Anda di halaman 1dari 1

SEDETIK

21 April 2016, perlombaan memperingati hari kartini diadakan di sekolahku. Saat itu, aku
hanya melihat sebuah pemandangan yang berisikan peserta lomba. Aku tertawa melihat
mereka yang dengan lucunya mengambil koin dari buah semangka yang berlumuran coklat
itu. Tatkala, niat bahagiaku berubah. Kini, aku tersenyum melihatmu. Ya, aku menyukaimu
dalam 1 detik. Kau tahu apa yang hatiku pertanyakan? Hatiku bertanya, siapa namamu? Dan
kelas berapakah kamu?

Berminggu-minggu aku mencarimu di sekolah, tapi tak kunjung kutemukan. Dan pada
akhirnya kita berselisih di depan kantor. Satu hal yang harus kulakukan saat itu. Ya, melihat
nama di bajumu. Muhammad Ansor , itu namamu. Dan juga dalam 1 detik aku merasa
bahagia sekali bisa mengetahui namamu. Ternyata kamu kelas 10. Dan pantas saja aku susah
untuk menemukanmu. Kelas kita jauh. Awalnya aku merasa minder untuk kenal denganmu.
Karena aku kelas 12. Tapi aku pantang menyerah. Kuberanikan diri untuk mengirimimu DM
di instagram.

Kita berkenalan, dan aku pun tak menyangka, bagaimana bisa kau mengatakan “senang bisa
kenalan sama kakak”. Kata itu memotivasiku Ansor . Tapi, pertanyaanmu yang kutunggu-
tunggu tak kunjung datang. Kapan kau akan meminta pin bbm ku? Ternyata tak kunjung kau
tanyakan. Aku bisa apa? Karena aku sangat menyukaimu, terpaksa aku yang harus bersikap

seolah-olah aku adalah wanita yang tak punya malu.

Semenjak saat itu, kita kontakan di bbm. Tapi kau tak pernah mengirimiku chat duluan.
Selalu saja aku yang harus memulai. Tapi kau apa? Kau membalasnya dengan cuek. Aku
malu.

Kini di sekolah, seringkali diadakan acara untuk memperingati hal-hal yang lain. Aku sering
melihatmu. Walaupun mataku memandang dari jarak yang cukup jauh. Tapi aku sangat
bahagia. Mungkin kau tak pernah memandangku. Mungkin hanya aku saja yang mempunyai
perasaan yang berlebihan ini. Kemarin, kita sempat berpapasan di jalanan yang becek itu.
Kita sangat dekat sekali. Tapi mataku selalu tak sanggup melihatmu sedekat itu.

Ansor, sekarang ku tahu, bahwa Allah sengaja tak memerintahkan hatimu untuk berpaling
padaku. Karena pacaran bukanlah hal yang baik. Dan jalanku masih panjang. Mungkin Allah
akan memerintahkan hatimu untuk datang padaku kelak. Aku mencintaimu karena Allah
Adnan. Seperti yang sudah kulihat sebelumnya. Kamu sangat rajin beribadah. Setiap hari aku
melihatmu di musholla. Dan juga aku melihatmu menjadi yang pertama berada di aula untuk
melaksanakan wirid yasin. Dan aku juga pernah menanyakan mu. “Tumben cowok bangun
pagi?” Dan kau menjawab “kalau Ansor sih shalat” mulai saat itu, kamu menjadi orang
pertama yang membuatku jatuh cinta kepadamu karena Allah.

Ansor , aku menyukaimu, aku mencintaimu. I love you because Allah. Kini, aku mulai untuk
tidak menghubungimu lagi, aku akan bersabar, dan aku percaya untuk kedepannya pasti
Allah merencanakan hal terindah untukku dan juga kamu. Semoga kita bertemu lagi dalam
keadaan yang terduga.

Anda mungkin juga menyukai