Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurhidayah

Nim : 0310173109
Semester : IV ( Empat )
Mata Kuliah : Fisiologi Hewan

SYSTEM OTOT
Fungsi, Jenis Dan Sifat Otot

A. Fungsi Otot
Otot berfungsi sebagai organ efektor yang dapat merespon berbagai stimulus
seperti perubahan tekanan, panas, dan cahaya. otot berfungsi dala berbagai system seperti
system pencernaa, reproduksi, ekskresi, dan yang berhubungan dengan pergerakan otot
otot yang menyususnnya. dan otot adalah unit yang berperan dalam pergerakan hewan.
B. Jenis Otot
Secara structural otot, ada 3 jenis otot yaitu otot rangka (sketel muscle), otot
jantung (cardiac muscle), dan otot polos (smooth muscle).
1. Otot Rangka
Otot ini bertanggung jawab atas aktivitas pergerakan tubuh secara sadar. Otot rangka
disebut juga otot lurik karena pengaturan filamennya yang tumpang tindih sehingga
memberikan sel sel itu penampakan berlurik atau bergaris dibawah mikroskop.

2. Otot Jantung
Otot jantung merupakan jaringan kontraktil dari jantung. Aktivitas gerak yang terjadi
pada otot jantung secara tidak sadar, namun mampu mengantarkan signal dari sel sel
selama jantung berdetak.
3. Otot Polos
Otot polos ini terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding usus, dan dinding
kandung kencing. System kerja dari otot ini tidak menurut kehendak atau diluar
kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
C. Sifat Otot
Adapun karakteristik yang terdapat pada system otot ialah sebagai berikut :
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidakmelibatkan
pemendekan otot.
2. Ektensibilitas
Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi olehimpuls,Serabut otot
memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjangotot saat rileks
3. Elastisitas
Serabut otot dapat kembali Ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.

Rangsangan, Tanggapan Dan Penegangan Otot

A. Rangsangan Otot
Untuk keperluan percobaan di laboratorium, dibedakan 4 macam bentuk rangsangan,
yaitu :
1) Mekanik (pijitan, pukulan, tarikan).
2) Kimia (larutan asam dan larutan garam).
3) Panas (keadaan yang bersifat panas atau dingin).
4) Listrik (arus listrik yang diberikan terhadap otot atau saraf).

Diantara keempat macam bentuk rangsangan tersebut yang sering digunakan


adalah rangsangan listrik, karena intensitas rangsang, lamanya pemberian rangsang, dan
frekuensi rangsang dapat dengan mudah diatur dan kerusakan yang ditimbulkan pada
jaringan adalah minim.

B. Tanggapan Otot
Untuk mencatat berbagai macam aktivitas fisiologik pada umumnya digunakan
kimograf. Alat ini terdiri dari tabung aluminium yang dapat diputar oleh motor listrik
atau oloeh per, dan kecepatan putarannya dapat diatur. Tabung aluminium biasanya
ditempeli kertas licin dan halus yang diberi jelaga, sehingga kalau pencatat menekan pada
kertas yang berjelaga ini, akan meninggalkan bekas.
Untuk menyediakan otot bagi keperluan percobaan, kita pilih katak yang baik,
kemudian kepalanya dipotong dan sumsum tulang belakangnya dirusak. Kulit dilepas
dari kaki belakang, sehingga ototnya terlihat. Otot betis (gastrocnemius) dengan urutnya
(tendon) kemudian dipisahkan dari tulangnya.

Faktor Yang Mempengaruhi Kontraksi Otot

1. Treppe (atau disebut juga Staircase Effect), yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi
berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan yang berselang beberapa
detik, pengaruh ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi ion Ca++ di
dalam serabut otot yang meningkatkan pola aktivitas miofibril.
2. Summasi merupakan hasil penjumlahan kontraksi 2 jalan, yaitu summasi unit motor
berganda dan summasi gelombang. Summasi unit motor berganda (Multiple Motor Unit
Summation) terjadi apabila lebih banyak unit motor yang dirangsang untuk berkontraksi
secara stimultan pada otot. Oleh karena itu, semakin banyak serabut otot dan berkas-
berkasnya yang berkontraksi dan menghasilkan kekuatan yang lebih besar di dalam otot
secara keseluruhan. Summasi gelombang (Wave Summation) terjadi apabila frekuensi
stimulasi ditingkatkan kepada unit-unit motor. Jadi, frekuensi rangsangan sedemikian
rupa sehingga kontraksi yang pertama belum juga selesai meski kontraksi berikutnya
sudah mulai. Dua kontraksi itu menjadi aditif yang tentunya meningkatkan kekuatan
kontraksi.
3. Tetani (tetanus) terjadi apabila frekuensi stimulasi (summasi gelombang) menjadi
demikian cepat sehingga tidak ada peningkatan frekuensi lebih jauh lagi yang akan
meningkatkan tegangan kontraksi, tenaga terbesar yang dapat dicapai oleh otot telah
tercapai.
4. Fatigue merupakan menurunnya kapasitas bekerja yang disebabkan oleh pekerjaan itu
sendiri (ATP total yang tersedia jumlahnya menurun, tenaga untuk kontraksi menurun
juga dan otot akan semakin melemah). Muscle fatigue (kelelahan otot) menurunnya
kekuatan kontraksi setelah berlangsungnya stimulasi yang berkepanjangan. Ischemia,
kontraksi otot menekan pembuluh darah di dalam otot dan oleh karenanya menurunkan
suplai atau aliran darah apabila terjadi kontraksi yang berkepanjangan. Cramp otot, yaitu
ischemia disertai menumpuknya asam laktat.
5. Rigor dan Rigor Mortis
Rigor kelelahan yang berlebihan , hal ini terjadi apabila sebagian terbesar ATP dari
dalam otot setelah dihabiskan, kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke dalam reticulum
sarkoplasma melalui mekanisme pemompaankalsium. Oleh karena itu, relaksasi tidak
bisa terjadi karena filamen aktin dan myosin terikat dalam suatu ikatan yang erat.
Mekanisme Kontraksi
Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras
dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Hal ini melibatkan kerja saraf. Karena
memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi
satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Kontraksi dapat
berlangsung bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh lain.
ontraksi dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot.

Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi
dari 2 protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Agar tulang dapat kembali
ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi
semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja
otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian
kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
Karena itulah otot dikatakan sebagai bagian dari alat gerak aktif yang tidak bisa bekerja sendiri-
sendiri. Hal ini disebabkan jika bagian otot satu bergerak, maka bagian lain juga akan ikut
terlibat.

Otot - otot membentuk penempelan ke struktur lain dengan 3 cara yaitu :

1. Tendon menempelkan otot ke tulang


2. Otot menempel secara langsung (tanpa tendon) ke tulang atau jaringan lunak
3. Sebuah fasia yang rata berbentuk seperti lembaran yang disebut aponeurosis dapat
menghubungkan otot ke otot atau otot ke tulang

Sistem otot memiliki karakteristik tersendiri yaitu:

 Kontrakstibilitas, kemampuan otot untuk memendek atau berkontraksi.


 Eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
 Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot
saat rileks.
 Elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
menegang dalam artian lain relaksasi.

Kontraksi otot memerlukan suplai ATP yang banyak. Ketika ATP dikonsumsi oleh otot yang
berkontraksi, energinya diganti kembali dengan 3 cara :
1. Metabolisme aerobic, dengan keberadaan oksigen, bahan bakar seperti glikogen, glukosa
dan lemak dapat dihancurkan untuk membentuk energi.
2. Metabolisme anaerobic, tubuh dapat juga memetabolisme bahan bakar tanpa adanya
oksigen. Meskipun demikian, bila oksigen tidak ada, penghancuran bahan bakar secara
penuh tidak mungkin terjadi. Dan asam laktat akan terbentuk. Akumulasi dari asam
laktat mungkin bertanggung jawab terhadap nyeri pada otot yang berhubungan dengan
kerja keras.
3. Metabolisme dari keratin fosfat, keratin fosfat mengandung energi yang dapat digunakan
tubuh untuk mengganti ATP secara cepat selama kontraksi otot. Sebagai bentuk
penyimpanan energi, keratin fosfat memastikan bahwa otot rangka dapat bekerja untuk
waktu yang lama.

Otot dapat mengalami regenerasi sesuai dengan jenisnya seperti otot polos yang
meregenerasi dengan cara mitosis, otot lurik yang beregenerasi dari mioblas dan otot jantung
yang khususnya sangat sulit beregenerasi, jika ada kesurasakan dalam jarigan otot jantung
biasanya diganti oleh jaringan pengikat.
Daftar Pustaka
Evelyn, C. Pearce, Sri Yuliani Handoyo. 2016. Anatomo dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama CV Prima Grafika Cetakan Keempat Puluh Empat
Febriani, Indayana. 2017. Biologi umum. Medan : FITK UINSU
Santoso, Putra. 2009. Buku Aja Fisiologi Hewan. Padang : Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai