Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK MENYUSUI

Pokok Bahasan : Pemberian Makanan Tambahan untuk Anak Menyusui


Sub Pokok Bahasan : Pemberian Makanan Tambahan untuk Anak Menyusui agar
Nutrisinya Tercukupi
Sasaran : Ibu yang Memiliki Anak Menyusui

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2018

Waktu : 45 menit

Tempat : Kelurahan Cemplang

Penyuluh : Feni Rosdianti (P173203170)/Mahasiswa


Poltekkes Kemenkes Bandung Prodi Keperawatan Bogor

A. Latar Belakang
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alami pertama untuk bayi, dan harus diberikan
tanpa makanan tambahhan sekurang-kurangnya sampai 4 bulan, dan jika mungkin
sampai usia 6 bulan. Meskipun demikian, setelah periode ini dibutuhkan makanan
tambahan (makanan pelengkap) untuk memastikan bahwa anak tumbuh dengan baik dan
tetap sehat, penting untuk mengetahui makanan apa yang harus diberikan, berapa
jumlah, dan frekuensinya. ASI harus menjadi makanan utama selama tahun pertama bayi
dan menjadi makanan penting selama tahun kedua. ASI terus memberikan faktor-faktor
anti-infeksi unik yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit tentang pemberian makanan
tambahan terhadap anak menyusui diharapkan ibu dapat memahami dan mempunyai
kesiapan untuk memberi makanan tambahan kepada anaknya dengan tepat.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan klien mampu:
a. Menjelaskan pengertian makanan tambahan dengan benar
b. Menjelaskan pengertian pemberian makanan tambahan
c. Menjelaskan tujuan pemberiaan makanan tambahan
d. Menjelaskan kapan waktu anak menyusui dapa diberi makanan tambahan
e. Menyebutkan tiga (3) dari lima (5) kirteria makanan tambahan yang boleh
diberikan kepada anak menyusui
f. Menjelaskan pemberian makanan tambahan pada anak menyusui
g. Menyebutkan empat (4) dari tujuh (7) akibat tidak tepatnya pemberian makanan
tambahan.

C. Isi Materi
1. Pengertian makanan tambahan
2. Pengertian pemberian makanan tambahan
3. Tujuan memberi makanan tambahan
4. Pengertian waktu bayi dapat diberi makanan tambahan
5. Kriteria makanan tambahan yang baik.
6. Pemberian makanan tambahan pada anak menyusui
7. Akibat tidak memberi makanan tambahan pada bayi secara tepat.

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Laptop
2. LCD

F. Kegiatan

No Tahapan Waktu Kegiatan


(Menit) Penyuluhan Hasil yang Diharapkan
1. Perkenalan/ 5 Menit 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
Pembukaan 2. Memperkenalkan diri. 2. Menerima dengan
3. Menjelaskan tujuan baik.
penyuluhan. 3. Menyimak dan
4. Apersepsi: menanyakan memperhatikan.
kepada peserta tentang
pemberian makanan
tambahan pada anak
menyusui
2. Kegiatan 30 menit 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan.
Inti penyuluhan, isi materi: 2. Menyimak,
a. Pengertian makanan memperhatikan, dan
tambahan memahami materi.
b. Pengertian pemberian 3. Mengajukan
makanan tambahan pertanyaan.
c. Pengertian waktu bayi 4. Menyimak,
dapat diberi makanan memperhatikan dan
tambahan memahami jawaban.
d. Tujuan memberi
makanan tambahan
e. Kriteria makanan
tambahan yang baik.
f. Pemberian makanan
tambahan pada anak
menyusui
g. Akibat tidak memberi
makanan tambahan
pada bayi secara tepat.
2. Memberi kesempatan
pada peserta untuk
mengajukan pertanyaan.
3. Menjawab pertanyaan.
3. Penutup 10 menit 1. Memberikan evaluasi 1. Menjawab
berupa pertanyaan pada pertanyaan.
peserta. 2. Menyimak dan
2. Menarik kesimpulan. memperhatikan.
3. Menutup penyuluhan. 3. Menjawab salam.
G. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mampu:
1. Apa pengertian makanan tambahan?
2. Apa pengertian pemberian makanan tambahan?
3. Apa tujuan memberi makanan tambahan pada anak menyusui?
4. Kapan bayi dapat diberi makanan tambahan?
5. Bagaimana kriteria makanan tambahan yang baik?
6. Bagaimana pemberian makanan tambahan pada anak menyusui?
7. Apa akibat dari tidak memberi makanan tambahan pada bayi menyusui secara tepat?
LAMPIRAN

ISI MATERI

A. Pengertian Makanan Tambahan


Makanan tambahan merupakan makanan yang diberikan pada bayi untuk memenuhi
kecukupan gizi yang diperoleh bayi dari makanan sehari-hari yang diberikan ibu selain dari
ASI.

B. Pengertian Pemberian Makanan Tambahan


Pemberian makanan tambahan berarti memberi makanan lain selain ASI (Air Susu Ibu).
Selama periode pemberian makanan tambahan, seorang bayi perlahan-lahan terbiasa
memakan makanan keluarga. Pada akhir periode ini (biasanya sekitar usia dua tahun), ASI
sudah digantikan seluruhnya dengan makanan keluarga.

C. Waktu Bayi Bisa Diberikan Makanan Tambahan


Makanan tambahan harus mulai diberikan ketika tidak lagi mendapat cukup energi dan
nutrien dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi, makanan tambahan mulai diberikan antara
usia 4-6 bulan. Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang untuk
mengunyah, mengigit, dan memamah. Sebelum usia 4 bulan bayi akan mendorong makanan
keluar dari mulutnya karena tidak dapat mengendalikan gerakan lidahnya secara penuh.

D. Tujuan Makanan Tambahan Diberikan


Pada saat seorang bayi tumbuh dan menjadi lebih aktif, akan dicapai usia tertentu ASI saja
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Dengan demikian, makanan tambahan
diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan ASI total pada anak dengan jumlah
yang di dapatkan dari ASI.

E. Kriteria Makanan Tambahan yang Baik


1. Kaya energi, protein, dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A,
vitamin C, dan folat)
2. Bersih dan aman
 Tidak ada patogen (misalnya, tidak ada bakteri penyebab penyakit atau organisme
berbahaya lainnya)
 Tidak ada bahan kimia barbahaya atau toksin
 Tidak ada potongan tulang atau bagia yang keras yang dapat membuat ada tersedak
 Tidak terlalu panas
3. Tidak terlalu pedas atau panas
4. Mudah dimakan oleh anak
5. Disukai anak

F. Jumlah dan Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan


Rasa dari makanan dapat mengagetkan anak. Disarankan untuk :
1. Mulai dengan memberikan makanan satu atau dua sendok teh dua kali sehari
2. Berangsur-angsur tingkatkan jumlah dan variasinya (seorang anak sudah harus
mengonsumsi berbagai jenis makanan keluarga pada usia 9 bulan)

Anak perlu waktu untu belajar menggunakan bibirnya guna mengambil makanan dari
sendok dan menggerakkan makanan yang baru masuk ke bagian belakang mulut, kemudian
siap untuk menelannya. Sebagian makanan mungkin mengalir kedagu atau diludahkan.
Perilaku tersebut bukan berarti menunjukan jika anak tidak menyukai makanannya. Dengan
dorongan dan kesadaran seorang anak akan segera belajar bagaiman memakan makanan dan
menikmati rasa yang baru. Sewaktu seorang anak bertambah usianya. Dianjutkan untuk :

1. Tetap sering memberi ASI


2. Meningkatkan jumlah makanan yang diberikan pada waktu makan dan memberikan
sebanyak yang diinginkan anak
3. Berangsur-angsur menambah jumlah makanan
4. Pada awalnya memberikan makanan yang lunak, selanjutnya memberikan makanan yang
dipotong kecil-kecil
5. Membantu dan mendorong anak untuk makan

G. Pemberian Makanan Tambahan Anak Menyusui


1. Usia 0-4 bulan
 Berikan ASI sesering yang diinginkan anak, sekurangnya 8 kali dalam 24 jam.
2. Usia 4-6 bulan
 Berikan ASI sesering yang diinginkan anak, sekurangnya 8 kali dalam 24 jam.
 Berikan makanan tambahan 1 atau 2 kali sehari setelah menyusui, jika anak :
- Tampak lapar sehabis menyusui
- Pertambahan berat badan tidak adekuat
3. Usia 6 bulan - 2 tahun
 Berikan ASI sesering yang diinginkan anak
 Berikan porsi yang adekuat untuk bubur kental atau campuran makanan yang
dilumatkan
 Berikan 3 kali sehari jika masih disusui
 Berikan 5 kali sehari jika sudah tidak disusui
4. Usia dua tahun lebih
 Berikan makanan keluarga 3 kali sehari

H. Akibat Tidak Memberi Makanan Tambahan pada Anak secara Tepat


1. Pemberian makanan tambahan terlalu cepat
 Anak kan minum ASI lebih sedikit dan ibu pun akan memproduksi ASI lebih sedikit.
Sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
 Anak mendapat faktor perlindungan dari ASI sedikit, sehingga resiko infeksi
meningkat.
 Resiko diare karena makanan tambahan tidak sebersih ASI
 Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI biasanya bentuk cair, bubuh berkuah
atau berupa sup karena mudah untuk dimakan oleh bayi. Makanan seperti ini
memang membuat lambung penuh, tetapi memberi nutrien lebih sedikit dari pada
ASI sehingga kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi.
2. Pemberian makanan tambahan terlambat
 Anak tidak mendapat makanan ekstra yan dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan
energi dan nutrien.
 Anak berhenti pertumbuhannya atau tumbuh lambat.
 Pada anak resiko malnutrisi dan difisiensi mikronutrien meningkat.

I. Sumber
Rosidah, Didah. 2003. Pemberian Makanan Tambahan: Makanan untuk Anak Menyusui.
Jakarta : ECG

Anda mungkin juga menyukai