Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2337­6686

ISSN­L 2338­3321

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI


DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG
Ika Widiastuti
Universitas Krisnadwipayana Jakarta
E­mail: iwidiastuti86@gmail.com
ABSTRAK: Keberhasilan seorang pemimpin dapat dilihat dari kinerja yang dicapainya dan kepiawaiannya dalam memimpin suatu
organisasi. Untuk mendapatkan pemimpin yang sesuai dengan jamannya diperlukan ketelitian dalam menghadapi segala permasalahan
yang ada, mempunyai kemampuan memimpin, kemampuan intelektual dan dapat memberikan motivasi kepada pegawainya. Kepala
Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam melaksanakan tugasnya belum sepenuhnya optimal sehingga kinerja pegawai mengalami
penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan membahas pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas
Pendidikan Kota Bandung, (2) mengumpulkan informasi serta mengembangkan konsep pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, yaitu
menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode kuantitatif. Penulis dapat memberikan keisimpulan bahwa: (1) Secara simultan, kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan pengaruh sebesar 53%, dan sisanya sebesar 47% merupakan pengaruh dari variabel lain
yang tidak diteliti. Demikian pula secara parsial, kepemimpinan mengarahkan dan kepemimpinan dukungan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai, (2) Kepemimpinan yang diteliti melalui dimensi mengarahkan dan dimensi dukungan mempunyai pengaruh
yang tinggi terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai mempunyai hubungan
yang sangat kuat dan mempunyai arah hubungan yang positif.
Kata kunci: kepemimpinan, kinerja pegawai, dan motivasi
ABSTRACT: The success of a leader can be seen from the performance he achieved and expertise in an organization. To get the
leadership in accordance with the era required precision in all things that exist, have the ability ability, intellectual ability and can
provide motivation to employees. Head of Education Office of Bandung in carrying out its duties not yet optimal. This study aims to (1)
find and discuss the influence of leadership on the performance of employees in Bandung Education Agency, (2) gather information and
develop the concept of leadership in the performance of employees in Bandung Education Department. Data completion techniques
related to this research problem, namely by using questionnaires, observations, interviews and literature study. Data analysis method
used in this research is by using quantitative method. The author can give conclusions: (1) Simultaneously, leadership significant to
employee performance, with an influence of 53%, and a position of 47% is the influence of other variables that are not examined.
Significance of employee performance, (2) Leadership studied through dimensions and dimensions that have high performance. This
shows the leadership with the performance of employees who have a very strong relationship and have a positive relationship direction.
Keywords: leadership, employee performance and motivation

PENDAHULUAN kecakapannya dalam pelaksanaan kepemimpinan


Latar belakang penelitian ini adalah bahwa sehingga dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.
organisasi merupakan kerangka kerja daripada setiap Pemimpin di dalam melaksanakan pekerjaannya
bentuk kerjasama manusia untuk mencapai tujuan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai dan
bersama. Fenomena kepemimpinan sebagai kunci tujuan organisasi. Oleh karena itu pemimpin di­
utama berjalannya organisasi di negara Indonesia harapkan untuk mampu mempengaruhi pegawainya
telah memberikan gambaran kepada kita bagaimana sesuai dengan apa yang diperintahkan agar tujuan
kepemimpinan memiliki pengaruh sangat besar organisasi dapat tercapai. Selain itu, peran pemimpin
terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. dalam meningkatkan kinerja pegawai merupakan
Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan salah satu kunci sukses bagi keberhasilan seluruh
tujuan organisasi harus mampu menyikapi organisasi. Dalam meningkatkan kinerja pegawai
perkembangan zaman ini. Oleh itu keberhasilan sangat menentukan dalam mengarahkan sikap dan
seorang pemimpin dapat dilihat dari kinerja yang perilaku pribadi seseorang untuk dapat bersikap dan
dicapainya, juga dapat dilihat dari kepiawaiannya berperilaku sesuai dengan aturan yang ditentukan
dalam memimpin suatu organisasi. dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi.
Sukses atau tidaknya suatu organisasi mencapai Berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 tahun 2001
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tergantung maka terbentuklah Dinas Pendidikan Kota Bandung
kepada kepemimpinan dalam organisasi tersebut. pada tanggal 7 Maret 2001. Dinas Pendidikan Kota
Seorang pemimpin harus mengetahui kebutuhan Bandung mempunyai visi yaitu Mewujudkan
setiap anggotanya, dan hal ini merupakan Masyarakat Kota Bandung yang cerdas, sehat,
Jurnal Ilmiah WIDYA 281 Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Ika Widiastuti, Kinerja Pegawai Di Dinas
281 ­ 286 Pendidikan Kota Bandung

