggulan dan Asor
2) Analisis Daya Beda
3) Analisis Tingkat Kesukaran
4) Korelasi skor tiap Butir soal dengan skor total
5) Kualitas Pengecoh
6) Rekap Analisis butir

c. ( Untuk soal uraia) Uji Reliabilitas


1) Pengelompokkan Unggulan dan Asor
2) Analisis Daya Beda
3) Analisis Tingkat Kesukaran
4) Korelasi skor tiap butir dengan skor total 5) Rekap Analisi Butir

18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena
penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Penelitian kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak menuntut pengoperasian angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
mengkomunikasikan hasilnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan :
1. SMPN 4 Samarinda pada tanggal 18 November 2019 dan 20 November
2019
2. SMPN 22 Samarinda pada tanggal 19 November 2019
3. SMPN 7 Samarinda pada tanggal 20 November 2019

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII
SMPN 4 Samarinda, SMPN 22 Samarinda dan SMPN 7 Samarinda
tahun ajaran 2019/20120.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel bertujuan atau
purposive sample. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Cara-cara untuk menentukan
sampel adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena
hal ini menyangkut banyaknya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti.

19
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penggunaan teknik
pengumpulan data, peneliti memerlukan instrumen berupa soal tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan dan pengetahuan intelegensi.
Instrumen tes untuk mengukur kemampuan dari pencapaian belajar
berbentuk hasil tes uji soal Fisika.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Butir SMPN 4 Samarinda
Butir Daya Pembeda Tingkat
Kolerasi Sign. Kolerasi
Soal (%) Kesukaran
1 41,38 Sedang 0,348 Signifikan
2 48,28 Mudah 0,532 Sangat Signifikan
3 62,07 Mudah 0,611 Sangat Signifikan
4 48,28 Sangat Mudah 0,447 Sangat Signifikan
5 41,38 Mudah 0,386 Signifikan
6 58,62 Mudah 0,517 Sangat Signifikan
7 41,38 Sukar 0,381 Signifikan
8 89,66 Sedang 0,662 Sangat Signifikan
9 62,07 Mudah 0,612 Sangat Signifikan
10 55,17 Sedang 0,400 Sangat Signifikan
11 55,17 Mudah 0,444 Sangat Signifikan
12 79,31 Sedang 0,625 Sangat Signifikan
13 86,21 Sedang 0,625 Sangat Signifikan
14 65,52 Sedang 0,554 Sangat Signifikan
15 55,17 Sedang 0,467 Sangat Signifikan
16 17,24 Sedang 0,253 -
17 24,14 Sedang 0,269 -
18 34,48 Sedang 0,305 Signifikan
19 6,90 Sukar 0,158 -
20 17,24 Mudah 0,143 -
21 17,24 Sukar 0.121 -
22 68,97 Sangat Mudah 0,597 Sangat Signifikan
23 72,41 Sedang 0,611 Sangat Signifikan
24 0,00 Sangat Sukar 0,040 -
25 79,31 Sedang 0,662 Sangat Signifikan

21
26 6,90 Sukar 0,106 -
27 13,79 Sukar 0,122 -
28 -13,79 Sangat Sukar -0,150 -
29 13,79 Sukar 0,137 -
30 0,00 Sukar -0,028 -
31 -3,45 Sangat Sukar -0,119 -
32 17,24 Sangat Sukar 0,262 -
33 6,90 Sedang -0,006 -
34 79,31 Sedang 0,606 Sangat Signifikan
35 -3,45 Sukar 0,034 -
36 58,62 Mudah 0,532 Sangat Signifikan
37 24,14 Sedang 0,197 -
38 58,62 Sedang 0,489 Sangat Signifikan
39 -20,69 Sangat Sukar -0,214 -
40 -6,90 Sangat Sukar -0,117 -

Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Butir SMPN 22 Samarinda


Butir Daya Pembeda Tingkat
Kolerasi Sign. Kolerasi
Soal (%) Kesukaran
1 21,05 Sedang 0,148 -
2 15,79 Sangat Mudah 0,112 -
3 5,26 Sukar 0,092 -
4 26,32 Sedang 0,235 -
5 15,79 Sedang 0,143 -
6 36,84 Sangat Sukar 0,339 Signifikan
7 15,79 Sangat Sukar 0,171 -
8 26,32 Sedang 0,191 -
9 5,26 Sedang 0,110 -
10 -15,79 Sukar -0,072 -
11 42,11 Sukar 0,375 Signifikan
12 36,84 Mudah 0,319 Signifikan

22
13 21,05 Sangat Mudah 0,296 -
14 -10,53 Sangat Sukar -0,086 -
15 26,32 Sukar 0,296 -
16 5,26 Sukar 0,079 -
17 0,00 Sukar 0,000 -
18 47,37 Sedang 0,356 Signifikan
19 47,37 Sedang 0,406 Sangat Signifikan
20 15,79 Sedang 0,086 -
21 15,79 Sedang 0,168 -
22 -10,53 Sangat Sukar -0,065 -
23 21,05 Sedang 0,152 -
24 26,32 Sedang 0,314 Signifikan
25 52,63 Mudah 0,542 Sangat Signifikan
26 0,00 Sukar 0,031 -
27 0,00 Sedang 0,016 -
28 42,11 Sedang 0,296 -
29 31,58 Sedang 0,252 -
30 5,26 Sukar 0,046 -
31 63,16 Sedang 0,472 Sangat Signifikan
32 31,58 Sukar 0,320 Signifikan
33 42,11 Sukar 0,376 Signifikan
34 42,11 Sukar 0,339 Signifikan
35 57,89 Sedang 0,521 Sangat Signifikan
36 21,05 Sukar 0,178 -
37 21,05 Sukar 0,091 -
38 0,00 Sangat Sukar -0,012 -
39 15,79 Sukar 0,142 -
40 31,58 Mudah 0,310 Signifikan

23
Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Butir SMPN 7 Samarinda
Butir Daya Pembeda Tingkat
Kolerasi Sign. Kolerasi
Soal (%) Kesukaran
1 00,00 Sangat Sukar -0,090 -
2 00,00 Sangat 0,043 -
Mudah
3 00,00 sukar 0,087 -
4 -25,00 Sedang -0,274 -
5 43,75 Sukar 0,514 Sangat Signifikan
6 37,50 Sedang 0,213 -
7 50,00 Sedang 0,373 Signifikan
8 37,50 Sukar 0,348 Signifikan
9 37,50 Sedang 0,396 Sangat Signifikan
10 6,25 Sangat Sukar 0,172 -
11 -43,75 Sedang -0,269 -
12 31,25 Mudah 0,305 Signifikan
13 0,00 Sangat -0,144 -
Mudah
14 -12,50 -0,053 0,621 -
15 12,50 Sukar 0,165 -
16 31,25 Sedang 0,238 -
17 37,50 Sedang 0,226 -
18 77,50 Sedang 0,607 Sangat Signifikan
19 50,00 Sedang 0,447 Sangat Signifikan
20 -25,00 Sukar -0,230 -
21 25,00 Sangat 0,320 Signifikan
Mudah
22 0,00 Sangat Sukar -0,005 -
23 25,00 Sedang 0,290 -
24 -25,00 Sedang -0,035 -
25 12,50 Sangat 0,152 -
Mudah
26 50,00 Sangat Sukar 0,493 Sangat Signifikan

