Anda di halaman 1dari 272

Modul Pelaksanaan

PENGENALAN ORGANISASI DAN PEMBINAAN


CALON ANGGOTA (POPCA)

PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA


2019
DAFTAR ISI

I. Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.


002/PP.IAI/1822/XII/2018 Tentang Peraturan Organisasi Tentang Pembinaan
Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
II. Rancangan Pelaksana Pengenalan
III. Satuan Acara Pengenalan
IV. Kumpulan Materi POPCA
 Pengenalan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
 Peraturan organisasi terkait dengan pelayanan keanggotaan
 Kode Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia
 Inspiring Pharmacists and Branding
V. Lampiran
a. Form Peserta
b. Blanko Sertifikat Peserta
c. Format Laporan Pelaksanaan Kegiatan
d. Form Evaluasi Pemateri Dan Kegiatan
SURAT KEPUTUSAN
PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA
Nomor : PO. 002/PP.IAI/1822/XII/2018

Tentang

PERATURAN ORGANISASI
TENTANG
PEMBINAAN ORGANISASI
IKATAN APOTEKER INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Rapat Kerja Nasional menetapkan keputusan-keputusan Ikatan


yang bukan wewenang Kongres sebagaimana diamanatkan Anggaran
Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Pasal 25 ayat (1);
b. bahwa setiap calon anggota perlu mengenal dan memahami peran dan
fungsi organisasi Ikatan Apoteker Indonesia.
c. bahwa berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia No. PO.002/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Pendaftaran
Anggota perlu dibuat Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Calon Anggota
untuk keseragaman pelaksanaannya.
d. bahwa sehubungan dengan butir a dan b di atas perlu ditetapkan Surat
Keputusan tentang Peraturan Organisasi tentang Pedoman Pembinaan
Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker
Indonesia
2. Peraturan Organisasi Nomor.PO.002/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang
Pendaftaran Anggota
Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional Ikatan Apoteker Indonesia pada tanggal 20-
21 Desember 2018 di Jakarta.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.


PO.002/PP.IAI/1822/XII/2018 tentang Pedoman Pembinaan
Organisasi Anggota Ikatan Apoteker Indonesia, sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Hal 1 dari 7
Pertama : Peraturan Organisasi tentang Pedoman Pembinaan Organisasi Ikatan
Apoteker Indonesia ini menjadi ketentuan yang mengikat bagi Seluruh
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki
apabila terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Desember 2018

PENGURUS PUSAT
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jendral,

Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt Noffendri, S. Si., Apt

NA. 23031961010827 NA. 29111970010829

Hal 2 dari 7
Lampiran SK Nomor : PO. 002/PP.IAI/1822/XII/2018

PERATURAN ORGANISASI
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN ORGANISASI
IKATAN APOTEKER INDONESIA

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka menyiapkan Apoteker yang profesional, memiliki kesejawatan yang
tinggi dan inovatif serta berorientasi ke masa depan perlu dilakukan pembinaan
terhadap anggota sejak mulai menjadi Apoteker. Disamping itu Apoteker perlu
pengenalan organisasi sejak awal, agar keberadaan organisasi menjadi
pengetahuan pokok bagi setiap Apoteker, mengingat menumbuhkan rasa memiliki
organisasi adalah keharusan, sehingga peran fungsi organisasi akan terus melekat
dalam setiap aktivitas praktek profesi.

Tanggung jawab awal pembinaan oleh organisasi terhadap Apoteker yang baru
lulus dan Apoteker yang belum terdaftar sebagai anggota, perlu dilakukan oleh
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.
PO.002/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Pendaftaran Anggota. Namun untuk
keseragaman pelaksanaannya oleh masing-masing Pengurus Daerah Ikatan
Apoteker Indonesia perlu ditetapkan adanya suatu Pedoman pelaksanaannya yang
ditetapkan dengan Peraturan Organisasi.

Untuk tercapainya maksud pembinaan, maka setiap Apoteker lulusan baru sebagai
calon anggota Ikatan Apoteker Indonesia wajib mengikuti kegiatan Pengenalan
Organisasi dan Pembinaan Calon Anggota (POPCA) yang dilakukan oleh Pengurus
Daerah Ikatan Apoteker yang pelaksanaanya berpedoman kepada Pedoman
Pengenalan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia yang ditetapkan dalam
Peraturan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia.

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Sebagai Pedoman untuk keseragaman pelaksanaan kegiatan Pengenalan
Organisasi dan Pembinaan Calon Anggota profesi Ikatan Apoteker Indonesia
bagi apoteker yang baru lulus (Calon Anggota ; mengacu ke PO nomor 2 tahun
2017 point 7) oleh Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia.

Hal 3 dari 7
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai Pedoman dalam menentukan materi dan narasumber pada
pelaksanaan kegiatan pembinaan
b. Sebagai Pedoman dalam menentukan bentuk, metode dan jadwal acara
pelaksanaan kegiatan pembinaan.

III. LUARAN
1. Tersedianya pedoman pelaksanaan pengenalan organisasi profesi bagi
apoteker yang baru lulus (Calon Anggota ; mengacu ke PO nomer 2 tahun 2017
point 7) yang dapat digunakan oleh seluruh Pengurus Daerah Ikatan Apoteker
Indonesia.
2. Anggota memahami organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Kegiatan dilaksanakan oleh Pengurus Daerah berdasarkan Surat Keputusan
Pengurus Pusat
2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
Pengambilan Sumpah/Janji Apoteker
3. Kegiatan dilaksanakan selama 1 (satu) hari dengan durasi waktu 7 jam 30
menit.

V. UNSUR PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Penanggung Jawab dan Pelaksana Kegiatan
a. Penanggung jawab kegiatan adalah Pengurus Daerah Ikatan Apoteker
Indonesia
b. Pelaksana kegiatan adalah Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan

2. Tempat
Tempat Pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh Pengurus Daerah Ikatan
Apoteker Indonesia dengan memperhatikan jumlah peserta, serta kelayakan
sarana dan prasarana

3. Materi
Materi Kegiatan terdiri dari :
a. Pre test
b. Pengenalan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
c. Peraturan organisasi terkait pelayanan keanggotaan
d. Kode Etik dan Disiplin Ikatan Apoteker Indonesia
e. Inspiring Pharmacists and Branding
f. Post test

Hal 4 dari 7
4. Narasumber dan Panitia
a. Narasumber berasal dari Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia
b. Narasumber ditetapkan oleh Pengurus Pusat berdasarkan usulan dari
Pengurus Daerah
c. Narasumber mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat
d. Panitia adalah tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Pengurus
Daerah.

5. Sertifikat
a. Sertifikat diterbitkan oleh Pengurus Pusat berdasarkan hasil evaluasi
kegiatan yang diusulkan dari Pengurus Daerah
b. Muatan pada sertifikat meliputi:
1) Halaman depan memuat sekurang-kurangnya:
• Logo Ikatan Apoteker Indonesia
• Nomor sertifikat
• Nama lengkap
• Nomor Surat Keputusan Penetapan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia
• Nama dan tanda tangan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal serta
stempel Pengurus Pusat
2) Halaman Belakang
• Daftar materi yang telah diikuti

6. Hasil
a. Kelulusan peserta dinilai dari hasil Post Test dan Pre Test
b. Peserta yang dinyatakan tidak lulus diwajibkan mengikuti Remedial
c. Peserta yang dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat

VI. AGENDA PELAKSANAAN KEGIATAN

Lama Waktu Kegiatan Keterangan


30 menit (07.30 – 08.00) Registrasi Peserta
30 menit - Pembukaan Ketua
(08.00 – 08.30) - Doa PD/Bidang OKK
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
- Hymne IAI
- Kata Sambutan sekaligus Pembukaan
30 menit (08.30 – 09.00) Pre test (soal 30) Fasilitator
10 menit (09.00 – 09.10) Ice Breaking Fasilitator
90 menit (09.10 – 10.40) Materi I : Narasumber
Pengenalan Organisasi Ikatan Apoteker
Indonesia
- Sejarah IAI
- Tata Kelola Organisasi

Hal 5 dari 7
- AD/ART
90 menit (10.40 – 12.00) Materi II Narasumber
Peraturan organisasi terkait dengan
pelayanan keanggotaan

60 menit (12.00 – 13.00) ISHOMA


90 menit (13.00 – 14.40) Materi III Narasumber
Kode Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia
100 menit (14.40 – 16.00) Materi IV Narasumber
Inspiring Pharmacists and Branding
30 menit (16.00 – 16.30) Post test Fasilitator

Penutupan
30 menit (16.30 – 17.00) - Kesan dan pesan dari peserta
- Kata sambutan sekaligus menutup
- Mars IAI

VII. PESERTA DAN PERSYARATAN PESERTA


Peserta :
Peserta adalah apoteker yang baru lulus pendidikan profesi Apoteker.
Persyaratan Peserta
1. Mengisi formulir pendaftaran
2. Surat sumpah profesi Apoteker.
3. Sertifikat Kompetensi
4. Pasfoto berwarna ukuran, 3 x 4 = 2 lembar
5. Membayar biaya pelaksanaan kegiatan

VIII. BIAYA PELAKSANAAN


1. Biaya pelaksanaan maksimal Rp 500.000,00 (Lima Ratus Ribu Rupiah) per
peserta
2. Biaya yang dimaksud pada poin (1) sudah termasuk biaya penyiapan modul,
pelatihan, sertifikat dan evaluasi oleh PP IAI sebesar Rp 100.000,00 (Seratus
Ribu Rupiah)
3. Pembayaran dilakukan melalui rekening Pengurus Daerah IAI

IX. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Pengurus Daerah melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Pengurus Pusat
2. Laporan diserahkan dalam bentuk soft copy meliputi:
a. Data peserta terdiri dari nama lengkap, alamat domisili, tempat tanggal
lahir, NIK, asal Perguruan Tinggi, nomor KTA, nomor Ijazah, nomor STRA
dan nomor Sertifikat Kompetensi
b. Hasil pre test dan post test
c. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan saran perbaikan
d. Dokumentasi kegiatan.
Hal 6 dari 7
X. PENUTUP
Demikianlah Pedoman Pembinaan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia disusun
sebagai Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pengenalan Organisasi Profesi kepada
Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Desember 2018

PENGURUS PUSAT
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jendral,

Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt Noffendri, S. Si., Apt

NA. 23031961010827 NA. 29111970010829

Hal 7 dari 7
RANCANGAN PELAKSANAAN PENGENALAN

A. Pembukaan
- Pembukaan
- Doa
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
- Hymne IAI
- Kata Sambutan sekaligus Pembukaan

B. Test
a. Pre test (soal 30) dilaksanakan sebelum materi diberikan
b. Post test (Soal 30) dilaksanakan setelah materi diberikan

C. Materi
No Materi
I Pengenalan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
1. Sejarah IAI
2. Tata Kelola Organisasi
3. AD/ART
II Peraturan organisasi terkait dengan pelayanan keanggotaan
1. Registrasi Anggota dan Kartu Anggota
2. Iuran Anggota
3. Mutasi Anggota (Antar cabang dan Daerah)
4. Penerbitan Rekomendasi
5. Proses Resertifikasi Kompetensi
6. Aplikasi SIAP
III Kode Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia
1. Profesi
2. Sumpah Apoteker
3. Kode Etik Apoteker Indonesia
4. Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia
5. MEDAI
IV Inspiring Pharmacists and Branding
1. Nine + 1 Star Pharmacy
2. Perubahan Mindset (Khusus bidang kefarmasian)
3. Peluang Pekerjaan Kefarmasian dan Prospek Kefarnasian
4. Tokoh-tokoh Nasional bidang Kefarmasian
5. Video Motivasi Ketua Umum IAI

D. Penutupan
 Kesan dan pesan dari peserta
 Kata sambutan sekaligus menutup
 Mars IAI
SATUAN ACARA PENGENALAN
Materi : PENGENALAN ORGANISASI IAI
Waktu Pertemuan : 50 Menit
(30 menit presentasi dan 20 menit peran aktif peserta)
 Tujuan :
1. Capaian Materi : Setelah materi selesai diberikan, peserta mengetahui dan memahami
serta dapat menjelaskan dan mengenal Organisasi IAI.
Sub Capaian Materi : Peserta dapat menjelaskan dengan baik mengenai Organisasi
Apoteker (IAI).

 Pokok Bahasan : Pengenalan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia


 Sub Pokok Bahasan :
1. Sejarah Ikatan Apoteker Indonesia
2. Tugas, Fungsi dan Tata Kelola Organisasi
3. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga IAI

 Kegiatan Pembinaan, Media dan Alat Pengajaran

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Media dan Alat


Pendahuluan  Memberikan deskripsi a.Mendengarkan *Laptop
tentang: b.Mencatat *LCD
- Sejarah Organisasi Ikatan
Apoteker Indonesia,
- Tata Kelola Organisasi,
- AD/ART IAI
 Memberikan informasi
tentang keterkaitan materi
yang akan diajarkan dengan
materi sesudahnya
 Menjelaskan kompetensi
dalam TIU dan TIK.
Penyajian Menjelaskan materi tentang a. Mendengarkan *Laptop
pendahuluan organisasi dan b. Menulis *LCD
dilanjutkan dengan pokok c. Berdiskusi
bahasan terkait Sejarah d. Bertanya
Organisasi Ikatan Apoteker e. Menjawab
Indonesia, Tata Kelola pertanyaan
Organisasi, dan AD/ART IAI

Penutup a. Memberikan pertanyaan a.Mendengarkan


untuk mengukur tingkat b.Menjawab
pemahaman peserta setelah Pertanyaan
mendapatkan materi
Pengenalan Organisasi IAI
b. Memberikan jawaban dan
umpan balik terhadap
jawaban yang diberikan oleh
Peserta.

 Evaluasi : Soal dalam bentuk multiple choice sebanyak 5 butir soal.


 Indikator Kelulusan : 60% dari jumlah soal terjawab
 Referensi :
 AD/ART Ikatan Apoteker Indonesia
 Website: www.iai.id
 Peraturan Organisasi No. PO.004/PP.IAI/1822/III/2019 tentang Peraturan
Organisasi tentang Tata Hubungan Kerja
SATUAN ACARA PENGENALAN

Materi : PERATURAN ORGANISASI TERKAIT PELAYANAN


KEANGGOTAAN
Waktu Pertemuan : 130 Menit
(100 menit presetasi dan 30 menit peran aktif peserta)
 Tujuan :
2. Capaian Materi : Setelah materi selesai diberikan, peserta mengetahui dan memahami
serta menjelaskan mengenai pelayanan keanggotaan sesuai peraturan
organisasi.
Sub Capaian Materi : Peserta dapat menjelaskan dengan baik mengenai tata cara dan
proses pelayanan keanggotaan Organisasi Apoteker (IAI).

 Pokok Bahasan : Peraturan Organisasi Terkait Pelayanan Keanggotaan


 Sub Pokok Bahasan :
7. Registrasi Anggota dan Kartu Anggota
8. Iuran Anggota
9. Mutasi Anggota (Antar cabang dan Daerah)
10. Penerbitan Rekomendasi
11. Proses Resertifikasi Kompetensi
12. Aplikasi SIAP

 Kegiatan Pembinaan, Media dan Alat Pengajaran

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Media dan Alat


Pendahuluan  Memberikan deskripsi dan a.Mendengarkan *Laptop
alur proses sesuai dengan b.Mencatat *LCD
peraturan anggota tentang:
- Registrasi Anggota dan
Kartu Anggota
- Mutasi Anggota (Antar
cabang dan Daerah)
- Penerbitan Rekomendasi
 Memberikan informasi dan
proses Resertifkasi
kompetensi apoteker dengan
pengumpulan SKP (Praktek,
Pengabdian dan
Pembelajaran)
 Memberikan informasi
pengenalan Aplikasi SIAP
sebagai Aplikasi satu pintu
pelayanan anggota
 Menjelaskan kompetensi
dalam TIU dan TIK.
Penyajian Menjelaskan materi tentang a. Mendengarkan *Laptop
pendahuluan organisasi dan b. Menulis *LCD
dilanjutkan dengan pokok bahasan c. Berdiskusi
terkait Alur Proses Pelayanan d. Bertanya
Keanggotaan sesuai dengan e. Menjawab
peraturan anggota, Resertifkasi pertanyaan
kompetensi apoteker, dan
pengenalan Aplikasi SIAP.
Penutup a. Memberikan pertanyaan untuk a.Mendengarkan
mengukur tingkat pemahaman b.Menjawab
peserta setelah mendapatkan Pertanyaan
materi Alur Proses Pelayanan
Keanggotaan sesuai dengan
peraturan anggota, Resertifkasi
kompetensi apoteker, dan
pengenalan Aplikasi SIAP
b. Memberikan jawaban dan
umpan balik terhadap jawaban
yang diberikan oleh Peserta.

 Evaluasi : Soal dalam bentuk multiple choice sebanyak 10 butir soal.


 Indikator Kelulusan : 60% dari jumlah soal terjawab
 Referensi :
 AD/ART Ikatan Apoteker Indonesia
 Website: www.iai.id
 PO.003 ttg Pengembangan Profesi-2018
 PO.004 ttg Revisi Iuran Anggota-2018
 PO 001 ttg Registrasi Anggota-2015
 PO 003 ttg Kartu Tanda Anggota-2015
 PO 004 ttg Penghentian Keanggotaan-2015
 SK PO-002 ttg PO Rekomendasi-27 September 2016
 SK PO-003 ttg Lampiran Instrumen PO Monitoring-27 September 2016
 SK PO-003 ttg PO Pedoman Pendidikan Berkelanjutan Apoteker Indonesia
 SK PO-003 ttg PO Pembinaan Praktek Kefarmasian-27 September 2016
 SK PO-005 ttg PO Papan Nama Praktik Apoteker
 SK PO-002 ttg Pendaftaran Anggota_06 Sept 2017
 SK PO-003 ttg Iuran Anggota_06 Sept 2017
 SK PO-004 ttg Mutasi Anggota_06 Sept 2017
 SK PO-005 Juknis SKP_06 Sept 2017
 Pedoman Re-Sertifikasi Apoteker Dan Penentuan Nilaisatuan Kredit Partisipasi
(SKP) – KFN – 2017
SATUAN ACARA PENGENALAN

Materi : Kode Etik dan Disiplin Ikatan Apoteker Indonesia


Waktu Pertemuan : 90 Menit
(60 menit presetasi dan 30 menit peran aktif peserta)
 Tujuan :
3. Capaian Materi : Setelah materi selesai diberikan, peserta mengetahui dan memahami
serta menjelaskan mengenai Kode Etik dan Disiplin Ikatan Apoteker
Indonesia.
Sub Capaian Materi : Peserta dapat menjelaskan dengan baik mengenai pelanggaran dan
kasus Kode Etik dan Disiplin Ikatan Apoteker Indonesia serta
mencegah dan penanganan pelanggaran.