produktif, berakhlak mulia, dan cinta lingkungan disebabkan oleh kepemimpinan Kepala Dinas yang
hidup guna mendukung Bandung bermartabat. belum dapat berjalan dengan optimal.
Sedangkan misi Dinas Pendidikan Kota Bandung Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, maka
yaitu meningkatkan kualitas pendidikan warga kota yang menjadi pertanyaan masalah (problem question)
Bandung melalui peningkatan kualitas penyeleng­ penelitian ini: Seberapa besar pengaruh ke­
garaan pendidikan sesuai tuntutan pembangunan, pemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas
meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan Pendidikan Kota Bandung?
sarana pendidikan untuk menunjang proses Tujuan penulisan penelitian sebagai berikut: (1)
penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan produk­ mengetahui dan membahas pengaruh kepemimpinan
tivitas kerja dan terciptanya pelayanan yang dapat terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota
memuaskan stakeholder pendidikan, meningkatkan Bandung, (2) mengumpulkan informasi serta
kemampuan dan kesejahteraan tenaga kependidikan mengembangkan konsep pengaruh kepemimpinan
dalam melaksanakan tugas, dan meningkatkan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan secara Bandung.
efesien dan efektif sesuai dengan perkembangan
iptek. METODOLOGI PENELITIAN
Kepala Dinas di Dinas Pedidikan Kota Bandung Penelitian ini dilakukan para pegawai di Dinas
di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya Pendidikan Kota Bandung. Objek dalam penelitian
belum sepenuhnya optimal sehingga akan meng­ ini adalah kepemimpinan sebagai variabel bebas
akibatkan kinerja pegawai mengalami penurunan. Hal (independent variable) serta kinerja pegawai sebagai
ini dapat diketahui dengan adanya program yang variabel terikat (dependent variable).
dilaksanakan oleh kepala dinas yang mengalami Metode yang digunakan metode survey
kegagalan, diantaranya adalah pencairan dana explanatory. Adapun pendekatan explanatory
bantuan operasional sekolah yang mengalami (Singarimbun, 1995:3) adalah berusaha menjelaskan
keterlambatan, belum meningkatnya kesejahteraan hubungan kausal dan sekaligus pengujian hipotesis
guru honorer, pengelolaan anggaran yang belum antara variabel yang sedang diteliti sedangkan yang
optimal, masih adanya pungutan sekolah yang akan penulis teliti adalah para pegawai di Dinas
membebani masyarakat tidak mampu, banyak guru Pendidikan Kota Bandung.
yang belum tersertifikasi dan sebagainya.
Tahun 2010 guru yang sudah tersertifikasi HASIL DAN PEMBAHASAN
mengalami penurunan yaitu berjumlah 2426 dan pada
tahun 2011 berjumlah 2424. Pada tahun 2012 Kepemimpinan
menunjukkan bahwa data peserta guru yang sudah Kepemimpinan (Wexley dan Yukl, 1977)
tersertifikasi terjadi kenaikan yaitu 2602. Data guru mempunyai arti mempengaruhi orang untuk lebih
yang belum tersertifikasi pada tahun 2013 untuk PNS berusaha mengarahkan tenaga dalam usahanya, atau
mengalami penurunan yaitu 776 bila dibandingkan merubah tingkah laku mereka. Berbicara pemimpin
dengan tahun 2012 berjumlah 1903 sedangkan pada tidak akan lepas dari persoalan kepemimpinan dalam
tahun 2013 data guru yang belum tersertifikasi untuk suatu organisasi, begitupun dalam organisasi
non PNS mengalami kenaikan berjumlah 1667 bila pemerintahan. Peran pemimpin dan kepemimpinan­
dibandingkan pada tahun 2012 yaitu berjumlah 699. nya sangatlah menentukan keberhasilan ataupun
Dinas Pendidikan Kota Bandung memiliki kegagalan sebuah organisasi pemerintahan. Oleh
berbagai permasalahan yang memiliki dampak bagi karena itu, diperlukan seorang pemimpin yang
kinerja pegawai dan berkaitan dengan kualitas kerja menggerakkan organisasinya sehingga sumber daya
pegawai. Kepala Dinas didalam melaksanakan tugas dan alat daya berdaya guna secara optimal. Malayu
dan pekerjaannya belum sepenuhnya optimal S.P. Hasibuan (2004:43) menyatakan bahwa
sehingga mengakibatkan kinerja pegawai mengalami pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
penurunan hal ini dapat diketahui dengan masih kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
banyaknya guru non PNS yang belum tersertifikasi. mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam
Masalah­masalah yang berkaitan dengan kinerja mencapai tujuan.
pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung, diduga Inti dari kepemimpinan adalah memberikan
Jurnal Ilmiah WIDYA 282 Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Ika Widiastuti, Kinerja Pegawai Di Dinas
281 ­ 286 Pendidikan Kota Bandung

pengarahan (directing) atau mempengaruhi orang lain merupakan suatu kegiatan yang penting. Penilaian
(influence), dalam kegiatan­kegiatan yang tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan
dilaksanakan itu untuk mencapai tujuan yang telah suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu.
ditetapkan dan disepakati bersama. Kepemimpinan Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi
(H. Koontz dan O’Donnel, 1982) adalah suatu seni perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi
atau proses mempengaruhi sekelompok orang selanjutnya. Fahmi (2011:65) penilaian kinerja adalah
sehingga mereka mau bekerja dengan sungguh­ suatu penilaian yang dilakukan kepada pihak
sungguh untuk meraih tujuan kelompok. manajemen perusahaan baik para karyawan maupun
Menurut Hadari Nawawi (2001:135) fungsi manajer yang selama ini telah melakukan
kepemimpinan memiliki dua dimensi yang harus pekerjaannya. Robert L. Mathis dan John H. Jackson
diperhatikan yaitu: (1) Dimensi kemampuan (2002:81) menyatakan bahwa penilaian kinerja
pemimpin mengarahkan (direction). Dimensi ini merupakan proses mengevaluasi seberapa baik
merupakan aktivitas yang berisi tindakan­tindakan karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika
pemimpin dalam interaksi dengan anggota dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian
organisasinya, yang mengakibatkan semuanya mengkomunikasikan informasi tersebut.
berbuat sesuatu di bidangnya masing­masing yang
Motivasi
tertuju pada tujuan organisasi. Dimensi ini tidak
Sukses atau tidaknya kinerja pegawai
boleh dilihat dari segi aktivitas pemimpin, tetapi
dipengaruhi oleh pemimpin yang dapat memberikan
nampak dalam aktivitas anggota organisasinya. (2)
motivasi kerja kepada pegawai agar tujuan organisasi
Dimensi tingkat dukungan (support) dari anggota
dapat tercapai. Kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor­
organisasinya. Dimensi ini terbentuk keterlibatan
faktor yaitu faktor motivasi yang dilakukan oleh
anggota organisasi dalam kegiatan­kegiatan
pemimpin dan faktor kemampuan yang dimiliki oleh
melaksanakan tugas­tugas pokoknya.
pegawai. Motivasi merupakan unsur penting bagi
Kinerja Pegawai kesuksesan pemimpin. Fungsi kepemimpinan di
Fahmi (2011:2) kinerja adalah hasil yang antaranya adalah mengarahkan, membimbing
diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi bawahan agar dapat membangun motivasi kerja dan
tersebut bersifat profit oriented dan non profit dapat mengemudikan organisasi sesuai dengan
oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. ketentuan waktu dan perencanaan. Mangkunegara
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat (2005:67) menyatakan bahwa faktor yang
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan dan
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, faktor motivasi. Menurut Safaria (2004:174),
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam motivasi merupakan salah satu unsur penting bagi
perumusan skema strategis (strategic planning) suatu kesuksesan pemimpin di dalam mengendalikan,
organisasi. mengarahkan, dan membimbing bawahan dan
Dimensi kinerja pegawai menurut Dharma organisasi secara keseluruhan. Stephen P. Robbins
(2003:355) yaitu : (1) Kuantitas merupakan jumlah (2008:222) berpendapat bahwa motivasi adalah
keluaran atau output yang harus dihasilkan oleh sebagai proses mengarahkan dan ketekunan setiap
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. (2) individu dengan tingkat intensitas yang tinggi untuk
Kualitas merupakan mutu output yang harus meningkatkan suatu usaha dalam mencapai tujuan.
dihasilkan oleh karyawan dalam melaksanakan Sedangkan pendapat Hasibuan (1985:8) motivasi
pekerjaannya. (3) Ketepatan waktu merupakan adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai
kesesuaian waktu yang dihasilkan oleh karyawan dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil
dalam menyelesaikan pekerjaan dengan yang sehingga tercapai keinginan pada pegawai, sekaligus
direncanakan. tercapai tujuan organisasi.
Pemimpin suatu organisasi senantiasa memberi
Penilaian Kinerja
motivasi kepada bawahannya dan pada sisi lain
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja pegawai
seyogyanya para bawahan dapat menumbuhkan
di dalam suatu organisasi, sangat diperlukan penilaian
motivasi pada dirinya sendiri, sehingga tercipta
terhadap kinerja. Menurut Keban (1995:1) bahwa
suasana dalam lingkungan kerja, baik motivasi yang
bagi setiap organisasi, penilaian terhadap kinerja
Jurnal Ilmiah WIDYA 283 Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Ika Widiastuti, Kinerja Pegawai Di Dinas
281 ­ 286 Pendidikan Kota Bandung

