Anda di halaman 1dari 35

PT.

PLN Area Balikpapan


RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menjalankan kehidupan, masyarakat sangat bergantung pada ketersediaan
tenaga listrik guna mendukung kelancaran berbagai aktivitas sehari-hari Dan dengan
diiringi pertumbuhan penduduk yang semakin maju, baik ditingkat ekonomi maupun
industri menyebabkan kebutuhan tenaga listrik yang diperlukan semakin meningkat. Oleh
karena itu, diperlukan usaha–usaha untuk dapat menyediakan kebutuhan energi listrik
yang handal, sehingga dapat mendukung perkembangan perekonomian negara. Untuk
itulah perusahaan–perusahaan penyedia tenaga listrik harus dapat meningkatkan
produktivitas, efektifitas dan efisiensi sehingga dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Sistem penyaluran (transmisi) sebagai bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan
penting dalam penyampaian tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
hingga sampai ke masyarakat melalui peyulang-penyulang. PT. PLN (Persero) area
Balikpapan adalah salah satu unit bisnis yang bertindak sebagai pengelola tenaga listrik.
Salah satu sistem saluran transmisi yang dipakai oleh PT. PLN (Persero) area Balikpapan
adalah sistem saluran udara (Overhead transmission line). Jarak tempuh yang jauh, faktor
alam dan penggunaan saluran transmisi yang berada diatas tanah menyebabkan sistem
transmisi yang dimiliki PT. PLN (Persero) area Balikpapan rentan terhadap terjadinya
gangguan.
Sistem distribusi tegangan menengah adalah saluran listrik yang umumnya
menyalurkan energi listrk sebanyak 20.000 Volt atau 20 KV melalui penyulang. Hal ini
tidak dapat dihindari terjadinya berbagai macam gangguan. Gangguan ini akan memicu
potensi kerugian bagi PLN Corporation sebagi pemasok energi listrik, salah satunya
terjadi pemadaman yang merugikan baik pihak konsumen maupun bagi perusahaan.
Maka dari itu, diperlukannya analisis penyebab gangguan penyulang dengan mengetahui
akar permasalahan guna meminimalisir presentase angka gangguan serta menuju program
Zero gangguan secara tepat dan optimal sesuai dengan salah satu program perusahaan.
Pelaksanaan KKN-P ini diharapkan dapat membantu mahasiswa memepelajari dunia
kerja pada keadaan nyata dan mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat selama
menempuh bangku kuliah dan dapat menjadi tenaga kerja ahli di bidangnya. Untuk itu,
dalam penelitian ini mengangkat topik “Analisis Penyebab Gangguan Penyulang dalam

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 1
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
upaya pencapaian Zero Gangguan dengan metode Root Cause Problem Solving”. Dengan
harapan dapat mengetahui apa saja penyebab gangguan penyulang pada pendistribusian
jaringan tegangan menengah, dan mengukur apakah penyebab tersebut mempengaruhi
kinerja dalam pemeliharaan jaringan serta memperkirakan perbaikan apa saja yang dapat
diterapkan untuk memilimalisir masalah tersebut bagi pihak perusahaan maupun pihak
penulis.
1.2 Lingkup Observasi
Pada KKN-P ini terdapat lingkup observasi untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa dalam penerapan mata kuliah yang diperoleh pada saat kuliah di dunia kerja.
Lingkup observasi tersebut meliputi :
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Struktur organisasi
3. Aktivitas distribusi jaringan
Sesuai dengan yang direncanakan, maka observasi dan pengambilan data yang
dilakukan pada aktivitas pemeliharaan jaringan pada bagian Distribusi jaringan di PT.
PLN (Persero) area Balikpapan.

1.3 Tujuan Pelaksanaan KKN-P


Berikut adalah tujuan pelaksanaan KKN-P bagi mahasiswa, bagi Universitas
Brawijaya dan bagi PT PLN (Persero) Area Balikpapan.
1.3.1 Tujuan bagi Mahasiswa
Adapun tujuan kegiatan praktek kerja ini bagi mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan ketrampilan yang akan membentuk
kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai
dengan bidangnya, sekaligus sebagai proses penyerapan informasi baru dari
lapangan kerja bagi mahasiswa.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memasyarakatkan diri pada
suasana dan iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
3. Mampu memecahkan studi kasus yang mungkin terjadi selama proses operasi yang
terjadi di lapangan.
4. Dapat membandingkan teori dan pengetahuan yang telah diperoleh di Teknik
Industri Universitas Brawijaya dengan kenyataan di lapangan.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 2
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
1.3.2 Tujuan bagi Universitas Brawijaya
Adapun tujuan kegiatan praktek kerja ini bagi Universitas Brawijaya sebagai
berikut:
1. Diharapkan mampu membangun hubungan baik dan kerjasama dengan PT PLN
(Persero) Area Balikpapan.
2. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum
Teknik Industri Universitas Brawijaya sesuai dengan kebutuhan dunia industri akan
tenaga kerja yang terampil di bidangnya.
3. Dapat mengembangkan badan penelitian yang ada di Universitas.
1.3.3 Tujuan bagi PT PLN (Persero) Area Balikpapan
Adapun tujuan kegiatan praktek kerja ini bagi PT PLN (Persero) Area Balikpapan
Selatan adalah sebagai berikut:
1. Terjalinnya hubungan yang baik dengan pihak Universitas Brawijaya, terutama
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik sebagai salah satu instansi pendidikan bagi
calon tenaga ahli bidang teknik yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan

1.4 Manfaat Kuliah Kerja Nyata-Praktik


Manfaat dari Kuliah Kerja Nyata-Praktik ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang relevan untuk
meningkatkan kompetensi, kecerdasan intelektual dan emosional.
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan metodologinya yang selama ini
telah diterima di bangku kuliah pada dunia kerja nyata.
3. Menguji kemampuan penerapan ilmu pengetahuan teoritis dan teknologi yang telah
diperoleh di program pendidikan dalam berbagai kasus riil di instansi atau lembaga.
4. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai keadaan dunia kerja nyata
sehingga memotivasi untuk mempersiapkan dirinya untuk berkerja nantinya.
5. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan mengenai gangguan
penyulang sebagai bagian dari pendistribusian tenaga listrik.
6. Sebagai bahan acuan untuk mengkaji dan menganalisa penjadwalan perbaikan untuk
meminimalisir kegagalan yang ada sehingga dapat meningkatkan wawasan bagi
semua pihak akademisi yang membacanya.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 3
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan


PT. PLN (Persero) Area Balikpapan merupakan unit kerja PT. PLN (Persero)
Wilayah Kalimantan Timur dan Utara. Daerah pelayanan PLN Area Balikpapan meliputi
Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Pasir Utara, Kabupaten Paser & Sebagian
Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilayani oleh 6 (enam) Rayon dan 12 (dua belas)
Kantor Pelayanan. Adapun Wilayah kerja PLN Area Balikpapan terbagi PLN Rayon
Balikpapan Utara, PLN Rayon Balikpapan Selatan, PLN Rayon Samboja, PLN Rayon
Petung, PLN Rayon Longikis dan PLN Rayon Tanah Grogot. PLN Rayon Samboja, PLN
Rayon Balikpapan Utara dan PLN Rayon Balikpapan Selatan disuplai dari 4 gardu induk
yaitu GI Industri, GI Karang Joang, GI Manggar Sari, dan GI Senipah. PLN Rayon Petung
beroperasi Isolated disuplai dari PLTD Giri Mukti Petung. PLN Rayon Longikis disuplai
dari PLTD Longikis dan GI Kuaro yang berinterkoneksi dengan sisitem Kalsel. PLN
Rayon Grogot disuplai dari PLTD Tanah Grogot dan GI Kuaro yang berinterkoneksi
sistem Kalsel. Total pelanggan pada Area Balikpapan dari jumlah 6 Rayon pada periode
semester II 2016 adalah sebanyak 301.318 pelanggan. Dari jumlah pelanggan sebanyak
itu wilayah kerja Area Balikpapan disuplai oleh beberapa penyulang yang tersebar dari
beberapa gardu induk.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Area Balikpapan


Sumber : PT. PLN (Persero) Area Balikpapan

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 4
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
2.2 Visi, Misi, Motto dan Budaya PT. PLN (Persero)
Adapun visi, misi, motto dan budaya perusahaan yang dimiliki oleh PT. PLN
(Persero) Area Balikpapan adalah sebagai berikut :

2.2.1 Visi Perusahaan


Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.2.2 Misi Perusahaan


a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.2.3 Motto Perusahaan PT. PLN (Persero)


“LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (ELECTRICITY
FOR A BETTER LIFE)”

2.2.4 Budaya Perusahaan


a. Ringkas
b. Rapi
c. Resik
d. Rawat
e. Rajin

2.3 Tata Nilai Perusahaan


a. Saling Percaya
Suasana saling menghargai dan terbukadiantara sesama anggota perusahaan yang
dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak
yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal.
b. Integritas

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 5
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara konsisten menunjukkan
kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap
pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik
jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak
yang berkepentingan.
c. Peduli
Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja
yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
bertumbuhan kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan terhadap setiap permasalahan
yang dihadapi perusahaan serta mencari solusi yang tepat.
d. Pembelajar
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan
praktek pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan
ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaruan perusahaan secara berkelanjutan.
2.4 Program Kerja
PT. PLN (Persero) Area Balikpapan memiliki program kerja yang menjadi acuan
untuk bekerja yaitu :
1. Zero Gangguan (Zero Padam)
2. Zero Keluhan
3. Zero Kecelakaan Kerja
4. Zero Daftar Tunggu
2.5 Wilayah Kerja PLN Balikpapan
Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Area Balikpapan meliputi: Kota Balikpapan,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, dan sebagian Kabupaten Kutai
Kartanegara. PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Area Balikpapan membawahi:
1. Rayon Balikpapan Selatan
2. Rayon Balikpapan Utara
3. Rayon Samboja
a. Kantor jaga Muara Jawa
4. Rayon Petung
a. Kantor Jaga Penajam
b. Sub Ranting Gersik
c. Sub Ranting Sepaku

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 6
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
d. Kantor Jaga Maridan
5. Rayon Longikis
a. Kantor Jaga Longkali
b. Kantor Jaga Kuaro
c. Kantor Jaga Pasir Mayang
6. Rayon Tanah Grogot
a. Sub Ranting Batu Sopang
b. Sub Ranting Muara Komam
c. Sub Ranting Kerang
d. Sub Ranting Tanjung Aru

2.6 Logo Perusahaan PT. PLN (Persero)


Logo merupakan bagian dari identitas perusahaan (Corporate Identity), sedangkan
yang dimakasud dengan identitas perusahaan adalah suatu cara atau suatu hal yang
memungkinkan perusahaan dapat dikenal dan dibedakan dari perusahan lain, maka dari
itu setiap perusahaan pasti mempunyai identitas masing-masing. Identitas merupakan
suatu wahana komunikasi kepada segenap pegawai perusahaan atau anggota organisasi,
para pemilik saham, para agen, konsumen, lembaga-lembaga keuangan dan kaitan dengan
organisasi atau perusahaan. (ML, Anggoro, 2000 : 280 – 283). Gambar 2.2 merupakan
logo resmi dari PT. PLN (Persero)

Gambar 2.2 Logo PT. PLN (Persero)

1. Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 7
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Listrik Negara No. :031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang
Perusahaan Umum Listrik Negara.

2. Elemen - elemen Dasar Lambang


a. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan
bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir
dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan,
seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan
bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang
menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

Gambar 2.3 Logo Bidang Persegi Panjang Vertikal PT. PLN (Persero)
b. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa
utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik
bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan
PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak
laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam
menghadapi tantangan perkembangan jaman.

Gambar 2.4 Logo Petir atau Kilat PT. PLN (Persero)

c. Tiga Gelombang

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 8
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang
tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Gambar 2.5 Logo Tiga Gelombang PT. PLN (Persero)


2.7 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Balikpapan
Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan segenap fungsi dan
pekerjaan, hubungan dan tanggung jawab disetiap komponen, sehingga terlihat adanya
pembagian pekerjaan yang jelas. Adapun struktur organisasi yang terdapat di PT. PLN
Area Balikpapan adalah sebagai berikut :

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 9
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
MANAJER AREA
NATAN, S.T.

ASMAN PELAYANAN ASMANTRANSAKSI ENERGI ASMAN


DAN ADMINISTRASI ASMAN JARINGAN LISTRIK
PERENCANAAN
RIKA RISMIAWATI EKO HADI PRANOTO LASIMIN
SAIFUDIN
SUPERVISOR
PELAYANAN SUPERVISOR OPERASI
PELANGGAN SUKAMTO TUKIJO SUPERVISOR
HERMAN SUAN TRANSAKSI ENERGI SUPERVISOR
RETNO PENGENDALIA
SUPERVISOR N KONSTRUKSI
PEMELIHARAAN HARIANTO
SUPERVISOR SUPERVISOR
ADMINISTRASI KRISTIADI ANANTO PENGENDALIAN SUSUT
UMUM AGUNG ARRY SUSANTO
SUPERVISOR
LUKITO INDRA SUPERVISOR PDKB PERENCANAAN
WIDJANA DWI WASONO SISTEM
SUPERVISOR SUWARDIYONO
SUPERVISOR K3
DAN SUPERVISOR PEMELIHARAAN
LINGKUNGAN PEMBANGKITAN METER TRANSAKSI
ANDIK ADE WIRA KUSUMA LIUS
LIMBONGAN

RAYON RAYON RAYON RAYON RAYON RAYON


BALIKPAPAN BALIKPAPAN PETUNG TANAH
SELATAN UTARA
SAMBOJA LONGIKIS
MUHAMMAD GROGOT
REKHA SUNOTO LUSIANA HENRY RAHMANTO
FAJARWATI USMAN
MULYO SOFA SANTOSO
AL