 Pokok Bahasan : Kode Etik dan Disiplin Ikatan Apoteker Indonesia


 Sub Pokok Bahasan :
 Profesi
 Sumpah Apoteker
 Kode Etik Apoteker Indonesia
 Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia
 MEDAI

 Kegiatan Pembinaan, Media dan Alat Pengajaran

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Media dan Alat


Pendahuluan  Memberikan deskripsi a.Mendengarkan *Laptop
tentang: b.Mencatat *LCD
- Profesi
- Sumpah Apoteker
- Kode Etik Apoteker
Indonesia
- Pedoman Disiplin
Apoteker Indonesia
- MEDAI
 Menjelaskan kompetensi
dalam TIU dan TIK.
Penyajian Menjelaskan materi tentang a. Mendengarkan *Laptop
Profesi, Sumpah Apoteker, Kode b. Menulis *LCD
Etik Apoteker Indonesia, c. Berdiskusi
Pedoman Disiplin Apoteker d. Bertanya
Indonesia, dan MEDAI e. Menjawab
pertanyaan
Penutup a. Memberikan pertanyaan untuk a.Mendengarkan
mengukur tingkat pemahaman b.Menjawab
peserta setelah mendapatkan Pertanyaan
materi Profesi, Sumpah
Apoteker, Kode Etik Apoteker
Indonesia, Pedoman Disiplin
Apoteker Indonesia, dan
MEDAI
b. Memberikan jawaban dan
umpan balik terhadap jawaban
yang diberikan oleh Peserta.

 Evaluasi : Soal dalam bentuk multiple choice sebanyak 5 butir soal.


 Indikator Kelulusan : 60% dari jumlah soal terjawab
 Referensi :
 AD/ART Ikatan Apoteker Indonesia
 Website: www.iai.id
 Buku Kode Etik Apoteker
SATUAN ACARA PENGENALAN

Materi : INSPIRING DAN BRANDING KEFARMASIAN


Waktu Pertemuan : 100 Menit
(60 menit presetasi dan 30 menit peran aktif peserta)
 Tujuan :
4. Capaian Materi : Setelah materi selesai diberikan, peserta dapat merubah mindset
mengenai kefarmasian dengan adanya Inspiring Dan Branding
Kefarmasian.
Sub Capaian Materi : Peserta dapat memberikan suatu konsep perubahan yang
berhubungan dengan kefarmasian.

 Pokok Bahasan : Inspiring Dan Branding Kefarmasian


 Sub Pokok Bahasan :
6. Nine + 1 Star Pharmacy
7. Perubahan Mindset (Khusus bidang kefarmasian)
8. Peluang Pekerjaan Kefarmasian dan Prospek Kefarnasian
9. Tokoh-tokoh Nasional bidang Kefarmasian
10. Video Motivasi Ketua Umum IAI

 Kegiatan Pembinaan, Media dan Alat Pengajaran

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Media dan Alat


Pendahuluan  Memberikan informasi dan a.Mendengarkan *Laptop
deskripsi tentang: b.Mencatat *LCD
- Nine + 1 Star Pharmacy
- Perubahan Mindset (Khusus
bidang kefarmasian)
- Peluang Pekerjaan
Kefarmasian dan Prospek
Kefarnasian
- Peluang Pekerjaan
Kefarmasian dan Prospek
Kefarnasian
- Tokoh-tokoh Nasional
bidang Kefarmasian
- Video Motivasi Ketua
Umum IAI
 Menjelaskan kompetensi
dalam TIU dan TIK.
Penyajian Menjelaskan materi tentang Nine a. Mendengarkan *Laptop
+ 1 Star Pharmacy, Perubahan b. Menulis *LCD
Mindset (Khusus bidang c. Berdiskusi
kefarmasian), Peluang Pekerjaan d. Bertanya
Kefarmasian dan Prospek e. Menjawab
Kefarnasian, Peluang Pekerjaan pertanyaan
Kefarmasian dan Prospek
Kefarnasian, Tokoh-tokoh
Nasional bidang Kefarmasian,
Video Motivasi Ketua Umum IAI
Penutup a. Memberikan pertanyaan a.Mendengarkan
untuk mengukur tingkat b.Menjawab
pemahaman peserta setelah Pertanyaan
mendapatkan materi
b. Memberikan jawaban dan
umpan balik terhadap jawaban
yang diberikan oleh Peserta.

 Evaluasi : Soal dalam bentuk multiple choice sebanyak 10 butir soal.


 Indikator Kelulusan : 60% dari jumlah soal terjawab
 Referensi : website: www.iai.id
MATERI POPCA
IKATAN APOTEKER INDONESIA
ORGANISASI PROFESI
Ketua PD IAI Jawa Barat
Catleya Febrinella
Undang-Undang No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
Harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah untuk meningkatkan
dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat dan
etika profesi Tenaga Kesehatan dan setiap jenis Tenaga Kesehatan hanya
dapat membentuk 1 organisasi profesi
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI ; AHU-17.AH.01.07
Tahun 2013, 13 Feb 2013
Pengesahan Badan hukum Perkumpulan yang Menetapkan, memberikan
pengesahan Akta Pendirian : IKATAN APOTEKER INDONESIA disingkat IAI,
NIP.03.093.733.8-031.000

2
2
IKA ISFI IAI
Para apoteker Indonesia Ikatan Sarjana Farmasi Pada Kongres XVIII
berhasil melaksanakan Indonesia adalah satu- Ikatan Sarjana Farmasi
Muktamar I pada satunya Organisasi Indonesia di Jakarta
tanggal 17-18 Juni Profesi Kefarmasian di pada tanggal 07-09
1955 dengan Indonesia yang Desember 2009, nama
mengambil tempat ditetapkan dengan Surat organisasi Ikatan
Gedung Metropole Keputusan Menteri Sarjana Farmasi
(Gedung Megaria, red). Kesehatan RI No.
Hasil dari Kongres I itu 41846/KMB/121 Indonesia (ISFI)
ialah : - Pengesahan tertanggal 16 berubah menjadi
nama organisasi "Ikatan September 1965. Ikatan Apoteker
Apoteker Indonesia" Indonesia (IAI).
Nama Ikatan Sarjana
yang disingkat IKA Farmasi Indonesia
ditetapkan dalam
Kongres VII Ikatan

Hari jadi Ikatan


tanggal 18 Juni
Apoteker Indonesia di
Jakarta pada tanggal
26 Februari 1965 dan
merupakan kelanjutan
dari Ikatan Apoteker
SEJARAH
Ikatan Apoteker Indonesia (The Indonesian Pharmacists
1955. Indonesia yang didirikan
pada tanggal 18 Juni Association/IPhA. Berkedudukan di wilayah NKRI.
1955, untuk jangka Berasaskan Pancasila dan UUD 1945, Kedaulatan ada di
waktu yang tidak tangan Anggota yang dilaksanakan melalui KONGRES,
ditentukan. KONFERDA dan KONFERCAB

TREY
3
research
Alat Melambangkan
Dipasang pada kesatuan organisasi
setiap kegiatan dan menjadi
kebanggaan
Apoteker Indonesia

LAMBANG BENDERA IAI HYMNE IAI MARS IAI ATRIBUT


Ular melingkar berwarna Terbuat dari kain berwarna Dinyanyikan pada setiap Ditetapkan dalam KTA, Jas Praktik, Jas Ikatan,
merah melingkari cawan kuning emas dengan kegiatan yang ditetapkan KONGRES IAI pada 21 Pin, Bedge, Simbol tempat
putih di dalam inti benzen lambang IAI di tengah dan dalam Rapat Kerja Februari 2014 di Jakarta Praktik Pelayanan
dengan ikatan rangkap padi berbulir 18 serta Nasional tanggal 10-11 Kefarmasian
yang berdiri tegak disisi bunga-bunga kapas Desember 2010 di
kanan berwarna hitam, berjumlah 6 di kiri dan Makasar
dasar putih, di bagian kanannya dengan tulisan
bawah cawan tertulis IAI IAI di bawahnya huruf
berwarna merah huruf stencil std balok tegak.
stencil std belok tegak. Ukuran 120 cm x 90 cm
Contoso Ltd.
4
Add a footer
NILAI DASAR

BERTANGGUNG KEMANUSIAAN
JAWAB

SEMANGAT HUKUM
KESEJAWATAN

PENGABDIAN ETIKA

KETELADANAN PROFESIONAL

SIFAT IKATAN : MANDIRI DAN INDEPENDEN


TUJUAN
Menyiapkan apoteker sebagai tenaga
kesehatan yang berbudi luhur, profesional,
memiliki semangat kesejawatan yang tinggi
dan inovatif, serta berorientasi ke masa depan.

Membina, menjaga dan meningkatkan


profesionalisme apoteker sehingga mampu
menjalankan praktik kefarmasian secara
bertanggung jawab

Memperjuangkan dan melindungi kepantingan


anggota dalam menjalankan praktik
profesinya

Memperluas dan mengembangkan kerjasama


dengan organisasi profesi lainnya baik
nasional maupun internasional
FUNGSI IKATAN FUNGSI IKATAN

Menjalin dan Membina Memantapkan peran anggota


(mencegah pencemaran nama baik,
Hubungan Kerjasama melindungi masyarakat dari
dengan organisasi lain bahaya penyalahgunaan obat,
(tingkat lokal, regional, memelihara kesehatan masyarakat
nasional dan internasional) melalui upaya kesehatan preventif
dan promotif

TUGAS IKATAN

Mem Memb
Melin Mem Meng
persa udaya
dungi bina kan
ayomi
tukan

Melakukan upaya advokasi


Memanfaatkan dan Memberikan advokasi terhadap peraturan dan
mengamankan obat, bahan kepada anggota berkaitan kebijakan, memotivasi dan
baku obat, kosmetika dan dengan masalah hukum meningkatkan kompetensi,
obat tradisional mengadakan pertemuan ilmiah

FUNGSI IKATAN FUNGSI IKATAN FUNGSI IKATAN


ANGGOTA Ikatan
ANGGOTA
Anggota IKATAN, Warga Negara Kesatuan RI lulusan PTF dalam dan luar
Negeri yang ijazah nya diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan cara
ANGGOTA Luar Biasa mengajukan permintaan menjadi anggota.

ANGGOTA Kehormatan

PERSYARATAN KEWAJIBAN HAK


Daftar keanggotaan, Menjunjung tinggi dan Pelayanan yang baik,
Atas Permintaan Sendiri Taat AD, ART, PO, menjaga nama baik dan berpendapat/mengusulkan,
Program Umum dan kehormatan ikatan, memilih dan dipilih dalam
memperteguh semangat kepengurusan, mendapat
Peraturan IKATAN, Aktif pembinaan, perlindungan ,
dalam Kegiatan IKATAN kesejawatan, Sadar untuk
Diberhentikan aktif dalam melaksanakan pembelaan, pendidikan
dan mengembangakan profesi, mengikuti kegiatan
ikatan, Taat atas keputusan peningkatan kompetensi dan
IKATAN, Membayar uang ilmiah, membela diri dan
Meninggal Dunia pangkal dan Iuran mendapat penghargaan.
Anggota, Ikut membela dan
memajukan IKATAN, Taat
Contoso Ltd.
pada ketentuan IKATAN
KEPENGURUSAN ORGANISASI
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Pengurus Pusat, MEDAI Pengurus Daerah, MEDAI Pengurus Cabang
Pusat dan Dewan Daerah dan Dewan dan Penasehat
Pengawas Pusat Pengawas Daerah
Pimpinan Organisasi Menetapkan kebijakan Menetapkan kebijakan
Tertinggi, Menetapkan pelaksanaan Peraturan pelaksanaan Peraturan
kebijakan organisasi sesuai organisasi, Keputusan organisasi, Keputusan
AD/ART, Kode Etik dan KONGRES, KONFERDA KONGRES, KONFERDA
Disiplin serta keputusan dan RAKERDA. dan KONFERCAB dan
KONGRES dan RAKERNAS, Mengusulkan susunan RAKERCAB. Mengusulkan
Menetapkan susunan kepengurusan dan susunan kepengurusan dan
personalia dan anggaran anggaran program kerja anggaran program kerja
program kerja , kerjasama untuk di SK kan oleh PP serta
eksternal dan internal serta IAI serta mempertanggungjawabka
mempertanggungjawabkan mempertanggungjawabk n di KONFERCAB
di KONGRES an di KONFERDA
SINERGITAS &
KETERPADUAN DALAM
PENYUSUNAN
PROGRAM KERJA
PUSAT & DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA
KONGRES Menetapkan, PROGRAM UMUM (PRO-U) IKATAN
• Menetapkan keputusan Ikatan
REKERNAS
PP • Mengevaluasi pelaksanaan Prog-U, Anggaran Pendapatan dan Belanja Ikatan (AP-BI)
serta menetapkan program perbaikannya

KONFERDA Menetapkan, PROGRAM UMUM (PRO-D) IKATAN, (Pelaksanaan PRO-U)


• Menetapkan keputusan Ikatan
RAKERDA • Mengevaluasi pelaksanaan Prog-D, Anggaran Pendapatan dan Belanja Ikatan (AP-BD)
PD
serta menetapkan program perbaikannya

KONFERCAB Menetapkan, PROGRAM UMUM (PRO-C) IKATAN, (Pelaksanaan PRO-D)


• Menetapkan keputusan Ikatan
PC RAKERCAB • Mengevaluasi pelaksanaan Prog-D, Anggaran Pendapatan dan Belanja Ikatan (AP-BC)
serta menetapkan program perbaikannya

11
Memantapkan peran anggota secara nasional dalam: melindungi masyarakat dari tindakan
pencemaran nama baik profesi, melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan obat,
TUGAS dan WEWENANG memelihara kesehatan masyarakan dalam bentuk upaya kesehatan preventif dan promotif,
memanfaatkan dan ikut mengamankan obat, pangan olahan, kosmetika dan obat tradisional
PP IAI
Melakukan dokumentasi dan
pelaporan kegiatan Ikatan Menyusun, menetapkan dan
Melaksanakan
Menyusun renstra melaksanakan PO, standard dan
program yang
dan ditetapkan Menyusun dan pedoman sesuai kebutuhan melalui
telah ditetapkan
dalam Rakernas melaksanakan Membuat kebijakan dalam Rakernas
dalam Kongres
program kerja rangka melaksanakan amanat
tahunan serta kongres
monitoring dan
evaluasi program PENGURUS
PUSAT

Mengadakan berbagai Melakukan upaya advokasi Menggali sumber-sumber


kegiatan lain yang terhadap peraturan dan keuangan untuk
dipandang perlu untuk kebijakan terkait dengan membiayai kegiatan
mencapai maksud dan praktik kefarmasian Ikatan
tujuan Ikatan IKATAN
APOTEKER
INDONESIA
Meningkatkan Menjalin dan membina Mengadakan serta
motivasi anggota hubungan dan kerjasama menyelenggarakan kegiatan Memberikan advokasi kepada
dalam menjalankan dengan organisasi lain yang
Menjaga dan pertemuan/seminar ilmiah di anggota berkaitan dengan
praktik kefarmasian terkait di tingkat regional,
meningkatkan tingkat regional, nasional dan masalah hukum yang tidak dapat
tingkat nasional nasional dan internasional
kompetensi internasional diselesaikan di tingkat cabang
Anggota dan daerah.
Memantapkan peran anggota secara nasional dalam: melindungi masyarakat dari tindakan
pencemaran nama baik profesi, melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan obat,
TUGAS dan WEWENANG memelihara kesehatan masyarakan dalam bentuk upaya kesehatan preventif dan promotif,
memanfaatkan dan ikut mengamankan obat, pangan olahan, kosmetika dan obat tradisional
PD IAI
Melakukan
dokumentasi dan
Melaksanakan pelaporan kegiatan
Melaksanakan
program yang
Peraturan Ikatan Menetapkan dan melantik Pengurus
telah ditetapkan Menyusun dan
Organisasi melaksanakan Cabang dan Himpunan
dalam Konferda Menerbitkan Kartu
program kerja
Tanda Anggota
tahunan serta
monitoring dan
evaluasi program PENGURUS
DAERAH

Mengadakan berbagai Melakukan upaya advokasi Menggali sumber-sumber


kegiatan lain yang terhadap peraturan dan keuangan untuk
dipandang perlu untuk kebijakan terkait dengan membiayai kegiatan
mencapai maksud dan praktik kefarmasian Ikatan
tujuan Ikatan
IKATAN APOTEKER
INDONESIA

Menjalin dan membina


hubungan dan kerjasama Mengadakan serta
dengan organisasi lain yang menyelenggarakan kegiatan
Meningkatkan Menjaga dan pertemuan/seminar ilmiah di Memberikan advokasi kepada
terkait di tingkat regional,
motivasi anggota meningkatkan tingkat regional, nasional dan anggota berkaitan dengan
nasional dan internasional
dalam menjalankan kompetensi internasional masalah hukum yang tidak dapat
berkoordinasi dengan PP IAI diselesaikan di tingkat cebang
praktik kefarmasian Anggota
TUGAS dan WEWENANG Memantapkan peran anggota secara nasional dalam:
melindungi masyarakat dari tindakan pencemaran nama
PC IAI baik profesi, melindungi masyarakat dari bahaya
penyalahgunaan obat, memelihara kesehatan masyarakan
dalam bentuk upaya kesehatan preventif dan promotif,
Melaksanakan
program yang Melaksanakan memanfaatkan dan ikut mengamankan obat, pangan
Peraturan Menyusun dan melaksanakan
telah ditetapkan Organisasi program kerja tahunan serta olahan, kosmetika dan obat tradisional
dalam Konfercab monitoring dan evaluasi program

PENGURUS
CABANG

Mengadakan berbagai Melakukan


kegiatan lain yang dokumentasi dan
dipandang perlu untuk pelaporan kegiatan
mencapai maksud dan Ikatan
tujuan Ikatan
IKATAN APOTEKER
INDONESIA

Menjalin dan membina


hubungan dan kerjasama Mengadakan serta
dengan organisasi lain yang menyelenggarakan kegiatan
pertemuan/seminar ilmiah di Menggali sumber-sumber
Meningkatkan Menjaga dan terkait di tingkat regional,
motivasi anggota meningkatkan tingkat regional, nasional dan keuangan untuk
nasional dan internasional
dalam menjalankan kompetensi internasional membiayai kegiatan
berkoordinasi dengan PD IAI
praktik kefarmasian Anggota Ikatan
KEWAJIBAN PENGURUS

Kewajiban PP IAI PD IAI PC IAI


Melakukan pembinaan, perlindungan, pembelaan, pendidikan keilmuan dan
v v v
keprofesian dalam menjalankan profesinya
Melakukan pembinaan kepada Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang v
Memfasilitasi anggota dalam menyalurkan aspirasi untuk mendapatkan haknya v v v
Menyampaikan laporan kinerja dan keuangan tahunan pada Rapat Kerja Nasional
v
disertai dengan hasil audit akuntan publik.
Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengurus secara tertulis didalam
Kongres disertai dengan hasil audit akuntan publik.
v
Melakukan Pembinaan Kepada Pengurus Cabang v
Menyampaikan laporan kinerja dan keuangan tahunan pada Rapat Kerja Daerah
v v
bagi PD dan Rapat Kerja Cabang bagi PC
Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengurus secara tertulis didalam
v v
Konferensi Daerah untuk PD dan Konferensi Cabang bagi PC
• Your company name TOTAL Text Text Text 15
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

• Menjunjung tinggi, menjaga nama baik dan


kehormatan Ikatan
• Mendapat pelayanan secara baik; • Menghayati, mentaati dan melaksanakan
• Memberikan pendapat, usul-usul dan sepenuhnya semua ketentuan KEAI, AD, ART
saran saran dengan perlakuan yang dan PO serta ketentuan-ketentuan lain yang
sama; ditetapkan oleh Ikatan.
• Memilih dan dipilih dalam • Memperteguh semangat kesejawatan
kepengurusan; sesama apoteker.
• Memperoleh pembinaan, perlindungan, • Mempunyai kesadaran yang tinggi untuk
pembelaan, pendidikan keilmuan dan aktif melaksanakan dan mengembangkan
keprofesian dalam menjalankan praktik
Ikatan.
kefarmasian sesuai peraturan
perundangan yang berlaku yang • Mentaati keputusan-keputusan kongres dan
berlaku; keputusan-keputusan Ikatan lainnya.
• Mengikuti kegiatan peningkatan • Membayar uang pangkal dan iuran
kompetensi dan ilmiah anggota.
• Membela diri; dan Memperoleh • Berpatisipasi aktif dalam kegiatan yang
penghargaan. diselenggarakan oleh Ikatan
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS

• Melakukan pembinaan, perlindungan,


• Memperoleh pendidikan dan pelatihan pembelaan, pendidikan keilmuan dan
keorganisasian yang berkelanjutan keprofesian dalam menjalankan profesinya
• Melakukan pembinaan kepada Pengurus
• Mendapatkan perlindungan dan Daerah dan Pengurus Cabang
pembelaan hukum dalam melaksanakan • Memfasilitasi anggota dalam menyalurkan
tugas Ikatan aspirasi untuk mendapatkan haknya
• Menyampaikan laporan kinerja dan
• Mendapatkan penghargaan sesuai keuangan tahunan pada Rapat Kerja
dengan prestasi dan kemampuan
Ikatan. Nasional disertai dengan hasil audit
akuntan publik.
• Menyampaikan laporan pertanggung
jawaban pengurus secara tertulis didalam
Kongres disertai dengan hasil audit
akuntan publik.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit
STRUKTUR ORGANISASI PP IAI (sampai dengan Bidang)

MEDAI PUSAT Ketua Umum DEWAS PUSAT

DEWAN DEWAN
PENASEHAT PAKAR

Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua
Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua
Bidang Teknologi, Bidang Peningkatan Bidang Bidang Humas, Bidang Kerjasama,
Sekretaris Bendahara Bidang Organisasi, Bidang Apoteker Bidang Regulasi,
Informasi, Kompetensi & Pengembangan Pengabdian Branding dan
Jenderal Umum Keanggotaan dan Profesionalisme Advance & Advokasi dan Aset
Komunikasi dan Pendidikan Masyarakat dan Kesejahteraan
Kaderisasi Apoteker Apoteker Spesialis Organisasi
Riset Apoteker JKN Apoteker

Bidang
Bidang Bidang Kurikulum Bidang Per
Wakil – Wakil Wakil-Wakil Digitalisasi Bidang CPD dan Bidang Apoteker Bidang
Penguatan Pendidikan Bidang Humas Undang-
Sekretaris Bendahara Sistem Informasi Preseptor Advance Kerjasama
Organisasi Apoteker Undangan
Kefarmasian

Bidang
Bidang Bidang Riset, Bidang Uji
KIFI Pengabdian Bidang Advokasi
Ketua Pelayanan & Ilmiah dan Bidang Kompetensi Bidang Apoteker
Koordinator Pengaduan Publikasi Praktik Resertifikasi Apoteker Spesialis
Masyarakat & & Pembelaan Bidang Branding
Himpunan
Wilayah Tanggap Anggota
Anggota Kefarmasian Indonesia
HIMPUNAN Seminat Bencana
SEMINAT

Bidang Bidang Akreditasi Bidang


Bidang Bidang Jaminan
Kompetensi & Perguruan Tinggi Bidang Aset Kewirausahaan &
IYPG Organisasi & Kesehatan
Profesionalisme Farmasi Organisasi Kesejahteraan
Tata laksana Nasional
Apoteker Apoteker
TREY
research
BANGUNAN STRUKTUR PD IAI PERIODE 2018-2022
”MEWUJUDKAN APOTEKER YANG PROFESIONAL”

DEWAS DAERAH
KETUA

MEDAI DAERAH
WAKIL KETUA

BENDAHARA SEKRETARIS ORGAN


WKL BENDAHARA WKL SEKRETARIS LAIN
IKATAN

PENGURUS CABANG

A N G G O T A TREY
research
Pelindung Ketua

PENGURUS HARIAN
Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Wakil Ketua
Sekretaris Organisasi,
Dewan Pengawas Daerah

BIDANG - BIDANG
Wakil Keanggotaan dan
Sekretaris Kaderisasi
Teknologi, Humas
Bendahara HISFARSI

ORGAN
dan Riset
Wakil
SUSUNAN Bendahara
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Tanggap Bencana
HISFARMA

HISFARDIS
KEPENGURUSAN Pendidikan ,
Pengembangan HISFARIN

PERIODE 2018-2022 Kompetensi dan


Optimalisasi
Praktik
HIMASTRA
HIASKOS
Kewirausahaan
dan HiSFARKESMAS
SK.012/PP IAI/1822/VIII/2018 Kesejahteraan
IYPG
Advokasi,
Regulasi dan
Kerjasama

Add a footer TREY


research
21
BANGUNAN STRUKTUR PC IAI PERIODE 2018-2022
”MEWUJUDKAN APOTEKER YANG PROFESIONAL”

DEWAS DAERAH
KETUA

MEDAI DAERAH
WAKIL KETUA

BENDAHARA SEKRETARIS
WKL BENDAHARA WKL SEKRETARIS

A N G G O T A

TREY
research
Pelindung Ketua

PENGURUS HARIAN
Pembina Wakil
Penasehat Ketua

BIDANG - BIDANG
Sekretaris
Organisasi
Wakil dan
Sekretaris Keanggotaan
SUSUNAN KEPENGURUSAN Bendahara Ilmiah dan
Pendidikan
CABANG Berkelanjutan
Pengabdian
PERIODE 2018-2022 dan
Kesejahteraan

SK.012/PP IAI/1822/VIII/2018

Add a footer TREY


research
23
PENGUATAN
ORGANISASI
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Add a footer TREY


research
24
STRATEGI MENCAPAI
TUJUAN IAI

5 PILAR

Contoso Ltd.
25
Add a footer
THANK YOU
PELAYANAN KEANGGOTAAN
PENDAFTARAN ANGGOTA
Keanggotaan Apoteker diatur sebagai
berikut:
1 Apoteker yang BARU LULUS
pendidikan profesi apoteker
a. Bagi Apoteker yang melaksanakan praktik
apoteker, keanggotaannya berdasarkan
kabupaten/kota dimana alamat Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) pertama
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan/Instansi
Perizinan setempat;
2 Apoteker yang BELUM TERDAFTAR
sebagai anggota
b. Bagi Apoteker yang tidak melaksanakan
praktik apoteker, keanggotaannya
berdasarkan kabupaten/kota dimana
alamat domisili tempat tinggal apoteker
yang bersangkutan.

Pendaftaran menjadi anggota tidak berlaku bagi Apoteker yang sedang


PO. 002/PP.IAI/1418/IX/2017
menjalani hukuman pidana/kurungan.
Mandiri Kolektif PTF
1. Fotokopi Ijazah Pendidikan
Program Profesi Apoteker yang
dilegalisir Permohonan
2. Fotokopi Surat Sumpah Pendaftaran 14 hari kerja setelah
Apoteker yang dilegalisir berkas dinyatakan lengkap
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Formulir
4. Pas Photo berwarna ukuran 2x3
sebanyak 3 lembar
5. Surat Pernyataan akan
Trans
Dokumen” Permohonan No
mematuhi Kode Etik & Disiplin aksi Anggota IAI Nasional
Profesi Apoteker, Peraturan
Organisasi serta Peraturan Formulir
Perundang-undangan di Bidang Verifikasi
Kefarmasian. kelengkapan
6. Bukti telah melunasi
pembayaran uang pangkal dan Dokumen
iuran tahunan anggota sesuai Penerbitan
ketentuan berlaku Masa berlaku 5
No Anggota tahun
Tidak lolos Lolos
KTA

Add a footer 3
Nomor keanggotaan Ikatan Apoteker Indonesia bersifat tunggal, tetap
Masa Berlaku 5 Tahun
dan nasional dan ditentukan oleh pengurus Pusat.

Add a footer 4
IURAN ANGGOTA

Rp. 50.000,- Rp. 240.000,-


IURAN TAHUNAN adalah iuran wajib bagi Dibayarkan 1 Terdistribusi :
setiap anggota yang dibayarkan satu tahun Kali pada PP 10%

Uang Pangkal

Iuran Tahunan
sekali kepada Ikatan Apoteker Indonesia awal PD 40%
melalui Pengurus Daerah setempat keanggotaan PC 50%

PO.003/PP.IAI/1418/IX/2017
IURAN ANGGOTA BAGI APOTEKER IURAN ANGGOTA BAGI APOTEKER
YANG PRAKTIK ANTAR CABANG
YANG PRAKTIK ANTAR CABANG
1. Iuran Tahunan bagi yang berpraktik 2. Iuran Tahunan bagi yang berpraktik di
di antar cabang dalam lingkup antar cabang dalam lingkup Pengurus
Daerah yang berbeda, Iuran Tahunan
Pengurus Daerah yang sama, Iuran dibayar sebesar 190% iuran tahunan
Tahunan dibayar sebesar 150% iuran dengan rincian sebagai berikut:
tahunan dengan rincian sebagai a. Bagi Pengurus Cabang awal (SIPA
berikut : (Rp. 240.000 + Pertama) sebesar 100% iuran
Rp.120.000) tahunan
Bagi Pengurus Cabang awal (SIPA b. Bagi Pengurus Cabang tujuan
pertama) sebesar 100% iuran (SIPA kedua atau ketiga) sebesar
tahunan 90% iuran tahunan dan
peruntukannya dialokasikan bagi
Bagi Pengurus Cabang berikutnya Pengurus Daerah tujuan (SIPA
(SIPA kedua atau ketiga) sebesar kedua atau ketiga) sebesar 40%
50% (Rp. 120.000) iuran tahunan (empat puluh persen) dan
dan peruntukannya hanya Pengurus Cabang tujuan (SIPA
kedua atau ketiga) sebesar 50%
dialokasikan untuk Pengurus Cabang (lima puluh persen).
berikutnya (SIPA kedua atau ketiga)
saja.
MUTASI ANGGOTA

1 Mutasi ANTAR PROPINSI


Perpindahan keanggotaan dari suatu
propinsi ke propinsi lain (antar daerah)

2
Mutasi ANTAR KABUPATEN/KOTA
DALAM SATU PROPINSI
Perpindahan keanggotaan dari suatu
Kota/Kabupaten ke Kota/Kabupaten lain
dalam satu propinsi (antar cabang)

Pendaftaran menjadi anggota tidak berlaku bagi Apoteker yang sedang


PO. 004/PP.IAI/1418/IX/2017
menjalani hukuman pidana/kurungan.
User PC Setempat Pengurus Daerah PP IAI PD Tujuan PC IAI Tujuan
Setempat

MUTASI Anggota
Anggota Permohonan
Pengantar
1. SKK Mutasi
2. KTA Formulirr
Pengantar Pengantar
3. KTP Mutasi
Mutasi ke
4. BORANG Dokumen Cabang
5. Bukti melunasi uang tujuan
iuran tahunan Verifikasi
kelengkapan
6. SIPA di daerah asal Dokumen
dan surat pernyataan
tidak praktik di daerah
asal Tidak lengkap

Soft copy
Lengkap 5 hari
berlaku selama 30 (tiga
Pengantar Mutasi dan puluh hari) hari sejak
tanggal dikeluarkan.
tembusannya (email) ke PC IAI

Add a footer 8
Pengurus Daerah
User PC Setempat PC Tujuan
Setempat

Anggota Anggota
Permohonan
MUTASI Mutasi

1. SKK Formulirr

2. KTA Pengantar
Dokumen” Mutasi ke
3. KTP
Cabang
4. BORANG tujuan
5. Bukti melunasi uang Verifikasi
iuran tahunan kelengkapan
6. SIPA di daerah asal Dokumen
Persyaratan :
dan surat pernyataan * Borang resertifikasi Tidak lengkap
tidak praktik di diganti dengan surat
berlaku selama 30 (tiga
puluh hari) hari sejak
daerah asal keterangan SKP Praktek Soft copy tanggal dikeluarkan.
Lengkap 5 hari
anggota
Pengantar Mutasi dan
tembusannya (email)

Add a footer 9
REKOMENDASI
1. Fotokopi dokumen identitas dan profesi (KTP, STRA,
Surat Pernyataan Praktik Bertanggung Jawab KTA, Serkom yang masih berlaku)
merupakan surat yang menyatakan akan 2. Surat Pernyataan Praktik Bertanggungjawab
(SP2B), bermaterai cukup (dipilih sesuai rencana
melakukan praktik apoteker secara bertanggung praktik)
jawab dan tidak akan melanggar kode etik , 3. Surat Pernyataan Terkait
pedoman disiplin dan peraturan organisasi Sarana/Prasarana/Permodalan (SPTSP2)
bermaterai cukup
• SP2B 4. Kepemilikan Modal Sendiri (bagi pemohon sebagai
pemilik sarana apotek) atau Izin / kerjasama
pemanfaatan sarana untuk Praktik Pelayanan
Kefarmasian dari penanggungjawab sarana (bagi
pemohon bukan sebagai pemilik /
Surat Pernyataan terkait penanggungjawab sarana).
sarana/prasaran/permodalan 5. Akte Notaris Perjanjian Kerjasama Apoteker
dengan Investor (bagi Apoteker dengan modal
milik pihak lain) di Apotek atau Klinik)

• SPTSP2

Diajukan melalui Pengurus Cabang IAI Kota/Kabupaten setempat


PO. 002/PP.IAI/1418/IX/2016
Apoteker Formulir

Permohonan Verifikasi
Rekomendasi kelengkapan
Dokumen

Dokumen

Tidak lengkap
Lengkap

Penyerahan
rekomendasi kepada wawancara
Dias kesehatan sbg
salah satu syarat terbit 7 Hari
SIPA Penerbitan
Rekomendasi Penerimaan Tembusan
Rekomendasi Rekomendasi dari PC untuk
Masa Berlaku 6 Bulan dimonitoring
Apoteker

Add a footer 11
Terimakasih
Sistem Informasi Apoteker
I k a t a n A p o t e ke r I n d o n e s i a
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
S i ste m I nfo r m a s i A p o te ke r a d a l a h s i ste m ya n g d i b a n g u n o l e h
I kat a n A p o te ke r I n d o n e s i a d a l a m u p aya m e m b e r i ka n l aya n a n
ke p a d a a n g go t a s e s u a i d e n ga n A D / A RT o rga n i s a s i

S a ra n a ko m u n i ka s i o rga n o rga n i s a s i d a n s e l u r u h st a ke h o l d e r
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
EFISIENSI
Waktu dan biaya OSCE/OSPE
1 11

EFEKTIFITAS
10 PERCEPTOR
Proses 2
Layanan
e-FILING 3 9 STRA x SIPA

UP TO DATE MANFAAT Wahana


Informasi dan Regulasi 4 8 ENTREPRENEUR

Praktik Profesi FEEDback


BERTANGGUNG JAWAB 5 7

6
SOSIAL MEDIA Internal 6
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
Pola komunikasi STRA
KFN

PEMERINTAH
• Informasi keanggotaan,
Kerjasama • Aktifasi akun
• Profil organisasi
• Resertifikasi
• Pendidikan
• Penelitian
• Pengabdian kepada masyarakat
PP • Pendaftaran anggota,
• POPCA,

MITRA •
Herregistrasi
Mutasi antar Daerah
Kerjasama • Cetak kartu
• Pendidikan • Resertifikasi
• Penelitian
• Pengabdian kepada masyarakat PD ANGGOTA
• Rekomendasi
Perguruan Tinggi • Resertifikasi
• Mutasi antar cabang
Kerjasama
• Pendidikan
• Penelitian
PC
• Pengabdian kepada masyarakat
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
Tahapan

Pengisian kelengkapan
Pengisian Format Pemasukkan data Pengisian kelengkapan
data oleh pengurus PD Penggunaan Layanan
Data Awal ke dalam sistem data oleh anggota
dan PC

• Format disediakan tim SIAP • Data yang lengkap dan benar • PD • Anggota yang sudah terdaftar • Penggunaan layanan
• PD menyiapkan PIC pengisian sesuai dengan format yang akan • PIC PD mendapat daftar dalam sistem dapat mengisi diberlakukan setelah data lengkap
data mitigasi masuk ke dalam sistem. username dan password untuk kelengkapan data lain yang belum
• Pengisian data dengan benar 1 • Pemasukkan data ke dalam PD dan PC di daerahnya tercantum
minggu sistem akan dilakukan mulai jam • PD melengkapi data kelengkapan • Anggota membuat password yang • Penggunaan layanan dapat
• Data dikirim ke tim SIAP setelah 23.00 WIB . kantor PD akan digunakaan apabila akan dilakukan setelah ada
lengkap • PIC PD akan mendapatkan • PD mengirimkan nama dan menggunakan sistem pembayaran biaya layanan
informasi jika data sudah masuk spesimen tanda tangan Ketua dan
sekertaris PD
• PD akan mendapatkan tutorial
cara penggunaan akun PD

• PC
• PIC PC melengkapai data
demografi PC
• PIC PC melengkapi data
angggota sesuai dengan data
lembar rekomendasi yang dimiliki.
Timeline

Pengisian
Pengisian
Pengisian Format Pemasukkan data kelengkapan data Penggunaan
kelengkapan data
Data Awal ke dalam sistem oleh pengurus PD Layanan
oleh anggota
dan PC

• 1 Minggu • 2 hari • 1-2 minggu • 1 -2 minggu

Total waktu yang diperlukan 1 – 1,5 bulan tergantung jumlah anggota


dan kesiapan PD/PC
Data yang diperlukan

Bentuk file data jpeg


Jenis file data ( ukuran < 500 kb) yang perlu disiapkan oleh anggota :
KTP
NA
STRA
SERKOM
Ijazah Apoteker
Surat sumpah
SIPA
Surat ijin fasilitas
Mitigasi

 Proses mitigasi tergantung kelengkapan data dan keabsahan dari


masing masing PD dan PC
 Data rekomendasi di setiap PC sangat membantu dalam proses
mitigasi.
PP PD PC Anggota
M

Pengiriman format data


mitigasi
Pengisian awal data
mitigasi

Apakah data
valid tidak
ya
Melengkapi data
Memasukkan ke dalam Pendaftaran oleh
anggota dan
sistem anggota
heregistrasi

tidak Apakah ya Pengisian


terdaftar kelengkapan data

S
AKTIFASI AKUN
• Aktifasi akun wajib dilakukan sebelum memulai pelayanan.
PP PD PC Anggota
Pengecekan kelengkapan
data M