24
27 62,50 Sedang 0,376 Signifikan
28 0,00 Sedang -0,030 -
29 87,50 0,680 0,301 Sangat Signifikan
30 62,50 Sedang 0,376 Signifikan
31 0,00 Sukar -0,084 -
32 0,00 Sangat Sukar NAN NAN
33 25,00 Sukar 0,294 -
34 12,50 Sangat Sukar 0,129 -
35 -12,50 Sukar -0,039 -
36 62,50 Sedang 0,524 Sangat Signifikan
37 25,00 Sangat Sukar 0,371 Signifikan
38 25,00 Sangat Sukar 0,353 Signifikan
39 37,50 Sukar 0,448 Sangat Signifikan
40 -12,50 Mudah -0,155 -

Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Butir Gabungan Responden dari


Seluruh Sekolah
Butir Daya Pembeda Tingkat
Korelasi Sign. Korelasi
Soal (%) Kesukaran
1 30,77 Sedang 0,209 -
2 13,46 Sangat 0,226 -
Mudah
3 5,77 Sukar 0,099 -

4 13,46 Sedang 0,079 -

5 25,00 Sukar 0,206 -

6 9,62 Sukar 0,077 -

7 9,62 Sukar 0,111 -

8 26,92 Sedang 0,195 -

25
9 26,92 Sedang 0,291 -

10 9,62 Sukar 0,118 -

11 9,62 Sukar 0,113 -

12 34,62 Mudah 0,357 Signifikan

13 9,62 Sangat 0,178 -


Mudah
14 17,31 Sukar 0,173 -

15 32,69 Sukar 0,312 Signifikan

16 15,38 Sedang 0,189 -

17 0,00 Sukar 0,013 -

18 26,92 Sedang 0,217 -

19 50,00 Sedang 0,351 Signifikan

20 15,38 Sedang 0,068 -

21 5,77 Sedang 0,128 -

22 0,00 Sangat Sukar 0,036 -

23 26,92 Sedang 0,214 -

24 36,54 Sedang 0,325 Signifikan

25 32,69 Sangat 0,451 Sangat signifikan


Mudah
26 17,31 Sukar 0,181 -

27 13,46 Sedang 0,149 -

28 30,77 Sedang 0,242 -

29 26,92 Sangat 0,280 -


Mudah
30 26,92 Sedang 0,240 -

31 21,15 Sangat 0,192 -


Mudah

26
32 9,62 Sukar 0,111 -

33 32,69 Sukar 0,301 -

34 32,69 Sukar 0,314 Signifikan

35 32,69 Sedang 0,271 -

36 44,23 Sedang 0,363 Signifikan

37 9,62 Sangat Sukar 0,128 -

38 5,77 Sangat Sukar 0,088 -

39 28,85 Sukar 0,241 -

40 30,77 Mudah 0,263 -

B. Pembahasan
1. SMP Negeri 4 Samarinda
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan cara melakukan
observasi kepada 60 siswa di SMP Negeri 4 Samarinda. Kami
memperoleh data dan informasi mengenai tingkat perkembangan
akademik siswa, khususnya untuk jenjang kognitif. Data ini di peroleh dari
observasi yang dilakukan berupa uji coba soal yang mengandung jenjang
kognitif saja, tanpa segi afektif dan psikomotorik.
Setelah melakukan uji coba soal, kami melakukan analisa dari data
yang diperoleh menggunakan aplikasi Anatest versi 4.0.9. Analisa ini
meliputi perhitungan untuk reliabilitas tes, pembagian kelompok unggul
dan asor, daya pembeda pilihan, tingkat kesukaran, korelasi skor butir
dengan skor hasil, kualitas pengecoh, dan rekapitulasi analisis butir. Dari
analisa ini, kami dapat mengetahui sejauh mana kualitas soal yang diuji
cobakan dan tingkat akademis siswa di dalam kelas.
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
akan diukur. Tes ini merupakan soal tes pilhan ganda sebanyak 40 soal.
Pada hasil tes yang dilakukan di 2 kelas yang berbeda di kelas VIII 2 dan

27
VIII 4 didapatkan skor bobot tertinggi yaitu 24 atas nama Thoriq A Faqy
dan skor bobot terendah yaitu 8 atas nama Ramadhani. Analisis untuk
reliabilitas tes menggunakan aplikasi Anates Versi 4.0.9 diperoleh hasil
yaitu rata-rata skor asli 16,44 , simpang baku 3,75 , korelasi XY 0,35 dan
reliabilitas tes 0,52. Kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford
(Ruseffendi, 2005:160) dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 6. Kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford
(Ruseffendi,2005:160)

Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford, maka


hasil reliabilitas tes 0,52 yang dilakukan termasuk di dalam kriteria tinggi.
Berdasarkan hasil uji tes pada 60 siswa dengan menggunakan
aplikasi anatest, terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok unggul dan
kelompok asor. Pada kelompok unggul yaitu siswa yang memiliki nilai
tertinggi antara lain Thoriq A Faqy (24), M. Zaki Ibnu Khalil (22) , Flora
Octavia Ramadhani (21), Shabrina Amalia S (21), adapun kelompok asor
yaitu Jihan Nur Azizah (15), Naila Shifa (15) , Siti Sadiya Cantika (15),
Fanisa Saskia Putri (14) , Fatimah Azzahra Putri (14) , Rasti Shafa Aurilla
(14), M. Rizqy Abdillah (13), Diki Alfaragil (13), Nadia Marvella (12),
Nadira Juwana A (12), Ade Febriana (24) , Nurdiansyah (24), Alfian
Maulidan (24), Afif Yudha Apriono (12), M. Rai Canavaro W (10).
Daya pembeda merupakan perbandingan jawaban siswa kelompok
unggul dan kelompok asor. Soal yang dianggap baik antara kelompok

28
unggul dan kelompok asor memiliki perbedaan yang signifikan. Semakin
besar perbedaannya dianggap semakin baik dan sebaliknya. Jika
perbedaannya negatif soal dianggap tidak baik. Dengan pembagian
kelompok unggul dan kelompok asor masing-masing sebanyak 16, di
dapatkan hasil indeks daya pembeda yang terbaik yaitu pada nomor 14
dengan nilai 50,00% dan hasil indeks daya pembeda yang terburuk yaitu
pada nomor 22 dengan nilai -12,50%. Jika hasil yang didapat bernilai
negatif, diharapkan soal tersebut diganti, karena dianggap tidak baik
bahkan dapat di masukkan kedalam jenis kurang berkualitas.
Kualitas pengecoh merupakan hasil analisis untuk melihat option
atau pilihan jawaban yang baik untuk digunakan kembali dan option atau
pilihan jawaban yang buruk agar diganti. Dari 40 soal yang di uji diperoleh
bahwa pada pilihan jawaban nomor 1, 2, 7,9, 10, 12, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
26, 27, 31, 32, 38, dan 39 memiliki pilihan jawaban yang sangat buruk
sehingga pilihan jawaban tersebut harus diganti.
Korelasi skor butir dengan skor total, butir soal yang memiliki
korelasi tinggi dianggap sebagai soal yang lebih baik dibandingkan dengan
butir soal yang dinilai korelasinya rendah. Dengan demikian soal yang
memiliki korelasi tinggi dianggap sebagai signifikan untuk digunakan
pada tes berikutnya. Dari 40 soal yang diuji diketahui bahwa soal nomor
2, 12, 15, 25, 30, dan 36 memiliki nilai korelasi yang sangat signifikan
(tinggi) dan nomor 9, 13, 14, 19, 23, 24, 29, dan 40 memiliki nilai korelasi
yang signifikan (sedang) dibandingkan dengan butir soal yang lainnya.
Soal yang diuji terdiri dari 40 soal dengan tingkat-tingkatan yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari 40 soal ini
berdasarkan 60 siswa diperoleh 8 soal sangat sukar, 9 soal sukar, 16 soal
sedang, 1 soal mudah, dan 6 soal sangat mudah. Soal yang baik adalah
soal dengan perbandingan sukar, sedang dan mudah yang seimbang yaitu
30 %, 40 % dan 30 %. Berdasarkan hasil tes, diketahui perbandingan soal
sukar, sedang dan mudah pada soal yang diujikan yaitu 15 % soal sangat
sukar, 20 % soal sukar, 40 % soal sedang, 20 % soal mudah, dan 5 % soal

29
sangat mudah. Terlihat pada hasil soal yang diuji bahwa soal yang dibuat
masih bisa dibilang cukup, karena perbandingan antara tingkatan soal
masih termasuk seimbang.

2. SMP Negeri 22 Samarinda


Sekolah berikutnya yang menjadi tempat penelitian adalah SMP
Negeri 22 Samarinda dimana subjek penelitian sebanyak 71 orang.
Dimana data-data tersebut didapatkan dengan mengobservasi jenjang
kognitif (tanpa melihat aspek afektif dan psikomotorik) melalui uji coba
soal.
Uji validitas test dapat diukur dengan melihat korelasi skor butir soal
(skor item) dengan skor total pada program ANATES Versi 4.0.9.
Pengujian soal yang dilakukan di sekolah ini terdapat sedikit kendala
karena kurangnya jumlah responden dari jumlah kesuluruhan siswa yang
memang terbilang sedikit.
Sehingga hasil korelasi signifikan yang didapatkan pun terbilang
kurang baik. Hanya terdapat 9 soal yang termasuk kedalam korelasi
signifikan dan 4 soal yang termasuk ke dalam korelasi sangat signifikan,
hal ini menunjukkan bahwa banyak soal yang tidak valid atau tidak sesuai
sehingga diperlukan adanya perbaikan untuk setiap kategori soalnya.
Berdasarkan hasil uji tes pada 71 siswa dengan menggunakan
aplikasi anatest, terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok unggul dan
kelompok asor. Pada kelompok unggul yaitu siswa yang memiliki nilai
tertinggi antara lain Julia Rahma Wijaya (26), Adji Fairus Humaira A (21),
Reyhan Abrori (21), Puspita Aprillia (21), adapun kelompok asor yaitu
Nadya Rizqi Aulia (13), Diva Sabina (13), Khusnul Khotimah (13), M.
Riski Apriandi (13), Halimah Safitri (13), Angelia Dwi Rianti (12),
Muhammad Rizay F (12), Fajar Dimas Saputra (12), Muhammad Reyhan
Maulana (12), Edi Hartoyo (11), M. Alif Sabil (11), dan Rahmat Efendi
(10).

30
Dalam pengujian reliabilitas dari program ANATES Ver. 4.0.9.
yaitu nilai rata-rata 15,50. Adapun besar simpangan baku 3,58, korelasi
XY sebesar 0,45 dan reliabilitas tes sebesar 0,62. Maka dapat disimpulkan
bahwa nilai reliabilitas tes sebesar 0,62 dimasukkan kedalam kategori
kriteria sangat rendah.
Daya pembeda merupakan perbedaan proporsi menjawab butir
dengan benar antara kelompok atas dan kelompok bawah. Semakin besar
perbedaan yang signifikan maka akan dianggap semakin baik. Nilai daya
pembeda terbaik terdapat pada butir soal 31, yakni 63,16% sedangkan nilai
daya pembeda terburuk terdapat pada butir soal 10, yakni -15,79%. Jika
daya pembeda bernilai negatif, maka soal tersebut dianggap tidak layak.
Kualitas pengecoh merupakan hasil analisis untuk melihat option
atau pilihan jawaban yang baik untuk digunakan kembali dan option atau
pilihan jawaban yang buruk agar diganti. Dari 40 soal yang di uji diperoleh
bahwa pada pilihan jawaban nomor 2, 7, 14, 19, 20, 22, 24, 27, 31, 37, 38,
dan 39 memiliki pilihan jawaban yang sangat buruk sehingga pilihan
jawaban tersebut harus diganti.
Adapun hasil korelasi butir dengan skor total memiliki hasil sangat
signifikan yang terbilang tinggi. Terdapat 9 soal yang termasuk kedalam
soal yang berkorelasi sangat signifikan. Jika dibandingkan dengan batas
signifikasi koefisien korelasi masih ada beberapa soal yang kurang dari
batas koefisien yang berarti tidak dapat dihitung.
Uji coba soal menggunakan 40 butir soal dengan tingkat kesukaran
yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil analisis, setelah dilakukan uji coba
soal kepada 71 siswa/I didapatkan variasi indeks tingkat kesukaran pada
tes ini terdiri dari sangat sukar, sukar, sedang, dan mudah. Sebanyak 5
soal memiliki indeks tingkat sangat sukar, 14 soal memiliki indeks tingkat
sukar, 16 soal memiiki indeks tingkat sedang, 3 soal memiliki indeks
tingkat mudah, dan 2 soal memiliki indeks tingkat sangat mudah.

31
3. SMP 7 Samarinda
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan cara melakukan
observasi kepada 59 siswa di SMP 7 Samarinda. Kami memperoleh data
dan informasi mengenai tingkat perkembangan akademik siswa,
khususnya untuk jenjang kognitif. Data ini di peroleh dari observasi yang
dilakukan berupa uji coba soal yang mengandung jenjang kognitif saja,
tanpa segi afektif dan psikomotorik.
Setelah melakukan uji coba soal, kami melakukan analisa dari data
yang diperoleh menggunakan aplikasi Anatest versi 4.0.9. Analisa ini
meliputi perhitungan untuk reliabilitas tes, pembagian kelompok unggul
dan asor, daya pembeda pilihan, tingkat kesukaran, korelasi skor butir
dengan skor hasil, kualitas pengecoh, dan rekapitulasi analisis butir. Dari
analisa ini, kami dapat mengetahui sejauh mana kualitas soal yang diuji
cobakan dan tingkat akademis siswa di dalam kelas.
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
akan diukur. Tes ini merupakan soal tes pilhan ganda sebanyak 40 soal.
Pada hasil tes yang dilakukan di 2 kelas yaitu kelas VIII A dan VIII D
didapatkan skor bobot tertinggi yaitu 57,5 atas nama Aswandhy Ibra dan
skor bobot terendah yaitu20,0 atas nama Aulia Septiana R.
Analisis untuk reliabilitas tes menggunakan aplikasi Anates Versi
4.0.9 diperoleh hasil yaitu rata-rata skor asli 15,03 , simpang baku 3,22 ,
korelasi XY 0,23 dan reliabilitas tes 0,38. Kriteria koefisien reliabilitas
menurut Guilford (Ruseffendi, 2005:160) dapat dilihat pada tabel 6.
Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford, maka hasil
reliabilitas tes 0,38 yang dilakukan termasuk di dalam kriteria rendah. .
Daya pembeda merupakan perbandingan jawaban siswa kelompok
unggul dan kelompok asor. Soal yang dianggap baik antara kelompok
unggul dan kelompok asor memiliki perbedaan yang signifikan. Semakin
besar perbedaannya dianggap semakin baik dan sebaliknya. Jika
perbedaannya negatif soal dianggap menyesatkan. Dengan pembagian
kelompok unggul dan kelompok asor masing-masing sebanyak 40, di

