Anda di halaman 1dari 10

BED SIDE TEACHING( BST )

“KEJANG DEMAM SIMPLEKS

Disusun oleh :

Rona Kania Utami 12100117104

Preseptor:
Wiwiek Setiowulan, dr., Sp.A., M.Kes

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Bed Side Teaching


Bagian Ilmu Kesehatan Anak
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RS MUHAMMADIYAH BANDUNG 2016

IDENTITAS PASIEN

Pasien:

 Nama : By. F

 Jenis kelamin : Laki-laki

 Tanggal lahir : 9 Februari 2016

 Usia : 19 bulan 28 hari

 Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

 Alamat : Gg margaluyu I RT 05/08

 Tanggal masuk : 06 Oktober 2016

 Tanggal periksa : 06 Oktober 2016

Orangtua:

 Nama Ayah : Tn. S

 Usia : 79 tahun

 Pekerjaan : Pensiunan PNS

 Alamat : Gg margalayu I
 Nama Ibu : Ny. R

 Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

 Alamat : Gg margalayu I

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Kejang

Anamnesis Tambahan :

Kejang terjadi pada setengah jam SMRS selama dua menit. Kejang berupa

gerakan mata mendelik ke atas, tangan dan kaki tidak kaku dan pasien dalam

keadaan tidak sadar. Sebelum dan sesudah kejang pasien sadar. Ibu pasien

mengatakan pasien tertidur, kemudian menangis.

Keluhan disertai dengan demam yang naik secara tiba – tiba 3 jam

sebelum terjadi kejang dan belum diobati. Selain timbulnya demam, terdapat juga

keluhan batuk berdahak, timbul hanya sekali – sekali. Ibu mengatakan bahwa

nafsu makan bayi mengalami penurunan dan BAB jarang hanya 2 hari sekali,

dengan BAB tidak mencret, berlendir, ataupun darah.

Keluhan tidak disertai dengan adanya pilek. Ibu pasien mengatakan mual

dan muntah. Ibu pasien tidak mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari telinga

pasien. Riwayat kejang tanpa demam tidak ada. Ibu pasien mengatakan bahwa

pasien tidak memiliki riwayat alergi atau asthma. Riwayat kontak dengan pasien
dewasa batuk lama, keringat malam, batuk lama dan panas badan lama, penurunan

berat badan atau berat badan sulit naik juga disangkal oleh ibu pasien.

Ibu pasien mengatakan bahwa 8 bulan yang lalu pasien pernah mengalami

kejang selama 3 menit, kejang didahului oleh demam dan kaki dan tangan tidak

kaku, hanya mata ke atas.

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien menyangkal memiliki riwayat kejang demam. Dan kakanya

tidak memiliki riwayat kejang demam.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke RS astana anyar.

Pasien dilahirkan dari seorang ibu P2A1 , hamil cukup bulan, lahir spontan,

langsung menangis dengan BB lahir 3900 dan PB lahir 49 cm.

Riwayat Makanan

 0-6 bulan : ASI eksklusif + susu sgm

Riwayat Imunisasi

Menurut ibu pasien, pasien sudah diberi imunisasi lengkap dengan

booster.
Riwayat Tumbuh Kembang

Perkembangan :

 Motorik kasar : lempar bola

 Motorik halus : menyusun mainan

 Personal sosial : cuci tangan dengan dibantu, sikat gigi dibantu

 Bahasa : bicara ma-ma pa-pa

PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : terlihat sakit sedang, kejang (-).

 Kesadaran : composmentis

 Tanda-Tanda Vital

 Nadi : 76 x/menit

 Suhu : 37,1 0C

 Respirasi : 44 x/menit

 Antropometri

 BB : 11 kg

 PB : 80 cm

 Status gizi

 BB/U :-1 < SD < 0

 PB/U : -2 < SD < -1

 BB/PB : 0 < SD 1
Kesimpulan  status gizi baik

Kepala

 Bentuk : normocephal

 Wajah : simetris, edema (-), deformitas (-)

