Standard
Faktor penting dalam membangun data center dengan konsep perancangan sesuai
syarat merupakan hal yang wajib diketahui para kontraktor data center.
Pembangunan data center data center tidak hanya mempertimbangkan sekedar luas
area atau luas ruangan untuk membangun data center, akan tetapi ada berapa hal
penting yang perlu di ketahui sebagai berikut :
Tujuan dari membangun data center adalah untuk menjaga kelangsungan aktivitas
operasional IT, oleh karena perencanaan strategis yang matang dapat membantu
meminimalisir resiko kritis dari sebuah data center.
Sebelum masuk ke design data center, baik kontraktor dan terutama para pemangku
kepentingan atas berdirinya sebuah data center perlu membuat perencanaan
matang untuk hal ini, yang lebih mudah adalah dengan menghubungi konsultan
pembangunan data center yang telah memiliki hasil kerja yang dapat di buktikan.
Hal pertama yang perlu di pikirkan dan tidak dapat dilewatkan adalah menentukan
lokasi data center. Lokasi data center dapat di dalam gedung perusahaan maupun di
luar gedung perusahaan, tergantung pada maksud dan tujuan pada data center yang
akan di bangun tersebut.
Diluar hal tersebut, sebagai salah satu fungsi data center yang utama selain untuk
keberlangsungan aktivitas operasional adalah untuk mitigasi bencana. Dalam hal ini
sebaiknya data center tersebut dibangun di luar lokasi perusahaan atau di luar
tempat aktivitas utama.
Perubahan teknologi merupakan hal yang perlu di pikirkan secara matang pada awal
perencanaan pembangunan data center oleh para kontraktor untuk tujuan
fleksibilitas dan skalabilitas, artinya jika suatu saat ada perubahan baik pada
teknologi yang dipakai maupun kebijakan serta perubahan misi maka data center
tersebut tidak terlalu sulit untuk mengadopsi perubahan tersebut.
Berikut beberapa konsep perancangan data center:
Uptme Institute telah menetapkan 4 tingkatan data center (Data Center Tier Level)
mulai dari Tier 1 yang terendah sampai tier 4 yang tertinggi dengan pertimbangan
sistem pengendalian kelistrikan yang dapat diandalkan hingga hampir mencapai
100% sehingga tidak ada gangguan pada layanan yang diberikan.
Sistem kelistrikan pada data center perlu di dukung pasokan listrik dari berbagai
sumber, baik dari PLN, PGN, dan diberikan cadangan Genset minimal 2 buah
berkapasitas 1.5 mega watt yang di kontrol secara otomatis oleh sebuah panel
sistem kelistrikan pada gedung data center yang akan di bangun.
Sistem pencegahan kebakaran dapat menggunakan detektor asap dan fire
suppression system yang memenuhi standard data center secara internasional.
Sistem pengaturuan suhu dalam ruangan data center membutuhkan chiller yang
menyemprotkan buih air dengan jarak yang aman diatas rack server. Sistem
pendingin, chiller, dan pengatur kelembaban ruangan harus dalam satu sistem
pengendali yang terhubung dengan seluruh perangkat tersebut (ter-integrasi).
Data center yang memenuhi syarat Tier 3 dan 4 merupakan data center yang
diperbolehkan melayani kebutuhan perusahaan sektor keuangan dan perbankan
seperti pasar saham, asuransi, dan bank. Demikian untuk pemerintahan, seharusnya
juga disyaratkan memakai data center Tier 3 paling minimal walaupun tidak
melayani 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Beberapa hal penting dalam perencanaan ruangan di data center adalah sebagai
berikut:
Sebelum membangun sebuah data center, ada 3 komponen data center yang paling
utama untuk wajib di ketahui secara keseluruhan, yakni:
Mulai dari perencanaan lokasi pembangunan data center, sebagai sarana mitigasi
bencana tentunya seubah data center terutama untuk seuah data center di
Indonesia yang wilayahnya tidak sedikit dilalui “ring of fire” atau jalur gempa dan
gunung berapi harus sebisa mungkin mendapatkan data wilayah tidak dilalui jalur
gempa dan jauh dari gunung berapi.
Fasilitas listrik merupakan faktor penting lainnya untuk menjaga agar fasilitas data
center tersebut tetap dapat diakses secara terus menerus. Biasanya data center yang
sudah tersertifikasi secara Internasional memilki beberapa sumber catu daya.
Sistem pendingin data center baik untuk ruangan maupun gedung data center secara
keseluruhan merupakan fasilitas yang wajib diadakan pada sebuah data center untuk
menjaga suhu dan kelembaban, karena data center akan berisi perangkat-perangkat
elektronik yang memiliki batas ketahanan terhadap tingkat suhu tertentu.
Raised Floor, yang memiliki fungsi dapat mengantisipasi banjir, memiliki sistem
pengaturan udara, dan juga mencerminkan kerapihan serta kebersihan sebuah data
center. Seluruh fasilitas pendukung data center harus berada pada wilayah yang
aman dari banjir, oleh karena itu konstruksi gedung data center sebaiknya diatas
permukaan tanah beberapa meter dan ini termasuk bagian basement gedung data
center karena biasanya di basement ini diletakan Genset, dan perangkat lainnya. Ini
sangat penting terutama untuk lokasi data center Jakarta.
Secara umum, sebuah data center setidaknya memiliki beberapa perangkat sebagai
komponen data center, berikut:
Kehandalan sebuah data center tidak lepas dari para staf profesional yang selalu siap
mendukung operasional data center selama 24 jam sehari tanpa henti. Oleh karena
itu, data center sebaiknya memilki ruangan khusus untuk tidur para staf IT. Keahlian
dan pengalaman staff data center sangat diperlukan untuk memberikan performa
yang memenuhi kebutuhan akan layanan data center di Indonesia. Setidaknya staf
data center yang diperlukan adalah:
System Engineer
Network Engineer
Network Administrator
Network Security Specialist
Programmer
Helpdek
Staff penyedia jasa fasilitas data center tersebut diatas untuk kebutuhan operasional
data center saja yang termasuk sebagai komponen data center, diluar keamanan,
bagian keuangan, marketing dan customer service.
UPS
Uninteruptible Pwer Supply (UPS) mengkonversi kebutuhan listrik dadakan secara cepat dan
berdurasi singkat. Bertujuan untuk mendukung kebutuhan listrik pada infrastruktur IT kritis
sehingga dapat tetap berjalan tanpa gangguan. UPS berisi sistem penyimpanan energi, seperti
baterai powerbank, yang memasok listrik ketika listrik tidak tersedia dari sumber utama
kelistrikan. Diskusi ini mencakup konversi ganda UPS arus AC, baris interakif UPS AC,
pengoperasian UPS AC dalam mode ekonomis, dan UPS arus DC.
Perhatikan bahwa meskipun data center umumnya memiliki beberapa UPS, mereka dimodelkan
sebagai blok tunggal. DC UPS juga dimodelkan sebagai satu blok, meskipun mereka mungkin
benar-benar terdiri dari beberapa modul rectifier dan baterai secara terpisah. Apabila diperlukan,
isolasi ditunjukkan dalam diagram blok. Tegangan-mengkonversi AC UPS mungkin sebagai
alternatif dapat menggabungkan autotransformer yang memotong atau jalur output. Untuk
detail lebih lanjut tentang jenis UPS, lihat IEC 62040-31.
Transformer
Transformator isolasi adalah perangkat elektromagnetik dengan beberapa gulungan per fase
yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC yang lain dan sekaligus memberikan isolasi
galvanik dengan transmisi energi antara gulungan melalui kopling induktif magnetik (induksi).
Ukuran gulungan trafo dan jenis dipilih untuk:
Memberikan tingkat transformasi tegangan yang diperlukan dan juga dapat memberikan
manfaat sekunder termasuk kinerja keamanan grounding yang lebih baik
Isolasi AC-DC (baterai)
Pembatalan harmonis melalui pergeseran fase Pengurangan tegangan transient melalui
grounding.