32
dapatkan hasil indeks daya pembeda yang terbaik yaitu pada nomor 26
dengan nilai 68,75% dan hasil indeks daya pembeda yang terburuk yaitu
pada nomor 11 dengan nilai -43,75%. Jika hasil yang didapat bernilai
negatif, diharapkan soal tersebut diganti, karena dapat dianggap soal tidak
baik.
Kualitas pengecoh merupakan hasil analisis untuk melihat option
atau pilihan jawaban yang baik untuk digunakan kembali dan option atau
pilihan jawaban yang buruk agar diganti. Dari 40 soal yang di uji diperoleh
bahwa pada pilihan jawaban nomor 2, 4, 7, 12, 13, 14, 17, 19, 22, 31, 35,
38 dan 40 memiliki pilihan jawaban yang buruk dan sangat buruk sehingga
pilihan jawaban tersebut harus diganti.
Korelasi skor butir dengan skor total, butir soal yang memiliki
korelasi tinggi dianggap sebagai soal yang lebih baik dibandingkan dengan
butir soal yang dinilai korelasinya rendah. Dengan demikian soal yang
memiliki korelasi tinggi dianggap sebagai signifikan untuk digunakan
pada tes berikutnya. Dari 40 soal yang diuji diketahui bahwa soal nomor1,
2, 3, 7, 8, 11, 12, 18, 19, 21, dan 30 memiliki nilai korelasi yang sangat
signifikan (tinggi) dan nomor 17 dan 24 memiliki nilai korelasi yang
signifikan (sedang) dibandingkan dengan butir soal yang lainnya.
Soal yang diuji terdiri dari 40 soal dengan tingkat-tingkatan yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari 40 soal ini
berdasarkan 59 siswa diperoleh 7 soal sangat sukar, 10 soal sukar, 18 soal
sedang, 2 soal mudah, dan 3 soal sangat mudah. Soal yang baik adalah soal
dengan perbandingan sukar, sedang dan mudah yang seimbang yaitu 30
%, 40 % dan 30 %. Terlihat pada hasil soal yang diuji bahwa soal yang
dibuat masih bisa dibilang kurang sesuai karena terdapat
ketidakseimbangan antara kriteria tingkat kesukaran umumnya dengan
tingkat kesukaran yang didapat dari uji soal. Sehingga, menurut hasil
tersebut soal sebaiknya ditinjau kembali sehingga dapat memenuhi kriteria
tingkat kesukaran soal yang baik.

33
Berdasarkan hasil seluruh analisis menggunakan aplikasi Anatest
Versi 4.0.9 dapat dikatakan bahwa soal yang diujikan kepada siswa SMP
Negeri 7 Samarinda sebanyak 59 siswa memenuhi kriteria soal yang cukup
baik, meski pada tingkatan soal masih bisa dianggap perlu dilakukan
peninjauan kembali, pada daya pembeda mayoritas soal memiliki nilai
positif dan korelasinya pun banyak yang signifikan. Hal ini berarti bahwa
soal ini masih cukup layak untuk diujikan terhadap siswa.
5. Gabungan Seluruh Responden
Penelitian ini telah dilakukan dengan subjek penelitian sebanyak
190 orang yang merupakan siswa dan siswi kelas VIII dari tiga sekolah
yaitu, SMPN 4 Samarinda, SMPN 22 Samarinda dan SMPN 7 Samarinda.
Dimana data-data tersebut didapatkan dengan mengobservasi jenjang
kognitif (tanpa melihat aspek afektif dan psikomotorik) melalui uji coba
soal.
Selanjutnya data tersebut dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan program ANATES Versi 4.0.5 untuk mengetahui kualitas
butir soal berdasarkan validitas, reliabilitas, daya pembeda, signifikasi
korelasi, dan tingkat kesukaran,.
Uji validitas test dapat diukur dengan melihat korelasi skor butir soal
(skor item) dengan skor total. Berdasarkan hasil analisis didapatkan 18
butir soal, yaitu 4, 5, 6, 9,10, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28,
dan 29 yang tidak berkorelasi signifikan dengan skor total, dengan
demikian dapat dikatakan tidak valid dan harus diperbaiki atau bahkan
dihilangkan. Sedangkan butir soal lainnya memiliki korelasi yang sangat
signifikan sehingga dapat dikatakan valid.
Diperoleh beberapa data dalam uji reliabilitas dari program
ANATES Ver. 4.0.9. yaitu nilai rata-rata yaitu 15,66, simpangan baku
yaitu 3,56, korelasi XY yaitu 0,36 dan reliabilitas tes sebesar 0,53.
Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai reliabilitas tes sebesar 0,58 termasuk di dalam
kriteria sedang.

34
Daya pembeda merupakan perbedaan proporsi menjawab butir
dengan benar antara kelompok atas dan kelompok bawah. Semakin besar
perbedaan yang signifikan maka akan dianggap semakin baik. Nilai daya
pembeda terbaik terdapat pada butir soal 19, yakni 50,00% sedangkan nilai
daya pembeda terburuk terdapat pada butir soal 22 dan 17, yakni 00,00%.
Jika daya pembeda bernilai negatif, maka soal tersebut dianggap tidak
layak.
Uji coba soal menggunakan 40 butir soal dengan tingkat kesukaran
yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil analisis, setelah dilakukan uji coba
soal kepada 190 siswa/I didapatkan variasi indeks tingkat kesukaran pada
tes ini terdiri dari sangat sukar, sukar, sedang, dan mudah. Sebanyak 3 soal
memiliki indeks tingkat sangat sukar, 14 soal memiliki indeks tingkat
sukar, 16 soal memiiki indeks tingkat sedang, 2 soal memiliki indeks
tingkat mudah, dan 5 soal memiiki indeks tingkat sangat mudah

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil seluruh analisis menggunakan aplikasi Anatest Versi
4.0.9 dapat dikatakan bahwa soal yang diujikan kepada siswa SMP Negeri 4
Samarinda, SMP Negeri 22 Samarinda dan SMP Negeri 7 Samarinda
memenuhi kriteria soal yang cukup baik, dimana pada tingkatan soal masih
bisa dianggap baik, pada daya pembeda mayoritas soal memiliki nilai positif
dan korelasinya pun banyak yang signifikan. Hal ini berarti bahwa soal ini
masih cukup layak untuk diujikan terhadap siswa. Sedangkan pada pengujian
yang dilakukan kepada siswa SMP Negeri 22 Samarinda didapatkan hasil yang
kurang baik, dimana daya pembeda mayoritas soal memiliki nilai negatif dan
korelasinya pun banyak yang kurang signifikan.

B. Saran
1. Perlunya persiapan yang matang dalam menentukan soal yang akan
dibuat.
2. Perlunya pemahaman yang mendalam untuk menyesuaikan soal – soal
dengan indikator dan dimensi kognitif.
3. Setiap soal yang akan diuji harus di analisis dengan waktu yang cukup
dan dengan pemeriksaan yang berulang, sehingga soal bisa dikatakan
berkualitas dan berbobot.
4. Lebih meningkatkan kualitas soal tes dengan mempelajari kriteria tes
yang baik.

36
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara.

Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Andita, Rizkey. 2011. Artikel Prosedur Evaluasi Pembelajaran. Di akses pada


http://rizkeyandita.blogspot.co.id/2011/11/download-artikel-prosedurevalu
asi.html. Tanggal 21 November 2019

Cahaya Ilmu. 2011. Jenis Alat Evaluasi Pembelajaran. Diakses pada


http://ilmuukita.blogspot.co.id/2011/05/jenis-alat-evaluasi-pembelajaran
.html. Tanggal 23 November 2019

Desiana, Nur. 2013. Anates. Diakses pada http://nurdesiana22.blogspot


.co.id/2013/12/anates.html. Tanggal 123 November 2019

Iful, Pasya. 2012. Asessment dalam Pembelajara. Di akses pada


http://bindpasya.blogspot.co.id/2012/03/assesment-dalam-
pembelajaran.html. Tanggal 25 November 2019

37

Anda mungkin juga menyukai