Lakukan aktifasi akun

Lakukan pembayaran sesuai


nomor rekning dan upload bukti

Apakah
berkas Lakukan permohonan
sesuai aktifasi

Lakukan verifikasi Akun SIAP digunakan

S
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
PENDAFTARAN Anggota Resertifikasi Kompetensi
dan Heregistrasi 1 4

PELAPORAN Satuan
MEDIA Sosial 2 5 Kredit Partisipasi (SKP)

Jenis LAYANAN

REKOMENDASI, Mutasi INFORMASI Kegiatan


antar Daerah dan Cabang
3 6 Organisasi dan Regulasi

Layanan MITRA dan WA H A N A


Entrepreneur,SINERGI KFN
coming soon
HEREGISTRASI
• Data heregistrasi antara PC dan PD perlu updating pada saat heregistrasi.
• Data heregistrasi menentukan jumlah iuran yang harus dibayarkan
• Apabila ada perbedaan data heregistrasi dengan anggota :
• Anggota mengirimkan bukti pembayaran ke PC
• PC akan berkoordinasi dengan PD terkait pembayaran iuran
• PD mengganti data heregistrasi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
PD PC Anggota
Pengecekan kelengkapan data M

Lakukan heregistrasi

Laporkan ke tidak Apakah data


admin PC sesuai

Apakah data
sesuai laporan Ya
anggota tidak
Ya
Apakah data
sesuai laporan Laporkan ke PD
PC
Ya Lakukan pembayaran sesuai
nomor rekning dan upload bukti
Lakukan perubahan data
Sampaikan ke anggota
heregistrasi

Lakukan verifikasi
Akun SIAP digunakan

S
Pencetakan Kartu
• Aktifasi akun wajib dilakukan sebelum memulai pelayanan.
• Periksa kembali iuran anggota
PP PD PC Anggota
Pengecekan kelengkapan
data
M

Lakukan layanan cetak


kartu
Tidak
Lakukan pilihan pengambilan
kartu (dikirim/ ambil sendiri

Apakah Lakukan
berkas permohonancetak kartu
sesuai
Ya

Lakukan verifikasi

Lakukan pencetakan Kartu siap digunakan

S
MUTASI
• Proses mutasi dapat dilakukan setelah aktifasi akun.
• Proses mutasi dapat dilakukan setelah membayar semua kewajiban.
• Proses mutasi dilakukan secara online
REKOMENDASI
• Proses rekomendasi merupakan gabungan antara proses SIAP dan tatap muka
• Tahapan pembuatan rekomendasi
1. Ajukan rekomendasi di sistem
2. Diterima PC tanpa pembayaran
3. Ditentukan jadwal tatap muka untuk wawancara
4. Evaluasi
5. Tagihan diterbitkan jika rekomendasi layak diberikan
6. Surat rekomendasi dikeluarkan apabila tagihan sudah dibayar oleh pemohon
• Kunci awal praktek bertanggung jawab

Pastikan pengisian data oleh anggota lengkap dan benar saat awal
Jika terjadi kesalahan
- Lakukan pembatalan oleh anggota bila belum diajukan
- Lakukan “tidak disetujui” apabila sudah diajukan tetapi anggota menyampaikan ada kesalahan
- Lakukan bebas praktek apabila sudah disetujui oleh PC
LAPOR SKP
• Pelaporan SKP dilakukan sebagai berikut :
• Bagi anggota yang memiliki SIPA wajib :
• Melaporkan SKP praktik yang dilakukan mulai jam 08.00 – 23.00 setiap hari sesuai dengan jadwal
praktek
• Melaporkan SKP pembelajaran, pengabdian, publikasi
• Bagi anggota yang tidak memiliki SIPA dapat melaporkan SKP pembelajaran, pengabdian,
publikasi
• Bukti SKP yang dilaporkan secara otomatis akan dihitung sebagai bahan portofolio
pribadi, mutasi dan resertifikasi
• Anggota dapat mulai melakukan input SKP selama rentang masa berlaku serkom.

Add a footer 25
LAPOR SKP
• LaApabila ada yang akan melakukan mutasi maka dilakukan sebagai
berikut :
• Perolehan SKP sebelum melakukan layanan SIAP (periode sebelum April 2019)
akan dihitung secara manual dan diverifikasi oleh PC
• PC mengirimkan informasi melalui surat ke PD
• PD memasukkan data SKP ke dalam sistem
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
Permasalahan

MANUSIA SISTEM/TEKNIK
• Pengenalan sistem • Waktu pengisian data bersamaan
• Kesiapan manual book dengan waktu maintenance
• Kurang sabar • Signal internet tidak stabil
• Ketertarikan explore sistem
Penanganan
• PIC berjenjang (PP, PD dan PC)
• Customer service untuk semua permasalahan (siaga sampai jam 21.00).
• Peningkatan kemampuan tim PD dan PC yang akan melayani anggota => saringan
utama keabsahan semua data
• Pembiasaan penggunaan sistem
PD PC Anggota
Pengecekan kelengkapan data M

Lakukan heregistrasi

Laporkan ke tidak Apakah data


admin PC sesuai

Apakah data
sesuai laporan Ya
anggota tidak
Ya
Apakah data
sesuai laporan Laporkan ke PD
PC
Ya Lakukan pembayaran sesuai
nomor rekning dan upload bukti
Lakukan perubahan data
Sampaikan ke anggota
heregistrasi

Lakukan verifikasi
Akun SIAP digunakan

S
 Definisi
 Manfaat
 Pola komunikasi
 Tahapan
 Layanan
 Permasalahan
 Take home message
Take Home Message
• SIAP memberikan layanan kepada anggota tanpa batas ruang dan waktu, tetapi tim
customer service masih ada batas ruang dan waktu
• Teknologi tersedia untuk memudahkan layanan, yang perlu dikendalikan adalah
kesabaran dalam penggunaan teknologi

Dengan

Apoteker SIAP untuk Ada dan Praktek bertanggung jawab


Terima Kasih
Agus Sulaeman
www.apoteker.or.id
Sistem Informasi Apoteker – Ikatan Apoteker Indonesia
PENDAFTARAN Anggota Resertifikasi Kompetensi
dan Heregistrasi 1 4

PELAPORAN Satuan
MEDIA Sosial 2 5 Kredit Profesi (SKP)

Jenis LAYANAN

REKOMENDASI, Mutasi INFORMASI Kegiatan


antar Daerah dan Cabang
3 6 Organisasi dan Regulasi

Layanan MITRA dan WA H A N A


Entrepreneur,SINERGI KFN
coming soon
EFISIENSI waktu dan
biaya OSCE/OSPE
1 11

EFEKTIFITAS
10 PERCEPTOR
Proses 2
Layanan
e-FILING 3 9 STRA x SIAP

UP TO DATE MANFAAT Wahana


Informasi dan Regulasi 4 8 ENTREPRENEUR

Praktik Profesi FEED Back


BERTANGGUNG JAWAB 5 7

6
SOSIAL MEDIA Internal
HASIL KUISIONER
29-31 Januari 2019

LAYANAN ANGGOTA
LAPORAN SKP
1628
Responden
ONLINE Pelayanan Rekomendasi hadir ke
sekretariat cabang
Kemudahan Cek Masa Berlaku dan
Heregistrasi KTA
Kecepatan waktu dan proses
pc ing D
ts
PENGELOLAAN DATA BASE
DIBUTUHKAN APLIKASI HARUS BAIK MEDIA SOSIAL INTERNAL
O N LINE
11734
Apoteker Jabar TRAN SPARAN SI

15,64 %
Terhadap Total

SISTEM INFORMASIAPOTEKER(SIAP) 21
DASHBOARD 22

Generalisasi nomor anggota, penerbitan


SERKOM, Informasi Regulasi, Menerima Report
datalayanan se Indonesia, Perceptor, OSCE dan PP Series 1
OSPE.

PC
Pendaftaran Anggota LulusanBaru dan
Anggota Baru,Approval Rekomendasi,
MutasiAntar Daerah, Heregistrasi, PD
Informasi KegiatanPD,Penetapan SKP, PD
Verifikasi SKP,Layanan Keluhan,Perceptor,
PP
OSCE dan OSPE.

0 2 4 6 8 10 12
ReviewDataBaseanggota, Penerbitan
Rekomendasi,MutasiAntar Cabang, Pengajuan
Permohonan Penyelenggaraan Kegiatan, PC
Informasi KegiatanPC,Verifikasi SKP,
OSCE/OSPE.
Data yang diperlukan

• Bentuk file data jpeg


• Jenis file data ( ukuran < 500 kb) yang perlu disiapkan oleh anggota :
• KTP
• NA
• STRA
• SERKOM
• Ijazah Apoteker
• Surat sumpah
• SIPA
• Surat ijin fasilitas
SISTEM RESERTIFIKASI DAN
SISTEM PEMBOBOTAN SKP

Disampaikan pada Kegiatan


Pengenalan Organisasi dan Pembinaan Calon Apoteker
DASAR HUKUM

1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. UU no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. PP No. 20 tahun 1962 tentang Lafal Sumpah /Janji Apoteker
4. PP No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
6. AD dan ART Ikatan Apoteker Indonesia tahun 2014
7. Kode Etik Apoteker Indonesia tahun 2014
8. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia tahun 2011
SI AP-Sistem Informasi Apoteker
 Moto : Cepat, Mudah, Efisien
 Konten :
 Pendaftaran anggota,
 Media sosial,
 Rekomendasi,
 Resertifikasi,
 Laporan SKP,
 Informasi kegiatan organisasi

 Diuji coba pada :


PD IAI Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Riau
Pedoman Pelaksanaan
SURAT KEPUTUSAN

PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA

Nomor : PO.003/PP.IAI/1418/2014

Tentang

PERATURAN ORGANISASI

TENTANG

PEDOMAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN APOTEKER INDONESIA


Sertifikasi Kompetensi Profesi Apoteker
adalah :
Serangkaian proses sistematis yang
dilakukan oleh organisasi profesi (IAI)
guna menyatakan bahwa seorang
apoteker dinilai telah memenuhi standar
kompetensi yang telah ditetapkan.
1. Sertifikasi Kompetensi Apoteker hanya
dilakukan sekali melalui Uji Kompetensi
Apoteker Indonesia (UKAI).
2. Setelah itu memperoleh Surat Tanda
Registrasi Apoteker (STRA) dari KFN
3. Memperoleh Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA) atau Surat Izin Kerja Apoteker
(SIKA) sepanjang memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan (Pasal 40 dan Pasal
55 PP 51/2009).
Pasal 9 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian :
1. Sertifikat Kompetensi berlaku selama 5
(lima) tahun.
2. Pembaruan Sertifikat Kompetensi yang
expired dilakukan melalui mekanisme Uji
Kompetensi Ulang yang disebut Re-
Sertifikasi.
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
PRAKTEK APOTEKER:
MENTERI
Sertf. Kompetensi STR-Apoteker
Syarat Legal
Status

Syarat Legitimasi
Syarat Keahlian

Dinkes Kab/Kota
Syarat Rekomendasi
Syarat Profesi Syarat Legal
Kompetensi Organisasi Administratif

Standar Profesi
Sertifikasi
Binwas
Binwas

Ujian Kompetensi APOTEKER Surat Ijin Praktek

Wewenang

Praktek/Kerja
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
UU Sertifikasi dan Kompetensi APOTEKER:
MENTERI
Sertf. Kompetensi
STRA
Syarat Legal Sertifikat Kompetensi
Status profesi berlaku 5 (lima)
tahun dan dapat
Syarat Keahlian

Syarat Syarat Profesi diperpanjang untuk setiap


Kompetensi Organisasi 5 (lima) tahun melalui Ujian
Standar Profesi
Kompetensi profesi apabila
Sertifikasi Apoteker akan tetap
Binwas menjalankan Pekerjaan
Kefarmasian. [Pasal 37 (3)]
Ujian Kompetensi APOTEKER

Ujian Kompetensi akan dilakukan :


1. Oleh suatu Lembaga Independen (Komite Farmasi Nasional )
2. Anggota Komite terdiri atas : Pemerintah, Akademisi, Organisasi Profesi
KETENTUAN UMUM
Program Pendidikan Apoteker Berkelanjutan (P2AB)
adalah serangkaian upaya sistematis pembelajaran diri Apoteker untuk
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi Apoteker

Sertifikasi Ulang (re-sertifikasi)


oleh organisasi profesi(IAI) setelah memenuhi sejuProses pengakuan ulang
atas kemampuan seorang apoteker yang dilakukan mlah persyaratan dalam
Program Pengembangan Pendidikan Apoteker Berkelanjutan (P2AB) yang
dilakukan melalui mekanisme pembobotan Satuan Kredit Partisipasi
berdasarkan ketentuan yang berlaku
Instrumen untuk mengukur dan mempertanggung jawabkan kinerja
kompetensi selama waktu tertentu (5 tahun) untuk menjamin apoteker
tetap layak menjalankan praktik kefarmasian sesuai Naskah Standar
Kompetensi, Standar Praktik Profesi dan Etika Profesi
Penyelenggara Resertifikasi

Tim Sertifikasi dan Re-Sertifikasi


Merupakan Tim semi otonom yang dibentuk oleh Pengurus
Daerah yang mempunyai tugas untuk mengelola dan
menyelenggarakan Program Sertifikasi, Re-Sertifikasi dan
Program Pengembangan Pendidikan Apoteker Berkelanjutan
(Program P2AB) di Daerah yang bersangkutan.

Tim Verifikator
Alat kelengkapan PD/PC yang diberi tugas untuk mengontrol dan
menginventarisir dokumen-dokumen pekerjaan kefarmasian,
dokumen pembelajaran dan dokumen-dokumen lainnya dalam
proses resertifikasi
Satuan Kredit Partisipasi(SKP)
Adalah ukuran partisipasi atas kegiatan praktek
profesi,pengabdian, pembelajaran, pengembangan ilmu
dan publikasi ilmiah selama proses resertifikasi
Portofolio
Adalah sekumpulan informasi pribadi yang berisi catatan
atau dokumen atas pencapaian prestasi dalam
menjalankan praktik profesi dan/atau pendidikan
profesinya
BIAYA PENYELENGGARAAN RE-SERTIFIKASI

Biaya-biaya yang timbul pada penyelenggaraan Re-


Sertifikasi (untuk kepentingan verifikasi faktual,
verifikasi administratif, transportasi, akomodasi dan
lain-lain) ditanggung oleh pemohon .

Besaran biaya ditentukan oleh Pengurus Daerah


bersama Tim Sertifikasi dan Re-Sertifikasi dalam SK
Pengurus Daerah berdasarkan perhitungan yang
terencana dan rasional.
SYARAT ADMINISTRATIF RE-SERTIFIKASI
a. Mengisi borang Permohonan Re-Sertifikasi kepada Badan
Sertifikasi Profesi melalui Pengurus Daerah
b. Mengisi lengkap borang-borang dalam Buku Log (Log Book).
c. Mengisi lengkap berkas-berkas dalam Portofolio Pembelajaran.
d. Membayar biaya registrasi resertifikasi.
e. Membayar biaya verifikasi resertifikasi
f. Membayar Sertifikat Kompetensi bagi yang Lolos resertifikasi
Pengisian Borang dan berkas serta pembayaran dapat dilakukan
secara ONLINE.
Syarat-2 dan ketentuan lebih lanjut mengenai Re-Sertifikasi diatur
oleh Badan Sertifikasi Profesi
SYARAT TEKNIS RE-SERTIFIKASI
1. Memiliki minimal 60 SKP Praktik
2. Memiliki minimal 60 SKP Pembelajaran
3. Memiliki antara 7,5 – 22,5 SKP Pengabdian
4. Memiliki sampai dengan 37,5 SKP Publikasi
Ilmiah*
5. Memiliki sampai dengan 37,5 SKP
Pengembangan Ilmu*
* dengan/atau tanpa
Pencapaian Bobot SKP
Porsi Jumlah SKP Jumlah SKP
No Domain Kegiatan
Pencapaian dalam 1 tahun dalam 5 tahun

1. Kegiatan Praktik Profesi 40 - 50% 12 - 15 60 - 75

2. Kegiatan Pembelajaran 40 - 50% 12 - 15 60 - 75

Kegiatan Pengabdian
3. Masyarakat
5 - 15% 1,5 - 4,5 7,5 – 22,5

JUMLAH(sedemikian sehingga) 100% 30 150

Kegiatan Publikasi
4. ilmiah/popular
0 - 25% 0 - 7,5 0 - 37,5

Kegiatan Pengembangan
5. Ilmu dan Pendidikan
0 - 25% 0 - 7,5 0 - 37,5

Jumlah maksimal kegiatan 50% 15 75


publikasi atau pengembangan
ilmu
Target SKP
 Dalam 5 (lima) tahun dibutuhkan 150 SKP yang
terbagi dalam 5 (lima) Kinerja
 Pencapaian SKP dalam 5 (lima) tahun diharapkan
terdistribusi dengan baik,
Contoh : tahun 1 = 30 SKP, tahun 2 = 31 SKP, tahun 3
= 32 SKP dst.
Bukan tahun 1 = 15 SKP, tahun 2 = 40 SKP, tahun 3 =
35 SKP, tahun 4 = 15 SKP dan tahun 5 = 45 SKP
 Kinerja Profesional (berasal dari praktik), merupakan
persyaratan utama seseorang dapat mengikuti
proses Resertifikasi
PENERAPAN BOBOT SKP
Menggunakan Sistem Integral Treshold :
Pencapaian SKP tidak didominasi oleh salah
satu domain
Pencapaian SKP mengikuti struktur/konfigurasi
domain secara proporsional
Bila ada salah satu domain yang dominan
(misal, Pembelajaran = 120 SKP), maka hanya
akan dihitung sebanyak batas maksimal dari
domain yang bersangkutan
Satuan Kredit Profesi (SKP) dibuktikan dengan
kepemilikan Sertifikat-SKP yang diterbitkan oleh
Organisasi Profesi, dengan ketentuan sebagai berikut :

 Bobot SKP Sertifikat yang diterbitkan oleh IAI (baik


PP dan/atau PD), diakui sesuai dengan fokus pekerjaan
kefarmasian Apoteker yang bersangkutan.
 Bobot SKP Sertifikat yang diterbitkan oleh Organisasi
Profesi di luar IAI, hanya diakui dan dipandang sebagai
Kegiatan Pembelajaran atau Kegiatan Pengabdian
Masyarakat sesuai konversi bobot SKP yang
ditentukan
 Penentuan .............
 Penentuan bobot SKP dalam Sertifikat-SKP
yang diterbitkan oleh IAI hanya dapat
ditetapkan melalui SK Pengurus Pusat atau SK
Pengurus Daerah.

Penentuan mengenai besarnya konversi bobot


SKP atas Sertifikat-SKP yang Organisasi Profesi
di luar IAI hanya dapat dilakukan oleh Badan
dan/atau Tim Sertifikasi dan Re-Sertifikasi.
Konstanta Konversi SKP dari Kegiatan Pembelajaran atau
Kegiatan Pengabdian Masyarakat di luar IAI

Perolehan Pengetahuan/Keterampilan Konstanta


No
sesudah mengikuti kegiatan Konversi
1. Tidak ada pengetahuan/keterampilan tapi informasi 0,25
yang diperoleh memberikan penyegaran pengetahuan
dan keterampilan

2. Ada peningkatan pengetahuan/keterampilan yang 0,5


dikuasai setelah mengikuti kegiatan tetapi tidak
berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan praktik.

3. Ada peningkatan pengetahuan/keterampilan yang 0,75


secara langsung berpengaruh positif terhadap
pelaksanaan praktik
PENGUKURAN KINERJA PRAKTIK PROFESI
1. Kinerja Praktik Profesi Bidang Pelayanan Kefarmasian
2. Kinerja Praktik Profesi Bidang Distribusi Kefarmasian
3. Kinerja Praktik Profesi Bidang Produksi (Industri)
Kefarmasian

 Kinerja praktik dilaksanakan mengacu dan


berdasarkan pada Standar Praktik Apoteker Indonesia
(SPAI)
 Pengukuran kinerja praktik dibuktikan dengan
kepemilikan Sertifikat SKP-Praktik sesuai Kode
Klaster SKP
PENGUKURAN KINERJA PRAKTIK PROFESI
BIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN

Pengukuran kinerja praktik profesi bidang pelayanan kefarmasian


dilakukan untuk apoteker yang bekerja di Apotek, Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, Ruang Farmasi Klinik dan Puskesmas dengan
Kodifikasi berikut :
Formula : A10xxx = Pelayanan di Apotek
A11xxx = Pelayanan di Klinik Umum
A12xxx = Pelayanan di Klinik Bersalin
A13xxx = Pelayan di klinik Kecantikan dll
A14xxx = Pelayanan di Puskesmas
A15xxx = Pelayanan di Rumah Sakit
Aktivitas dan Kode Klaster SKP,CPD Kinerja Praktik Profesi Bidang
Pelayanan Farmasi
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. SKP bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun
Daftar Hadir, Tilikan Skrining
Wajib melaksanakan praktik profesi minimal AXX-0-01 Resep, PMR, Lembar
1 kumulatif 2000 jam untuk 5 (lima) tahun yang 30 SKP
Konseling, Informed Consent
terdistribusi secara proporsional
dll
Daftar Hadir, Tilikan Skrining
AXX-0-02
Setiap kelebihan dari angka 2000 jam : setiap Resep, PMR, Lembar
2 Max 20 SKP
100 jam praktik setara dengan 1 SKP. Konseling, Informed Consent
dll

3 Monitoring dan melaporkan ESO


AXX-0-03 2 SKP Laporan MESO

AXX-0-04 2 SKP /Pasien /


4 Menjadi Pendamping Minum Obat Informed Consent
Paket

Memberi Edukasi Ke Kelompok Pasien AXX-0-05


5 3 SKP Daftar Hadir, materi edukasi
(Minimal 10 Orang)

AXX-0-06 2 SKP / Surat Surat Keputusan Institusi


6 Terlibat Dalam Pokja Kefarmasian
Keputusan (SK) yang berwenang

Standar Prosedur
AXX-0-07
7 Melakukan Penjaminan Mutu 5 SKP untuk 5 tahun Operasional, Catatan,
Rekaman, Daftar Tilik
Penjelasan
1. Kegiatan Praktik Profesi Berbasis Waktu Minimal
2000 jam /5 tahun = 30 SKP, terdistribusi secara proporsional (34 jam/bulan,
10 jam/minggu,2-3 jam/hari)
Pembuktian: Papan praktik yg mencantumkan hari dan jam praktik.
2. Kegiatan Praktik Profesi yang melampaui Waktu Minimal
Setiap kelebihan 100 jam diberi 1 SKP(maksimal 20 SKP)
3. Monitoring dan melaporkan MESO
4. Menjadi Pendamping Minum Obat
5. Memberi Edukasi ke Kelompok Pasien (minimal 10 orang)
6. Terlibat dalam Pokja Kefarmasian
7. Pelaksanaan praktik yang bermutu (berdasarkan SPO/Standar Prosedur
Operasional)
8. Penyediaan Brosur/Leaflet Untuk Informasi Aktif
PENGUKURAN KINERJA PRAKTIK PROFESI
BIDANG DISTRIBUSI KEFARMASIAN

 Pengukuran kinerja praktik profesi bidang pelayanan


kefarmasian dilakukan untuk apoteker yang menjalankan
praktik di fasilitas distribusi kefarmasian seperti Pedagang
Besar Farmasi (PBF), Instalasi Sediaan Farmasi Kabupaten atau
Depo Perbekalan Farmasi Institusi tertentu.

 Kinerja praktik profesi dalam bidang distribusi kefarmasian


diukur melalui pembobotan SKP pada Tabel berikut
Aktivitas dan Kode Klaster SKP,CPD Kinerja Praktik Profesi
Bidang Distribusi Farmasi
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. SKP bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun

1 Bekerja selama 5 tahun di bidang distribusi A16-0-01 15 SKP SIKA

A16-0-02
2 Melakukan penyimpanan yang baik 4 SKP SPO Penyimpanan

A16-0-03 SPO, Pedoman dan


3 Melakukan pelatihan CDOB 3 SKP
Catatan Pelatihan

Melakukan Prinsip Dasar Seleksi A16-0-04 SPO Kriteria Seleksi Obat,


4 4 SKP SPO Estimasi Kebutuhan
Obat (Perencanaan)
A16-0-05
5 Melakukan Inventory Control Management 4 SKP Pareto ABC

A16-0-06 SPO Pengadaan, Surat


Pesanan, SPO
6 Melakukan Pengadaan yang baik dan benar 4 SKP Penerimaan, Check list
Penerimaan dan SPO
Penyimpanan

A16-0-07 SPO Pengendalian


Melakukan Monitoring , pengawasan suhu dan Lingkungan, penyimpanan
7 4 SKP
kelembapan tempat penyimpanan serta catatan suhu dan
kelembapan
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. Aktivitas dan Kode Klaster SKP,CPD Kinerja
SKP Praktik
bobot Profesi Bidang
SKP selama Distribusi
Alat Bukti
Farmasi 5 tahun

8
Melakukan perawatan peralatan penyimpanan A16-0-08 3 SKP
SPO dan Catatn
(referigerator dsb) Pembersihan Peralatan
SPO Tindakan Perbaikan
Melakukan tindakan pencegahan dan A16-0-09
dan Pencegahan serta
9 pengendalian resiko/Corrective Action Preventive 4 SKP
Pengendalian Perubahan
Action
Proses Kritis
Melakukan penyimpanan yang baik dan benar SPO, Penyimpanan
A16-0-10
10 untuk penyimpanan yang diatur peraturan 4 SKP Narkotika dan atau
(Narkotika dan Psikotropika) Psikotropika
Melakukan penanganan obat khusus (sitostatika,
A16-0-11 SPO Penanganan Obat
11 narkotika,psikotropika) 4 SKP
Khusus

A16-0-12 Standar Gudang


12 Melakukan pencegahan pencurian 2 SKP
Penyimpanan
SPO Distribusi Sediaan
A16-0-13
Farmasi dan Alat
13 Melakukan distribusi dan transportasi yang baik 4 SKP Kesehatan serta SPO
Transportasi (dilakukan
sendiri atau pihak III)
SPO dan Check list
A16-0-14
Melakukan analisa dan verifikasi pemesanan Analisa dan Verifikasi
14 2 SKP
oleh pelanggan Pemesanan,Kualifikasi
Pelanggan
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. Aktivitas dan Kode Klaster SKP,CPD KinerjaSKP Praktik
bobot Profesi Bidang Distribusi
SKP selama Alat Bukti
Farmasi 5 tahun
SPO dan Monitoring ED
15
Melakukan pengelolaan obat rusak dan A16-0-15 2 SKP Obat, SPO Penyimpanan
kadaluwarsa
ED atau Rusak
A16-0-16
16 Melakukan pemusnahan obat 2 SKP SPO Pemusnahan Obat

SPO Penarikan Sediaan


A16-0-17
Farmasi dan ALKES, SPO
Melakukan penanganan obat kembalian dan obat Penanganan Keluhan
17 2 SKP
yang ditarik Pelanggan dan SPO
Penanganan Produk
Kembalian

A16-0-18 SPO Penarikan Sediaan


Melakukan informasi tentang obat yang
18 2 SKP Farmasi dan Alat
ditarik kembali
Kesehatan
A16-0-19 SPO Penerimaan Obat
Melakukan upaya pencegahan penyalah
19 3 SKP dan SPO Pengawasan
gunaan dan pemalsuan obat
Mutu Obat
Melakukan tata kelola administrasi dan A16-0-20 Catatan, buku
20 3 SKP
pelaporan rekapitulasi dan Laporan

JUMLAH 75 SKP
PENGUKURAN KINERJA PRAKTIK PROFESI BIDANG
PRODUKSI/INDUSTRI (FARMASI, KOSMETIK, OBAT
TRADISIONAL DAN MAKANAN-MINUMAN)
Pengukuran kinerja praktik profesi yang dilakukan untuk apoteker yang
menjalankan praktik di fasilitas produksi/industri Farmasi,
Kosmetika,Obat Tradisional dan Makanan-minuman melalui
Pembobotan SKP Praktik dengan Kodifikasi berikut :
Formula :
A17-X-xx = Praktik Profesi di Industri Khusus Makanan-minuman
A18-X-xx = Praktik Profesi di Industri Obat Tradisional
A19-X-xx = Praktik Profesi di Industri Kosmetika
A20-X-xx = Praktik Profesi di Industri Farmasi
A21-X-xx = Praktik Profesi di ( Industri ) Alat Kesehatan
A22-X-xx = Praktik Profesi di (Industri ) PKRT
A23-X-xx = Praktik Profesi di (Industri ) Obat Veteriner
Kodifikasi SKP Sub CPD Kinerja Praktik Profesi
di Bagian Produksi/Industri

Bagian Pengawasan Mutu (QC) : X=1


Bagian Pemastian Mutu (QA) : X=2
Bagian Produksi : X=3
Bagian Penelitian dan Pengembangan Produk : X=4
Bagian Manajemen Persediaan : X=5
Bagian Regulatory and Product Information : X=6
Aktivitas dan Kode Klaster SKP,CPD Kinerja Praktik Profesi Bidang
Produksi/Industri
Kode Klaster
Kegiatan Praktik Profesi Nilai maksimal bobot
No. SKP Alat Bukti
SKP selama 5 tahun

Bekerja selama 5 tahun di bidang Industri AXX-0-00 15 SKP SIKA

Bagian Pengawasan Mutu(Kode Bagian 1)

AXX-X-01 SPO Metoda Analisa, SPO


Melakukan uji laboratorium dan validasi
1 10 SKP Validasi Metoda Analisa
metode analisa
dan Sertifikat Hasil Analisis
Melakukan uji stabilitas AXX-X-02 SPO Uji/Studi Stabilitas
2 10 SKP
SPO Retained Samples

3 Melakukan Cara Berlaboratorium yang baik


AXX-X-03 10 SKP Pedoman GLP

AXX-X-04
SPO Pembentukan Tim,
4 Melakukan Inspeksi Diri 5 SKP Jadwal Inspeksi Diri dan
Lapran Hasil Inspeksi Diri

AXX-X-05 SPO Penanganan Keluhan


Konsumen, Penarikan
Melakukan Penanganan Keluhan Konsumen, Obat, SPO Penanganan
5 5 SKP
Obat Kembalian dan Penarikan Obat Jadi Keluhan Pelanggan dan
SPO Penanganan Produk
Kembalian
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. SKP bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun

6 Melakukan Kalibrasi, Kualifikasi dan Validasi AXX-0-06 10 SKP


SPO Melakukan Kalibrasi,
Kualifikasi dan Validasi
Hasil Audit EHS, Adanya
Sistem Penanganan
Bahan, Bahan Kemas,
AXX-0-07 Produk Ruahan, Produk
7 Melakukan UKK dan K3(EHS) 5 SKP
Antara dan Produk Jadi.
Hasil Evaluasi terhadap
mechanical dan electrical
safety
Melakukan Penyusunan Data Pendukung Untuk AXX-X-08 Arsip Data
8 5 SKP
Registrasi Penilaian/Registrasi

JUMLAH 75 SKP
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. SKP bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun

Bekerja selama 5 tahun di bidang Industri AXX-0-00 15 SKP SIKA

Bagian Pemastian Mutu(Kode Bagian: 2)

Melakukan penyelidikan kegagalan,


AXX-X-01
1 penyimpangan bets, prosedur pengolahan dan 10 SKP SPO Kegagalan Produksi
pengemasan ulang
Melakukan Rancang Bangun Fasilitas dan
AXX-X-02
2 Sertifikasi CPOB 10 SKP Gambar Lay Out Gedung

SPO Pembentukan TIM,


Melakukan Inspeksi Diri AXX-X-03
3 10 SKP Jadwal Inspeksi Diri dan
Laporan Hasil Inspeksi Diri
SPO Penanganan Keluhan
AXX-X-04
Konsumen, Penarikan
Melakukan Penanganan Keluhan Konsumen, Obat, SPO Penanganan
4 Obat Kembalian dan Penarikan Obat Jadi 10 SKP Keluhan Pelanggan dan
SPO Penanganan Produk
Kembalian

AXX-X-05 SPO Penilaian Pemasok


5 Melakukan Penilaian Pemasok 10 SKP dan Hasil Monitoring
Pemasok
Kode Klaster
SKP Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun

6 Melakukan Pengelolaan Pengendalian Dokumen AXX-0-06 10 SKP


SPO Pengelolaan
Pengendalian Dokumen

JUMLAH 75 SKP
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. SKP bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun
Bekerja selama 5 tahun di bidang Industri AXX-0-00 15 SKP SIKA

Bagian Produksi(Kode Bagian: 3)

Laporan Evaluasi terhadap


AXX-X-01
1 Memahami Desain Formula 10 SKP Desain Formula dan
Valdasi Proses Pembuatan
Data MSDS
Melakukan Penanganan Bahan/Material
AXX-X-02
Bahan/Material,
2 5 SKP
Penyimpanan
Bahan/Material Yang Baik
SPO Pengolahan Induk
dan Prosedur.
Pengemasan Induk untuk
Melakukan Proses Pembuatan Obat AXX-X-03 setiap produk/ukuran bets
3 10 SKP
yang diperlukan, SP untuk
setiap kegiatan, Hasil
Evaluasi Kapasitas
Produksi, dll
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi SKP
No. bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun
Hasil Audit EHS, Adanya
Sistem Penanganan
Bahan, Bahan Kemas,
AXX-X-04 Produk Ruahan, Produk
4 Melakukan UKK dan K3(EHS) 5 SKP
Antara dan Produk Jadi.
Hasil Evaluasi terhadap
mechanical dan electrical
safety

5
Melakukan Rancang Bangun Fasilitas dan AXX-X-05 10 SKP Gambar Lay Out Gedung
Sertifikasi CPOB
SPO Pembentukan TIM,
AXX-X-06
6 Melakukan Inspeksi Diri 5 SKP Jadwal Inspeksi Diri dan
Laporan Hasil Inspeksi Diri

7 Melakukan Kalibrasi, Kualifikasi dan Validasi


AXX-0-07 5 SKP
SPO Melakukan Kalibrasi,
Kualifikasi dan Validasi

SPO Pengendalian
Perubahan (yang meliputi
tata cara penyampaian
8 Melakukan Pengendalian Perubahan AXX-0-08 10 SKP usul perubahan dan
seluruh kriteria
perubahan yang harus
dicakup)

JUMLAH 75 SKP
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. SKP bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun

Bekerja selama 5 tahun di bidang Industri AXX-0-00 15 SKP SIKA

Bagian Penelitian dan Pengembangan Produk (Kode Bagian :4)

AXX-X-01 Data bahan, MSDS,


1 Memahami Formulasi 15 SKP
Formulasi Obat
AXX-X-02 Daftar Mesin yang
digunakan, Catatan Scale
2 Memahami Teknologi Farmasi 15 SKP UP, Hasil Validasi Proses,
Dokumen Induk Produksi
dan Pengemasan
AXX-X-03 Data Bahan Kemas, Hasil
3 Melakukan Pengembangan Bahan Kemas 15 SKP Percobaan, Hasil Uji
Stabilitas
AXX-X-04
Melakukan Penyusunan Data Pendukung Arsip Data
4 15 SKP
Untuk Registrasi Penilaian/Registrasi

JUMLAH 75 SKP
Kode Klaster Nilai maksimal
Kegiatan Praktik Profesi
No. SKP bobot SKP selama Alat Bukti
5 tahun
AXX-0-00
Bekerja selama 5 tahun di bidang Industri 15 SKP SIKA

Bagian Manajemen Persediaan (Kode Bagian :5)

Perencanaan Produksi,
Melakukan Pengadaan Bahan,Barang Untuk AXX-0-01 Perencanaan
1 20 SKP
Produksi Pembelian, Prakiraan
Pemasaran
SPO Pengelolaan Gudang,
Melakukan Pengelolaan Gudang dan AXX-0-02 SPO Penyimpanan Obat,
2 20 SKP
Pengelolaan Penyimpanan Monitoring Lingkungan
Penyimpanan
AXX-0-03 Analisa ABC, Perencanaan
Melakukan Production Planning and Inventory
3 20 SKP Produksi, Hasil Analisa
Control
Persediaan

JUMLAH 75 SKP
Kode Klaster SKP Nilai maksimal
No. Kegiatan Praktik Profesi bobot SKP Alat Bukti
selama 5 tahun
Bekerja selama 5 tahun di AXX-0-00
15 SKP SIKA
bidang Industri
Bagian Regulatory and Product Information (Kode Bagian :6)
Melakukan Proses Penilaian
1 10 SKP Data Penilaian/ Registrasi Obat
Registrasi Produk AXX-0-01
2 Menerapkan, Mensosialisasikan, AXX-0-02 10 skp Kumpulan Peraturan,
Menyusun Peraturan dan Peraturan Institusi, Hasil
Ketentuan Sosialisasi Ketentuan
3 Melakukan Proses Sertifikasi AXX-0-03 10 SKP Data Pendukung Sertifikat,
Sertifikat
4 Melakukan Informasi Produk AXX-0-04 5 SKP Bahan Informasi, cara dan
Kepada Pelanggan Media Pemberian Informasi
5 Melakukan Proses Permohonan AXX-0-05 10 SKP Data Pendukung Uji Klinik,
Izin dan Melakukan Pelaporan Izin Pelaksanaan Uji Klinik
Hasil Uji Klinik dan Laporan Hasil Uji Klinik
6 Melakukan Pelaporan MESO AXX-0-06 5 SKP Laporan MESO

7 Melakukan Penanganan Keluhan AXX-0-07 10 SKP SPO Penanganan Keluhan


Konsumen, Obat Kembalian dan Konsumen, Penarikan
Penarikan Obat Jadi Obat,SPO Penanganan
Keluhan Pelanggan dan SPO
Penanganan Produk
Kembalian
JUMLAH 75 SKP
KINERJA PEMBELAJARAN

Kinerja Pembelajaran
Kegiatan terkait secara langsung/tidak langsung yg
dilakukan oleh Apoteker dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan untuk peningkatan
kualitas diri dalam menjalankan praktik kefarmasian
sesuai dengan bidang kerjanya.
Kinerja pembelajaran yg tidak memiliki relevansi
langsung dengan fokus pekerjaan kefarmasian yang
bersangkutan diharapkan <25% dari jumlah SKP yang
dipersyaratkan
PENGUKURAN KINERJA PEMBELAJARAN

Kodifikasi Klaster SKP, Domain Kinerja Praktik Pembelajaran


Formula :
B 24-X-xx = Pembelajaran berhubungan dengan bidang Pelayanan
B25-X-xx = Pembelajaran berhubungan dengan bidang Distribusi
B26-X-xx = Pembelajaran berhubungan dengan bidang Produksi/ Industri

Kodifikasi Klaster SKP, Sub CPD Kinerja Pembelajaran Seminar yang


berhubungan dengan :
Apresiasi umum/akademik =xx=01
Material obat/sediaan =xx=02
Manajemen obat/sediaan =xx=03
KIE/Pengelolaan Pelanggan =xx=04
Kodifikasi Klaster SKP, Sub CPD Kinerja Pembelajaran
Seminar yang berhubungan dengan :

Apresiasi umum/akademik =xx=01


Material obat/sediaan =xx=02
Manajemen obat/sediaan =xx=03
KIE/Pengelolaan Pelanggan =xx=04
SPO/Proses =xx=05
Teknologi =xx=06
Keorganisasian =xx=07
Dinas/Pemerintahan =xx=08
Peraturan / Per undang-undangan =xx=09
Seminar lainnya =xx=10
Kode
No. Jenis Kegiatan Pembelajaran Klaster Bobot SKP per sesi
SKP

Membaca Jurnal Dan Menjawab


1 BXX-1-01 2 SKP per paket atau modul
Pertanyaan Uji Diri

2 Partisipasi Dalam Seminar BXX-3-01 Peserta (per 2-3 jam)


Nasional = 1 SKP
Internasional = 1,5 SKP
Pembicara (per sesi)
Nasional = 3 SKP
Internasional = 4,5 SKP
Moderator (per sesi)
Nasional = 1 SKP
Internasional = 1,5 SKP
Panitia (per kegiatan)
Nasional = 1 SKP
Internasional = 1,5 SKP
Kode Klaster
No. Jenis Kegiatan Pembelajaran SKP Bobot SKP per sesi

3 Partisipasi Dalam Workshop BXX-3-xx Peserta (per 2-3 jam)


Nasional = 1,5 SKP
Internasional = 2,5 SKP

Pembicara(per sesi)
Nasional = 4,5 SKP
Internasional = 6,5 SKP

Fasilitator/Instruktur (per
sesi)
Nasional = 3 SKP
Internasional = 4,5 SKP

Panitia(per kegiatan)
Nasional = 1,5 SKP
Internasional = 2,5 SKP
Kode Klaster
No. Jenis Kegiatan Pembelajaran SKP Bobot SKP per sesi

4 Partisipasi Dalam Kursus atau BXX-4-xx Peserta (per 1 jam)


Pelatihan Nasional= 1 SKP
Internasional = 1,5
SKP
Pembicara (per sesi)
Nasional = 6 SKP
Internasional = 9 SKP
Fasilitator/Instruktur
(per sesi)
Nasional = 3 SKP
Internasional = 4,5 SKP
Panitia(per kegiatan)
Nasional = 2 SKP
Internasional = 3 SKP
Pelaksanaan
•Maksimum 8 jam/hari
•Maksimum 3 hari
•> 3 hari dihitung 3 hari
Kode Klaster
No. Jenis Kegiatan Pembelajaran Bobot SKP per sesi
SKP
5 Melakukan Tinjauan Kasus BXX-5-xx 2 SKP
6 Kajian Peer Review BXX-6-xx
Penyaji Penyaji = 3 SKP
Peserta Aktif Pendengar = 2 SKP
Ket (Minimal Anggota Peer Adalah 3
Orang)
7 Diskusi Kefarmasian Bersama Pakar BXX-7-xx Penyaji = 3 SKP
(Minimal Peserta Diskusi 5 Orang Pendengar = 2 SKP
Apoteker)
8 Sebagai peserta Magang (Internship) BXX-8-xx 36 SKP
Pelaksanaan minimal 1
(satu) bulan
Menyelesaikan pendidikan S-2 yang BXX-9-xx 50 SKP
9
berkaitan dengan Kefarmasian
10 Menyelesaikan S-3 Kefarmasian BXX-0-xx 75 SKP
Kelebihan jumlah SKP dari Kinerja Pembelajaran.
Kelebihan SKP dapat disimpan dan digunakan
sebagai persyaratan untuk resertifikasi tahap
berikutnya (bobot nilai berkurang menjadi 50% dari
kelebihan jumlah SKP yang berlebih)
Apoteker harus melakukan pengumpulan SKP dari
Kinerja yang ada secara proporsional
Konstanta
No Kegiatan Pembelajaran
Konversi
A. Ranah Bidang Kefarmasian
1. Tidak berhubungan dengan fokus pekerjaan kefarmasian 0,25
yang ditekuni sehingga tidak berpengaruh terhadap
kinerja
2. Ada hubungan dengan fokus praktik/pekerjaan 0,50
kefarmasian yang ditekuni (diselenggarakan oleh Seminat
di luar Bidangnya) tetapi tidak berpengaruh terhadap
kinerja
3. Sangat mendukung fokus praktik/pekerjaan kefarmasian 0,75
yang ditekuni sehingga berpengaruh terhadap kinerja
(tetapi tidak diselenggarakan oleh IAI)
4. Sangat mendukung fokus praktik/pekerjaan kefarmasian 1
yang ditekuni sehingga berpengaruh positif terhadap
kinerja praktik sehari-hari (diselenggarakan oleh IAI)
5. Kefarmasian Umum (per-UU, manajemen farmasi, kapita 1
selekta farmasi), diselenggarakan oleh IAI
Penentuan konversi SKP atas kegiatan pembelajaran dalam
ranah bidang non-kefarmasian (tetap dalam lingkup Profesi
Bidang Kesehatan) adalah mengikuti Tabel berikut :

• Penentuan bobot SKP yang diperoleh dari kegiatan di


luar negeri (misalnya sebagai pembicara/peserta/
moderator di suatu kursus atau simposium) akan
disesuaikan dengan nilai yang berlaku di Indonesia.

• Penentuan mengenai besarnya konversi bobot SKP atas


Sertifikat-SKP hanya dapat dilakukan oleh Komite
dan/atau Tim Sertifikasi dan Re-Sertifikasi.
KINERJA PENGABDIAN

Adalah kegiatan terkait langsung/tidak langsung


yang dilakukan Apoteker di tengah masyarakat
untuk :
meningkatkan partisipasi diri dalam pergaulan
sosial
memberikan solusi praktis pada berbagai
persoalan masyarakat (umum,profesi maupun
akademis)
PENGUKURAN KINERJA PENGABDIAN

SKP yang disyaratkan dari pengabdian masyarakat


umum atau masyarakat profesi sebesar 7,5 s/d 22,5 SKP
Kodifikasi klaster SKP, CPD Kinerja Pengabdian Profesi
dengan Formula :
C27-X-xx = Berhubungan dengan masalah Kefarmasian
C28-X-xx = Berhubungan dengan masalah Kesehatan
C29-X-xx = Pengabdian lainnya
NO KINERJA PENGABDIAN MASYARAKAT Kode Klaster BobotSKP/
SKP 2Jam

Melakukan Penyuluhan Narkoba/HIV/AIDS/TB


1. CXX-0-01 3 SKP
dll

2. Melakukan Penyuluhan Keamanan Obat/Obat


Tradisional/Kosmetika/Pangan, dll
CXX-0-02 3 SKP
Pemahaman cara pembuatan “Produk” yang
baik dsb
3. Memberikan pemahaman mengenai cara
distribusi dan penyimpanan obat yang baik dan
CXX-0-03 3 SKP
benar kepada masyarakat atau fasilitas
pelayanan kefarmasian dsb
2 SKP per
4. Melakukan Baksos Pengobatan Masal CXX-0-04 kegiatan
( 8 jam )

5. Melakukan Pembinaan POSYANDU/LANSIA CXX-0-05 2 SKP

Menjadi Pengurus Aktif di IAI dan Himpunan 5 SKP /


6. CXX-0-06
Seminat tahun
KINERJA PUBLIKASI ILMIAH/POPULER BIDANG
KEFARMASIAN
&
KINERJA PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN

Kinerja ini tidak diwajibkan karena tidak semua apoteker


(terutama apoteker praktis) dapat melakukannya.
IAI menghargai kinerja ini dengan memberikan SKP
maksimal 37,5 /lima tahun
Pengukuran atas kinerja Publikasi Ilmiah atau Populer
Bidang kefarmasian dapat dilihat pada tabel berikut:
Kode Klaster Bobot SKP per judul
NO PUBLIKASI
SKP
1 Tinjauan Kasus Yang Di Publikasikan D30-0-01 3 SKP
2 Studi Pustaka Membuat Resume D30-0-03 3 SKP
Sendiri = 10 SKP
3 Menulis/Menerjemahkan Buku D30-0-03 Bersama = 20 SKP
Monograf = 4/2 SKP
Editing Buku Yang terkait dengan
4 D30-0-04 6 SKP
Profesi Apoteker
5 Karya Ilmiah Popular D30-0-05 3 SKP
Mengasuh Rubrik Kesehatan/
6 D30-0-06 3 SKP
Kefarmasian Di Media
Kode Klaster Bobot SKP per TOPIK
NO PENGEMBANGAN ILMU SKP
Penelitian E31-0-01
1 10 SKP
Sendiri/Bersama
Supervisor Dalam Jurnal
2 E31-0-02 2 SKP
Club/Case Reiew
Memberikan Ceramah
3 E31-0-03 3 SKP
Kepada Sesama Apoteker

3 SKP / Surat Keputusan (SK)yang


4 Menjadi Preseptor PKPA E31-0-04 dikeluarkan PTF setelah mendapat
persetujuan dari PD IAI

3 SKP / Surat Keputusan (SK)yang


5 Penguji Komprehensif E31-0-05 dikeluarkan PTF setelah mendapat
persetujuan dari PD IAI IAI
Menjadi Preseptor 3 SKP / bulan (minimal magang 1
6 E31-0-06
Magang bulan)
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA

1. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian Secara


Profesional dan Etik
2. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait Dengan
Penggunaan Sediaan Farmasi
3. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
4. Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai Standar Yang
Berlaku
5. Mempunyai Ketrampilan Dalam Pemberian Informasi
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Mampu ………
Lanjutan …………..

6. Mampu Berkontribusi Dalam Upaya Preventif dan


Promotif Kesehatan Masyarakat
7. Mampu Mengelola Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan Sesuai Dengan Standar Yang Berlaku
8. Mempunyai Ketrampilan Organisasi dan Mampu
Membangun Hubungan Interpersonal Dalam
Melakukan Praktik Kefarmasian
9. Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Yang Berhubungan Dengan
Kefarmasian
Penyebab Kegagalan Re-sertifikasi
• Apoteker gagal mengumpulkan SKP-Praktik atau
melaksanakan praktik tidak sebagaimana mestinya.
• Apoteker gagal mengumpulkan SKP-Pembelajaran yang
dipersyaratkan
• Apoteker yang baru melakukan praktik/kerja setelah
beberapa tahun berlakunya Sertifikat Kompetensi
Apoteker. (tidak praktek pada tahun 1 dan 2)
• Apoteker yang tidak melakukan praktik/kerja dalam
kurun waktu berlakunya Sertifikat Kompetensi Apoteker
Solusi Gagal Re-Sertifikasi :
TREATMENT (ditetapkan oleh PP IAI cq BSP
IKATAN
APOTEKER
INDONESIA

INSPIRING AND BRANDING


PHARMACIST
IKATAN APOTEKER INDONESIA
User Education Pharmacy Outcome :PHARMACISTS
MANUFACTURING COMMUNITY
& DISTRIB (FKTP)
GATEKEEPER PARTNER IN
• Ensures the HEALTHCARE
implementation • Manage minor
of GMP & GDP ailments (cough,
cold,gastric
ACADEMIC : Dosen discomfort and
Lecture & Research fungal infections
• Play a pivotal role in educating REGULATIONS : PNS etc)
future generations of • Fill your
Kesehatan & BPOM
pharmacies prescriptions
LAW ENFORCER
• Engaging in research activities • Formulates and implements HOSPITAL (FKTL)
RESEARCH healthcare PATIENT-CARE TEAM
CLINICAL RESARCHER polices/regulations in PLAYER
• Find new cures for Indonesia • Provides
untreated illnesses or • MARKETING professional advice
medicines with less side MEDICATION MARKETER on best choice of
effects for the benefit of• Introduces and educates
healthcare providers on new OTHERS
medicines for each
patients treatment options •Politician patient
•Businessman
•etc
Competence

Individual Competence
Karakteristik mendasar pada
individu yang menyebabkan
individu bisa memiliki kinerja
yang efektif atau superior
dalam suatu pekerjaan atau
situasi.
(Spencer and Spencer,1993)

Administratif Competence
• SKPA
• STRA
• SIPA/SIKA
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Imlementasi Quality Assurance sebagai perwujudan


RULES, LAWS and PROFESSION ETHIC
Praktek Apoteker Bertanggung Jawab

National
Active Regional
Ingredients Wholesalers

Raw GMP Finished


GDP GPP
Hospitals
Materials Patients
Pharmacies
Drug
Smaller
Inactive
Wholesalers
Ingredients
IKATAN APOTEKER INDONESIA

UU Kesehatan No. 36/2009

Pasal 108 Ayat (1)


Praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian obat pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

6
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Penjelasan Pasal 108 Ayat (1)


UU No.36/2009

Yang dimaksud dengan “tenaga kesehatan” dalam ketentuan ini adalah


tenaga kefarmasian sesuai dengan keahlian* dan kewenangannya**.
Dalam hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan tertentu
dapat melakukan praktik kefarmasian secara terbatas, misalnya antara
lain dokter dan/atau dokter gigi, bidan, dan perawat, yang dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Amar Putusan MK : Atas Judicial Review Pasal 108


• Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk sebagian;
• Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
sepanjang kalimat, “... harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan” bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang
tidak dimaknai bahwa tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga
kefarmasian, dan dalam hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan tertentu dapat melakukan praktik kefarmasian secara
terbatas, antara lain, dokter dan/atau dokter gigi, bidan, dan perawat
yang melakukan tugasnya dalam keadaan darurat yang
mengancam keselamatan jiwa dan diperlukan tindakan medis segera
untuk menyelamatkan pasien;
IKATAN APOTEKER INDONESIA

• Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063) sepanjang kalimat, “... harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan” adalah tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak
dimaknai bahwa tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga
kefarmasian dan dalam hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan tertentu dapat melakukan praktik kefarmasian secara
terbatas, antara lain, dokter dan/atau dokter gigi, bidan, dan
perawat yang melakukan tugasnya dalam keadaan darurat yang
mengancam keselamatan jiwa dan diperlukan tindakan medis
segera untuk menyelamatkan pasien;
IKATAN APOTEKER INDONESIA

• Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat;
• Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan selebihnya;
• Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara
Republik Indonesia sebagaimana mestinya;
IKATAN
APOTEKER
INDONESIA

TOKOH-TOKOH YANG
MENGINSPIRASI
No. Nama Jabatan Pekerjaan
1. Drs. H. Soekaryo Ketua Umum ISFI 1967- - Presiden direktur PT.
1989 Kimia Farma
- Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan
RI
2. Drs. Darojatun, MBA Ketua Umum ISFI 1989- - Presiden Direktur PT.
1993 Biofarma
- Presiden Direktur PT.
Kimia Farma
3. Drs. Imam Hidayat Ketua Umum ISFI 1993- Presiden Direktur PT. Kimia
1997 Farma
4. Drs. Marzuki Abdullah, MBA Ketua Umum ISFI 1997- Presiden Direktur PT.
2000 Biofarma
5. Drs. Ahaditomo, MS Ketua Umum ISFI 2000- Presiden Direktur PT. Meiji
2004 Indonesian Pharmaceuticals
IKATAN APOTEKER INDONESIA

No. Nama Jabatan Pekerjaan


6. Prof. Dr. H. Haryanto Dhanutirto, Apt., Ketua Umum ISFI 2005- Menteri Perhubungan
DEA 2009 Indonesia th 1993-1998
7. Drs. Mohamad Dani Pratomo, MM., Apt Ketua Umum IAI 2009- Presiden Direktur PT.
2013 Indofarma
8. Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt Ketua Umum IAI 2014- - Presiden Komisaris
2018 Kimia Farma Apotek
- Anggota DPR RI th
2004-2009
9. Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt Ketua Umum IAI 2018- - Presiden Komisaris
2022 Kimia Farma Apotek
- Anggota DPR RI th
2004-2009
IKATAN APOTEKER INDONESIA

KETUA PD IAI SUMATERA UTARA

Drs. Agustama, Apt.,M.Kes.


Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
IKATAN APOTEKER INDONESIA
IKATAN APOTEKER INDONESIA
IKATAN APOTEKER INDONESIA

TOKOH NASIONAL APOTEKER

Rudy Soetikno M.D., M.s. Apt


Founder PT. DEXA MEDICA
IKATAN APOTEKER INDONESIA

TOKOH NASIONAL APOTEKER

Prof. Dr. Haryanto Dhanutirto, DEA, Apt.


Menteri Perhubungan Indonesia th 1993-1998
IKATAN APOTEKER INDONESIA

TOKOH NASIONAL APOTEKER

Drs. H. Soekarjo, Apt


Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan
IKATAN APOTEKER INDONESIA

TOKOH NASIONAL APOTEKER

Dra. Rr.Maya Gustina Andarini, Apt., M.Sc.


Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI
IKATAN APOTEKER INDONESIA

TOKOH NASIONAL APOTEKER

Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt, M.Bio


Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
TRANSISI Penting dalam Hidup Anda setelah lulus apoteker

Wirausaha
Karyawan Transisi atau
Entrepreneur

Jika gagal,
jatuh
terpelanting
Perbedaan Karyawan dengan Wirausaha

• Penghasilan tetap dan stabil


• Ritme kerja bersifat rutin
Karyawan
• Kebebasan rendah
• Ketergantungan tinggi (high
dependent)
• Bersifat pasti (ada kepastian)

• Penghasilan variatif dan fluktuatif


Wirausaha • Ritme kerja bersifat tidak rutin
• Kebebasan tinggi
• Ketergantungan rendah
• Ketidakpastian tinggi
Menetapkan Goals (sasaran)
Apakah manfaat menetapkan
sasaran (goals) ?
Manfaat Memiliki Sasaran (Goals)

• Membuat kita mampu memfokuskan energi


dan usaha kita

• Mendorong dan memotivasi kita

• Berperan sebagai basis untuk mengalokasikan


sumber daya (modal, manusia, dll)

• Untuk mengukur tingkat keberhasilan kita


Mengapa Goals Penting?