PLT SUPERVISO SUPERVISO PLT SUPERVISOR


SUPERVISO SUPERVISOR TEKNIK
R TEKNIK SUPERVISO R R
TEKNIK TEKNIK TEKNIK SUWIDJIOO
SUWARNO R TEKNIK
CHOIRUL RIZKA SABRIANSY NUR
AH KHAMDAN
SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISO SUPERVISO
TRANSAKSI
TRANSAKSI R SUPERVISOR TRANSAKSI
ENERGI R
ENERGI TRANSAKSI ENERGI
MISPAN TRANSAKSI TRANSAKSI
DIMAS PANJI ENERGI FEBRIAN
ENDARTO ENERGI ENERGI WAHYUDI. SULISTIONO
FAJAR REDY M
SUPERVISOR RUSADY
PP DAN SUPERVISOR PP SUPERVISO
ADMINISTRA SUPERVISO SUPERVISOR SUPERVISOR
DAN PP DAN R PP DAN
SI R PP DAN PP DAN
ADMINISTRASI ADMINISTRAS ADMINISTR
ELISA ADMINISTR ADMINISTRA
HESTI JOGI I ASI
JALES ASI SI
UTAMI MUHAMAD EKO
APRILIA INGGIT IDA NOVITA
RAMADHA WARIYATA NOVRIADI

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 10
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB III
PELAKSANAAN KKN-P

3.1 Waktu dan Tempat KKN-P


Kuliah Kerja Nyata-Praktik (KKN-P) dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih
satu bulan dari tanggal 21 Agustus 2017 sampai dengan 21 September 2017. Kuliah Kerja
Nyata-Praktik (KKN-P) dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Area Balikpapan yang
terletak di JL. Jend Sudirman no. 117, Balikpapan-Kalimantan Timur, Indonesia.

3.2 Jurnal Kegiatan KKN-P


Kegiatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Praktik
(KKN-P) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Praktik
No. Hari dan Tanggal Kegiatan
1 Senin, 21 Agustus 2017 Briefing pagi dan Pengenalan lingkungan perusahaan
2 Pengenalan pembimbing lapangan dan pengenalan masing-masing
Selasa, 22 Agustus 2017
divisi
3 Rabu, 23 Agustus 2017 Pengenalan divisi Distribusi Jaringan
4 Kamis. 24 Agustus 2017 Briefing pagi dan turun lapangan bersama tim Distribusi
5 Senam Pagi dan Pengenalan divisi PDKB pengenalan divisi Pelayanan
Jumat, 25 Agustus 2017
dan Administrasi
6 Briefing pagi dan turun lapangan bersama tim PDKB Pengenalan divisi
Senin, 28 Agustus 2017
Perencanaan
7 Selasa, 29 Agustus 2017 Turun lapangan bersama tim Ranger dari kontraktor
8 Rabu, 30 Agustus 2017 Pengenalan dari divisi Pelayanan dan Administrasi
9 Kamis, 31 Agustus 2017 Briefing pagi dan Sosialisasi bahaya listrik bersama masyarakat
10 Senin, 4 September 2017 Briefing pagi dan pengenalan divisi Perencanaan
11 Selasa, 5 September 2017 Turun lapangan bersama tim Perencanaan
12 Rabu, 6 September 2017 Pemilihan dan penempatan divisi
13 Briefing pagi, dan konsultasi bersama pembimbing divisi Distribusi
Kamis, 7 September 2017
Jaringan
14 Pengambilan data dan Turun lapangan terkait pemeliharaan jaringan
Jumat, 8 September 2017
bersama tim distribusi jaringan
15 Senin, 11 September 2017 Konsultasi dan wawancara teknisi pemeliharaan jaringan
16 Selasa, 12 September 2017 Comparing data dan studi pustaka
17 Rabu, 13 September 2017 Pengolahaan data
18 Kamis, 14 September 2017 Pengolahan data
19 Jumat, 15 September 2017 Pengolahan data
20 Senin, 18 September 2017 wawancara Supervisor Distribusi Jaringan
21 Selasa, 19 September 2017 Konsultasi laporan
22 Rabu, 20 September 2017 Presentasi & Konsultasi laporan

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 11
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
3.3 Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata – Praktik (KKN-P) ini, digunakan dua
metode dalam pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi literatur di
perpustakaan serta dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini,
permasalahan yang dibahas dapat diselesaikan dengan teori yang ada.

2. Metode Penelitian Lapangan (Field Research)


Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana penyelidik secara langsung
terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research ini
adalah :
a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan
mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan suatu
kegiatan.
b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan.
c. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang
dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan keperluan pembahasan dalam laporan
Kuliah Kerja Nyata – Praktik (KKN-P).

3.4 Diagram Alir Penelitian


Berikut merupakan diagram alir penelitian yang dilakukan pada Laporan KKN-P.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 12
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Mulai
TAHAP
PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka

Identifikasi Masalah

TAHAP Pengumpulan Data :


PENGUMPULAN Primer : - hasil wawancara
DATA - Studi Lapangan
Sekunder : - data Gangguan Penyulang
Jaringan Tegnngan Menengah Rayon
Balikpapan Selatan

TAHAP Pengolahan Data :


PENGOLAHAN
DATA Pembuatan Root Cause Problem Solving
dan Matriks Prioritas

Akar
Permasalahan
dan Ide Perbaikan

TAHAP HASIL DAN


PEMBAHASAN
Analisis Data

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir KKN-P

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 13
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Situasi Masalah


Dalam pendistribusian tenaga listrik ke konsumen di suatu kawasan, penggunaan
sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya menyalurkan energi
listrik dari Gardu Induk ke pengguna yang disebut sebagai feeder atau yang sering disebut
Penyulang.
Bisnis utama yang dikelola PT.PLN (Persero) adalah bisnis jasa atau pelayanan,
sehingga eksistensi PLN dihadapan masyarakat (pelanggan) sangat ditentukan oleh
sajauh mana keseriusan PLN untuk dapat meraih kepercayaan sebesar-besarnya dari
pelanggan tersebut, salah satunya yaitu dengan menyajikan pelayanan yang prima. Baik
buruknya mutu pelayanan PLN dapat dilihat melalui beberapa indikator kunci yang biasa
disebut Key Performance Indikator (KPI) perusahaan. Key Performance Indikator (KPI)
sendiri berguna untuk menghindari beberapa kerugian penyaluran (losses) dengan
kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT. PLN (Persero) selaku
pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No. 30
tahun 2009.
Kinerja Gangguan Penyulang adalah merupakan salah satu indikator kinerja inti di
dalam perusahaan. Kinerja Gangguan Penyulang di PT. PLN (Persero) Area Balikpapan
– Rayon Balikpapan Selatan khususnya Jaringan Tegangan Menengah memiliki angka
yang masih belum mencapai target yang sudah diprogramkan yaitu Zero Gangguan yang
memiliki potensi menyebabkan kerugian pada pihak perusahaan. Hal inilah yang menjadi
ketertarikan untuk mengangkat topik ini sebagai bahan penelitian yang akan diukur secara
kualitatif dan pengembangan bagi perusahaan.
Berdasarkan hasil peninjauan terhadap data historis Gangguan Penyulang di PT. PLN
(Persero) Area Balikpapan, khususnya Rayon Balikpapan Selatan pada tahun 2016
mrnunjukan adanya Gangguan Penyulang yang disebabkan faktor yang bervariasi.
Gangguan tersebut apabila dibiarkan akan menambah masalah-masalah lain bagi
perusahaan. Hal ini perlu penanganan serius dengan melakukan pemeliharaan jaringan
distribusi. Pemeliharaan ini dilakukan berdasarkan pemecahan masalah menjadi lebih
rinci untuk mendapatkan akar permasalahan. Kemudian, dari akar permasalahan tersebut
dianalisis untuk menentukan ide perbaikan mana yang sesuai dengan tingkat prioritas.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 14
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Dengan demikian, pemberian solusi dan ide perbaikan akan menjadi langkah yang tepat
untuk membantu pencapaian PT. PLN (Persero) Area Balikpapan untuk mencapai target
sesuai program Zero Gangguan.

4.2 Rumusan Masalah


Berikut ini merupakan rumusan masalah yang ada pada divisi Distribusi Jaringan di
PT. PLN (Persero) Area Balikpapan :
1. Bagaimana target dan kinerja gangguan penyulang pada kegiatan pendistribusian
jaringan?
2. Apa saja penyebab gangguan penyulang pada kegiatan pendistribusian jaringan?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari gangguan yang terjadi pada penyulang?

4.3 Tujuan Penelitian


Berikut ini merupakan tujuan penelitian yang ada di PT. PLN (Persero) Area
Balikpapan:

1. Untuk mengeahui sejauh mana target dan kinerja pada gangguan penyulang
terrealisasi
2. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan penyulang pada kegiatan distribusi
jaringan
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari gangguan yang terjadi pada
penyulang

4.4 Batasan Penelitian


Berikut merupakan batasan yang digunakan dalam melakukan penelitian:
1. Data yang diambil terkait gangguan penyulang pada Rayon Balikpapan Selatan, serta
yang terjadi
2. Data berfokus pada gangguan penyulang distribusi jaringan tegangan menengah
3. Dampak yang ditimbulkan dari gangguan pada penyulang distribusi jaringan.

4.5 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu pada saat cuaca cerah,
karena pada saat hujan aktivitas pendistribusian jaringan tidak dapat terlaksana.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 15
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
4.6 Tinjauan Pustaka
4.6.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang terdiri dari unit
pembangkit, unit penyaluran/transmisi dan unit distribusi. Menurut Gonen, Turan,
(1996); Secara umum jaringan distribusi didefinisikan sebagai sistem tenaga listrik yang
menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk sampai kepada konsumen tenaga listrik..
Dilihat dari tegangannya unit distribusi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
1. Distribusi primer, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dengan
tegangan operasi nominal 20 kV/11,6 kV
2. Distribusi Sekunder, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan
tegangan operasi nominal 380/220 Volt
Pada sistem jaringan distribusi primer saluran yang digunakan pada masing – masing
beban disebut penyulang (Feeder). Pada umumnya setiap penyulang diberi nama sesuai
dengan daerah beban yang dilayani, hal ini bertujuan untuk memudahkan mengingat jalur
– jalur yang dilayani oleh penyulang tersebut.
4.6.2 Sistem Jaringan Tegangan Menengah
Sistem penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu :
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanpa isolasi seperti kawat AAAC (All
Aluminium Alloy Conductor), ACSR (Alluminium conductor steel reinforce) dan lain –
lain.
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah berisolasi seperti MVTIC (Medium Voltage
Twested Insulate Cable)
3. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanam berisolasi PVC (Poly Venyl
Clorida), EXLP (Crosslink Polythelene)..
Keluaran dari trafo daya dikumpulkan dulu pada Bus 20 KV di kubikel Gardu Induk
untuk kemudian di distribusikan melalui beberapa penyulang 20 KV ke konsumen dengan
jaringan melalui Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Pendistribusian jaringan
bisa ditarik sepanjang puluhan sampai ratusan kilometer termasuk percabangannya dan

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 16
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
biasanya ada diluar kota besar. Seperti diketahui di Indonesia, jaringan dengan konduktor
telanjang yang digelar di udara bebas banyak mengandung resiko terjadi gangguan pada
penyulang yang disebabkan oleh banyak faktor. Resiko gangguan tersebut dapat memicu
timbulnya berbagai akibat yaitu rusaknya kabel penhubung, energi yang seharusnya
disalurkan mejadi tidak tersaluirkan, atau bahkan memicu lamanya pemadaman listrik.
4.6.3 Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik terdiri dari pembangkit, gardu induk,
jaringan transmisi dan distribusi. Pada sistem ini setiap gangguan yang terjadi pada salah
satu sistem tersebut akan menggangu semua beban yang ada pada saluran tersebut.
Apabila gangguan tersebut bersifat permanen maka diperlukan perbaikan terlebih dahulu
sebelum mengoperasikan kembali sistem tersebut, maka pelanggan yang mengalami
gangguan pelayanan jumlahnya relatif banyak.
Berdasarkan ANSI (American National Standards Institute) / IEEE (Institute of
Electrical and Electronics Engineers) Std. 100-1992, gangguan didefinisikan sebagai
suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau suatu
elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Menurut Suswanto (2009); Gangguan
hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke
tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi.
Gangguan hubung singkat sendiri dapat didefinisikan sebagai gangguan yang terjadi
akibat adanya penurunan kekuatan dasar isolasi antara sesama kawat fasa dengan tanah
yang menyebabkan kenaikan arus secara berlebihan.
4.6.3.1 Penyebab Gangguan
Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi di antara penghantar phasa
atau antara penghantar phasa dangan tanah. Secara nyata kegagalan isolasi dapat
menghasilkan beberapa efek pada sistem yaitu menghasilkan arus yang cukup besar, atau
mengakibatkan adanya impedansi diantara konduktor phasa atau antara penghantar phasa
dan tanah. Menurut Hutauruk, dalam Suswanto 2009:248; Faktor-faktor penyebab
terjadinya gangguan pada jaringan distribusi adalah :
 Surya petir atau surya hubung
 Burung atau daun-daun
 Polusi debu
 Pohon-pohon yang tumbuh di dekat jaringan

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 17
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
 Keretakan pada isolator
 Andongan yang terlalu kendor

4.6.4 Keandalan (Reliability) Pada Sistem Distribusi


4.6.4.1 Konsep Dasar Keandalan Pada Sistem Distribusi
Setiap benda dapat mengalami kegagalan dalam mengoperasikan peralatan. Terdapat
beberapa penyebab kegagalan pengoperasian yaitu :
1. Kelalaian manusia
2. Perawatan yang buruk
3. Kesalahan dalam penggunaan
4. Kurangnya perlindungan terhadap tekanan lingkungan yang berlebihan
Akibat yang ditimbulkan dari kegagalan dalam proses dan sistem ini bervariasi
dari ketidaknyamanan pengguna hingga kerugian biaya ekonomis yang cukup tinggi
bahkan dapat menimbulkan korban jiwa.
Teknik keandalan bertujuan untuk mempelajari konsep, karakteristik, pengukuran,
analisis kegagalan dan perbaikan sistem sehingga menambah waktu ketersediaan operasi
sistem dengan cara mengurangi kemungkinan kegagalan.
4.6.4.2 Istilah Keandalan (Reliability) Pada Sistem Distribusi