 Rambut : hitam, distribusi merata

 Mata : sklera putih jernih, conjunctiva tidak anemis, pupil bulat

isokor, mata tidak cekung

 Telinga : simetris, daun telinga bentuknya normal, sekret (-),

 Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-)

 Mulut :

 Bibir : lembap

 Mukosa : basah

 Gigi : tidak diperiksa

 Faring : tidak diperiksa

 Tonsil : tidak diperiksa

Leher

 KGB : tidak teraba pembesaran, retraksi suprasternal (-)

Thoraks

 Paru

Anterior :
 Inspeksi : bentuk normal, gerakan simetris, retraksi

intercostal (-), pernafasan abdominotorakal

 Palpasi : pergerakan dada simetris

 Perkusi : tidak dilakukan

 Auskultasi : VBS ki=ka, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Posterior :

 Auskultasi : ronkhi (-/-)

Cardio

 Inspeksi : tidak tampak iktus kordis

 Palpasi : iktus kordis teraba di ICS IV LMCS

 Perkusi : tidak dilakukan

 Auskultasi : S1 S2 murni regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

 Inspeksi : datar, retraksi epigastrium (-)

 Auskultasi : bising usus (+) normal

 Palpasi : lembut, turgor kulit kembali cepat

 Perkusi : tidak dilakukan

 Hepar : tidak ada pembesaran

 Spleen : tidak ada pembesaran.

Genital : tidak dilakukan


Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), capillary refill < 2 detik

Pemeriksaan Neurologis

 Refleks fisiologis:

 Bicep : +/+

 Tricep : +/+

 Refleks patologis:

 Babinski : (-/-)

 Chaddok : (-/-)

 Rangsang Meningeal:

 Kaku kuduk : (-)

 Brudzinsky I : (-/-)

RESUME

Pasien By. F, laki-laki usia 19 Kejang terjadi pada setengah jam SMRS

selama dua menit. Kejang berupa gerakan mata mendelik ke atas, tangan dan kaki

tidak kaku dan pasien dalam keadaan tidak sadar. Keluhan disertai dengan

demam yang naik secara tiba – tiba 3 jam sebelum terjadi kejang dan belum

diobati. Selain timbulnya demam, terdapat juga keluhan batuk berdahak, timbul

hanya sekali – sekali. Ibu mengatakan bahwa nafsu makan bayi mengalami

penurunan dan BAB jarang hanya 2 hari sekali, dengan BAB tidak mencret,

berlendir, ataupun darah. Ibu pasien mengatakan bahwa 8 bulan yang lalu pasien
pernah mengalami kejang selama 3 menit, kejang didahului oleh demam dan kaki

dan tangan tidak kaku, hanya mata ke atas.

DIAGNOSIS BANDING

 Kejang demam sederhana + bronchopneumonia

 Kejang demam sederhana + bronchitis

USULAN PEMERIKSAAN

 Darah rutin (hb, ht, leukosit, trombosit)

 Rontgen thorax

 Kultur darah + tes resistensi antibiotik

DIAGNOSIS KERJA

 Kejang demam sederhana + infeksi bakteri

PENATALAKSANAAN

Umum

 Penyuluhan diet nutrisi tinggi kalori tinggi protein. Kalori yang


dibutuhkan:
AKG (Holiday segar) :
100x10kg = 1000
50x1kg= 50
 Total = 1050kkal
Khusus
Kejang:
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan oksigen
 Antikonvulsan
Diazepam dosis 0,3-0,5mg/kgbb setiap 8 jam (selama 2-3 hari)
Pada pasien ini  3.3 mg setiap 8 jam (sediaan diazepam 2.5mg)
Demam:
 Antipiretik
Paracetamol dosis: 10 – 15 mg/kgBB , 120 mg = 1 sendok setiap 4-6jam
sekali, maksimal 5 kali pemberian (4x1cth)

EDUKASI

 Meyakinkan bahwa kejang demam memiliki prognosis baik.

 Memberitahukan bagaimana cara penanganan kejang.

 Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang berulang.

KOMPLIKASI

 Kejang demam berulang.

 Epilepsi di kemudian hari.

PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam

 Quo ad functionam : ad bonam

 Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai