ISI-Laporan KKNP Gangguan Penyulang
ISI-Laporan KKNP Gangguan Penyulang
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 1
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
upaya pencapaian Zero Gangguan dengan metode Root Cause Problem Solving”. Dengan
harapan dapat mengetahui apa saja penyebab gangguan penyulang pada pendistribusian
jaringan tegangan menengah, dan mengukur apakah penyebab tersebut mempengaruhi
kinerja dalam pemeliharaan jaringan serta memperkirakan perbaikan apa saja yang dapat
diterapkan untuk memilimalisir masalah tersebut bagi pihak perusahaan maupun pihak
penulis.
1.2 Lingkup Observasi
Pada KKN-P ini terdapat lingkup observasi untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa dalam penerapan mata kuliah yang diperoleh pada saat kuliah di dunia kerja.
Lingkup observasi tersebut meliputi :
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Struktur organisasi
3. Aktivitas distribusi jaringan
Sesuai dengan yang direncanakan, maka observasi dan pengambilan data yang
dilakukan pada aktivitas pemeliharaan jaringan pada bagian Distribusi jaringan di PT.
PLN (Persero) area Balikpapan.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 2
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
1.3.2 Tujuan bagi Universitas Brawijaya
Adapun tujuan kegiatan praktek kerja ini bagi Universitas Brawijaya sebagai
berikut:
1. Diharapkan mampu membangun hubungan baik dan kerjasama dengan PT PLN
(Persero) Area Balikpapan.
2. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum
Teknik Industri Universitas Brawijaya sesuai dengan kebutuhan dunia industri akan
tenaga kerja yang terampil di bidangnya.
3. Dapat mengembangkan badan penelitian yang ada di Universitas.
1.3.3 Tujuan bagi PT PLN (Persero) Area Balikpapan
Adapun tujuan kegiatan praktek kerja ini bagi PT PLN (Persero) Area Balikpapan
Selatan adalah sebagai berikut:
1. Terjalinnya hubungan yang baik dengan pihak Universitas Brawijaya, terutama
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik sebagai salah satu instansi pendidikan bagi
calon tenaga ahli bidang teknik yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 3
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 4
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
2.2 Visi, Misi, Motto dan Budaya PT. PLN (Persero)
Adapun visi, misi, motto dan budaya perusahaan yang dimiliki oleh PT. PLN
(Persero) Area Balikpapan adalah sebagai berikut :
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 5
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara konsisten menunjukkan
kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap
pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik
jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak
yang berkepentingan.
c. Peduli
Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja
yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
bertumbuhan kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan terhadap setiap permasalahan
yang dihadapi perusahaan serta mencari solusi yang tepat.
d. Pembelajar
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan
praktek pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan
ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaruan perusahaan secara berkelanjutan.
2.4 Program Kerja
PT. PLN (Persero) Area Balikpapan memiliki program kerja yang menjadi acuan
untuk bekerja yaitu :
1. Zero Gangguan (Zero Padam)
2. Zero Keluhan
3. Zero Kecelakaan Kerja
4. Zero Daftar Tunggu
2.5 Wilayah Kerja PLN Balikpapan
Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Area Balikpapan meliputi: Kota Balikpapan,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, dan sebagian Kabupaten Kutai
Kartanegara. PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Area Balikpapan membawahi:
1. Rayon Balikpapan Selatan
2. Rayon Balikpapan Utara
3. Rayon Samboja
a. Kantor jaga Muara Jawa
4. Rayon Petung
a. Kantor Jaga Penajam
b. Sub Ranting Gersik
c. Sub Ranting Sepaku
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 6
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
d. Kantor Jaga Maridan
5. Rayon Longikis
a. Kantor Jaga Longkali
b. Kantor Jaga Kuaro
c. Kantor Jaga Pasir Mayang
6. Rayon Tanah Grogot
a. Sub Ranting Batu Sopang
b. Sub Ranting Muara Komam
c. Sub Ranting Kerang
d. Sub Ranting Tanjung Aru
1. Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 7
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Listrik Negara No. :031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang
Perusahaan Umum Listrik Negara.
Gambar 2.3 Logo Bidang Persegi Panjang Vertikal PT. PLN (Persero)
b. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa
utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik
bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan
PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak
laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam
menghadapi tantangan perkembangan jaman.
c. Tiga Gelombang
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 8
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang
tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 9
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
MANAJER AREA
NATAN, S.T.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 10
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB III
PELAKSANAAN KKN-P
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 11
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
3.3 Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata – Praktik (KKN-P) ini, digunakan dua
metode dalam pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi literatur di
perpustakaan serta dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini,
permasalahan yang dibahas dapat diselesaikan dengan teori yang ada.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 12
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Mulai
TAHAP
PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka
Identifikasi Masalah
Akar
Permasalahan
dan Ide Perbaikan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 13
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 14
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Dengan demikian, pemberian solusi dan ide perbaikan akan menjadi langkah yang tepat
untuk membantu pencapaian PT. PLN (Persero) Area Balikpapan untuk mencapai target
sesuai program Zero Gangguan.
1. Untuk mengeahui sejauh mana target dan kinerja pada gangguan penyulang
terrealisasi
2. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan penyulang pada kegiatan distribusi
jaringan
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari gangguan yang terjadi pada
penyulang
4.5 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu pada saat cuaca cerah,
karena pada saat hujan aktivitas pendistribusian jaringan tidak dapat terlaksana.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 15
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
4.6 Tinjauan Pustaka
4.6.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang terdiri dari unit
pembangkit, unit penyaluran/transmisi dan unit distribusi. Menurut Gonen, Turan,
(1996); Secara umum jaringan distribusi didefinisikan sebagai sistem tenaga listrik yang
menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk sampai kepada konsumen tenaga listrik..
Dilihat dari tegangannya unit distribusi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
1. Distribusi primer, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dengan
tegangan operasi nominal 20 kV/11,6 kV
2. Distribusi Sekunder, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan
tegangan operasi nominal 380/220 Volt
Pada sistem jaringan distribusi primer saluran yang digunakan pada masing – masing
beban disebut penyulang (Feeder). Pada umumnya setiap penyulang diberi nama sesuai
dengan daerah beban yang dilayani, hal ini bertujuan untuk memudahkan mengingat jalur
– jalur yang dilayani oleh penyulang tersebut.
4.6.2 Sistem Jaringan Tegangan Menengah
Sistem penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu :
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanpa isolasi seperti kawat AAAC (All
Aluminium Alloy Conductor), ACSR (Alluminium conductor steel reinforce) dan lain –
lain.
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah berisolasi seperti MVTIC (Medium Voltage
Twested Insulate Cable)
3. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanam berisolasi PVC (Poly Venyl
Clorida), EXLP (Crosslink Polythelene)..
Keluaran dari trafo daya dikumpulkan dulu pada Bus 20 KV di kubikel Gardu Induk
untuk kemudian di distribusikan melalui beberapa penyulang 20 KV ke konsumen dengan
jaringan melalui Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Pendistribusian jaringan
bisa ditarik sepanjang puluhan sampai ratusan kilometer termasuk percabangannya dan
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 16
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
biasanya ada diluar kota besar. Seperti diketahui di Indonesia, jaringan dengan konduktor
telanjang yang digelar di udara bebas banyak mengandung resiko terjadi gangguan pada
penyulang yang disebabkan oleh banyak faktor. Resiko gangguan tersebut dapat memicu
timbulnya berbagai akibat yaitu rusaknya kabel penhubung, energi yang seharusnya
disalurkan mejadi tidak tersaluirkan, atau bahkan memicu lamanya pemadaman listrik.
4.6.3 Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik terdiri dari pembangkit, gardu induk,
jaringan transmisi dan distribusi. Pada sistem ini setiap gangguan yang terjadi pada salah
satu sistem tersebut akan menggangu semua beban yang ada pada saluran tersebut.
Apabila gangguan tersebut bersifat permanen maka diperlukan perbaikan terlebih dahulu
sebelum mengoperasikan kembali sistem tersebut, maka pelanggan yang mengalami
gangguan pelayanan jumlahnya relatif banyak.
Berdasarkan ANSI (American National Standards Institute) / IEEE (Institute of
Electrical and Electronics Engineers) Std. 100-1992, gangguan didefinisikan sebagai
suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau suatu
elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Menurut Suswanto (2009); Gangguan
hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke
tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi.
Gangguan hubung singkat sendiri dapat didefinisikan sebagai gangguan yang terjadi
akibat adanya penurunan kekuatan dasar isolasi antara sesama kawat fasa dengan tanah
yang menyebabkan kenaikan arus secara berlebihan.
4.6.3.1 Penyebab Gangguan
Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi di antara penghantar phasa
atau antara penghantar phasa dangan tanah. Secara nyata kegagalan isolasi dapat
menghasilkan beberapa efek pada sistem yaitu menghasilkan arus yang cukup besar, atau
mengakibatkan adanya impedansi diantara konduktor phasa atau antara penghantar phasa
dan tanah. Menurut Hutauruk, dalam Suswanto 2009:248; Faktor-faktor penyebab
terjadinya gangguan pada jaringan distribusi adalah :
Surya petir atau surya hubung
Burung atau daun-daun
Polusi debu
Pohon-pohon yang tumbuh di dekat jaringan
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 17
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Keretakan pada isolator
Andongan yang terlalu kendor
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 18
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik
setiap saat dibutuhkan, sedangkan sistem yang mempunyai keandalan rendah bila tingkat
ketersediaanya rendah, yaitu seringnya padam.
Menurut Tim Kajian Per Perencanaan Sistem Distribusi Tenaga Listrik, 2005,
macam-macam tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 hal
antara lain :
a. Sistem dengan keandalan tinggi (High Reliability System).
Pada kondisi normal, sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk
menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dalam
keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem ini tentu saja diperlukan
beberapa peralatan dan pengamanan yang cukup banyak untuk menghindarkan adanya
berbagai macam gangguan pada sistem.
b. Sistem dengan keandalan menengah (Medium Reliability Sistem)
Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk
menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dalam
keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem tersebut masih bias
melayani sebagian dari beban meskipun dalam kondisi beban puncak. Dalam system ini
diperlukan peralatan yang cukup banyak untuk mengatasi serta menaggulangi gangguan-
gangguan tersebut.
c. Sistem dengan keandalan rendah (Low Reliability System)
Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk
menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Jika terjadi
gangguan pada jaringan, sistem sama sekali tidak bisa melayani beban tersebut. Jadi perlu
diperbaiki terlebih dahulu, tentu saja pada sistem ini peralatan-peralatan pengamanannya
relatif sedikit.
Kontinyuitas pelayanan, penyaluran jaringan distribusi tergantung pada jenis dan
macam sarana penyalur dan peralatan pengaman, di mana sarana penyaluran (jaringan
distribusi) mempunyai tingkat kontinyuitas yang tergantung pada susunan saluran dan
cara pengaturan sistem operasiannya, yang pada hakekatnya direncanakan dan dipilih
untuk memenuhi kebutuhan dan sifat beban. Tingkat kontinyuitas pelayanan dari sarana
penyaluran di susun berdasarkan lamanya upaya menghidupkan kembali suplai telah
pemutusan karena gangguan.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 19
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Berdasarkan SPLN 52-3, 1983, Tingkatan kontinyuitas pelayanan dapat dibedakan
menjadi 4 yaitu :
1. Tingkat I
Dimungkinkan padam berjam-jam, yaitu waktu yang diperlukan untuk mencari dan
memperbaiki bagian yang rusak karena gangguan.
2. Tingkat II
Padam beberapa jam, yaitu yang diperlukan untuk mengirim petugas ke lapangan,
melokalisasi kerusakan dan melakukan manipulasi untuk menyalakan sementara kembali
dari arah atau saluran yang lain.
3. Tingkat III
Pada beberapa menit, yaitu manipulasi oleh petugas yang siap sedia di posisi atau
dilakukan deteksi/pengukuran dan pelaksanaan manipulasi jarak jauh dengan bantuan
DCC (Distribution Control Centre)
4. Tingkat IV
Padam beberapa detik, yaitu pengamanan dan manipulasi secara otomatis dari DCC
(Distribution Control Centre) tanpa Padam yaitu jaringan yang dilengkapi instalasi
cadangan terpisah dan otomatis secara penuh dari DCC (Distribution Control Centre).
Menurut Billiton, R dan Billiton, J.E, 1989, Kegunaan dari informasi keandalan
sistem adalah sangat luas. Ada beberapa kegunaan yang paling umum yaitu :
1. Melengkapi menejemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan pada
sistemm listrik secara keseluruhan.
2. Untuk mengidentifikasi sub sistem dan sirkit dengan capaian dibawah standar untuk
memastikan penyebabnya.
3. Melengkapi menejemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan
mengenai untuk masing-masing area operasi.
4. Menyediakan sejarah keandalan dari sirkit individu untuk diskusi dengan pelanggan
sekarang atau calon pelanggan.
5. Memenuhi syarat pelaporan pengaturan.
6. Menyediakan suatu basis untuk menetapkan ukuran-ukuran kesinambungan layanan.
7. Menyediakan data capaian yang penting bagi suatu pendekatan probabilistik untuk
studi keandalan sistem distribusi.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 20
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 21
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
4.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.7.1 Target Kinerja Gangguan Penyulang
Dalam pendistribusian listrik sangat perlu memperhatikan pelanggan yang dituju.
Berbagai macam pelanggan yang memiliki potensi untuk penyaluran listrik yang terbagi
menjadi rumah tangga, industri, bisnis, sosial, serta manufaktur dan kemudian disalurkan
melalui penyulang sebanyak 20 penyulang pada Rayon Balikpapan Selatan yang
berfungsi untuk menyalurkan aliran listrik dari gardu induk ke pelanggan yaitu I1, I2, I3,
I4, I5, I6 ,I7, I8, I9, I10, I11, I12, S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8.
PENYULANG
Nama Panjang (KMS) No. Nama Panjang (KMS)
No.
1. 11.
I.1 20,55 I.11 5,12
12.
2. I.2 18,05 I.12 7,62
13.
3. I.3 9,41 S.1 134,68
4. 14.
I.4 3,04 S.2 37,52
5. 15.
I.5 9,31 S.3 35,31
6. 16.
I.6 3,71 S.4 7,79
7. 17.
I.7 19,43 S.5 45,6
8. 18.
I.8 28,36 S.6 14,16
9. 19.
I.9 25,44 S.7 10,3
10. 20.
I.10 39,23 S.8 8,78
Sumber : PT. PLN (Persero) Area Balikpapan
PT. PLN (Persero) Area Balikpapan, Rayon Balikpapan Selatan sendiri memiliki
target sebagai batas gangguan pada masing-masing penyulang setiap tahun sebagai tolak
ukur keberhasilan sejauh mana gangguan dapat diatasi. Besaran target tersebut ditentukan
berdasarkan ketetapan wilayah dengan acuan tahun sebelumnya dan juga panjang pada
tiap – tiap penyulang. Berikut merupakan grafik yang mengambarkan gangguan pada
penyulang.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 22
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
50
45
40
36
35
30
25
25
21
20 18
1616
14 14 13 13
15 12
11
9 910 9
10
44 45 4 4 4 4 54
5 22 1 2
0 10 10 0 11 10
0
I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 I.7 I.8 I.9 I.10 I.11 I.12 S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 S.7 S.8
Target Gangguan
Gambar 4.1 Perbandingan Target dan Realisasi gangguan penyulang tahun 2016
Sumber : PT. PLN (Persero) Area Balikpapan
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 23
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 24
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 25
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Dari berbagai macam penyebab gangguan, terdapat faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap terjadinya gangguan yang mengakibatkan tidak sesuainya target
yang telah ditentukan terhadap realisasinya berdasarkan seluruh penyulang yang telah di
akumulasikan dalam tahun 2016.
JAN-
JAN-DES JAN-DES
TAHUN APRIL
2015 2016
2017
Penyebab Gardu 2 1 0
Internal Komponen JTM 25 18 0
Peralatan JTM 27 12 8
Penyebab Tidak
153 77 21
Ditemukan
Tiang 1 0 0
Penyebab pohon 83 36 14
Eksternal Pihak III/
binatang 23 51 11
Alam 47 15 1
Layang layang/
Umbul-umbul 10 1 0
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 26
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Pada gambar 4.8 merupakan presentase diagram yang menunjukan besarnya tiap-tiap
penyebab. Penyebab tidak ditemukan merupakan penyebab yang memiliki presentase
terbesar yakni sebesar 41%, kemudian diikuti oleh pohon sebesar 22%, sebesar 13%
adalah Alam, lalu sebesar 7% adalah Komponen JTM dan Peralatan JTM dan sebesar 6%
merupakan pihak III/ Binatang, 3% disebabkan oleh layang-layang / umbul-umbul dan
sisanya disebabkan oleh gardu dan tiang.
PENYEBAB GANGGUAN PENYULANG
Layang layang/
Umbul-umbul gardu komponen JTM
Alam 3% 1% 7%Peralatan JTM
Pihak III/ 13% 7%
binatang
6%
pohon
22% Penyebab Tidak
Ditemukan
Tiang 41%
0%
500
398.53
400 354.1
287.05 290.29 300.71
300
204.47
200 127.74 130.84 136.03
102.79 93.85
100
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 27
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Gambar 4.9 adalah grafik lama pemadaman pada tahun 2016 untuk semua
penyulang pada Rayon Balikpapan Selatan. Terlihat grafik diatas menujukan fluktuasi
naik turun setiap bulannya. Hal tersebut merupakan dampak yang paling dapat terlihat
dari gangguan penyulang.