Istilah keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan/tingkat


pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pemakai/pelanggan. Ukuran keandalan
dapat dinyatakan sebagai seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama
pemadaman terjadi dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi
dari pemadaman yang terjadi (restoration).
Perkembangan teknik keandalan dan perawatan dimotifasi oleh beberapa faktor
antara lain :
a. Bertambahnya kompleksitas dan kerumitan sistem.
b. Kesadaran dan harapan masyarakat tentang kualitas suatu produk.
c. Hukum dan aturan mengenai kerusakan produk.
d.Kebijaksanaan pemerintah tentang spesifikasi kemampuan keandalan dan perawatan.
e. Penurunan keuntungan yang menunrun akibat timbulnya biaya tinggi dari kegagalan
peralatan, perbaikan peralatan dan program jaminan.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 18
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik
setiap saat dibutuhkan, sedangkan sistem yang mempunyai keandalan rendah bila tingkat
ketersediaanya rendah, yaitu seringnya padam.
Menurut Tim Kajian Per Perencanaan Sistem Distribusi Tenaga Listrik, 2005,
macam-macam tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 hal
antara lain :
a. Sistem dengan keandalan tinggi (High Reliability System).
Pada kondisi normal, sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk
menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dalam
keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem ini tentu saja diperlukan
beberapa peralatan dan pengamanan yang cukup banyak untuk menghindarkan adanya
berbagai macam gangguan pada sistem.
b. Sistem dengan keandalan menengah (Medium Reliability Sistem)
Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk
menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dalam
keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem tersebut masih bias
melayani sebagian dari beban meskipun dalam kondisi beban puncak. Dalam system ini
diperlukan peralatan yang cukup banyak untuk mengatasi serta menaggulangi gangguan-
gangguan tersebut.
c. Sistem dengan keandalan rendah (Low Reliability System)
Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk
menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Jika terjadi
gangguan pada jaringan, sistem sama sekali tidak bisa melayani beban tersebut. Jadi perlu
diperbaiki terlebih dahulu, tentu saja pada sistem ini peralatan-peralatan pengamanannya
relatif sedikit.
Kontinyuitas pelayanan, penyaluran jaringan distribusi tergantung pada jenis dan
macam sarana penyalur dan peralatan pengaman, di mana sarana penyaluran (jaringan
distribusi) mempunyai tingkat kontinyuitas yang tergantung pada susunan saluran dan
cara pengaturan sistem operasiannya, yang pada hakekatnya direncanakan dan dipilih
untuk memenuhi kebutuhan dan sifat beban. Tingkat kontinyuitas pelayanan dari sarana
penyaluran di susun berdasarkan lamanya upaya menghidupkan kembali suplai telah
pemutusan karena gangguan.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 19
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Berdasarkan SPLN 52-3, 1983, Tingkatan kontinyuitas pelayanan dapat dibedakan
menjadi 4 yaitu :
1. Tingkat I
Dimungkinkan padam berjam-jam, yaitu waktu yang diperlukan untuk mencari dan
memperbaiki bagian yang rusak karena gangguan.
2. Tingkat II
Padam beberapa jam, yaitu yang diperlukan untuk mengirim petugas ke lapangan,
melokalisasi kerusakan dan melakukan manipulasi untuk menyalakan sementara kembali
dari arah atau saluran yang lain.
3. Tingkat III
Pada beberapa menit, yaitu manipulasi oleh petugas yang siap sedia di posisi atau
dilakukan deteksi/pengukuran dan pelaksanaan manipulasi jarak jauh dengan bantuan
DCC (Distribution Control Centre)
4. Tingkat IV
Padam beberapa detik, yaitu pengamanan dan manipulasi secara otomatis dari DCC
(Distribution Control Centre) tanpa Padam yaitu jaringan yang dilengkapi instalasi
cadangan terpisah dan otomatis secara penuh dari DCC (Distribution Control Centre).

4.6.4.3 Kegunaan Keandalan Sistem

Menurut Billiton, R dan Billiton, J.E, 1989, Kegunaan dari informasi keandalan
sistem adalah sangat luas. Ada beberapa kegunaan yang paling umum yaitu :
1. Melengkapi menejemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan pada
sistemm listrik secara keseluruhan.
2. Untuk mengidentifikasi sub sistem dan sirkit dengan capaian dibawah standar untuk
memastikan penyebabnya.
3. Melengkapi menejemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan
mengenai untuk masing-masing area operasi.
4. Menyediakan sejarah keandalan dari sirkit individu untuk diskusi dengan pelanggan
sekarang atau calon pelanggan.
5. Memenuhi syarat pelaporan pengaturan.
6. Menyediakan suatu basis untuk menetapkan ukuran-ukuran kesinambungan layanan.
7. Menyediakan data capaian yang penting bagi suatu pendekatan probabilistik untuk
studi keandalan sistem distribusi.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 20
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN

4.6.5 Root Cause Problem Solving


Root Cause Problem Solving atau RCPS merupakan salah satu alat atau tools yang
berguna sebagai inisiatif problem solving, yang juga berfungsi untuk mencari akar
masalah dengan situasi atau kondisi kegagalan yang berulang. Menggunakan RCPS
sendiri merupakan langkah improvement yang dirasa akan tepat sasaran.
Tahapan dalam membuat RCPS, ialah :
1. Definisi Masalah
mengetahui masalah apa yang terjadi sebagai langkah awal, kemudian mengetahui
pihak mana saja yang terlibat dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari masalah
tersebut.
2. Strukturisasi Masalah
Melakukan pem-breakdown-an terhadap masalah yang terjadi dan menciptakan
hipotesa awal.
3. Prioritaskan Masalah
Menentukan masalah mana yang paling penting untuk diselesaikan dan tindakan apa
yang dapat diimplementasikan secara cepat dan tepat untuk menangani masalah tersebut.
4. Perencanaan Tindakan
Membuat action plan dan melakukan rencana perbaikan serta melakukan langkah
strategis.
4.6.6 Matriks Prioritas
Dalam menghadapi berbagai macam masalah, seringnya mengalami kekurangan
pengetahuan akan masalah yang seharusnya menjadi prioritas utama. Sebelum mencari
sebuah pemecahan dari suatu masalah, alahkah baiknya untuk mencari penyebab utama
serta penyebab lain dari masalah sehingga dapat menyusun rencana kegiatan yang lebih
spesifik dan mampu menyelesaikan masalah.
Keuntungan dalam melakukan pengelompokkan dengan menggunakan matriks
prioritas adalah pekerjaan dapat dibagi-bagi ke dalam langkah yang lebih kecil,
tangggung jawab dapat dialokasikan dan lebih mudah untuk mengkontrol, membangun
pemahaman bersama mengenai masalah sesungguhnya dalam tim.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 21
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
4.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.7.1 Target Kinerja Gangguan Penyulang
Dalam pendistribusian listrik sangat perlu memperhatikan pelanggan yang dituju.
Berbagai macam pelanggan yang memiliki potensi untuk penyaluran listrik yang terbagi
menjadi rumah tangga, industri, bisnis, sosial, serta manufaktur dan kemudian disalurkan
melalui penyulang sebanyak 20 penyulang pada Rayon Balikpapan Selatan yang
berfungsi untuk menyalurkan aliran listrik dari gardu induk ke pelanggan yaitu I1, I2, I3,
I4, I5, I6 ,I7, I8, I9, I10, I11, I12, S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8.