tumbuh dalam diri bawahan maupun yang datang Sudjana (2003:69) regresi linier ganda yaitu:
dari atasan langsung sebagai dorongan atau hubungan antara sebuah peubah tak bebas dan dua
rangsangan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan buah atau lebih peubah bebas dalam bentuk regresi.
secara optimal. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila
Untuk pengambilan sampel, penulis peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan
menggunakan teknik sampel acak berstrata (Stratified (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih
Random Sampling), yaitu suatu teknik pemilihan variabel independen sebagai faktor prediktor
sampel dengan cara membagi populasi ke dalam dimanipulasi (dinaik turunkan). Jadi analisis regresi
kelompok­kelompok homogen yang disebut strata ganda akan dilakukan bila jumlah variabel
dan kemudian sampel diambil secara acak dari setiap independennya minimal 2.
strata tersebut. Sehingga jumlah sampel dari populasi
pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
berjumlah 202 orang dan sekaligus menjadi Berikut disajikan Analisis korelasi untuk setiap
responden. variabel dengan menggunakan teknik korelasi
Teknik pengumpulan data dalam mengumpulkan Pearson Product Moment, seperti terlihat pada tabel 1
data yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, berikut:
menggunakan: (1) Kuesioner, (2) Observasi, (3)
Wawancara, (4) Studi pustaka. Tabel 1. Analisis Koefisien Korelasi
Untuk menentukan valid atau tidaknya butir­
butir soal dalam sebuah kuesioner dengan bentuk
jawaban berupa Likert’s Summated Rating, maka
perhitungan dilakukan melalui teknik korelasi antara
masing­masing item pertanyaan dengan total item
pertanyaan tersebut. Karena data yang diperoleh
adalah data yang bertaraf interval maka uji korelasi
yang digunakan adalah teknik product moment.
Selain itu teknik korelasi product moment tersebut
digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel
apabila data kedua variabel berbentuk interval atau Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013
ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih
tersebut adalah sama. Berdasarkan output di atas, diketahui hasil
Uji reliabilitas dilakukan dengan maksud untuk analisis korelasi sebagai berikut:
mengetahui apakah alat pengumpul data yang 1. Hubungan antara Kepemimpinan Mengarahkan
dipergunakan menunjukkan tingkat ketepatan, dengan Kinerja (rYX1)
keakuratan, kestabilan atau konsisten dalam Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok 0,641. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan
individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berada pada interval 0,401 – 0,700, sehingga dapat
berbeda. Menurut Sugiyono (2011:354), dalam disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara
mengukur reliabilitas sebuah instrumen dapat Kepemimpinan Mengarahkan dengan Kinerja adalah
menggunakan teknik yaitu teknik tes belah dua dari searah dengan hubungan yang cukup berarti. Nilai
Spearman­Brown. Banyaknya responden yang signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil
diambil untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dari 0,050 artinya korelasi tersebut bermakna.
sebanyak 202 orang. 2. Hubungan antara Kepemimpinan Dukungan
Analisis korelasi berguna untuk mengetahui dengan Kinerja (rYX2)
seberapa dekat hubungan antara kedua buah variabel Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar
yang akan diteliti, dapat dilihat berdasarkan 0,701. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan
koefesien korelasi. Untuk penelitian ini, penulis berada pada interval 0,701 – 0,900, sehingga dapat
menggunakan analisis korelasi Pearson Product disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara
Moment. Kepemimpinan Dukungan dengan Kinerja adalah
Jurnal Ilmiah WIDYA 284 Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Ika Widiastuti, Kinerja Pegawai Di Dinas
281 ­ 286 Pendidikan Kota Bandung