Adapun dampak lainnya yang disebabkan oleh gangguan penyulang, yakni : Jumlah
pelanggan yang padam banyak
- Jarak pemadaman luas
- Kegiatan masyarakat terhambat
- Energi tidak menjadi tersalurkan atau KWH jual menurun
- Peralatan kemingkinan rusak; isolator pecah, jumper putus
- Umur/ daya tahan material yang terpasang akan menurun
- Susust pada penyulang karena dibutuhkan daya energize pada penyulang
tersebut pada saat dipulihkan kembali
Dampak yang disebabkan oleh gangguan pada penyulang diatas merupakan kerugian
yang dilihat dari sisi masyarakat yang tak lain adalah pemakai energi listik dan juga dari
pihak PT. PLN (Persero) Area Balikpapan.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 28
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Mulai
Pengumpulan Data
Gangguan
Penyulang
Historikal Gangguan
Penyulang
Analisis Penyebab
Gangguan
Penyulang
Analisis Gangguan
Penyulang
menggunakan RCPS
Matriks Prioritas
dan Ide Perbaikan
Implementasi
Perbaikan
Gangguan TIDAK
Penyulang
menurun?
YA
Evaluasi Hasil
Selesai
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 29
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
gangguan seluruh penyulang dengan harapan agar dapat dibuat pemetaan pekerjaan
untuk perbaikan, dalam hal ini pembuatan berpedoman pada digram RCPS sesuai tools
OPI (Operational Performance Improvement) untuk lebih mempermudah menemukan
akar permasalahan secara pasti yang mengakibatkan tergangguanya Penyulang.
Analisis yang dituangkan pada Root Cause Problem Solving tersebut berdasarkan
hasil data historikal dan juga wawancara dari karyawan PT. PLN (persero) Rayon
Balikpapan Selatan bagian Pemeliharaan Jaringan dan seluruh karyawan yang terkait
dengan pendistribusian jaringan. Gambar 4.11 merupakan penjabaran Root Cause
Problem Solving, sebagai berikut :
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 30
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
KURANGNYA PEMAHAMAN
MASYARAKAT TERHADAP
KEANDALAN ALIRAN LISTRIK
PROGRAM PEMDA
MENGENAI KALTIM
GREEN
SISTEM PELAKSANAAN
PEMANGKASAN POHON BELUM ADANYA SOP
TIDAK OPTIMAL YANG TERSTRUKTUR
POHON
KOMPONEN PROTEKSI TIDAK ADANYA PEMERIKSAAN
PETIR SECARA BERKALA TERKAIT
PETIR TIDAK BERFUNGSI PENANGKAL PETIR
MASIH TERDAPAT
ALAM TANAH LONGSOR ANDONGAN JTM YANG
KENDOR
POHON TUMBANG
ANGIN & HUJAN
MENGENAI JARINGAN
JARINGAN MELEWATI
HUTAN
KONDUKTOR TIDAK
BERISOLASI
KONSTRUKSI TIDAK
ISOLATOR PECAH
STAANDART
KUALITAS MATERIAL
JUMPER PUTUS
RENDAH
KUALITAS PENGERJAAN
RENDAH
KOMPONEN JTM
KUALITAS MATERIAL
USIA MATERIAL
KURANGNYA
PERALATAN JTM MONITORING INSPEKSI BAHAN MATERIAL
PERALATAN
USIA/LIFE TIME
MATERIAL
PROGRAM
TIANG PEMELIHARAAN DAN
PEMELIHARAAN BELUM
INSPEKSI KURANG
OPTIMAL
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 31
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
Matriks Prioritas
Keterangan :
11 5 7 1
10 8 4
16
Tingkat Kesulitan Tinggi – Berdampak Tinggi
RENDAH
14
TINGGI RENDAH
TINGKAT KESULITAN
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 32
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
10 Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat tentang gangguan/bahaya
SUTM
11 Memperketat Pengawasan pengerjaan konstruksi
12 Penggantian Konstruksi
13 Penentuan Standart Konstruksi
14 Mengusulkan Percepatan penggantian material yang sudah usang
15 Optimalisasi kinerja YANTEK
16 Diadakan Pengecekan Perlengkapan Secara Rutin
Dari hasil penjabaran Matriks Prioritas dapat diketahui bahwa terdapat 16 Ide
Perbaikan yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesulitan dan dampak yang
diperoleh. Sebanyak 10 merupakan perbaikan yang memerlukan tingkat kesulitan yang
rendah namun dapat berdampak tinggi untuk gangguan penyulang, 2 perbaikan yang
memiliki tingkat kesulitan rendah dan berdampak rendah, 1 perbaikan dengan tingkat
kesulitan tinggi dan berdampak rendah dan sebanyak 3 dengan tingkat kesulitan tinggi
dan berdampak tinggi.
Ide perbaikan yang dituangkan merupakan hasil dari wawancara pihak Area
Balikpapan dan Rayon Balikpapan Selatan dengan pemilihan tingkatannya ditentukan
sendiri oleh penulis. Dengan demikian, pihak perusahaan dapat lebih mudah untuk
mengatasi dan meminimalisir penyebab gangguan berdasarkan tingkat kesulitan dan
dampak dari matriks prioritas tersebut.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 33
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan. Kesimpulan yang didapatkan dari rumusan masalah yang telah ditetapkan, dan
saran yang diharapkan dapat memberikan masukan untuk pengembangan penelitian.
5.1 Kesimpulan
Terdapat dua kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.
Berikut merupakan kesimpulan, yaitu :
1. Berdasarkan hasil analisis target kinerja PT. PLN (Persero) Area Balikpapan- Rayon
Balikpapan Selatan memiliki pencapaian yang sudah cukup baik dari hasil target dan
realisasinya, namun masih ada beberapa penyulang yang masih mengalami gangguan
yang melebihi dari target. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa PT. PLN (Persero) Area
Balikpapan- Rayon Balikpapan Selatan Analisis masih belum mencapai zero
gangguan. Belum tercapainya target dikarenakan terdapat penyebab gangguan
penyulang yaitu pohon, gardu, komponen JTM, peralatan JTM, pihak III/binatang,
layang-layang/umbul-umbul, alam, dan penyebab tidak ditemukan, dengan penyebab
tidak ditemukan menyumbang presentase terbesar dari keseluruhan penyebab sebesar
41%. Penyebab-penyebab tersebut harus dikendalikan, agar tidak menimbulkan bagi
perusahaan, nyatanya, penyebab gangguan penyulang menjadi salah satu faktor
akibat lama pemadaman. Dari berbagai penyebab tersebut dilakukan pencarian akar
permasalahan menggunakan Root Cause Problem Analysis (RCPS) yang berguna
untuk menjabarkan permasalahan secara lebih rinci.
2. Setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode RCPS, selanjutnya
melakukan pembuatan matriks prioritas berdasarkan tindakan yang harus dilakukan
terlebih dahulu guna sebagai ide perbaikan guna meminimalisir gangguan dan
mencapai zero gangguan. Prioritas ditentukan dikelompokkan berdasarkan tingkat
kesulitan dan dampak yang diperoleh. Sebanyak 10 merupakan perbaikan yang
memerlukan tingkat kesulitan yang rendah namun dapat berdampak tinggi untuk
gangguan penyulang, 2 perbaikan yang memiliki tingkat kesulitan rendah dan
berdampak rendah, 1 perbaikan dengan tingkat kesulitan tinggi dan berdampak
rendah dan sebanyak 3 dengan tingkat kesulitan tinggi dan berdampak tinggi.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 34
PT. PLN Area Balikpapan
RAYON BALIKPAPAN SELATAN
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini guna penelitian terkait dapat menjadi lebih baik, yaitu
1. Sebaiknya pihak persahaan dapat mencukupi ketersediaan sumber daya baik operator
maupun material pada saat perbaikan agar ketika penyulang satu mengalami
gangguan tidak membuat penyulang lainnya juga menjadi terganggu.
2. Pihak perusahaan membuat atau memaksimalkan jika sudah ada, alat yang berfungsi
melacak lokasi gangguan secara cepat dan tepat
3. Melakukan penjadwalan perawatan untuk penyulang yang sekiranya mengalami
gejala gangguan untuk meminimalisir perbaikan pada penyulang
4. Data yang digunakan tidak hanya terkait dengan gangguan pada penyulang
melainkan mencakup gangguan pada trafo, gardu induk dan juga susut jaringan.
5. Data yang diangkat tidak hanya terkait distribusi jaringan tegangan menengah namun
distribusi jaringan tegangan rendah.
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya 35