Tabel 4.1. Panjang tiap-tiap penyulang pada tahun 2016.

PENYULANG
Nama Panjang (KMS) No. Nama Panjang (KMS)
No.
1. 11.
I.1 20,55 I.11 5,12
12.
2. I.2 18,05 I.12 7,62
13.
3. I.3 9,41 S.1 134,68
4. 14.
I.4 3,04 S.2 37,52
5. 15.
I.5 9,31 S.3 35,31
6. 16.
I.6 3,71 S.4 7,79
7. 17.
I.7 19,43 S.5 45,6
8. 18.
I.8 28,36 S.6 14,16
9. 19.
I.9 25,44 S.7 10,3
10. 20.
I.10 39,23 S.8 8,78
Sumber : PT. PLN (Persero) Area Balikpapan

PT. PLN (Persero) Area Balikpapan, Rayon Balikpapan Selatan sendiri memiliki
target sebagai batas gangguan pada masing-masing penyulang setiap tahun sebagai tolak
ukur keberhasilan sejauh mana gangguan dapat diatasi. Besaran target tersebut ditentukan
berdasarkan ketetapan wilayah dengan acuan tahun sebelumnya dan juga panjang pada
tiap – tiap penyulang. Berikut merupakan grafik yang mengambarkan gangguan pada
penyulang.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 22
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
50

45

40
36
35

30
25
25
21
20 18
1616
14 14 13 13
15 12
11
9 910 9
10
44 45 4 4 4 4 54
5 22 1 2
0 10 10 0 11 10
0
I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 I.7 I.8 I.9 I.10 I.11 I.12 S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 S.7 S.8

Target Gangguan
Gambar 4.1 Perbandingan Target dan Realisasi gangguan penyulang tahun 2016
Sumber : PT. PLN (Persero) Area Balikpapan

Berdasarkan grafik perbandingan target dan realisasi gangguan yang telah di


akumulasikan tiap bulan pada tahun 2016, dijelaskan bahwa masih ada beberapa
penyulang yang melebihi target yang telah ditetapkan dan masih ada yang memiliki nilai
yang sama atau mendekati target gangguan penyulang yang menandakan bahwa masih
belum tercapainya target keseluruhan yaitu Zero gangguan sehingga perlunya untuk
diminimalisir agar tidak melebihi target yang telah dicanangkan dalam program.
4.7.2 Penyebab Gangguan Penyulang
Banyak hal yang menyebabkan tidak tercapainya target gangguan sebagai batas yang
ditentukan terhadap realisasi gangguan. Penyebab di PT. PLN (Persero) Area Balikpapan
sendiri terdiri dari pohon, gardu, layang-layang/umbul-umbul, pihak III/ Binatang, alam,
kegiatan yang tidak dikendalikan/ penyebab tidak ditemukan, tiang, peralatan JTM dan
komponen JTM.
1. Pohon
Pohon menjadi salah satu penyebab gangguan karena ada bagian dari pohon yang
tumbuh dan mengenai jaringan SUTM

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 23
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN

Gambar 4.2 Dahan Pohon Mengenai Jaringan


2. Gardu
Gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada komponen-komponen
gardu seperti trafo, obstijk cable¸NH fuse, dan sebagainya.

Gambar 4.3 Komponen Gardu Rusak


3. Komponen JTM
Gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada bahan-bahan listrik yang
digunakan pada jaringan tegangan menengah seperti fuse cut out, arrester,
jumper, isolator dan sebagainya.
4. Pihak III/ Binatang
Gangguan yang disebabkan oleh adanya kegiatan/perbuatan yang mengenai
bagian penghantar jaringan SUTM seperti melakukan konstruksi bangunan yang
tingginya mengenai jaringan, pemasangan baliho dan tindakan dari kelelawar,
monyet maupun burung yang menyebabkan terganggunya jaringan.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 24
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN

Gambar 4.4 Kontruksi Bangunan Mengenai Jaringan


5. Layang-layang/ umbul-umbul
Tidak menutup kemungkinan layang-layang dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya gangguan karena benang layang layang sering kali tersangkut pada
jaringan sehingga antara penghantar satu dengan penghantar lainnya terhubung.
6. Alam
Gangguan yang disebabkan oleh alam seringkali menyebabkan terjadi gangguan
seperti contohnya petir. Petir yang menyambar jaringan dapat menimbulkan
bunga api sehingga terjadi konsleting pada kabel jaringan.
7. Peralatan JTM

Gambar 4.5 Fco Percabangan Putus


8. Tiang
Gangguan yang disebabkan oleh adanya kejanggalan pada tiang seperti tiang
miring dan roboh yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti tanah longsor atau
tertimpa benda lain dan kondisi tanah.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 25
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN

Gambar 4.7 Tiang Roboh Mengenai Jaringan


9. Uncontrolable/ Penyebab tidak ditemukan
Hal-hal yang terjadi namun tidak dapat diidentifikasi karena kurang teliti mencari
penyebab gangguan.

Dari berbagai macam penyebab gangguan, terdapat faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap terjadinya gangguan yang mengakibatkan tidak sesuainya target
yang telah ditentukan terhadap realisasinya berdasarkan seluruh penyulang yang telah di
akumulasikan dalam tahun 2016.

Tabel 4.2. Jumlah Penyebab Gangguan

JAN-
JAN-DES JAN-DES
TAHUN APRIL
2015 2016
2017

Penyebab Gardu 2 1 0
Internal Komponen JTM 25 18 0
Peralatan JTM 27 12 8
Penyebab Tidak
153 77 21
Ditemukan
Tiang 1 0 0
Penyebab pohon 83 36 14
Eksternal Pihak III/
binatang 23 51 11

Alam 47 15 1
Layang layang/
Umbul-umbul 10 1 0

Jumlah Total (kali) 371 211 55


Sumber : PT. PLN (Persero) Rayon Balikpapan Selatan

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 26
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Pada gambar 4.8 merupakan presentase diagram yang menunjukan besarnya tiap-tiap
penyebab. Penyebab tidak ditemukan merupakan penyebab yang memiliki presentase
terbesar yakni sebesar 41%, kemudian diikuti oleh pohon sebesar 22%, sebesar 13%
adalah Alam, lalu sebesar 7% adalah Komponen JTM dan Peralatan JTM dan sebesar 6%
merupakan pihak III/ Binatang, 3% disebabkan oleh layang-layang / umbul-umbul dan
sisanya disebabkan oleh gardu dan tiang.
PENYEBAB GANGGUAN PENYULANG
Layang layang/
Umbul-umbul gardu komponen JTM
Alam 3% 1% 7%Peralatan JTM
Pihak III/ 13% 7%
binatang
6%

pohon
22% Penyebab Tidak
Ditemukan
Tiang 41%
0%

Gambar 4.8 Pie Chart penyebab gangguan tahun 2015-2017


Sumber : PT. PLN (Persero) Rayon Balikpapan Selatan

4.7.3 Dampak dari Gangguan

Berdasarkan dari berbagai penyebab-penyebab gangguan pada penyulang yang


ada, terdapat juga akibat yang berpengaruh yaitu lama pemadaman.

GRAFIK LAMA PADAM (JAM)


600 562.96

500
398.53
400 354.1
287.05 290.29 300.71
300
204.47
200 127.74 130.84 136.03
102.79 93.85
100

0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

Gambar 4.9 Grafik monitoring sistem lama pemadaman tahun 2016


Sumber : PT. PLN (Persero) Rayon Balikpapan Selatan

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 27
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Gambar 4.9 adalah grafik lama pemadaman pada tahun 2016 untuk semua
penyulang pada Rayon Balikpapan Selatan. Terlihat grafik diatas menujukan fluktuasi
naik turun setiap bulannya. Hal tersebut merupakan dampak yang paling dapat terlihat
dari gangguan penyulang.
Adapun dampak lainnya yang disebabkan oleh gangguan penyulang, yakni : Jumlah
pelanggan yang padam banyak
- Jarak pemadaman luas
- Kegiatan masyarakat terhambat
- Energi tidak menjadi tersalurkan atau KWH jual menurun
- Peralatan kemingkinan rusak; isolator pecah, jumper putus
- Umur/ daya tahan material yang terpasang akan menurun
- Susust pada penyulang karena dibutuhkan daya energize pada penyulang
tersebut pada saat dipulihkan kembali

Dampak yang disebabkan oleh gangguan pada penyulang diatas merupakan kerugian
yang dilihat dari sisi masyarakat yang tak lain adalah pemakai energi listik dan juga dari
pihak PT. PLN (Persero) Area Balikpapan.

4.8 Analisis dan Pembahasan


Dalam upaya penurunan gangguan penyulang pada PT. PLN (Persero) Area
Balikpapan, khususnya penyulang pada Rayon Balikpapan Selatan diperlukan adanya
analisis masalah-masalah yang menyebabkan gangguan dan berdampak menimbulkan
kerugian yang dapat diimplementasikan untuk mencapai Zero gangguan. Dalam
penelitian ini, dilakukan pendelkatan yang menyeluruh mulai dari tahap Analisa Data,
Penentuan Ide-ide perbaikan, hingga evaluasi hasil seluruh rangkaian kegiatan. Berikut
merupakan gambaran pelaksanaannya :

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 28
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Mulai

Pengumpulan Data
Gangguan
Penyulang

Historikal Gangguan
Penyulang

Analisis Penyebab
Gangguan
Penyulang

Analisis Gangguan
Penyulang
menggunakan RCPS

Matriks Prioritas
dan Ide Perbaikan

Implementasi
Perbaikan

Gangguan TIDAK
Penyulang
menurun?
YA

Evaluasi Hasil

Selesai

Gambar 4.10 alur pelaksanaan

4.8.1 Analisis menggunakan Root Cause Problem Solving


Keanekaragaman permasalahan atau penyebab yang mengakibatkan gangguan
pada tiap penyulang yang ada pada Rayon Balikpapan Selatan yang mengakibatkkan
munculnya kesulitan dalam menentukan langkah-langkah untuk meunurunkan angka
gangguan. Untuk itu, diperlukan adanya analisis pemetaan permasalahan dari penyebab

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 29
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
gangguan seluruh penyulang dengan harapan agar dapat dibuat pemetaan pekerjaan
untuk perbaikan, dalam hal ini pembuatan berpedoman pada digram RCPS sesuai tools
OPI (Operational Performance Improvement) untuk lebih mempermudah menemukan
akar permasalahan secara pasti yang mengakibatkan tergangguanya Penyulang.
Analisis yang dituangkan pada Root Cause Problem Solving tersebut berdasarkan
hasil data historikal dan juga wawancara dari karyawan PT. PLN (persero) Rayon
Balikpapan Selatan bagian Pemeliharaan Jaringan dan seluruh karyawan yang terkait
dengan pendistribusian jaringan. Gambar 4.11 merupakan penjabaran Root Cause
Problem Solving, sebagai berikut :

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 30
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
KURANGNYA PEMAHAMAN
MASYARAKAT TERHADAP
KEANDALAN ALIRAN LISTRIK

PROGRAM PEMDA
MENGENAI KALTIM
GREEN

KESULITAN IZIN KESADARAN MASYARAKAT


PEMANGKASAN KURANG TERHADAP
GANGGUAN / BAHAYA LISTRIK
AKIBAT P OHON
SULIT DIPOTONG

TIDAK DILAKUKAN TIDAK ADA PETUGAS


NEGOSIASI YANG KOMPETEN

VOLUME KONTRAK (JUMLAH PENETAPAN VOLUME KONTRAK


POHON) LEBIH K ECIL DARI FISIK TIDAK BERDASARKAN DATA RIIL
LAPANGAN LAPANGAN
TIDAK DIPOTONG

SISTEM PELAKSANAAN
PEMANGKASAN POHON BELUM ADANYA SOP
TIDAK OPTIMAL YANG TERSTRUKTUR

POHON
KOMPONEN PROTEKSI TIDAK ADANYA PEMERIKSAAN
PETIR SECARA BERKALA TERKAIT
PETIR TIDAK BERFUNGSI PENANGKAL PETIR

MASIH TERDAPAT
ALAM TANAH LONGSOR ANDONGAN JTM YANG
KENDOR

POHON TUMBANG
ANGIN & HUJAN
MENGENAI JARINGAN

EKSTERNAL KURANGNYA PEMAHAMAN


LAYANG-LAYANG / MASYARAKAT TENTANG
UMBUL-UMBUL GANGGUAN/BAHAYA LISTRIK
AKIBAT LAYANG-LAYANG

JARINGAN MELEWATI
HUTAN

KONDUKTOR TIDAK
BERISOLASI

PIHAK III/ BINATANG


PENYEBAB GANGGUAN DAHAN POHON BERADA
PENYULANG DIATAS JARINGAN

BALIHO/BANGUNAN/ KURANGN YA PENGETAHUAN


PEMANCAR YANG MASYARAKAT TENTANG
MENDEKATI SUTM BAHAYA SUTM

KONSTRUKSI TIDAK
ISOLATOR PECAH
STAANDART

KUALITAS MATERIAL
JUMPER PUTUS
RENDAH

KUALITAS PENGERJAAN
RENDAH
KOMPONEN JTM

KONDUKTOR RANTAS ANTAR KONDUKTOR STANDART KONSTRUKSI


SALING BERSENTUHAN TIDAK DITERAPKAN

KUALITAS MATERIAL
USIA MATERIAL

KURANGNYA
PERALATAN JTM MONITORING INSPEKSI BAHAN MATERIAL
PERALATAN

TRAFO RUSAK FCO TIDAK SESUAI


INTERNAL
GARDU
ARRESTER RUSAK KUALITAS MATERIAL

USIA/LIFE TIME
MATERIAL

PROGRAM
TIANG PEMELIHARAAN DAN
PEMELIHARAAN BELUM
INSPEKSI KURANG
OPTIMAL

PENDEKTESIAN TIDAK ADA ALAT


PENYEBAB TIDAK
PENYEBAB KURANG MENDETEKSI SECARA
DITEMUKAN
MEMADAI TEPAT

Gambar 4.11 Root Cause Problem Solving

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 31
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN

4.8.2 Upaya Pengendalian dengan Matriks Prioritas


Berdasarkan analisis menggunakan Root Cause Problem Solving (RCPS) dapat
ditemukan akar permasalahan yang mengakibatkan terganggunya penyulang. Dengan
penjabaran tiap-tiap masalah lebih memudahkan untuk menentukan langkah perbaikan.
Setelah semua penyebab ditemukan akar permasalahannya, dari hasil RCPS ini maka
dapat disusun sebuah matriks prioritas, yaitu pemetaan prioritas inisiatif perbaikan yang
akan dilakukan atas permasalahan yang ukur berdasarkan analisa kulitatif.

Gambar 4.12 Matriks Prioritas berdasarkan RCPS

Matriks Prioritas

Keterangan :
11 5 7 1

2 Tingkat Kesulitan Rendah – Berdampak Tinggi


TINGGI

10 8 4

Tingkat Kesulitan Rendah – Berdampak Rendah


6 12
15 13 9
DAMPAK

Tingkat Kesulitan Tinggi – Berdampak Rendah

16
Tingkat Kesulitan Tinggi – Berdampak Tinggi
RENDAH

14

TINGGI RENDAH

TINGKAT KESULITAN

Tabel 4.3. Tabel Ide Perbaikan berdasarkan RCPS.

No. Ide Perbaikan

1 Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat tentang gangguan/bahaya


listrik akibat pohon
2 Upskilling petugas YANTEK
3 Melakukan Koordinasi dengan pemda terkait kaltim green dengan
upaya pemangkasan pohon yang mengganggu jaringan
4 Pembuatan Peta Pohon dan Optimalisasi ROW (Range Of Wire)
5 Penunjukan Tim Negosiasi yang berkompeten
6 Penentuan Kontrak jumlah pemangkasan pohon berdasarkan data riil
lapangan
7 Pembuatan SOP yang terstruktur
8 Pembuatan Rencana Perbaikan Proteksi Jaringan Distribusi
9 Pembuatan jadwal pemeliharaan secara Rutin

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 32
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
10 Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat tentang gangguan/bahaya
SUTM
11 Memperketat Pengawasan pengerjaan konstruksi
12 Penggantian Konstruksi
13 Penentuan Standart Konstruksi
14 Mengusulkan Percepatan penggantian material yang sudah usang
15 Optimalisasi kinerja YANTEK
16 Diadakan Pengecekan Perlengkapan Secara Rutin

Dari hasil penjabaran Matriks Prioritas dapat diketahui bahwa terdapat 16 Ide
Perbaikan yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesulitan dan dampak yang
diperoleh. Sebanyak 10 merupakan perbaikan yang memerlukan tingkat kesulitan yang
rendah namun dapat berdampak tinggi untuk gangguan penyulang, 2 perbaikan yang
memiliki tingkat kesulitan rendah dan berdampak rendah, 1 perbaikan dengan tingkat
kesulitan tinggi dan berdampak rendah dan sebanyak 3 dengan tingkat kesulitan tinggi
dan berdampak tinggi.
Ide perbaikan yang dituangkan merupakan hasil dari wawancara pihak Area
Balikpapan dan Rayon Balikpapan Selatan dengan pemilihan tingkatannya ditentukan
sendiri oleh penulis. Dengan demikian, pihak perusahaan dapat lebih mudah untuk
mengatasi dan meminimalisir penyebab gangguan berdasarkan tingkat kesulitan dan
dampak dari matriks prioritas tersebut.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 33
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB V
PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan. Kesimpulan yang didapatkan dari rumusan masalah yang telah ditetapkan, dan
saran yang diharapkan dapat memberikan masukan untuk pengembangan penelitian.

5.1 Kesimpulan
Terdapat dua kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.
Berikut merupakan kesimpulan, yaitu :
1. Berdasarkan hasil analisis target kinerja PT. PLN (Persero) Area Balikpapan- Rayon
Balikpapan Selatan memiliki pencapaian yang sudah cukup baik dari hasil target dan
realisasinya, namun masih ada beberapa penyulang yang masih mengalami gangguan
yang melebihi dari target. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa PT. PLN (Persero) Area
Balikpapan- Rayon Balikpapan Selatan Analisis masih belum mencapai zero
gangguan. Belum tercapainya target dikarenakan terdapat penyebab gangguan
penyulang yaitu pohon, gardu, komponen JTM, peralatan JTM, pihak III/binatang,
layang-layang/umbul-umbul, alam, dan penyebab tidak ditemukan, dengan penyebab
tidak ditemukan menyumbang presentase terbesar dari keseluruhan penyebab sebesar
41%. Penyebab-penyebab tersebut harus dikendalikan, agar tidak menimbulkan bagi
perusahaan, nyatanya, penyebab gangguan penyulang menjadi salah satu faktor
akibat lama pemadaman. Dari berbagai penyebab tersebut dilakukan pencarian akar
permasalahan menggunakan Root Cause Problem Analysis (RCPS) yang berguna
untuk menjabarkan permasalahan secara lebih rinci.
2. Setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode RCPS, selanjutnya
melakukan pembuatan matriks prioritas berdasarkan tindakan yang harus dilakukan
terlebih dahulu guna sebagai ide perbaikan guna meminimalisir gangguan dan
mencapai zero gangguan. Prioritas ditentukan dikelompokkan berdasarkan tingkat
kesulitan dan dampak yang diperoleh. Sebanyak 10 merupakan perbaikan yang
memerlukan tingkat kesulitan yang rendah namun dapat berdampak tinggi untuk
gangguan penyulang, 2 perbaikan yang memiliki tingkat kesulitan rendah dan
berdampak rendah, 1 perbaikan dengan tingkat kesulitan tinggi dan berdampak
rendah dan sebanyak 3 dengan tingkat kesulitan tinggi dan berdampak tinggi.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 34
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN

5.2 Saran
Saran dari penelitian ini guna penelitian terkait dapat menjadi lebih baik, yaitu
1. Sebaiknya pihak persahaan dapat mencukupi ketersediaan sumber daya baik operator
maupun material pada saat perbaikan agar ketika penyulang satu mengalami
gangguan tidak membuat penyulang lainnya juga menjadi terganggu.
2. Pihak perusahaan membuat atau memaksimalkan jika sudah ada, alat yang berfungsi
melacak lokasi gangguan secara cepat dan tepat
3. Melakukan penjadwalan perawatan untuk penyulang yang sekiranya mengalami
gejala gangguan untuk meminimalisir perbaikan pada penyulang
4. Data yang digunakan tidak hanya terkait dengan gangguan pada penyulang
melainkan mencakup gangguan pada trafo, gardu induk dan juga susut jaringan.
5. Data yang diangkat tidak hanya terkait distribusi jaringan tegangan menengah namun
distribusi jaringan tegangan rendah.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 35

Anda mungkin juga menyukai