1. 1. KELOMPOK 4: SISTEM PROTEKSI MUH. IRSANDI ADWIANTO 008 MUH. AQSHA
MAULANA 019 A.M. AYUB ALI 020 A.AISYAH FITRIANI 027 Pembimbing: Ir.Makmur Saini, MT,P.hD 2. 2. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, melalui analisa gangguan. Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain- lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain. Adanya gangguan pada sistem distribusi dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan penting pada penyalur tenaga listrik, yaitu : trafo, penghantar, isolasi dan peralatan-hubung . Adanya kerusakan berarti mengganggu kontinyuitas atau dengan kata lain keandalan sistem kurang baik. 3. 3. RUMUSAN MASALAH Apa yang dimaksud dengan sistem proteksi ? Apa komponen pada sistem proteksi ? Bagaimana sistem proteksi pada transmisi, gardu induk, distribusi primer maupun distribusi sekunder ? 4. 4. RUANG LINGKUP MAKALAH Pada makalah yang kami bahas yang bertema sistem proteksi, kami memfokuskan pada pembahasan tentang sistem proteksi pada distribusi. 5. 5. TUJUAN DAN MANFAAT Mengetahui defenisi sistem proteksi Menjelaskan komponen pada sistem proteksi Mendeskripsikan sistem proteksi pada transmisi, gardu induk, distribusi primer maupun distribusi sekunder 6. 6. Sistem proteksi adalah suatu sistem pengamanan terhadap peralatan listrik, yang diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasi, dan penyebab yang lainnya. PENGERTIAN SISTEM PROTEKSI 7. 7. Fungsi Proteksi adalah memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lainnya dapat terus beroperasi dengan cara sbb : Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem yang diamankannya (fault detection ). Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing ). Memberitahu operator adanya gangguan dan lokasinya (announciation) Pengaman-lebur (fuse) adalah contoh alat pengaman yang paling sederhana yang jika dipilih dengan tepat dapat memenuhi fungsi tersebut. 8. 8. Peralatan proteksi sistem tenaga listrik dituntut memiliki empat persyaratan dasar dalam menentukan kualitas suatu sistem proteksi yang terpasang pada suatu sistem tenaga listrik, yaitu : 9. 9. KOMPONEN SISTEM PROTEKSI Untuk pengamanan bagian sistem yang lebih penting, digunakan sistem proteksi yang terdiri dari seperangkat peralatan proteksi yang komponen- komponen terpentingnya adalah : Relay Proteksi : sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya (fault detection ). Pemutus Tenaga (PMT) : sebagai pemutus arus gangguan di dalam sirkit tenaga untuk melepaskan bagian sistem yang terganggu. Dengan perkataan lain “membebaskan sistem dari gangguan” (fault clearing ). PMT menerima perintah (sinyal trip ) dari relay proteksi untuk membuka. Trafo Arus dan/atau Trafo Tegangan : untuk meneruskan arus dan/atau tegangan dengan perbandingan tertentu dari sirkit primer (sirkit tenaga ) ke sirkit sekunder (sirkit relay) dan memisahkan sirkit sekunder dari sirkit primernya. Battery (aki) : sebagai sumber tenaga untuk mengetrip PMT dan catu daya untuk relay (relay digital/ relay statik ) dan relay bantu (auxiliary relay ). 10. 10. Gambar. 1a untuk sistem tegangan menengah (TM) atau tegangan tinggi (TT), dan Gambar. 1b , untuk sistem tegangan ekstra tinggi (TET) yang menggunakan proteksi dobel (duplicate ). 11. 11. Gambar 2. Pembagian Daerah Proteksi Pada Sistem Tenaga Listrik 12. 12. SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR Untuk menjaga keandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator dengan peralatan- peralatan proteksi. Peralatan proteksi generator harus betul-betul mencegah kerusakan generator, karena kerusakan generator selain akan menelan biaya perbaikan yang mahal juga sangat mengganggu operasi sistem. Proteksi generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula. 13. 13. GANGGUAN GENERATOR Gangguan Generator relatif jarang terjadi karena: a. Instalasi Listrik tidak terbuka terhadap lingkungan, terlindung terhadap petir dan tanaman. b. Ada Transformator Blok dengan hubungan Wye-Delta, sehingga mencegah arus (gangguan) urutan nol dari Saluran Transmisi masuk ke Generator. c. Instalasi Listrik dari Generator ke Rel umumnya memakai Cable Duct yang kemungkinannya mengalami gangguan kecil. d. Tripnya PMT Generator sebagian besar (lebih dari 50%) disebabkan oleh gangguan mesin penggerak generator. Namun ada juga gangguan-gangguan yang sering terjadi pada generator, meliputi gangguan pada : Stator, Rotor (Sistem Penguat), Mesin Penggerak, Back up instalasi di luar Generator. 14. 14. SISTEM PROTEKSI PADA TRANSMISI Gangguan ini relatif jarang karena lokasinya memakai tower yang tinggi, namun tetap bisa terjadi, terutama gangguan yang disebabkan oleh petir, kawat yang putus atau disabotasi. Contoh sabotase adalah menggergaji tower sehingga tower menjadi roboh. Proteksi yang digunakan adalah: Komponen pengaman pada saluran udara transmisi tegangan tinggi, antara lain : Kawat Tanah Atau Grounding, Zeus L.E.C Lightning Event Counter. Dipasang di sepanjang jalur SUTT yang berfungsi untuk mengetanahkan arus listrik saat terjadinya gangguan (sambaran) petir secara langsung. Pentanahan tiang untuk menyalurkan arus listrik dari kawat tanah (ground wire) akibat terjadinya sambaran petir. Terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT. 15. 15. SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK Banyak sekali penyebab gangguan di gardu induk, seperti trafo jebol karena overload atau karena tua, oli trafo yang bocor, tersambar petir, isolator tembus, percikan api atau korona, kelembaban tinggi, peralatan pendukung terbakar dan lain-lain. Proteksi yang digunakan adalah: Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan, dan Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi. 16. 16. Circuit Breaker (CB) adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Kerena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api. Lightning Arrester (LA) Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA akan bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi. Ø Relay Penggunaan pengaman pemutus daya untuk kerja otomatis perlu dilengkapi dengan peralatan tambahan yang dapat mendeteksi perubahan keadaan yang terjadi pada rangkaian. Peralatan tersebut berupa gulungan yang diberi daya dari sumber DC melalui saklar yang dioperasikan dengan peralatan khusus yang disebut relai (relay). 17. 17. SISTEM PROTEKSI PADA DISTRIBUSI MENENGAH 18. 18. 1. Pemutus Tenaga (PMT) Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana dengan tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system, sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan pemeliharaan 19. 19. 2. Disconector (DS) / Saklar Pemisah Adalah sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara langsung, karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengoperasian langsung, maka akan menimbulkan busur api yang dapat berakibat fatal.Yang dimaksud dengan pengoperasian langsung adalah penghubungan atau pemutusan tenaga listrik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik. 20. 20. 3. Air Break Switch (ABSw) Air Break Switch (ABSw) adalah peralatan hubung yang berfungsi sebagai pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya adalah udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa hembusan udara.ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang berfungsi untuk meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka / melepas pisau ABSw yang dalam kondisi bertegangan . 21. 21. 4. Load Break Switch (LBS) Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan hubung yang digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal. Proses pemutusan atau pelepasan jaringan dapat dilihat dengan mata telanjang. 22. 22. 5. Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO ) Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila terdapat gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan masih belum hilang (lock out). 23. 23. KESIMPULAN Sistem proteksi adalah suatu sistem pengamanan terhadap peralatan listrik, yang diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasi, dan penyebab yang lainnya. Fungsi Proteksi adalah memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lainnya dapat terus beroperasi dengan cara sbb : • Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem yang diamankannya (fault detection ). • Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing ). • Memberitahu operator adanya gangguan dan lokasinya (announciation) • Pengaman-lebur (fuse) adalah contoh alat pengaman yang paling sederhana yang jika dipilih dengan tepat dapat memenuhi fungsi tersebut.