• Riset menujukkan bahwa


membuat dan menuliskan
sasaran kinerja akan
membantu seseorang
untuk mencapai tujuan

• Individu yang berprestasi


cenderung menetapkan
sasaran kinerja yang
menantang
Fase Menyusun Sasaran (Goals) bagi Wirausaha

Goals Setting:
Membangun Sasaran
yang Menantang

Afirmasi : Merumuskan
sasaran dengan
redaksional yang positif

Visualisasi:
Membayangkan
sasaran yang sukses
diraih
Pedoman Menyusun Goals dengan Metode SMART

Specific : sasaran harus bersifat spesifik dan terfokus


Contoh: “menekuni usaha dibidang APOTEK khusus KOSMETIK”

Measurable: sasaran bersifat terukur


Contoh: “…mencapai omzet penjualan sebesar Rp 300 juta/bulan”

Achievable : sasaran yang telah ditetapkan merupakan hal yang


realistis dan dapat dicapai (achievable)

Relevant : sasaran yang dipilih sebaiknya relevan dan berkaitan


dengan kapabilitas Anda

Time : waktu untuk mencapai target tersebut / deadline


Contoh: “… mencapai omzet penjualan sebesar Rp 3 milyar/tahun
pada akhir tahun 2010”
Aspek yang Dicakup dalam Penetapan Sasaran

1. Aspek Produk atau Jasa yang Akan diJual


a) Apa jenisnya?
b) Bagaimana proses pembuatan produk/jasa
tersebut?
c) Bahan Bakunya dari Mana?
d) Lokasinya dimana?
e) Apa keunggulan produk/jasa Anda?
Aspek yang Dicakup dalam Penetapan Sasaran

2. Aspek Pemasaran
a) Siapa target pasar yang akan dituju?
b) Berapa banyak jumlah pembeli potensial?
c) Siapa pesaing potensial Anda?
d) Berapa harga jual produk/jasa Anda?
e) Berapa kira-kira volume penjualan Anda dalam
setahun?
f) Kegiatan promosi apa yang akan Anda lakukan?
Aspek yang Dicakup dalam Penetapan Sasaran

3. Aspek Keuangan
a) Berapa modal usaha yang dibutuhkan?
b) Aspek/bagian apa saja yang membutuhkan
modal?
c) Dari mana modal itu akan Anda peroleh?
d) Berapa lama kira-kira akan balik modal?
Aspek yang Dicakup dalam Penetapan Sasaran

4. Aspek SDM
a) Siapa yang akan menjalankan usaha ini?
b) Berapa banyak SDM yang dibutuhkan?
c) Kemampuan seperti apa yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha ini?
d) Apakah Anda telah memiliki pengalaman dalam
bidang usaha ini?
Latihan : Menyusun Goals dengan Metode SMART

Apakah sasaran (goals) Anda sebagai seorang Wirausaha ?

Susun sasaran Anda dengan mengacu pada prinsip SMART.


IKATAN
APOTEKER
INDONESIA

BRANDING
IKATAN APOTEKER INDONESIA
IKATAN APOTEKER INDONESIA

branding adalah berbagai


kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh sebuah
entitas dengan tujuan untuk
membangun dan
membesarkan sebuah brand
atau merek

Sumber : Markplus
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Sumpah Advokat Sumpah Dokter

Sumpah Ners Sumpah Apoteker


Video branding robot apoteker
IKATAN APOTEKER INDONESIA
IKATAN APOTEKER INDONESIA

PRAKTIK APOTEKER
Razoki Lubis, S.Si.,M.Kes.,Apt.
SIPA : 445/316151/VIII/2016
STRA : 19680924/STRA-USU/2001/13199
Hari dan Jam Praktik
Senin – Jum’at, Pukul 09.00 – 15.00
APOTEK ALTARA
Jl.Kapiten Purba No.2B Simpang Simalingkar Medan
IKATAN APOTEKER INDONESIA
IKATAN APOTEKER INDONESIA
IKATAN APOTEKER INDONESIA
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Ron Kaufman
Customer Satisfaction Staircase
Unbelievable
Astonishingly
Surprising Fantastic!

Desired Something
special like
Unexpected gift
Expected What your
customer
Basic Nothing hope for
Special and prefer
Disappointing
Criminal
Really Bad
CRIMINAL SERVICES

Pelayanan “Kriminal” ini sangan buruk.


Pelayanan ini adalah layanan yang
bahkan lebih buruk dari ekspektasi
minimum, jenis layanan ini membuat
pelanggan anda tidak akan pernah
menggunakan lagi, dan menimbulkan
kemarahan pelanggan.

Source : Ron Kaufman


BASIC SERVICE

Pelayanan “dasar” yang mengecewakan.


Pelayanan ini bisa jadi adalah titik
frustasi pelanggan sehingga pelanggan
anda bisa menjadi marah, tapi setelah itu
bisa jadi pelanggan tidak mengeluh,
namun dia akan memberi tahukan ke
teman-temannya, dan akan ingat untuk
tidak menggunakan layanan seperti itu
lagi

Source : Ron Kaufman


EXPECTED SERVICES

Pelayanan yang diharapakan tidak


ada yang istimewa, pelayanannya
rata-rata, biasa dan normal-normal
saja. Pelanggan mungkin akan
kembali kepada anda, tetapi jika
hanya tidak ada opsi lain yang lebih
baik

Source : Ron Kaufman


DESIRED SERVICES

Pelayanan yang diinginkan adalah


apa yang pelanggan harapkan dan
sukai. Mereka akan kembali karena
anda melakukan sesuatu untuk
mereka seperti yang mereka
harapkan atau sukai

Source : Ron Kaufman


SURPRISING SERVICES

Pelayanan yang istimewa dan


membuat pelanggan anda terkejut,
seperti hadiah yang tidak terduga.
Pelayanan ini adalah pelayanan yang
lebih dari harapan rata-rata
pelanggan. Hal ini membuat
pelanggan anda menikmati
pelayanan anda siap untuk kembali
lagi

Source : Ron Kaufman


UNBELIEVABLE SERVICES

Pelayanan yang luar biasa dan


fantastis. Ini adalah tingkat
pelayanan yang tidak bisa dilupakan
oleh pelanggan anda, pelanggan
anda dengan suka rela akan
menyampaikan atau
merekomendasikan kepada teman-
temannya

Source : Ron Kaufman


I WISH YOU A GREAT
DAY!
Thank YOU
ETIKA DAN DISIPLIN APOTEKER
INDONESIA
OUTLINE

• PROFESI
• SUMPAH APOTEKER
• KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
• PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA
• MEDAI
PENGERTIAN PROFESI

• Etimologi : profesi, profession (English), profecus (Latin), artinya ;


mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam
melakukan suatu pekerjaan.
• Terminologi : profesi berarti ; Suatu pekerjaan yang mempersyaratkan
pendidikan bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental,
yaitu ; adanya persyaratan pengetahuan teoritis sbg instrumen untuk
melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual.
KARAKTERISTIK PROFESI

• Keterampilan berdasarkan ilmu pengetahuan


• Adanya asosiasi professional : IAI
• Pendidikan yang ekstensif : lama & berjenjang
• Adanya uji kompentensi : UKAI
• Pelatihan institusional
• Lisensi : STRA
• Otonomi kerja
• Adanya kode etik profesi : KEAI
• Mandiri tanpa campur tangan pemerintah
• Layanan publik & altruisme (mementingkan kebutuhan publik)
• Status & imbalan yang tinggi
SUMPAH APOTEKER (PP NO.20/1962)
• Butir 1 : “Demi ALLAH”
• Catatan: setiap melaksanakan pekerjaan dimulai dengan DOA serta meminta
perlindungan dan berserah diri kepada-NYA
• “Allah yang menciptakan segala sesuatu dan DIA-lah Yang Maha Esa lagi
Maha Kuasa”. (QS.Ar ra’du {13]: 16).
• “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang”. (Ar ra’du
{13} : 28).
• Butir 2 : Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusian terutama dalam bidang kesehatan.
• Catatan : Setiap Apoteker harus ikhlas dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kesembuhan dan keselamatan pasien adalah tujuan utama kita bersama.
• Butir 3 : Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan
pengetahuan saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan
hokum perikemanusiaan.
• Contoh kasus : Seorang Apoteker yang bekerja di PBF diancam oleh Kacab
PBF ybs untuk bersedia menjual obat prekursor ke jalur tidak resmi spt;
warung/toko kelontong/perorangan yang tidak berhak.
• Butir 4 : Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar
dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik
kepartaian, atau kedudukan sosial.
• Catatan: dalam pelaksanaan praktik kefarmasian harus bersikap netral,
pelayanan sama untuk siapa saja.
• Butir 5 : Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian.
• Catatan : profesi Apoteker adalah profesi yang mulia, harus menjaga
kehormatan profesi. Tidak boleh berbuat tercela.
PENGERTIAN ETIKA

• Etika : ethod (Yunani), berarti : karakter, watak kesusilaan atau adat


• Etika berkaitan dgn konsep yang dimiliki individu ataupun kelompok
utk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakan itu salah atau
benar, buruk atau baik.
• Etika adalah self control karena sesuatunya dibuat dan ditetapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.
• Etika adalah filsafat moral.
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI

• Nilai-nilai Etika mempengaruhi Perilaku profesi seseorang


• Dengan ber-Etika seseorang akan bekerja lebih profesional
• Masyarakat/pasien akan lebih nyaman dilayani oleh profesi yang ber-
etika.
• Penghargaan & Kepercayaan masyarakat/pasien akan lebih besar
kepada profesi yang ber-etika.
ETIKA BERKOMUNIKASI

• Gunakan teknik 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)


• Tunjukkan rasa hormat/perilaku yang baik/sopan ketika berkomunikasi
saat baru kenal, apalagi ketika kita membutuhkan pertolongan orang
lain.
• Jangan langsung menele[on atau WA ketika anda belum kenal orang
ybs. Sebaiknya temui langsung. Setelah akrab baru boleh
menelpon/WA dgn kalimat yang sopan.
• Jika keadaan memaksa karena faktor jarak jauh, silahkan menelpon
atau WA dengan menggunakan kalimat sehalus dan seramah
mungkin.
CONTOH-CONTOH PELANGGARAN ETIK

• Kurang mendengarkan pasien/berkomunikasi


• Menakut-nakuti pasien
• Menarik bayaran tidak wajar, termasuk ke TS
• Bertengkar dengan pasien, ingin menolak pasien
• Informed consent tidak dilakukan
• Tidak menyimpan rahasia pasien secara baik
• Menjual obat/alat dengan cara MLM
• Kompetensi kurang memadai
• Menggunjingkan kekurangan TS didepan pasien (“celetukan beracun”)
• Memakai gelar yang bukan haknya
• Pelecehan seksual
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

• Terdiri dari : 5 BAB dan 15 pasal


• Mengatur 6 hal ;
• Mukadimah
• Kewajiban Umum
• Kewajiban Apoteker terhadap pasien
• Kewajiban Apoteker terhadap teman sejawat
• Kewajiban Apoteker terhadap sejawat petugas kesehatan lainnya
• Penutup.
MUKADIMAH KEAI

• Bahwa seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya


serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa
mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan YME, serta
berpegang teguh pada Sumpah/janji Apoteker.
• Catatan : Selalu berdoa & mengingat Sumpah Apoteker sebelum melaksanakan
praktik kefarmasian
• Ada sebuah niat luhur untuk membantu kepentingan makhluk hidup
lain.
• Catatan : Dari hati nurani yang terdalam berniat menolong orang lain
• Kode Etik Apoteker sebagai Pedoman & Petunjuk serta standar
perilaku dalam bertindak & mengambil keputusan.
• Catatan : KEAI sebagai standar kerja
KEWAJIBAN UMUM

• PASAL 1 : Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan


mengamalkan “Sumpah Apoteker Indonesia”’.
• Catatan : Sumpah Apoteker Indonesia sebagai fondasi utama dalam setiap
gerak langkah pelaksanaan praktik kefarmasian.
• Sumpah Apoteker dijadikan landasan moral dalam setiap tindakan
dan perilaku
• Contoh kasus : melaksanakan asuhan kefarmasian, merahasiakan kondisi pasien
dan “Medication Record” untuk pasien, melaksanakan praktik profesi sesuai
kaidah ilmu, hukum dan etik.
• PASAL 2 : Setiap Apoteker harus berusaha dan sungguh-sungguh
menghayati dan mengamalkan KEAI.
• Contoh kasus : Apoteker tidak hadir melaksanakan praktik di sarana
pelayanan, berarti tidak mengamalkan KEAI.
• PASAL 3 : Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan
profesinya sesuai Standar Kompentensi Apoteker Indonesia (SKAI)
serta mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam menjalankan kewajibannya.
• Contoh kasus : Pasien menanyakan ttg cara penggunaan obat, Apoteker
tidak bisa menjawab dengan benar.
• PASAL 4 : Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti
perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan bidang
farmasi pada khususnya.
• Contoh kasus : penggunaan obat golongan Statin (Simvastain, Atorvastatin,
dll). Kalau dulu selalu dianjurkan di minum menjelang tidur, tetapi sekarang
justru lebih baik di minum diantara pagi sp siang karena HMG CoA-reduktase
(zat pembentuk lipid) mencapai puncaknya di siang hari dan juga sekaligus
untuk mengurangi rhabdomyelisis (nyeri otot).
• PASAL 5 : Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus
menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang
bertentangan dgn martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
• Contoh kasus : Menyerahkan obat ke pasien dengan mendapatkan
keuntungan yang tidak wajar atau menjual obat dalam jumlah besar secara
langsung ke Tenaga Kesehatan lainnya (Apotek Panel), dengan tujuan
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
• PASAL 6 : Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi
contoh yang baik bagi orang lain.
• Contoh kasus : Apoteker yang berprestasi di dalam penemuan obat baru
atau khasiat baru. Atau Apoteker teladan yang dikenal ramah dalam
melayani pasien.
• PASAL 7 : Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai
dengan profesinya.
• Contoh kasus : Sering terjadi pertanyaan ttg obat dari tenaga kesehatan
lainnya (dokter, perawat, bidan, dll), khususnya yang bekerja di RS. Apoteker
harus bisa menjawab pertanyaan2 tsb berdasarkan Evidence Based Medicine
terkini.
• PASAL 8 : Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
• Contoh kasus 1 : berdasarkan PMK no.31/2016, seorang Apoteker bisa praktik
di 3 tempat pelayanan kefarmasian, padahal dulu hanya 1 tempat.
• Contoh kasus 2 : PMK no.26/2018 : pelaku Usaha Apotik adalah Apoteker.
Tidak ada lagi kata-kata PSA.
• Contoh kasus 3 : SPO harus dibuat agar terhindar dari masalah hukum
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN

• PASAL 9 : Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian


harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak
azasi pasien dan melindungi mahkluk hidup insani.
• Contoh kasus : Apoteker yang bekerja di pelayanan (RS/Puskesmas/Klinik/Apotek)
harus peduli dan menjaga kerahasiaan/medical record pasien.
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

• PASAL 10 : Seorang Apoteker harus memperlakukan teman


sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
• Contoh kasus : Kalau kita ingin diperlakukan baik maka kita harus berbuat baik
kepada orang lain.
• PASAL 11 : Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan
saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik.
• Contoh kasus : kita harus dengan iklas membantu teman yang salah jalan
dengan cara yang baik.
• PASAL 12 : Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama
Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan
kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam
menunaikan tugasnya.
• Contoh kasus : jika ada TS mendapat masalah/kesulitan atau terjerumus dalam
suatu kesalahan dalam berpraktik maka kita wajib membantu agar martabat
Apoteker terpelihara dgn baik.
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT
PETUGAS KESEHATAN LAINNYA.
• PASAL 13 : Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan utk membangun dan meningkatkan hubungan profesi,
saling mempercayai, menghargai, dan menghormati sejawat petugas
kesehatan lainnya.
• Contoh kasus : kolaborasi dalam membahas kasus/case review.
• PASAL 14 : Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari
tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya
atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lainnya.
• Contoh kasus : pergunjingan bisa berakibat fatal.
BAB PENUTUP KEAI

• Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan


mengamalkan KEAI dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-
hari.
• Catatan : kesungguhan menjadi kata kunci dalam keberhasilan praktik dengan
KEAI.
• Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja
melanggar atau tidak mematuhi KEAI, maka dia wajib mengakui dan
menerima sanksi dari pemerintah, organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (IAI) dan mempertanggung-jawabkannya kepada
Tuhan YME.
• Catatan : Pelanggaran TS di bahas dan dipertanggungjawabkan di mahkamah
profesi yaitu : MEDAI daerah.
SANKSI PELANGGARAN ETIKA

• Apabila Apoteker melakukan pelanggaran KEAI, ybs dikenakan sanksi


organisasi.
• Sanksi dapat berupa ; Pembinaan, Peringatan, Pencabutan
keanggotaan sementara, atau pencabutan keanggotaan tetap.
• Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam PO dan sanksi ditetapkan
setelah melalui kajian yang mendalam dari MEDAI Daerah.
• Hasil telaah MEDAI Daerah disampaikan ke Pengurus Daerah dan
Pengurus Cabang.
DISIPLIN APOTEKER
INDONESIA
PENGERTIAN DISIPLIN (DISCIPLINE)

• Etimologi : disiplin = tata tertib (wojowasito & poerwadarminta)


• Terminologi : Disiplin adalah ketaatan terhadap tata tertib pekerjaan
yang seharusnya dijalankan oleh suatu profesi dalam melaksanakan
praktik profesinya,
• Disiplin Apoteker : Kesanggupan Apoteker untuk mentaati
kewajibannya dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan per-Undang-undangan dan/atau peraturan praktik yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
DISIPLIN PEKERJAAN KEFARMASIAN

• Mematuhi aturan nilai dasar Apoteker : Sumpah Apoteker, Kode Etik


Apoteker Indonesia, Pedoman Disiplin Apoteker indonesia.
• Mematuhi semua peraturan di bidang kefarmasian : UU, PP, PMK,
AD/ART IAI, PO IAI, dll.
• Mematuhi semua SPO yang berkaitan dengan lingkungan pekerjaan
sehari-hari.
• Pertanggung-jawaban dan Evaluasi terhadap pekerjaan kefarmasian.
PELANGGARAN DISIPLIN

Pelanggaran disiplin dapat dibagi 3 kelompok :


1. Melaksanakan praktik Apoteker dengan tidak kompeten
2. Tugas & tanggung-jawab professional pada pasien tidak
dilaksanakan dengan baik,
3. Berperilaku tercela yang merusak martabat dan kehormatan
Apoteker
Pelanggaran disiplin bisa berupa : setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan yang tidak mentaati kewajiban dan/atau ketentuan disiplin
Apoteker Indonesia. (PO : 004/1418/VII/2014, SK PP IAI).
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN APOTEKER
• Butir 1 : Melakukan praktik kefarmasian dengan tidak kompeten.
• Contoh kasus : Seorang Apoteker yang bekerja di sarana pelayanan tetapi tidak
mempunyai sertifikat kompetensi (Serkom) dan/atau masa berlaku serkomnya
sudah habis.
• Butir 2 : Membiarkan berlangsungnya praktik kefarmasian yang menjadi
tanggung-jawabnya, tanpa kehadirannya ataupun tanpa Apoteker
pengganti dan/atau Apoteker pendamping yang sah.
• Contoh kasus : Apotek dibuka tanpa kehadiran Apoteker.
• Sabda Rasulullah : “Apabila amanat di sia-siakan, maka tunggulah
kehancurannya”. (HR Bukhari).
• Butir 3 : Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu
dan/atau tenaga lainnya yang tidak memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pekerjaan itu.
• Contoh kasus : Apoteker tidak hadir di Apotek, didelegasikan ke TTK dan/atau
tenaga lain bukan Tenaga Kefarmasian.
• “Apabila dikerjakan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kehancurannya”. (HR Bukhari).
• Butir 4 : Membuat keputusan profesional yang tidak berpihak
kepada kepentingan pasien/masyarakat.
• Contoh kasus : mengganti obat pasien dengn obat lain yang kurang sesuai.
• Butir 5 : Tidak memberikan informasi yang sesuai, relevan dan “UP
TO DATE” dengan cara yang mudah dimengerti oleh
pasien/masyarakat, sehingga berpotensi berpotensi menimbulkan
kerusakan dan/atau kerugian pasien.
• Contoh kasus : Menyerahkan obat ke pasien tanpa informasi yang jelas,
lengkap dan rinci.
• Contoh Informasi yang lengkap : Captopril harus diminum pada saat perut
kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan), karena kalau
diminum pada saat perut isi, maka absorpsinya berkurang 25%.
• Butir 6 : Tidak membuat dan/atau tidak melaksanakan SPO
sebagai pedoman kerja bagi seluruh personil di sarana
pekerjaan/pelayanan kefarmasian, sesuai dengan
kewenangannya.
• Contoh kasus : Apoteker tidak membuat SPO ttg pelayanan R/ & non R/,
penyimpanan, pelayanan obat narkotika/psikotropika/OOT, dll, di
Apotek/IFRS/Puskesmas/Klinik.
• Butir 7 : Memberikan sediaan farmasi yang tidak terjamin “Mutu”,
“Keamanan”, dan “Khasiat/Manfaat” kepada pasien.
• Contoh kasus : Apoteker memberikan obat yang sudah ED ke pasien.
• Butir 8 : Melakukan pengadaan obat dan/atau bahan baku obat,
tanpa prosedur yang berlaku sehingga berpotensi menimbulkan
tidak terjaminnya mutu, khasiat obat.
• Contoh kasus : memesan obat ke PBF tidak resmi/tidak berizin.
• Butir 9 : Tidak menghitung dengan benar dosis obat, sehingga
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian kepada pasien.
• Contoh kasus : Pemberian Obat Ciprofoxacin tabler yang seharusnya
diberikan 2 kali perhari, tetapi diberikan 3 kali perhari. Pemberian obat untuk
anak-anak dan/atau bayi seharusnya dihitung dengan BB, tetapi ternyata
tidak diperhitungan.
• Butir 10 : Melakukan penataan, penyimpanan obat tidak sesuai
standar, sehingga berpotensi menimbulkan penurunan kualitas
obat.
• Contoh kasus : obat-obat di Apotek yang seharusnya disimpan di suhu kamar
tetapi tidak dilakukan atau ada obat-obat tertentu seperti ; vaccin, serum, dll,
yang seharusnya disimpan di suhu 2 – 8 C tetapi disimpan di suhu biasa.
• Butir 11 : Menjalankan praktik kefarmasian dalam kondisi tingkat
kesehatan fisik ataupun mental yang sedang terganggu sehingga
merugikan kualitas pelayanan profesi.
• Contoh kasus : Apoteker yang sedang mengalami stress mental atau
terganggu jiwanya sehingga tidak bisa berpikir normal.
• Butir 12 : Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian, melakukan
yang seharusnya dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya
dilakukan, sesuai dengan tanggung-jawab professionalnya, tanpa
alasan pembenar yang sah, sehingga dapat membahayakan
pasien.
• Contoh kasus : Apoteker memberikan obat tidak sesuai dengan yang diminta
dokter berdasakan R/ dan atau memberikan pengganti obat yang
khasiatnya jauh berbeda.
• Butir 13 : Melakukan pemeriksaan atau pengobatan dalam
pelaksanaan praktik pengobatan sendiri (self medication), yang
tidak sesuai kaidah pelayanan kefarmasian.
• Contoh kasus : mendiagnosa penyakit yang bukan wewenang Apoteker
disertai pemberian obat keras tanpa R/.
• Butir 14 : Memberikan penjelasan yang tidak jujur, dan/atau tidak
etis, dan/atau tidak objektif kepada yang membutuhkan.
• Contoh kasus : memberikan informasi obat yang salah kepada pasien atau
tidak ada dasar ilmiahnya (EBM).
• Butir 15 : Menolak atau menghentikan pelayanan kefarmasian
terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah.
• Contoh kasus : Menolak R/ yang persediaannya masih ada di Apotek tanpa
alasan yang jelas.
• Butir 16 : Membuka rahasia kefarmasian kepada yang tidak
berhak.
• Contoh kasus : memberikan informasi kepada para penjahat/preman ttg efek
obat yang bisa bikin mabuk/teler.
• Butir 17 : Menyalahgunakan kompetensi Apotekernya,
• Contoh kasus : Seorang Apoteker yang bekerja di pabrik obat tradisional
mencampur obat herbalnya dengan bahan kimia obat.
• Butir 18 : membuat catatan dan/atau pelaporan sediaan farmasi
yang tidak baik dan tidak benar.
• Contoh kasus : Seorang Apoteker yang bekerja di Apotek tidak membuat
kartu stock obat dan/atau kartu stock tidak selalu diisi walaupun ada transaksi
obat.
• Butir 19 : Berpraktik dengan menggunakan STRA atau SIPA
dan/atau Sertifikat Kompetensi yang tidak sah.
• Contoh kasus : Seorang Apoteker memalsukan SIPA dengan cara meng-Scan
SIPA orang lain dan dirubah nama, alamat, dll, sesuai dgn identitas dirinya.
SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN

• Pemberian peringatan tertulis


• Pembekuan rekomendasi dan/atau pencabutan STRA atau SIPA,
sementara atau selama-lamanya 1 tahun atau pencabutan tetap
untuk selamanya dan/atau
• Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi Pendidikan
Apoteker se-kurang-kurangnya 3 bulan dan paling lama 1 tahun.
MAJELIS YANG MENANGANI PELANGGARAN ETIK
DAN DISIPLIN APOTEKER
• Majelis Etik Dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI)
• MEDAI Pusat : PP IAI (Jakarta)
• MEDAI Daerah : PD IAI di setiap Propinsi.
TUGAS MEDAI DAERAH

• Menyusun dan melaksanakan program kerja tahunan


• Melakukan internalisasi dan pendidikan Kode Etik dan Disiplin Apoteker
Indonesia kepada Apoteker di Tingkat cabang dan daerah.
• Membina, mengawasi, dan menilai pelaksanaan KEAI oleh anggota
• Membuat putusan terkait permasalahan etik dan disiplin Apoteker oleh
anggota untuk ditindaklanjuti oleh Ketua ikatan sesuai AD/ART IAI.
• Menegakkan kode Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia.
• Bekerjasama dengan PTF dalam Pendidikan KodeEtik dan Disiplin
Apoteker indonesia kepada calon Apoteker.
• Meminta pertimbangan dari tenaga ahli dalam kasus khusus.
• Melakukan dokumentasi dan pelaporan.
PENGADUAN

• Semua Pengaduan disalurkan melalui Ketua PD IAI Jateng c.q.


Sekretariat PD IAI Jateng, Jl.Abimanyu Raya no.17, Semarang.
• Ketua PD IAI Jateng melakukan seleksi dan menelaah seluruh
pengaduan, apakah menyangkut pelanggaran organisasi atau
pelanggaran etik.
• Jika kasus tsb menyangkut pelanggaran Etik & Disiplin, maka kasus tsb
dilimpahkan ke MEDAI Jateng. Sedangkan kasus yang menyangkut
pelanggaran organisasi, maka langsung ditangani oleh Bidang
organisasi PD IAI Jateng.
• Pengaduan dapat berasal dari : Ketua PC, anggota, atau dari BBPOM
(ada MOU antara BBPOM dgn PD IAI Jateng)
PERSIDANGAN

• Sebelum dilakukan sidang, semua berkas pengaduan yang diterima


sekretaris MEDAI Jateng, disebarkan ke seluruh anggota MEDAI
Jateng untuk dipelajari dan ditelaah lebih dalam.
• Sebelum persidangan, MEDAI Jateng melakukan rapat koordinasi
untuk menelaah kasus secara bersama-sama atau melakukan gelar
perkara.
• Persidangan dilakukan secara terbuka, dengan mengundang semua
Apoteker yang terkena kasus.
• Masing-masing Apoteker yang terkena kasus, diberi waktu dan
dipersilahkan untuk menjelaskan masalahnya secara terbuka didepan
semua anggota MEDAI Jateng.
• Setelah semua Apoteker yang berkasus selesai berbicara, maka
masing-masin anggota MEDAI Jateng diberikan kesempatan untuk
melakukan Tanya-jawab dengan semua Apoteker yang
bermasalah.
• Pada kesempatan tsb juga ditanyakan secara tegas, apakah ybs
mengakui kesalahannya atau bukan.
• Jika ybs sudah mengakui kesalahannya maka dilanjutkan dengan
Pembinaan Umum serta Pembinaan khusus.
• Tetapi jika ybs tidak mengakui kesalahannya, maka dilakukan
persidangan lanjutan dilain waktu. MEDAI Jateng akan mencari
bukti & saksi nyata serta menelaah kasus tsb lebih lanjut.
KEPUTUSAN SIDANG DAN SANKSI

• Keputusan sidang dilakukan di dalam rapat khusus anggota MEDAI


Jateng. Keputusan dianggap sah jika dihadiri minimal 4 orang
anggota MEDAI Jateng
• Untuk Katagori kasus berat, sanksi yang disepakati : Peringatan keras
tertulis s/d pencabutan rekomendasi praktik maksimal 2 tahun dan
Pembinaan Komprehensif serta membuat surat pernyataan
bermaterai, untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.
• Untuk Katagori kasus Sedang, sanksi yang disepakati : Peringatan
keras tertulis s/d pencabutan surat rekomendasi praktik maksimal 6
bulan dan pembinaan komprehensif serta membuat surat pernyataan
bermaterai untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.
• Untuk katagori kasus ringan, sanksi yang disepakati ; Peringat
tertulis dan pembinaan serta membuat surat pernyataan
bermaterai untuk tidak membuat kesalahan lagi.
• Hasil keputusan sidang MEDAI Jateng, dikirimkan ke Ketua PD IAI
Jateng yang berupa Rekomendasi hasil keputusan MEDAI Jateng
untuk diterbitkan sebagai Surat Keputusan PD IAI Jateng ttg kasus
tsb, dengan tembusan ke MEDAI Jateng dan Ketua PC IAI terkait.
CONTOH KASUS NYATA 1

• Ada sesorang Apoteker bisa mendirikan Apotek tanpa rekomendasi


PC IAI setempat. Masalah mulai muncul ketika SIPA dan/atau
Serkomnya habis masa berlakunya karena untuk memperpanjangnya
harus ada rekomendasi PC IAI setempat.
CONTOH KASUS NYATA 2

• Ada seorang Apoteker yang sudah bekerja di Industri farmasi di Jabar,


memalsukan surat mutasi/lolos butuh yang dulu di dapatnya dari PD
IAI Jateng, untuk bekerja di Apotek di berbagai kota di Jateng, di
kota A, B, C, dan D
CONTOH KASUS NYATA 3

• Seorang Apoteker di Kota U, ingin mendirikan Apotek, jarak Apotek


terdekat lebih kurang 1 Km, milik salah satu pengurus PC IAI setempat.
Ybs tidak diberikan rekomendasi oleh PC IAI setempat, dianjurkan
untuk mendirikan Apotek di daerah lain. Kedua belah pihak sama-
sama mengadukan masalahnya ke PD IAI dan MEDAI Daerah jateng.
CONTOH KASUS NYATA 4

• Seorang Apoteker yang sudah bekerja di RS swasta di Kota K,


memalsukan SIPA milik orang lain untuk dijadikan SIPA miliknya utk
praktik di RS swasta tsb. Dan juga memalsukan surat mutasil/lolos
butuh, untuk bisa bekerja di ApoteK di KOTA M.
CONTOH KASUS NYATA 5

• Seorang Apoteker yang bekerja di Apotek, membeli obat dalam


jumlah besar ke PBF, kemudian dijual dalam jumlah besar juga secara
langsung ke dokter, perawat, dan bidan.
CONTOH KASUS NYATA 6

• Seorang Apoteker yang baru lulus mengurus surat mutasi/lolos butuh


di PD IAI Jateng untuk tujuan PD IAI DKA Jakarta. Surat Mutasi tsb tidak
langsung diberikan ke PD IAI DKI Jakarta, didiamkan dirumah. Setelah
beberapa bualan baru dilihat lagi, ternyata surat mutasi/ lolos
butuhnya sudah ED.
KESIMPULAN

• Pelaksanaan Kode Etik Dan Disiplin Apoteker sangat tergantung pada


kemauan, kesadaran dan hati nurani masing-masing Apoteker.
• Profesi Apoteker akan diakui dan dipercaya oleh masyarakat/pasien
jika bisa memberi manfaat sebesar-besarnya bagi
masyarakat/pasien.
• Setiap Apoteker harus mengetahui dan memahami semua peraturan
di bidang kefarmasian, mulai dari ; Sumpah Apoteker, Kode Etik &
Disiplin Apoteker Indonesia, AD/ART IAI, PO IAI, PMK, dsbnya.
• Pada pelaksanaan praktik Apoteker perlu diniatkan dalam rangka
ber-ibadah kepada-NYA.
RENUNGAN

HIDUP INI SANGAT SINGKAT,


JANGAN SIA-SIAKAN WAKTU,
BERLOMBA-LOMBLAH BERBUAT KEBAIKAN,
DAN JADILAH ORANG YANG BERMANFAAT
BAGI ORANG LAIN.
RENUNGAN

Kita akan memetik hasilnya tergantung dari apa


yang kita tanam, sebagaimana Firman Allah :
“Jika kamu berbuat kebaikan (berarti) kamu
berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat kejahatan, maka (akibatnya) bagi
dirimu sendiri”. (QS. Al-Israa’{17}:7).
“TERIMA KASIH”
Lampiran 1. FORM PESERTA

KOP SURAT PENGURUS DAERAH

BIODATA PESERTA POPCA

ASAL PD :

Nama :

NIK :

No. KTA :

Alamat :

No. SKPA :

No. STRA :

No. Ijazah :

Asal Prodi Apoteker :


Nomor HP/Email :

.... (nama Kota) , . ....(hh/bb/tahun)

Pas Foto Pas Foto


(. .................................................................)

Persyaratan Peserta
1. Mengisi formulir pendaftaran
2. Surat sumpah profesi Apoteker.
3. Sertifikat Kompetensi
4. Pasfoto berwarna ukuran, 3 x 4 = 2 lembar
5. Biaya pelaksanaan kegiatan: Rp. ................................
Lampiran 2. BLANKO SERTIFIKAT PESERTA

Blanko sertifkat kegiatan diterbitkan oleh Pengurus Pusat IAI


Lampiran 3. FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Laporan pelaksanaan kegiatan dikirimkan sofcopy via email ke sekretariat@iai.id.

A. COVER
PENGENALAN ORGANISASI DAN PEMBINAAN CALON ANGGOTA
(POPCA)
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Provinsi .....................

Tanggal Pelaksanaan :
Lokasi Pelaksanaan :

PD IAI ...........
Kota Pelaksanaan
Tahun Pelaksanaan

B. DATA PESERTA
No Nama NIK Nomor Asal Nomor Nomor Nomor Alamat Email
KTA Perguruan Ijazah STRA Sertifikat
Tinggi Kompetensi

C. HASIL PRE TEST DAN POST TEST


NO Nama No. KTA Nilai Pre Test Nilai Post Test
D. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN SARAN PERBAIKAN
Evaluasi Kegiatan:

Evaluasi Kegiatan meliputi kehadiran peserta, evaluasi pemateri, persentase kelulusan peserta,
kenikan hasil pre test dan post test, dan evaluasi lainnya yang terkait dengan kegiatan POPCA.

Saran Perbaikan

Saran perbaikan merupakan saran untuk perkembangan kegiatan POPCA .

E. DOKUMENTASI KEGIATAN
Foto-foto kegiatan lengkap dengan keterangan foto minimal dikirimkan terdiri dari:
1. Registrasi Peserta
2. Pembukaan
3. Foto Setiap Pemateri pelaksanaan
4. Foto Peserta yang hadri secara keseluruhan
5. Foto lain-lain yang terkait dengan POPCA
Lampiran 4. FORM EVALUASI PEMATERI DAN KEGIATAN

FORM EVALUASI KEGIATAN


POPCA IKATAN APOTEKER INDONESIA

Nama Peserta Workshop : ………………………………………………………………………………………


Asal PD IAI : ……………………………………………………………………………………..
Judul Materi : ……………………………………………………………………………………..
Instruksi: Mohon tunjukan tingkat persetujuan anda terhadap daftar pernyataan di bawah
ini dengan memberikan tanda (√) pada kolom tingkat persetujuan yang telah disediakan.

N Sanga Baik Netra Tidak Sangat


Pernyataan
o t Baik l Baik Tidak Baik
Isi Materi:
Materi terorganisasi dengan baik dan mudah
1
dimengerti
Materi sangat relevan dan telah sesuai
2
dengan yang saya harapkan
Materi sudah mencukupi bagi saya untuk
3 mampu mengenal dan menjalankan profesi
apoteker
Dengan materi ini akan memudahkan saya
4 memberikan pemahaman kepada teman
sejawat dalam keorganisasian
Penyampaian/Pemaparan Materi
Pemateri sangat memahami materi yang
5
dipresentasikan
Alokasi waktu penyampaian materi
6
mencukupi
Pemateri mempresentasikan isi materi
7 dengan baik; mudah dimengerti dan
diimplementasikan
Diskusi/Tanya-Jawab
Alokasi waktu untuk diskusi mencukupi
8 untuk menambah / memperkuat
pemahaman saya
Pemateri memberikan jawaban terhadap
9
pertanyaan peserta dengan baik
Secara keseluruhan diskusi/tanya-jawab
10 telah sangat membantu meningkatkan
pemahaman peserta
N Sanga Baik Netra Tidak Sangat
Pernyataan
o t Baik l Baik Tidak Baik
Evaluasi Kegiatan
11 Materi mudah didapat
Fasilitas atau Tempat Acara (Ruangan, AC
12
dan Konsumsi)

13 Tuliskan saran anda hal-hal yang krusial/penting menurut anda yang masih perlu
didiskusikan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

14
Tuliskan saran anda untuk perbaikan kegiatan ini ke depan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………….

..............., ....................................

(Nama Jelas/Tanda Tangan)

Anda mungkin juga menyukai