Autotransformer memilki kesamaan dalam material dan fungsi. Namun secara fisik lebih kecil
dan lebhi murah dari transformator isolasi. Ini merubah tegangan, tetapi tidak memiliki
karakteristik kualitas daya ynag lebih, seperti isolasi galvanik dan pembatalan harmonis, yang
ditemukan di transformer isolasi tersebut.
PDU
Unit Distribusi Listrik (PDU, Power Distribution Units) adalah kabinet distribusi listrik, berdiri
bebas atau rak-mount. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan titik yang diperlukan untuk
distribusi listrik. Pemutus rumah sirkuit PDU yang digunakan untuk membuat beberapa sirkuit
cabang dari sirkuit pengumpan tunggal. Juga dapat berisi transformer, papan panel listrik,
perangkat perlindungan arus, dan pemantauan daya / kontrol. PDU ini sangat berguna pada tiap
data center, baik data center perusahaan, fasilitas colocation server di Indonesia, maupun pada
disaster recovery center.
ICTE PSU
Sebuah unit catu daya khas (PSU, Power Suply Unit) untuk Teknologi Informasi dan Peralatan
Komunikasi (ICT Eequipment) dirancang untuk mengkonversi (memperbaiki) tegangan
alternating current (AC) dari pasokan listrik ke beberapa tegangan langsung (DC). Baik positif
maupun negatif, biasanya + 12V, 12V, + 5V, + 5V standby dan + 3.3V. Modus peralihan pasokan
listrik (SMP, Switch Mode Power Supplies) merupakan bentuk dominan. Beberapa model PSU
tersedia dengan DC input.
Karena hasil output tegangan beragam jenisnya pada bermacam-macam persyaratan menarik
saat ini, sebagian besar pasokan listrik komputer modern sebenarnya terdiri dari beberapa
modus pengalihan pasokan listrik. Masing-masing menghasilkan hanya satu komponen tegangan
dan masing-masing output dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan daya tiap komponen. Semua
dihubungkan bersama untuk dapat dimatikan secara terkelompok saat terjadi kondisi kegagalan.
Generator set
Sebuah generator terdiri dari mesin (dalam ukuran daya kilo Watt) yang memutar alternator
(dalam ukuran daya kVA) untuk menghasilkan listrik AC. Beberapa generator set dapat
dihubungkan untuk bekerja bersama-sama (secara paralel) untuk menyediakan daya yang
dibutuhkan terhadap beban yang terhubung. Generator mungkin portabel atau terinstal tetap
dan tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari beberapa kW atau kVA ke beberapa MW atau
MVA. Generator dapat dihubungkan ke sistem kelistrikan data center baik menggunakan switch
transfer paralel switchgear, atau keduanya, tergantung pada kebutuhan dan desain instalasi.
Pembentukan desain sistem listrik spesifik dan terrinci adalah titik awal untuk membahas
dampak komponen listrik data center terhadap keseluruhan efisiensi data center. Spesifikasi
harus dapat menjadi solusi seperti pada keterbatasan kapasitas, kendala ruang, dan
distribusi daya hulu serta hilir. Kapasitas sumber daya Data center (saat ini) dan konfigurasi
(tegangan), serta persyaratan beban komputasi yang diharapkan (server, storage, jaringan,
dll), harus didefinisikan dengan baik dan dipahami.
Diagram di bawah ini adalah untuk sistem AC. Sistem DC tidak ditampilkan dalam diagram,
tetapi serupa. Biasanya perbedaannya terletak pada penghilangan inverter. Bypass statis dan
bypass pemeliharaan juga akan dihapus dari diagram dan diganti dengan penyearah
tambahan.
Gambaran umum yang dapat menjelaskan sistem distribusi listrik data center adalah
diagram sistem listrik, sering disebut sebagai diagram satu garis dalam sistem AC tiga fase
atau sistem DC. Lihat Gambar dibawah ini sebagai contoh sederhana. Kisaran input dan
output tegangan juga tersedia, termasuk tegangan menengah.