searah dengan hubungan yang kuat. Nilai signifikansi Besarnya pengaruh dimensi kepemimpinan
yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,050 mengarahkan terhadap variabel kinerja pegawai
artinya korelasi tersebut bermakna. adalah hasil perkalian dari 0,283 x 0,641 yaitu
3. Hubungan antara Kepemimpinan Mengarahkan 0,181402 atau 18,1%. Besarnya pengaruh dimensi
dengan Kepemimpinan Dukungan (rX1X2) kepemimpinan dukungan terhadap variabel kinerja
Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar pegawai adalah hasil perkalian dari 0,497 x 0,701
0,720. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan yaitu 0,348397 atau 34,9%.
berada pada interval 0,701–0,900, sehingga dapat Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari
disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara koefisien korelasi ganda (R) atau disebut juga sebagai
Kepemimpinan Mengarahkan dengan Kepemimpinan R­Square. Korelasi determinasi berfungsi untuk
Dukungan adalah searah dan kuat. Nilai signifikansi melihat berapa besar pengaruh yang diberikan oleh
yang diperoleh sebesar 0,000 lebih besar dari 0,05 variabel independen (X) terhadap variabel dependen
artinya korelasi tersebut bermakna. (Y). Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Koefisien korelasi ganda menunjukkan sejauh
Tabel 4. Korelasi Ganda
mana hubungan yang terjadi di antara variabel bebas
secara simultan dengan variabel terikat. Dengan
menggunakan SPSS diperoleh hasil analisis korelasi
ganda seperti terlihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Pengaruh Simultan

Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013

Dari tabel hasil output SPSS di atas, diketahui


nilai R square sebesar 0,530 atau 53%. Hal ini
menunjukkan bahwa Kepemimpinan dalam Meng­
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013 arahkan dan Memberikan Dukungan memberikan
pengaruh simultan terhadap variabel Kinerja Pegawai
Berdasarkan output di atas, diketahui koefisien sebesar 53%, sedangkan sisanya sebesar 100%­53%
korelasi ganda yang diperoleh sebesar 0,728. Angka = 47% merupakan pengaruh dari variabel lain yang
ini termasuk ke dalam interval 0,701 – 0,900, tidak diteliti.
sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan yang Nilai statistik uji F dapat diketahui dari tabel 5
terjadi antara Kepemimpinan dimensi Mengarahkan berikut:
dan memberikan Dukungan secara simultan dengan
Kinerja Pegawai adalah hubungan positif/searah yang Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
kuat.
Analisis pengaruh parsial digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh masing­masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan cara
mengalikan Coefficient Beta dengan Correlations
Zero­Order. Berikut disajikan tabel hasil pengolahan
data menggunakan SPSS, seperti terlihat pada tabel 3 Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013
berikut:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai F
Tabel 3. Analisis Pengaruh Parsial hitung sebesar 112,051. Nilai ini akan dibandingkan
dengan nilai F tabel. Dengan α=0,05, db1=2 dan
db2=12, diketahui nilai F tabel sebesar 3,739. Dari
nilai­nilai di atas, diketahui nilai F hitung (112,051) >
F tabel (3,739), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya terdapat pengaruh simultan yang signifikan
dari Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai. Untuk
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2013
Jurnal Ilmiah WIDYA 285 Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Ika Widiastuti, Kinerja Pegawai Di Dinas
281 ­ 286 Pendidikan Kota Bandung

menguji pengaruh kedua variabel bebas secara ini menunjukkan bahwa antara kepemimpinan dengan
individual terhadap Kinerja Pegawai, berikut di­ kinerja pegawai mempunyai hubungan yang sangat
sajikan uji hipotesis secara parsial menggunakan uji t. kuat dan mempunyai arah hubungan yang positif.
Pengaruh kepemimpinan yang terdiri dari
Saran­Saran
mengarahkan dan dukungan terhadap kinerja pegawai
Sebaiknya pimpinan melakukan upaya
sebesar 53% dipengaruhi faktor lain. Hal ini berarti
peningkatan kepemimpinan yang lebih optimal
peranan pimpinan dalam kepemimpinannya melalui
melalui pembenahan kepemimpinan dimana adanya
pelaksanaan mengarahkan dan dukungan di Dinas
pengembangan penerapan peran pemimpin dalam
Pendidikan Kota Bandung perlu ditingkatkan.
penampilan, perilaku, sikap, cara berkomunikasi
Pengaruh variabel kemampuan mengarahkan
dengan memberikan pelatihan kepada pimpinan..
(X1) terhadap variabel kinerja pegawai (Y) secara
Sebaiknya pimpinan harus dapat mengarahkan
langsung adalah 18,1%. Hal ini berarti bahwa sebesar
tingkah laku bawahannya didalam mengerjakan
81,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain. Pengaruh
tugas, pemimpin mampu memberikan insentif kepada
variabel dukungan (X2) terhadap variabel kinerja
pegawai untuk membangkitkan, memelihara, dan
pegawai (Y) dapat diterima secara statistik bermakna
memperkuat harapan pegawai agar dapat bekerja
yaitu sebesar 34,9%. Hal ini berarti bahwa sebesar
lebih produktif dan berkualitas.
65,1% dapat dijelaskan oleh faktor lain.

DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Dharma, Surya, Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan
Penerapannya., Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011.
Kesimpulan Nawawi, Hadari, Kepemimpinan Menurut Islam, Gadjah Mada
Secara simultan, kepemimpinan berpengaruh University Press, Yogyakarta, 1993.
signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Pustaka, Jakarta,
2008.
pengaruh sebesar 53%, dan sisanya sebesar 47% Sofyandi, Herman, Perilaku Organisasional, Graha Ilmu,
merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak Yogyakarta, 2007.
Sudjana, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung,
diteliti. Demikian pula secara parsial, kepemimpinan 2003.
mengarahkan dan kepemimpinan dukungan Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2011.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Ulbert, Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori
dan Dimensi, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2003.
Kepemimpinan yang diteliti melalui dimensi Wibowo, Manajemen Kinerja, Rajagrafindo Persada, Jakarta,
mengarahkan dan dimensi dukungan mempunyai 2012.
pengaruh yang tinggi terhadap kinerja pegawai. Hal Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2003.

Jurnal Ilmiah WIDYA 286 Volume 4 Nomor 2 Agustus­Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai