Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PELAKSANAAN

PELATIHAN IMPLEMENTASI KOMITE KEPERWATAN

Lampiran : Kepada Yth :

Perihal : Laporan Direktur

RS Muhammadiyah jombang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Menindak lanjuti hasil pelaksanaan pelatihan Implementasi komite keperawatan , maka


bersama ini kami sampaikan laporan tersebut dengan kesimpulan sebagai berikut

1. Pelatihan diselenggarakan pada :


Hari dan Tanggal : kamis-sabtu / 13-15 september 2018
Tempat :RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Jam : Jadwal Terlampir
2. Petugas yang diberangkatkan
 Eva Yuni Rahayu, Amd. Kep
 Ari Yuliani, Amd. Kep.

3. Pembahasan pelatihan.

Menteri Kesehatan RI (dr. Nafsiah Mboi SpA, MPH) telah menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan No 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit. Peraturan
tersebut menyatakan bahwa setiap rumah sakit harus membentuk komite keperawatan.
Komite keperawatan ini bukan merupakan wadah perwakilan dari staf keperawatan,
melainkan organisasi non struktural dengan keanggotaan yang terdiri dari tenaga
keperawatan (perawat dan bidan). Kewenangan Klinis Perawat didapatkan setelah melalui
proses kredensial yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial Komite Keperawatan.
Kewenangan Klinis itulah yang dijadikan dasar bagi Direktur Rumah Sakit untuk
memberikan Penugasan Klinis. Menyusun Kewenangan Klinis bisa jadi bukan pekerjaan
mudah. Tapi Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI) yang dikeluarkan oleh
PPNI bisa menjadi rujukan.

Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai
perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan standar
profesi, standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru.

Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan di


Rumah Sakit masih rendah, disebabkan karena beberapa hal antara lain: kemauan belajar
rendah, belum terbiasa melatih berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga
tidak memiliki waktu, fasilitas-sarana terbatas, belum berkembangnya sistem pendidikan
berkelanjutan bagi tenaga keperawatan.
Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu profesi tenaga
keperawatan antara lain audit, diskusi, refleksi diskusi kasus, studi kasus,
seminar/simposium serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah sakit.

Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan mengambil
keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan
keperawatan dan kebidanan.

Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam


pemberian pelayanan keperawatan dan kebidanan.

Tujuan sub komite mutu profesi keperawatan

Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan


keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai
kewenangannya.

Tugas sub komite mutu profesi keperawatan

1. menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;


2. merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
3. melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
4. memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

Kewenangansub komite mutu profesi keperawatan

Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi tindak lanjut


audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan
serta pendampingan.

Mekanisme kerja sub komite mutu profesi

Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme sebagai
berikut:

1. koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil
tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir;
2. mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan
standar profesi;
3. merekomendasikan perencanaan kepada unit yang berwenang;
4. koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan;
5. melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara:

 pemilihan topik yang akan dilakukan audit; penetapan standar dan kriteria;
 penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
 membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
 melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
 menerapkan perbaikan;
 rencana reaudit.

Demikian laporan pelaksanaan pelatihan yang kami buat dengan sebenar benarnya dan
saya ucapkan banyak terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jombang, 25 september 2018
Petugas

Ari Yuliani, Amd. Kep.


SOFT COPY PPT

Anda mungkin juga menyukai