Setiap bagian dari peralatan listrik adalah sebuah blok bangunan fundamental dalam desain
sistem daya yang lebih besar. Data center tergantung pada kinerja dan fitur tersebut. Ini adalah
susunan blok ke sistem fungsional yang paling penting untuk tujuan kinerja data center dan
persyaratan dari badan-badan tertentu seperti uptime institute.
Diagram sistem kelistrikan dapat digunakan untuk menunjukkan seluruh sistem listrik dari ujung
ke ujung yang dapat dilihat gambaran keseluruhannya pada satu lembar ringkas. Pada salah satu
ujung adalah sumber daya yang masuk. Di ujung lain adalah beban.
Diagram ini secara dasar kelistrikan, dapat memberikan informasi tentang sistem dan fungsi
subsistem serta lokasi. Rincian fungsional disebut dalam diagram sistem kelistrikan yang
mencakup sistem redundansi, jenis elemen penyimpanan energi, generator cadangan darurat,
perangkat bypass pemeliharaan, perangkat perlindungan (pemutus sirkuit, panel pemutus, dan
sekering), dan titik metering.
Sebuah diagram sistem kelistrikan juga dapat mencakup pemantauan dan pengukuran perangkat
yang sangat penting untuk efisiensi data center. Diagram perlu didefinisikan dengan baik dan
dipahami. Hal ini berlaku sama untuk data center yang baru akan dibuat ataupun yang sudah ada.
Manajemen gedung atau aplikasi perangkat lunak sistem manajemen lainnya mengandung
sebesar apa diagram sistem tenaga dengan pendinginan dan menghitung layout yang ada.
Untuk beban yang paling penting, ketersediaan operasional adalah tujuan utama untuk
infrastruktur fisik. Semua desain sistem listrik data center didasarkan pada asumsi yang
mendasari bahwa gangguan listrik seperti transien, fluktuasi tegangan, pemadaman, kelainan
kualitas daya lainnya tidak dapat dihindari, baik yang berasal dari utilitas listrik atau dari dalam
fasilitas. Kondisi ini dapat merusak peralatan dan / atau mengganggu operasi. Oleh karena itu
peralatan untuk mengurangi gangguan tersebut dibangun ke dalam setiap desain.
Penambahan perangkat ini meningkatkan konsumsi listrik sehinga mengurangi faktor efisiensi.
Sistem tata letak komponen listrik dan tingkat redundansi dapat mempengaruhi pengurangan
dalam sumber daya listrik. Redundansi built-in diperlukan untuk mencapai ketersediaan
maksimum. Untuk mencapai tingkat yang lebih besar dari redundansi, lebih banyak komponen
yang digunakan untuk memberikan jumlah yang sama dari daya cadangan. Komponen tambahan,
bahkan ketika beroperasi dalam mode standby, mengkonsumsi energi dan otomatis mengurangi
efisiensi data center secara keseluruhan. Dalam perancangan data center harus menyadari
trade-off antara redundansi / ketersediaan dan efisiensi.Juga harus mempertimbangkan solusi di
mana sistem daya dapat dikonfigurasi ulang untuk memberikan tenaga yang dibutuhkan dan
redundansi dalam waktu yang dibutuhkan, dan harus mengoperasikan peralatan siaga. Berikut
beberapa konfigurasi umum.
Arsitektur sistem listrik ini dikonfigurasi dengan dua sisi, A dan B, masing-masing beroperasi pada
beban kurang dari 50 persen. Masing-masing pihak dapat mencakup beberapa UPS. Kedua sisi
dapat menangani 100 persen dari beban sistem. Jika salah satu sisi memiliki masalah, beban
terhubung atau beralih ke sisi operasional lainnya. Ikatan dari kedua belah pihak membutuhkan
kombinasi perangkat dan sinkronisasi semua komponen hilir untuk peralihan UPS. Switch dapat
berada di hulu UPS untuk tujuan pemeliharaan isolasi. Gambar dibawah menunjukkan contoh
sistem redundansi AC, dirancang untuk memungkinkan sistem tingkat ketersediaan tinggi bahkan
selama pemeliharaan atau kegagalan komponen. Redundansi Ekstra pada wilayah strategis di
dalam sistem listrik dapat memberikan ketersediaan yang lebih tinggi.
Titik pengikatan dapat dari jenis terus menerus atau sesaat dimana pendekatan sesaat
merupakan pendekatan yang lebih khas. Sistem A-B dapat diimplementasikan baik dengan
modul pemutusan pusat atau sistem distribusi bypass. Modul bypass terpusat menggunakan
pasokan listrik terputus tanpa fungsi pemutusan internal. Distribusu bypass memiliki bypass
terintegrasi dengan UPS paralel (individual). Distribusi bypass masih kurang umum pada instalasi
data center saat ini, tetapi mulai semakin banyak digunakan. Perhatikan bahwa meskipun
penjelasain ini menggambarkan sistem listrik dual jalur, lebih dari dua jalur diperbolehkan.
Sistem Redundant terisolasi
Juga dikenal sebagai sistem penangkap, konfigurasi ini dapat mencakup sejumlah UPS dan
termasuk stand-by UPS untuk cadangan UPS utama. Redundansi disediakan berdasarkan transfer
ke sisi tangkapan.
Salah satu metode adalah dengan menggunakan stand-by UPS untuk daya bypass statis pada
setiap UPS yang terhubung, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Cara lain adalah
dengan menempatkan static switch transfer antara output dari masing-masing UPS dan beban,
sehingga dapat memberikan informasi titik kegagalan. Stand-by UPS harus mampu seketika
mengambil beban sistem satu atau lebih UPS yang down, yang dapat mengakibatkan langkah
beban potensial dari nol menjadi lebih 100 persen dari kapasitas. Dalam skenario kedua,
stand-by UPS berjalan dalam posisi idle, ini memakan energi tetapi menyediakan perlindungan
yang dibutuhkan terhadap hal tidak terduga.
Perkembangan Sistem Kelistrikan Data Center
Di luar sistem yang dijelaskan di atas, teknologi lainnya muncul dan dapat memberikan solusi
utama di masa depan. Jenis sistem, yang paling kondusif untuk teknologi cloud, redundansi
bergerak dari garis distribusi daya dan ke daerah lain, seperti perangkat lunak atau data center
cadangan.Keandalan mungkin akan terpengaruh dari sudut pandang sistem kelistrikan tetapi
ditujukan ke tempat lain dalam gambaran data center untuk perusahan yang lebih besar.
Fungsi backup baterai dapat dipindahkan dari lokasi UPS pusat dalam setiap server. waktu
backup dapat dikurangi menjadi kurang dari 5 menit. Hal ini dapat mengurangi overhead untuk
UPS yang sudah full, tapi bisa menyebabkan masalah ketika berhadapan dengan baterai yang
perlu diganti sebelum akhir hidup sebuah server.
Kombinasi antara keduanya tersedia: pada tingkat power supply, input AC utama bisa datang
langsung dari utilitas ( “efisiensi masukan”), dengan input kedua PSU dari cadangan baterai DC
(yang “ketersediaan masukan”), di mana baterai ditempatkan dekat unit ITE.
Teknologi penyimpanan energi baru, baterai asam timbal adalah yang paling umum saat ini, tapi
baterai kimia lainnya (seperti lithium-ion) mungkin dapat membuat lebih efisien, keandalan, atau
penyimpanan ekonomis. Teknologi lainnya seperti superkapasitor (atau ultracapacitors) atau
flywheel bisa membantu dalam pergantian baterai secara serempak.
Saat ini, setiap tingkat akurasi dapat diukur. Namun, untuk mengukur dengan akurasi yang tinggi
cukup mahal. Komponen meteran built-in biasanya tidak cukup akurat untuk pengukuran PUE
(sekitar 95 hingga 98 persen akurat), tetapi tersedia baut secara eksternal pada jenis meteran ini
yang dapat dilampirkan untuk mendapatkan tingkat akurasi yang diinginkan. Namun, karena
biaya, akurasi metering bukanlah praktek umum pada komponen di fasilitas instalasi data center.
Akurasi dalam pengukuran bervariasi sesuai penggunan. Jika pengukuran yang digunakan untuk
melacak perubahan pada kinerja dalam fasilitas, yang dibangun dalam meteran umumnya cukup
akurat. Jika sertifikasi diperlukan, meteran tambahan yang lebih akurat harus dipasang pada
titik-titik yang tepat di jalur listrik.
Standard Ukuran Pendinginan dan Kelembaban di Data Center
Operator di perusahaan data center dan colocation diresapi dengan risiko yang
berlawanan untuk tingkat keberhasilan. Dalam kebanyakan aspek, ini adalah filosofi
yang bijaksana. Terutama ketika menyangkut untuk memastikan kekuatan TI, yang
pada dasarnya adalah kondisi biner; Anda memilikinya atau tidak. Dengan asumsi
Anda telah membuat keputusan untuk memiliki tingkat redundansi apa pun atau
berusaha mempertahankan ketersediaan daya. Dengan demikian, perhatian kedua
adalah efisiensi energi di data center. Manajemen pendinginan dan kelembaban di
data center kian menjadi penting untuk di kaji ulang dari waktu ke waktu.
Jelas, teknologi UPS telah menghasilkan banyak tenaga dan sekarang tersedia
dengan efisiensi energi operasi pada rentang 95% dan di atas pada beban penuh,
dan masih tersisa profil operasi yang relatif efisien bahkan ketika berada di bawah
beban per unit yang ditemui pada rancangan yang sangat berlebihan seperti N + 1,
2N, atau bahkan 2 (N + 1). Jadi sementara selalu ada ruang untuk perbaikan,
nampaknya kita hanya bisa memeras beberapa poin efisiensi listrik.
Pedoman Thermal ASHRAE telah menjadi standar de facto di data center sejak
Panitia Teknis 9.9 (TC 9.9) menerbitkan Panduan Termal Pertama untuk Peralatan
Datacom pada tahun 2004 dengan kisaran suhu yang “direkomendasikan” dari 68 °
sampai 75 ° F (20 ° sampai 25 ° C).
Meskipun demikian, terlepas dari seberapa tinggi suhu intake TI, server tetap tidak
berkeringat, jadi mengapa kita masih perlu memiliki sistem de-humidifikasi di semua
unit pendingin?
Ini semua melacak kembali kontrol kelembaban situs yang diberlakukan secara ketat
di semua desain dan operasi data center. Kontrol ketat ini didasarkan pada beberapa
faktor seperti peralatan TI yang lebih tua yang sensitif terhadap (kelembaban yang
terlalu kering atau terlalu tinggi), dan juga fakta bahwa perangkat penanganan kertas
dan kertas seperti printer dan pembaca kartu punch awalnya berada di dalam ruang
putih juga.
Unit Pendingin di Data Center Harus Menyediakan Sistem
Humidifikasi
Masalah yang melekat pada unit pendinginan konvensional adalah koil yang
biasanya berada di bawah titik emban saat unit mendingin. Ini akan menghasilkan
kondensasi, mengeluarkan uap air, sehingga secara efektif mengurangi pendinginan
udara saat pendinginan. Untuk menangkal fakta ini, unit pendingin juga harus
menyediakan sistem humidifikasi yang terus mengisi kelembaban yang diekstraksi
dengan proses pendinginan. Ini biasanya melibatkan pemanas air secara elektrik ke
uap untuk pelembaban. Ini juga menambahkan panas pada aliran udara dan juga
meningkatkan energi sistem pendingin laten yang dibutuhkan untuk mendinginkan
udara saat uap air mengembun pada koil pendingin. Proses yang sedang berlangsung
ini mengurangi efisiensi energi.
Selain itu, unit pendingin juga mengandung sistem kontrol dehumidifikasi yang
melibatkan fungsi “re-heat” yang mengaktifkan koil pemanas saat menjalankan
fungsi pendinginan. Pelembab uap yang dipanaskan secara elektrik ini dapat menarik
3 sampai 15 kW per unit. Sedangkan gulungan panas kembali dapat berkisar dari 5
sampai 30 kW per unit, tergantung pada ukuran unit pendingin.
Seperti yang bisa Anda bayangkan, ini akan meningkatkan penggunaan energi. Selain
itu, karena ini adalah praktik umum untuk melengkapi semua unit pendingin dengan
sistem kontrol kelembaban. Namun hal ini juga dapat berdampak signifikan terhadap
ukuran dan peringkat semua komponen listrik hulu dari rantai daya. Ini termasuk
item seperti panel distribusi yang memberi makan unit pendingin, generator
cadangan dan ATS, switchgear utama, serta ukuran pakan utilitas. Ukurannya harus
berdasarkan pada kemungkinan adanya atau bahkan semua unit pendingin. Menarik
daya maksimum saat mencoba mengendalikan kelembaban (selain daya kompresor).
Pedoman lingkungan edisi keempat terbaru (yang dirilis pada tahun 2015) hampir
tidak berubah dari versi sebelumnya di 2011. Kecuali kenyataan bahwa kisaran
kelembaban yang “diijinkan” sekarang adalah 8% sampai 80% RH. Ini adalah hasil
dari studi ASHRAE 2014-15 yang menunjukkan bahwa tingkat kelembaban yang
rendah memiliki dampak praktis yang sangat kecil terhadap tingkat kegagalan TI
akibat pelepasan muatan elektrostatik (ESD).
Meskipun demikian, banyak operator dan manajer TI masih takut dengan kondisi
kelembaban rendah. Masih ada beberapa kekhawatiran di beberapa industri
mengenai operasi di sekitar masalah kelembaban di data center. Ini karena
kelembaban di data center dapat menyebabkan masalah jangka panjang dengan
keandalan TI. Terutama jika ada polutan di atmosfer. Untuk mengatasi masalah ini,
ASHRAE mengembangkan sebuah tes “kupon” yang merupakan kartu sirkuit
tercetak yang tertinggal pada operasional data center selama 30 hari dan kemudian
dikirim ke laboratorium untuk melihat apakah ada tanda-tanda korosi.
Untuk unit pendingin air dingin ini bisa dilakukan dengan menaikkan suhu air dingin
di chiller. Untuk unit pendinginan DX, kemajuan yang lebih baru menggunakan
kompresor internal kecepatan variabel dan sistem aliran pendingin variabel.
Salah satu masalah umum pada sistem sebelumnya, dan bahkan saat ini, adalah
fenomena yang dikenal sebagai melawan CRAC. Hal ini terjadi ketika unit
pendinginan individual secara bersamaan akan mencoba melakukan dehumidifikasi.
Proses ini terjadi dalam menanggapi unit lain yang mencoba melembabkan
berdasarkan pada skema kontrol unit individual.
Sebagian besar skema pengendalian titik embun baru juga melibatkan kontrol
terpusat, bukan kontrol kelembaban berbasis unit individual.
Anda akan terkejut berapa banyak energi yang akan Anda hemat di fasilitas yang ada
dengan menggunakan solusi sederhana dan tanpa biaya ini. Selain itu, jika Anda
memutuskan untuk membangun data center baru, pertimbangkan untuk
menentukan bahwa hanya sebagian kecil unit pendingin yang dilengkapi dengan
kontrol kelembaban. Ini akan menghemat tidak hanya biaya unit pendingin, juga
akan menurunkan tingkat kapasitas maksimum dan biaya semua komponen listrik
hulu juga. Atau lebih strategis lagi, manfaatkan kapasitas daya ekstra dan energi
untuk peralatan TI lebih banyak, daripada daya yang dibutuhkan untuk
mempertahankan rentang kontrol kelembaban yang ketat.
Untuk menjadi jelas, operasi di dekat ujung atas 95 ° F dari kisaran A2 dalam kondisi
normal tidak direkomendasikan, karena ini tidak memberikan margin untuk setiap
kunjungan suhu jika ada masalah pada sistem pendingin, seperti unit pendingin yang
gagal atau selama utilitas Gangguan daya dan penundaan restart pendinginan sekali
pada generator back-up.